• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Hukum Adat Pela Gandong antara Negri Latuhalat dan Negri Alang di Ambon, Maluku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Hukum Adat Pela Gandong antara Negri Latuhalat dan Negri Alang di Ambon, Maluku"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN HUKUM ADAT PELA GANDONG ANTARA NEGRI LATUHALAT DAN NEGRI ALANG DI AMBON, MALUKU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Kristen Satya Wacana

Imelda J Souisa 312010031

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penelitian sampai tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak dengan kesabaran serta ketulusannya memberikan semangat, dorongan, bimbingan serta pengarahan kepada penulis baik moril maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Papa di surga, Mama, Kaka Oni, dan juga seluruh keluarga besarku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan yang menjadi anugerahku untuk menjalani kehidupan.

2. Bapak selaku dosen pembimbing Theofransus Litaay SH.,LLM.,Ph.D yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum UKSW yang telah berkenan memberikan pengetahuan dan bimbingan selama penulis menjalani masa perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu staf pegawai Fakultas Hukum UKSW yang telah memberikan banyak kemudahan dan dukungan dalam masa perkuliahan.

5. Untuk Sayang ‘Osvaldo AY.Seba,SH’ , seseorang yang keberadaannya telah melatih kedewasaan, memberikan semangat dan memberikan arti kehidupan bagi penulis. Terimakasih atas kebersamaan yang indah selama ini.

6. Sahabat-sahabat terbaikku: Astrid, Vanessa, D’Maviah (armel,jen,ey,loren,epin,karin), kk’pinno, kk’ian, dian dan teman-teman terkasih yang tidak bisa penulis sebutkan

(8)

7. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala dukungannya.

Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat berguna bagi penelitian dimasa depan kususnya bagi perkembangan kemajuan Ilmu Hukum di Fakultas Hukum UKSW. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Salatiga, Juni 2016 Penulis

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Memperoleh pemahaman tentang pelaksanaan hukum adat pela gandong dan tinjaun hukum adat dalam hubungan dengan larangan perkawinan antar pela

Pada dasarnya hukum adat merupakan hukum yang tumbuh dan berkembang dalam suatu komunitas masyarakat dimana masyarakat itu sendiri yang menganut serta menaatinya. Yang tidak kalah penting untuk mendapat perhatian secara seksama adalah bahwa hukum adat itu telah dipraktekkan sejak lama sehingga menjadikan hukum adat sebagai faktor penentu dalam mempersatukan seluruh anggota masyarakat, baik dari segi lahiriah maupun non lahiriah dalam konteks hukum adat

Latuhalat dan Alang adalah Negri atau desa yang berada di provinsi maluku dengan ibukota Ambon, sebuah wilayah yang berada di daerah timur Indonesia.Kedua Negri ini berada di satu daratan yaitu Pulau Ambon. Negeri Latuhalat meliputi Tanjung Nusaniwe seluruhnya yang dikelilingi oleh lautan dan hanya sebagian saja yang berbatasan dengan daerah dataran lainnya, sedangkan Allang adalah desa/negeri yang terletak di kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa kedua Negri ini memegang prinsip adat yang diwariskan nenek moyang zaman dahulu hingga sekarang ini. Salah satunya adat persaudaraan sekandung yang dikenal masyarakat Maluku sebagai adat pela gandong

Perkawinan antar Negri Latuhalat dan Negri Alang yang diikat Pela di larang untuk mengikat dalam hubungan perkawinan. Perkawinan juga harus memenuhi syarat perkawinan berdasarkan Pasal 8 Ayat (6) Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang dalam syarat tersebut berkaitan peraturan lain yang melarang salah satunya adalah aturan adat.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ……….. . iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ………... iv

LEMBAR HASIL UJIAN SKRIPSI ……….. v

HALAMAN MOTTO ... ix

ABSTRAK ……….... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang Masalah ... 1

B Rumusan Masalah ... 11

C Tujuan Penelitian ... 11

D Manfaat Penelitian ... 11

E Metode Penelitian... 12

(11)

BAB II PEMBAHASAN ... 16

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 16

1. Pengertian dan Makna Perkawinan Adat ... 16

2. Budaya Hukum ... 26

3. Hukum Adat Pela Gandong ………... 33

B HASIL PENELITIAN ... 35

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 35

2. Kewenangan Dan Struktur Adat di Negri Latuhalat dan Negri Alang ... 37

3. Hukum Perkawinan Adat di Negri Latuhalat dan Negri Alang ... ... 41

C Analisis... ... 47

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kawin Pela ... 52

2. Tahapan-Tahapan Penyelesaian Perkawinan Pela Antara Negri Latuhalat dan Negri Alang ... . 53

3. Pandangan Hukum Perkawinan Nasional Terhadap Larangan Perkawinan Pada Negri Latuhalat dan Negri Alang ... 54

BAB III PENUTUP ... 57

(12)

B. Saran ... 57

Referensi

Dokumen terkait

Dalam adat meja gandong semua masyarakat makan pada duduk pada meja yang sama, namun dalan ritual potlatch pembagian makanan sesuai dengan status dan kedudukan

Selanjutnya juga baik Potlach maupun Meja gandong keduanya dilakukan secara religius namun bedanya Potlach dilakukan karena ada perjanjian antara para leluhur dengan

Agar Masyarakat yang ada di Negeri paperu dapat lebih memperkenalkan Tradisi Kebudayan Upacara Adat meja gandong (kasih makan gandong) ini Kepada. Masyarakat luar akan,

Menurut pemahaman saudara, apakah makna dari Adat Meja Gandong bagi kehidupan keluarga dan masyarakat

Dengan dasar etika yang dimiliki oleh Pela Gandong (telah dijelaskan. pada Bab VI), maka GPM dapat menggunakan Pela sebagai

Gagasan pela-gandong dan “katong samua basudara” sebagai kekuatan budaya masyarakat Maluku dapat dijadikan sebagai etika yang fundamental oleh seluruh pengguna media sosial

BUDAYA PELA GANDONG DENGAN MENGGUNAKAN. MEDIA BOARD GAME

Nilai budaya pela-gandong yang ada di Maluku merupakan pegangan hidup bagi masyarakat di Maluku yang hidup dalam keberagamaan. Nilai budaya pela-gandong ini