• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI WARISAN BUDAYA (CULTURAL HERITAGE) SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA, KECAMATAN SIMPANG EMPAT, KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI WARISAN BUDAYA (CULTURAL HERITAGE) SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA, KECAMATAN SIMPANG EMPAT, KABUPATEN KARO."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI WARISAN BUDAYA ( CULTURAL HERITAGE )

SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA LINGGA,

KECAMATAN SIMPANG EMPAT, KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Antropologi

OLEH :

YUNI WIDYA BELA SINURAT NIM. 308322059

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Yuni Widya Bela Sinurat, NIM. 308322059, Eksistensi Warisan Budaya ( Cultural Heritage ) Sebagai Objek Wisata Budaya Di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Skripsi Jurusan Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman baik suku maupun adat istiadat dan juga warisan budaya dari nenek moyang. Pesona keindahan alam dan warisan budaya tersebut dijadikan objek wisata dan merupakan modal bagi pembangunan dan kepariwisataan sehingga diharapkan mampu mengundang wisatawan untuk datang mengunjunginya. Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu pertama, untuk mengetahui apa saja warisan budaya yang ada di Desa Lingga. Kedua, untuk mengetahui eksistensi warisan budaya (cultural heritage) dan yang ketiga untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam menjaga eksistensi warisan budaya sebagai objek wisata budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti menghasilkan data berupa hasil wawancara dari para informan dan menuliskannya secara deskriptif apa yang didapat dari penelitian tersebut. Dan tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang eksistensi warisan budaya Karo.

Suku Karo terlebih di Desa Lingga memiliki warisan budaya bangunan tradisional seperti Rumah Adat Karo, jambur, geriten dan sapo ganjang/sapo page. Suku Karo masih bersyukur karena rumah adat tradisional karo yaitu Siwaluh Jabu masih tersisa 2 buah serta warisan budaya lainnya. Keunikan dari arsitektur rumah adat karo tersebutlah yang membuat wisatawan tertarik dan datang berkunjung ke desa ini. Geriten yang fungsinya untuk menyimpan tulang belulang orang yang sudah meninggal serta sapo ganjang dulunya sebagai tempat anak-anak lajang tidur. Kemudian juga jambur yang banyak fungsinya bagi masyarakat Desa Lingga. Namun semuanya ini sudah sangat berubah dari sebelumnya. Rumah adat karo dan warisan budaya lainnya sudah tidak terjaga lagi eksistensinya, sudah mulai memudar. Sehingga potensi objek wisata budayanya pun sudah mulai berkurang dan berdampak terhadap berkurangnya wisatawan mancanegara yang datang berkunjung. Maka diharapkan kepada masyarakat maupun pemerintah setempat untuk memberikan perhatian dan kepeduliannya terhadap eksistensi warisan budaya di Desa Lingga tersebut.

Belum ada partisipasi yang diberikan oleh pemerintah terhadap warisan budaya di Desa Lingga ini. Hanya janji-janji yang diberikan. Dan dari masyarakat setempat pun seharusnya juga memberikan partisipasi dan kepeduliannya sehingga warisan budaya yang ada di Desa Lingga ini terjaga eksistensinya.

(5)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera...

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi

yang berjudul “Eksistensi Warisan Budaya ( Cultural Heritage ) Sebagai

Objek Wisata Budaya Di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Universitas Negeri Medan.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan

sampai menyelesaikan skripsi ini, namun atas pertolongan Tuhan Yesus penulis

diberikan kekuatan dalam menjalani semuanya. Dengan keterbatasan waktu dan

ilmu yang dimiliki penulis sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itulah penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini :

1. Teristimewa kepada kedua Orang tua saya tercinta K. Sinurat ( Bapak )

dan Mamakku M. Sitorus yang telah membesarkan, memberikan doa,

semangat dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tiada

taranya. Thanks for your love to me, love you forever...

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED

(6)

3. Bapak Drs. H. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED

beserta stafnya.

4. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Antropologi

UNIMED

5. Bapak Dr. phill Ichwan Azhari, MS selaku dosen pembimbing akademik

yang memberikan arahan dan bimbingan mulai dari awal perkuliahan

sampai dengan saat ini.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan semangat dan arahan mulai dari pembuatan

proposal sampai dengan penyelesaian skripsi.

7. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si dan Ibu Supsiloani, M.Si selaku dosen

penguji proposal dan meja hijau yang memberikan saran dan semangat.

8. Bapak Benyamin Ginting selaku Kepala Desa Lingga yang telah

memberikan izin penelitian dan membantu penulis untuk memperoleh data

dan juga masyarakat Desa Lingga khususnya para informan yang

memberikan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Adikku satu-satunya Rosmaria Sinurat yang telah memberikan semangat

dan dukungan setiap saat. Tetaplah berjuang dalam hidupmu, Tuhan pasti

buka jalan buat kita....

10.Tulang A. Pane dan Nantulang Br. Tarigan beserta keluarga yang telah

menerima kehadiran saya tinggal bersama selama melakukan penelitian.

11.Kepada seluruh keluarga besar saya yang tidak dapat disebutkan satu per

(7)

12.Seluruh kerabat Pendidikan Antropologi 2008 Elva Yeni Br. Ginting,

Feriel Amelia Sembiring, Ewin Haloho, Akbar Hasian, Winda Tobing,

Yossi Pratiwi Tanjung, Nia Adria, Shafwan Mahmuddin dan seluruh

teman-teman Pendidikan Antropologi yang tidak dapat disebutkan satu per

satu terimakasih buat kebersamaannya selama perkuliahan.

13.Teristimewa buat Rimson Samosir, ST terima kasih untuk perhatian, doa

dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan

terimakasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya di

Prodi Pendidikan Antropologi – UNIMED.. Tuhan Memberkati...!

Medan, Agustus 2012

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 6

2.1.1. Eksistensi ... 6

2.1.2. Warisan Budaya ... 7

2.1.3. Kebudayaan ... 8

2.1.4. Wisata Budaya... 9

2.1.5. Pariwisata Budaya ... 10

2.2. Kerangka Berpikir ... 16

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ... 19

3.2. Lokasi Penelitian ... 19

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.3.1. Wawancara ... 20

3.3.2. Observasi ... 20

3.3.3. Studi Dokumentasi ... 20

3.3.4. Teknik Analisa Data ... 21

BAB IV EKSISTENSI WARISAN BUDAYA 4.1. Gambaran Umum Lokasi penelitian... 22

4.2. Letak dan Kondisi Geografis ... 23

4.3. Kondisi Lingkungan Alam ... 23

4.3.1. Iklim ... 24

4.3.2. Keadaan Tanah ... 24

4.4. Mata Pencaharian Penduduk ... 25

4.5. Pola Pemukiman/Perkampungan ... 26

4.6. Sarana dan Prasarana ... 27

4.6.1. Sarana Jalan dan Transportasi ... 29

4.6.2. Media Massa dan Sarana Kesehatan ... 30

4.7. Keadaan Penduduk ... 30

4.8. Unsur-Unsur Kebudayaan ... 34

(10)

4.9. Eksistensi Warisan Budaya ... 38

4.9.1. Mengenal Warisan-Warisan Budaya ... 39

4.9.2. Partisipasi Pemerintah Setempat Dalam Eksistensi Warisan Budaya ... 52

4.9.3. Partisipasi Masyarakat Dalam Eksistensi Warisan Budaya ... 53

4.9.4. Perbedaan Warisan Budaya Dahulu dengan Masa Sekarang ... 54

4.9.5. Alasan Masyarakat lebih Memilih Tinggal di Rumah Sendiri daripada di Rumah Adat ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

PEDOMAN WAWANCARA ... 64

NAMA-NAMA INFORMAN ... 65 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi tingkat kesuburan tanah di Desa Lingg ... 24

Tabel 2. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Lingga. 26 Tabel 3. Komposisi Sarana dan Prasarana di Desa Lingga ... 28

Tabel 4. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 31

Tabel 5. Komposisi penduduk menurut agama ... 31

Tabel 6. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan ... 32

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumah adat sisepuluh jabu ( Rumah Gerga ) ... 42

Gambar 2. Rumah adat siwaluh jabu ( Rumah Belang Ayo ) ... 44

Gambar 3. Arsitektur rumah adat karo ... 46

Gambar 4. Sapo ganjang ( Sapo Page ) ... 49

Gambar 5. Geriten ... 50

Gambar 6. Jambur di Desa Lingga ... 51

Gambar 7. Rumah adat karo yang sudah rubuh ... 56

Gambar 8. Rumah adat karo yang sudah rubuh dilihat dari dekat ... 56

Gambar 9. Rumah adat karo hampir rubuh dilihat dari samping ... 57

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beranekaragam

suku dan adat istiadat yang berbeda serta memiliki banyak sumber daya alam

yang berupa keindahan pemandangan alam dan juga warisan budaya dari nenek

moyang. Pesona keindahan alam dan warisan budaya kuno dijadikan objek wisata

dan merupakan modal bagi pembangunan dan kepariwisataan. Objek wisata yang

dapat dijadikan sebagai modal tersebut perlu ditata dan dipelihara sehingga

diharapkan mampu mengundang wisatawan untuk datang mengunjunginya.

Indonesia mendapatkan penghasilan untuk pendapatan negara dari sektor

migas dan non migas. Sekarang ini sektor-sektor tersebut ditambah dengan sektor

pariwisata dapat menjadi penopang yang memberi jaminan bagi anggaran

pendapatan negara untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

banyak.

Pariwisata merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak purbakala,

yaitu hasrat untuk mengadakan perjalanan, lebih dari itu pariwisata dengan ragam

motivasinya akan menimbulkan permintaan-permintaan dalam bentuk jasa-jasa

dan persediaan-persediaan lain. Permintaan akan barang dan jasa ini terus

meningkat sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia. Sebagai akibat

perkembangan-perkembangan tersebut, motivasi-motivasi untuk mengadakan

perjalanaan menjadi lebih kuat, lebih-lebih setelah ditunjang oleh

(14)

2

kemajuan di bidang teknologi, hasrat untuk mengadakan perjalanan lebih mudah

terpenuhi. Dan kita dapat menyaksikan betapa deras arus perjalanan manusia

dalam rangka berwisata meski motivasi mereka kadang kala berbeda-beda.

Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain

seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar

( Okiana, 2010 : 3 ).

Secara umum pariwisata dipandang sebagai sektor yang dapat mendorong

dan meningkatkan kegiatan pembangunan, membuka lapangan usaha baru,

membuka lapangan kerja, dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta

pendapatan asli daerah, apabila dikelola dan dikembangkan secara maksimal.

Lingga adalah salah satu desa yang menjadi daerah objek wisata budaya di

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang terletak di

ketinggian sekitar 1.200 m dari permukaan laut, lebih kurang 15 km dari Berastagi

dan 5 km dari Kota Kabanjahe, Ibu Kota Kabupaten Karo dengan luas 2.624 Ha2.

Lokasinya terletak di dataran tinggi dekat kaki Gunung Sinabung, Bukit Barisan,

Sumatera Utara. Desa Lingga di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Surbakti,

sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kacaribu, sebelah Timur berbatasan

dengan Desa Kaban dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nang Belawan

(15)

3

Suku Karo terlebih di Desa Lingga sampai saat ini masih memiliki warisan

bangunan-bangunan tradisional seperti Rumah adat, Jambur, Geriten dan Sapo

Page/Sapo Ganjang. Bentuk, bahan dan tehnik mendirikan bangunan tersebut

hampir sama. Letak dindingnya miring ke arah luar, mempunyai dua pintu yang

menghadap ke arah Barat dan Timur.

Namun keadaannya sekarang berbanding terbalik dengan keunikan dan

kemegahan bangunan rumah adat yang diceritakan selama ini. Kondisi rumah

peninggalan nenek moyang Karo tersebut sangat memprihatinkan. Di Desa

Lingga terdapat sekitar 28 rumah adat. Kini tinggal 2 buah lagi yang layak huni,

yakni rumah Gerga (Raja) dan rumah Belang Ayo. Sekitar 5 rumah adat disana

berdiri miring dan hampir rubuh. Sedangkan rumah adat lainnya telah rubuh.

Dengan kurangnya keperdulian terhadap Rumah Adat Karo ini dan

peninggalan-peninggalan lainnya maka diperkirakan tak lama lagi warisan budaya

tradisional tersebut hanya tinggal kenangan. Berdasarkan pemaparan di atas maka

penulis mengambil judul “Eksistensi Warisan Budaya ( Cultural Heritage )

(16)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka yang

menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Warisan-warisan budaya yang ada di Desa Lingga sebagai objek wisata

budaya.

2. Eksistensi warisan budaya ( cultural heritage ) sebagai objek wisata

budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

3. Peran pemerintah dalam menjaga eksistensi warisan budaya di Desa

Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

1.3. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan

lebih mempermudah peneliti dalam merumuskan masalah penelitian yang lebih

objektif, maka peneliti merumuskan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja warisan-warisan budaya yang ada di Desa Lingga, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo sebagai objek wisata budaya?

2. Baaimana eksistensi warisan budaya ( cultural heritage ) sebagai objek

wisata budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten

Karo?

3. Bagaimana peran pemerintah setempat untuk menjaga eksistensi warisan

budaya ( cultural heritage ) di Desa Lingga, Kecamatan Simpang

(17)

5

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja warisan budaya yang ada di Desa Lingga,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo sebagai objek wisata

budaya.

2. Untuk mengetahui eksistensi warisan budaya ( cultural heritage ) sebagai

objek wisata budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo.

3. Untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam menjaga eksistensi

warisan budaya ( cultural heritage ) di Desa Lingga, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang eksistensi warisan

budaya pada masyarakat Karo.

2. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber bahan bacaan khususnya

bahan bacaan bagi program studi pendidikan antropologi.

3. Studi perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

dalam konteks yang sama.

4. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan sarjana pendidikan

(18)

61

BAB V

KESIMPULAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Warisan-warisan budaya di Desa Lingga yaitu Rumah Adat Karo

Siwaluh Jabu. Rumah Adat ini ada kebanggaannya karena dua hal

yaitu keunikan dari teknik bangunan dan nilai sosial budayanya.

Rumah adat ini sudah berusia lebih dari 250 tahun dan masih bisa

berdiri sampai saat ini meski hanya tinggal dua ( 2 ) buah.

Kemudian ada Sapo Ganjang ( Sapo Page ) yang menurut

informasi tempat ini dulu digunakan untuk anak lajang tidur.

Tetapi sekarang tempat ini sudah beralih fungsi menjadi taman

bacaan anak karena rata-rata masyarakat di Desa Lingga sudah

mempunyai rumah yang permanen. Kemudian geriten yang

berfungsi untuk tempat menyimpan tulang belulang orang yang

telah meninggal. Lesung yang digunakan untuk menumbuk padi.

Namun sangat disayangkan karena lesung sudah tidak ada lagi di

Desa Lingga. Karena tidak ada yang merawat maka dijual ke

Museum GBKP yang ada di Sibolangit. Dan yang terakhir Jambur

yaitu sebagai tempat penyelenggaraan pesta bagi masyarakat Desa

Lingga dan juga tempat musyawarah masyarakat yang ada di Desa

(19)

62

Lingga. Jambur juga merupakan tempat tidur bagi pemuda-pemuda

selain sapo ganjang.

2. Eksistensi warisan budaya di Desa Lingga untuk saat ini sudah

menuju kepunahan. Karena jika dalam jangka waktu 5-10 tahun

lagi benar-benar tidak ada perhatian masyarakat maupun

pemerintah maka warisan budaya di Desa Lingga ini akan

benar-benar punah dan benar-benar-benar-benar hilang. Sehingga potensi wisata

budaya di Desa Lingga pun tidak akan ada lagi dan hanya tinggal

kenangan saja.

3. Belum ada partisipasi yang diberikan oleh pemerintah terhadap

pelestarian warisan budaya yang ada di Desa Lingga ini guna

menjaga eksistensi warisan tersebut khususnya terhadap

keberadaan rumah adat Karo. Partisipasi pemerintah terhadap

keberadaan ( eksistensi ) rumah adat dan warisan budaya lainnya

sangatlah kurang, hanya janji-janji yang diberikan oleh pemerintah

kepada masyarakat. Padahal warisan budaya ( rumah adat Karo )

ini sudah didaftarkan kepada PEMKAB Karo. Inilah yang

mengakibatkan hanya tinggal 2 rumah adat yang tersisa. Jika

sampai saat ini pemerintah tidak juga memberikan perhatiannya

kepada warisan budaya Karo ini maka sudah pasti 5 ( lima ) tahun

lagi Rumah Adat Karo ini akan punah. Begitu juga dengan warisan

(20)

63

1.2. Saran

1. Kepada Dinas Pariwisata setempat agar memperhatikan warisan budaya di

desa ini demi kesejahteraan rakyat.

2. Agar pemerintah memberikan perhatiannya terhadap warisan-warisan

budaya yang ada di Desa Lingga dan segera melakukan

renovasi/pemugaran agar tidak hanya menjadi kenangan saja.

3. Masyarakat juga memberikan kepeduliannya terhadap warisan-warisan

budaya di Desa Lingga agar tetap terjaga eksistensinya hingga anak cucu

mereka. Sehingga kunjungan wisatawan juga bisa meningkat seperti dulu

dan perekonomian penduduk kembali pulih.

4. Kepada peneliti-peneliti selanjutnya supaya menjadi perbandingan dalam

(21)

64

DAFTAR PUSTAKA

Causey, A., 2006, Danau Toba ( Pertemuan Wisatawan dengan Batak Toba di Pasar Suvenir ), Bina Media Perintis, Medan

Ginting, Samaria., 1995, Ragam Hias ( Ornamen ) Rumah Adat Batak Karo, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Prop. Sumatera Utara, Medan

Ihromi, T.O., 1999, Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Koentjaraningrat, 2003, Kamus Istilah Antropologi, Progres, Jakarta

, 1989, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta

, 1990, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta

Marbun, J., 2011, Keterlibatan Masyarakat Dalam Pelestarian Warisan Budaya Sebagai Living Monument Dalam Rangka Pembangunan Pariwisata Budaya, Available at :

(http://joemarbun.wordpress.com) 21 Mei 2012, 8.00 pm

Meleong, Lexy J., 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Rosda Karya,

Jakarta.

Nur Indah Sari, Okiana, 2010, Potensi dan pengembangan museum wayang Indonesia sebagai objek wisata budaya Di Kabupaten Wonogiri, Surakarta, ( Skripsi ) Universitas Sebelas Maret

Oka, A.Y., 1992, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Offset, Bandung

Anonim, Arsitektur Rumah Adat Karo, (http://bennisurbakti.com) , 1 Agustus

Gambar

Tabel 1. Komposisi tingkat kesuburan tanah di Desa Lingg  ..................
Gambar 1. Rumah adat sisepuluh jabu ( Rumah Gerga ) ........................

Referensi

Dokumen terkait

Bullying tentulah dapat menyebabkan dampak negative pada si korban, dari paparan materi, dan video contoh perilaku bullying dalam materi tadi, sebutkan dampak bullying yang

Tetapi karena secara teori kebun damar juga berperan penting dalam rehabilitasi zona kritis di dalam dan di perbatasan taman nasional di areal ‘hutan’ yang tidak dimukimi penduduk,

Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.. Definisi – Definisi Daerah Aliran Sungai

Iklan Baris Iklan Baris PERLNGKPN MOBIL PENGOBATAN PANTI PIJAT NOMOR CANTIK Serba Serbi PRIVAT LES PARABOLA/TV PEMBERITAHUAN YAMAHA Rumah Dijual BODETABEK Motor Dijual JAKARTA

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pernapasan buteyko terhadap kontrol asma bronkial yang di ukur dengan menggunakan ACT (Asthma Control Test)

Saya harap staf hotel menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan.. Saya harap staf hotel memberikan layanan yang cepat bagi

Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 centimeter, bagian depannya bening, serta terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan

Oleh sebab itu, penulis tertarik ingin melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode pembelajaran mind