Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sains Kelas V SDN 106162
Medan Estate T.A 2012/2013
Skripsi
Oleh :
LUKI SABLIMAI
108313191
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
Kata Pengantar
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang dilimpahkannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar di unimed.
Adapun judul skripsi ini adalah Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V SDN 106162 Medan Estate T.A 2012/2013. Dalam penulisan ini banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bimbingan dosen pembimbing serta teman-teman akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas perhatian yang diberikan kepada penulis maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rektor Unimed.
2. Bapak Nasrun Nasution, M.S selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed. 3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku ketua jurusan PPSD Fakultas Ilmu
Pendidikan Unimed, dan Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku sekretaris jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
5. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd, dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd serta Ibu Dra. Dorlince, M.Pd selaku dosen penyelaras saya yang telah memberikan arahan dan saran-saran dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed beserta para staf administrasinya.
7. Ibu Hj. Trias Sari Utami, S.Ag selaku kepala sekolah seta Ibu Marice selaku guru kelas V SDN 106162 Medan Estate.
8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada ayahanda L.Putra dan ibunda Zaitunniar sebagai orang tua yang tersayang yang telah banyak memberikan motivasi dan berdoa untuk keberhasilan penulis.
9. Teristimewa juga buat abanganda Andi Firmansyah, S.Ei dan adinda Desy Khairani, beserta keluarga dan saudara yang selalu ikhlas mendoakan dan memberikan semangat dukungan kepada penulis.
10.Sahabat-sahabatku yang membantu penulisan skripsi ini khususnya Syafrika Sari, Ida Chairani, Faisal Efendy, Musleh dan Istajib Nizar yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
11.Kepada semua teman-teman kelas J PGSD ’08 FIP Unimed dan anggota KSR PMI Unimed yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
13.Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
Penelitian ini telah dilakukan semaksimal mungkin, tetapi penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat menambah wawasan maupun membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis harap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umum dan penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Juli 2012 Penulis
ABSTRAK
Luki Sablimai, Nim 108313191. “Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share untuk Menigkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V
SDN 106162 Medan Estate T.A 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sains kelas V dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Subjek penelitan adalah siswa kelas V SDN 106162 Medan Estate yang berjumlah 35 orang. Laki-laki 15 orang dan perempuan 20 orang. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan alat pencernaan pada manusia mata pelajaran sains bagi siswa kelas V SDN 106162 Medan Estate T.A 2012/2013.
Penelitian ini adalah PTK yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap siklusnya dilakukan dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan 35 menit. Jadi dalam 2 siklus ada 4 kali pertemuan yaitu selama 140 menit. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelakasanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan hasil tes, wawancara, dan lembar observasi.
Dari tes awal yang dilaksanakan kepada 35 siswa dari siklus I hingga siklus II diperoleh hasil yang terus meningkat. Dari setiap siswa menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran think pair share lebih tinggi yakni sebesar 79,71 dengan ketuntasan 88,57%, sedangkan rata-rata sebelum menggunakan model pembelajaran think pair share lebih rendah yakni sebesar 58,85 dengan ketuntasan hanya 28,50%. Maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Dengan demikian pada siklus II tidak perlu dilakukan perbaikan pengajaran untuk siklus berikutnya. Adapun data hasil obervasi yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share adalah pada siklus I (bagi guru) yaitu persentase baik 63,3% dan kurang 30,77% dan (bagi siswa) persentase baik 62,5% dan kurang 37,3%. Sedangkan pada siklus II (bagi guru) yaitu persentase baik 92,31% dan kurang 7,69% dan (bagi siswa) persentase baik 99,13% dan kurang 1,25%.
i
1.2Identifikasi Masalah ... 7
1.3Pembatasan Masalah ... 8
2.1.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 10
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.1.4 Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif ... 15
2.1.5 Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 16
ii
2.1.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Think Pair Share ... 19
2.1.8 Keunggulan dan Kelemahan Think Pair Share ... 21
2.1.9 Hakikat Pembelajaran Sains di SD ... 22
2.2Kerangka Berpikir ... 24
2.3Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 27
3.2Subyek pdan Objek Penelitian ... 27
3.3Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 27
3.4Prosedur Penelitian ... 28
3.5Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.6Instrument Penelitian ... 36
3.7Teknik Analisis Data ... 38
3.8Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 42
4.2.Hasil Pelaksanaan Tes Awal (Pre Test) ... 42
4.3.Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I ... 46
4.4.Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II ... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 71
5.2Saran ... 72
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains berhubungan dengan cara
mencaritahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan
pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains siswa mengarahkan untuk berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Proses pembelajaran sains di SD menuntut
keterlibatan peserta didik secara aktif dan bertujuan agar pengusaan dari kongnitif,
afektif serta psikimotorik terbentuk pada diri siswa.
Untuk mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri
atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing saling
mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang
2
peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta
sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Salah satu kelemahan pembelajaran sains pada mayoritas SD selama ini
adalah bahwa pembelajaran lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta
dan konsep, dan kurang memfasilitasi siswa agar memiliki hasil belajar yang
komperesif. Keseluruhan tujuan dan karakteristik berkenaan dengan pendidikan
sains SD sebagaimana tertuang dalam kurikulum pada kegiatan pembelajaran
secara umum telah direduksi menjadi sekedar pemindahan konsep-konsep yang
kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa. Tidak jarang pembelajaran sains
bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-saol tes,
semata-mata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar
sebagai “ukuran utama” prestasi siswa dan kesuksesan guru dalam mengelola
pembelajaran.
Para siswa sebenarnya memiliki kemampuan untuk memahami
pengetahuan dengan caranya sendiri. Kemampuan siswa ini harus digali siswa
lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan
dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan
penggunaan metode atau model penggunaan yang dapat mengakomodasikan
peran aktif dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
usaha peningkatan hasil belajar siswa diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang
efektif dan efisien serta dapat menjawab kesulitan dan kebutuhan siswa dalam
memahami suatu konsep materi sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran
3
Namun pada kenyataannya yang ada dalam pendidikan sains SD belum
adanya peningkatan mutu pendidikan yang berarti. Masalahnya adalah pengajaran
hanya mencurahkan pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Dalam hal ini,
fakta, konsep dan prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya
jawab, atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktek. Variasi kegiatan
belajar mengajar (KBM) sangat sedikit. Pada saat ini, guru hanya mengajar
dengan ceramah sedangkan siswa tidak terlihat aktif dalam pembelajaran.
Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan salah satu tujuan dari proses
belajar mengajar. Siswa yang berprestasi akan menunjukkan hasil yang
memuaskan. Menurut hasil wawancara dan observasi peneliti dengan guru kelas V
di SD dari hasil ujian ulangan harian mata pelajaran sains diperoleh data bahwa
lebih dari 40% siswa mendapat nilai enam, 10% mendapat nilai di atas tujuh
sedangkan 50% mendapatkan nilai diantara enam dan tujuh.
Melihat permasalahan di atas maka dapat dijelaskan terdapat dua faktor
utama yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor ekstern dan factor
intern. Faktor intern adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri
yaitu kemampuan belajar siswa. Kemampuan belajar sangat mempengaruhi hasil
belajar. Kemampuan meliputi kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan yang
merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan perbuatan belajar.
Kemampuan bisa merupakan kesanggupan sejak lahir, atau merupakan hasil
latihan atau praktek. Oleh karnanya siswa yang memiliki kemampuan IQ yang
tinggi tentunya akan lebih cepat menangkap dan memiliki rasa ingin tahu masalah
4
Rendahnya hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh kesehatan. Siswa
yang kondisinya sehat tentu akan lebih baik dari pada siswa yang dalam kondisi
sakit. Siswa yang sehat tentunya akan lebih mudah konsentrasi dengan baik pada
saat menerima pelajaran dan dapat dengan cepat merespon materi ajar yang
disampaikan oleh guru. Berbeda dengan siswa yang dalam keadaan kesehatannya
terganggu tentunya akan sulit untuk berkonsentrasi.
Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan karena rendahnya
perhatian siswa terhadap pelajaran sains. Perhatian yang dimaksud adalah
keseriusan dan ketekunan siswa dalam mempelajari pelajaran sains baik di
lingkungan sekolah maupun sekolah maupun setelah proses belajar mengajar
berakhir. Perhatian yang tinggi sangat mempengaruhi siswa dalam mencapai
prestasi belajar yang baik, oleh karenanya dapat dikatakan tanpa adanya perhatian
belajar seberapa efektif pun bentuk pelajaran yang disampaikan guru maka
hasilnya tidak akan memuaskan.
Motivasi belajar siswa juga sangat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa. Siswa yang kurang termotivasi canderung bersikap malas, tidak secara
bersungguh-sungguh mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan guru.
Bagi siswa yang kurang termotivaasi biasanya ditandai dengan sikap yang kurang
peduli, mau mencontek pekerjaan orang lain, membolos pada jam pelajaran, dan
tidak memperhatikan nasihat gurunya. Oleh karenanya penting bagi guru untuk
memperhatikan motivasi siswa sebab guru memiliki peran penting dalam
memotivasi siswa untuk belajar dengan tekun, mandiri dan memliki minat
5
Selain faktor intern, faktor ekstern juga sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Yang dimaksud dengan faktor ekstern adalah faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar. Cara orangtua mendidik anak sangat besar pengaruhnya terhadap
pencapaian hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa juga sangat dipengaruhi oleh guru pada saat
menyampaikan pelajaran. Guru yang hanya mengutamakan model pelajaran yang
bersifat konvensional akan menghambat aktivitas dan kreativitas siswa. Siswa
cenderung akan bersifat pasif, dan mendengarkan penjelasan guru semata dan
tidak diketahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap materi ajar guru. Dalam
proses belajar mengajar guru merupakan salah satu komponen penting terhadap
prestasi siswa. Tugas guru selama disekolah adalah membimbing, mengarahkan,
dan memfasilitasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karenanya
sudah merupakan tanggung jawab guru untuk mengembangkan bakat dan
membantu proses belajar mengajar.
Peran guru adalah memotivasi siswa agar tumbuh keinginan untuk belajar.
Oleh karenanya guru perlu merencanakan, merumuskan, mengimplementasikan
dan mengevaluasi setiap kegiatan belajar yang hendak dilakukan di kelas. Selain
itu guru diharapkan dapat melakukan pendekatan belajar, agar guru mengetahui
letak-letak kesulitan yang dialami siswa. Kurangnya pendekatan guru dengan
siswa berdampak pada kurang eratnya hubungan pendidikan antara guru dengan
6
Dilihat dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, guru diharapkan mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien yaitu dengan menggunakan metode, media, dan pendekatan yang
sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Sehingga akan tercipta prose
belajar mengajar yang menyenangkan, khususnya pada mata pelajaran sains yang
menuntut keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Jika metode yang
digunakan guru monoton maka pelajaran sains akan menjadi pelajaran yang
membosankan.
Salah satu model pelajaran yang ditawarkan guru sebagai solusi dalam
meningkatkan hasil hasil belajar sains adalah dengan menggunakan model
pembelajaran think pair share. Model ini merupakan salah satu cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Di dalamnya siswa dapat
belajar bersama-sama dalam suatu kelompok diskusi berpasangan yang dirancang
untuk memperoleh keberhasilan belajar bersam-sama.
Model Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dalam belajar. Sttruktur think pair share dimaksudkan
sebagai alternatif pengganti terhadap pembelajaran yang mengutamakan model
pembelajaran konvensional. Oleh karenanya, struktur pembelajaran kooperatif
think pair share menghendaki siswa bekerja saling membantu di dalam kelompok
kecil (4-6 anggota) yang saling bekerja sama, saling membantu satu dengan yang
lainnya.
Pembelajaran think pair share mengutamakan kerja sama antar siswa
7
share berarti guru mengubah peran siswa yang berpusat pada guru ke pengelolaan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran think pair share
dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih
penting lagi dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.
Berdasarkan latar belakang dan beberapa alasan tersebut maka dirasa perlu
untuk melakukan dan beberapa alasan tersebut maka dirasa perlu untuk
melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul
“Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sains Kelas V SDN 106162 Medan Estate
T.A 2012/2013.”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang telah tergambar masalah yang timbul dalam penelitian
ini adalah:
1. Sistem pembelajaran masih didominasi dengan menggunakan metode
ceramah
2. Sistem pembelajaran hanya memberikan materi tidak melakukan praktek
3. Minat siswa yang rendah dalam mata pelajaran sains
4. Siswa malas mengerjakan tugas yang diberikan guru
8
1.3 Pembatasan Masalah
Suatu penelitian tanpa ketidak jelasan masalah serta focus masalah yang
akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai
sasaran penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi
batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai “Penggunaan Model
Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Alat Pencernaan Pada Manusia Mata Pelajaran Sains Kelas V
SDN 106162 Medan Estate T.A 2012/2013.”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran think
pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan alat
pencernaan makanan pada manusia mata pelajaran sains siswa kelas V SDN
106162 Medan Estate T.A 2012/2013.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dicapai dalam
penelitian ini adalah: “untuk melihat dan membuktikan apakah hasil belajar siswa
meningkat pada pokok bahasan alat pencernaan pada manusia mata pelajaran
9
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi siswa, sebagai masukan bagi siswa untuk mengembangkan cara
belajar kelompok dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sains.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar
khususnya materi pokok alat pencernaan manusia.
c. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk sekolah dalam upaya untuk
mengembangkan dan memperkaya jenis metode pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam lingkungan belajar mengajar.
d. Bagi peneliti lain, sebagai masukan dan pertimbangan untuk melakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada Bab IV di atas, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan pada penelitian ini, yaitu :
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di sekolah SDN 106162 Medan
Estate tahun ajaran 2012/2013 pada semester ganjil, tampak bahwa pembelajaran sains di
sekolah tersebut perlu menggunakan model pembelajaran Think Pair Share khususnya
pada materi alat pencernaan pada manusia, dimana pemberian tes awal hasil belajar siswa
rata-rata 58,85, sedangkan persentase hasl belajar secara klasikal hanya 28,50% atau ≤
80%. Secara klasikal hal ini masih kurang maksimal dan belum berhasil bagi proses
belajar mengajar peserta didik. Oleh sebab itu, dilakukan siklus I maka diperoleh rata-rata
nilai menjadi 70,28 dan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal 62,85% ≤ 80%.
Kemudian dilanjut ke siklus II maka diperoleh nilai rata-rata 79,71 dengan persentase
ketuntasan hasil belajar secara klasikal 88,57% atau ≥ 80%. Hal ini berarti pembelajaran
dengan menggunakan model Think Pair Share khususnya pada mata pelajaran sains pada
materi alat pencernaan makanan manusia dapat meningkatkan hasil belajar ini terlihat
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka peneliti memberikan saran-saran yang
kiranya berguna bagi proses pembelajaran :
1. Mengingat model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran sains pokok bahasan alat pencernaan pada manusia, maka hendaknya
guru menerapkan model pembelajaran think pair share di kelas V SD sebagai selingan
model-model pembelajaran yang sudah ada.
2. Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran materi alat pencernaan makanan pada
manusia guru menggunakan model pembalajaran Think Pair Share karena dengan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
A.M Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo
Persada
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya.
Bahri, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Eni dan Abdullah. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Lie, Anita. 2010. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:
Gramedia
Munandar. 2003. Evaluasi Belajar. Jakarta: Rhinneka Cipta
Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:
UM Press.
Sa’dijah, Cholis. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS. Malang:
Lembaga Penelitian UM.
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ciputat Press
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana