• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN TALI MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBAIKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN TALI MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN RINTANGAN TALI MELALUI GAYA

MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANGURURAN KABUPATEN

SAMOSIR TAHUN AJARAN 2012/2013

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarajana Pendidikan

OLEH

KRISTOPEL SIMARMATA 608310125

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iv

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2. Hakekat Lompat Tinggi Gaya Straddle ... 8

3. Hakekat Hasil Belajar ... 13

4. Hakekat Modifikasi Pembelajaran Lompat Tinggi (Straddle) .... 19

(5)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Metode Penelitian ... 34

D. Desain Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data Penelitian ... 44

B. Hasil Penelitian ... 45

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Format Penilaian Lompat Tinggi Gaya Straddle ... 40

Tabel 2. Deskripsi Hasil Lompat Tinggi Gaya straddle ... 45

Tabel 3. Deskripsi Hasil Post-Test (siklus 1) ... 47

Tabel 4. Keterangan Siswa Yang Tidak Tuntas Pada Siklus 1 ... 50

Tabel 5. Deskripsi Hasil Post-test 2 ... 57

Tabel 6. Keterangan Siswa Yang Tidak Tuntas Pada Siklus 2 ... 58

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Cara Melakukan Awalan Lompat Tinggi (straddle) ... 11

Gambar 2. Cara Melakukan Tolakan Kaki Gaya straddle ... 12

Gambar 3. Serangkaian Lompat Tinggi Gaya straddle ... 12

Gambar 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 17

Gambar 5. Latihan Dasar Lompat Tinggi ... 23

Gambar 6. Latihan Dasar Lompat Tinggi ... 23

Gambar 7. Latihan Dasr Lompat Tinggi ... 24

Gambar 8. Latihan Dasr Lompat Tinggi ... 25

Gambar 9. Desain Penelitian Tindakan Kelas... 35

Gambar 10. Bentuk Tes Lompat Tinggi Gaya straddle ... 39

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 69

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 72

Lampiran 3. Format Lembar Penilaian ... 75

Lampiran 4. Data Pre-Test Hasil Belajar Lompat Tinggi (straddle) ... 80

Lampiran 5. Data Post-Test 1 Hasil Belajar Lompat Tinggi (straddle) ... 81

Lampiran 6. Data Post-Test 2 Hasil Belajar Lompat Tinggi (straddle) ... 84

Lampiran 7. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data Penelitian ... 87

(9)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi di era globalisasi ini dirasakan begitu pesat dan sangat kompleks. Saat ini bangsa Indonesia sedang mengarah pada kondisi penyesuaian globalisasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara kompleks dan simultan serta pengembangan sumber manusianya.

Pendidikan jasmani (disingkat Penjas) adalah mata pelajaran untuk melatih kemampuan psikomotorik yang mulai diajarkan secara formal di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas (wikipedia, 2012). Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas fisik yang lajim dilaksanakan di SMP sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk-bentuk gerakan olahraga, sehingga pendidikan jasmani SMP memuat cabang olahraga.

(10)

2

2

Setiap cabang olahraga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan agar hasilnya bisa maksimal. Seperti tinju, pencak silat, karate, sepakbola dan cabang olahraga yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olah raga lompat tinggi, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam melakukannya. Namun kenyataannya tidak semua murid memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga lompat tinggi (Remenmaos, 2011).

Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki depan keatas sebagai upaya membawa titik berat dana setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu. Tujuan lompat tinggi adaalah agar pelompat dapat mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Lompat tinggi gaya straddle adalah salah satu gaya dalam lompat tinggi yang sampai saat ini masih digunakan dalam perlombaan dan diajarkan di sekolah-sekolah.

Pada kesempatan ini, peneliti akan melakukan suatu modifikasi mistar dengan tali karet, tinggi rendahnya tiang lompatan yang bertujuan untuk mengenalkan materi lompat tinggi gaya straddle untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa.

(11)

3

3

berorientasi pada gaya mengajar komando pada hakekatnya lebih menonjol kekuasaan guru dari pada siswa. Guru sepenuhnya mengambil peran dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Sedangkan siswa lebih cenderung untuk mengikuti instruksi sehingga efektifitas waktu sepenuhnya dikuasai oleh guru. Ini yang membuat siswa menjadi bosan dan malas dalam belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa karena variasi dalam gaya mengajar yang lain, sehingga mengakibatkan kegiatan hasil belajar mengajar hanya diperankan oleh guru itu sendiri. Disamping itu peserta didik merasa jenuh mengukuti pelajaran karena tidak melibatkan siswa berinteraksi dalam kegiatan hasil belajar mengajar tetapi sepenuhnya dikuasai oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menerapkan gaya mengajar yang lain. Salah satu gaya mengajar yang dapat digunakan adalah gaya mengajar inklusi. Gaya mengajar inklusi merupakan gaya mengajar cakupan dengan memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Dari bentuk gaya ini diharapkan mampu menjadi masukan dan cara alternatif lain dalam penggunaan dan penerapan gaya mengajar pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Sehingga pelaksanaan belajar mengajar itu sendiri lebih bervariasi serta mampu menumbuhkan minat, motivasi dan kreativitas.

(12)

4

4 B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah di atas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian tentang masalah yang di teliti, maka perlu diidentifikasikan masalah terkait dengan judul di atas, yaitu : hasil belajar siswa pada lompat tinggi gaya straddle cenderung rendah berdasarkan hasil observasi, guru lebih dominan menggunakan gaya mengajar komando sehingga membosankan siswa, perlunya gaya mengajar yang membuat siswa lebih aktif.

C. Pembatasan Masalah

Agar terhindar dari pemahaman yang salah dalam melakukan penelitian ini maka perlu kiranya menemukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja untuk mempertegas sasaran yang dicapai, yaitu menjadi pokok masalah pada penelitian ini adalah Perbaikan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle Melalui Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Pangururan Kabupaten Samosir Tahun Ajaran 2011/2012. Dimana variabel bebasnya adalah modifikasi media pembelajaran dan variabel terikatnya adalah hasil belajar lompat tinggi gaya straddle. Modifikasi alat yang digunakan adalah rintangan tali dengan memvariasikan tinggi rendahnya mistar (tali) lompatan yang digunakan.

D. Rumusan Masalah

(13)

5

5

Gaya Straddle dengan menggunakan rintangan tali Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pangururan Tahun Ajaran 2011/2012”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut : “Untuk mengetahui Apakah Gaya Mengajar Inklusi dapat Memperbaiki Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle dengan menggunakan rintangan tali Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pangururan Tahun Ajaran 2011/2012”

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian di dalam pembahasan ini antara lain adalah : 1. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat melakukan lompat tinggi gaya

straddle dengan menggunakan teknik yang benar sehingga hasil yang dicapai

dapat lebih baik.

2. Melalui penelitian diharapkan siswa dapat menyenangi cabang olahraga, khususnya lompat tinggi gaya straddle.

3. Diharapkan guru mengetahui betapa pentingnya penggunaan gaya mengajar inklusi dalam proses pembelajaran.

4. Untuk menambah wawasan ilmiah secara teoritis dan memperkaya ilmu

(14)

64

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisi data dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(15)

65

memiliki ketuntasan belajar, sedangkan 4 orang siswa (12,5%) masih belum memiliki ketuntasan belajar.

(16)

66

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru untuk terus menggunakan gaya mengajar inklusi khususnya pada pengajaran lompat tinggi gaya straddle sehingga keterampilan siswa semakin meningkat.

2. Diharapkan kepada siswa untuk terus memotivasi dirinya untuk mengikuti pembelajaran agar dapat memahami pembelajaran dengan baik karena dengan pemahaman yang baik proses belajar mengajar dapat berjalan denganlebih baik lagi.

3. Kepada kepala sekolah juga diharapkan dapat menyediakan segala sarana dan prasarana disekolah menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

4. Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba melakukan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan gaya mengajar yang lainnya.

(17)

67

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit PT. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_jasmani diakses tanggal 25 maret 2012

http://remenmaos.blogspot.com/2011/06/contoh-ptk-penjassd-penggunaan-media.html diakses pada 25 maret 2012

Khomsin. 2001. Paradigma Baru Penjas di Indonesia Dalam Era Reformasi. Jakarta.

Kristianto, Agus. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press

Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Penerbit Yudhistira, Surakarta.

Ngamsin, Soepartono. 1997. Modifikasi Olahraga dan Model Pembelajaran Sebagai Strategi Pembinaan Olahraga Usia Dini Bernuansa Pendidikan. Bandung: Depdikbud

Nurkencana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Usaha Nasional

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan SMP Kelas VIII. Bandung: Yudistira

Roji. 2006. Pendidikan Jasmani SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga Samsudin. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

(18)

68

Suherman, Adang. 2000. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Tim Penyusun Pedoman Skripsi FIK UNIMED 2007

Yudha, Hendrayana dkk. 2000. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan & Kompetisi Untuk Siswa

Gambar

Tabel 1. Format Penilaian Lompat Tinggi Gaya Straddle  ................................
Gambar 1. Cara Melakukan Awalan Lompat Tinggi (straddle) ......................... 11

Referensi

Dokumen terkait

45º tidak dapat diputar. Catatan: untuk sambungan tumpul pada pipa tidak ada posisi PB, PD dan PE. 4) Posisi Pengelasan Sambungan Sudut pada Pipa (gambar 2.19). a) PA

Taylor, 1993, Kualitatif Dasar-dasar Penelitian , Usaha Nasional, Surabaya... Bina Rena

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu (1) Tingkat Efektivitas City Walk di Kota Surakarta tahun 2012 mulai dari segmen Purwosari-Brengosan dengan skor 11 (buruk), segmen

Pelayanan, Tingkat Rujukan, Waktu Tunggu, Dan Waktu Konsultasi Pada Dokter. Dengan Pembayaran Kapitasi Dan Fee For

pedesaan sebagai pihak yang di-Lain-kan dilandasi penolakan penggunaan tipe ideal dari narasi besar modernisasi, kesediaan menggali beragam diskursus dan praktik

Penggunaan kaleng memberikan beberapa keuntungan, antara lain : (1) dapat menjaga bahan pangan di dalamnya: makanan di dalam wadah yang tertutup secara hermetis

Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan

Berangkat dari hal tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Kemiskinan, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap IPM di