• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh: NINA SOFIANA

B 200 060 225

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca skripsi dengan judul:

“ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI”

Yang disusun oleh:

NINA SOFIANA B200 060 225

Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima,

Surakarta, Januari 2010

Pembimbing

(Drs.Agus Endro Suwarno,Msi)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

iii NINA SOFIANA 06.6.106.02030.50225 EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN

TAHUNAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

JANUARI 2010

(4)

v

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan, akan datang kemudahan. Maka

kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah

kamu berharap.” (Qs. Asy-Syarrh : 6-8)

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

mengerjakan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh

berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang

meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka

akan kembali kepada-Nya.” (Qs. Al-Baqarah : 45-46)

“Jangan melepaskan harapan atau putus asa karena yang kau dambakan

sudah lampau. Meratapi sesuatu yang tidak dapat diperoleh kembali

merupakan kelemahan yang paling rapuh.”(Kahlil Gibran)

Janganlah engkau menyia-nyiakan waktu selagi masih ada masa

senggang, tetapi hiasilah waktu senggangmu untuk perbuatan yang

bermanfaat. Kesombongan akan menjerumuskan kita ke jurang

kenistaan, tapi kerendahan hati akan membawa kita menuju kemuliaan.

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang kucintai, yang

memberi hidup ini lebih berwarna dan berarti:

Allah SWT dalam lindunganNya sehingga pembuatan skripsi

ini lancar

Untuk Bapak, Ibu, dx nita Terima kasih atas segala curahan

kasih sayang, Do’a dan perhatian yang diberikan untuk

ananda, sebuah karya kecil ini kupersembahkan sebagai tanda

hormat dan baktiku

Keluarga besarku(om tono dan lek kamti) dan prikitiuww yang

selalu kusayangi, terima kasih atas support dan doanya

Sahabat-sahabatku, terima kasih atas Do’a, masukan,

semangad dan dorongan selama ini.(thank you so much)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas

karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI”. Adapun maksud dan tujuan

dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi kewajiban penulis dalam melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan yang tulus dan ikhlas dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

2. Bapak Drs. H.Syamsudin,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Bapak Drs. Suyatmin, SE. M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(7)

vii

5. Bapak Dr. Fatchan Achyani, SE. M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) yang selama ini memberikan bimbingan maupun arahan-arahan dengan sabar

dan bijak.

6. Bapak Drs. Agus Endro Suwarno, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang

telah dengan sabar dan bijaksana berkenan untuk membaca, mengoreksi, membimbing dan mengarahkan hingga terselesainya skripsi ini.

7. Dosen-dosen dan karyawan fakultas ekonomi yang telah membantu penulis

selama pelaksanaan penelitian.

8. Ibu dan bapak tersayang, dek nita, tiada kasih sayang yang indah dan abadi di

dunia ini, melainkan kasih sayang yang engkau berikan kepadaku selama ini. 9. Keluarga besarku yang telah memberikan perhatian, pengertian dan

dukungannya.

10.Mas Joko, yang telah memberiku cinta, perhatian, semangat dan do’a yang luar biasa. Terima kasih untuk semuanya.

11.Mbak Aping, terima kasih atas kasih sayang selama ini.

12.Buat Mira, Ines, Asta, Kurnia terima kasih atas persahabatan kalian. 13.Buat Murni, terima kasih atas bantuannya dan persahabatannya.

14.Teman-teman kelas G angkatan 2006, aku bersyukur bisa menjadi bagian dari kalian.terus maju! Keberhasilan datang karena ada kemauan dan belajar dari

kegagalan.

(8)

viii

16.Teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas do’a, dukungan dan kasih sayangnya. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari penulisan dan penyajian. Untuk itu penulis menerima segala saran dan kritik yang bersifat

membangun, semoga skripsi ini berguna bagi penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini menjadi awal kesuksesan penulis pada langkah selanjutnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, 13 Februari 2010

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAKSI ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Laporan Keuangan ... 10

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 10

(10)

x

3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 13

B. Pengungkapan (disclosure) dalam Laporan Keuangan ... 16

1. Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan ... 16

2. Tujuan Pengungkapan dalam Laporan Keuangan…….. ... 19

3. Konsep Pengungkapan dalam Laporan Keuangan……... 20

4. Jenis Pengungkapan ... 21

C. Kelengkapan Pengungkapan ... 23

D. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan ... 24

E. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan ... 25

F. Pengaruh Rasio Net Profit Margin terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan ... 26

G. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan ... 26

H. Pengaruh Status Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan ... 27

I. Review Penelitian Terdahulu ... 28

J. Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III : METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Populasi, Sampel dan Teknik Penelitian ... 32

(11)

xi

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

1. Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 34

a. Ukuran perusahaan... 34

b. Rasio Leverage ... 34

c. Rasio Likuiditas... 35

d. Net profit Margin ... 35

e. Status Perusahaan... 35

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 35

E. Metode Analisis Data ... 36

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Statistik Deskriptif ... 44

B. Analisis Data ... 46

1. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Multikolinearitas ... 47

c. Uji Heteroskedastisitas ... 48

d. Uji Autokorelasi ... 49

2. Analisis Regresi Ganda ... 50

3. Pengujian Statistik ... 53

a. Uji t ... 53

b. Uji F ... 55

c. Uji Ketepatan Perkiraan (R2) ... 56

(12)

xii

BAB V : PENUTUP ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Keterbatasan Penelitian ... 62

C. Saran-saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV. 1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 43

Tabel IV. 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 44

Tabel IV. 3 Hasil Uji Normalitas Data.. ... 46

Tabel IV. 4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel IV. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

Tabel IV. 6 Hasil Uji Autokorelasi ... 49

Tabel IV. 7 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50

Tabel IV. 8 Ringkasan Hasil Uji t ... 52

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Item pengungkapan Laporan Keuangan Lampiran 2 : Daftar Perusahaan Sampel

Lampiran 3 : Statistik Deskriptif Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Multikoliniaritas Lampiran 6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 7 : Hasil Uji Autokorelasi Lampiran 8 : Hasil Uji Hipotesis Lampiran 9 : Tabel Durbin Watson Lampiran 10 : Tabel Nilai t

(15)

ABSTRAKSI

Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan pihak-pihak di luar manajemen perusahaan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada masa pelaporan. Dimana informasi yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan bergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik perusahaan (rasio likuiditas,

rasio leverage, rasio net profit margin, ukuran perusahaan dan status perusahaan) terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2008. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria, diperoleh 72 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Untuk perhitungan data disusun secara panel (pooled data), jadi jumlah data observasi sebanyak 216 perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis data dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil uji t menunjukkan bahwa untuk variabel likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalan laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai likuiditas di atas 0,05 yaitu sebesar 0,150. 2) Variabel leverage

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai leverage di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,019. 3) Variabel

net profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai net profit margin di bawah 0.05 yaitu sebesar 0.006. 4) Variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan, hal ini ditunjukkan oleh nilai ukuran perusahaan di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,012. 5) Variabel status perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dalam laporan keuangan, hal ini ditunjukkan oleh nilai status perusahaan di atas 0,05 yaitu sebesar 0,935.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi

perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah.

Profesi akuntansi sebagai penyedia informasi bisnis tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan perekonomian ini. Semakin besar suatu usaha bisnis, semakin dirasakan perlunya informasi akuntansi, baik untuk

pertanggung jawaban maupun untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi. Dalam hubungannya dengan pengujian informasi keuangan untuk pihak luar,

profesi akuntansi perlu mengatur cara-cara pengujian informasi keuangan suatu badan usaha dan memberi jasa audit untuk menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, tujuan pelaporan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi

investor, calon investor, kreditur, calon kreditur dan para pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya secara rasional. Menurut Susanto dalam Subroto (2003) , informasi yang terkandung

(17)

2 dana-dana investasi secara efisien dan produktif. Daarough dalam Subroto (2003) menunjukkan arti pentingnya informasi laporan keuangan dengan

menyatakan bahwa, perusahaan-perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja dan pembuatan kontrak-kontrak. Subroto (2003) menyatakan bahwa kualitas keputusan investasi dipengaruhi

oleh kualitas pengungkapan perusahaan yang diberikan melalui laporan tahunan. Agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi, maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan pengungkapan yang cukup (adequate disclosure). Selanjutnya, informasi-informasi apa sajakah yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli akuntansi, karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan sangat bervariasi dan masing-masing mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.

Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna

apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu

disadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan menggambarkan pengaruh dari kejadian

(18)

3 Bagi pihak-pihak luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui

kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Dimana informasi yang di dapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat

pengungkapan (Disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan

keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya,

sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah.

Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatary Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure).(Na’im dan Fuad Rakhman, 2000 dalam Kartika Andi, 2009). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang

berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM No.

(19)

4 keuangan tersebut. Menurut peraturan mengenai laporan keuangan yang ada di Indonesia hal semacam ini dimungkinkan.

Penelitian tentang kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal penting yang

dilakukan. Dimana akan memberikan gambaran tentang sifat perbedaan kelengkapan pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dapat memberikan petunjuk tentang kondisi

perusahaan pada masa pelaporan. Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor

yang signifikan. Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, dan jumlah saham yang beredar dan ukuran alternatife,

misalnya pos-pos yang dicatat dalam historical cost.

Penyediaan informasi yang luas dalam laporan keuangan merupakan

keseharusan yang disebabkan adanya permintaan berbagai pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (believe)

para investor dalam mengambil keputusan investasi. Adanya suatu informasi baru selain laporan keuangan akan membentuk suatu kepercayaan baru

dikalangan para investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga.

Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi

(20)

5 investasi pasar modal dan juga sebagai sarana pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Tujuan pelaporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi guna pengambilan keputusan, informasi diungkapkan pada dasarnya diarahkan kepada para pemegang

saham, para investor lainnya dan kreditur. Tetapi para karyawan, instansi pemerintah dan masyarakat luas juga merupakan penerima laporan tahunan dan bentuk pengungkapan lainnya. Dalam mekanisme pasar modal,

pengungkapan badan usaha merupakan suatu cara untuk menyalurkan pertanggung jawaban perusahaan kepada para investor untuk memudahkan

alokasi sumber daya. Hal ini menunjukkan bahwa laporan tahunan merupakan media yang penting untuk menyampaikan corporate disclosure

(pengungkapan pada laporan tahunan) oleh manajemen suatu badan usaha dan

merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan investasi oleh para investor.

Akuntansi sebagai alat pertanggung jawaban mempunyai fungsi sebagai alat kendali terhadap aktivitas suatu unit usaha. Tanggung jawab manajemen tidak hanya terbatas atas pengelolaan dana ke dalam perusahaan

kepada investor dan kreditor, tetapi juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosialnya. Keterkaitan yang

(21)

6 Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh oleh Almilia dan Ikka Retrinasari (2007) dengan judul analisis pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada waktu penelitian. Dimana waktu penelitian ini menggunakan data tahun 2006-2008. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan data tahun 2001-2004. Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan

Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “apakah terdapat pengaruh karakteristik perusahaan (rasio

likuiditas, rasio leverage, rasio net profit margin, ukuran perusahaan dan status perusahaan) terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : untuk

(22)

7 pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari penelitian serta penyusunan proposal ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Agar dalam pembuatan dan penerbitan laporan keuangan dilengkapi dengan pengungkapan informasi laporan keuangan yang memadai.

2. Bagi Calon Kreditur dan Calon Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengaruh karakteristik perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lain untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI. 4. Bagi Penulis

(23)

8

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan dari skripsi yang terdiri atas: latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan

penelitian ini, review penelitian terdahulu, kerangka teoritis dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan ruang lingkup penelitian, populasi, sampel

dan metode pengambilan sampel, data dan sumber data, metode

pengumpulan data, definisi operasional, instrumen penelitian dan

metode analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti menganalisa, menguraikan dan menyajikan data

dan hasil penelitian, berisi data-data penelitian dan analisa data

yang diperoleh di BEI yang dihitung berdasarkan metode

(24)

9 BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup, memuat beberapa simpulan penelitian

yang dibuat berdasarkan hasil pembahasan, keterbatasan penelitian

serta memberikan saran-saran perbaikan untuk penelitian

(25)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menjadi dasar

dalam penelitian ini, yaitu laporan keuangan dan pengertiannya, tujuan laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan, pengungkapan dalam laporan keuangan dan pengertiannya, tujuan pengungkapan dalam laporan

keuangan, konsep pengungkapan dalam laporan keuangan dan jenis pengungkapan, faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan, kelengkapan pengungkapan, hal- hal yang mengurangi kegunaan informasi, review penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis.

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan

untuk menginformasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dalam arti luas dinamakan pelaporan keuangan (financial reporting), yaitu laporan keuangan pokok yang dilengkapi dengan informasi keuangan lain yang dikomunikasikan melalui media informasi selain laporan keuangan pokok.

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2009:2) adalah ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan

(26)

11 perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

mencakup laporan keuangan pokok ditambah laporan lainnya yang bersifat melengkapi laporan keuangan dasar. Pelengkap atau suplemen laporan

keuangan ini berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disediakan melalui laporan keuangan pokok.

Dalam buku yang berjudul Analisa Laporan Keuangan, Munawir (2002:2) mendeskripsikan, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil

dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

(27)

12

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat oleh

perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang

dinyatakan FASB dalam (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:161), bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi :

a. Untuk keputusan investasi dan kredit

b. Mengenai jumlah dan timing arus kas c. Mengenai aktiva dan kewajiban

d. Mengenai kinerja perusahaan

e. Mengenai sumber dan penggunaan kas f. Untuk menilai stewardship

Tujuan umum laporan keuangan menurut Standar Akuntasi Keuangan No. 1 paragraf 12 disebutkan bahwa ”tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Laporan

(28)

13 atau menjual investasi mereka dalam perusahaan, keputusan mengganti manajemen dan keputusan pemberian kredit.

Menurut APB Statement No. 4 yang dikutip oleh Harahap (2007:122) menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya

menjadi dua, yaitu : a. Tujuan khusus

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan

perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.

b. Tujuan umum

Memberikan informasi tentang sumber ekonomi, kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan

kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.

Dari pengertian diatas dapat disimpukan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan yang dapat digunakan baik oleh pihak intern maupun

ekstern perusahaan.

3. Karakteristik Laporan Keuangan

Mengingat pentingnya informasi bagi pengambilan keputusan perlu ditetapkan kriteria infomasi yang dapat dipakai sebagai pengambilan keputusan, meskipun kemudian tetap diperlukan dalam penyusunannya.

(29)

14 kepentingan para pengguna informasi yang tidak dapat akses secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi. Disisi lain

penyedia informasi memilki rerangka penyusunan yang jelas sehingga tidak bersembunyi dibalik kata judgement untuk melindungi kepentingannya.

Karakteristik atau kualitas informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan memiliki kriteria utama bahwa informasi tersebut

dapat dipakai sebagai patokan atau tuntunan perilaku yang diperlukan atau harus diambil dalam hubungannya dengan pengamanan atau dalam

hubungannya dengan aktivitas yang dimonitor. Informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan harus diungkapkan meskipun informasi tersebut kecil jumlahnya. (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:164)

menyebutkan bahwa informasi yang berguna harus memenuhi sebagai berikut :

a. Relevan (relevance)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi

memiliki kualitas relevan agar dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

(30)

15 b. Dapat Dipahami (understandability)

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan

keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian informasi kompleks yang

seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut

terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

Kedua karakteristik diatas (relevan dan dapat dipahami) merupakan karakteristik kualitas utama yang membuat informasi

akuntansi bermanfaat. c. Handal (reliability)

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pegertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat Dibandingkan (comparability)

(31)

16 perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.

Cakupan informasi laporan keuangan dan pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan, informasi pelengkap, catatan atas laporan

keuangan dan media pelaporan lainnya.

B. Pengungkapan (disclosure) dalam Laporan Keuangan 1. Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan (Chariri, Anis dan Ghozali 2007:377). Apabila dikaitkan dengan kata, disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus

benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai.

Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure

mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha.

Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang

(32)

17 banyak informasi yang harus diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca, tetapi juga pada standar yang dibutuhkan.

Pengertian pengungkapan dalam laporan keuangan menurut Stice (2000) dalam Sidharta dan Sherly Christianti (2007), pengungkapan dalam

laporan keuangan adalah pelaporan rinci sebuah transaksi dalam catatan pada laporan keuangan. Evans (2002:334) mendefinisikan pengungkapan dalam laporan keuangan adalah ”Disclosure means supplying information

in the financial statements including in the statements themselves, the notes to the statements and the supplementary disclosures associated with the statements”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan yang disajikan perlu disertai dengan informasi-informasi

pendukung yang sering kali disebut dengan istilah pengungkapan, agar laporan keuangan yang disajikan mudah dipahami dan tidak menimbulkan

salah interpretasi dalam menafsirkan laporan keuangan.

Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the realease of information). Akuntan cenderung menggunakan istilah ini dalam batasan yang lebih sempit, yaitu pengeluaran informasi tentang perusahaan dalam laporan keuangan, umumnya laporan tahunan (Na’im dan Fuad Rakhman, 2000). Informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan akan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi hanya jika laporan keuangan dilengkapi

(33)

18 bukan berarti banyaknya penggunaaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang panjang lebar, melainkan pengungkapan persoalan-persoalan yang

dianggap penting oleh auditor sehingga laporan keuangan tersebut tidak menyesatkan para konsumennya dan tidak merugikan bagi perusahaan

atau pemegang saham. Karena kewajaran penyajian, laporan keuangan bergantung pada cukup tidaknya pengungkapan-pengungkapan mengenai hak-hak yang cukup materiil. Hal-hal yang cukup materiil dan perlu

diungkapkan adalah erat hubungannya dengan:

a. Bentuk, susunan dan isi laporan keuangan serta penjelasan-penjelasan

yang dilampirkan.

b. Istilah-istilah yang digunakan.

c. Banyaknya perincian-perincian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan.

d. Dasar penilaian atau penentuan dari jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya dasar penilaian persediaan, dasar

penentuan penyusutan aktiva tetap.

e. Aktiva-aktiva yang dipakai sebagai jaminan pinjaman.

f. Deviden yang tertunggak, pembatasan pembagian deviden dan

hutang-hutang yang bersyarat.

g. Adanya kepentingan-kepentingan yang berafiliasi atau yang menguasai

serta sifat dan volume transaksi-transaksi dengan kepentingan tersebut. Menurut Marwata (2001), pengungkapan didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat

(34)

19 mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan

keuangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis keuangan, analisis manajemen atas operasi perusahaan yang akan datang,

perkiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang serta laporan keuangan tambahan yang mencakup pengungkapan dan informasi lainnya di luar harga perolehan (Marwata, 2001).

2. Tujuan Pengungkapan dalam laporan Keuangan

Tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan menurut (Chariri,

Anis dan Ghozali 2007:382), mengungkapkan bahwa tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan adalah:

a. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan secara rasional.

b. Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya menilai jumlah, pengakuan tentang penerimaan kas bersih.

c. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan.

d. Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performan keuangan) suatu perusahaan selama 1 periode.

(35)

20 f. Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang.

g. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya

3. Konsep Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Binsar dan Lusy Widiastuti (2004) menyatakan kualitas tampak sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun

kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (abigous) banyak penelitian yang menggunakan indeks of disclosure methodology

mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan

untuk menilai manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Dengan kata lain imhof mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi

sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan.

Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang

dibutuhkan (Harahap, 2007:268). Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang

(36)

21 2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis

agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan keuangan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca

potensial.

3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi

yang diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak

menganggapnya tidak baik (Ainun dan Fuad Rahman, 2000) dalam Binsar dan Lusy Widiastuti (2004). Bagi beberapa pihak pengungkapan secara penuh diartikan sebagai penyajian informasi

yang berlebihan dan k arena itu tidak bisa disebut layak. Terlalu banyak informasi akan membahayakan, karena penyajian rinci dan

yang tidak penting justru mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan sulit ditafsirkan. Dampak negatif lainnya adalah kompetisi yang dinamis dalam pasar produk. Tersebarnya informasi

penting yang berkaitan dengan strategi bisnis dan rencana perusahaan merugikan posisi kompetitif perusahaan sendiri.

4. Jenis Pengungkapan

Menurut (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:393), menyatakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang

(37)

22 a. Pengungkapan wajib (mandatary disclosure)

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang

disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Di Indonesia peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan tahunan

dikeluarkan oleh Ketua BAPEPAM melalui keputusan nomor 17/PM/2002 atau VIII.G.7. Dalam praktik yang paling lazim digunakan adalah pengungkapan yang cukup (Adequate Disclosure).

Pengungkapan yang cukup merupakan pengungkapan yang minimum yang disajikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Menurut Daarough dalam Na’im dan Fuad Rakhman (2000),

pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang

dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar atau peraturan yang berlaku. Na’im dan Fuad Rakhman (2000)

pengungkapan sukarela adalah pengungkapan melebihi yang diwajibkan.

Dalam pengungkapan sukarela, manajemen bebas untuk

memberi informasi akuntansi maupun informasi lainnya di luar standar pengungkapan yang sudah ditetapkan. Menurut Froidevaux (2004)

(38)

23 semua informasi kebijakan keuangan perusahaan yang dapat dipakai untuk berbagai tujuan.

Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimetri informasi antara

partisipan pasar. Kredibilitas dan reabilitas merupakan hal utama yang menjadi perhatian dalam pengungkapan informasi secara sukarela.

C. Kelengkapan Pengungkapan

Imhoff dalam Almilia dan Ikka Retrinasari (2007) menyatakan kualitas

sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda banyak penelitian yang menggunakan

indeks of disclosure methodology menggunakan bahwa kualitas penggunakan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Jadi Imhoff mengatakan mengatakan bahwa tingginya kualitas

informasi akan sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan. Untuk mengukur kelengkapan pengungkapan dapat dinyatakan dalam bentuk Indeks Kelengkapan Pengungkapan, dimana perhitungan indeks kelengkapan

pengungkapan dilakukan sebagai berikut:

1. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan, dimana jika suatu item

diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol.

2. Skor yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk

(39)

24 3. Menghitung indeks kelengkapan pengungkapan, dengan rumus:

Indeks =

K n

Keterangan:

n = jumlah butir pengungkapan yang terpenuhi

K = jumlah semua butir pengungkapan yang mungkin dipenuhi

Semakin banyak butir yang diungkapkan oleh perusahaan, semakin

banyak pula angka indeks yang diperoleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan angka indeks yag lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan praktik pengungkapan secara lebih komprehesif dibanding

dengan perusahaan lain.

D. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan.

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim (2007:77) :

Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi dari

(40)

25 perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi.

Fitriani (2001) menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai hubungan positif dengan luas pengungkapan. Kondisi perusahaan yang sehat, yang

antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspetasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan cenderung untuk

mengungkapkan lebih banyak informasi. Karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel. Rasio likuiditas dapat

diukur dengan rumus (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim (2007:77) :

Rasio Lancar (current rasio)=

lancar hutang

lancar aktiva

E. Pengaruh Rasio leverage Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan.

Leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva. Perusahaan dengan leverage tinggi menanggung biaya pengawasan yang tinggi. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan membutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Na’im

dan Fuad Rakhman (2000) membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan. Sebaliknya, Fitriani

(41)

26 laporan keuangan. Rasio leverage dapat diukur dengan menggungkan rumus (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim (2007:81) :

DER (Debt to Equity Ratio)=

ekuitas hutang

F. Pengaruh Rasio Net Profit Margin Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, asset, dan modal. Net profit margin atau disebut rasio profitabilitas, rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin menyakinkan

investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen. Fitriani (2001) membuktikan bahwa variabel net profit margin mempunyai hubunagn positif dengan kelengkapan pengungkapan. Jadi semakin tinggi net profit margin suatu perusahaan maka semakin tinggi indeks kelengkapan pengungkapannya. Net Profit Margin dihitung dengan rumus (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim (2007:83) :

Net Profit Margin =

penjualan bersih laba

G. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan.

(42)

27

market capitalized diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki

public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan besar

mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah pula. Fitriani (2001) menunjukkan bahwa variabel size mempunyai

hubungan positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Variable ukuran perusahaan dapat diukur melalui ukuran asset, penjualan

bersih, dan kapitalisasi pasar Fitriani (2001). Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset

H. Pengaruh Status Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan.

Status perusahaan, terdapat beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk kemungkinan perusahaan yang berstatus asing memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan domestik. Pertama, perusahaan dengan penanam modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan induknya di luar

negeri. Kedua, perusahaan yang berstatus asing mungkin mempunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya.

(43)

28 kepada perusahaan berstatus asing dari pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat pada umumnya. Status perusahaan menggunakan variabel dummy

yang penggolongannya dilakukan dengan memberikan notasi 0 untuk perusahaan penanam modal dalam negeri (PMDN) dan diberi notasi 1 untuk

perusahaan penanam modal asing (PMA). Perusahaan dengan status PMA akan memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan domestik. Perusahaan besar dianggap mempunyai informasi yang lebih

banyak dibandingkan perusahaan kecil. Fitriani (2001) dalam penelitiannya menunjukknan bahwa status perusahaan mempunyai hubungan negatife

dengan kelengkapan pengungkapan.

I. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy Widiastuti (2004) bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh investor luar dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada berbagai industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Disini

rasio leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh investor luar dan umur perusahaan sebagai variabel bebas dan kelengkapan laporan

(44)

29 laporan keuangan pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial hanya variabel leverage, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham publik yang mempengaruhi kelangkapan laporan keuangan pada industri manufaktur.

Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Ikka Retrinasari (2007) bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, net profit margin, ukuran perusahaan dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Jakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50

perusahaan selama tahun 2001-2004. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda. Didapat hasil bahwa variabel yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib yaitu variabel rasio

likuiditas, rasio leverage, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Kelengkapan pengungkapan sukarela tidak dipengaruhi oleh semua

variabel-variabel bebas tersebut. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan (wajib dan sukarela) adalah variabel rasio likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan yang berpengaruh

(45)

30 Subroto (2003) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan kepada ketentuan pengungkapan wajib oleh

perusahaan-perusahaan publik dan implikasinya terhadap kepercayaan para investor di pasar modal. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian

variabel-variabel seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kepercayaan investor, indeks pengungkapan wajib. Berdasarkan penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kualitas

Kantor Akuntan Publik (KAP), ukuran perusahaan berpengaruh positif, sedangkan leverage, profitabilitas, kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif.

J. Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan

perusahaan manufaktur. Berdasarkan telaah literature dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan tahunan perusahaan

H2: Rasio Leverage berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan tahunan perusahaan.

H3: Rasio net profit margin berpengaruh terhadap kelengkapan

(46)

31 H4: Size (ukuran) perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan tahunan perusahaan.

H5: Status perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan

(47)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas metode penelitian yang menguraikan jenis

penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, teknik pengujian data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa studi empiris, yaitu suatu jenis penelitian

dengan mempelajari buku-buku, jurnal dan catatan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dari hasil studi ini diharapkan akan diperoleh informasi dan data-data yang relevan serta akurat yang berkaitan dengan

penelitian ini.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2008.

2. Sampel

(48)

33 dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan tahun 2006-2008 secara berturut-turut.

b. Perusahaan yang memiliki laba positif.

C. Data dan Metode pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.

Data sekunder umunya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan laporan keuangan yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain:

1. Jenis perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI.

2. Indeks laporan keuangan masing-masing sampel yang diperoleh dari butir-butir kelengkapan laporan tahunan perusahaan yang dapat diperoleh dari

(BAPEPAM No. SE-02/PM/2002).

3. Data total keuntungan netto sesudah pajak dan total aktiva. Data penelitian

ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. 4. Data total asset, total hutang, total equitas,total aktiva lancar,total hutang

lancar, laba bersih dan penjualan sampel penelitian, diperoleh dari

(49)

34 Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable dependen dan independen.

1. Variabel Independen (variable bebas)

Pengukuran variabel independent dilakukan sebagai berikut :

a. Ukuran perusahaan. Variable ukuran perusahaan dapat diukur

melalui ukuran asset, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar Fitriani (2001). Variable ukuran perusahaan diukur melalui logaritma dari total asset. Penggunaan total aktiva dalam penelitian ini, karena berdasarkan

penelitian Fitriani (2001) total aktiva lebih menunjukkan ukuran perusahaan di banding kapitalisasi pasar.

Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset

b. Rasio leverage. Penelitian ini menggunakan Debt To Equity Ratio

(DER) perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun 2006-2008 yang

diukur dengan membagi total kewajiban dengan ekuitas pemegang saham (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim 2007:81) . Penelitian ini

menggunakan Debt To Equity Ratio (DER) sebagai proksi dari

leverage keuangan perusahaan dengan rumus :

DER (Debt To Equity Ratio) =

(50)

35 c. Rasio likuiditas. Penelitian ini menggunakan rasio lancar perusahaan yang dijadikan sampel tahun 2006-2008, yang diukur dengan rumus

(Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2007:77) :

Rasio Lancar =

lancar hutang

lancar aktiva

d. Net Profit Margin diukur berdasarkan rasio antara laba bersih terhadap

tingkat penjualan (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2007:83). Net Profit Margin dihitung dari tahun 2006-2008 dari perusahaan yang dijadikan sampel dengan rumus :

Net Profit margin =

penjualan bersih laba

e. Status perusahaan menggunakan variabel dummy (Almilia dan Ikka Retrinasari : 2007) yang penggolongannya dilakukan dengan memberikan notasi 0 untuk perusahaan penanam modal dalam negeri (PMDN) dan diberi notasi 1 untuk perusahaan penanam modal asing

(PMA).

2. Variabel Dependen (Variable Terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahun 2006-2008. Variabel ini mengukur berapa banyak butir pengungkapan laporan keuangan yang material

diungkap oleh perusahaan. Butir pengungkapan yang diukur meliputi pengungkapan wajib dan sukarela. Dalam melakukan perhitungan angka

(51)

36 satu menunjukkan bahwa telah melakukan pengungkapan laporan keuangan secara penuh. Dimana perhitungan untuk angka indeks adalah

sebagai berikut :

Indeks =

K n

Keterangan :

n = jumlah butir pengungkapan yang terpenuhi

K = jumlah semua butir pengungkapan yang mungkin dipenuhi

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (multiple regression analysis) untuk menguji hipotesis yang dibangun. Analisis ini digunakan untuk menguji apakah hipotesis penelitian terbukti signifikan atau tidak. Analisis ini untuk menguji kemampuan variabel likuiditas, leverage, net profit margin, size perusahaan dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi variabel kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan. Secara sistematik persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Y =

+  1 X1 +  2X2 +  3X3 + 4X4 + 5S 1 + e

Dimana :

Y = kelengkapan pengungkapan

= konstanta ( tetap )

 1,  2,  3,4,5 = koefien regresi

X1 = rasio likuiditas

(52)

37 X3 = Net profit margin

X4 = Ukuran perusahaan

S1 = Status perusahaan

e = kesalahan baku/error

1. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penggunaan persamaan regresi terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Asumsi-asumsi-asumsi tersebut

adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas data

Salah satu asumsi yang penting dalam model regresi linier adalah bahwa variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila dalam perhitungan diperoleh nilai signifikan lebih dari 0.05, maka data tersebut

berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikan dibawah 0.05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi adanya ketidaksamaan varians dari residual

suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas namun jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan

(53)

38 hasil taksirannya dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi atau menyesatkan.

Masalah heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi ini dilakukan dengan metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen, sehingga dapat diketahui ada tidaknya derajat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi >0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai

signifikansi <0.05, maka terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berasumsi bahwa terdapat hubungan yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance value atau

variance inflation factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0.10 atau batas variance inflation factor (VIF) adalah 10. Jika tolerance value diatas 0.10 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika tolerance value

dibawah 0.10 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10, maka terjadi multikolinearitas.

d. Autokorelasi

Problem autokorelasi disebabkan observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, sehingga timbul residual tidak bebas dari satu observasi satu ke observasi lainnya. Dengan kata

(54)

39 runtut waktu. Pendeteksian gejala ini dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Durbin-Watson, yaitu dengan membandingkan angka

Durbin-Watson dengan nilai kritisnya. Jika Durbin-Watson lebih besar dari nilai kritisnya, maka tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, jika

Durbin-Watson lebih kecil dari nilai kritisnya, maka terjadi autokorelasi.

2. Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen (likuiditas, leverage, net profit margin, size perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen (Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan). Dari persamaan regresi dilakukan

pengujian sebagai berikut:

a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui faktor fundamental manakah dari variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan. Langkah-langkah pengujian untuk uji t adalah sebagai berikut (Djarwanto PS, 2000:140):

1) Perumusan Hipotesis

Ho :  = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

(55)

40 Ha :  ≠ 0, Terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4) Perhitungan nilai t dengan rumus:

Setelah diperoleh nilai thitung kemudian dibandingkan

dengan ttabel. Apabila thitung≥ ttabel maka Ho ditolak, berarti terdapat

pengaruh antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (pengungkapan laporan keuangan). Apabila thitung

Daerah Terima

(56)

41 < ttabel, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat pengaruh antara

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen

(pengungkapan laporan keuangan). b. Uji F (secara bersama-sama)

Uji F digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen secara simultan. Langkah-langkah dalam melakukan uji F adalah (Djarwanto,

2000:190):

1) Menentukan formula hipotesis

Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (kelengkapan pengungkapan dalam laporan

keuangan).

Ho : b1  b2  0, artinya variabel independen secara simultan

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

(kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan).

2) Menentukan level of significant () sebesar 0,05 (df = k = 1, n-k).

3) Menentukan kriteria pengujian atau rule of the test.

F (; k-1; n-k)

Daerah Terima

(57)

42 Jika F hitung > F tabel (; k-1, n-k) maka Ho ditolak

Jika F hitung < F tabel (; k-1, n-k) maka Ho diterima

4) Rumus uji F (Gujarati 2001:190)

F =

n = banyaknya parameter termasuk konstanta regresi 5) Kriteria pengujian

a) Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel atau apabila

nilai signifikansi lebih dari nilai aplha 0,05 berarti variabel

independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.

b) Ho ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel atau apabila

nilai signifikansi lebih dari nilai aplha 0,05 berarti variabel

independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

(58)

43 Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimanfaatkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Nilai R² besarnya antara nol dan satu (0

(59)

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Dalam rangka menguji pengaruh faktor karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan, maka penelitian ini menggunakan bingkai populasi (population frame) seluruh perusahaan bidang manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia dan datanya tercantum di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh 72 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel IV.1

Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

1. Perusahaan manufaktur 151

2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan tahun 2006-2008 secara berturut-turut

(52)

3. Perusahaan yang tidak memiliki laba positif (27)

Jumlah Sampel 72

(60)

45 Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan

Indonesian Stock Exchange (IDX) tahun 2009. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dipaparkan deskripsi dari data yang diperoleh. Dari hasil perhitungan dengan SPSS versi 15.0, diperoleh gambaran masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel IV.2 menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan manufaktur pada

tahun 2006-2008 bergerak dari minimal 0,53 hingga 34,35 dengan rata-rata 2,5575 dan standar deviasi 3,1737. Artinya likuiditas minimal perusahaan

adalah 0,53% dan maksimal 34,35% dengan standar penyimpangan rata-rata 3,1737. Leverage perusahaan manufaktur pada tahun 2006-2008 bergerak dari minimal 0,06 hingga 24,61 dengan rata-rata 1,4296 dan standar deviasi 2,0599.

Artinya leverage minimal perusahaan adalah 0,06 dan maksimal 24,61 dengan standar penyimpangan rata-rata 2,0599. Profitabilitas (NPM) perusahaan

manufaktur pada tahun 2006-2008 bergerak dari minimal 0,00 hingga 11,45 dengan rata-rata 0,6188 dan standar deviasi 1,372. Artinya profitabilitas minimal perusahaan adalah 0,00% dan maksimal 11,45% dengan standar

(61)

2006-46 2008 bergerak dari minimal 10,42 hingga 17,97 dengan rata-rata 13,6412 dan standar deviasi 1,3431. Artinya ukuran minimal perusahaan adalah 10,42 dan

maksimal 17,97 dengan standar penyimpangan rata-rata 13,6412. Status perusahaan menunjukkan bahwa terdapat 52 perusahaan PMDN (72,2%) dan 20

perusahaan PMA (27,8%). Indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur tahun 2006-2008 bergerak dari minimal 0,5588 hingga maksimal 0,9706 dengan rata-rata 0,8085 dan standar

penyimpangan rata-rata 0,0706.

B. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Namun sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi apakah terjadi penyimpangan pada model regresi.

1. Uji Asumsi Klasik

Model regresi dapat digunakan untuk estimasi dengan signifikan dan

representatif jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari asumsi

klasik regresi berupa: normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data dari masing-masing variabel memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

Gambar

Tabel IV. 1
Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna maka berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri, atas dasar pemikiran ini

Hasil yang dapat disuguhkan adalah dunia pariwisata Indonesia dapat belajar banyak dari negara-negara yang memposisikan pariwisata sebagai modal budaya dan modal

Penelitian ini dengan judul prilaku seks bebas bagi mahasiswa Di kelurahan bahu kecamatan Malalayang Kota Manado, bermaksud akan mengkaji secara mendalam tentang bagaimana

Menurut Purwanto (2002: 102), berhasil atau tidaknya tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut. Faktor yang

Pada Lampiran 1 terlihat bahwa ketika lambda 0.1, ragam pendugaan dan rata-rata bias mutlak yang dihasilkan cukup besar untuk semua metode, sehingga nilai KTG

Menurut al-Zarnuji tujuan pendidikan ada dua, yaitu pertama, tujuan akhirat, seseorang menuntut ilmu harus bertujuan mengharap ridha Allah, mencari kebahagian di

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Agustus 2013 ini ialah produktivitas dan kualitas susu kambing, dengan judul Efek Pemberian

Penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh Sukardi (2012) dan Lestari (2012) mengenai pengembangan model pemecahan masalah untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa