KEBERADAAN GONDANG NAPOSO PADA MASYARAKAT
BATAK TOBA DI DESA SEI MUKA KECAMATAN TALAWI
KABUPATEN BATUBARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
TIODORA SINAGA NIM 081222510082
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Tiodora Sinaga NIM. 081222510082. Keberadan Gondang Naposo Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni musik.Fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Medan 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Peranan Keberadaan Gondang Naposo di Desa Sei Muka. Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi pada masyarakat batak Toba yang merupakan sarana untuk membina hubungan antara generasi muda . Sampai saat ini generasi muda sudah jarang mengenal gondang naposo ini akibat perkembangan zaman, sehingga masyarakat Batak Toba khususnya sudah sedikit demi sedikit meninggalkan budaya tersebut. Hal ini menarik bagi penulis untuk diangkat menjadi topik penelitian.
Metode dalam Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pendukung, pelaku musik, serta informan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi yang dilakukan langsung terhadap objek yang akan diteliti.
Adapun hasil penelitian yang menunjukan bahwa gondang naposo merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat batak toba. Sekarang ini jarang sekali gondang naposo ditemukan di daerah bona pasogit atau daerah yang merupakan daerah asal orang batak toba. Sementara masyarakat batak toba yang merantau mampu menjaga dan melestarikan didaerah perantauannya. Hal tersebut terjadi karena modernisasi dan kurang nya kesadaran masyarakat batak toba yang berada didaerah asal untuk menjaga dan memelihara budaya nya sendiri.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang
telah melimpahkan kasih dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul: KEBERADAAN
GONDANG NAPOSO PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SEI MUKA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATUBARA, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S1) pada Jurusan
Sendratasik Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terima kasih dan hormat yang tulus dan tiada terhingga kepada
Ayahanda S. Sinaga dan Ibunda L. Br Sembiring, yang tiada lelah memberikan
bimbingan, dorongan semangat serta iringan doa yang tulus sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Sendratasik Prodi Seni Musik
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Begitu juga kepada Saudara
ku tercinta Abang Ronal dan Eda ku, Kakakku Sri dan Bang Faber, Adikku
tersayang Desi, Ponakan ku Maurent, Serta Sevty Br Surbakti atas dorongan
semangat dan doa yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor UNIMED
iii
Bapak Panji Suroso, M.Si., selaku Ketua Program Studi Seni Musik dan
selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu penulis, dan
memberi masukan, arahan dan selalu sabar dalam membimbing penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ibu Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu penulis, memberikan masukan, arahan, dan selalu sabar
dalam membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Seluruh Dosen Sendratasik yang selama ini telah mendidik penulis dalam
perkuliahan.
Narasumber-narasumber yang telah membantu saya dalam proses
pembuatan skripsi ini.
Arjhon Thamrin Manalu yang telah banyak memberikan dukungan dan
dorongan semangat kepada penulis.
Sahabat seperjuangan Dian Angel Sitorus, Andre Girsang, Modalta Barus,
Yobi Leomanta, Ade Nansius Nainggolan, Teger Pranata, semangat
teman-teman ku semoga kita sama-sama wisuda tahun ini.
Seluruh rekan-rekan stambuk 2008 yang setia memberikan dukungan dan
memberikan semangat selama ini dan membantu dalam proses skripsi.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
iv
berharap agar tulisan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pembaca.
Akhir kata penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya Seni Musik.
.
Medan, Juli 2013
Penulis
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Posisi gerakan pada saat Gondang somba-somba ... 36
Gambar 4.2. Posisi gerakan pada saat Gondang liat-liat ... 36
Gambar 4.3. Posisi gerakan pada saat Gondang pasu-pasu... 37
Gambar 4.4. Posisi gerakan pada saat gondang sappe-sappe ... 38
Gambar 4.5. Silua ... 42
Gambar 4.6. Posisi gerakan manjalo-jalo Silua ... 45
Gambar 4.7. Marembas ... 45
Gambar 4.8. Sulim ... 49
Gambar 4.9. Keyboard ... 50
Gambar 4.10 Taganing ... 51
v
DAFTAR ISI
Halaman PENGESAHAN
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR GAMBAR ...viii
BAB I. PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...4
C. Pembatasan Masalah ...5
D. Perumusan Masalah ...5
E. Tujuan Penelitian ...6
F. Manfaat Penelitian ...7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ...8
A. Landasan Teoritis ...8
1. Pengertian Keberadaan ...8
2. Pengertian Gondang Naposo ...9
3. Masyarakat Batak Toba ...11
4. Musik Pada Masyarakat ...12
5. Bentuk Penyajian ...15
6. Pengertian Fungsi ...16
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...19
A. Metode Penelitian………...19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...20
C. Populasi dan Sampel ...21
1. Populasi ...21
2. Sampel ...21
D. Teknik Pengumpulan Data ...22
1. Studi Kepustakaan ...22
2. Observasi Lapangan ...25
3. Wawancara ...25
4. Dokumentasi ...26
E. Teknik Analisis Data ...27
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...29
A. Keberadaan Gondang Naposo di Desa Sei Muka ...29
B. Bentuk Penyajian Gondang Naposo Pada Masyarakat Batak Toba di DesaSei Muka ...30
1. Pembukaan ...30
2. Acara Manortor ...33
a. Gondang Mula-Mula ...34
b. Gondang Somba-Somba ...35
c. Gondang Liat-Liat ...36
vii
e. Gondang Sappe-Sappe ...38
3. Penutupan Gondang Naposo ...47
C. Instrumen Yang Digunakan Pada Saat Pelaksanaan Gondang Naposo… ...47
D. Fungsi Musik Pada Gondang Naposo di Desa Sei Muka...53
1. Fungsi Pengungkapan Emosional ...53
2. Fungsi Penghayatan Estetis ...53
3. Fungsi Hiburan ...54
4. Fungsi Komunikasi ...55
5. Fungsi Kesinambungan Budaya ...56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...57
A. Kesimpulan...57
B. Saran ...58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam
bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama dan tempo.
Selain itu musik juga merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat
pemilik budaya tersebut yang dapat disaksikan dan didengarkan dari hasil karya
para pemusik tradisional yang diturunkan secara turun-temurun dan
tersosialisasikan alam kehidupan masyarkat yang berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
Musik Tradisional merupakan unsur budaya penting. Bagaimana tidak,
musik tersebut merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu hal yang akan dan
telah terjadi dalam kebudayaan itu sendiri. Demikian juga halnya musik tradisi
yang hidup dan berkembang di daerah Batubara dan sekitarnya dan berada dalam
wilayah provinsi Sumatera Utara.
Masyarakat Batak Toba mempunyai budaya yang sangat kaya yang mereka
peroleh dari leluhurnya secara turun-temurun. Warisan budaya tersebut adalah
budaya tradisional yang harus dijaga kesinambungannya. Salah satu budaya yang
diwariskan pada masyarakat Batak Toba adalah pesta muda-mudi Gondang
Naposo. Gondang Naposo ialah pesta muda-mudi pada masyarakat batak Toba
yang merupakan sarana untuk membina hubungan antara generasi muda.
2
Dahuluacara ini biasa dilakukan pada saat terang bulan (Rondang Bulan) dan pada
saat masyarakat mendapatkan hasil panen yang baik.
Gondang Naposo adalah acara pesta yang ditunggu-tunggu muda-mudi.
Dimana dalam acara tersebut muda-mudi dari berbagai desa diundang untuk turut
berpatisipasi dalam acara Gondang Naposo tersebut dan disana mereka bisa
berkenalan satu dengan yang lain. Kesempatan untuk para muda-mudi untuk
saling berkenalan satu dengan yang lain sangatlah besar karena di dalam acara
Gondang Naposo tersebut dilengkapi dengan perilaku tortor (Thompson HS
dalam artikel “Gondang Naposo Di Jakarta” 2008). Tortor dalam gondang
naposo pada masyarakat Batak Toba juga dapat berfungsi sebagai ajang melepas
rindu, sehingga nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat Batak Toba yang berupa
kegembiraan, kesedihan, perjuangan hidup serta pengharapan dapat diwujudkan
melalui tortor yang diiringi musik gondang.
Dibeberapa tempat sub etnis batak tradisi untuk muda-mudi seperti ini
juga sering dilakukan, seperti di Tanah Karo dengan Guro-guro Aron dan di
Simalungun dengan Rondang Bintang.
Pada masa sekarang ini boleh dikatakan sudah jarang kita jumpai Gondang
Naposo, khususnya di daerah-daerah perantauan masyarakat Batak Toba. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh modernisasi yang kuat pada masyarakat Batak Toba
khususnya muda-mudi Batak Toba, sehingga rasa ingin tahu akan budaya Batak
pun sudah berkurang. Di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara
adalah salah satu daerah yang sampai saat ini masih tetap menyelenggarakan acara
3
Walaupun penduduk Kecamatan Talawi bukan hanya terdiri dari
masyarakat Batak Toba saja melainkan ada etnis Melayu dan Jawa, namun tradisi
Gondang Naposo tetap dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba yang ada disana
sebagai ungkapan kegembiraan setelah panen dan sebagai acara untuk pertemuan
muda-mudi masyarakat Batak Toba yang ada disana.
Gondang Naposo merupakan pesta mudi-mudi yang memiliki tata cara
penyajian. Peraturan-peraturan serta struktur penyajian gondang naposo adalah
suatu warisan leluhur yang harus diperhatikan. Detail-detail peraturan dan struktur
ini bisa berbeda dari satu daerah ke daerah lain.
Keberadaan musik juga tidak terlepas dari kehidupan manusia. Musik
tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan, melainkan dapat dijadikan sebagai
pendukung acara. Hal ini menggambarkan musik sangat berperan pada gondang
naposo ini. Fungsi musik juga sangat berpengaruh pada gondang naposo. Selain
sebagai media hiburan, fungsi musik dapat juga sebagai sarana pendidikan,
komunikasi, keagamaan dan bahkan sebagai makna kebersamaan. Ini
menggambarkan musik sangat berperan dalam kehidupan manusia. Pada acara
Gondang Naposo yang ada di Desa Sei Muka saat ini yang menjadi musik
pengiring adalah Sulkibta ( Sulim Keyboard Taganing).
Berdasarkan pengamatan yang dilihat dari fenomena diatas, saya tertarik
untuk meneliti lebih dalam mengenai Gondang Naposo di Desa Sei Muka
Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara serta perubahan-perubahan yang terjadi
dalam acara tersebut. Serta bermaksud untuk mengangkat topik ini menjadi satu
4
“Keberadaan Gondang Naposo Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Sei
Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
ruang lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah
adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah
yang dibahas tidak terlalu luas.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah keberadaan orang Batak Toba di Kabupaten Batubara?
2. Bagaimana keberadaan Gondang Naposo di Desa Sei Muka Kecamatan
Talawi Kabupaten Batubara?
3. Bagaimana bentuk penyajian Gondang Naposo pada masyarakat Batak
toba di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?
4. Bagaimana perkembangan gondang Naposo di Desa Sei Muka kecamatan
Talawi Kabupaten Batubara?
5. Instrumen apa saja yang digunakan pada saat pelaksanaan Gondang
Naposo di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?
6. Bagaimana fungsi musik pada Gondang Naposo di Desa Sei Muka
5
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha menetapkan batasan dari masalah.
Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang
termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak
termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.
Untuk membatasi pembatasan agar topik menjadi terfokus, dan menjadi
agar pembahasan tidak melebar. Maka penulis menetapkan pembatasan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan Gondang Naposo di Desa Sei Muka Kecamatan
Talawi Kabupaten Batubara?
2. Bagaimana bentuk penyajian Gondang Naposo pada masyarakat Batak
toba di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?
3. Instrumen apa saja yang digunakan pada saat pelaksanaan Gondang
Naposo di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?
4. Bagaimana fungsi musik pada Gondang Naposo di Desa Sei Muka
Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara?
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan jabaran yang rinci dari sebuah topik
penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menumukan jawaban pertanyan
sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Dengan demikian dalam hal ini,
6
Bagaimanakah keberadaan, bentuk penyajian, serta apa saja intrumen yang
di gunakan dan fungsi musik pada Gondang Naposo tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian manusia pastilah berorientasi kepada tujuan.
Salah satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan
penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
hasil yang akan dicapai. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat
dari tercapai tidaknya tujuan penelitian.
Sukmadinata (2008:310) mengatakan bahwa Tujuan merupakan sasaran
yang akan dicapai atau yang dihasilkan oleh penelitian, dapat dirumuskan dalam
bentuk hasil atau proses.
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan penelitian, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui keberadaan gondang naposo pada masyarakat batak
Toba di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara.
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian gondang naposo pada masyarakat
batak toba di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara
3. Untuk mengetahui Instrumen yang digunakan pada saat pelaksanaan
Gondang Naposo di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten
Batubara
4. Untuk mengetahui fungsi musik pada Gondang Naposo di Desa Sei Muka
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi baru bagi masyarakat luas tentang keberadaan
gondang naposo pada masyarakat Batak Toba diluar daerah
kebudayaanya.
2. Untuk mengetahui perkembangan Gondang naposo pada masyarakat
Batak Toba Di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara.
3. Sebagai masukan bagi mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai musik tradisional.
4. Sebagai media informasi untuk suatu kesenian yang ada di Batubara.
5. Sebagai dokumentasi dan sumber kajian tentang salah satu kebudayaan
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian tentang permasalahan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba
membuat kesimpulan mengenai Keberadaan gondang naposo pada masyarakat
batak toba didesa Sei Muka Kecamatan Talawi sebagai berikut:
1. Keberadaan gondang naposo di Desa Sei Muka ini sangat disenangi
oleh masyarakat, khususnya kaum muda. Meskipun secara geografis
merupakan daerah masyarakat melayu namun tidak mengurangi niat
masyarakat batak toba untuk mengadakan acara gondang naposo
karena gondang naposo merupakan suatu wahana atau wadah untuk
mempertemukan muda mudi satu daerah dengan daerah lain.
2. Dalam penyajian gondang naposo, dimana sebelum acara hasuhuton
(pelaksana acara) terlebih dahulu bertanya atau melakukan
permohonan dan meminta gondang kepada pargonsi untuk manortor
dan ini juga dilakukan oleh perwakilan yang memiliki peranan dari
setiap tamu undangan.
3. Sekalipun ensambel pengiring Gondang Naposo bukan gondang
sabangunan namun tidak membuat fungsi dari musik tersebut
berubah, namun status sosial dari pemain musik (pargonsi)
mengalami perubahan. Karena mereka dianggap mengetahui maksud
58
4. dan tujuan pelaksanaan acara gondang naposo. Instrument musik yang
tergabung dalam gondang Naposo ini antara lain adalah Sulkibta,
yaitu suling, keyboard, taganing dan kecapi.
5. Selain sebagai pengiring fungsi musik juga memiliki makna yang
tersirat, dimana manortor tidak akan dilaksanakan tanpa adanya musik
pengiring dan merupakan suatu fenomena kontiunitas yang terus
berlanjut smpai sekarang.
B. Saran
1. Keberadaan gondang naposo di desa Sei Muka ada supaya
dipertahankan, dikenalkan, dikembangkan untuk menjalin
kekompakan utuk mempererat hubungan antar muda mudi daerah
yang satu dengan daerah yang lainnya serat turut menjaga dan
melestarikan tradisi gondang naposo kepada masyarakat berbagai
kalangan di kota Batubara dan sekitarnya.
2. Peran serta orang tua dalam melestarikan budaya sangatlah besar. Hal
ini dapat kita lihat dengan lahirnya organisasi Muda Mudi Kampus di
Desa Sei Muka yang dipelopori oleh orang tua menjadi awal
diadakannya acara Gondang Naposo. Bahkan acara Gondang Naposo
tersebut tetap berlangsung sampai sekarang dan daerah-daerah lain di
sekitar Sei Muka juga telah melaksanakan Gondang Naposo.
3. Diharapkan kepada pemerintah khususnya Departemen Kebudayaan
untuk membantu dalam proses pelestarian budaya dengan lebih sering
seminar-59
seminar budaya dan pertunjukan-pertunjukan kesenian. Dalam hal ini
juga diharapkan agar pemerintah mengadakan program regenerasi
pemusik tradisional khususnya di Desa Sei Muka, sehingga musik
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI Jakarta : Bina Aksara.
Depdikbud 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Esdaswara, Suwardi. 2006, Penelitian kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Tambunan. Emil H. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya.
Hutajulu, Rithaony dan Harahap, Irwansyah 2005. Gondang Batak Toba. Bandung: P4ST UPI.
Koentjaraningrat. 1990. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.
Miles, B Matthew dan Suberman, A. Michael, 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-PRESS
Merriam, AP 1964. The Antrhopologi of Music, Indiana : Northwestern University Press
Mulyana. 2003. Metode Penelitian. Bumi Aksara: Bandung
Pasaribu,Ben.dkk. 2004, Pluralitas Musik Etnik. Medan : Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nomennsen
Purwadaminto. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Siahaan, N. 1982. Adat Dalihan Na Tolu (Prinsip dan Pelaksanaannya). Jakarta: Grafika.
Siahaan, Piter Yogi. 2011. Keberadaan Alat Musik Talatoit Pada Masyarakat Toba di Desa Tomok Kabupaten Samosir. Skripsi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED
Yetty S. 2009. Perbedaan Gondang Hasapi Dan Gondang Sabangunan Pada Masyarakat Batak Toba Dengan Fokus Perhatian Pada Upacara Adat Perkawinan Dan Kematian. Skripsi Jurusan Seni Musik UNIMED.
Simatupang, Maurits 2002. Budaya Indonesia Yang Supra Etnis. Jakarta: PAPAS SINAR SINANTI.
Manik, Meri. 2010. Keberadaan Ensambel Gondang Silalahi di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif. Bandung. Alfabeta
Suragin. 2001. Kamus Mudik. Jakarta: Gramedia Widya Sarana Nusantara
Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Romaka Rosdakarya, Bandung
Rithaony dan Hutajulu. 2005. Gondang Batak. Pusat Pendidikan dan Seni Tradisional
http://mandosi wordpress.com
http://musik.blogspot.com