• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KOLONEL BEJO DALAM PERTEMPURAN MEDAN AREA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI (1947-1948).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KOLONEL BEJO DALAM PERTEMPURAN MEDAN AREA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI (1947-1948)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KOLONEL BEJO DALAM

PERTEMPURAN MEDAN AREA UNTUK

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

(1947-1948)

SKRIPSI

Disetujui Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LEO CHILSON SIHOTANG

NIM 309121038

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Leo Chilson Sihotang. 309121038. Peranan Kolonel Bejo Dalam Pertempuran Medan Area Untuk Mempertahankan Kemerdekaan RI (1947-1948). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Masalah dalam penelitian ini adalah peranan seperti apa yang dilakukan Kolonel Bejo dalam pertempuran Medan Area (1947-1948). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan beliau dalam pertempuran Medan Area (1947-1948) dan eksistensinya dalam Laskar Rakyat yang telah melambungkan nama besarnya.

Teknik pengumpulan data adalah dengan studi pustaka, dokumentasi dan wawancara dengan yang orang-orang yang mengetahui banyak tentang Kolonel Bejo, baik itu keluarganya, ataupun teman-teman seperjuangannya dalam pertempuran Medan Area.

Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dituangkan dalam pembahasan adalah peranan Kolonel Bejo dalam pertempuran Medan Area memiliki beberapa macam diantaranya peran yang pernah dijalankan Kolonel Bejo sebagai pemimpin pasukan Laskar Rakyat Napindo dengan diangkat menjadi Komandan Napindo Batalyon III Andalas Utara. Selanjutnya Kolonel Bejo juga pernah mendapat jabatan yang sangat berat sebagai Komandan TNI

Stoottroep Brigade “B” Komandemen Sumatera. Selain itu Kolonel Bejo juga

berperan penting dalam pembentukan awal TNI yang merupakan penggabungan antara TKR dan Laskar Rakyat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan yang dilakukan oleh Kolonel Bejo dalam Pertempuran Medan Area untuk mempertahankan kemerdekaan RI (1947-1948) mendapatkan respon yang baik dari masyarakat dan pemerintah. Sehingga beliau mendapatkan penghargaan atas jasanya berupa kenaikan pangkat menjadi Mayor sejak dia menjadi Komandan TNI

Stoottroep Brigade “B” Komandemen Sumatera, kemudian naik menjadi

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa telah memberikan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul “Peranan Kolonel Bejo Dalam Pertempuran Medan Area Untuk

Mempertahankan Kemerdekaan RI (1947-1948)”.

Skripsi yang indah ini saya persembahkan kedua orang tua saya Ayahanda dan

Ibunda tercinta, yang selalu berjuang, memberikanku dukungan, memberi motivasi serta

memberikan doa yang tulus tiada hentinya kepada penulis. Terima kasih banyak Ayah dan

Ibu yang telah menjadi orang tua terbaik. Semoga di masa yang akan datang saya menjadi

orang yang sukses dan bisa membanggakan kalian.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak berupa kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini juga penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak,

baik dalam dukungan doa, moril maupun materil yang setulusnya. Maka penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

mendukung penyelesaian skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Drs. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial

(6)

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial Unimed dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan motivasi selama peneliti menjadi mahasiswa.

4. Ibu Dra. Hafnita Lubis, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan serta bantuan yang tak terhingga kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak/ Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Unimed.

6. Bapak Muhammad Sani selaku narasumber yang telah memberikan banyak informasi

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Untuk Kakak Pretty Sihotang dan Lae Alpen Simanjuntak serta adik-adikku Bob

Sihotang dan Novaland Sihotang, baik-baik kalian sekolah agar kelak menjadi orang

yang sukses dan membanggakan orangtua.

8. Untuk sahabat-sahabat terbaik penulis di keluarga besar A/Reguler 2009,

Armeindo,Novriandi, Januar, Syarifuddin, Ihsan, Risdam, Yasir beserta komting kelas

Hodma, Agus, Irvan, Arif, Surapati, Sasfikanta, Novita, Wirda, Sarah, Tarapul,

Yosephine, Febri, Erviana, Rara, Monika, Darnita, dan lain-lainnya yang tidak

mungkin penulis sebutkan semua. Terima kasih untuk kebersamaan yang telah kita

jalin selama ini teman-teman.

9. Untuk kakak dan abang stambuk yang telah memberikan bantuan beserta motivasi

Kak Mulyani Sabatini, Kak Icha, Bang Imam, Bang Amrin, Bang Ryan Pack, Bang

(7)

10. Untuk adik-adik stambuk, Enos Paul, Boy, Catur, Rozak, Bastian, Saulina, Deva,

Nelita, Nurul, Mawardy,Yansi, Kiki, Marcell, Citra, Risky Sianturi, Risky Parhusip,

Josrai, Ricky Geger dan lain-lainnya.

11. Untuk adinda Uchy Manik (social friend at night) beserta teman-temannya Eva,

Helen, dan Tini, terima kasih untuk suport dan spirit yang telah kalian berikan.

12. Untuk teman-teman sepermainan di kampung Adriman, Karlos,Tria, Bang Frans

(Ngab), Naldi, Martin, Dani dan Dodi. Semoga kita sukses dikemudian sesuai dengan

cita-cita kita masing-masing.

13. Untuk saudara-saudara juga Fitra, Fandi, Melly, Kak Menti, Bang Danto, Bang

Alpan, Bang Boy, Wita dan Winston. Terima kasih dukungannya.

14. Tak lupa juga untuk rekan-rekan seperjuangan PPLT SMP Negeri 1 Sei Rampah,

Fahruzy, Mariana, Maya, Saurdot, Adi, Memey, Epin, Eflida, Riza dan lain-lain.

Terima kasih untuk dukungan dan motivasi kalian.

Penulis berharap kiranya skripsi ini menjadi sesuatu yang bermanfaat dan

berguna untuk kita semua.

Medan, Agustus 2013

Leo Chilson Sihotang

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI...v

BAB I. PENDAHULUAN...1

A.Latar Belakang Masalah...1

B.Identifikasi Masalah...3

C.Perumusan Masalah...4

D.Tujuan Penelitian...4

E. Manfaat Penelitian...4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA...6

A.Kerangka Konseptual...6

1. Peranan Kolonel Bejo...6

2. Pertempuran Medan Area...8

3. Mempertahankan Kemerdekaan...9

4. Kepemimpinan...11

B.Kerangka Berpikir...13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...15

A. Metode Penelitian...15

(9)

C. Lokasi Penelitian...17

D. Teknik Pengumpulan Data...17

E. Teknik Analisis Data...18

BAB IV. PEMBAHASAN...20

A. Lokasi Penelitian...20

1. Letak dan Keadaan Geografis...20

2. Sejarah Awal Kota Medan...23

B. Situasi Pada Awal Kemerdekaan...25

1. Sekitar Proklamasi Kemerdekaan...25

2. Pembentukan TKR...25

3. Pembentukan Laskar Rakyat...27

4. Tentara Nasional Indonesia Dilahirkan...33

C. Biografi Kolonel Bejo...36

D. Peranan Kolonel Bejo Dalam Pertempuran Medan Area...38

1. Perjuangan Dalam Gerakan Anti Fascis...38

2. Perjuangan Membentuk Pasukan Bersenjata...42

3. Perjuangan Melawan Agresi Militer I...47

4. Perjuangan Melawan Agresi Militer II...54

5. Perjuangan Menewaskan Jendral Spoor...59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...62

A. Kesimpulan ...62

B. Saran...64

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertempuran di Medan Area merupakan perlawanan yang paling sengit

dan panjang yang terjadi di Sumatera Utara (dulunya Sumatera Timur), yang

berlangsung hampir 2 tahun. Dalam peristiwa ini ialah motivasi rakyat dan

pemuda pejuang yang tidak mau dijajah dengan disertai sikap ulet dan pantang

menyerah.

Pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,

Belanda yang telah angkat kaki dari Indonesia setelah menyerah tanpa syarat

kepada Jepang ternyata kembali lagi ke Indonesia dan tidak mengakui

kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan dibonceng oleh tentara sekutu

(Inggris) Belanda kembali menginjakkan kakinya ke Indonesia dan

melancarkan beberapa serangan-serangan terhadap Indonesia.

Tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan Agresi Militer I,

peristiwa ini terjadi setelah Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati.

Belanda pun menyerang semua front di seluruh Indonesia, termasuk juga

front Medan Area.

Tanggal 18 November 1948 juga Belanda melancarkan serangan

Agresi Militer II dimana Belanda melanggar Perjanjian Renville. Saat itu

dengan tiba-tiba Belanda menyerang Jogjakarta (saat itu menjadi Ibukota

(11)

Presiden Ir. Soekarno, Wakil Presiden Muhammad Hatta dan Perdana Menteri

Sutan Syahrir. Dalam serangan Agresi Militer kedua ini dapat dikatakan

bahwa serangannya itu sangat cepat. Dalam waktu lebih kurang 1 bulan,

Belanda sudah dapat menguasai sebagian besar daerah di Sumatera Utara

(dulu Sumatera Timur) dan Tapanuli.

Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia

banyak tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan melawan Agresi Milter

Belanda I & II di Medan Area. Para Pemuda berduyun-duyun memasuki

pasukan bersenjata. Ada yang masuk ke dalam TKR (sekarang TNI) dan ada

juga yang menjadi Laskar Rakyat. Semuanya berjuang untuk melawan

Belanda dan mempertahankan kemerdekaan RI yang telah diproklamirkan.

Salah satu tokoh yang berjuang dalam Pertempuran Medan Area

adalah Kolonel Bejo, Si Harimau Sumatera yang disebut-sebut menjadi tokoh

rekaan dalam film Naga Bonar karya Asrul Sani. Kolonel Bejo berjuang

dalam menumpas serangan Agresi Militer I & II bersama rekan-rekannya

dibawah bendera Laskar Rakyat Napindo Andalas Utara. Meskipun bukan

berasal dari kesatuan TKR (sekarang TNI), namun semangat dan

perjuangannya dalam berperang melawan Belanda patut diapresiasi.

Kolonel Bejo lahir di Tanjung Mulia tanggal 10 Desember 1919.

Ayahnya bernama Sattar, berasal dari daerah Gunung Jeruk Kabupaten

Purworejo, Jawa Tengah. Kolonel Bejo adalah putera Jawa kelahiran

(12)

Bagaimana eksistensi Kolonel Bejo dalam Laskar Rakyat Napindo

Andalas Utara, Napindo yang terbentuk pada tanggal 25 November 1945

sehubungan dengan keluarnya Maklumat Pemerintah RI yang menganjurkan

pendirian partai-partai politik. Kolonel Bejo pun mendaftarkan diri dan pada

akhirnya menjadi pemimpin Laskar Rakyat Napindo. Didalam

pertempurannya Kolonel Bejo memimpin di Sektor Utara, lalu bergeser dan

mengambil posisi ke bagian Timur Laut, yaitu sisi kiri dari tentara sekutu

yang bergerak ke Timur dan melancarkan serangan-serangan dari sekitar

kuburan Cina dan sebagian dari kampung Sidodadi.

Karena keberanian dan kegigihannya tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Peranan Kolonel Bejo Dalam

Pertempuran Medan Area Untuk Mempertahankan Kemerdekaan RI (1947-1948)”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka yang menjadi

identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang kehidupan Kolonel Bejo

2. Eksistensi Kolonel Bejo dalam Laskar Rakyat Napindo

(13)

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sebenarnya latar belakang kehidupan Kolonel Bejo?

2. Bagaimana eksistensi Kolonel Bejo dalam Laskar Rakyat Napindo?

3. Bagaimana peranan Kolonel Bejo dalam peretempuran Medan Area

(1947-1948)

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan Kolonel Bejo

2. Untuk mengetahui eksistensi Kolonel Bejo dalam Laskar Rakyat Napindo

3. Untuk mengetahui peranan Kolonel Bejo dalam pertempuran Medan Area

(1947-1948)

E. Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan penelitian ini member

beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Memberi pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca

mengenai peranan Kolonel Bejo Dalam Pertempuran Medan Area untuk

(14)

2. Sebagai penambah wawasan kepada peneliti serta pembaca tentang sejarah

pertempuran Medan Area yang merupakan Sejarah Lokal yang harus

dilestarikan.

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin

bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

4. Untuk UNIMED, menambah pembendaharaan karya ilmiah khususnya

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kolonel Bejo adalah sosok pemimpin yang sangat pemberani,

berwibawa, disiplin dan sangat disegani oleh pejuang-pejuang lain

yang juga turut mempertahankan kemerdekaan RI. Selain karena

turut aktif berperan dalam perjuangan mempertahankan

kemerdekaan RI, beliau juga juga pernah menyandang jabatan

sebagai pemimpin di Laskar Rakyat sebagai Komandan Napindo

Batalyon III Andalas Utara. Juga Beliau pernah menjalankan tugas

yang berat sebagai Komandan TNI Stoottroep Brigade “B”

Komandemen Sumatera.

2. Kepemimpinan dan keberanian yang dilakukan beliau juga perlu

kita apresiasi. Bagaimana beliau dengan berani membentuk

pasukan bersenjata sendiri dibawah bendera Laskar Rakyatnya

padahal pada awalnya beliau sama sekali tidak mengerti tentang

militer. Kecintaan yang kuat kepada negara untuk

mempertahankan kemerdekaan menjadi panutan yang paling

penting dari semua perjuangan yang dilakukan Bejo.

3. Beliau juga adalah sosok pemimpin yang selalu bekerja keras,

disiplin dan selalu rendah hati. Beliau tidak pernah

(16)

dilakukannya adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh

sosok seperti beliau sangat jarang ditemui sekarang ini. Sehingga

tidak heran beliau dipercaya menjadi Komandan TNI Stoottroep

Brigade “B” Komandemen Sumatera.

4. Keberhasilan dalam memimpin tampak pada prestasi yang beliau

dapat berupa penghargaan langsung yang diberikan oleh Wakil

Presiden Muhammad Hatta, juga pemberian pangkat Mayor

kepada beliau sejak menjadi Komandan TNI Stoottroep Brigade

“B” Komandemen Sumatera, lalu beberapa tahun kemudian

mendapatkan pangkat Kolonel dan sempat menjadi asisten

pribadinya Jendral Ahmad Yani dan pada akhirnya mendapatkan

pangkat Brigjen setelah beliau meninggal dunia. Dan juga

pemberian nama jalan Bejo di daerah Cemara untuk menghargai

(17)

1.2. Saran

Didalam melakukan penelitian ada beberapa masalah yang

dihadapi, maka peneliti mengambil saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dan teliti tentang

sosok Kolonel Bejo. Masih banyak hal yang perlu diteliti dari

sosok beliau dan perjuangan-perjuangan lainnya dalam

pertempuran Medan Area.

2. Sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin nantinya,

sosok dari Kolonel layak untuk dijadikan contoh. Banyak nilai-nilai

dan gaya kepemimpinan yang dapat diikuti dari beliau. Kecintaan

terhadap tanah air menjadi modal awal kepemimpinannya dalam

perjuangan mempertahanan kemerdekaan RI.

3. Mengajak masyarakat luas untuk lebih mengenal dan mencintai

sosok Bejo dan sosok kepahlawanan lokal lainnya. Sebab dalam

kenyataannya banyak pahlawan lokal kita yang telah berjuang baik

dalam pertempuran Medan Area maupun dalam pertempuran lain

seiring berjalannya terlupakan oleh zaman. Sebab bangsa yang

besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

4. Mengajak pemimpin-pemimpin yang berkuasa di kursi

pemerintahan untuk lebih peka lagi terhadap mereka

pejuang-pejuang lokal dan para kaum veteran. Berikan perhatian kepada

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penggajian yang lama menggunakan sistem pemrosesan berkas, sistem ini sering mendatangkan kekacauan dan ketidakkonsistenan data, sehingga sering menyebabkan pembayaran

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bidan kelurahan yang memiliki masa kerja < 5 tahun sebagian besar melakukan praktik dalam distribusi dan penyimpanan vaksin DPT pada komponen

Tujuan dan Sasaran Rencana Kerja Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera

tingkat pendidikan dengan kategori tinggi (SMA atau PT) (60%), sebagian besar ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (54,4%), mayoritas mempunyai jumlah anak ≤ 2

Polipetida ialah peptida yang molekunya terdiri dari banyak molekul

Telah dilakukan analisa kadar protein dalam tauco di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan yang di lakukan dengan cara metode Kjeldahl, destilasi dan

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin

[r]