• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK ALAT-ALAT OPTIK DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nanda Dwi Prasepty NIM 409621008

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

P

PEENNGGAARRUUHHMOMODDEELLPEPEMMBBEELLAAJJAARRAANNKOKOOOPPEERRAATTIIFFTITIPPEETWTWOOSTSTAAYYTTWWOOSSTTRRAAYY (

(TTSSTTSS))TETERRHHAADDAAPPHAHASSIILLBEBELLAAJJAARRSSIISSWWAAPAPADDAASSUUBBMMAATTEERRIIPPOOKKOOKK A

ALLAATT––ALALAATTOPOPTTIIKKDIDIKEKELLAASSXXSESEMMEESSTTEERRIIII S

SMMAANENEGGEERRII77MMEEDDAANNTT..PP..20201122//22001133

Nanda Dwi Prasepty (NIM. 409621008)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TSTS dan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok alat – alat optik, 2) aktivitas siswa selama proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan pembelajaran konvensional, 3) perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan disain penelitian two group pre–test dan post–test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan yang terdiri dari 9 kelas yaitu kelas X-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol yang diambil secara cluster random sampling dengan masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan ada dua yaitu tes hasil belajar yang berbentuk essay berjumlah 8 soal dan lembar observasi. Sebelum digunakan tes telah divalidasi. Uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Alat – Alat Optik di Kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013”,disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing I, Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen pembimbing II, dan Bapak Prof .Dr. Sahyar, M.Si., MM, selaku dosen pembanding III. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Drs. M. Abdu Siregar selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan juga terimakasih kepada Ibu Dra. Riama Silaban selaku guru fisika yang telah membantu penulis dalam penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada ayahanda Suparyatno dan ibunda Nurliah, S.Pd, beserta suami tercinta Eddy Rahman Caniago, ST, dan juga adik dan kakak ( Agung N.S, Mhd. Teguh Rizky dan Dhani Yusnita) yang telah memberikan doa , motivasi, kasih sayang dan pengorbanan baik secara moril dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

(6)

v

Sinemaso H.Manik, Sri Mulyani, Rina dan Renova, ) serta rekan – rekan jurusan fisika angkatan 2007 sampai dengan 2010 yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa di lingkungan FMIPA UNIMED.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Defenisi Belajar 8

2.1.2. Aktivitas Belajar 9

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif 13 2.1.5. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif 15 2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) 15 2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray (TSTS) 15 2.1.6.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) 15 2.1.6.3. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) 16 2.1.7. Pembelajaran Konvensional 18

2.1.8. Materi Pelajaran 20

2.1.8.1. Alat – Alat Optik 20

2.1.8.1.1.Mata 20

2.1.8.1.2.Lup Atau Kaca Pembesar 23

2.1.8.1.3.Mikroskop 24

2.1.8.1.4.Teropong 26

2.1.8.1.5.Kamera 29

2.2. Kerangka Berpikir 30

2.3. Hipotesis Penelitian 31

BAB III METODE PENELITIAN

(8)

vii

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.3. Variabel Penelitian 32

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 32

3.4.1. Jenis Penelitian 32

3.4.2. Desain Penelitian 33

3.5. Prosedur Penelitian 34

3.6. Instrumen Penelitian 36

3.6.1 Tes Hasil Belajar 36

3.6.2. Validitas Isi 37

3.6.3. Validitas Ramalan 37

3.6.3.1. Validasi Tes 38

3.6.4. Reliabilitas Tes 38

3.6.5. Taraf Kesukaran 39

3.6.6. Daya Beda 39

3.7. Teknik Analisis Data 40

3.7.1. Menghitung Mean 40

3.7.2. Menentukan Varian 40

3.7.3. Menentukan Simpangan Baku 41

3.7.4. Uji Normalitas 41

3.7.5. Uji Homogenitas 42

3.7.6. Uji Hipotesis 42

3.7.6.1. Uji Kemampuan Postes Siswa(Uji t satu pihak) 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 44 4.1.2. Data Hasil Penelitian 44

4.1.2.1 Data Pretes 45

4.1.2.2 Data Postes 46

4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 48 4.1.4. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 48 4.1.5. Uji Persyaratan Analisis Data 48

4.1.5.1 Uji Normalitas 48

4.1.5.2 Uji Homogenitas 49

4.1.6. Pengujian Hipotesis 49

4.1.6.1 Uji Kemampuan Postes 49

4.1.7. Observasi 50

4.2 Pembahasan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 69

DAFTAR PUSTAKA 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Struktur model pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS 18

Gambar 2.2. Bagian – bagian mata 20

Gambar 2.3. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata

berakomodasi maksimum 25

Gambar 2.4. Pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata

tanpa akomodasi 26

Gambar 2.5. Diagram sinar teropong bumi untuk mata pengaturan

normal 28

Gambar 2.6. Teropong Prisma 29

Gambar 2.7. Diagram sebuah kamera (s >> sʹ) 30 Gambar 4.1. Diagram perbandingan nilai pretes kelas eksperimen

dan kelas kontrol 45

Gambar 4.2. Diagram nilai postes kelas eksperimen 46

Gambar 4.3. Diagram nilai postes kelas kontrol 47

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS 16 Tabel 3.1. Desain Pre Test-Post Test Dua Kelompok 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar pada sub materi pokok

Alat – Alat Optik 37

Tabel 4.1.Distribusi frekuensi nilai pretes kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 45

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi nilai postes kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 46

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata – Rata,

Standar Deviasi dan Varians 47 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 63 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 87

Lampiran 3. QUIS 110

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 117 Lampiran 5. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa 133 Lampiran 6. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 135 Lampiran 7. Soal – Soal Tes Hasil Belajar 146 Lampiran 8. Perolehan Skor Uji Instrumen di SMA Negeri 2 Medan 148 Lampiran 9 Menentukan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar 150 Lampiran 10 Menentukan Daya Beda Instrumen Tes Hasil Belajar 153 Lampiran 11 Menentukan Kriteria Taraf Kesukaran Instrumen 156 Lampiran 12 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 158 Lampiran 13 Nama – Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 161 Lampiran 14 Data Mentah Pretes Kelas Eksperimen 162 Lampiran 15 Data Mentah Pretes Kelas Kontrol 163 Lampiran 16 Data Mentah Postes Kelas Eksperimen 164 Lampiran 17 Data Mentah Postes Kelas Kontrol 165 Lampiran 18 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 166 Lampiran 19 Nilai postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 167 Lampiran 20 Perhitungan Rata – Rata , Varians, dan Simpangan Baku

Nilai Hasil Belajar 168

Lampiran 21 Uji Normalitas Data 174 Lampiran 22 Uji Homogenitas Data 178

Lampiran 23 Uji Hipotesis 181

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No.20 tahun 2003). Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang dilalui, oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik.

Kualitas pendidikan saat ini masih tetap merupakan usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Usaha pembaharuan pendidikan telah banyak dilakukan pemerintah diantaranya melalui seminar dan pelatihan – pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta model dan metode pembelajaran untuk bidang studi tertentu misalnya fisika, Matematika dan lain – lain.

Mata pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai bagian dari mata pelajaran IPA di SMA merupakan kelanjutan pelajaran Fisika di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang mempelajari sifat materi, gerak, dan fenomena lain yang ada hubungannya dengan energi. Selain itu, juga mempelajari keterkaitan antara konsep-konsep Fisika dengan kehidupan nyata, pengembangan sikap dan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi beserta dampaknya. Keberhasilan pengajaran fisika tidak terlepas dari kualitas guru sebagai tenaga pengajar fisika, akan tetapi dalam mengajarkan pelajaran fisika guru banyak mengalami kesulitan, diantaranya karena minat belajar siswa yang kurang, menyebabkan hasil belajar fisika cenderung kurang memuaskan.

(13)

Kelas No. Tahun ujian KKM Jumlah siswa

Rata – rata ( x )

X

1. 2010 Semester II 70 383 67,3

2. 2011 Semester II 70 404 68.5

3. 2012 Semester II 70 397 68,3

XI-IPA

1. 2010 Semester II 70 211 67,5

2. 2011 Semester II 70 251 67,3

3. 2012 Semester II 70 251 68,5

XII-IPA

1. 2010 Semester II 70 208 68,7

2. 2011 Semester II 70 211 68.8

3. 2012 Semester II 70 251 69,2

Pada tahun 2011 kelas XII dari 405 siswa yang tidak lulus UAN (Ujian Akhir Nasional) berjumlah 2 orang , sedangkan pada tahun 2012 kelas XII yang berjumlah 383 siswa yang tidak lulus UAN berjumlah 1 orang.

Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas X SMA Negeri 7 Medan T.A. 2012/2013 diperoleh 90 siswa, dimana :

No

Minat Siswa Persentase Jumlah siswa

Menggemari pelajaran fisika 1. Mudah dan

menyenangkan 17,8 % 16 37,5 %

2. Sulit dan

membosankan 31,1% 28

-3. Biasa saja 51,1% 46 15,2%

(14)

3

SMA Negeri 7 Medan dari tahun 2002 sampai dengan 2005. Selain itu keaktifan siswa didominasi oleh siswa – siswa yang pandai, sedangkan siswa – siswa yang kurang pandai lebih banyak diam. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa ketidakpercayaan siswa dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat.

Salah satu upaya untuk memperbaikan hasil belajar siswa dan membuat siswa tertarik pada pelajaran fisika yaitu pada pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai diharapkan dapat memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika. Salah satu model dalam pembelajaran adalah menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) akan mendorong siswa berbagi informasi untuk menemukan dan memahami konsep yang sulit, dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan teman sebayanya, dan menjadikan siswa terbuka dalam belajar.

Mengingat penelitian ini tentang pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) ini telah dilakukan Almiati (2011) pada pelajaran matematika pada materi integral yang diterapkan pada siswa SMK Negeri 8 Semarang Kelas XII mengatakan bahwa pada akhir siklus kedua rata-rata hasil belajar 81,29 , ketuntasan hasil belajar 88,57% dan persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran 85%. Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar ≥ 85% dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ≥ 80%, yang berarti sudah ada peningkatan kualitas pembelajaran matematika siswa SMK Negeri 8 Semarang melalui penggunaan model pembelajarantwo stay two stray.

(15)

tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan sebelumnya. Selain itu adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dari 35,10% menjadi 64% pada siklus I dan 77% pada siklus II.

Selain itu Ita Ayu Yuniarti (2010) mengatakan bahwa hasil belajar matematika materi pokok segiempat pada siswa SMP N 13 Semarang di kelas VII dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan berbantuan alat peraga dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal yaitu 70. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two straydengan berbantuan alat peraga pada materi pokok segiempat efektif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata tes hasil balajar matematika yang lebih baik dari pembelajaran ekspositori, peningkatan aktivitas siswa tiap pertemuan, dari pertemuan pertama hingga pertemun ketiga dalam kategori sangat baik, respon siswa yang termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 88% siswa senang dengan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik ingin meneliti keberhasilan belajar siswa yang berkaitan dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan menerapkannya secara efektif dengan memperbaiki kelemahan peneliti sebelumnya dimana kelemahan-kelemahan sebelumnya terletak pada pengalokasian waktu dan penguasaan konsep siswa pada materi yang diajarkan akan menjadi pedoman untuk peneliti berikutnya dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada penelitian sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan sering memberikan penguatan kepada siswa yang merespon pembelajaran.

(16)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kurang memuaskan.

2. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika sehingga siswa merasa pelajaran fisika itu biasa saja.

3. Kurangnya rasa ketidakpercayaan diri siswa dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat.

4. Sesama siswa kurang terbuka dalam belajar.

5. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 6. Kurangnya kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan yang

kurang pandai dalam mata pelajaran Fisika.

7. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses belajar mengajar.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

2. Subjek yang ditelitian adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika pada sub materi pokok Alat – Alat Optik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(17)

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok alat – alat optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013?

3. Bagaimana aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada sub materi pokok alat – alat optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013?

4. Bagaimana aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok alat – alat optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013?

5. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan pembelajan konvensional pada sub materi pokok alat – alat optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013.

(18)

7

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan Model Konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013. 5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan. 2. Bagi Peneliti sebagai bahan masukan dan wawasan dalam proses

pembelajaran sebagai calon guru fisika untuk masa yang akan datang. 3. Sebagai salah satu referensi penelitian berikutnya yang relevan dengan

penelitian ini.

4. Bagi guru sebagai informasi dan memberikan wawasan tentang pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

5. Bagi Sekolah memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray(TSTS) pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013 yaitu sudah mencapai ketuntasan. Dimana siswa yang tuntas belajar sebesar 90% atau sebanyak 36 siswa dengan nilai rata – rata postes siswa sebesar 77,5.

2. Hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013 yaitu belum mencapai ketuntasan. Dimana siswa yang tuntas belajar sebesar 57,5% atau sebanyak 23 siswa dengan nilai rata – rata postes siswa sebesar 73,5.

3. Perkembangan aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada sub materi pokok alat – alat optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013 yaitu dalam kategori baik. Dimana persentase rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 78,67% .

4. Perkembangan aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada sub materi pokok Alat – Alat Optik di kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2012/2013 yaitu dalam kategori cukup. Dimana persentase rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan mencapai 68,2% .

(20)

59

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), ada baiknya peneliti menggunakan media seperti infokus atau kertas karton pada saat menjelaskan materi.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur model pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
Tabel 2.1. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa Fobservasi = 14,47 dan Ftabel = 3,12 sehingga Fobservasi > Ftabel, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh bersama (interaksi) antara penggunaan

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jatiroto ini bertujuan untuk : (1) mengetahui besar dan agihan erosi tanah, serta (2) melakukan evaluasi

lulusan Polileknik yang bcrkualitas dan selaras d€nsan peratumn akademik yans relah diteraphe naka pada akhir prosrm pendidikal mahasiswa di*ajibkan menbuat Tugas

[r]

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

Menurut FI ed III, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi.. dalam

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

merefleksikan kondisi terkait kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis. Terutama antara faktor kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang ditetapkan.