PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MEMBELAJARKAN BANGUN RUANG SISI DATAR
MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS VIII SMP
NEGERI 5 P.SIANTAR
Oleh:
Lamtio Pestauli Simanjuntak NIM 071244110020
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Terpujilah Allah Maha Tinggi, Allah Penguasa Pemilik kehidupan, atas
KasihNya yang senantiasa menyertai dan telah memberikan kekuatan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Lembar Aktivitas Siswa, Dan Tes Untuk Membelajarkan Bangun
Ruang Sisi Datar Melalui Pembelajaran Matematika Realistik Di Kelas VIII SMP
Negeri 5 Pematangsiantar” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Sarjana Pendidikan Matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada bapak Prof.Dian
Armanto, M.Pd, M,A, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
arahannya ketika penulis memulai penyusunan proposal, sampai penyusunan
skripsi. Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr. Edy Syahputra, M.Si,
bapak Drs. Zul Amry, M.Si, dan bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen penguji
yang juga telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. Dan ucapan
terimakasih kepada bapak Prof. Sahat Saragih selaku dosen pembimbing
akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Motlan,
M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED, kepada Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika,
dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terimakasih
juga kepada bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Drs.Mauruddin Sitohang selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5
Pematangsiantar, bapak Hulman Simanjuntak, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah,
Ibu Nurlela Tarigan, S.Pd, selaku Guru Pembimbing yang telah banyak membantu
dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orangtua, bapak
(B.Simanjuntak) dan mama (D.Hutagalung), abang-kakak-adik: Darbinev
Simanjuntak, serta Josua Simanjuntak, dan keluarga yang telah mendukung secara
mental, spritual, dan materi. Dan ucapan terimakasih khusus buat my precious
one, Rustam Effendy Simamora, S.Pd beserta keluarga yang selalu mendukung
secara spritual, mental, dan materi. Juga kepada kakak dan teman-teman: K’Seri,
K’linda, Marta, Sari, Dewi, Ruth, dan Ayu yang mendukung penulis secara
spritual dan materi. Kepada Kelompok Kecil “Teruna Kristus”: Ronauli, Fronika,
Novayanti, Robinson, Reynold, dan Gerham yang telah mendukung penulis secara
mental dan spritual. Dan kepada teman-teman; keluarga besar UKMKP
UNIMED, khususnya UKMKP UP-FMIPA; teman-teman di Gg.Regar 97A, serta
seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya maksimal untuk menyelesaikan skripsi ini. Akan
tetapi, penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan pendidikan.
Medan, Agustus 2012
Penulis
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MEMBELAJARKAN BANGUN RUANG SISI DATAR
MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 5
PEMATANGSIANTAR
Lamtio Pestauli Simanjuntak (071244110020) ABSTRAK
Matematika merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 5 Pematangsiantar dieroleh bahwa hasil belajar siswa rendah, pembelajaran matematika kurang menarik perhatian siswa, kurangnya kontribusi siswa, dan masalah yang diselesaikan kurang relevan terhadap lingkungan sekitar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasinya yaitu dengan mengembangkan perangkat pembelajaran melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas perangkat pembelajaran pada topik bangun ruang sisi datar, dan mengetahui hasil belajar matematika siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 5 Pematangsiantar tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 39 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development/R&D).
Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Instrucsional Development Institute (IDI) yang dimodifikasi. Hasil pengembangan diperoleh perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas Siswa (LAS), dan Tes.
Cara pengambilan data dilakukan melalui lembar validasi dan tes. Dari hasil lembar validasi diperoleh bahwa RPP memiliki nilai rata-rata 3,48 dengan kriteri sangat baik, LAS memiliki nilai rata-rata 3,6 dengan kriteri sangat baik, dan Tes yang dikembangkan adalah 4 butir soal valid sedangkan 4 butir soal lainnya tidak valid. Hasil uji reliabilitas yang diperoleh adalah 0,11, dengan criteria reliabilitas tes sangat rendah.
THE DEVELOPMENT OF INSTRUCTIONAL MATERIALS FOR TEACHING THE CURVE FLAT SHAPE LESSON WITH
REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION AT 8TH OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 5TH
PEMATANGSIANTAR.
Lamtio Pestauli Simanjuntak (071244110020) ABSTRACT
Mathematic is the obligatory lesson at school. During of observation result in State Junior High School 5th Pematangsiantar that the student text book inexpediency of curiculum, the student text book uncontains of The Curve flat Shape Lesson, the students unusing of The Student Work Sheet when studying process, the study result is down, the students contribution while studying process are decrease. Therefore, there are something to do for cope with developing of instructional materials through Realistic Mathematic Education (RME).
The purposes of this research are to find the validity and reliability of instructional material, and to find of study product through Realistic Mathematic Education. The subject of this research are the class 8th of state junior high school 5th Pematangsiantar, the number are 39 students. The research is Research and Development (R&D).
The development of instructional materials used a modified Instrucsional Development Institute (IDI) model. The product of developing are The Lesson Plans, The Student Work Sheet, and The Test.
The extraction of data by the sheet validity and test. The result analysis of sheet validity show that the average of The Lesson Plans are 3,48 with criteria very good. The result analysis of sheet validity show that the average of The Student Work Sheet are 3,6 with criteria very good. The Test has 4 questions valid and 4 questions invalid. The result analysis of test realibility are 0,11, with criteria very low.
i
1.3 Pembatasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 7
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1Pembelajaran 7
2.1.2Pembelajaran Matematika 8
2.1.3Hasil Belajar Matematika 9
2.1.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 10
2.1.4 Pembelajaran Matematika Realistik 11
2.1.4.1Prinsip PMR 12
2.1.4.2Karakteristik PMR 13
2.1.4.3Langkah-Langkah PMR 15
2.1.5 Bangun Ruang Sisi Datar 17
2.1.6 Perangkat Pembelajaran 20
2.1.7 Pengembangan Sistem Dan Perangkat Pembelajaran 20 2.1.7.1Model Instrucsional Development Institute (IDI) 20
2.1.8 Kerangka Konseptual 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.1.1 Lokasi Penelitian 26
3.1.2 Waktu Penelitian 26
3.2Penentuan Subjek dan Objek Penelitian 26
3.2.1 Subjek Penelitian 26
ii
3.3Jenis Penelitian 26
3.4Prosedur Penelitian 27
3.5Pengembangan Perangkat Pembelajaran 29
3.6Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran 33
3.7Teknik Analisis Data 37
3.7.1 Analisis Data Hasil Validasi Pengembangan
Perangkat Pembelajaran 37
3.7.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar 38
3.7.3 Analisis Tes Hasil Belajar Melalui PMR 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran 42
4.2 Analisis Data 56
4.2.1 Analisis Data Hasil Validasi Pengembangan Perangkat
Pembelajaran 56
4.2.1.1 Analisis Data Validasi RPP 56
4.2.1.2 Analisis Data Validasi LAS 57
4.2.1.3 Analisis Data Validasi Tes 58
4.2.2 Analisis Tes Hasil Belajar 58
4.2.2.1 Validitas Butir Soal 58
4.2.2.2 Reliabilitas 59
4.2.3 Analisis Tes Hasil Belajar melalui PMR 61
4.3 Diskusi Hasil Penelitian 62
BAB V PENUTUP 63
5.1 Kesimpulan 63
5.2 Saran 63
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi rata-rata Skor Validasi RPP 40
Tabel 2. Deskripsi rata-rata Skor Validasi LAS 41
Tabel 3. Deskripsi rata-rata Skor Validasi Tes 41
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Langkah – Langkah PMR 20
Gambar 2. Kubus dan Balok 21
Gambar 3. Jaring – jaring kubus 22
Gambar 4. Jaring – jaring Balok 22 Gambar 5. Model Instrucsional Development Institute (IDI) 24
Gambar 6. Skema prosedur penelitian pengembangan (R&D) 30
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Tes Awal 66
Lampiran 2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 67
Lampiran 3. Tes Kemampuan Awal 68
Lampiran 4. Kunci Jawaban Tes Awal 69
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 86
Lampiran 7. Tes Hasil Belajar (THB) 106
Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar 108
Lampiran 9. Lembar Validasi RPP 112
Lampiran 10. Lembar Validasi LAS 118
Lampiran 11. Lembar Validasi Tes 124
Lampiran 12. Nilai Tes Awal 127
Lampiran 13. Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 128
Lampiran 14. Validitas dan Reliabilitas Tes 129
Lampiran 15. Nilai Kelompok Siswa 130
Lampiran 16. Nama dan Kode Siswa 131
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bidang penting dalam menentukan kualitas suatu
bangsa. Pendidikan dapat diterima dari lingkungan akademik maupun lingkungan
masyarakat. Sekolah merupakan lingkungan akademik untuk memperoleh
pendidikan formal. Pendidikan formal yaitu adanya mata pelajaran yang diberikan
di sekolah tersebut dan diatur oleh kurikulum. Di sekolah, mata pelajaran yang
diberikan berisikan nilai-nilai dan norma untuk mengembangkan potensi pribadi
anak dalam mengembangkan kognitif, afektif serta psikomotorik.
Salah satu mata pelajaran yang diperoleh di sekolah adalah matematika
Matematika merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan. Seperti yang
dikatakan oleh Gauss, (http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika) yaitu matematika
merupakan "ratunya ilmu pengetahuan". Matematika adalah mata pelajaran yang
wajib diketahui mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah sampai perguruan tinggi (Maswins, 2010: 1).
Matematika merupakan pengetahuan yang bertujuan untuk melatih daya
pikir, penalaran, komunikasi, serta kreativitas siswa. Matematika juga dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah baik berupa masalah matematika
maupun kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah
sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Widdiharto (2004: 1) bahwa:
“tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, dan disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari.”
Demikian juga dikemukakan oleh De Lange (dalam Shadiq, 2009: 6)
bahwa kompetensi atau kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasai para siswa
selama proses pembelajaran matematika di kelas adalah:
1. berpikir dan bernalar secara matematis (mathematical thinking and reasoning).
2. berargumentasi secara matematis (mathematical argumentation). 3. berkomunikasi secara matematis (mathematical communication). 4. pemodelan (modelling)
5. penyusunan dan pemecahan masalah (problem posing and solving). 6. representasi (representation).
7. symbol (symbols)
8. alat dan teknologi (tools and technology).
Departemen Pendidikan Nasional (dalam Shadiq, 2009: 7) menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, permintaan, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya, Armanto menuliskan bahwa tujuan mata pelajaran
matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah agar peserta
didik memiliki pengetahuan, keterampilan, pola pikir yang baik, serta nilai-nilai
yang dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kurikulum sebagai acuan
pembelajaran di sekolah telah menyatakan bahwa tujuan – tujuan tersebut
diharapkan dimiliki setiap peserta didik melalui proses pembelajaran di sekolah.
Proses tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan berlangsung lama
selama peserta didik mengikuti pembelajaran matematika di sekolah. Kompetensi
matematika diperoleh dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap
materi pembelajaran matematika.
Namun, kemampuan yang diperoleh dari pendidikan itu tidak ditemukan
pada diri peserta didik. Peserta didik cenderung mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah matematika. Hal ini kemungkinan terjadi karena
pembelajaran yang diberikan masih berpusat pada guru dan metode pelajaran
masih bersifat konvensional. Pembelajaran matematika masih sekedar menghafal
rumus-rumus matematika, serta mengerjakan soal tanpa membelajarkan
bagaimana memahami konsep matematika itu dan bagaimana penggunaan
matematika itu dalam kehidupan sehari-hari. Hal seperti ini dikemukakan oleh
Surya (Kompas), yaitu:
“pendidikan matematika di sekolah lebih menekankan anak untuk menghafal tanpa mengerti bagaimana proses berfikir logis untuk memahami konsep dasarnya. Cara belajar matematika yang dikenalkan kepada anak-anak tidak gampang dan tidak menyenangkan. Anak selalu tegang jika belajar matematika sehingga mereka sulit menyukai dan menguasai konsep matematika. Akibat lemahnya pemahaman matematika sebagian besar siswa Indonesia menyebabkan anak-anak lemah dalam penguasaan Fisika dan Kimia.”
Selanjutnya, Ahmad (Kompas) mengatakan:
“berdasarkan hasil The Program for International Student Assessment (PISA) 2009, penguasaan matematika siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia sekitar 76,6 persen berada di bawah level 2 dari 6 level yang berlaku secara internasional.”
Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman matematika siswa Indonesia
rendah. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika masih terfokus menghafal rumus-rumus, dan mengerjakan soal-soal.
Yang dituntut dari siswa adalah bagaimana menyelesaikan soal-soal tersebut
dengan cepat, mengetahui konsep dengan jelas. Namun, untuk merelevansikan
materi dengan dunia nyata sangat jarang dilakukan guru saat pembelajaran di
kelas. Guru cenderung membelajarkan materi dengan metode konvensional,
kurang melibatkan peran siswa. Aktivitas siswa hanya mengerjakan soal-soal.
merasa jenuh dan bosan ketika mengikuti pelajaran matematika. Hal ini
mengakibatkan hasil belajar matematika siswa rendah, yaitu hampir seluruh siswa
memperoleh nilai di bawah rata-rata. Kenyataan tersebut ditemukan ketika
peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMK T Tamansiswa
Tebing Tinggi.
Hal yang sama juga terjadi di SMP Negeri 5 Pematangsiantar. Ketika
melakukan wawancara dengan Ibu N.Tarigan yang merupakan guru matematika
SMP di sekolah tersebut, diperoleh bahwa kegiatan belajar mengajar yang sudah
dilakukan lebih mengarah kepada menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan
rumus yang sudah dipelajari, tidak mengarahkan siswa untuk menemukan kembali
konsep atau algoritma sebagaimana ditemukannya konsep itu secara matematis,
dan tidak melibatkan interaksi guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa.
Selain itu, guru tidak mengarahkan siswa untuk mengalami proses yang mirip
dengan proses bagaimana konsep matematika itu ditemukan. Hal ini jarang
dilakukan oleh guru tersebut karena media pembelajaran yang digunakan sangat
terbatas. Guru sudah terbiasa mengajar dengan metode konvensional, menjelaskan
materi, bertanya kepada siswa, serta memberikan soal-soal. Hal inilah yang
menyebabkan guru jarang mengarahkan siswa untuk menemukan kembali konsep
atau algoritma secara matematis tetapi guru hanya mengarahkan siswa untuk bisa
menyelesaikan soal-soal. Bahan/materi yang diajarkan tidak relevan dengan
perkembangan terakhir. Artinya, hal-hal yang dibicarakan tidak berkaitan dengan
lingkungan yang dialami siswa. Semesta pembicaraannya tidak berkaitan dengan
lingkungan sekitar siswa. Misalnya, contoh yang diberikan tidak menyangkut
kehidupan lingkungan tempat tinggal siswa melainkan lebih menyangkut
kehidupan di luar lingkungan tempat siswa. Selanjutnya, objek-objek soal
pemecahan tersebut adalah objek yang ditemukan di luar lingkungan tempat
tinggal siswa. Contohnya, pada soal dibicarakan tentang drumolen tetapi, di
sekitar tempat tinggal siswa tidak ada drumolen. Tentu saja siswa kurang
memahami soal tersebut karena siswa tidak mengenal drumolen. Contoh lain,
pada soal dibicarakan tentang pizza. Tetapi, siswa tidak mengenal apa itu pizza.
wawancara dengan siswa SMP tersebut diperoleh bahwa masalah yang dialami
adalah kurangnya ketertarikan terhadap mata pelajaran matematika, matematika
dianggap sebagai mata pelajaran yang kaku yang hanya mengerjakan soal-soal
dan menghafal rumus-rumus matematika, pembelajaran berpusat pada guru, tidak
menggunakan model, kurang berinteraksi antara siswa dengan siswa saat proses
belajar, serta tidak mengetahui apa manfaat dan aplikasi dari materi yang
dipelajari.
Berdasarkan kenyataan itu, dapat diketahui bahwa relevansi antara materi
yang dipelajari dengan dunia nyata mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti
mata pelajaran matematika, untuk menarik perhatian siswa saat proses belajar
mengajar, dan untuk menanamkan dalam pikiran siswa bahwa belajar matematika
itu sangat penting. Dengan demikian, para siswa mengetahui pentingnya
mempelajari matematika di sekolah. Dengan hal ini pulalah diharapkan bahwa
tujuan mata pelajaran matematika di sekolah dapat terwujud.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa matematika harus dikaitkan
dengan realita, harus dekat dengan dunia siswa, dan relevan dengan dengan situasi
hidupnya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan matematika perlu diperbaharui.
Pembaharuan itu hendaknya dimulai dari metode pengajaran yang menyenangkan
dan menarik perhatian siswa, melibatkan interaksi siswa dengan siswa, interaksi
siswa dengan siswa, matematika harus dikaitkan dengan dunia nyata, dan metode
pengajaran hendaknya berpusat pada siswa (student centered). Pemilihan metode,
strategi, pendekatan dan model pembelajaran oleh guru seharusnya bersesuaian
dengan materi yang akan diajarkan. Materi yang diberikan hendaknya berkaitan
dengan dunia nyata. Salah satu pembelajaran yang menekankan masalah realita
adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) atau yang dikenal dengan
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran matematika yang dikembangkan Institut Freudenthal di Belanda.
Gravemeijer (dalam Rozanie: 2010) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran
matematika realistik, matematika dipandang sebagai suatu aktivitas sehingga
hidup sehari-hari merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika.
Selanjutnya, Gravemeijer (dalam Yuwono, 2007:2) merumuskan tiga prinsip
pokok dalam RME yaitu guided reinvention and progressive mathematizing,
didactical phenomenology, dan self developed models. Jadi, dalam PMR siswa
diberi kesempatan untuk menemukan kembali konsep atau algoritma secara
matematis dan diarahkan kepada masalah kontekstual yang terjadi di lingkungan
sekitar siswa, masalah kontekstual yang diberikan harus memperlihatkan aplikasi
agar dapat membelajarkan siswa kearah konsep yang dituju, model yang
dikembangkan siswa harus dapat menjembatani pengetahuan informal kearah
pengetahuan formal matematika. Pada awalnya, model itu berupa situasi yang
telah diakrabi siswa berdasarkan pengalaman dengan proses generalisasi dan
formalisasi, model itu akhirnya dirumuskan dalam bentuk matematika yang
formal.
Oleh karena itu, matematika harus dihubungkan dengan kehidupan siswa
berupa situasi/masalah yang nyata dalam kehidupan siswa, masalah-masalah
dalam pikiran siswa, serta aplikasi/penerapan dari matematika itu sendiri. Untuk
itu, matematika hendaknya bersifat realistik. Artinya, berhubungan dengan dunia
nyata, menyangkut masalah-masalah nyata dalam pikiran dan wawasan siswa.
Selain itu, matematika yang bersifat realistik akan meningkatkan aktivitas siswa,
menumbuhkan kreativitas dan kerjasama antar siswa serta menanamkan konsep
matematika. Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari akan membuat
siswa merasakan manfaat matematika itu dalam hidupnya. Apabila hal ini
terlaksana maka akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan mendorong
siswa untuk memahami matematika.
Penelitian mengenai PMR telah dicoba pada materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel, Pecahan, dan Persamaan Garis Lurus. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk mencoba meneliti mengenai PMR pada materi bangun
ruang sisi datar di tingkat SMP kelas 8. Pemilihan topik ini juga didasari hasil
wawancara peneliti dengan guru yang mengajar di kelas VIII yaitu bahwa hasil
belajar siswa pada bangun ruang sisi datar masih rendah. Hal ini dikarenakan
dapat melaksanakan pembelajaran matematika realistik untuk topik bangun ruang
sisi datar maka dibutuhkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan teori
pembelajaran matematika realistik. Dengan demikian perlu dikembangkan
perangkat pembelajaran matematika realistik yang baik sesuai dengan
langkah-langkah dalam model pengembangan perangkat yang sesuai. Karena sekolah
penelitian menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan maka
pengembangan perangkat mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Salah satu materi yang dipelajari pada mata pelajaran matematika tingkat
SMP adalah bangun ruang sisi datar. Standar kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik pada materi ini adalah dapat memahami sifat-sifat bangun ruang sisi
datar dan bagian-bagiannya sedangkan kompetensi dasar yang harus dimiliki
adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan bagian-bagiannya,
dapat membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar, serta dapat menghitung luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (Salamah: 2007). Dari
kompetensi-kompetensi tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir
kritis, logis, sistematis, berkomunikasi matematis serta mampu menyelesaikan
masalah.
Berdasarkan pemikiran itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Membelajarkan Bangun Ruang Sisi Datar melalui Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah yang terjadi:
1. Buku ajar siswa tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku
2. Materi bangun ruang sisi datar tidak ada pada buku ajar siswa
3. Siswa tidak menggunakan lembar aktivitas siswa ketika belajar
4. Hasil belajar siswa rendah
1.3Pembatasan Masalah
Agar dapat mencapai sasaran yang ditentukan, maka ruang lingkup
penelitian ini terbatas pada:
1. Objek yang akan diteliti adalah pengembangan RPP, Lembar Aktivitas Siswa,
dan Tes pada bidang studi matematika.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar
Tahun Ajaran 2011/2012
3. Materi pokok yang akan ditetapkan dalam penelitian ini adalah bangun ruang
sisi datar yang dibatasi pada materi kubus dan balok.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Bagaimana validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk materi Bangun
ruang sisi datar melalui PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar?
2. Bagaimana validitas Lembar Aktivitas Siswa untuk materi bangun ruang sisi
datar melalui PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar?
3. Bagaimana validitas Tes untuk materi Bangun ruang sisi datar melalui PMR di
kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar?
4. Bagaimana reliabilitas Tes untuk materi bangun ruang sisi datar melalui PMR
di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar?
5. Bagaimana hasil belajar matematika siswa yang diajarkan melalui PMR pada
materi bangun ruang sisi datar?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui validitas rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi
Bangun ruang sisi datar melalui PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui validitas lembar aktivitas siswa pada materi bangun ruang
3. Untuk mengetahui validitas tes pada materi bangun ruang sisi datar melalui
PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar.
4. Untuk mengetahui reliabilitas tes pada materi Bangun ruang sisi datar melalui
PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar.
5. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan melalui PMR pada materi
bangun ruang sisi datar.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan untuk memperkaya dan memperluas wawasan dan pengetahuan
di bidang pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran.
3. Sebagai masukan bagi pembaca dan bagi yang peduli terhadap mutu
pendidikan matematika.
1
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan
Dari uraian hasil penelitian di atas maka yang menjadi kesimpulan dalam
penelitian ini adalah:
1. Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk materi bangun ruang sisi
datar melalui PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar adalah 3,48
dengan kriteria sangat baik.
2. Validitas Lembar Aktivitas Siswa untuk materi bangun ruang sisi datar
melalui PMR di kelas VIII SMP N 5 Pematangsiantar adalah 3,6 dengan
kriteria sangat baik.
3. Berdasarkan hasil validasi oleh para ahli diperoleh bahwa validitas isi tes
adalah valid, bahasa dan penulisan soal pada tes sangat dapat dipahami, dan
tes dapat digunakan dengan revisi kecil. Berdasarkan uji validitas isi tes
diperoleh bahwa 4 butir soal valid dan 4 butir soal lainnya tidak valid.
4. Reliabilitas tes untuk materi bangun ruang sisi datar melalui PMR di kelas
VIII SMP N 5 Pematangsiantar adalah 0,11 dengan kriteria sangat rendah.
5. Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan melalui PMR pada materi
bangun ruang sisi datar adalah 34 orang (87,17%) telah mencapai ketuntasan
belajar sedangkan 5 orang (12,82%) tidak mencapai ketuntasan belajar.
1.2 Saran
Adapun yang menjadi saran adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika, untuk membelajarkan siswa di kelas dapat
menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik.
2. Kepada guru matematika perlu untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik.
3. Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sangat perlu menggunakan
masalah nyata atau masalah yang berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa.
4. Bagi pembaca maupun peneliti selanjutnya supaya memperhatikan kelemahan
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, 2011, Pendidikan Matematika Perlu Diubah, Harian Kompas, Rabu, 2 Maret 2011.
Ahmadi, A., Supriyono, W., 2003, Psikologi Belajar, Hasdi Mahasatya, Solo.
Arikunto, Suharsimi., 2009, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Armanto, Dian., Pendidikan Matematika Realistik, Makalah, Jurusan Matematika FMIPA Unimed, Medan.
Arsyad, Azhar., 1996, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hetti, 2005, Penerapan Pembelajaran Matematik Realistik Pada Pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel di Kelas I SMP Negeri 2 Pematangsiantar T.A 2004/2005, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Harjanto, 2008, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., 1988, Mengajar Belajar Mengajar, Departemen Pendidikan dan Kebudyaan, Jakarta.
Marsigit, 2008, http://pbmmatmarsigit.blogspot.com/pendekatan-matematika-realistik-pada.htm (diakses pada tanggal 13 Maret 2011).
Maswins, 2010, Pengertian Matematika, http://aswins.com/ (diakses pada tanggal 14 April 2011).
Mulyasa, E., 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Rosda, Bandung.
Nuharini, D., dkk., 2008, Matematika Konsep dan Aplikasinya. Matematika SMP kelas VIII, Depdikbud, Jakarta.
Rahaju, B., E., dkk., 2008, Contextual Teaching and Learning. Matematika SMP Kelas VIII, Depdiknas, Jakarta.
Rozanie, Irwan., 2010, Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia. (http://ironerozanie.wordpress.com/, diakses pada tanggal 31 januari 2011).
68
Sardiman, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.
Simamora, E., R., 2011, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Delitua, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Simanjorang, M., 2007, Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Topik Dimensi Tiga Di Kelas X SMA Kampus FKIP Nommensen Pematangsiantar, Tesis, UNNES, Surabaya.
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Soedjana, W., 1986, Strategi Belajar Mengajar Matematika, Universitas Terbuka, Jakarta.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Pengembangan (R&D), Alfabeta, Jakarta.
Shadiq, Fadjar., 2009, Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting, Widyaiswara PPPPTK Matematika.
Tim UPPL, 2010, Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Laapangan Terpadu, Universitas Negeri Medan, Medan.
Widdiharto, Rachmadi, 2004, Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, Makalah Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP, Widyaiswara PPPPG Matematika, Yogyakarta.
Yuwono, Ipung, 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif, UM Press, Malang.