• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP N 2 PERCUT SEI TUAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP N 2 PERCUT SEI TUAN T.A. 2013/2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKASISWAMELALUIMODEL MINDMAPPING

PADAMATERISISTEMPERSAMAANLINIERDUA VARIABEL DI KELAS VIIISMPN2 PERCUT

SEI TUAN T. A 2 01 3/201 4

Oleh: Sri Wahyuni NIM. 409311053

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Model

Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

di Kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan T.A 2013/2014”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu

Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, dan Ibu Dr. Izwita

Dewi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran

mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih

juga kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu

Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D

selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan

Matematika FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku

sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry,

M.Si, selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh

Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED

yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan,

Bapak Drs. H. Amiruddin, M.Pd yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Tirana, S.Pd dan

para guru SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan beserta siswa – siswi kelas VIII-2 yang

(4)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

tersayang dan tercinta the great Father H. Syamsu Hidayat, dan Ibunda tersayang

dan tercinta the strong Mom Alm. Hj Pinta Idalilian, dan Mama Hasimah yang

telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta

dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya. Serta kepada kakak dan

abang tersayang dan tercinta Elvi Safia, SE dan Munawar, SH yang begitu banyak

memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis

dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu

memberi semangat dan dukungan yaitu my beloved Puspa, Ezaita, Laila, Cut, kak

Ai, Ami, Yera, Ita, Ricky, Indra, Khairi, Julham dan teman–teman sekelas

Matematika Eks’09 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa

mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga

kepada saudara-saudariku keluarga besar UKM MB WSB Unimed dan yang

paling utama pada masa kepengurusan ketua Rambo dan Musak (Borbor, Masu,

Pane, Parnab, Joksus, Salgay, kakanda Irul, Lukton, Obeng dan yang lainnya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang selalu memberikan dukungannya

dan yang selalu siap fight untuk penulis. Dan tak lupa pula kepada para PGT MB

WSB kakanda Danu Saptahadi Batubara, S.Si, dan kakanda Sutanto yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga kepada adik kosku

termanis Mawar Ningsih yang selalu mensupport.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Januari 2014

Penulis,

(5)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP N

2 PERCUT SEI TUAN T.A 2013/2014

Sri Wahyuni (NIM 409311053) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan yang berjumlah 38 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan observasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hasil tes awal sebelum menggunakan model pembelajaran mind mapping siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 5 orang siswa 13,2% dengan rata-rata kelas 43,9. Hasil analisis data pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran Mind Mapping menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 29 orang siswa (76,3%) dengan rata-rata kelas 78,26. Hasil analisis data akhir siklus II dengan model pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 34 orang siswa (89,5%) dengan rata-rata 84,21. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Grafik xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Belajar 8

2.1.2 Masalah dalam Matematika 9

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 10

2.1.4 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 12

2.1.5 Model Pembelajaran 13

2.1.6 Model Pembelajaran Mind Mapping 14

2.1.7 Mind Mapping dalam Matematika 18

(7)

vii

Model Pemelajaran Mind Mapping 19

2.1.9 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 21

2.1.10 Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

(SPLDV) dengan Model Pembelajaran Mind Mapping 28

2.2 Kerangka Konseptual 29

2.3 Hipotesis Tindakan 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 31

3.3 Jenis Penelitian 31

3.4 Prosedur Penelitian 32

3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I 33

3.4.2 Prosedur Penelitian Siklus II 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data 38

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 38

3.5.2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran 39

3.5.3 Dokumentasi 40

3.6 Teknik Analisis Data 40

3.6.1 Reduksi Data 40

3.6.2 Menyajikan Data 40

3.6.3 Simpulan Data 41

3.7 Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 44

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 44

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 57

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 69

(8)

viii

Kemampuan Pemecahan Masalah 69

4.3 Temuan Penelitian 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 74

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Teknik Penskoran 12

Tabel 3.1 Teknik Penskoran 39

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 42

Tabel 4.1 Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM I 45

Tabel 4.2 Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada

TKPM I 45

Tabel 4.3 Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah pada

TKPM I 46

Tabel 4.4 Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah pada

TKPM I 47

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

oleh 2 observer 49

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 50

Tabel 4.7 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 53

Tabel 4.8 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 55

Tabel 4.9 Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM II 58

Tabel 4.10 Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah

pada TKPM II 59

Tabel 4.11 Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah

pada TKPM II 59

Tabel 4.12 Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah

pada TKPM II 60

Tabel 4.13 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

oleh 2 observer 62

Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 64

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Penelitian 65

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping Pada Windura 18

(11)

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Grafik Perpotongan 25

Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah I 47

Grafik 4.2 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan

Masalah I 48

Grafik 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM I 48

Grafik 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 50

Grafik 4.5 Rata-rata nilai kegiatan siswa siklus I 51

Grafik 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah II 61

Grafik 4.7 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan

Masalah II 61

Grafik 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II 62

Grafik 4.9 Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 63

Grafik 4.10 Rata-rata nilai kegiatan siswa siklus II 64

Grafik 4.11 Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran pada

siklus I dan II 66

Grafik 4.12 Kegiatan Siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II 66

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 77

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 81

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 85

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 89

Lampiran 5. Mind Mapping Pada SPLDV 93

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 94

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 98

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 103

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 107

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Awal 110

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 111

Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 112

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes awal 113

Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 115

Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 117

Lampiran 16. Tes Awal 118

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 120

Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 122

Lampiran 19. Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 124

Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 129

Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 136

Lampiran 22. Daftar Validator 140

Lampiran 23. Daftar Nilai Siswa 141

Lampiran 24. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 143

Lampiran 25. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran (Siklus I) 148

Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Siklus I) 150

Lampiran 27. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran (Siklus II) 152

(13)

xiii

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus - menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan

yang dihadapinya. (Trianto,2010 : 1)

Matematika sebagai wahana pendidikan yang tidak hanya dapat digunakan

untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula

membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu.

Seperti yang diungkapkan oleh Sihombing (2012:71) bahwa:

“Cara berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan

bekerjasama yang efektif dapat dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehinggga memungkinkan siswa berpikir rasional. Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika untuk dapat memahami dunia dan berhasil dalam karirnya.”

(15)

2

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa

disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi

oleh karena itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting

diajarkan kepada siswa. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)

mengemukakan:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala jenis kehidupan ; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Selanjutnya Hudojo (1988 : 1) juga menyatakan bahwa:

Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan pengetahuan yang essensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

matematika sangat penting untuk memajukan Indonesia dengan meningkatkan

kualitas penerus bangsa, yaitu siswa. Karena pemahaman dan penguasaan

matematika yang baik sangat diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya menghadapi masa depan yang semakin kompetitif. Namun

kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika

dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam

belajar matematika umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika

adalah pelajaran yang sangat sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Sihombing

(2012 : 70) :

“Matematika tidak disenangi di masyarakat, antara lain ditunjukkan oleh sikap sebagian besar masyarakat yang phobi terhadap matematika. Sebagian masyarakat menganggap matematika kurang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.”

(Zahria Ulfa), Informasi yang diperoleh saat konferensi pers The First

(16)

3

ITB, Jl. Surapati No.1 Bandung, pada tanggal 16 januari 2008 menyampaikan

bahwa peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura. Pernyataan

tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih

perlu ditingkatkan. Selanjutnya, rendahnya peringkat prestasi matematika

Indonesia dibandingkan Malaysia dan Singapura, juga ikut menjadi pembenaran

bahwa masih perlunya pembenahan diberbagai komponen yang terkait dengan

pembelajaran dalam pendidikan matematika. Berkaitan dengan pembelajaran yang

berada di kelas, masih banyak siswa yang kesulitan belajar khususnya pelajaran

matematika. Ini disebabkan karena siswa masih menganggap matematika suatu

pelajaran yang menakutkan, membosankan, tidak terlalu berguna dalam

kehidupan sehari-hari. Di samping itu matematika bagi siswa bersifat abstrak,

penuh dengan angka dan rumus-rumus.

Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan pemecahan masalah

matematika siswa rendah. Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa

melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan

memecahkan masalah-masalah matematika yang ada. Dengan adanya pemecahan

masalah matematika, maka siswa diharapkan lebih mudah memahami konsep

matematika yang ada seperti yang dikemukakan oleh Hudojo (1988:166) bahwa:

”Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika siswa-siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari.”

Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh model

pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu guru harus dituntut untuk

menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika

seperti dikemukakan oleh Trianto (2009:90):

(17)

4

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi kejenuhan

siswa dalam menerima pelajaran matematika. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Tirana sebagai salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Percut

Sei Tuan mengungkapkan bahwa: “Siswa-siswi di SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan

masih kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep dari materi pelajaran

matematika yang diajarkan. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami adalah

sistem persamaan linier dua variabel. Siswa masih sulit memecahkan masalah

yang terdapat pada soal cerita misalnya dalam menentukan model matematika dari

sistem persamaan linier dua variabel, dalam menentukan penyelesaian dengan

metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Hal ini disebabkan karena

kurangnya pemahaman siswa pada materi yang dijelaskan oleh guru saat

pembelajaran berlangsung dan membuat kemampuan pemecahan masalah siswa

belum meningkat.”

Guru memegang peranan penting sebagai pengambil keputusan dalam

pemilihan model pembelajaran dan pengembangan rancangan pembelajaran untuk

membelajarkan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Model pembelajaran

yang dipilih harus sesuai dengan materi agar siswa tidak kesulitan dalam

memahami materi yang diberikan. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto

(2010:65) bahwa:

”Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.

Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Joyce (dalam Trianto 2011:22) mengatakan bahwa :

(18)

perangkat-5

perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film komputer, kurikulum dan lain-lain.”

Dengan adanya pendapat-pendapat diatas, selain guru model pembelajaran

juga sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Cara guru

membawakan model pembelajaran dengan tepat dan baik juga menentukan

keberhasilan cara mengajar seorang guru yang berujung pada kemampuan

pemecahan masalah siswa meningkat ataukah sebaliknya.

Model pembelajaran mind mapping merupakan model yang mengacu pada

keterampilan berfikir meliputi keluasan berpikir, daya ingat bagus, rangkaian

pikiran sistematis dan ketajaman dalam menganalisa. Selain itu, mind mapping

juga merupakan sebuah media yang mengemas cara pembelajaran menjadi

pembelajaran yang menyenangkan dengan model pembelajarannya yang

menggunakan gambar dan warna-warna yang sangat baik untuk otak. Sehingga

dengan baiknya cara kerja otak kita maka semakin banyak kreatifitas yang akan

dihasilkan dari mind mapping tersebut.Seperi yang diungkapkan olehTony Buzan (Buzan, 2012 : 4) bahwa :

“Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita.”

Dengan menggunakan mind mapping yang mengacu pada keterampilan

berpikir, kreatif, daya ingat bagus maka diharapkan kemampuan pemecahan

masalah siswa dapat meningkat. Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan

model pembelajaran mind mapping. Sehingga peneliti mengambil judul:

(19)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Pada uraian latar belakang di atas, dijelaskan bahwa banyak masalah yang

timbul di dunia pendidikan di Indonesia terutama bidang studi matematika dan

yang paling nyata adalah hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

sekolah, maka berikut ini adalah masalah – masalah yang diidentifikasikan dari

uraian latar belakang tersebut, yaitu :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah,

2. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada

materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv)

3. Siswa masih sulit menyelesaikan soal-soal cerita dalam sistem persamaan

linier dua variabel (spldv)

4. Model pembelajaran Mind Mapping belum pernah diterapkan di SMP

Negeri 2 Percut Sei Tuan khusunya pada materi sistem persamaan linier

dua variabel (spldv).

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merasa perlu membatasi

masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah,

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa melalui model pembelajaran mind mapping pada

materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv) di kelas VIII SMP Negeri 2

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah,

maka yang menjadi rumusan masalah adalah apakah melalui model pembelajaran

Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv) di kelas VIII SMP

(20)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui melalui model

pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel

(spldv) di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat bermanfaat

untuk :

1. Bagi siswa, akan berguna untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika pada materi aritmatika

2. Bagi guru, akan berguna untuk menambah masukan demi keprofesionalan

mengajar

3. Bagi peneliti, akan mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan yang

dialami oleh siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran

Mind Mapping

4. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif dalam mengambil kebijakan yang

tepat pada peningkatan kualitas pengajaran

(21)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang

berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan model

pembelajaran mind mapping. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:

1. Model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siklus I (76,3%) dan

pada siklus II (89,5%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan

belajar. Dengan demikian dapat dikatakan kelas pada siklus II telah tuntas

belajar, karena terdapat  85% siswa yang memiliki tingkat kemampuan

pemecahan masalah tinggi.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping adalah dari hasil tes

kemampuan pemecahan masalah I dan II nilai rata-rata siswa meningkat

sebesar 5,95 dengan rata-rata nilai siklus I (78,26) dan siklus II (84,21).

4. Terdapat peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping pada materi Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan

(22)

74

5.2 Saran

Adapun saran yang diambil dari hasil penelitian yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam

pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran mind mapping sebagai

salah satu alternatif.

2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau

ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat

mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menggunakan model pembelajaran mind

mapping pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ataupun materi

(23)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, (2009),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., (2009),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto, dkk, (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Buzan, T., (2012) ,Buku Pintar Mind Map, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan, (2007),Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal

Penelitian Pendidikan,FMIPA Unimed, Medan.

Hudojo, H., (1988),Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta.

Imron, P., (2011),Belajar Mudah Matematika Mind Mapping, http://imronpatas. blogspot.com/2011/02/belajar-mudah-matematika-dengan-mind.html (accessed 11 Juli 2013)

Istarani, (2011),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Kmsuardika,(2013),Strategi pembelajaran Mind Mapping, http://kmsuardika.files .wordpress.com/2013/08/strategi-pembelajaran-mind-mapping.pdf

(accesed 31 Januari 2014)

Nasutian (2009),Kurikulum Dan Pengajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta

Slameto, (2010),Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,Penerbit

Rineka cipta, Jakarta.

Sihombing,W.L., (2012), Telaah Kurikulum(Pendidikan Matematika Sekolah),

FMIPA Unimed, Medan

Soegito, (2003),Kemampuan Dasar Mengajar, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta

(24)

76

Sudjana, N., (2010),Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung

Suprijono, A., (2010),Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

Trianto, (2011),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta

Tampomas, H., (2005),Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Yudhistira,

Jakarta

Windura, S., (2009),Mind Map Langkah Demi Langkah, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta

Gambar

Gambar 2.1Contoh Mind Mapping Pada Windura

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75%, meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Pimpinan dan segenap

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Konsep Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (CSR) ... Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Pengembangan Wilayah Pesisir Terpadu ... METODOLOGI PENELITIAN ... Waktu dan

Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa atas kehadirat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul Perbedaan

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran