• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peny. Pelat. dan Pendamp. Kur. SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peny. Pelat. dan Pendamp. Kur. SMA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah i

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan kebijakan penataan implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan kebijakan tersebut implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran 2018/2019.

Pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah SMA yang melaksanakan Kurikulum 2013 sebanyak 2.151 SMA yang tersebar di 34 provinsi dan 312 kabupaten/kota. Selanjutnya untuk tahun pelajaran 2016/2017, implementasi Kurikulum 2013 diperluas di seluruh kabupaten/kota menjadi 3.212 SMA atau sekitar 25%. Penambahan jumlah SMA pelaksana Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 2.049 SMA.

Terhadap 2.049 SMA tersebut, pada tahun 2016 diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan Kurikulum 2013. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan bagi guru SMA dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pelatihan Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap yaitu Pelatihan Instruktur Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pelatihan Guru Sasaran.

Berkaitan dengan hal tersebut telah disiapkan perangkat pendukung pelatihan Kurikulum 2013 dalam bentuk modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013 tahun 2016 SMA untuk 31 mata pelajaran dan panduan teknis pengelolaan pelatihan Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis tentang kebijakan dan substansi Kurikulum 2013, meningkatkan kompetensi pelaksana Kurikulum 2013, dan meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.

Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah modul pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Disadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat diperlukan untuk penyempurnaan naskah pendukung pembelajaran Kurikulum 2013.

Besar harapan kami semoga naskah ini dapat berguna dan membantu guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui Kurikulum 2013.

Jakarta, Maret 2016 Direktur Pembinaan SMA,

(3)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

BAB I PENDAHULUAN 1

a. Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum SMA 14

b. Pelatihan Instruktur Provinsi Kurikulum SMA 16

c. Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum SMA 17

d. Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA 19

3. Materi dan Alokasi Waktu Pelatihan 21

4. Penilaian Peserta 22

5. Sertifikasi 22

C. Pengorganisasian, Peran dan Tanggung Jawab 1. Pengorgansasian

2. Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Terkait

23

BAB III PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMA 27

A. Konsep Dasar 27

1. Pengertian 27

2. Tujuan 27

3. Prinsip Pendampingan 37

B. Pelaksanaan Pendampingan 28

1. Persiapan Pendampingan 28

2. Tahapan Pendampingan 30

C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Layanan Pengaduan 38

1. Monitoring dan Evaluasi 38

2. Pelaporan 38

3. Layanan Informasi 39

D. Pengorganisasia, Peran dan Tanggung Jawab Pendampingan 40

1. Pengorganisasian 40

2. Peran dan Tanggung Jawab Pendampingan 40

E. Pembiayaan Pendampingan 41

(4)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rekap Data SMA Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2016 di 34 Provinsi 43

Lampiran 2 : Format Biodata Peserta Pelatihan Instruktur Nasional/Provinsi/

Kabupaten/Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA Tahun 2016 53

Lampiran 3 : Format Daftar Hadir Peserta Pelatihan Instruktur Nasional/Provinsi/

Kabupaten/Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA Tahun 2016 55

Lampiran 4 : Format Jurnal Kegiatan Pelatihan Instruktur Nasional/Provinsi/

Kabupaten/Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA Tahun 2016 56

Lampiran 5 : Format Evaluasi Peserta Terhadap Instruktur Pelatihan Instruktur Nasional/Provinsi/ Kabupaten/Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA

Tahun 2016 57

Lampiran 6 : Kerangka Laporan Pelatihan Instruktur Nasional/Provinsi/

Kabupaten/Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA Tahun 2016 58

Lampiran 7 : Format Agenda kegiatan On (selama 2 hari berdasarkan kesepakatan

dengan pihak sekolah) 59

Lampiran 8 : Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Hasil Perbaikan Permasalahan

Implementasi Kurikulum SMA Tahun 2016 60

Lampiran 9 : Format Jurnal Kegiatan Tim Pendamping Implementasi Kurikulum

SMA Tahun 2016 61

Lampiran 10 : Hasil Pengamatan Tim Pendamping Implementasi Kurikulum SMA

Tahun 2016 62

Lampiran 11 : Kerangka Laporan Pendampingan Kurikulum SMA tahun 2016

(5)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1 - 65

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan pelaksanaan Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA dalam prakteknya ditemukan banyak kendala diantaranya kesiapan guru, ketersediaan buku, dan belum lengkapnya konsep Kurikulum 2013. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis tersebut, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, melakukan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah termasuk SMA.

Penataan implementasi Kurikulum 2013 diantaranya adalah penyempurnaan konsep dan tahapan implementasi Kurikulum 2013 di satuan pendidikan. Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Sedangkan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap menggunakan Kurikulum 2013 dan merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013.

Menindaklanjuti kebijakan tersebut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Keputusan Nomor 022/H/KR/2015 tanggal 2 April 2015 telah menetapkan 2.156 SMA (17%) sebagai sekolah rintisan implementasi Kurikulum 2013 yang tersebar di 34 provinsi dan 312 kabupaten/kota. SMA rintisan tersebut terdiri atas tiga kategori yaitu sasaran (1.163 SMA), mandiri (972 SMA), pelaksana Kurikulum 2013 satu semester yang telah diverifikasi oleh BAN S/M dan disetujui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (21 SMA). Setelah diterbitkannya Keputusan Kepala Balitbang tersebut, dalam perkembangannya masih terdapat SMA yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 tiga semester tetapi tidak masuk dalam daftar keputusan tersebut, dan terdapat beberapa SMA yang masuk dalam keputusan tersebut tetapi kembali ke Kurikulum 2006.

(6)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2 - 65 Agar pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan baik dan berhasil, maka disusun Panduan Pelatihan dan Pendampingan Kurikulum SMA Tahun 2016 sebagai acuan bagi pihak terkait dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 74 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional;

(7)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 3 - 65 22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 tahun2014 tentang

Evaluasi Kurikulum.

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

27. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 022/H/KR/2015 tanggal 2 April 2015 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013.

C. Tujuan

Panduan Pelatihan dan Pendampingan Kurikulum SMA merupakan pedoman bagi para pihak untuk mengorganisasikan dan melaksanakan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum SMA tahun 2016.

D. Sasaran

(8)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 4 - 65

BAB II

PELATIHAN KURIKULUM SMA

A. Konsep Dasar Pelatihan

1. Pengertian

a. Pelatihan

Pelatihan adalah proses pemberian bantuan penguatan pemahaman dan pelaksanaan Kurikulum SMA yang dilakukan oleh instruktur kepada peserta pelatihan agar tahu, mau dan mampu menerapkan pembelajaran di sekolah.

b. Instruktur

Instruktur adalah personil yang membimbing/melatih peserta dalam kegiatan pelatihan Kurikulum SMA.

c. Peserta

Peserta adalah personil dari unsur guru, kepala sekolah, pengawas, staf Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kriteria yang telah ditetapkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas untuk mengikuti pelatihan implementasi Kurikulum SMA.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, tujuan umum pelatihan dan pendampingan kurikulum adalah meningkatkan kompetensi dan penyiapan pelaksanaan Kurikulum SMA.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi peserta dalam: 1) Menganalisis kompetensi, materi, pembelajaran dan penilaian meliputi:

 Dokumen: SKL, KI-KD dan pedoman mata pelajaran

 Materi dalam buku pelajaran

 Penerapan model pembelajaran

 Penilaian hasil belajar

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Mempraktikkan pembelajaran dan penilaian serta mereviu hasil praktik 4) Mempraktikkan pengolahan dan pelaporan penilaian hasil belajar

3. Prinsip Pelatihan a. Taat Azas

Pelatihan Kurikulum SMA dilaksanakan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Berbasis Kompetensi

(9)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 5 - 65 c. Profesional

Pelatihan Kurikulum SMA dilakukan secara profesional mulai dari pemilihan peserta, penentuan tempat pelatihan, narasumber dan instruktur yang kompeten, fasilitas serta target waktu yang ditentukan sesuai dengan panduan.

d. Transparan

Proses perencanaan, pelaksanaan dan hasil pelatihan dilakukan terbuka dan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.

e. Berkeadilan

Semua Guru Kelas X mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta dan diberikan pelayanan yang sama dalam Pelatihan Guru Sasaran Implementasi Kurikulum SMA.

B. Pelaksanaan Pelatihan

Kegiatan Pelatihan Kurikulum SMA tahun 2016 dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1. Persiapan Pelatihan

a. Penetapan SMA Pelaksana Kurikulum tahun 2016

Direktorat Pembinaan SMA menetapkan kuota SMA pelaksana Kurikulum 2013 tahun 2016 sebesar 16% dari 12.849 SMA yaitu 2.049 SMA yang tersebar di 34 provinsi dan 488 kabupaten/kota.

Sasaran SMA Pelaksana Kurikulum tahun 2015 sebanyak 1.163 SMA (9%), berdasarkan sesuai dengan SK Kepala Balitbang Kemendikbud Nomor : 022/H/KR/2015 tanggal 2 April 2015 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013.

Kuota tersebut disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi untuk didistribusikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan kriteria umum sebagai berikut:

1)Pembagian kuota ke kabupaten/kota ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan mempertimbangkan kemudahan akses perjalanan dan komunikasi;

2)Jumlah SMA yang berakreditasi A;

3)Dukungan dan komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan Kurikulum SMA.

•Penetapan SMA Pelaksana Kurikulum tahun 2016 •Penyusunan Silabus Pelatihan •Penyusunan Materi Pelatihan •Koordinasi Pelaksanaan • Pelatihan Instruktur Provinsi

Kurikulum SMA

• Pelatihan Instruktur Kab/ Kota Kurikulum SMA • Pelatihan Guru Sasaran

(10)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 6 - 65 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan nama SMA berdasarkan kuota yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA dengan kriteria sebagai berikut:

1. Akreditasi A atau B khusus pada kabupaten/kota yang belum memiliki SMA berakreditasi A;

2. Tersedia guru untuk semua mata pelajaran; 3. Jumlah ruang kelas sesuai rombongan belajar;

4. Memiliki sarana laboratorium dan perpustakaan yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran;

5. Diutamakan yang memiliki akses internet memadai, kecuali untuk daerah tertentu yang belum terjangkau akses internet;

6. Mendapat dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi setempat dalam pembinaan dan pendanaan implementasi Kurikulum SMA;

7. Mendapat dukungan dari Komite Sekolah untuk melaksanakan Kurikulum SMA;

8. Kesiapan sekolah untuk melaksanakan dan mensukseskan Kurikulum SMA.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengirim SMA terpilih ke Dinas Pendidikan Provinsi. Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi menyampaikan ke Direktorat Pembinaan SMA untuk ditetapkan sebagai SMA pelaksana Kurikulum tahun pelajaran 2016/2017.

Direktorat Pembinaan SMA bersama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan menggunakan hasil penetapan tersebut sebagai dasar pembinaan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.

b. Penyusunan Silabus

Silabus merupakan rancangan materi dan penyajian materi pelatihan. Silabus pelatihan Kurikulum SMA bagi instruktur dan guru sasaran memuat kompetensi, uraian materi dan metode pelatihan sebagai berikut.

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan, Teknik Penyajian

dan Penilaian

MATERI UMUM

1.1 Melaksanakan

Pembelajaran Aktif a. Mendeskripsikan

konsep pembelajaran aktif

b. Menjelaskan model pembelajaran aktif

Pembelajaran aktif a. Konsep pembelajaran

aktif

b. Model pembeljaran aktif

Kegiatan:

a. Penjelasan substan

si pembelajaran aktif

b. Diskusi dan tanya

jawab

c. Kesimpulan

Penilaian:

a. Tes awal

b. Penilaian proses

(11)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 7 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan, Teknik Penyajian

dan Penilaian

1.2 Mendeskripsikan konsep

dan strategi implementasi gerakan penumbuhan budi pekerti dan sekolah aman a. Memahami arah kebija

kan Gerakan Penum buhan Budi Pekerti b. Menjelaskan kebijakan

dan substansi penum

d. Menjelaskan kebijakan dan substansi sekolah pekerti dan sekolah aman

a. Kebijakan dan konsep

penumbuhan budi

d. Kebijakan dan konsep

sekolah aman

b. Diskusi dan tanya

jawab

a. Menguraikan arah kebi

jakan Kurikulum SMA

b. Diskusi dan tanya

jawab

1.4 Mendeskripsikan dan

menerapkan literasi dalam pembelajaran

a. Memahami kebijakan dan konsep literasi sekolah

b. Menjelaskan strategi implementasi gerakan literasi sekolah c. Menerapkan litersi

dalam pembelajaran

Penguatan Literasi Dalam Pembelajaran

a. Kebijakan dan konsep gerakan literasi sekolah

b. Strategi implementasi gerakan literasi

b. Diskusi dan tanya

jawab

b. Diskusi dan tanya

jawab

c. Kesimpulan

Penilaian:

a. Tes awal

(12)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 8 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan, Teknik Penyajian

dan Penilaian

1.2 Mendeskripsikan konsep

dan strategi implementasi gerakan penumbuhan budi pekerti dan sekolah aman a. Memahami arah kebija

kan Gerakan Penum buhan Budi Pekerti b. Menjelaskan kebijakan

dan substansi penum

d. Menjelaskan kebijakan dan substansi sekolah pekerti dan sekolah aman

a. Kebijakan dan konsep

penumbuhan budi

d. Kebijakan dan konsep

sekolah aman

b. Diskusi dan tanya

jawab d. Menguraikan sistem

penilaian peserta didik

peserta didik c. Tes akhir

1.6 Mendeskripsikan peran

keluarga dalam

b. Diskusi dan tanya

jawab

1.7 Melaksanakan pelatihan

dan pendampingan berbasis sekolah

a. Menjelaskan tahapan, materi dan strategi pelatihan Kurikulum 2013

b. Menjelaskan tahapan, materi dan strategi a. Pelatihan Kurikulum

2013

b. Diskusi dan tanya

(13)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 9 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan, Teknik Penyajian

dan Penilaian

MATERI POKOK

2.1 a. Menganalisis Dokumen

SKL, KI-KD, dan Silabus

Menyusun

a. Analisis Dokumen SKL,

KI-KD, dan Silabus

 Diskusi kelas dengan

menggunakan bahan Hasil analisis KI-KD dan silabus sesuai tahapan

order thinking skills.

Integrasi materi dan materi yang serupa dengan materi dalam buku teks

c. Menganalisis materi dalam buku teks yang ter tuang dalam buku

c. Analisis materi dalam

buku teks pelajaran (dan buku sumber lain yang relevan)

 Materi esensial

 Materi remedial

 Materi pengayaan

 Pengembangan

(14)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 10 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan, Teknik Penyajian

dan Penilaian d. Mengalisis penerapan

model pembelajaran e. Mengalisis Penilaian

Hasil Belajar

e. Analisis Penilaian Hasil

Belajar

 Penilaian oleh guru

 Penilaian antar

2.2 Merancang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

g. Merancang bentuk dan

strategi penilaian

h. Menyusun RPP

i. Menelaah RPP

Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Permendikbud No 103

(15)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 11 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan,

dan hasil telaah RPP

1.3. Melaksanakan Praktik

c. Menelaah hasil praktik

pembelajaran dan

d. Review hasil praktik

(16)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 12 - 65

No. Kompetensi Uraian Materi

Kegiatan Pelatihan,

c. Menelaah hasil praktik

pengolahan dan pelaporan

a. Simulasi Pengolahan nilai pada aspek:

c. Simulasi Penyusunan dan membuat laporan Hasil Belajar (LHBPD)

3.1 Mampu mengikuti test

awal

Test Awal Pilihan Ganda

3.2 Mampu meningkatkan

nilai hasil test dari test awal ke test akhir

Test Akhir Pilihan Ganda

3.3 Memahami kebijakan

peningkatan mutu

3.4 Memahami dan mampu

mereview dan evaluasi

b. Penyiapan Materi Pelatihan

Agar pelatihan terselenggara secara terstandar dan meminimalisir distorsi kualitas, maka diperlukan modul yang terstandar. Modul dikembangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Secara substansial memuat berbagai informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

2) Disusun menggunakan format modul yang sistematis.

3) Disusun menggunakan bahasa yang baik dan benar serta mudah dipahami. 4) Dilengkapi dengan ilustrasi dan contoh praktis untuk membantu dalam

memahami substansi dengan lebih mudah.

c. Pelatihan Narasumber Nasional Kurikulum SMA

(17)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 13 - 65 2) Pelatihan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 3) Pelaksanaan : 10 s.d 13 Maret 2016

4) Tempat pelaksanaan : Bumi Tapos Resort Bogor, Jalan Veteran III No. 16 Cibedug Bogor, Jawa Barat.

5) Materi dan alokasi waktu pelatihan sebagai berikut:

No. Materi Jam @

45’

Narasumber/ Instruktur

A. Materi Umum 4

1 Kebijakan dan Dinamika Perkembangan

Kurikulum

2 Kepala Balitbang

2 a. Perkenalam Tim Fasilitator

2 Memahami Otak Sebagai "Mesin" Belajar 9 Tim ToT Paska

3 Fasilitasi Sebagai Faktor Krusial Dalam

Membangun Pemahaman

3 Tim ToT Paska

4 a. Ranah Aplikasi

b. Praktik Merancang Kegiatan Belajar Ramah Otak

6 Tim ToT Paska

5 Penguasaan Substansi Pelatihan 9 Tim Pengembang SMA

C. Materi Penunjang 4

1 Pembukaan 2 Dirjen Dikdasmen

2 Penutupan 2 Direktur PSMA

Jumlah 38

6) Narasumber/Instruktur

Narasumber/Instruktur yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini berasal dari unsur Perguruan Tinggi, Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) Kemendikbud, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) dan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Direktorat Pembinaan SMA dan Tim Pengembang Kurikulum SMA.

7) Peserta

Peserta terdiri atas unsur:

a) Direktorat Pembinaan SMA, Pusat Kurikulum dan Perbukuan

(Puskurbuk), Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), dan yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan Kurikulum SMA.

b) Lembaga Keagamaan yang terlibat dalam pengembangan modul pelatihan Kurikulum SMA.

c) Guru, Kepala Sekolah, Pengawas, dan unsur Perguruan Tinggi, lembaga keagamaan yang berperan dalam pengembangan modul pelatihan Kurikulum SMA bersama TPK (Tim Pengembang Kurikulum) Direktorat Pembinaan SMA, dengan kriteria sebagai berikut:

 Pendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajar minimal 5 tahun.

 Pernah mengikuti Pelatihan Kurikulum SMA.

 Kreatif dan inovatif dalam pengembangan pembelajajaran.

 Memiliki kemampuan menjelaskan substansi dan permasalahan implementasi Kurikulum SMA.

 Mampu mengoperasikan program office (word, excel, power point) dan internet.

(18)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 14 - 65

 Bersedia melaksanakan tugas sebagai Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota dan Instruktur Guru Sasaran pada pelatihan Kurikulum SMA tahun 2016.

8) Hasil Kegiatan

Kegiatan ini menghasilkan Narasumber Nasional yang siap ditugaskan sebagai instruktur pada Pelatihan Instruktur Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota dan Guru Sasaran Kurikulum SMA.

2. Pelaksanaan Pelatihan

Pelatihan Kurikulum SMA dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap sebagaimana alur berikut:

a. Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum SMA

Pelatihan ini untuk melatih calon Instruktur Nasional (IN) Kurikulum SMA yang akan ditugaskan sebagai instruktur pada Pelatihan Instruktur Provinsi/ Kabupaten-Kota/Guru Sasaran Kurikulum SMA dan sebagai pendamping. Pelatihan dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA dengan strategi sebagai berikut:

1) Tujuan

Meningkatkan kemampuan teknis dan kemampuan menyajikan materi pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013.

2) Waktu dan Tempat

Pelatihan dilaksanakan pada minggu ke-3 Maret 2016 selama 5 hari atau setara dengan 52 jam @ 45 menit, di Jakarta.

3) Narasumber/Fasilitator

Narasumber berasal dari unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Balitbang Kemendikbud, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, dan Dosen serta Perancang Pelatihan.

4) Peserta

Peserta sebanyak 224 orang mewakili 31 mata pelajaran.

a) Unsur : Pengawas/Kepala Sekolah/Guru/Penulis Buku/Penulis KI dan KD/Penulis Silabus/Penulis Pedoman Mapel/dosen PT/WI LPMP dari 31 mapel SMA (diutamakan yang mengajar Kelas X) dan Dit.

1. Peserta : 224 orang terdiri atas unsur 31 guru mapel 2. Pelatih : Instruktur Inti 3. Unsur: Pengembang,

Praktisi, Akademisi, Manajemen 4. Ditugaskan melatih

Instruktur Provinsi s.d Guru Sasaran dan pendampingan 5. Pelaksana: Dit. PSMA 6. Tanggal: 20-24 Maret 2016

1. Peserta : 1.156 orang terdiri atas 31 guru mapel dari 34 provinsi 2. Pelatih : Instruktur

Nasional dan Narasumber nasional

3.Unsur per provinsi: 31 guru mapel Kls X diutamakan, Kasikur Dinas Pendidikan Provinsi, WI LPMP

4. Ditugaskan melatih Tingkat Kab/Kota s.d Guru Sasaran dan

pendampingan 5.Pelaksana: Dit. PSMA (7 region)

6. Tanggal: 28 Maret-22 April 2016

1.Peserta: 10.945 orang 2.Pelatih: Instruktur Provinsi 3. Unsur per klaster: 18 guru

mapel Kls X, 1 org pengawas kab./kota, 1 org kasek induk klaster

4. Ditugaskan melatih Guru Sasaran dan Pendampingan 5. Pelaksana: 33 LPMP 6. Tanggal: 11 April-14 Mei

2016 6. Pelaksana: LPMP dan

Induk Klaster 7.Tanggal: 25 April-28

(19)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 15 - 65 b) Pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 tingkat pusat/ provinsi

kabupaten/kota/sekolah.

c) Berpengalaman mensosialisasikan dan/atau menerapkan Kurikulum 2013.

d) Mampu mengoperasikan program Office (word, excel, power point) dan internet.

e) Memiliki rekam jejak yang baik.

f) Memiliki kemampuan komunikasi dan menjelaskan yang baik.

g) Bersedia dan siap ditugaskan sebagai instruktur pada Pelatihan Tim Pengembang Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Guru Sasaran.

Peserta berdasarkan mata pelajaran:

Mata Pelajaran Jumlah

Peserta

1 Pendidikan Agaman Islam dan Budi Pekerti 6

2 Pendidikan Agaman Kristen dan Budi Pekerti 6

3 Pendidikan Agaman Katolik dan Budi Pekerti 6

4 Pendidikan Agaman Hindu dan Budi Pekerti 6

5 Pendidikan Agaman Budha dan Budi Pekerti 6

6 Pendidikan Agaman Khonghucu dan Budi Pekerti 6

7 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6

8 Bahasa Indonesia 6

13 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 6

14 Prakarya dan Kewirausahaan 6

M

Unsur Dit. PSMA/LPMP/Yayasan Pendidikan 38

Total 224

(20)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 16 - 65 b. Pelatihan Instruktur Provinsi Kurikulum SMA

Pelatihan ini untuk melatih calon Instruktur Provinsi (IP) Kurikulum SMA yang akan ditugaskan sebagai Instruktur pada Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum SMA. Pelatihan Instruktur Provinsi dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA dengan strategi sebagai berikut :

1) Tujuan

Meningkatkan kemampuan teknis dan kemampuan menyajikan materi pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013.

2) Waktu dan Tempat

Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari atau setara dengan 52 jam @ 45 menit dalam 7 angkatan dengan waktu dan tempat sebagai berikut:

Region Tanggal Tempat Provinsi

1 11-15 April 2016 Medan Sumut, Aceh, Babel, Kepri, dan Riau 2 12-16 April 2016 Surabaya Jatim, NTT, Bali, NTB, dan Papua

Barat

3 18-22 April 2016 Jakarta Jabar, Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumbar

4 19-23 April 2016 Yogyakarta DI Yogyakarta, Jateng, Kalbar, Kaltim, dan Kaltara

5 25-29 April 2016 Makassar Sulsel, Gorontalo, Sulut, Sulbar, dan Sulteng

6 26-30 April 2016 Jakarta DKI Jakarta, Kalsel, Papua, dan Sultra

7 26-30 April 2016 Jakarta Banten, Kalteng, Maluku, Malut dan Sumsel

3) Narasumber/Instruktur

Unsur narasumber/instruktur pelatihan berasal dari : a) Direktorat Pembinaan SMA;

b) Pusat Kurikulum dan Perbukuan; c) Pusat Penilaian Pendidikan;

d) Instruktur Nasional/Narasumber Nasional.

4) Peserta

Jumlah peserta 1.154 orang dari 34 provinsi dan 33 LPMP

a) Unsur : Kasikur Dinas Pendidikan Provinsi; Pengawas/Kepala Sekolah/ Guru dari 31 mapel (diutamakan yang mengajar Kelas X); dan Widyaiswara/Staf LPMP.

b) Pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 tingkat pusat atau tingat provinsi atau tingkat kabupaten/kota atau sekolah.

c) Berpengalaman mensosialisasikan dan/atau menerapkan Kurikulum SMA.

d) Mampu mengoperasikan program Office (word, excel, power point) dan internet.

e) Memiliki rekam jejak yang baik.

f) Memiliki kemampuan komunikasi dan menjelaskan materi yang baik. g) Bersedia dan siap ditugaskan sebagai instruktur pada pelatihan Tim

(21)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 17 - 65 Peserta per provinsi, sebagai berikut:

No. Provinsi Jml

Peserta No. Provinsi

Jml Peserta

1 Aceh 34 19 Lampung 34

2 Bali 34 20 Maluku 34

3 Bangka Belitung 34 21 Maluku Utara 34

4 Banten 34 22 Nusa Tenggara Barat 34

5 Bengkulu 34 23 Nusa Tenggara Timur 34

6 DI Yogyakarta 34 24 Papua 34

7 DKI Jakarta 34 25 Papua Barat 34

8 Gorontalo 34 26 Riau 34

9 Jambi 34 27 Sulawesi Barat 34

10 Jawa Barat 34 28 Sulawesi Selatan 34

11 Jawa Tengah 34 29 Sulawesi Tengah 34

12 Jawa Timur 34 30 Sulawesi Tenggara 34

13 Kalimantan Barat 34 31 Sulawesi Utara 34

14 Kalimantan Selatan 34 32 Sumatera Barat 34

15 Kalimantan Tengah 34 33 Sumatera Selatan 34

16 Kalimantan Timur 34 34 Sumatera Utara 34

17 Kalimantan Utara 32 Jumlah 1.154

18 Kepulauan Riau 34

c. Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum SMA

Pelatihan ini untuk melatih calon Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang ditugaskan sebagai Instruktur pada Pelatihan Guru Sasaran dan sekaligus sebagai Pendamping Kurikulum di SMA Sasaran. Pelatihan dilaksanakan oleh LPMP dengan strategi sebagai berikut:

1) Tujuan

a) Meningkatkan kemampuan teknis implementasi Kurikulum SMA dan strategi pendampingan Kurikulum SMA.

b) Asistensi pelaksanaan pendampingan dan penandatanganan naskah

kerjasama Bantuan Pemerintah Pendampingan Implementasi

Kurikulum SMA bagi Kepala SMA Induk Klaster.

2) Waktu dan Tempat

Pelatihan dilaksanakan di LPMP selama 5 hari setara dengan 52 jam @ 45 menit, rentang waktu tanggal 11 April s.d. 14 Mei 2016.

3) Narasumber

Narasumber adalah Instruktur Provinsi atau Instruktur Nasional dan/atau Narasumber Nasional Kurikulum SMA.

4) Peserta

Jumlah peserta 10.945 orang dari 549 Induk Klaster.

a) Unsur : 18 guru mapel kelas X terbaik dari SMA dari satu klaster, 1 Kepala SMA Induk Klaster, dan 1 pengawas kabupaten/kota

b) Diutamakan pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 tingkat pusat/provinsi/kabupaten/kota/sekolah

c) Mampu mengoperasikan program Office (word, excel, power point) dan internet

d) Memiliki rekam jejak yang baik

(22)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 18 - 65 f) Siap ditugaskan sebagai fasilitator pada Pelatihan Guru Sasaran di

Induk Klaster yang bersangkutan

g) Siap ditugaskan sebagai Petugas Pendamping di SMA dalam klaster yang bersangkutan

Jika sekolah pada Klaster tidak ada Peminatan Bahasa dan Budaya maka kuota dua mata pelajaran dapat diganti dari peminatan lain.

Peserta dari Kalimantan Utara dilatih di LPMP Kalimantan Timur

(23)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 19 - 65 Rincian 18 guru mata pelajaran Kelas X

Mata Pelajaran Jumlah Peserta

U

m

u

m

A

1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1

2 Pendidikan Agama Lainnya 1

3 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1

4 Bahasa Indonesia 1

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 1

10 Prakrya dan Kewirausahaan 1

M

a) Peserta dikelompokkan berdasarkan matapelajaran;

b) Peserta dari unsur Kepala SMA Induk Klaster dan Pengawas disesuaikan dengan latar belakang mata pelajaran yang pernah diampu; c) Jumlah peserta per kelas tidak lebih dari 40 orang;

d) Peserta dari unsur Kepala SMA Induk Klaster pada saat materi praktik Pembelajaran dan Pengolahan Nilai mengikuti sesi tersendiri tentang "Asistensi Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum SMA dan

penandatanganan naskah kerjasama pelaksanaan Bantuan

Pemerintah";

e) Dalam kondisi tertentu dengan mempertimbangkan jumlah dan letak geografis SMA Induk Klaster, LPMP dapat melaksanakan Pelatihan Tim Pengembang Tingkat Kabupaten/Kota sekaligus Pelatihan Guru Sasaran yang bertempat di LPMP;

f) Jumlah peserta per angkatan diatur oleh LPMP sesuai dengan kapasitas LPMP dalam menampung peserta.

d. Pelatihan Guru Sasaran

Pelatihan ini untuk melatih Guru Kelas X dari 2.049 SMA Sasaran tahun 2016/2017 dan SMA Sasaran tahun 2015/2016. Pelatihan diselenggarakan oleh LPMP dengan strategi sebagai berikut:

(24)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 20 - 65 1) Tujuan

Meningkatkan kemampuan teknis dan kemampuan menyajikan materi pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013.

2) Waktu dan Tempat

Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari atau setara dengan 52 jam @ 45 menit mulai 25 April sampai dengan 4 Juni 2016, bertempat di SMA Induk Klaster dan/atau LPMP, sesuai kondisi dan jumlah SMA Sasaran.

3) Narasumber/Instruktur

Narasumber/Instruktur adalah Instruktur Kabupaten/Kota atau Instruktur Provinsi atau Instruktur Nasional dan/atau Narasumber Nasional.

4) Peserta

Jumlah peserta sebanyak 49.580 orang

a) Unsur : 22 guru mapel Kelas X dari 2.049 SMA tahun 2016 dan 2 orang dari 2.251 SMA tahun 2015.

b) Diutamakan pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 tingkat pusat/provinsi/kabupaten/kota/sekolah.

c) Mampu mengoperasikan program Office (word, excel, power point) dan internet.

d) Memiliki rekam jejak yang baik.

e) Memiliki kemampuan komunikasi dan menjelaskan materi dengan baik. f) Siap ditugaskan sebagai instruktur pada kegiatan IHT di sekolah

masing-masing.

Peserta pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA

No Provinsi

Sasaran 2016 Peserta Pelatihan Guru Sasaran

(25)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 21 - 65 6) Penyelenggaraan Di SMA Induk Klaster/LPMP

a) Peserta dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran;

b) Peserta dari unsur Kepala dan Wakil Kepala SMA pelaksana Kurikulum SMA tahun 2015/2016 disesuaikan dengan latar belakang mata pelajaran yang pernah diampu;

c) Jumlah peserta per kelas tidak lebih dari 40 orang;

3. Materi dan Alokasi Waktu Pelatihan

Struktur Program Pelatihan Instruktur Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Guru Sasaran Kurikulum SMA sebagai berikut :

No Materi Jam

1 Pembelajaran Aktif 2 Tim Paska Tim Pasca LPMP/IP/NN LPMP/IK/IP/IN/NN 2 Gerakan Penumbuhan Budi

Pekerti dan Sekolah Aman

3 Tim PBP Tim PBP LPMP/IP/NN LPMP/IK/IP/IN/NN 3 Kebijakan dan Dinamika

Perkembangan Kurikulum

2 Puskurbuk Puskurbuk LPMP/IP/NN LPMP/IK/IP/IN/NN 4 Penguatan Literasi Dalam

Pembelajaran 5 Peran Keluarga Dalam

Pembelajaran Siswa

Tim PAUD Tim PAUD LPMP/IP/NN LPMP/IK/IP/IN/NN 6 Penyelenggaraan Pelatihan dan

Pendampingan Berbasis Sekolah

2 Dit. PSMA Dit. PSMA LPMP LPMP

B. Materi Pokok 35

1 Kompetensi, Materi, Pembelajaran dan Penilaian 2 Analisis Kompetensi, Materi,

Pembelajaran dan Penilaian a. Analisis Dokumen: SKL,

KI-KD dan Pedoman Mata Pelajaran

b. Analisis Materi dalam Buku Pelajaran c. Analisis Penerapan Model

Pembelajaran d. Analisis Penilaian Hasil

Belajar 3 Perancangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

6 NN IN/NN IP/IN/NN IK/IP/IN/NN 4 Praktik Pembelajaran dan

Penilaian

a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian

8 NN IN/NN IP/IN/NN IK/IP/IN/NN b. Review Hasil Praktik 2 NN IN/NN IP/IN/NN IK/IP/IN/NN 5 Praktik Pengolah dan Pelaporan

Penilaian Hasil Belajar

4 NN IN/NN IP/IN/NN IK/IP/IN/NN Jika sekolah sasaran tidak ada peminatan Bahasa dan Budaya maka kuota empat mata pelajaran dapat diganti dari peminatan lain atau mata pelajaran kelompok Umum A/B sesuai kebutuhan.

1. Peserta dari unsur 2.049 SMA (TP 2016/2017) per sekolah mewakili 22

mata pelajaran yang diusulkanoleh Kepala SMA ke LPMP.

2. Peserta dari unsur 2.251 SMA (TP 2015/2016) adalah Kasek dan Wakakur

(26)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 22 - 65

2 Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan

4 Penutupan: Review dan Evaluasi Pelatihan dan Pendampingan

1 Kasubdit Kurikulum

Kasubdit Kurikulum

Ka. LPMP Kabid/Kasi LPMP

Jumlah 52

Keterangan : NN (Narasumber Nasional); IN (Instruktur Nasional); IP (Instruktur Provinsi); IK (Instruktur Kabupaten/Kota; GS (Guru Sasaran), PBP (Penumbuhan Budi Pekerti), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

4. Penilaian Peserta

a. Aspek Penilaian

Selama proses pelaksanaan pelatihan akan dilakukan penilaian terhadap peserta untuk aspek penilaian sebagai berikut :

1) Paradigma dan pemahaman Kurikulum SMA : pemahaman isi (tes akhir) dan pandangan terhadap Kurikulum SMA;

2) Teknis fasilitasi : kemampuan bekerja sama dalam kelompok serta mendorong anggota kelompok lainnya untuk berpartisipasi aktif;

3) Komunikasi efektif : kemampuan mendengarkan orang lain dan menyampaikan gagasan secara efektif


4) Kreatifitas : kemampuan memaparkan materi/tugas dengan metode yang tepat

5) Keterbukaan pikiran : memberikan peluang menerima masuknya informasi, pengetahuan, dan cara baru

6) Pembelajar : sikap yang dimiliki untuk mengikuti pembelajaran dan mempelajari hal-hal baru


7) Ketangguhan diri : sikap yang menunjukkan kemampuan menghadapi berbagai tantangan

8) Kedisiplinan : ketatan pada peraturan, tata tertib, dan norma. b. Metode Penilaian

Penilaian peserta menggunakan metode sebagai berikut :

1) Pemahaman isi Kurikulum SMA dilakukan melalui tes akhir;

2) Fasilitasi, komunikasi efektif, kreatifitas, keterbukaan pikiran, pembelajar, ketangguhan diri, dan kedisiplinan dilakukan melalui pengamatan aktivitas peserta pada setiap sesi pelatihan.

c. Kelulusan

Skala penilaian menggunakan rentang nilai 1-4 dengan kriteria sebagai berikut :

1) Lulus : > 3.0

2) Dipertimbangkan : 2.5 - 3.0 3) Tidak Lulus : < 2.5

5. Sertifikat

(27)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 23 - 65 C. Pengorganisasian, Peran dan Tanggung Jawab

1. Pengorganisasian

a. Pengarah : Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah

b. Penanggungjawab : Direktur Pembinaan SMA dan Kepala LPMP

c. Koordinator Pelaksana : Kasubdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA

d. Pelaksana Teknis : Kepala Seksi Pembelajaran, Direktorat

Pembinaan SMA dan Kepala Seksi LPMP e. Pendataan dan Pelaporan : Staf Subdit Kurikulum dan Staf LPMP f. Unit Pelayanan Masyarakat : Staf Subdit Kurikulum dan Staf LPMP

2. Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Terkait

a. Direktorat Pembinaan SMA

1) Menetapkan kuota SMA pelaksana Kurikulum SMA tahun 2016 untuk 34 provinsi;

2) Menyiapkan panduan, materi, tes awal dan tes akhir pelaksanaan pelatihan Kurikulum SMA;

3) Menetapkan peserta pelatihan dan melaksanakan Pelatihan Narasumber Nasional, Pelatihan Instruktur Nasional, dan Instruktur Provinsi;

4) Melakukan pemantauan pelaksanaan Pelatihan Instruktur Kabupaten /Kota dan Guru Sasaran Kurikulum SMA;

5) Melakukan koordinasi pelaksanaan pelatihan dengan LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota;

6) Menyusun laporan pelaksanaan pelatihan Kurikulum SMA secara nasional.

b. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

1) Melakukan koordinasi pelaksanaan pelatihan Kurikulum SMA dengan Direktorat Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

2) Melaksanakan Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota dan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA;

3) Menyalurkan dana Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum ke SMA Induk Klaster;

4) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelatihan dan pendampingan;

5) Menyusun laporan Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum SMA; 6) Melakukan pendataan persiapan dan hasil pelaksanaan pelatihan dan

pendampingan;

7) Menyusun laporan hasil pendampingan Kurikulum 2013.

c. Dinas Pendidikan Provinsi

1) Melakukan koordinasi pendataan SMA pelaksana Kurikulum SMA dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan LPMP sesuai kuota yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMA;

2) Melakukan verifikasi data klaster SMA;

3) Melakukan sosialisasi kegiatan pelatihan Kurikulum SMA;

4) Menetapkan calon peserta Pelatihan Instruktur Provinsi Kurikulum SMA; 5) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelatihan dan

(28)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 24 - 65 d. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

1) Menetapkan SMA pelaksana Kurikulum SMA tahun 2016;

2) Mengirim data SMA ke Dinas Pendidikan Provinsi sesuai kuota yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi;

3) Melakukan koordinasi pendataan SMA pelaksana Kurikulum dngan Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP sesuai kuota yang ditetapkan Direktorat Pembinaan SMA;

4) Memfasilitasi sekolah lain dari kabupaten/kota terdekat yang ingin bergabung dalam pelatihan Kurikulum SMA (terutama di daerah perbatasan);

5) Memfasilitasi pelaksanaan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA oleh SMA Induk Klaster.

6) Menetapkan calon peserta Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota per klaster; 7) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelatihan dan

pendampingan Kurikulum SMA.

e. SMA Induk Klaster

1) Melaksanakan pendataan peserta Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA; 2) Melakukan koordinasi pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dengan

LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

3) Menyelenggarakan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA untuk semua SMA dalam klasternya;

4) Membuat dan mengirim Laporan hasil pelaksanaan pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA ke LPMP dan tembusan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

5) Menyusun laporan penggunaan dana Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum SMA;

6) Menyusun laporan hasil pendampingan Kurikulum SMA.

D. Monitoring dan Evaluasi

Penjaminan dan pengendalian mutu proses dan kualitas penyelenggaraan pelatihan pada setiap jenjang pelatihan dilakukan melalui monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan strategi sebagai berikut.

1. Direktorat Pembinaan SMA membentuk Tim Quality Control (QC) untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pelatihan Narasumber Nasional Kurikulum SMA, Pelatihan Instruktur Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA.

2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan membentuk Tim Quality Control (QC) untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pelatihan Instruktur Kabupaten/ Kota, dan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA.

(29)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 25 - 65 E. Pelaporan

1. Jenis Laporan

Laporan pelaksanaan pelatihan terdiri atas 2 bagian yaitu : a. Laporan Nasional

Laporan disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA memuat informasi proses dan hasil pelaksanaan pelatihan secara nasional mencakup seluruh tahapan pelatihan Kurikulum SMA yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA dan LPMP. Laporan Nasional merupakan ringkasan dari Laporan Per Kegiatan yang disusun oleh lembaga pelaksana pelatihan.

b. Laporan Per Kegiatan

Laporan per kegiatan merupakan laporan setiap jenjang pelatihan yang disusun oleh lembaga pelaksana pelatihan sebagai berikut :

1) Direktorat Pembinaan SMA

a) Laporan Pelatihan Narasumber Nasional Kurikulum SMA b) Laporan Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum SMA c) Laporan Pelatihan Instruktur Provinsi Kurikulum SMA

2) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

a) Laporan Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota Kurikulum SMA b) Laporan Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum SMA

2. Isi Laporan

Laporan pelaksanaan Pelatihan Kurikulum SMA secara nasional dan per kegiatan memuat informasi sebagai berikut.

a. Rasional, tujuan, dan sasaran b. Pelaksanaan pelatihan :

1) Pengorganisasian 2) Waktu dan tempat 3) Narasumber dan peserta

4) Proses pelaksanaan pelatihan (pembukaan sampai penutupan)

5) Hasil pelatihan (hasil latihan dan praktik, penilaian peserta, evaluasi instruktur, evaluasi penyelenggaraan)

6) Keberhasilan dan permasalahan c. Kesimpulan dan saran

d. Lampiran : panduan, foto/video kegiatan, hasil latihan dan praktik, nilai peserta, copy sertifikat

3. Penyerahan Laporan

a. Laporan Per Kegiatan pelatihan oleh LPMP disusun dalam bentuk cetak dan file dikirim paling lambat 1 minggu setelah kegiatan per jenjang pelatihan selesai.

Laporan dalam bentuk file dikirim melalui email ke :

yusuf.andrian@kemdikbud.go.id dan soripada.harahap@kemdikbud.com. Sedangkan laporan dalam bentuk cetak dan CD dikirim ke :

Direktur Pembinaan SMA

u.p. Kasubdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMA Kompleks Kemendikbud, Gedung A Lantai 3

(30)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 26 - 65 b. Laporan Nasional

Laporan Nasional pelaksanaan pelatihan disusun oleh Direktorat Pembinaan SMA selambat-lambatnya 1 bulan setelah selesainya pelatihan guru sasaran untuk diserahkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

F. Layanan Informasi

Dalam rangka memfasilitasi penyelesaian permasalahan sebelum, selama dan sesudah pelatihan, maka Direktorat Pembinaan SMA dan LPMP memfasilitasi layanan informasi dengan membuat fasilitas komunikasi melalui group peserta pelatihan dan pendampingan dengan menggunakan email, WhatsApp, atau media sosial lainnya. Sedangkan layanan untuk pengaduan masyarakat tentang pelaksanaan pelatihan Kurikulum SMA, Direktorat Pembinaan SMA dan LPMP membentuk Unit Pelayanan Masyarakat (UPM). Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat sangat penting bagi pengelola program dalam rangka transparansi/keterbukaan terhadap masyarakat sebagai komponen yang turut serta mengawasi pelaksanaan program. Selain itu UPM berfungsi sebagai:

1. Mediator antara masyarakat dan pengelola program pelatihan dan pendampingan pelaksanaan Kurikulum SMA;

2. Pusat pelayanan masyarakat (internal dan eksternal); 3. Pusat informasi umum pelaksanaan Kurikulum SMA.

Pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat dapat dilakukan melalui: 1. Hotline pelatihan Kurikulum 2013: 081318703136 (Hanny Khatijah) 2. Tertulis dengan alamat:

Direktur Pembinaan SMA u.p Kasubdit Kurikulum

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Kompleks Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Gedung A Lantai 3 Jl. RS Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan 12011

Telepon dan faximile (021) 7669205

Email ke alamat : hani.khatijah@kemdikbud.go.id, dan hanny_depdiknas@yahoo.com

G. Pembiayaan Pelatihan

Pembiayaan kegiatan pelatihan Kurikulum SMA tahun 2016 sebagai berikut:

1. Pelatihan Narasumber Nasional Kurikulum 2013, Pelatihan Instruktur Nasional, dan Pelatihan Tim Instruktur Provinsi dibiayai oleh Direktorat Pembinaan SMA melalui DIPA Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2016.

(31)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 27 - 65

BAB III

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM SMA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

a. Pendampingan

Pendampingan adalah pemberian bimbingan teknis penguatan implementasi Kurikulum SMA oleh Instruktur Kabupaten/Kota sebagai petugas pendamping kepada Guru Sasaran dari SMA Sasaran Kurikulum SMA pada saat melaksanakan pembelajaran di sekolah.

b. Pendamping

Pendamping adalah Instruktur Kabupaten/Kota, Instruktur Provinsi, Instruktur Nasional, dan Narasumber Nasional pelatihan Kurikulum SMA tahun 2016 yang memenuhi persyaratan sebagai petugas pendamping implementasi Kurikulum SMA.

c. Guru Sasaran

Guru Sasaran adalah guru mata pelajaran kelas X yang mendapat pendampingan dalam mengimplementasikan Kurikulum di sekolah.

d. SMA Induk Klaster

SMA Induk Klaster adalah SMA yang mengoordinasikan pelaksanaan pendampingan implementasi Kurikulum dalam satu klaster.

e. SMA Anggota Klaster

SMA Anggota Klaster adalah SMA yang mulai melaksanakan Kurikulum mulai tahun pelajaran 2016/2017 yang dikelompokkan dalam satu klaster.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Secara umum pendampingan pelaksanaan Kurikulum SMA bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran di SMA Sasaran Kurikulum.

b. Tujuan khusus

Secara khusus pendampingan memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Memperluas sasaran dan meningkatkan pemahaman substansi Kurikulum SMA untuk warga sekolah;

2) Meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan Kurikulum di sekolah; 3) Menggerakan ekosistem sekolah dalam melaksanakan Kurikulum SMA; 4) Memantapkan guru mata pelajaran Kelas X dalam melaksanakan proses

pembelajaran dan penilaian di sekolah.

3. Prinsip Pendampingan

Pendampingan dilakukan berdasarkan prinsip sebagai berikut.

(32)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 28 - 65 b. Kolegial yaitu hubungan kesejawatan antara Pendamping dan Guru Sasaran yang

memiliki kedudukan setara. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan dan iklim kesejawatan antara Pendamping dan Guru Sasaran.

c. Sikap Saling Percaya yaitu Guru Sasaran percaya kepada Pendamping bahwa informasi, saran, dan contoh yang diberikan sesuai yang dikehendaki Kurikulum SMA. Selain itu Pendamping percaya bahwa Guru Sasaran akan melaksanakan informasi, saran terkait dengan implementasi Kurikulum SMA. Kegiatan dilakukan dengan saling menghormati dan bertanggungjawab.

d. Berkelanjutan yaitu hubungan profesional yang terjadi antara Pendamping dan Guru Sasaran berkelanjutan setelah Pendamping secara fisik berada di sekolah, dilanjutkan melalui e-mail, sms, atau sarana komunikasi lain yang tersedia. Kegiatan dilakukan secara terencana, terus-menerus, dan semakin meningkat.

B. Pelaksanaan Pendampingan

Kegiatan pendampingan Kurikulum SMA tahun 2016 dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1. Persiapan Pendampingan

a. Penetapan Induk Klaster

Kegiatan pendampingan dilaksanakan di 2.049 SMA sasaran Kurikulum tahun 2016 yang tersebar di 488 kabupaten/kota di 34 provinsi. Mempertimbangkan jumlah dan sebaran SMA sasaran maka pelaksanaan pendampingan dibagi dalam 549 klaster. Pengelompokan klaster mempertimbangkan letak geografi, kedekatan antar sekolah dan transportasi. Jumlah anggota klaster bervariasi antara 1-10 SMA per klaster. Klaster dapat berada dalam kabupaten/kota atau beberapa kabupaten/kota. Pada setiap klaster ditetapkan satu SMA Induk Klaster yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan dan menerima dana Bantuan Pemerintah pendampingan. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan SMA Induk Klaster berdasarkan usulan dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan kriteria sebagai berikut. 1) Lokasi strategis/mudah dijangkau anggota klaster;

2) Berpengalaman mengelola bantuan sosial/bantuan pemerintah dan tepat waktu dalam melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan sosial/bantuan pemerintah;

• Penetapan Induk Kalster • Asisntensi Bantuan

Pemerintah Pendampingan bagi Kepala SMA Induk Klaster

• Penyaluran Bantuan Pemerintah Pendampingan oleh LPMP

• Penyiapan Petugas Pendamping melalui workshop Instruktur Kabupaten/Kota

• IHT Kurikulum SMA di Sekolah

• Kegiatan On di Sekolah • Kegiatan In di Induk Klaster

•Pelaporan IHT •Pelaporan Kegiatan On •Pelaporan Kegiatan In Persiapan

Pendampingan

Pelaksanaan

(33)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 29 - 65 3) Berpotensi sebagai sekolah rujukan implementasi Kurikulum 2013; 4) Akreditasi A.

Kuota SMA Induk Klaster Kurikulum SMA Tahun 2016 pada Lampiran 1.

b. Asistensi Bantuan Pemerintah Pendampingan

Asistensi Bantuan Pemerintah Pendampingan meliputi penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB), Penyusunan Rencana Kerja (Action Plan) Pendampingan, dan penandatanganan Surat Perjanjian Bantuan Pemerintah. Penandatanganan Surat Perjanjian Bantuan Pemerintah antara LPMP dan SMA Induk Klaster dilakukan pada Pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh LPMP.

c. Penyaluran Bantuan Pemerintah Pendampingan

Kegiatan pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 di 2.049 SMA didukung dana Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui 549 SMA Induk Klaster. Ketentuan dan mekanisme penyaluran dana Bantuan Pemerintah tersebut diatur sebagai berikut:

1) Jumlah dana Bantah yang diberikan kepada 549 SMA Induk Klaster ditetapkan berdasarkan lokasi dan jumlah SMA dalam satu klaster.

2) Bantuan Pemerintah bersumber dari APBN melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2016.

3) Jangka waktu penggunaan dana Bantuan Pemerintah mulai dari diterimanya dana sampai dengan 31 Desember 2016. Oleh karena itu sekolah harus menyusun jadwal penggunaan dana dan rencana kerja dengan mempertimbangkan batas waktu penggunaan dana.

4) Penyaluran dana Bantuan Pemerintah dilakukan melalui KPPN Provinsi setempat, dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Sekolah (bukan atas nama pribadi atau yayasan) melalui lembaga perbankan yang terpilih. 5) Penyaluran dana Bantuan Pemerintah diberikan dalam satu tahap sebesar

100% dari jumlah dana Bantuan Pemerintah, setelah sekolah penerima dan pemberi Bantuan Pemerintah menandatangani Surat Perjanjian dan kuitansi penerimaan bantuan serta melengkapi seluruh persyaratan administrasi. 6) Kelengkapan administrasi penyaluran dana Bantuan Pemerintah yang

disiapkan oleh LPMP dan SMA penerima Bantuan Pemerintah sesuai dengan Panduan Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum 2013 tahun 2016 yang telah diterbitkan oleh LPMP.

7) Rencana Penggunaan Dana Bantuan Pemerintah dapat dilihat dalam Panduan Bantuan Pemerintah Pendampingan Kurikulum 2013.

d. Petugas Pendamping

Petugas Pendamping Kurikulum SMA adalah Instruktur Kabupaten/Kota, Instruktur Provinsi, Instruktur Nasional, dan Narasumber Nasional pelatihan Kurikulum SMA tahun 2016 yang memenuhi persyaratan sebagai petugas pendamping implementasi Kurikulum SMA.

Tugas Pendamping antara lain :

(34)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 30 - 65 pendampingan bukan untuk mengevaluasi proses, melainkan untuk memperkuat pemahaman guru terhadap konsep dan pelaksanaan Kurikulum SMA. Penjelasan ini perlu diberikan agar proses pendampingan tidak menimbulkan masalah baru (ketegangan).

2) Mengamati proses pembelajaran berdasarkan konsep dan semangat Kurikulum SMA untuk dapat mengetahui problematika yang muncul dan membutuhkan penguatan serta menginventarisasi keunggulan proses pembelajaran.

3) Mendiskusikan hasil pengamatan proses pembelajaran, memberikan bimbingan, dan memberikan solusi atau menunjukkan contoh-contoh baik pada kegiatan pembelajaran tersebut. Diskusi bukan untuk mencari kelemahan dalam proses pembelajaran dan penilaian, tetapi untuk membangun persamaan persepsi tentang konsep dan pelaksanaan sekaligus penguatan proses pembelajaran dan penilaian sesuai Kurikulum SMA. Model diskusi dipilih karena tidak mengesankan menggurui atau adanya superioritas dan inferioritas.

4) Pendamping dan guru sasaran melakukan refleksi atas proses pembelajaran dan penilaian telah dilakukan. Refleksi diperlukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum SMA dan upaya pemecahannya. Pendamping tidak memperlemah semangat pendidik yang didampingi tetapi memperkuat dengan memberikan pemahaman yang benar mengenai konsep Kurikulum SMA.

2. Tahapan Pendampingan

Pelaksanaan pendampingan Guru Kelas X di SMA sasaran Kurikulum SMA tahun 2016 dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Rapat Koordinasi Pendampingan

Tahap pertama, sebelum rangkaian kegiatan pendampingan dilaksanakan dilakukan rapat koordinasi persiapan pendampingan antara Kepala SMA Induk Klaster selaku koordinator pendampingan bersama SMA anggota klaster (masing-masing 2 orang terdiri atas Kepala SMA dan Wakasek Bidang Kurikulum) yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. Pada kegiatan persiapan ini membahas rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi:

1) Menentukan jadwal IHT, On, dan In per sekolah; 2) Menentukan petugas pendamping per sekolah; 3) Sistem pembiayaan dan pelaporan pendampingan.

(35)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 31 - 65 Hasil dari kegiatan ini adalah rancangan action plan kegiatan pendampingan dalam klaster. Jika klaster hanya satu sekolah maka kegiatan koordinasi disatukan dengan kegiatan IHT (In House Training)

b. In-House Training (IHT)

Implementasi Kurikulum di sekolah disamping berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran juga berkaitan dengan pendukung sukses implementasinya disekolah antara lain dukungan administrasi, sarana, lingkungan, pelayanan, budaya dan lain-lain. Oleh karena itu semua unsur sekolah (whole school) harus tahu, mau dan mampu melaksanakan Kurikulum sesuai dengan peran dan fungsinya di sekolah. Oleh karena itu semua unsur sekolah seperti tenaga administrasi sekolah, laboran, pustakawan, teknisi, orangtua siswa, keamanan sekolah, dan lain-lain perlu mendapatkan informasi Kurikulum SMA.

Agar implementasi Kurikulum didukung oleh semua unsur sekolah, maka pada tahap awal kegiatan pendampingan dilakukan sosialisasi umum Kurikulum SMA kepada semua unsur sekolah melalui kegiatan pelatihan di sekolah (In House Training).

1) Tujuan

Meningkatkan pemahaman substansi Kurikulum SMA dan memperjelas peran serta semua unsur sekolah sesuai dengan tugas dan fungsinya agar tahu, mau dan mampu melaksanakan Kurikulum 2013.

2) Waktu dan Tempat

In House Training dilaksanakan selama 5 (lima) hari atau setara dengan 52 jam @ 45 menit di semua SMA sasaran Kurikulum SMA tahun 2016 (2.049 SMA) baik di induk klaster maupun anggota klaster.

3) Pengarah dan Narasumber

Pengarah IHT adalah Kepala Dinas/Kabid/Kasi dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Sekolah.

Narasumber IHT adalah Guru Sasaran SMA bersangkutan atau Instruktur Kabupaten/Kota atau Instruktur Provinsi atau Instruktur Nasional atau Narasumber Nasional yang berada pada sekolah atau kabupaten/kota setempat.

4) Peserta

Peserta IHT yang didanai melalui Bantuan Pemerintah sebanyak 50 orang terdiri atas unsur pengawas SMA yang bersangkutan dan seluruh unsur sekolah meliputi kepala sekolah, guru mata pelajaran, tenaga administrasi sekolah, laboran, pustakawan, teknisi, komite sekolah, OSIS, penjaga/keamanan sekolah, dan unsur lain yang ada disekolah. Sekolah dapat menambah peserta IHT sesuai kebutuhan dengan menggunakan sumber dana lain.

5) Materi

(36)

©2016 (Revisi-01,010416), Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 32 - 65

No Materi Waktu

@ 45' Penyaji Peserta

1. Materi Umum 13

1.1 Kebijakan dan Dinamika

Perkembangan Kurikulum

2 GS/IN/IP/IK/NS Seluruh Unsur

Sekolah

1.2 Gerakan Penumbuhan Budi

Pekerti dan Sekolah Aman

3 GS/IN/IP/IK/NS Seluruh Unsur

Sekolah

1.3 Peran Keluarga dalam

Pembelajaran Siswa

2 GS/IN/IP/IK/NS Seluruh Unsur

Sekolah

1.4 Penguatan Literasi dalam

Pembelajaran

2 GS/IN/IP/IK/NS Seluruh Unsur

Sekolah

1.5 Pembelajaran Aktif 2 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

1.6 Pendampingan Berbasis

Sekolah

2 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

2. Materi Pokok 35

2.1 Kompetensi, Materi,

Pembelajaran dan Penilaian

3 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

2.2 Analisis Kompetensi,

Pembelajaran dan Penilaian

a.Analisis Dokumen: SKL,

KI-KD, Silabus dan Pedoman Mata Pelajaran

3 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

b.Analisis Materi dalam

Buku Teks Pelajaran

3 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

c.Analisis Penerapan

Model Pembelajaran

3 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

d.Analisis Penilaian Hasil

Belajar

3 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

2.3 Perancangan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

6 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

2.4 Praktik Pembelajaran dan

Penilaian

a. Praktik Pembelajaran

dan Penilaian

8 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

b. Review Hasil Praktik 2 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

2.5 Praktik Pengolahan dan

Pelaporan Penilaian Hasil Belajar

4 GS/IN/IP/IK/NN Guru Mapel

3. Materi Penujang 4

3.1 Tes Awal 1 Panitia Guru Mapel

3.2 Pembukaan: Kebijakan

Peningkatan Mutu

Evaluasi In House Training

1 Koordinator

Instruktur

Guru Mapel

Jumlah 52

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai “Strategi PAIKEM Dalam Pembelajaran Matematika Kelas I MI Muhammadiyah Karanglewas Kidul Kecamatan Karanglewas

Tujuan dari penelitian ini ada 3, yang pertama untuk mengkaji potensi alam yang ada di kawasan perairan Batu Layar sebagai tempat wisata selam, yang kedua untuk

Dari hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa (PRA membaca) kelompok B TK PGRI Jatisela dengan menggunakan media gambar dan

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Terdapat perbedaan asam amino yang mempengaruhi struktur permukaan protein selubung virus dengue serotipe 3 pada dua strain yang beredar di Surabaya.. Analisis

Dari berbagai pengertian mengenai media pembelajaran yang telah diuraikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat digunakan

Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar bahasa daerah Bali antara siswa yang mengikuti model pembelajaran quantum dengan

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi partisipatif, FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara. Observasi partisipatif dilakukan untuk memperoleh