• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEMIRNG KIDUL : PENGELOLAN SAMPAH YANG BAIK MENUJU LINGKUNGAN YANG ASRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GEMIRNG KIDUL : PENGELOLAN SAMPAH YANG BAIK MENUJU LINGKUNGAN YANG ASRI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GEMIRNG KIDUL : PENGELOLAN SAMPAH YANG BAIK MENUJU LINGKUNGAN YANG ASRI

KKN LOKASI UNNES TAHAP 1 2019

Desa Gemiring Kidul, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara

@kkngemiringkidul ABSTRACT

In social life, it is necessary to protect the surrounding environment. Every resident or community that occupies a residential area, has the same rights and obligations in terms of protecting the environment. Protecting the environment starts from the smallest one, which is waste management. Good waste management will also have a good environmental impact on the surroundings. The purpose of this activity is to provide education to the public on the importance of managing waste and giving awareness to the community to protect the surrounding environment. The type of this article is a persuasive scientific article, which aims to encourage the public and readers to maintain and process waste properly. The method used is a qualitative method, which before giving socialization or education about waste to the community, the researcher made direct observations to the community and directly followed up on the results of these observations. The role of the Waste Bank is contained in the theory of exchange. "Exchange theory emphasizes the sociology of behavior in order to focus attention on the relationship between the influence of an actor's behavior on the environment and the environmental impact on the actor. This relationship is the basis for operant conditioning or the learning process through behavior caused by the consequences. "(Ritzer and Douglas, 2007:

356). The result of this activity is that the community has extensive knowledge about waste management, and the community does not throw waste anymore into the village river.

Keyword : enviroment, Gemiring Kidul village, and management to garbage.

ABSTRAK

Dalam kehidupan bermasyarakat, diperlukannya menjaga lingkungan sekitarnya. Setiap penduduk atau masyarakat yang menempati suatu wilayah pemukiman, mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal menjaga lingkungan. Menjaga lingkungan dimulai dari yang paling kecil yaitu pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang baik akan menimbulkan dampak lingkungan yang baik pula bagi sekitarnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentinganya mengelola sampah dan memberi kesadaran kepada masyarakat agar menjaga lingkungan disekitarnya. Jenis dari artikel ini adalah artikel ilmiah yang bersifat persuasif, yang mana bertujuan mengajak masyarakat dan pembaca untuk menjaga dan mengolah sampah dengan baik dan benar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yang mana sebelum memberikan sosialisasi atau edukasi akan sampah kepada masyarakat, peneliti melakukan observasi langsung ke masyarakat dan langsung menindaklajuti akan hasil observasi tersebut. Peranan Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh konsekuensinya.”(Ritzer dan Douglas, 2007:356). Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang pengolahan sampah, dan masyarakat tidak membuang sampah lagi ke sungai desa.

Kata kunci : lingkungan, desa Gemiring Kidul, dan pengelolaan sampah

(2)

PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat setiap hari tidak lepas dari yang namanya lingkungan. Dimana lingkungan membawa dampak yang baik bagi makhluk disekitarnya. Setiap manusia atau penduduk, memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengelola dan menjaga lingkungan dengan baik. Namun, apabila lingkungan sudah rusak, bagaimana tata pengelolaan yang baik dan benar untuk mengembalikan lingkungan yang asri? Pengelolaan lingkungan bukan hanya dalam hal pembersihan saja, akan tetapi dimulai dalam hal yang paling sepele yaitu sampah. Sampah yang berasal dari penduduk dengan volume kecil, menjadi besar karena tidak adanya pola kebersihan dan pengelolaan yang baik dan benar. Khususnya bagi masyarakat desa Gemiring Kidul, dimana masalah pengelolaan sampah masih menjadi bahan pembicaraan yang harus di canangkan dalam pemerintahan desa. Hal ini dikarenakan masih banyaknya warga desa yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Banyak warga yang membuang sampah di sungai besar desa, yang mana aliran sungai itu sangat panjang dan luas serta akibat dari adanya pembuangan sampah di sungai menyebabkan sungai yang dulunya jernih dan segar menjadi kumuh dan bau. Dampak yang paling terasa adalah pemukiman warga yang ada disekitar aliran sungai tersebut. Pemukiman yang awalnya asri, indah dan bersih menjadi kumuh dan tidak teratur dalam hal ini, sosialisasi akan pengelolaan sampah yang baik dan benar dilakukan dan diberikan kepada masyarakat, dengan harapan masyarakat mampu mengambil

pembelajaran yang baik dalam pengelolaan sampah.

LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup, dan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia serta mempengaruhi pola kembang kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan pengertian dari lingkungan. Menurut Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah lakunya, terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidupnya serta kesejahteraan manusia. Dalam Undang-Undang Nomer 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan pengertian lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan per kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan juga dapat di definisikan sebagai berikut: (1) sebagai daerah tempat suatu makhluk hidup berada, (2) keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup, (3) keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup.

Lingkungan hidup memiliki sifat yang mana sifat ini mengandungkan beberapa faktor yaitu Pertama, jenis dan masing- masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut. Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur di dalam lingkungan hidup. Ketiga, kelakuan atau kondisi dimana suatu lingkungan hidup. Keempat, faktor non materiil suhu, cahaya, dan kebisingan.

Beberapa faktor ini lah yang menentukan lingkungan itu menjadi baik atau menjadi buruk.

Untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, sejuk dan asri, dapat di lakukan melalui antara faktor lingkunga dan lingkungannya haruslah seimbang, dan keseimbangan ini membutuhkan etika lingkungan yang baik. Etika lingkungan sangat dibutuhkan dalam menyeimbangkan alam semesta, sementara itu manusia beranggapan bahwa manusia bukan bagian dari alam semesta, sehingga manusia secara bebas dalam mengatur dan mengelola lingkungan bahkan sampai merusak lingkungan hidup. Di dalam etika lingkungan terdapat

(3)

prinsip-prinsip yang digunakan. Adapun prinsip-prinsip etika lingkungan menurut Sony Keraf antara lain: sikap hormat terhadap alam, prinsip tanggung jawab, solidaritas kosmis, kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, tidak merugikan, hidup sederhana dan serasi dengan alam, keadilan, demokrasi, dan integrasi moral. Dengan memahami etika lingkungan, kita sebagai masyarakat tidak hanya mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi kita dapat membatasi tingkah laku dan berupaya mengendalikan

berbagai kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

Dalam lingkungan ada tiga jenis lingkungan antara lain: (1) lingkungan fisik, yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang tidak bernyawa. Semisal air, kelembaban, udara, suhu, angin, rumah, dan benda mati lainnya, (2) lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu yang bersifat hidup seperti tumbuh- tumbuhan hewan serta mikrooganisme, (3) lingkungan sosial, yaitu segala sesuatu tindakan yang mengatur kehidupan manusia dan usaha-usahanya untuk mempertahankan kehidupan seperti pendidikan pada tiap individu, rasa tanggung jawab.

Pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni, dan keadaan ekonomi, dan (4) lingkungan rumah, yaitu segala sesuatu yang berada di dalam rumah. Lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu wentilasi, suhu, kelembaban udara, serta lingkungan sosial yaitu kepadatan penghuni. Lingkungan rumah menurut WHO adalah suatu sturktur fisik dimana orang yang menggunakan untuk tempat berlindung. Lingkungan dari struktur tersebut juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan baik untuk kesehatan jasmani dan rohani.

Lingkungan di gambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya dengan lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu fokal, konstektual dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok. Lingkungan juga memiliki hukum yang mengatur akan sistem lingkungan dan peraturannya. Hukum lingkungan berasal dari Bahasa Inggris, yang dikenal dengan “Enviromental law”. Hukum lingkungan adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tentang tingkh laku orang tentang apa yang seharusnya dilakukan terhadap lingkungan, yang pelaksanaan peraturan tersebut dapat dipaksakan dengan suatu sanksi oleh pihak yang berwenang. Dengan adanya hukum lingkungan ini, di harapkan manusia dapat menghargai arti dari lingkungan ini. Namun, banyak juga manusia yang tidak menghargai lingkungan, sehingga membuat lingkungan menjadi tercemar. Di dalam Pasal 1 ayat 12 UU No 23 tahun 1997 menyebutkan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Maka dari itu, masyarakat wajib menghargai lingkungan agar tidak tercemar.

(4)

DESA GEMIRING KIDUL, NALUMSARI, JEPARA

Jepara adalah salah satu kabupaten yang terletak di utara Pulau Jawa, yang mana berbatasan dengan berbagai kota. Batas kota Jepara meliputi sebelah selatan ada kabupaten Demak, sebelah timur ada kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati, sebelah barat dan utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupaten Jepara mempunyai letak yang strategis dalam hal jalur perdagangan, ada salah satu pulau yang ikut dalam letak geografis Jepara yaitu Karimunjawa. Yang mana letak Karimunjawa berada di tengah laut Jawa. Asal mula nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara yang mana kemudian menjadi satu menjadi Jepara, yang memiliki arti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.

Kabupaten Jepara juga memiliki beberapa kecamatan yang di dalamnya terdapat beberapa desa.

Dari beberapa kecamatan dan desa, desa Gemiring Kidul masuk dalam wilayah kecamatan Nalumsari. Sesuai dengan Perda (Peraturan Daerah) Kabupaten Jepara Nomer 4 Tahun 2015 Tentang Penetapan Desa, dimana akan hal ini Bupati Jepara menetapkan desa sesuai dengan kecamatan dan disertai dengan kode dalam desa tersebut. Desa Gemiring Kidul memiliki kode desa 33.20.12.2005. Dengan adanya hal ini, maka sesuai ketetapan Perda Kabupaten Kudus yang menetapkan tentang desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, baik asal usul atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun misi desa Gemiring Kidul yaitu (1) Mewujudkan dan meningkatkan fungsi pelayanan publik yang prima, profesional, adil, merata (tidak diskriminatif), tepat, dan akurat, (2) Peningkatan potensi sumber daya yang berada di masyarakat, (3) Pemeliharaan sarana dan prasarana Wilayah yang kondusif dan dinamis, (4) Meningkatkan iklim politik yang tentram perekonomian, (7) Pelaksanaan kerjasama dengan dinas atau instansi tingkat kecamatan, pemerintah desa dan instansi terkait lainnya.

Dengan adanya ketetapan ini, maka desa merupakan salah satu pemerintahan yang wajib di laksakan tanggungjawabnya. Oleh karenanya, desa Gemiring Kidul memiliki sistem pemerintahan yang baik, dengan di pimpinnya Petinggi Gemiring Kidul. Desa Gemiring Kidul memiliki visi yaitu “Terwujudnya masyarakat Desa Gemiring Kidul yang bertumpu pada sektor pertanian, perkebunan, usaha dagang, dan wiraswasta yang didukung oleh pelayanan prima dan pemerintah serta BPD”. Visi ini di dukung dengan adanya luas wilayah yang berada di bawah pemerintah desa Gemiring Kidul. Desa Gemiring Kidul memiliki luas wilayah  137,05 Ha, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Gemiring Lor, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pringtulis, sebelah timur berbatasan dengan desa Tunggul Pandean, dan di sebelah barat berbatasan dengan desa Jatisari. Selain itu, guna menunjang administrasi serta letak geografis desa, desa Gemiring Kidul juga memiliki lima dukuh yaitu Dukuh Krajan, Dukuh Ngablak, Dukuh Gantingan, Dukuh Kidul Kali, dan Dukuh Lebak. Selain memiliki visi, desa Gemiring Kidul juga memiliki misi yang berguna untuk mendukung perkembangan desa dan mensejahterakan masyarakat di dalamnya.

(5)

Di desa ini, juga banyak sekali kegiatan yang di lakukan baik bapak-bapak, ibu-ibu, para pemuda dan bakti desa, dan lainnya. Posyandu di desa Gemiring Kidul sangatlah aktif, dikarenakan di setiap dukuh yang ada organisasi pemerintahan desa yang baik, Desa Gemiring Kidul, Nalumsari Jepara mampu mengkoordinir masyarakatnya menjadi desa yang aman, adil, dan makmur.

PENGELOLAAN SAMPAH

Sampah menurut World Health Organization (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomer 18 tahun 2008, menyatakan sampah adalah sisa Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak Ada beberapa jenis sampah (domestic wastes), sampah yang berasal dari tempat- tempat umum, sampah yang berasal dari perkantoran, sampah yang berasal dari jalan raya, sampah yang berasal dari industri (industrial wastes), sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan, sampah yang berasal dari pertambangan, sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan dan lainnya. Secara garis besarnya, sampah ada dua jenis yaitu organik dan anorganik. Adanya hubungan langsung tidak langsung dengan kegiatan manusia. Benda atau bahan yang tidak dipakai lagi. (Notoatmojo, 2003), sampah dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya sampah yang berasal dari pemukiman didesa tersebut menyambut antusias akan kegiatan posyandu yang diselenggarakan secara rutin ini. Dengan adanya struktur kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Sampah (1) Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan, (2) Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan, (3) seperti lalat dan tikus, (5) Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah (6) Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat (8) Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan, (9) Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang semakin panas, (10) Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan (11) Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah

(6)

Di desa ini, juga banyak sekali kegiatan yang di lakukan baik bapak-bapak, ibu-ibu, para pemuda dan bakti desa, dan lainnya. Posyandu di desa Gemiring Kidul sangatlah aktif, dikarenakan di setiap dukuh yang ada organisasi pemerintahan desa yang baik, Desa Gemiring Kidul, Nalumsari Jepara mampu mengkoordinir masyarakatnya menjadi desa yang aman, adil, dan makmur.

dikelola oleh pemerintah, (12) Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat sekarang kurang memperhatikan faktor non teknis dan non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.

Dalam mengelola sampah, diperlukannya metode dalam pengelolaan sampah. Metode ini ada tiga yaitu Reduce, Reuse, and Recycle. Reduce (mengurangi sampah), Reuse (menggunakan kembali sampah yang masih ada kegunaanya), dan Recycle (mengganti). Selain metode tersebut, dibantu juga dengan prinsip 5R, yang mana prinsip ini merupakan pengembangan dari metode 3R tersebut. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan (4) Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga memperbanyak populasi vector pembawa penyakit

Tembuangan Akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah, (7) Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah, Dengan menambahkan Replace (mengganti) dan Replant (menanam kembali). Penanganan sampah 5R ini sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat baik di desa maupun dikota yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah. Terlebih di desa Gemiring Kidul, yang mana masyarakat masih membuang sampah sembarang terutama di sungai, sehingga dapat menimbulkan pencemaran, baik tanah, udara, maupun lingkungan.

KESIMPULAN

Setiap manusia atau penduduk, memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengelola dan menjaga lingkungan dengan baik. Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup, dan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia serta mempengaruhi pola kembang kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan pengertian dari lingkungan. Hal ini pula di lakukan di desa Gemiring Kidul masuk dalam wilayah kecamatan Nalumsari. sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dalam mengelola sampah, diperlukannya metode dalam pengelolaan sampah. Metode ini ada tiga yaitu Reduce, Reuse, and Recycle. Reduce (mengurangi sampah), Reuse (menggunakan kembali sampah yang masih ada kegunaanya), dan Recycle (mengganti).

(7)

DAFTAR PUSTAKA

http:/id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jepara di akses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB

Budiman Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit EGC, Imam Supardi. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PT. Alumni.

Muhamad Akib. 2014. Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Sony, Keraf. 2014. Etika Lingkungan Hidup. Bandung: PT. Sinar Grafika.. Takdir, Rahmadi. 2015. Hukum Lingkungan Di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Berdasarkan hasil yang di dapat dalam analisis regresi linier berganda dengan pengujian secara simultan diketahui bahwa variabel motivasi kerja (X1), disiplin (X2) dan insentif

(3) bukti memilikiilmu pengetahuan dinilai dari keterampilannya, bukan dari sert ifikatnya, (4) biasanya tidak terlalu terikat dengan ketentuan yang ketat, (5) isi, staf