• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Need Identification and Problem Definition

Pada tahap ini akan dilakukan wawancara dan observasi untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen pada produk walker ini. Berikut merupakan tahapan-tahapan di dalam mencari dan menentukan keinginan dari konsumen.

4.1.1. Identifying Customer Need

Pada Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah walker yang merupakan improvisasi dari walker yang ada saat ini untuk manula yang tinggal dirumah maupun panti jompo dengan aktifitas sehari-hari yang meliputi:

a. Berpindah tempat dari ruangan satu ke ruangan yang lain.

b. Berpindah dan menggunakannya di dalam kamar mandi.

c. Berpindah dengan membawa beberapa barang penting seperti pakaian, dan perlengakapan obat-obatan.

d. Terkadang bepergian keluar rumah bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan.

Walker yang akan dirancang berdasarkan pada aktifitas sehari-hari manula yang terdapat pada poin-poin di atas, pada aktifitas tersebut terlihat adanya kesulitan-kesulitan yang dialami manula.

Pada tahap ini, untuk memperoleh segala kebutuhan dan keinginan dari konsumen terhadap aktifitasnya tersebut, maka dilakukan observasi dan wawancara terhadap 13 orang manula tersebut. Pedoman observasi dan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan kepada penghuni panti surya dan bakti luhur kepada 13 orang manula pengguna walker, maka diperoleh rangkuman data hasil wawancara yang merupakan keinginan dari para manula, yaitu:

1. Kebanyakan manula dan perawat panti menginginkan walker yang dapat disesuaikan lebar maupun tingginya, agar penggunaannya dapat diwariskan ke manula lainnya apabila manula tersebut tidak menggunakannya lagi.

(2)

Selain itu dengan dapat disesuaikan, maka pada tempat-tempat tertentu walker bisa disesuaikan ukurannya.

2. Bahan pegangan yang dinginkan manula, adalah pegangan yang dapat dicuci apabila sudah kotor.

3. Bentuk pelipatan yang menurut perawat mudah yaitu dua kali lipatan tetapi dengan ukuran kecil.

4. Sistem pelipatan yang menurut perawat mudah adalah pelipatan dengan menggunakan tombol yang mudah ditekan.

5. Bahan walker tidak mudah mengelupas atau berkarat, sehingga mudah untuk dilap. Sedangkan desainnya tidak aneh agar semua bagian bisa dibersihkan/dilap dengan mudah.

6. Walker dimasukan ke dalam kamar mandi dengan cara seperti penggunaan di jalan datar biasa, kemudian walker diletakkan di pojok belakang pintu. Pada walker diletakkan perlengkapan mandi dan baju.

7. Untuk penyimpanan di rumah, manula lebih senang jika dapat disimpan menyesuaikan bentuk benda yang ada disekitarnya agar tidak menganggu.

Untuk penyimpanan di mobil saat dibawa, pihak perawat lebih senang jika dapat dilipat dan dimasukkan dibagasi belakang.

8. Manula menginginkan tersedianya gantungan atau tas yang dapat digunakan untuk membawa barang.

9. Bahan untuk kursi darurat bisa dilepas dan disimpan di dalam tas, tahan air, dan mudah untuk dibersihkan.

10. Cara membersihkan walker yang praktis adalah dengan dilap tiap hari rangkanya, pegangan bisa dicuci jika kotor, roda dapat dibersihkan dari rambut-rambut dengan mudah.

Berikut merupakan rangkuman hasil observasi dari para manula tersebut, yaitu:

1. Pegangan dengan diameter 2,4 cm dan tebal 0,5 cm.

2. Walker memiliki roda dan tombol penyesuaian.

3. Part yang tahan karat, dan cat nya tidak mudah mengelupas.

4. Walker dapat didorong dengan mudah, dan tidak bergerak saat ditumpu.

5. Kapasitas maksimum walker yang ada dipasaran berada di kisaran 120 kg – 130 kg.

(3)

6. Bahan yang digunakan untuk walker dipasaran adalah aluminium dan stainless steel campuran.

4.1.2. Customer Requirement

Berdasarkan kumpulan dari hasil wawancara tersebut diperoleh customer requirement seperti pada tabel dibawah ini. Data tersebut akan digunakan sebagai what atau keinginan konsumen pada QFD.

Tabel 4.1. Customer requirement

Customer statement Interpreted need

Kebanyakan manula dan perawat panti menginginkan walker yang dapat disesuaikan lebar maupun tingginya, agar penggunaannya dapat diwariskan ke manula lainnya apabila manula tersebut tidak menggunakannya lagi. Selain itu dengan dapat disesuaikan, maka pada tempat-tempat tertentu walker bisa disesuaikan ukurannya.

Mekanisme pengaturan tinggi dan lebar yang mudah Bahan pegangan yang dinginkan manula, adalah pegangan

yang dapat dicuci apabila sudah kotor.

Bahan pegangan dapat dibersihkan

Bentuk pelipatan yang menurut perawat mudah yaitu dua

kali lipatan tetapi dengan ukuran kecil. Mekanisme melipat yang mudah Sistem pelipatan yang menurut perawat mudah adalah

pelipatan dengan menggunakan tombol yang mudah ditekan. Mekanisme melipat yang mudah Bahan walker tidak mudah mengelupas atau berkarat,

sehingga mudah untuk dilap. Sedangkan desainnya tidak aneh agar semua bagian bisa dibersihkan/dilap dengan

mudah. Bahan walker anti karat

Walker dimasukan ke dalam kamar mandi dengan cara seperti penggunaan di jalan datar biasa, kemudian walker diletakkan di pojok belakang pintu. Pada walker diletakkan perlengkapan mandi dan baju.

Walker dapat membawa perlengkapan/barang Memiliki daya tahan rangka yang kuat

Walker dapat berpindah dengan didorong dan aman jika ditumpu Untuk penyimpanan di rumah, manula lebih senang jika

dapat disimpan menyesuaikan bentuk benda yang ada disekitarnya agar tidak menganggu. Untuk penyimpanan di mobil saat dibawa, pihak perawat lebih senang jika dapat dilipat dan dimasukkan dibagasi belakang.

Ukuran walker saat dilipat cukup kecil

Manula menginginkan tersedianya gantungan atau tas yang dapat digunakan untuk membawa barang.

Walker dapat membawa perlengkapan/barang Bahan untuk kursi darurat bisa dilepas dan disimpan di

dalam tas, tahan air, dan mudah untuk dibersihkan.

Walker dapat menjadi tempat duduk darurat yang praktis Cara membersihkan walker yang praktis adalah dengan dilap

tiap hari rangkanya, pegangan bisa dicuci jika kotor, roda dapat dibersihkan dari rambut-rambut dengan mudah.

Bahan dari walker dapat dibersihkan dengan mudah Kotoran tidak mudah menempel pada bagian dalam roda

(4)

4.1.3. Quality Function Deployment (QFD)

Dari QFD yang telah dibuat pada Lampiran 4, maka diperoleh beberapa spesifikasi teknis untuk menjawab keinginan dari konsumen, yaitu:

1. Tersedia tempat pembawa barang

Sebagai target untuk mempermudah manula dalam membawa perlengkapan maupun barang bawaan, maka akan disediakan tempat untuk membawa barang pada walker.

2. Jarak tempat pengaturan tinggi dan lebar

Jarak untuk mengatur tinggi dibuat setiap 3mm, hal ini dilakukan agar lebih dapat sesuai dengan kebutuhan dan faktor ketersediaan bahan dipasaran.

3. Volume walker

Volume walker setelah dilipat dibuat dengan dimensi sedikit lebih kecil dari yang ada dipasaran dengan ukuran 58cm x 78cm x 10cm menjadi 40cm x 78cm x 10cm, hal ini dilakukan agar mudah dalam penyimpanannya karena lebar dari lipatan walker diminimalkan.

4. Jumlah lipatan

Jumlah lipatan yang akan dibuat adalah dua kali lipatan saja, agar mempermudah dalam melipatnya.

5. Kekuatan untuk menumpu beban maksimum

Walker dibuat mampu untuk menumpu beban maksimum 130 kg karena rangka walker menggunakan rangka yang sesuai dengan produk walker dipasaran, dapat dilihat pada Lampiran 5.

6. Bahan yang tahan korosi

Walker yang akan dibuat menggunakan bahan logam yang tahan dengan korosi.

7. Bahan tidak rusak jika terkena cairan pembersih

Hal ini bertujuan agar bahan tersebut mudah untuk dibersihkan, baik dengan dicuci maupun dibersihkan dengan cairan pembersih.

8. Bahan pada kaki walker permukaannya tidak licin

Permukaan alas walker akan menggunakan bahan yang tidak licin yang bertujuan untuk menjaga kestabilan saat digunakan.

(5)

9. Bahan pada kaki walker bagian depan menggunakan roda

Walker menggunakan roda pada bagian alas depan. Hal ini sebenarnya telah cukup banyak diterapkan pada walker saat ini, dan keunggulannya adalah walker menjadi mudah untuk digunakan.

10. Bagian roda bisa dilepas sehingga dapat dibersihkan

Hal ini bertujuan agar kotoran-kotoran seperti rambut yang menyangkut dapat dengan mudah dibersihkan sehingga roda dapat bergerak dengan bebas.

11. Tersedia tempat duduk darurat

Hal ini bertujuan untuk dapat memenuhi keinginan dari konsumen yang sewaktu-waktu membutuhkan tempat duduk darurat apabila mereka sedang bepergian bersama keluarga di tempat umum.

(6)

4.2. Concept Generation

Pada tahap ini, akan dibuat beberapa macam desain untuk dapat mewakili segala keinginan dari konsumen. Berikut merupakan beberapa desain yang telah dibuat, yaitu:

A. Desain 1

Gambar 4.1. Desain 1

Desain ini memiliki mekanisme melipat yang hampir sama pada produk dipasaran, tetapi pada bagian tengahnya terdapat beberapa level penyesuaian lebar yang berguna juga dalam memperkecil volume walker setelah dilipat maupun saat digunakan. Bagian kaki dari walker dapat dilepas dan diganti dengan jenis yang berbeda, hal ini berfungsi agar kaki walker dapat disesuaikan dengan lokasinya.

Pada desain ini juga terdapat gantungan untuk membawa barang, dan kursi darurat

(7)

yang bisa dilipat jika tidak digunakan. Potongan gambar A merupakan bentuk dari penopang bagian kursi, sedangkan potongan gambar B merupakan bentuk dari gantungan dan tombol untuk melipat walker.

B. Desain 2

Gambar 4.2. Desain 2

Desain ini secara umum hampir sama dengan desain pertama, hanya pada desain ini memiliki mekanisme melipat kursi yang berbeda, Pada desain ini memiliki sebuah kelemahan dimana desain walker ini tidak dapat dilipat, tetapi tetap dapat disesuaikan lebar (pada potongan gambar A), tinggi, dan jenis kaki walker yang ingin digunakan.

(8)

C. Desain 3

Gambar 4.3. Desain 3

Desain ini merupakan pengembangan dari desain sebelumnya, namun pada desain ini tersedia tempat untuk membawa kursi darurat berupa tas. Bagian tengah bisa dilepas untuk memudahkan dalam membawa walker ini. Bentuk dari penopang kursi dapat dilihat pada potongan gambar A.

D. Desain 4

Gambar 4.4. Desain 4

Desain ini memiliki mekanisme untuk menyesuaikan lebar yang berbeda dengan desain sebelumnya yaitu pada desain ini untuk mengatur lebar walker

(9)

agak sedikit rumit karena harus mengubah keempat titik pada bagian depan walker. Desain walker ini memiliki mekanisme kursi darurat yang kurang praktis karena kursi darurat harus dibawa pada tempat khusus. Pada desain ini juga tersedia tempat pembawa barang berupa gantungan (pada potongan gambar A dan B).

E. Desain 5

Gambar 4.5. Desain 5

Desain ini memiliki perbedaan pada jenis penahan kursi yang digunakan, dimana pada desain ini kursi darurat bergantungan pada tiang disamping kanan dan kiri walker (pada gambar potongan A). Pada desain ini tersedia tempat yang dapat digunakan untuk membawa kursi darurat.

(10)

4.3. Concept Selection

Pada tahap ini, desain-desain yang telah dibuat pada tahap concept generation akan dipilih untuk kemudian dibuat prototype nya. Langkah-langkah dalam pemilihan konsep ini terbagi menjadi dua, yaitu concept screening dan concept scoring.

4.3.1. Concept Screening

Setelah membuat beberapa desain yang sesuai dengan keinginan dari konsumen, maka pada tahap ini akan dilakukan concept screening untuk menyaring desain-desain tersebut dan dipilih yang terbaik. Proses pemilihan desain konsep yang ada dapat dilihat pada Tabel 4.4. Concept screening.

Tabel 4.2. Concept screening

Concept

Selection criteria

Desain 1

Desain 2

Desain 3 (reference)

Desain 4

Desain 5 Tersedia tempat untuk membawa

barang + + 0 - +

Mudah disesuaikan tinggi dan

lebarnya + + 0 0 0

Ukuran setelah dilipat cukup kecil - - 0 0 0

Mudah dilipat + - 0 0 0

Dapat menjadi kursi darurat + - 0 0 0

Bahan pegangan dapat

dibersihkan 0 0 0 0 0

Walker dapat berpindah dengan

didorong dan aman jika ditumpu 0 0 0 0 0

Kotoran tidak mudah menempel

pada bagian dalam roda 0 0 0 0 0

Sum +'s 4 2 0 0 1

Sum 0's 3 3 8 7 7

Sum -' 1 3 0 1 0

Net score 3 -1 0 -1 1

Rank 1 4 3 5 2

Continue Y N Y N Y

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat lima desain yang di seleksi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Tanda + menunjukkan bahwa desain tersebut lebih baik dari referensi, tanda – menunjukkan bahwa desain tersebut lebih buruk dari referensi, dan tanda 0 menunjukkan bahwa desain

(11)

tersebut sama dengan referensi. Pada kriteria tersedia tempat untuk membawa barang desain 1, desain 2, dan desain 5 memiliki poin lebih baik dibandingkan dengan referensi karena memiliki kombinasi jenis tempat pembawa. Pada kriteria mudah disesuaikan tinggi dan lebarnya desain 1 dan desain 2 memiliki poin lebih baik dibandingkan dengan referensi karena mekanismenya yang lebih mudah dari desain lainnya. Pada kriteria mudah dilipat dan dapat menjadi kursi darurat desain 1 memiliki keunggulan dibandingkan referensi karena mekanismenya yang lebih mudah. Dari kelima desain tersebut, terdapat tiga desain terbaik yang memiliki net score lebih besar/sama dengan nol yaitu desain 1, desain 3, dan desain 5. Setelah itu, dari ketiga desain ini akan dipilih dengan cara pembobotan pada langkah berikutnya.

4.3.2. Concept Scoring

Setelah melalui tahap screening, masih terdapat beberapa desain yang perlu dipilih. Pada tahap ini, desain-desain tersebut akan dipilih dengan cara pembobotan, dimana desain yang memiliki total score paling tinggi yang akan dipilih dan diproduksi.

Tabel 4.3. Concept scoring

Concept

Desain 1 Desain 3

Desain 5 (Reference) Selection criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Tersedia tempat untuk

membawa barang 35% 5 1,75 4 1,4 3 1,05

Mudah disesuaikan

tinggi dan lebarnya 10% 5 0,5 3 0,3 3 0,3

Ukuran setelah dilipat

cukup kecil 5% 2 0,1 3 0,15 3 0,15

Mudah dilipat 10% 4 0,4 2 0,2 2 0,2

Dapat menjadi kursi

darurat 5% 4 0,2 3 0,15 3 0,15

Walker dapat berpindah dengan didorong dan aman

jika ditumpu 25% 3 0,75 3 0,75 3 0,75

Kotoran tidak mudah menempel pada

bagian dalam roda 10% 3 0,3 3 0,3 3 0,3

Total

score 4 3,25 2,9

Rank 1 2 3

Continue? Y N N

(12)

Dari tiga desain yang diperoleh pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini akan dilakukan pembobotan terhadap tiga desain tersebut berdasarkan kriteria yang ada. Pembobotannya dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan setiap kriteria secara subjektif. Setelah itu bobot dari setiap kriteria dikalikan dengan rating setiap kriteria, lalu dijumlah dan dipilih desain yang memiliki total score tertinggi. Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa desain 1 memiliki tempat untuk membawa barang, mekanisme penyesuaian, kemudahan untuk melipat, dan mekanisme kursi darurat yang lebih baik dibandingkan dengan desain lainnya.

4.4. Product Architecture

Pada tahap ini, dibuat keterangan detail dari setiap bagian penyusun walker dan hubungan antar bagian-bagian tersebut hingga dapat tersusun menjadi sebuah walker.

4.4.1. Implication of Architecture

Implication of architecture merupakan sebuah teknik di dalam product architecture untuk merubah produk yang nantinya akan diproduksi dapat sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk walker yang dibuat ini sebenarnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan yang ada di pasaran, hanya saja pada produk ini ditambahkan beberapa fungsi-fungsi baru untuk dapat menjawab kebutuhan konsumennya. Berikut ini merupakan bagian dari product changes untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada saat yang akan datang, yaitu:

1. Upgrade

Pada walker ini bagian yang bisa di upgrade adalah jenis kaki walker dan jenis tempat duduk daruratnya yang mungkin dapat sesuai dengan kebutuhan konsumennya.

2. Add-ons

Pada rangka walker ini dapat ditambahkan perlengkapan-perlengkapan pendukung lainnya seperti bel, dan tiang infus.

3. Adaptation

(13)

Pada walker ini memiliki daya adaptasi yang cukup baik, karena bahan yang digunakan adalah bahan yang dapat digunakan ditempat kering maupun basah. Hal ini disebabkan penggunaan walker oleh manula hampir semuanya untuk aktifitas di dalam dan di luar rumah serta di kamar mandi.

4. Wear

Part pada walker yang dapat habis dalam penggunaanya adalah karet pada roda dan karet pada bagian belakang kaki walker.

5. Consumption

Part pada walker yang dapat habis dalam penggunaanya adalah karet pada roda dan karet pada bagian belakang kaki walker.

6. Flexibility in use

Pada walker ini akan dibuat sedikit fleksible dalam lokasi yang berbeda, dimana desain kaki walker bagian depan dan belakang dapat diganti, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen.

4.4.2. Establishing The Architecture

Pada tahap ini, produk walker akan dibagi kedalam bagian-bagian kecil penyusunnya dan kemudian akan di buat cluster dari setiap elemennya tersebut.

A. Schematic of the product

Pada tahap ini dibuat sebuah skema darimana produk ini terbentuk atau tersusun. Berikut merupakan skema bagian-bagian yang terdapat pada walker.

Gambar 4.6. Schematic of the product

Pada gambar di atas menunjukkan semua bagian penyusun yang terdapat pada walker yang akan dibuat, bagian-bagian tersebut adalah:

(14)

1. Rangka kanan

Merupakan rangka penopang bagian sebelah kanan, yang berfungsi sebagai tempat menempelnya bagian rangka kaki dan bagian kanan.

2. Rangka kiri

Merupakan rangka penopang bagian sebelah kiri, yang berfungsi sebagai tempat menempelnya bagian rangka kaki dan bagian kiri.

3. Bagian kanan

Merupakan bagian yang tersambung pada rangka kanan, yang berfungsi untuk menyesuaikan lebar dari walker.

4. Bagian tengah

Merupakan bagian penghubung bagian kanan dan bagian kiri.

5. Bagian kiri

Merupakan bagian yang tersambung pada rangka kiri, yang berfungsi untuk menyesuaikan lebar dari walker.

6. Rangka kaki

Merupakan bagian kaki yang dapat dilepas/dipasang pada rangka kanan maupun kiri.

7. Roda

Merupakan bagian yang terhubung pada rangka kaki yang berfungsi sebagai alas.

8. Karet

Merupakan bagian yang terhubung pada rangka kaki yang berfungsi sebagai alas.

9. Rangka kursi

Merupakan bagian yang berfungsi sebagai penopang kursi.

10. Bagian kursi

Merupakan bagian yang terletak di atas rangka kursi dan berfungsi untuk menjadi tempat duduk darurat.

(15)

B. Cluster the element of the schematic

Pada produk walker ini secara umum terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1. Bagian rangka

Pada bagian rangka walker ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu rangka kiri, rangka tengah, dan rangka kanan. Pada rangka tengah ini terbagi lagi ke dalam tiga bagian, yaitu bagian kiri, bagian tengah sebagai penghubung, dan bagian kanan.

2. Bagian kaki

Pada bagian kaki ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian rangka kaki dan bagian alas kaki. Bagian alas kaki terdapat dua bagian yaitu bagian depan yang menggunakan roda dan bagian belakang yang menggunakan karet.

3. Kursi darurat

Bagian ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu rangka kursi dan bagian kursi. Rangka kursi ini terhubung dengan rangka bagian tengah yang berfungsi untuk menopang kursi.

Secara lengkap komponen-komponen penyusun walker ini dapat dilihat pada gambar 4.7. Cluster the element of the schematic.

(16)

Gambar 4.7. Cluster the element of the schematic

(17)

4.5. Material Selection

Pada tahap ini akan dilakukan pemilihan material dari setiap bagian penyusun walker, untuk setiap bagiannya akan dipilih material terbaik dengan menggunakan konsep scoring.

4.5.1. Rangka Tengah dan Rangka Kaki

Bagian rangka tengah dan rangka kaki pada walker merupakan bagian terpenting, karena bagian ini memiliki peran untuk menumpu beban pada saat digunakan sehingga material yang digunakan juga harus mendukung. Berikut pada tabel 4.6. Material rangka tengah dan rangka kaki walker, merupakan beberapa alternatif material yang ingin digunakan pada bagian rangka dan rangka kaki.

Tabel 4.4. Material rangka tengah dan rangka kaki walker

Rangka tengah dan rangka kaki walker

Aluminium (reference)

Stainless steel

(301) Stainless steel (430) Selection criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan mudah

dibersihkan 20% 3 0,6 3 0,6 3 0,6

Bahan tidak

mudah berkarat 40% 3 1,2 3 1,2 3 1,2

Memiliki daya tahan yang kuat

(strenght) 40% 3 1,2 5 2 4 1,6

Total

score 3 3,8 3,4

Rank 3 1 2

Continue? N Y N

Dalam proses pemilihan material ini, selection criteria yang berasal dari konsumen adalah bahan walker mudah dibersihkan, bahan tidak mudah berkarat, dan memiliki daya tahan yang kuat. Dari tiga jenis bahan tersebut, bahan aluminium digunakan sebagai referensi untuk dibandingkan dengan jenis bahan lainnya. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa stainless steel (301) memiliki daya tahan/kekuatan yang baik dibandingkan dengan stainless steel (430) dan aluminium. Hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah stainless steel (301)

(18)

sebagai bahan dari rangka dan rangka kaki walker. Tabel perbandingan material ini dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.5.2. Bagian Alas Kaki Belakang

Bagian alas dari kaki walker merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada saat walker ditumpu oleh penggunannya dan untuk keamanannya pada saat ditumpu walker tidak boleh bergerak, sehingga dibutuhkan sebuah bahan yang tidak licin dalam penggunaannya sebagai alas kaki walker (belakang).

Berikut merupakan beberapa alternatif bahan yang akan dipilih.

Tabel 4.5. Material alas kaki walker (belakang)

Bagian alas kaki walker (belakang)

Nylon Karet(SBR) ABS (reference)

Selection criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan mudah

dibersihkan 20% 3 0,6 3 0,6 3 0,6

Bahan tidak mudah

berkarat 40% 3 1,2 3 1,2 3 1,2

Memiliki daya tahan

yang kuat (strenght) 40% 3 1,2 4 1,6 2 0,8

Total

score 3 3,4 2,6

Rank 2 1 3

Continue? N Y N

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kekuatan bahan Nylon dan karet (SBR) lebih baik dari pada ABS, sedangkan untuk kriteria tidak licin bahan karet (SBR) lebih baik jika dibandingkan dengan Nylon dan ABS. Maka hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah karet (SBR) sebagai bahan dari bagian alas kaki walker (belakang). Tabel perbandingan material ini dapat dilihat pada Lampiran 7

(19)

4.5.3. Gantungan

Bagian gantungan ini merupakan bagian tambahan yang berfungsi untuk mempermudah manula dalam membawa perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkannya. Berikut merupakan beberapa alternatif material yang akan digunakan untuk gantungan.

Tabel 4.6. Material dari gantungan

Gantungan

Stainless steel (301)

Stainless steel

(430) Aluminium (reference) Selection

criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan mudah

dibersihkan 20% 3 0,6 3 0,6 3 0,6

Bahan tidak mudah

berkarat 40% 3 1,2 3 1,2 3 1,2

Memiliki daya tahan yang

kuat (strenght) 40% 5 2 4 1,6 3 1,2

Total

score 3,8 3,4 3

Rank 1 2 3

Continue? Y N N

Berdasarkan data material di atas dapat dilihat bahwa ketiga bahan memiliki ketahanan korosi yang sama baiknya, sedangkan untuk kriteria kekuatan material stainless steel (301) lebih baik jika dibandingkan stainless steel (430) dan Aluminium. Hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah stainless steel (301) sebagai bahan dari gantungan. Tabel perbandingan material ini dapat dilihat pada Lampiran 5

(20)

4.5.4. Rangka Kursi

Bagian rangka kursi ini merupakan bagian penting di dalam menumpu beban manula pada saat duduk sehingga bahan yang digunakan juga harus memiliki kekuatan yang baik. Berikut merupakan beberapa alternatif dari bahan yang akan digunakan.

Tabel 4.7. Material dari rangka kursi

Rangka kursi

Stainless steel (301)

Stainless steel

(430) Aluminium (reference) Selection

criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan mudah

dibersihkan 20% 3 0,6 3 0,6 3 0,6

Bahan tidak mudah

berkarat 40% 3 1,2 3 1,2 3 1,2

Memiliki daya tahan yang

kuat (strenght) 40% 5 2 4 1,6 3 1,2

Total

score 3,8 3,4 3

Rank 1 2 3

Continue? Y N N

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa stainless steel (301), stainless steel (430), dan aluminium sama-sama memiliki kemampuan tahan korosi yang baik.

Sedangkan bahan yang memiliki kekuatan yang lebih baik adalah stainless steel (301) jika dibandingkan dengan stainless steel (430) dan aluminium.

Perbandingan setiap nilai antara bahan di atas dapat dilihat pada Lampiran 5.

Hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah stainless steel (301) sebagai bahan dari rangka kursi.

(21)

4.5.5. Isi Kursi

Bagian isi kursi merupakan salah satu bagian yang menentukan enak tidaknya sebuah kursi jika digunakan pada saat duduk baik dalam waktu yang cukup lama maupun hanya sebentar saja. Berikut merupakan beberapa alternatif yang akan digunakan sebagai bahan dari isi kursi.

Tabel 4.8. Material isi kursi

Isi Kursi

spons (reference) Kapuk Dacron

Selection

criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan tidak

mudah

kempes 50% 3 1,5 2 1 4 2

Keempukkan 50% 3 1,5 3 1,5 4 2

Total score 3 2,5 4

Rank 2 3 1

Continue? N N Y

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kriteria bahan tidak mudah kempes untuk material dacron lebih baik ketahanannya jika dibandingkan spons dan kapuk. Untuk kriteria keempukan sebenarnya hampir sama, namun bahan dacron sedikit lebih baik dibandingkan dengan spons dan kapuk. Hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah dacron sebagai bahan dari isi kursi. Hal ini disebabkan bahan ini memiliki kelebihan-kelebihan jika dibandingkan alternatif bahan lainnya.

(22)

4.5.6. Pelapis Kursi

Bagian pelapis kursi ini merupakan bagian yang menentukan sebuah kursi gampang dibersihkan atau tidak serta kursi panas atau tidak pada saat digunakan.

Berikut terdapat beberapa alternatif untuk bahan dari pelapis kursi.

Tabel 4.9. Material pelapis kursi

Pelapis Kursi

Katun

Chenille (reference)

Kulit sintetis(oscar) Selection

criteria Weight Rating Weight Rating Weight Rating Weight Bahan mudah

dibersihkan 50% 4 2 3 1,5 5 2,5

Tidak panas 50% 4 2 3 1,5 2 1

Total score 4 3 3,5

Rank 1 3 2

Continue? Y N N

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kulit sintetis (oscar) merupakan bahan yang paling mudah dibersihkan jika dibandingkan dengan kain katun maupun Chenille. Sedangkan untuk kriteria bahan yang tidak panas jika digunakan, kain katun merupakan bahan terbaik jika dibandingkan dengan chenille dan kulit sintetis (oscar). Hasil pemilihan bahan dari proses ini dapat dilihat pada total score nya yang paling tinggi, dan yang terpilih adalah katun sebagai bahan dari pelapis kursi. Hal ini disebabkan bahan ini memiliki kelebihan- kelebihan jika dibandingkan dengan bahan chenille dan kulit sintetis (oscar).

4.5.7. Rangka Kanan, Rangka Kiri, Pegangan dan Roda

Bahan yang dipilih untuk bagian rangka kanan dan rangka kiri ini dibuat sama dengan produk yang ada di pasaran saat ini yaitu bahan aluminium dilapis dengan chrom. Bahan yang digunakan untuk pegangan adalah bahan handuk yang dapat dicuci jika kotor. Sedangkan untuk bahan roda yang digunakan pada saat ini adalah terbuat dari karet sintetis.

(23)

4.6. Detail Design

Pada tahap ini akan dibuat secara detail keterangan dari walker ini yaitu keterangan mengenai ukuran dari walker, detail cara penggunaannya, dan juga detail cara perawatan dari tiap part yang ada pada walker.

4.6.1. Detail Ukuran

Walker ini memiliki dimensi secara umum yaitu tinggi 78cm – 97cm, lebar 40cm - 60cm, dan panjang 46cm. Ukuran ini mengikuti ukuran produk merk one med yang beredar dipasaran, karena produk lain yang serupa memiliki ukuran yang hampir sama dengan produk ini, maka dari itu ukuran ini yang digunakan sebagai ukuran standard.

Gambar 4.8. Tampak depan

Dari gambar di atas, ukuran pada bagian A sebesar 60 cm, karena pada posisi ini merupakan posisi lebar maksimum dari walker. Ukuran pada bagian B sebesar 40cm, bagian C sebesar 10cm, dan bagian D sebesar 2 cm.

(24)

Pada gambar di bawah ini, walker dilihat dari sebelah kiri dengan panjang rangka kursi dari rangka tengah walker 20cm. Pada sisi samping dari rangka walker dapat terlihat tombol berwarna kuning yang berfungsi untuk mekanisme lipatan dari walker. Untuk ukuran pada bagian A sebesar 50 cm, bagian B sebesar 21 cm, dan bagian C sebesar 10 cm.

Gambar 4.9. Tampak samping kiri

(25)

Pada gambar di bawah ini terlihat bagian sebelah kanan dari walker, pada bagian ini terdapat sebuah tas yang dapat digunakan untuk membawa perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan mmanula.

Gambar 4.10. Tampak samping kanan

Pada gambar di bawah ini terlihat bagian walker dari atas, pada bagian tengah walker ini terlihat sebuah kursi darurat dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 70 cm dengan ditopang pada rangka tengah dan rangka pada samping kanan dan kiri.

Gambar 4.11. Tampak atas

(26)

4.6.2. Detail Cara Penggunaan

Cara penggunaan walker ini sebenarnya sama dengan walker pada umumnya yang beredar di pasaran, penggunaanya dengan cara didorong dan ditumpu untuk dapat memindahkan tubuh manula. Pada saat didorong bagian roda akan bergerak untuk memudahkan manula dalam memindahkan walker, kemudian pada saat ditumpu bagian roda tidak bergerak dan bagian penumpu berfungsi seperti rem sehingga membuat walker tidak bergerak saat ditumpu.

4.6.3. Detail Cara Melipat

Pada walker ini langkah pertama yang dilakukan untuk melipat, yaitu:

1. Memastikan bagian kursi sudah diletakkan ke bagian bawah

Untuk melipat walker langkah yang harus dilakukan pertama kali adalah memastikan bahwa bagian kursi sudah diletakkan ke bagian bawah seperti pada gambar 4.12. dan 4.13.

Gambar 4.12. Mekanisme melipat kursi 1

Gambar 4.13. Mekanisme melipat kursi 2

(27)

2. Menekan tombol pada bagian samping dari walker

Langkah selanjutnya apabila bagian kursi sudah berada di bagian bawah, maka tombol pada bagian kiri dan kanan ditekan untuk melipat walker.

Gambar 4.14. Mekanisme melipat walker

3. Melipat bagian kanan dan kiri walker

Gambar 4.15. Mekanisme melipat walker

4. Walker dapat dibawa

Gambar 4.16. Mekanisme melipat walker

(28)

4.6.4. Detail Cara Perawatan

Dalam penggunaan sehari-hari tentu saja walker memerlukan sedikit perawatan/pembersihan pada setiap bagiannya, seperti:

1. Bagian kursi

Pada bagian kursi ini, isi kursi bisa dilepas dari rangka kursi sehingga bagian kursi bisa dibersihkan dengan lebih mudah. Material pembungkus isi kursi yang terbuat dari kain katun juga memudahkan pengguna untuk membersihkannya dengan cara dicuci.

2. Bagian rangka

Pada bagian ini dapat dibersihkan dengan kain secara langsung dengan cara mengelap bagian yang ingin dibersihkan.

3. Bagian roda

Pada bagian ini sering sekali penuh dengan kotoran rambut yang menggulung, untuk mempermudah manula membersihkannya bagian roda ini dapat dilepas dengan mudah menggunakan mur dan dapat diganti jika roda ini dalam keadaan sudah rusak permukaannya.

4. Bagian karet

Pada bagian ini pada periode tertentu perlu dilakukan penggantian agar keamanan dalam menggunakan walker ini tetap terjaga. Pada bagian alas ini biasanya lama-kelamaan akan aus mengingat bagian alas ini selalu digunakan dengan menggeser sehingga membuat permukaannya bergesekan dengan permukaan lantai.

(29)

4.7. Evaluasi

Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi terhadap prototype alfa yang telah dibuat dengan cara menunjukkan kepada manula dan perawat kemudian mewawancarainya untuk mengetahui apa saja yang mungkin masih dirasa kurang dan dapat dikembangkan dikemudian hari, pedoman wawancara terdapat pada Lampiran 8. Berikut merupakan hasil dari wawancara kepada manula dan perawat.

1. Mekanisme pengaturan tinggi dan lebar sudah sesuai dengan kebutuhan, namun pada pengoperasiaannya masih terlalu kasar dan agak susah untuk mengatur tingginya.

2. Bahan pegangan sudah sesuai, karena bisa dicuci agar tidak kotor dan bau.

3. Mekanisme melipat walker sudah sesuai dengan keinginan, karena tidak terlalu susah untuk melakukannya.

4. Bahan yang digunakan sudah sesuai dengan yang diinginkan karena dapat dibersihkan.

5. Tempat membawa barangnya sudah memuaskan karena tersedia gantungan yang dapat membawa bungkus plastik dan tas yang dapat membawa perlengkapan mandi.

6. Walker ini sudah cukup aman, karena kuat dan tidak bergerak pada saat ditumpu untuk berjalan.

7. Ukuran walker sudah cukup kecil pada saat dilipat, namun bobot walker terbilang cukup berat untuk dibawa-bawa.

8. Kursi darurat masih kurang praktis dan kuat untuk digunakan.

9. Rodanya sudah bagus karena bisa dilepas untuk dibersihkan dari kotoran rambut-rambut.

Gambar

Tabel 4.1. Customer requirement
Gambar 4.1. Desain 1
Gambar 4.2. Desain 2
Gambar 4.3. Desain 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

desain berurutan – data kualitatif yang telah didapatkan pertama kali, kemudian dilanjutkan dengan fase kuantitatif. Pada desain ini, hasil dari analisa data

Penelitian ini menguraikan analisis burnout dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bosowa Berlian Motor. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

SAPARUN SITANIA, SE.M.MPd LA HUFI,

Setelah membaca cerita imajinasi peserta didik menunjukkan sikap spiritual yang semakin baik, antara lain sikap bersyukur dalam bentuk berdoa, sebelum dan sesudah

36 Muhammad Adlan Muhammad Adlan & Rekan 37 Ihot Parasian Gultom Ihot, Dollar dan Raymond 38 Iskandar Iskandar dan Rekan 39 Ahmad Arif Maulana Iwan Bachron dan Rekan 40

Condition Base Maintenance merupakan aktifitas Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau sistem, yang bertujuan

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, serta diiringi rasa syukur kehadirat Illahi Rabbi, penulisan hukum (Skripsi) yang berjudul ALASAN KASASI