• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PETUGAS PANTI JOMPO DALAM MEMBERI PELAYANAN KEPADA LANSIA (STUDI KASUS PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI) DI KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PETUGAS PANTI JOMPO DALAM MEMBERI PELAYANAN KEPADA LANSIA (STUDI KASUS PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI) DI KOTA SAMARINDA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PETUGAS PANTI JOMPO DALAM MEMBERI PELAYANAN KEPADA LANSIA (STUDI KASUS PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI) DI KOTA

SAMARINDA

Astrie Gamayanti 1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran petugas Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri dalam memberikan pelayanan kepada lansia. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dengan informan dan observasi lapangan. Informan terdiri berjumlah 13 orang dan terdiri dari Kepala Panti, 7 orang pengasuh panti, dan 5 orang lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri.

Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan lansia yang menjadi informan yaitu menggunakan teknik Accidental Sampling. Sedangkan analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif.

Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan pengasuh panti dalam memberikan pelayanan terhadap lansia telah berperan aktif sesuai dengan tugas dan pelayanan yang ditetapkan. Dimana untuk pelayanan fisik, maka pengasuh panti hanya berperan sebagai orang yang mengamati kondisi kesehatan dan mengingatkan jadwal pemberian obat Lansia. Untuk pelayanan psikologi, pengasuh panti berperan sebagai orang yang memotivasi dan menemani lansia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengurangi tingkat stress pada lansia yang telah disiapkan oleh pihak panti. Sedangkan untuk pelayanan social, pengasuh panti berperan aktif dalam membantu Lansia dalam memperhatikan kebutuhan sehari-harinya khususnya untuk Lansia dengan kategori total care dan juga rutin berkomunikasi dan membantu memecahkan segala masalah yang Lansia hadapi di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri.

Kata Kunci : Petugas Panti, Lansia, Panti Sosial

(2)

Pendahuluan

Panti jompo adalah tempat dimana tempat berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluanya, pemerintah maupun pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1998.

Lansia yang tinggal di Panti Jompo akan mengalami suatu perubahan sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Apabila orang lanjut usia tidak segera mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang ada di Panti Jompo dan berusaha menjalin hubungan jiwa atau stres akan muncul. Stres yang berkepanjangan dapat memperbesar penyakit fisik maupun mental dan tidak menutup kemungkinan lansia akan mengalami kepaduan.

Panti Sosial Tresna Werdha “Nirwana Puri” merupakan unit pelaksana teknis dinas sosial provinsi Kalimatan Timur yang menangani kesejahteraan sosial khususnya bagi lansia. Menyiapkan pengasuh untuk menangani keseharian lansia baik yang baru maupun yang sudah lama menetap agar para lansia dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Peran pengasuh dalam menstabilkan suasana hati lansia merupakan salah satu tugas pengasuh sebagai pengganti keluarga. Disinilah komunikasi antar pribadi sangat penting, dalam berhubungkan pengasuh dan para lansia.

Berdasarkan sifatnya yang dua arah dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan dan dampaknya dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Maka diharapkan dengan sendirinya akan terjadi perubahan sikap, pendapat, tingkah laku yang mengakibatkan umpan balik seketika.

Dengan melihat ini, maka komunikasi dapat berjalan efektif. Karena komunikasi antarpribadi terjadi arus balik langsung dimana komunikator dapat melihat tanggapan para lansia baik secara verbal dalam bentuk kata-kata meupun nonverbal dalam bentuk gerak-gerik sehingga pengasuh dapat mengulangi atau menyakinkan pesannya kepada para lansia. Agar terciptanya hubungan yang baik dan harmonis antara pengasuh dan lansia.

Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri sebagai suatu lembaga dibidang jasa pelayanan sangat dipengaruhi oleh pekerja-pekerjanya khususnya petugas panti dalam melayani lansia dalam memenuhi segala kebutuhan mereka, sehingga kualitas hidup yang dimiliki oleh lansia yang tinggal dipanti jompo tersebut salah satunya tergantung dari tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas panti. Maka berdasarkan pada apa yang telah dikemukakan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk medeskripsikan peran petugas panti sosial Tresna Werdha Nirwana Puri dalam memberikan pelayanan pada lansia.

(3)

Kerangka Dasar Teori Lanjut Usia

Menurut Hardiwinoto (2005), kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Sedangkan Papalia, dkk (2001) menyatakan bahwa di Jepang, usia lanjut sebagai simbol status. Berbeda dengan di negara-negara Barat. Di Amerika Serikat, usia lanjut pada umumnya sebagai hal yang tak yang menyenangkan. Stereotip tentang usia lanjut mencerminkan miskonsepsi yang sudah meluas bahwa usia lanjut biasanya mudah lelah, kurang koordinasi, mudah kena infeksi dan kecelakaan, yang hampir semuanya tinggal di lembaga atau panti, mereka tidak mampu mengingat dan belajar, tidak memilki minat terhadap aktifitas produktif, mereka mudah menggerutu, mengasihi diri, mudah tersinnggung. Stereotip negatif ini cenderung merugikan para usia lanjut. Menurut Pasal 1 Ayat (2), (3), (4) UU N0.13 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Wawan dan Dewi, 2010).

Teori Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial itu sendiri merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Hal ini didukung oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.

Definisi Panti Werdha

Pengertian panti werdha menurut Departemen Sosial RI adalah suatu tempat untuk menampung lansia dan jompo terlantar dengan memberikan pelayanan sehingga mereka merasa aman, tentram sengan tiada perasaan gelisah maupun khawatir dalam menghadapi usia tua. Kehadiran panti werdha bagaikan dua sisi mata uang. Bagi mereka yang pro lebih menggunakan pemikiran realistis yang menganggap bahwa dengan tinggal di panti werdha lansia akan memperoleh apa yang tidak dapat diberikan oleh anaknya misalnya kegiatan sosial dengan orang sebaya yang saling mengerti (Hutapea, 2005).

Manusia dengan segala potensi yang ada dalam dirinya berusaha untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungannya, potensi tersebut dikembangkan melalui proses pertumbuhan menjadi dewasa yang akan dilalui. Lingkungan

(4)

Itulah mengapa dikatakan bahwa hidup matinya manusia ditentukan oleh kemampuannya untuk menemukan dan mengadaptasikan diri dalam suatu lingkungan kehidupan (Dyson dan Santosa, 1997). Adaptasi yang dilakukan manusia dikatan menarik karena kemampuan individu untuk menghasilkan atau meniru suatu kebudayaan, hal tersebut memungkinkan individu secara kreatif beradaptasi pada suatu lingkungan yang berbeda (Haviland, et al., 2008).

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang deskripsi atau suatu keadaan secara subyektif atau obyektif penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya.

Penelitian ini bertempat di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri yang beralamat di Jl. Mayor Jendral Sutoyo, Sungai Pinang Dalam, Kecamatan.Sungai pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Fokus penelitian yaitu pada pelayanan yang diberikan oleh petugas panti terhadap lansia yang meliputi pelayanan fisik, pelayanan psikologi, dan pelayanan sosial.

Sumber data pada penelitian ini adalah informan dimana key informan yaitu Kepala Yayasan UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri. Serta informan lainnya yaitu petugas panti sebanyak 7 orang dan Lansia sebanyak 5 orang dimana penentuan informan tersebut menggunakan Teknik Accidental Sampling, yaitu informan yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, yaitu menggambarkan tentang data dan fakta mengenai objek penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumulan dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu Data Reduction, data display, dan Conclusion Drawing/Verification.

(5)

Hasil Penelitian

UPTD Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Nirwana Puri terletak di Jalan Mayjend Sutoyo (Ex. Jl. Remaja) Samarinda. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Depsos RI, seiring dengan Era Otonomi Daerah SK Gubernur Kaltim No.16 Thn 2001 PSTW Nirwana Puri Samarinda menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di Bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini juga diperkuat kembali dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur No.17 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Sosial Prov. Kalimantan Timur yang memberikan pelayanan Kesejahteraan Sosial kepada Lanjut Usia Terlantar (PSTW Nirwana Puri, 2019).

UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda mempunyai luas areal kurang lebih 22.850 M2 serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memiliki jumlah bangunan 37 buah dan sumberdaya manusia sebanyak 43 orang, serta dapat melayani jumlah klien sebanyak 100 orang sesuai dengan daya tamping yang ada. Dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dan sasaran selalu di dasarkan pada peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah RI diantaranya Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dan Undang-Undang RI No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial serta peraturan lainnya, sehingga para lansia dapat menikmati sisa hidup yang tentram lahir dan batin serta mampu melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. (PSTW Nirwana Puri, 2019).

Kepala UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri yaitu Ibu Dra. Hj. Hamidah berusia 58 tahun. Beliau menyatakan tugas Panti Sosial

Tresna Werdha Nirwana Puri yaitu “melaksanakan pelayanan kesejahteraan social lanjut usia terlantar.” Untuk visi dan misi Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri, Dra. Hj. Hamidah menyatakan bahwa: “Visi dari Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri yaitu pelayanan terbaik untuk menjadikan lanjut usia bahagia dan sejahtera di usia tua. Sedangkan misi yang dilakukan yaitu dengan memberikan pelayanan secara optimal dan kompresif bagi terwujudnya kebutuhan fisik dan psikis bagi para lanjut usia, dan meningkatkan apresisasi dan peran serta masyarakat dalam memposisikan lanjut usia secara wajar sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.”

Program-program maupun kegiatan yang disiapkan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri untuk Lansia maka Dra. Hj. Hamidah menyatakan yaitu :

1. Pemenuhin kebutuhan makanan harian para klien.

2. Pemberian bimibingan sosial berupa motivasi, konseling tentang kesadaran senasib sepenanggungan.

3. Pemberian bimbingan fisik berupa kegiatan senam lansia/ senam

(6)

5. Bimbingan keterampilan dilakukan berupa kegiatan membuat keset dari perca membuat kerajinan tas dari limbah plastik, pembuatan telur asin dan keterampilan sulam menyulam.

6. Bimbingan keagamaan dilakukan setiap hari selasa dan kamis, dan setiap hari jumat dilaksankan sholat jumat bersama dengan klien di mushola yang ada di lingkungan panti serta dilakukan peringatan pada hari besar keagamaan.

7. Pelayanan kesehatan di laksanakan secara rutin setiap hari oleh perawat kesehatan UPTD PSTW “Nirwana Puri” dan Dokter RSKD Atma Husada Mahakan serta Dokter Puskesmas setiap dua minggu sekali.

8. Dilaksanakan kegiatan rekreasi bersama-sama ketempat wisata, karaoke, bersama pada hari besar nasional.

9. Pengadaan lomba dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia dan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus.

Untuk kendala yang dihadapi oleh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri dalam melaksanakan program maupun kegiatan yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Dra. Hj. Hamidah, beliau menyatakan bahwa:

“karena lansia umur 60 tahun keatas, tentunya semua menurun. Baik penglihatan, pendengaran, atau kesehatan dan juga sensitif. Sehingga saat program dilaksanakan tentu memerlukan kesabaran ekstra.” Beliau juga mengakatakan untuk mengatasi kendala tersebut maka “harus mempunyai sabar yang lebih dan bekerja dengan hati yang tulus.”

Pada tahap observasi dapat dilihat bahwa ternyata Lansia dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Lansia yang mandiri dan Lansia yang membutuhkan bantuan dalam melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya atau dalam Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri disebut sebagai klien Total Care. Setiap pengasuh panti, rata-rata diberikan tanggung jawab terhadap 7 orang Lansia khususnya yang Lansia dengan kondisi total care, dimana Lansia tersebut butu perawatan dan perhatian lebih dari pengasuh panti.

Pengasuh panti memberikan pelayanan berupa membantu memandikan, membersihkan kotoran, dan menyuapi makan khususnya kepada Lansia yang kesulitan untuk melakukan semua kegiatan itu sendiri. Sedangkan untuk Lansia yang di anggap mandiri, maka pengasuh panti hanya sekedar mengingatkan dan mengawasi. Untuk kebersihan wisma dan lingkungan wisma maka pengasuh panti membersihkan semuanya untuk Lansia yang total care, sementara untuk Lansia yang mandiri mereka cenderung melakukannya bersama-sama.

Pengasuh panti juga terlihat menemani para Lansia mengobrol dan bergaul, baik Lansia dengan status total care maupun Lansia mandiri. Untuk kesehatan lansia, pengasuh panti hanya mengawasi dan mengingatkan jadwal Lansia minum obat bila ada dan apabila ada keluhan kesehatan dari Lansia maka pengasuh panti akan melaporkan kepihak Panti atau membawa Lansia ke klinik untuk melakukan pemeriksaan kesehatan serta mendampingi dalam proses

(7)

pemeriksaan tersebut. Pengasuh panti juga terlihat selalu aktif ikut melakukan berbagai aktifitas yang diikuti oleh Lansia seperti senam, kegiatan keagamaan, maupun kegiatan lainnya yang telah disediakan oleh pihak Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri.

Peran Petugas Panti Dalam Memberikan Pelayanan Fisik Pada Lansia Pelayanan fisik lansia dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan kondisi fisik lansia tersebut yang dalam hal ini yaitu kondisi kesehatan lansia.

Penurunan fungsi fisik dan masalah kesehatan akibat proses penuaan menjadi hal serius yang di alami oleh lansia dimana perkembangan kesehatan lansia menjadi sangat rentan untuk selalu berubah secara tiba-tiba sehingga butuh perhatian ekstra akan kesehatan lansia. Dalam hal ini peran pengasuh panti menjadi sangat penting selain harus selalu memantau perubahan kesehatan lansia juga harus disiplin dalam mengingatkan dan memberikan obat kepada lansia sesuai petunjuk dokter. Selain itu pengasuh panti juga menjadi pertama yang selalu siap sedia untuk membawa lansia yang memiliki masalah kesehatan untuk memeriksakan diri ke klinik panti.

Pengasuh panti juga menjadi pendamping saat lansia harus melakukan pemerikasaan rutin oleh dokter yang datang ke panti sehingga dapat menyampaikan keluhan-keluhan lansia kepada dokter untuk lansia yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Peran pengasuh juga menjadi penting untuk memotivasi dan mendorong lansia yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin yang diprogramkan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri karena berbagai alasan.

Pendampingan dalam melakukan kegiatan sehari-hari sudah tentu menjadi tugas pokok dari pengasuh panti dimana berdasarkan hasil wawancara dan observasi dilapangan maka dapat dilihat bahwa pengasuh panti di Pansit Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri telah melakukan perannya tersebut.

Namun melihat rata-rata jumlah penghuni panti (lansia) yang menjadi tanggung jawab setiap pengasuh panti yaitu sebanyak 7 orang maka tentu akan memberatkan untuk mengurus secara total seluruh kegiatan sehari-hari dari semua penghuni panti (lansia) yang menjadi tanggung jawab mereka. Sehingga pendampingan total hanya diberikan kepada lansia yang memiliki keterbatasan fisik dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kegiatan sehari-hari, dimana pengasuh panti berperan aktif dalam membantu lansia melakukan berbagai kegiatan tersebut. Sedangkan untuk penghuni panti yang masih mampu memenuhi kebutuhan dasar dan kegiatan sehari-hari, maka pengasuh panti hanya berperan untuk sekedar membantu saat dibutuhkan dan menjadi pengawas serta pengingat untuk penghuni panti (lansia) dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.

(8)

Peran Petugas Panti Dalam Memberikan Pelayanan Psikologis Pada Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri telah menyiapkan Klinik dan Dokter spesialis kejiwaan untuk melayani kesehatan mental seluruh penghuni panti (lansia). Pelayanan pemeriksaan kesehatan mental telah diprogramkan oleh pengelola panti untuk dilakukan sebulan sekali oleh dokter spesialis kejiawaan. Selain itu pihak pengelola panti juga memprogramkan kegiatan untuk kesehatan mental melalui kegiatan keagamaan seperti ceramah dan pengajian rutin.

Peran pengasuh panti dalam kesehatan mental ini lebih kepada memelihara kesehatan mental penghuni panti (lansia) dengan cara membantu memecahkan setiap masalah yang dihadapi oleh penghuni panti (lansia) sehingga mereka dapat lebih bahagia tanpa tekanan mental karna memikirkan masalah mereka seorang diri. Selain itu pengasuh panti juga berperan aktif dalam mengajak penghuni panti (lansia) untuk mengikuti kegiatan keagamaan dan selalu mengingatkan penghuni panti (lansia) untuk rutin meminum obat mereka bagi penghuni panti (lansia) yang memiliki masalah gangguan mental.

UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri telah menyiapkan berbagai program untuk mengisi waktu dan mengurangi tingkat stress lansia seperti bimbingan keterampilan dan bimbingan terapi musik. Peran pengasuh panti dalam hal ini yaitu sebagai pendamping dan memberikan motivasi untuk lansia mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan untuk pelaksana dan pembimbing kegiatan dilakukan oleh staf dibawah tanggung jawab Kasi Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Penyaluran. Sejauh ini kegiatan- kegiatan ini sebagian besar hanya dapat diikuti oleh lansia mandiri sedangkan untuk lansia dengan kategori lansia total care memiliki banyak kendala untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.

Peran Petugas Panti Dalam Memberikan Pelayanan Sosial Pada Lansia Seperti yang telah dikemukakan peran pengasuh panti dalam segi kehidupan sosial lansia seperti rutin berkomunikasi dan membantu memecahkan masalah pribadi lansia atau hanya menjadi pendengar bagi lansia.

Selain itu pengasuh panti juga membantu sesama lansia untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi. Selain itu lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri juga merasa senang dengan pelayanan yang diberikan oleh pengasuh panti mereka karena mereka merasa ada yang selalu menemani, memperhatikan, dan mengurusi segala hal yang mereka butuhkan bahkan ada lansia yang menyatakan bahwa “saya merasa seperti dirumah sendiri.” Hal ini tentu dapat menjadi salah satu indikator bahwa visi dari Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri untuk memberikan “pelayanan terbaik untuk menjadikan lanjut usia bahagia dan sejahtera di usia tua” telah tercapai. Bagi lansia yang tidak memiliki keluarga justru dengan kehadiran pengasuh panti jadi merasa

(9)

memiliki keluarga yang juga memperhatikan dan mengurus mereka seperti orang tua sendiri.

Program-program yang telah dipersiapkan Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri bersifat sosial dan kerohanian juga membantu memenuhi kebutuan para lansia untuk bersosialisasi dimana pengasuh panti tetap berperan aktif untuk memotivasi dan membantu lansia agar dapat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Rantepadang (2012) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia karena interaksi sosial lansia yang baik akan menghasilkan kualitas hidup yang baik. Selain itu Sanjaya dan Rusdi (2012) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup lansia maka lansia harus memiliki interaksi sosial yang baik sehingga lansia tidak akan merasa kesepian dalam hidupnya.

Sehingga peran aktif dari pengasuh panti untuk terus memotivasi dan memastikan lansia dapat mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang telah di siapkan oleh pengelola panti menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri, karena segala program-program dan kegiatan-kegiatan yang telah disiapkan oleh pengelola panti sudah disusun sesuai dengan standar kebutuhan lansia selama berada di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri.

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pengasuh panti dalam memberikan pelayanan terhadap lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri telah berperan aktif sesuai dengan tugas dan pelayanan yang ditetapkan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri. Dimana untuk pelayanan fisik, maka pengasuh panti hanya berperan sebagai orang yang mengamati kondisi kesehatan dan mengingatkan jadwal pemberian obat Lansia. Sedangkan apabila terjadi masalah kesehatan pada Lansia, maka pengasuh panti akan segera melaporkan ke pihak panti dan membawa Lansia tersebut untuk memeriksakan kesehatannya di klinik panti. Untuk pelayanan psikologi, pengasuh panti berperan sebagai orang yang memotivasi dan menemani Lansia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengurangi tingkat stress pada lansia yang telah disiapkan oleh pihak panti. Sedangkan untuk pelayanan social, pengasuh panti berperan aktif dalam membantu Lansia dalam memperhatikan kebutuhan sehari-harinya khususnya untuk Lansia dengan kategori total care dan juga rutin berkomunikasi dan membantu memecahkan segala masalah yang Lansia hadapi di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri.

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu UPTD Panti

(10)

Namun untuk mengukur tingkat kepuasan lansia/ klien yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Sarana dan Prasarana Panti juga dinilai sudah cukup baik oleh petugas maupun lansia/ klien yang tinggal dipanti namun masih dapat terus ditingkatkan agar dapat memberikan kenyamanan baik bagi petugas panti dalam bekerja maupun bagi penghuni panti.

Daftar Pustaka

Anonim. 1998. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

---. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.

Dyson, L & Santosa, T. 1997. Ilmu Budaya Dasar. Citra Media: Surabaya.

Hardiwinoto. (2005). Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia

Haviland, W. A., Prins, H. E. L., Walrath, D. & Bunny, M. 2008.Cultural Antrhopology (Twelfth Edition). Thomson Wadsworth. United States of America.

Hutapea. 2005. Asuhan Keperawatan Lansia. Trans Info Medika: Jakarta Rantepadang, A. 2012. Interaksi Sosial Dan Kualitas Hidup Lansia Di

Kelurahan Lansot Kecamatan Tomohon Selatan. JKU, Vol. 1, No.

1, Juni 2012, 1(1): pp. 1-9.

Sanjaya, A., dan Rusdi, I. 2012. Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kesepian Pada Lansia. Jurnal Keperawatn Holistik, Vol. 1(3):

pp.26-31.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta: Bandung.

UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri. 2019. Buku Profil Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri. Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur : Samarinda.

Wawan dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika : Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh adalah kemandirian lansia yang tinggal di panti sosial Tresna Werdha Abdi Binjai rata-rata berada pada kategori tinggi sebanyak 38 orang (57,58%).. Kata

: Sistem Informasi Rehabilitasi Panti Jompo Pada Panti Sosial Tresna Werdha Abdi Binjai, 2009.. 3.3.1.9 Rancangan

Dengan demikian, perlu diberikan aroma terapi lavender pada lansia yang tinggal di panti sosial tresna werdha agar kualitas tidur lansia menmbaik dan perlu dilakukan

Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun yaitu dengan judul “Gambaran DMF-T dan Volume Saliva Pada Lansia Di Panti Jompo Yayasan Tresna Werdha Budi

Dengan Demikian Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera adalah panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar

Terdapat hubungan antara kesehatan mulut dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan dengan arah positif, yang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA HARGO

Berdasarkan hasil penelitian analisis univariat mengenai kualitas tidur lansia sebelum diberikan terapi musik pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai