• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penulisan

  • Bagi Penulis
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Secara umum penyebab penyakit asam urat (Gout) disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder, 99% faktor primernya tidak diketahui (idiopatik). Menurut Helmi, tujuan terapi gout arthritis adalah menjaga kadar asam urat serum di bawah 6 mg/dl dan nyeri akibat penumpukan asam urat. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah melebihi batas normal sehingga menyebabkan penumpukan asam urat dalam darah.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan kadar asam urat pada hari pertama penelitian dan hari terakhir penelitian. Bila diamati skala nyeri yang dirasakan pasien membantu klien dalam posisi nyaman yaitu 1,2. Kliennya terlihat. Termasuk golongan obat xanthine oxidase yang mencegah penyakit asam urat dan mencegah peningkatan kadar asam urat.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Lansia

Batasan Lansia

Klasifikasi Lansia

Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Lansia

Kebutuhan Dasar Lansia

Kebutuhan lanjut usia merupakan kebutuhan manusia secara umum yaitu kebutuhan akan pangan, perlindungan gizi, perlindungan perawatan, kebutuhan kesehatan dan sosial dalam hubungan dengan orang lain, hubungan interpersonal dalam keluarga, teman sebaya dan hubungan dengan organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai berikut. . .

Konsep Dasar Medis

  • Pengertian
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Patofisiologi
  • Pathway
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Namun hal tersebut diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat menyebabkan peningkatan produksi asam urat atau dapat juga disebabkan oleh kurangnya ekskresi asam urat dari dalam tubuh. Faktor sekundernya antara lain peningkatan produksi asam urat, terganggunya proses pembuangan asam urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut (Susanto, 2013). Hal ini karena alkohol menurunkan ekskresi asam urat melalui urin, sehingga asam urat tetap berada di aliran darah dan menumpuk di persendian.

Terapi obat dilakukan dengan cara mengobati nyeri yang timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengobatan dan menurunkan kadar asam urat dalam serum darah. Jika terjadi pembengkakan sendi, penderita arthritis harus mengikuti pola makan bebas purin. Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi sangat baik dikonsumsi penderita asam urat karena meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat pada mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Pasien dengan artritis gout membentuk batu ginjal karena urin memiliki pH rendah yang mendukung pembentukan asam urat yang tidak larut.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Klien mengalami nyeri pada persendian yaitu pada lutut kanan, sejak 2 tahun yang lalu nyeri dirasakan akibat asam urat, klien merasakan kram dan nyeri seperti ditusuk dengan skala nyeri 7, datang dan pergi, urat kadar asam 8,3 g/dl, tampak kemerahan dan bengkak di sekitar lutut. Pada tanggal 1 April 2019 kedua klien diperiksa kadar asam uratnya, diketahui bahwa Tn. Kadar asam urat D lebih tinggi yaitu 11,1 g/dl, sedangkan Tn. Berdasarkan diagnosis di atas, sesuai dengan teori Susanto (2013), ia menulis bahwa penumpukan kadar asam urat pada persendian menyebabkan persendian terasa pegal, pegal, dan meradang.

Berdasarkan data diatas diperoleh hasil pengkajian pada klien 1, data diperoleh dari anamnesis dengan klien menyatakan klien tidak bisa tidur karena nyeri pada lutut kiri dan bahu kiri akibat asam urat pada malam hari, kata klien dia hanya tidur kurang lebih 3-4 jam, klien terlihat menguap terus menerus, klien tampak lemah dan kurang tenaga. Tanda dan gejala yang muncul dirasakan oleh kedua klien yaitu nyeri sendi, pola tidur terganggu dan pengetahuan kurang, yang membedakan hanyalah klien 1 mengalami nyeri sendi pada lutut kiri dan bahu kiri, klien sulit tidur karena nyeri. menurutnya klien hanya bisa tidur 3-4 jam, klien mengatakan sering mengonsumsi makanan yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat seperti bayam, kacang-kacangan, dan daging. asam. Penerapan keperawatan yang dilakukan pada masalah kurangnya pengetahuan adalah dengan menilai klien mengenai tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit tertentu.Setelah melakukan pengkajian, penulis menetapkan bahwa klien kurang mengetahui tentang penyakitnya, sehingga penulis mengambil tindakan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien mengenai pencegahan dan pengobatan klien dengan penyakit asam urat.

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien dengan Gout Arthritis di Panti Sosial  Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien dengan Gout Arthritis di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019

METODE PENELITIAN

Subyek Penulisan

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Asam urat atau dalam dunia medis disebut asam urat merupakan penyakit persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah. Asuhan keperawatan gerontial tidak berbeda dengan asuhan keperawatan umum yang menggunakan prinsip proses keperawatan lima langkah, meliputi pengkajian, penerapan diagnosa keperawatan, intervensi, penerapan, dan evaluasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Studi Kasus

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpul data menggunakan Format Asesmen Asuhan Keperawatan Gerontial untuk kasus arthritis gout.

Keabsahan Data

Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien yang merupakan riwayat penyakit atau pengobatan klien di masa lalu.

Analisis Data

Hasil Studi Kasus

  • Gambaran Lokasi Studi Kasus

Pembahasan

  • Nyeri kronis b/d Agen Pencedera Fisiologis
  • Gangguan Pola Tidur b/d Kurang Kontrol Tidur
  • Defisit Pengetahuan b/d Kurang Terpapar Informasi

Tujuan pengobatan artritis gout adalah mempertahankan kadar asam urat serum di bawah 6 mg/dl. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi peradangan dan nyeri sendi akibat penumpukan kristal monosodium urat monohidrat (Helmi, 2013). Dan pada saat evaluasi Klien 2 pada hari ke 5 pasca tindakan, klien mengatakan skala nyeri mengalami penurunan dari 7 menjadi 3 setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, kompres hangat pada lutut kanan dan pemberian obat nyeri. Penulis berasumsi dari hasil tindakan keperawatan yang dilakukan selama 5x24 jam, diagnosa nyeri kronik pada Klien 1 dan Klien 2 telah teratasi berdasarkan kriteria hasil klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan timbul. .

Menurut asumsi penulis, gangguan pola tidur yang dialami kedua klien disebabkan oleh nyeri yang terjadi pada malam hari sehingga membuat waktu tidur klien tidak terkontrol dan mengganggu waktu istirahat klien. Untuk mengatasi pola tidur kedua klien yang terganggu maka penulis mengembangkan intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada. Implementasi berlangsung sesuai dengan intervensi yang telah disiapkan, namun terdapat intervensi yang tidak dilakukan pada kedua klien yaitu memfasilitasi penghilangan stres sebelum tidur dan berkolaborasi dalam pemberian obat tidur jika diperlukan.

Evaluasi yang diperoleh selama 5 hari perawatan pada kedua klien adalah klien melaporkan tidur kurang lebih 6 jam dan nyeri akibat jam tidur/istirahat berkurang sehingga klien dapat beristirahat dengan cukup dan dalam batas normal. Maka berdasarkan kriteria tersebut, hasil diagnosa gangguan pola tidur yang dialami kedua klien teratasi karena jam tidur klien dalam batas normal yaitu 6-8 jam. Berdasarkan data tersebut maka dirumuskan suatu intervensi yang memenuhi kebutuhan klien yaitu penulis telah melakukan asesmen pada klien berdasarkan tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit tertentu, setelah melakukan asesmen penulis sampai pada kesimpulan bahwa klien kurang mengetahui tentang penyakitnya, sehingga penulis mengambil tindakan dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang pencegahan dan pengobatan klien penderita asam urat.

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada klien penderita gout arthritis di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Kalimantan Timur di Wijaya Kusuma dan Sakura pada tahun 2019. Masalah utama yang muncul adalah nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera fisiologis. yang muncul adalah nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera fisiologis, masalah kedua yang timbul pada kedua klien adalah kelainan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan masalah keperawatan ketiga adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi. Diagnosis ini muncul karena kedua klien mempunyai tanda dan gejala serta keluhan yang sama yang dirasakan kedua klien.

Hasil evaluasi yang dilakukan penulis pada kedua klien menunjukkan bahwa tingkat nyeri menurun setelah dilakukan tindakan keperawatan, namun nyeri yang dirasakan klien 1 kembali terasa setelah 7 jam. Pada masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi pada hari ketiga perawatan, kedua klien melaporkan badannya terasa lebih segar karena sudah bisa tidur selama 6 jam. Pada permasalahan keperawatan defisit pengetahuan pada kedua klien teratasi pada hari keempat perawatan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien menyatakan pemahaman terhadap penyakitnya dan mampu mengulangi apa yang dijelaskan oleh perawat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

Pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus masalah pola tidur yang terganggu adalah melakukan tindakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur klien, menjelaskan kepada klien pentingnya tidur yang cukup, menetapkan jadwal tidur yang rutin. bersama-sama dengan klien, untuk menerapkan prosedur untuk meningkatkan tidur klien. kenyamanan. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda, kami berharap perhatian khusus diberikan kepada pasien penderita penyakit gout arthritis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan studi kasus lebih lanjut terkait keperawatan klien dengan artritis gout.

Deskripsi kualitas tidur dan gangguan tidur pada lansia di panti sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.

Intervensi Keperawatan

Implementasi

Hasil Evaluasi

Saran

  • Bagi Tempat Penulisan
  • Bagi Perawat
  • Bagi Penulis Selanjutnya

Gambar

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien dengan Gout Arthritis di Panti Sosial  Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klien dengan Gout Arthritis di Panti  Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019
Tabel  4.3  Daftar  Diagnosa  Keperawatan  Berdasarkan  Prioritas  Pada  Klien  Dengan  Gout  Arthritis  di  Panti  Sosial  Tresna  Werdha  Nirwana  Puri  Samarinda Tahun 2019
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh adalah kemandirian lansia yang tinggal di panti sosial Tresna Werdha Abdi Binjai rata-rata berada pada kategori tinggi sebanyak 38 orang (57,58%).. Kata

Tujuan perencanaan bangunan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) ini adalah adalah untuk turut serta mengkontribusikan ide konsep dan desain perencanaan dan

Pelaksanaan program pendampingan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Karitas digunakan untuk menampung lansia yang miskin dan terlantar supaya. diberikan fasilitas

Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda dalam mengenai bimbingan sosial yaitu mencakup pada pengembangan kemampuan bersosialisasi, baik dalam keluarga

Pada Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru hingga September 2013 terdapat 80 orang lansia binaan panti tersebut, yang mana lansia binaan panti tersebut

Dengan Demikian Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera adalah panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar

Standar ruang atau jenis ruang yang harus disediakan oleh sebuah Panti Sosial Tresna Werdha disesuaikan dengan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 4

ii ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS Di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Magetan KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Program