• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) kepada 20 orang anggota Nihon Kurabu di SMK Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 September – 17 Oktober 2012.

1. Pertemuan Pertama

Setelah memperoleh izin dari kepala sekolah dan guru pembina, penulis langsung melaksanakan penelitian di hari pertama. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 2 Oktober 2012. Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan kepada para anggota Nihon Kurabu tentang pelaksanakan penelitian. Peneliti juga menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian, dan bagaimana cara kerja media pembelajaran yang dilakukan peneliti.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis 11 Oktober 2012.

Pada pertemuan ini peneliti mengawali dengan melakukan pre-test. Pre-test

(2)

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment menggunakan media story pictures. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal adalah 60menit.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Jumat 12 Oktober 2012. Pada pertemuan ini peneliti memberikan teks bahasa Jepang dengan judul “日本語 で お ね が い し ま す ”. Alur pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kesulitan yang dihadapi pada saat treatment ialah masih ada beberapa siswa terlihat bingung dengan media story pictures. Kemudian siswa kurang mengetahui beberapa kanji yang terdapat dalam teks. Sehingga untuk memudahkan pertemuan berikutnya peneliti memberikan penjelasan pada teks tentang cara membaca kanji-kanji tersebut (furigana).

4. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilakukan pada hari Sabtu 13 Oktober 2012. Pada pertemuan ini peneliti memberikan teks bahasa Jepang dengan judul “にんじ ゃ ”. Alur pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Pada pertemuan ini masing-masing siswa sudah mulai aktif memahami isi gambar yang diberikan peneliti.

Beberapa siswa diminta untuk menceritakan isi gambar sesuai dengan

(3)

imajinasi mereka. Lalu peneliti memberikan penjelasan tentang isi gambar dan teks.

5. Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima dilakukan pada hari Senin 15 Oktober 2012. Pada pertemuan ini peneliti memberikan teks bahasa Jepang dengan judul “ゆめで 見たうち ” dan “大さか、こうべ、きょうと、なら”. Pada pertemuan ini peneliti memberikan 2 teks bahasa Jepang dikarenakan teks yang pendek dan waktu yang sudah tidak mencukupi. Siswa pun sudah mulai terbiasa menggunakan media ini. Para siswa aktif mengemukakan isi gambar sesuai imajinasi mereka. Dan siswa sudah mulai terbiasa menggunakan media story pictures.

6. Pertemuan Keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Selasa 16 Oktober 2012.

Pada pertemuan ini peneliti melakukan kegiatan post-test. Kegiatan post-test

dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa setelah diberi perlakuan

dengan menggunakan media story pictures, waktu yang disediakan untuk

kegiatan post-test ini 60 menit.

(4)

4.2 Analisis Data

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah berupa tes dan angket. Test dilakukan dua kali, yaitu pre-test dan post-test. Data hasil test dapat dilihat pada uraian berikut:

4.2.1 Data Hasil Pre-test

Pretest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum diberikan treatment berupa penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai). Berikut ini data hasil pre-test dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.1

Distribusi Nilai Pre-test

No. Sampel

Skor (x)

Nilai Pre-test

1. Sampel 1 16 8

2. Sampel 2 14 7

3. Sampel 3 15 7,5

4. Sampel 4 12 6

5. Sampel 5 16 8

(5)

6. Sampel 6 15 7,5

7. Sampel 7 15 7,5

8. Sampel 8 16 8

9. Sampel 9 16 8

10. Sampel 10 12 6

11. Sampel 11 11 5,5

12. Sampel 12 16 8

13. Sampel 13 16 8

14. Sampel 14 13 6,5

15. Sampel 15 9 4,5

16. Sampel 16 13 6,5

17. Sampel 17 11 5,5

18. Sampel 18 12 6

19. Sampel 19 10 5

20. Sampel 20 13 6,5

Σ 271 135,5

(6)

Berdasarkan tabel diatas, maka hasil pre-test tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 9. Skor tersebut menjelaskan bahwa nilai pre-test tertinggi yaitu 8 dan terendahnya yaitu 4,5.

4.2.2 Data Hasil Post-test

Post-test diberikan dengan maksud untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa setelah diberikan treatment penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai).

Berikut adalah tabel distribusi nilai post-test Tabel 4.2

Distribusi Nilai Post-test

No. Sampel

Skor (Y)

Nilai Post-test

1. Sampel 1 19 9,5

2. Sampel 2 18 9

3. Sampel 3 18 9

4. Sampel 4 18 9

5. Sampel 5 18 9

6. Sampel 6 18 9

(7)

7. Sampel 7 18 9

8. Sampel 8 19 9,5

9. Sampel 9 18 9

10. Sampel 10 18 9

11. Sampel 11 17 8,5

12. Sampel 12 18 9

13. Sampel 13 19 9,5

14. Sampel 14 18 9

15. Sampel 15 15 7,5

16. Sampel 16 18 9

17. Sampel 17 17 8,5

18. Sampel 18 17 8,5

19. Sampel 19 15 7,5

20. Sampel 20 17 8,5

Σ 353 176,5

(8)

Berdasarkan tabel distribusi nilai post-test, dapat diketahui bahwa skor tertinggi adalah 19 dan skor terendah adalah 15. Skor tersebut menjelaskan bahwa nilai post-test tertinggi adalah 9,5 dan nilai terendahnya yaitu 7,5.

4.3 Analisis Hasil Data Pre-test dan Post-test

Setelah mendistribusikan nilai-nilai pre-test dan post-test, berikut ini merupakan tabel perhitungan data tes keseluruhan:

Tabel 4.3

Perhitungan Data Hasil Pre-test dan Post-test

No. Sampel

Nilai Pre-test

(X)

Nilai Post-test

(Y)

d=

Y – X

Xd=

d – Md

Xd²

1. Sampel 1 8 9,5 1,5 -0,55 0,3025

2. Sampel 2 7 9 2 -0,05 0,0025

3. Sampel 3 7,5 9 1,5 -0,55 0,3025

4. Sampel 4 6 9 3 0,95 0,9025

5. Sampel 5 8 9 1 -1,05 1,1025

6. Sampel 6 7,5 9 1,5 -0,55 0,3025

7. Sampel 7 7,5 9 1,5 -0,55 0,3025

(9)

8. Sampel 8 8 9,5 1,5 -0,55 0,3025

9. Sampel 9 8 9 1 -1,05 1,1025

10. Sampel 10 6 9 3 0,95 0,9025

11. Sampel 11 5,5 8,5 3 0,95 0,9025

12. Sampel 12 8 9 1 -1,05 1,1025

13. Sampel 13 8 9,5 1,5 -0,55 0,3025

14. Sampel 14 6,5 9 2,5 0,45 0,2025

15. Sampel 15 4,5 7,5 3 0,95 0,9025

16. Sampel 16 6,5 9 2,5 0,45 0,2025

17. Sampel 17 5,5 8,5 3 0,95 0,9025

18. Sampel 18 6 8,5 2,5 0,45 0,2025

19. Sampel 19 5 7,5 2,5 0,45 0,2025

20. Sampel 20 6,5 8,5 2 -0,05 0,0025

Σ 135,5 176,5 41 0 10,45

Keterangan:

X : Nilai pre-test Y : Nilai post-test

d : Selisih antara nilai pre-test dan post-test

(10)

Xd : Deviasi masing-masing subjek Xd² : Kuadrat deviasi

Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pre-test, nilai rata-rata post-test dan nilai rata-rata selisih antara post-test dan pre-test adalah sebagai berikut:

4.3.1 Nilai Rata-rata Pre-test

Perhitungan rata-rata nilai pre-test dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Mx : Nilai rata-rata pre-test ΣX : Jumlah total nilai pre-test N : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut, maka perhitungan rata-rata nilai hasil pre-test

adalah sebagai berikut:

(11)

Jadi, rata-rata nilai hasil pre-test adalah 6,775.

4.3.2 Nilai Rata-rata Post-test

Perhitungan rata-rata nilai post-test dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

My : Nilai rata-rata post-test ΣY : Jumlah total nilai post-test N : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut, perhitungan rata-rata nilai hasil post-test adalah sebagai berikut:

Jadi, rata-rata nilai hasil post-test adalah 8,825.

(12)

4.3.3 Nilai Rata-rata Selisih Post-test dan Pre-test

Perhitungan rata-rata selisih nilai post-test dan pre-test dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Md : Nilai rata-rata selisih antara post-test dan pre-test Σd : Jumlah nilai selisih antara post-test dan pre-test N : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut, perhitungan rata-rata selisih nilai post-test dan pre-test adalah sebagai berikut:

Jadi, rata-rata selisih nilai hasil post-test dan pre-test adalah 2,05

Setelah dilakukan perhitungan seperti uraian diatas, dapat disimpulkan

bahwa siswa setelah diberi treatment berupa penerapan media story pictures

dalam pembelajaran membaca (dokkai), diketahui adanya peningkatan dalam

keterampilan membaca bahasa Jepang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

(13)

pre-test siswa sebelum diberikan treatment sebesar 6,775 kemudian mengalami peningkatan sekitar 2,05 sehingga nilai rata-rata post-test yang diperoleh setelah diberi perlakuan menjadi 8,825. Dengan demikian penerapan media story pictures efektif dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca bahasa Jepang siswa.

4.3.4 Nilai Derajat Kebebasan

Perhitungan nilai derajat kebebasan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

db : Nilai derajat kebebasan n : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut, perhitungan nilai derajat kebebasan adalah sebagai berikut:

db= n – 1 db =20 – 1 = 19

Jadi, nilai derajat kebebasan pada penelitian ini adalah 19

db= n – 1

(14)

4.3.5 Analisis Perhitungan Koefisien Signifikasi antara Nilai Rata-rata Pre-test dan Nilai Rata-rata Post-test

Analisis perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan hasil post-test. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

Keterangan:

t : Nilai t yang dihitung

Md : Nilai rata-rata selisih antara post-test dan pre-test ΣXd² : Jumlah kuadrat deviasi

n : Jumlah sampel

( Sutedi, 2009: 218-219 dan Arikunto, 2006: 306-308)

(15)

4.4 Pembuktian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis kerja (Hk) dengan kriteria sebagai berikut:

Berdasarkan analisis data, diketahui t-hitung yang diperoleh sebesar 12,81 yang kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan (db) 19 sebesar 2,09 untuk taraf signifikan 5% dan 2,86 untuk taraf signifikan 1%.

Setelah dibandingkan, ternyata t-hitung ≥ t-tabel maka Ho ditolak dan Hk diterima yang berarti penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) pada anggota Nihon Kurabu di SMK Negeri 1 Cimahi tahun 2011-2012 efektif.

4.5 Deskripsi Data Hasil Angket

Dalam penelitian ini, angket merupakan salah satu instrumen penelitian yang bertujuan untuk menghimpun informasi mengenai respon siswa terhadap media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai). Angket ini terdiri dari 10 butir pertanyaan yang pilihan jawabannya telah disediakan. Perhitungan data angket menggunakan presentase angket.

Hk diterima apabila t-hitung > t-tabel

Hk ditolak apabila t-hitung < t-tabel

(16)

Rumus presentase angket:

Keterangan:

100% : Persentase frekuensi dari tiap jawaban responden f : Frekuensi setiap jawaban dari responden

N : Jumlah sampel

(Supardi, 1986:20)

Setelah itu hasil pengolahan angket tersebut kemudian akan ditafsirkan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Penafsiran Hasil Angket

Persentase Penjelasan

0% Ditafsirkan tidak ada

1 – 25% Ditafsirkan sebagian kecil

26 – 49% Ditafsirkan hampir setengahnya

50% Ditafsirkan setengahnya

(17)

51 – 75% Ditafsirkan sebagian besar

76 – 99% Ditafsirkan hampir seluruhnya

100% Ditafsirkan seluruhnya

(Arikunto, 2006: 263)

Pertanyaan No.1: Kemampuan anda dalam memahami teks bahasa Jepang termasuk?

Tabel 4.5

Jawaban f N

a. Dasar 10 20 50%

b. Menengah 9 20 45%

c. Mahir 1 20 5%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sebanyak 50% dari jumlah

sampel memiliki kemampuan dasar dalam memahami teks bahasa Jepang,

sebanyak 45% sampel memiliki kemampuan menengah dalam memahami teks

bahasa Jepang, dan 5% sampel memiliki kemampuan mahir dalam memahami

teks bahasa Jepang. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa setengah

(18)

dari seluruh sampel memiliki kemampuan dasar dalam memahami teks bahasa Jepang.

Pertanyaan No.2: Dengan cara apakah anda membaca dan memahami teks bahasa Jepang?

Tabel 4.6

Jawaban f N

a. Membaca berulang-ulang sambil melihat kamus

7 20 35%

b. Mengartikan perkosakata 4 20 20%

c. Berdiskusi dengan teman 9 20 45%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 35% dari sampel dalam

memahami teks bahasa Jepang dengan cara membaca berulang-ulang sambil

melihat kamus, lalu 20% dari sampel dalam memahami teks bahasa Jepang

dengan cara mengartikan perkosakata, dan 45% dari sampel dalam memahami

teks bahasa Jepang dengan cara berdiskusi dengan teman. Dengan demikian

penulis menyimpulkan bahwa hampir setengah dari sampel dalam memahami

teks bahasa Jepang dengan cara berdiskusi dengan teman.

(19)

Pertanyaan No.3: Dengan cara tersebut, berapa lama anda memahami 1 paragraf pendek (4-5 kalimat) teks bahasa Jepang?

Tabel 4.7

Jawaban f N

a. 5 – 15 menit 2 20 10%

b. 16 – 30 menit 12 20 60%

c. Lebih dari 30 menit 6 20 30%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 10% dari sampel dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 5 – 15 menit, lalu 60% dari sampel dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 16 – 30 menit, dan 30% dari sampel dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu lebih dari 30 menit. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 16 – 30 menit.

Pertanyaan No.4: Sebelum penelitian ini apakah anda sudah mengetahui

pembelajaran dengan menggunakan media story pictures?

(20)

Tabel 4.8

Jawaban f N

a. Ya 2 20 10%

b. Tidak 15 20 75%

c. Ragu 3 20 15%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 10% dari sampel mengetahui pembelajaran menggunakan media story pictures, lalu 75% dari sampel tidak mengetahui pembelajaran dengan media story pictures, dan 15% dari sampel ragu terhadap pembelajaran dengan media story pictures. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel tidak mengetahui pembelajaran dengan media story pictures.

Pertanyaan No.5: Bagaimana tanggapan anda terhadap media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai)?

Tabel 4.9

Jawaban f N

a. Menarik 18 20 90%

(21)

b. Kurang menarik 2 20 10%

c. Tidak menarik 0 20 0%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 90% dari sampel berpendapat bahwa penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) menarik. Dan 10% dari sampel berpendapat bahwa penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) kurang menarik. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa hampir seluruh sampel tertarik terhadap media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai).

Pertanyaan No.6: Apakah dengan media story pictures membantu anda dalam memahami teks bahasa Jepang?

Tabel 4.10

Jawaban f N

a. Membantu 10 20 50%

b. Sangat membantu 8 20 40%

c. Biasa saja 2 20 10%

(22)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 50% dari sampel berpendapat bahwa penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) membantu sampel dalam memahami teks bahasa Jepang, lalu 40% dari sampel berpendapat bahwa penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) sangat membantu dalam memahami teks bahasa Jepang, dan 10% dari sampel berpendapat bahwa penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) sedikit membantu dalam memahami teks bahasa Jepang. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa setengah dari sampel terbantu dalam memahami teks bahasa Jepang dengan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai).

Pertanyaan No.7: Dengan cara teknik media story pictures berapa lama anda memahami 1 paragraf pendek (4-5 kalimat) teks bahasa Jepang?

Tabel 4.11

Jawaban f N

a. 5 – 15 menit 14 20 70%

b. 16 – 30 menit 4 20 20%

c. Lebih dari 30 menit 2 20 10%

(23)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 70% dari sampel setelah menggunakan media story pictures dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 5 – 15 menit, lalu 20% dari sampel setelah menggunakan media story pictures dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 16 – 30 menit, dan 10% dari sampel setelah menggunakan media story pictures dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu lebih dari 30 menit. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel setelah menggunakan media story pictures dalam memahami 1 paragraf pendek teks bahasa Jepang membutuhkan waktu 5 – 15 menit.

Pertanyaan No.8: Apakah anda menyukai pembelajaran membaca (dokkai) dengan media story pictures?

Tabel 4.12

Jawaban f N

a. Ya 15 20 75%

b. Tidak 0 20 0%

c. Ragu 5 20 25%

(24)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 75% dari sampel menyukai media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai). Dan 25% dari sampel kurang menyukai media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai). Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel menyukai pembelajaran membaca (dokkai) dengan menggunakan media story pictures.

Pertanyaan No.9: Jika anda menyukainya apa alasannya?

Tabel 4.13

Jawaban f N

a. Dapat menguasai pembelajaran lebih mendalam

1 20 5%

b. Dapat lebih memahami teks pelajaran

15 20 75%

c. Alasan lain

- Tidak membosankan - Dapat belajar dengan

menyenangkan

4 20 20%

(25)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 5% dari sampel menarik terhadap media story pictures karena dapat menguasai pembelajaran lebih mendalam, lalu 75% dari sampel menarik terhadap media story pictures karena dapat lebih memahami teks pelajaran, dan 20% dari sampel menarik terhadap media story pictures karena alasan lain seperti tidak membosankan atau dapat belajar dengan menyenangkan. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel berpendapat bahwa mereka tertarik terhadap media story pictures karena dapat lebih memahami isi teks pembelajaran dalam bahasa Jepang.

Pertanyaan No.10: Bagaimana menurut anda penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai)?

Tabel 4.14

Jawaban f N

a. Efektif 11 20 55%

b. Cukup efektif 9 20 45%

c. Tidak efektif 0 20 0%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 55% dari sampel berpendapat

bahwa media story pictures efektif dalam pembelajaran membaca (dokkai), lalu

(26)

45% dari sampel berpendapat bahwa media story pictures cukup efektif dalam pembelajaran membaca (dokkai). Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar sampel berpendapat bahwa media story pictures efektif dalam membantu sampel dalam memahami teks bahasa Jepang.

4.6 Pembahasan

Penelitian dengan penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) ini, dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan media story pictures dalam pembelajaran membaca teks bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian test (pre-test dan post- test) dan perlakuan terhadap sampel sebanyak 20 orang. Proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak empat kali perlakuan (treatment) berupa proses pembelajaran dengan menggunakan media story pictures.

Proses pembelajaran dengan menggunakan media story pictures pada awal

pertemuan mengalami beberapa kendala diantaranya banyak sampel yang

mengalami kesulitan pada pengenalan huruf kanji sehingga banyak peserta yang

bertanya pada peneliti. Selain itu, media yang diberikan peneliti kurang jelas, hal

ini menyebabkan perbedaan pendapat siswa tentang gambar dengan teks yang

ada. Tapi pada pertemuan berikutnya terlihat adanya peningkatan sampel

terhadap penggunaan media story pictures.

(27)

Setelah pelaksanaan perlakuan (treatment) sebanyak empat kali, dilakukan post-test. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dari hasil siswa sebelum menggunakan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) dan hasil siswa sesudah menggunakan media story pictures yang cukup signifikan. Dari hasil pre-test diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa sebelum diberikan treatment adalah 6,775. Kemudian setelah diberikan treatment dengan media story pictures rata-rata hasil post-test siswa meningkat menjadi 8,825. Selisih nilai pre-test dan post-test adalah sebesar 2,05. Dari hasil perhitungan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa adanya perubahan keterampilan membaca (dokkai).

Selain itu dari hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai t-

hitung

lebih besar dari nilai t-

tabel

, yaitu 12,81 > 2,09 untuk 5% dan 12,81>2,86 untuk 1%. Dengan demikian hasil tersebut membuktikan bahwa Hk yang diajukan penulis yang menyatakan bahwa penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai) memberikan pengaruh terhadap keterampilan dokkai diterima. Sedangkan Ho dapat ditolak.

Dari hasil data angket yang diperoleh, dapat diketahui bahwa hampir

seluruh siswa tertarik terhadap pembelajaran membaca teks bahasa Jepang

dengan menggunakan media story pictures, meskipun sebagian besar siswa

memiliki kemampuan yang masih dasar dan mengalami kesulitan dalam

(28)

memahami isi teks dalam bahasa Jepang. Sedangkan berkaitan dengan pengetahuan siswa tentang media story pictures dalam pembelajaran membaca (dokkai), sebagian besar mengakui bahwa belum pernah mendengar atau mengetahui media story pictures, walaupun sebagian kecil siswa sudah pernah mengenal media ini sebelumnya. Kesan para siswa pun beragam, namun hampir seluruhnya berpendapat bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan media story pictures menarik dan efektif untuk membantu dalam memahami teks bahasa Jepang.

Pada BAB dua yaitu landasan teoritis, penulis mencantumkan berbagai teori yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Salah satunya yaitu teori yang berkaitan dengan kemampuan membaca. Terdapat perbedaan antara keterampilan membaca pada sampel sebelum diberikan treatment dan keterampilan membaca pada sampel setelah diberikan treatment, dimana keterampilan membaca setelah diberikan treatment lebih tinggi, ditandai dengan hasil mean dari nilai hasil post-test.

Sebagaimana di dalam BAB dua, menurut Broghton (1978: 211) ada

beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca yang dimiliki siswa

sehingga sampai pada taraf yang efektif. Ada beberapa metode yang

dikembangkan untuk hal ini, salah satunya metode motivasi. Metode motivasi

ialah memotivasi para pemula dangan berbagai macam rangsangan bacaan yang

(29)

menarik, sehingga tumbuh minat membacanya. Dari sisi ini kemudian diharapkan muncul kebiasaan membaca tinggi, yang pada akhirnya meningkatkan pula kecepatan dan pemahaman terhadap bacaan. Pikiran yang mendasari lahirnya metode ini adalah pembelajaran membaca semakin tinggi atau berminatnya seseorang pada jenis buku tertentu, semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang.

Dengan begitu, dapat diketahui dari hasil post-test siswa hampir keseluruhan siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca dan memahami teks bahasa Jepang dengan menggunakan media story pictures.

Kemudian, pada paragraf sebelumnya dipaparkan mengenai hasil pengolahan data yang berasal dari angket. Sejalan dengan tujuan digunakannya angket yaitu untuk mengetahui respon dan kesan pembelajar terhadap kosakata nomina, dari respon dan kesan tersebut, penulis dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknik permainan menemukan gambar yang telah diuji-cobakan ini. Berikut ini diuraian beberapa kelebihan dalam media story pictures, diantaranya:

1. Sifatnya kongkrit, maksudnya lebih realistis menunjukan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata.

(30)

2. Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda/ peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa keobjek/ peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

5. Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus

Selain itu, merujuk pada penelitian terdahulu yang berjudul “Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jepang (Dokkai) Mahasiswa Tingkat III Program Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2007/2008” yang ditulis oleh Salam (2008), bahwa media pengajaran yang kurang menarik dan monoton menyebabkan kesulitan pada mahasiswa untuk memahami materi yang diajarkan dosen dalam perkuliahan.

Demikian uraian pembahasan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh penulis.

Gambar

Tabel 4.13  Jawaban   f  N  a.  Dapat  menguasai  pembelajaran  lebih  mendalam  1  20  5%

Referensi

Dokumen terkait

yang diperoleh siswa sebelum menggunakan model pembelajaran flipped classroom memiliki perbedaan terhadap pemahaman konsep matematis siswa setelah diberikan.

yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran membaca teks baik dalam kegiatan. peneliti maupun kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran

Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap LKS yang telah digunakan. Angket tersebut diberikan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan

Berdasarkan analisis penyebaran angket yang diberikan kepada siswa untuk penilaian terhadap produk berupa media pembelajaran Bahasa Jepang diperoleh nilai rata-rata sebesar

Data hasil angket motivasi belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran e-learning berbasis website dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Penyajian data yang telah di kemukakan diketahui bahwa sebelum menggunakan media Realia pada mata pelajaran Bahasa Arab guru telah melakukan persiapan yaitu

Data yang diperoleh dari angket untuk siswa diketahui bahwa guru sudah menggunakan media pembelajaran selain media pembelajaran konvensial, media pembelajaran juga lebih

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil angket yang diberikan setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan interaktif, bahwa kepercayaan diri siswa kelas X SMA