• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar (Sadiman,2009:6).

Sedangkan dalam bahasa indonesia, kata “mediumi” dapat diartikan sebagai

“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat pada suatu pengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Jadi media adalah sebagai perantara dalam bentuk saluran yang dapat digunakan dalam satu proses penyajian informasi.

Menurut Arsyad (2002:3), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis atau elektronik untuk menangkap, memproses, menyusun kembali informasi visual dan verbal. Seperti yang diutarakan oleh Sanaky (2009:19) bahwa “media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran”.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan dapat disimpulkan pengertian media pembelajaran secara umum adalah suatu alat bantu dalam penyampaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.

(2)

2.1.2 Tujuan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bahkan dapat memotivasi dan merangsang kegiatan belajar serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik, 2002:19). Tujuan pemanfaatan media pembelajaran adalah (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

2.1.3 Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sadiman (2009:17), media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:

1. Obyek terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model.

2. Obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor atau gambar.

3. Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high- speedphotography.

4. Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun CD.

5. Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.

(3)

Selain itu, manfaat media pembelajaran menurut Rusman (2013:164), yaitu : 1. Pada proses pembelajaran yang dilakukan, dapat menarik perhatian siswa

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih jelas maknanya sehingga mudah dipahami oleh siswa.

3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga membuat siswa tidak cepat bosan dan mempermudah bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cepat tanpa menghabiskan tenaga.

4. Dapat membantu siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswa juga dapat mengamati, melakukan serta mendemonstrasikan.

2.2. Pemrograman Animasi Kartun

Animasi kartun merupakan salah satu media yang berisi pelajaran meliputi gambar-gambar kartun, teks, suara serta tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan animasi tersebut (Hendratman, 2011:33). Animasi Kartun dapat menghasilkan aplikasi atau Software yang dapat bekerja dengan aplikasi pendukung Macromedia Flash 8 dan Photpshop Cs3 pada sistem operasi Windows XP, Windows 7 dan Windows 8.

Membuat animasi kartun tidak lengkap dengan hanya gambar saja, melainkan diharuskan memberikan efek suara (sounds) agar animasi menjadi lebih hidup dan menarik. Misalnya suara orang sedang berbicara, suara mobil jika pada animasi menyertakan adanya mobil atau kendaraan, sounds effect untuk suara binatang atau suara petir, hujan dan sebagainya. Suara dalam animasi kartun sangat penting digunakan, sehingga perlu memberikan efek suara pada animasi yang akan buat.

(4)

Menurut Astuti (2009:53), pengolahnya yaitu Eximious Soft GIF Creator adalah tool desain untuk animasi visual file GIF. Program tersebut dapat membantu membuat animasi dan banner dalam waktu yang sangat singkat.

Program ini sudah tersedia tool pengolah gambar layaknya professional termasuk Selection Tool seperti Magic Wand Tool dan Lasso Tool seperti di Adobe Photoshop dan sejumlah selection tool geometris lain. Setelah memilih sebuah animasi, dapat langsung mengeditnya dalam area kerja tanpa takut akan mempengaruhi frame yang lain. Sebagai tambahan, juga dapat menjalankan fungsi kopi, edit, pindah dan hapus sesuai kebutuhan. Eximioussoft Gif Creator memiliki dukungan penuh terhadap sejumlah file grafis berbasis vektor.

Eximioussoft GIF Creator dapat membuat sekian model teks dan simbol dengan kualitas tinggi. Cukup dengan menambahkan Outline atau Shadow, teks atau simbol yang dibuat akan memiliki efek tampilan 3 dimensi yang menarik.

Setiap program mengekspor file animasi GIF, sistem akan melakukan optimalisasi file sehingga dapat dihasilkan sebuah file GIF dengan ukuran minimal. Perlu mengukur sendiri kesesuaian ukuran file dan kualitas gambar yang dihasilkan.

Begitu selesai dapat langsung melihat dan mengedit hasilnya. Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa program ini mendukung berbagai format animasi dan image Macromedia Director seperti GIF, AVI, MPG (Movie Clip), Photoshop Cs3 dan MP3 (Audio) (Hendratman, 2011 : 34).

(5)

Adapun tampilan membuat animasi bergerak yang akan muncul ketika ditunjukkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1

2.3 Kelebihan dan kelemahan Menurut Hamzah sebagai media pembelajaran 1. Banyak digemari anak

lucu sehingga dapat menarik minat pembaca.

2. Menjadikan proses pembelajaran berj

dengan telatah kartun dan secara tidak langsung dapat menyampaikan pesan dan lebih mudah dipahami.

3. Menimbulkan rangsanga 4. Mudah dan murah diperoleh.

Adapun tampilan membuat animasi bergerak yang akan muncul ketika ditunjukkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tampilan Star Page Macromedia Flash 8

Kelebihan dan kelemahan Animasi Kartun

Hamzah (2009:74-76), beberapa kelebihan animasi kart sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :

Banyak digemari anak-anak dan orang dewasa karena perwatakannya yang lucu sehingga dapat menarik minat pembaca.

Menjadikan proses pembelajaran berjalan dalam suasana yang gembira dengan telatah kartun dan secara tidak langsung dapat menyampaikan pesan

lebih mudah dipahami.

Menimbulkan rangsangan serta motivasi untuk belajar.

Mudah dan murah diperoleh.

Adapun tampilan membuat animasi bergerak yang akan muncul ketika

beberapa kelebihan animasi kartun

anak dan orang dewasa karena perwatakannya yang

alan dalam suasana yang gembira dengan telatah kartun dan secara tidak langsung dapat menyampaikan pesan

(6)

5. Tidak memerlukan banyak peralatan.

6. Mudah digunakan.

7. Dapat digunakan untuk semua tingkatan pembelajaran.

8. Mempersingkat ide yang kompleks.

Selain memiliki kelebihan tersebut, animasi kartun juga memiliki kelemahan yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan durasinya singkat.

2. Berbentuk dua dimensi.

3. Jika tidak digunakan dengan hati-hati, siswa akan lebih tertarik pada gambar- gambar kartun bukan pada materi yang ingin disampaikan guru.

4. Jika guru yang tidak banyak mengetahui teknik penyampaian materi dengan menggunakan kartun dapat menyebabkan siswa cepat merasa bosan.

2.4 Simulasi dalam Pembelajaran Biologi

Menurut Arsyad (2002:56), “simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya.

Simulasi komputer seringkali dikenal sebagai eksperimen komputer, karena simulasi sangat mirip dengan eksperimen. Simulasi komputer digunakan untuk meniru situasi kehidupan sebenarnya dan mahasiswa menjadi pengendali situasi itu. Karakteristik suatu sistem dalam kondisi tertentu dapat diperlihatkan dengan komputer dan perangkat lunaknya.

(7)

2.5 Tinjauan Materi

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tergantung pada pembesaran dan perbanyakan sel penyusunnya. Pembelahan sel terjadi karena dua proses, yaitu kariokinesis (pembelahan inti) dan sitokinesis (bagian sitoplasma).

Pada umumnya kariokinesis diikuti oleh sitokinesis, proses sitokinesis sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Pembelahan sel pada hewan maupun tumbuhan yaitu terbagi menjadi mitosis dan meiosis.

2.5.1 Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan yang serupa secara genetis. Artinya, kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama dengan induknya.

Pembelahan terjadi di dalam inti sel, baik pada eukariotik diploid (2n) ataupun haploid (n). Pada kejadian tersebut akan dihasilkan dua nukleus sel anak yang sama persis dengan sel induk secara genetis. Pembelahan mitosis sangat penting untuk pertumbuhan, perbaikan dan penggantian sel yang tua atau rusak, dan reproduksi aseksual. Pembelahan sel secara mitosis berlangsung dalam beberapa tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase (Priadi, 2009: 60-61).

Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut :

A. Profase

Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling banyak memerlukan energi. Selama profase terjadi perubahan pada nukleus benang-benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom.

Kromosom tersebut dapat diamati dibawah mikroskop cahaya. Tiap lengan

(8)

kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid kemb pasa sentromer, selanjutnya nukleus menghilang.

Di dalam sitoplasma terbentuk gelendong pembelahan

terdiri dari mikrotubula dan protein. Selanjutnya, gelendong pembelahan berpindah tempat ke

pembelahan mitosis dapat dilihat pada G

Gambar 2.

B. Metafase

Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian sentromer kromosom berikatan dengan bagian

dengan spindel. Pada fase ini kromosom ta

jumlahnya mudah diindentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan waktu yang paling singkat

Adapun tahap metafase pada pembel Gambar 2.3 berikut ini:

kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid kemb elanjutnya nukleus menghilang.

dalam sitoplasma terbentuk gelendong pembelahan

terdiri dari mikrotubula dan protein. Selanjutnya, gelendong pembelahan berpindah tempat ke kutub-kutub berlawanan dalam sel. Pada profase pad

han mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Tahap profase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009

Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian romosom berikatan dengan bagian kinetokor yang berhubungan ndel. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah diindentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi

l dan waktu yang paling singkat.

Adapun tahap metafase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini:

kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid (kromatid kembar) yang terikat

dalam sitoplasma terbentuk gelendong pembelahan (spidel) yang terdiri dari mikrotubula dan protein. Selanjutnya, gelendong pembelahan Pada profase pada

(Priadi, 2009)

Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian kinetokor yang berhubungan pak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah diindentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi

ahan mitosis dapat dilihat pada

(9)

Gambar 2.

C. Anafase

Tahap anafase dimulai ketika kedua sentromer yang tadi menempel pada kromatid kembar menjadi terpisah. Kromosom anak mulai

kutub yang berlawanan dalam sel. Hal demikian d

gelendong kinetokor mengalami pemendekan. Pada akhir anafase, satu set kromosom lengkap telah tersusun pada masing

anafase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.

Gambar 2.3 Tahap Metafase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009

Tahap anafase dimulai ketika kedua sentromer yang tadi menempel pada kromatid kembar menjadi terpisah. Kromosom anak mulai bergerak ke kutub yang berlawanan dalam sel. Hal demikian dapat terjadi karena

gelendong kinetokor mengalami pemendekan. Pada akhir anafase, satu set kromosom lengkap telah tersusun pada masing-masing kutub sel

lahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Tahap Anafase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009 (Priadi, 2009)

Tahap anafase dimulai ketika kedua sentromer yang tadi menempel pada bergerak ke arah adi karena benang gelendong kinetokor mengalami pemendekan. Pada akhir anafase, satu set masing kutub sel. Adapun tahap lahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini:

(Priadi, 2009)

(10)

D. Telofase

Pada tahap telofase, masing semula, seperti pada tahap inte kromatin yang tipis dan panjang. Stru di bawah mikroskop. Selanjutnya membran

setiap set kromosom. Pada akhir tahap ini gelondong pembelahan lenyap, sedangkan anak inti sel (nukleolus) kembali terbentuk. Demikian pembelahan mitosis telah selesai. Namun sebelum pembelahan mitosis telah terjadi peristiwa sitokinesis.

Sitokinesis merupakan sebelum proses pemebel

dengan pembentukan kerutan pada bagian tengah sel ke akhirnya membagi sel menjadi dua. Sitokinesis pada

pengangkutan selulosa dan material penyususn dinding sel lainya ke sel. Dinding sel baru terbentuk dan memi

tahap telofase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.5 beri ini:

Gambar 2.

telofase, masing-masing kromosom kembali pada keadaan semula, seperti pada tahap interfase. Kromosom terurai menjadi benang

tin yang tipis dan panjang. Struktur kromosom yang demikian sulit d mikroskop. Selanjutnya membran inti kembali terbentuk mengelilingi setiap set kromosom. Pada akhir tahap ini gelondong pembelahan lenyap,

n anak inti sel (nukleolus) kembali terbentuk. Demikian pembelahan mitosis telah selesai. Namun sebelum pembelahan mitosis telah terjadi peristiwa

sis merupakan peristiwa pembelahan sitoplasma yang berlangsung sebelum proses pemebelahan inti sel selesai. Sitokinesis pada hewan ditandai dengan pembentukan kerutan pada bagian tengah sel ke arah dalam sehingga akhirnya membagi sel menjadi dua. Sitokinesis pada tumbuhan di

pengangkutan selulosa dan material penyususn dinding sel lainya ke ing sel baru terbentuk dan memisahkan sel menjadi dua bagian.

ahap telofase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.5 beri

Gambar 2.5 Tahap Telofase pada Pembelahan Mitosis (Priadi, 2009

masing kromosom kembali pada keadaan menjadi benang-benang ktur kromosom yang demikian sulit diamati inti kembali terbentuk mengelilingi setiap set kromosom. Pada akhir tahap ini gelondong pembelahan lenyap, n anak inti sel (nukleolus) kembali terbentuk. Demikian pembelahan inti mitosis telah selesai. Namun sebelum pembelahan mitosis telah terjadi peristiwa

peristiwa pembelahan sitoplasma yang berlangsung sis pada hewan ditandai arah dalam sehingga tumbuhan diawali dengan pengangkutan selulosa dan material penyususn dinding sel lainya ke dalam tengah sahkan sel menjadi dua bagian. Adapun ahap telofase pada pembelahan mitosis dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut

(Priadi, 2009)

(11)

2.5.2 Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina).

Sel gamet jantan pada hewan (mamalia) dibentuk di dalam testis dan gamet betinanya dibentuk di dalam ovarium. Gamet jantan pada tumbuhan dibentuk di dalam organ reproduksi berupa benang sari, sedangkan gamet betinanya dibentuk di dalam putik. Sel kelamin betina pada hewan berupa sel telur, sedangkan pada tumbuhan berupa putik. Pada dasarnya, tahap pembelahan meiosis serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya saja, pada meiosis terjadi dua kali pembelahan , yaitu meiosis I dsn meiosis II. Masing-masing pembelahan meiosis terdiri dari tahap- tahap yang sama, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007:87).

A. Tahap Meiosis I

Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembelahan meiosis, sel kelamin perlu mempersiapkan diri. Fase persiapan ini disebut tahap interfase. Pada tahap ini, sel melakukan persiapan berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (seperti interfase pada mitosis). Tingkah laku kromosom masih belum jelas terlihat karena masih berbentuk benang-benang halus (kromatin) sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak pada gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentukan arah pembelahan sel.

Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan meiosis I yang diikuti tahap meiosis II. Tahap meiosis I terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I, serta sitokinesis I. (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007:88).

(12)

1) Profase I

Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase lainnya bahkan lebih lama dari pada tahap profase pada pembelahan mitosis. Profase I dapat berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I membutuhkan waktu sekitar 90% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pembelahan meiosis. Tahapan ini terdiri dari lima subfase, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, iploten, dan diakinesis.

2) Metafase I

Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).

Membran inti mulai menghilang. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada satu kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan melekat pada pasangan homolognya. Dalam hal ini, kromosom masih bersifat diploid.

3) Anafase I

Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai menarik kromosom homolog sehingga pasangan kromosom homolog terpisah dan masing- masing menuju ke kutub yang berlawanan. Peristiwa ini mengawali tahap anafase I. Namun, kromatid masih terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal. Inilah perbedaan antara anafase pada mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang bergerak ke arah berlawanan.

(13)

4) Telofase I

Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid.

Akan tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya yaitu sitokinesis.

5) Sitokinesis

Sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis terjadi secara simultan dengan telofase artinya terjadi secara bersama-sama.

Tahap ini merupakan tahap di antara dua pembelahan meiosis, alur pembelahan atau pelat sel mulai terbentuk. Pada tahap ini tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian, kromosom tersebut masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel anakan yang mempunyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut dengan sitokinesis .

Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada sel anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang serupa seperti meiosis I.

B. Tahap Meiosis II

Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telofase.

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika

(14)

pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa jumlah kromosom keempat sel anakan ini tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi pada tahap meiosis II.

a. Profase II

Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada fase ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer kromosom. Sementara itu, benang mikrotubulus mulai terbentuk dan kromosom mulai bergerak ke arah bidang metafase. Tahap ini terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.

b. MetafaseII

Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, merentang atau berjajar pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang spindel (benang mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.

c. AnafaseII

Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya kromosom memisahkan kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda.

Kromatid yang terpisah ini selanjutnya berfungsi sebagai kromosom individual.

(15)

d. TelofaseII

Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom mencapai kutub pembelahan. Hasil akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid, lengkap dengan satu salinan DNA pada inti selnya (nuklei).

e. SitokinesisII

Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II ditandai adanya sekat sel yang memisahkan tiap inti sel, akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid.

Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi juga (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007:88).

2.6 Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini berdasarkan dari penelitian-penelitian yang sebelumnya, dimana pada penelitian tersebut dijadikan salah satu alasan untuk menetukan dari judul dan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Anwar (2012) menunjukkan bahwa rata-rata dari ahli media termasuk kategori sangat layak digunakan. Berdasarkan penilaian siswa terhadap media animasi kartun ini mencapai kategori layak dengan persentase 79,07% yang artinya media pembelajaran sangat mendukung baik ujicoba kelompok kecil maupun ujicoba kelompok besar.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Annu’man (2013:3) menunjukan bahwa media yang dikembangkan tergolong dalam kategori “sangat baik” dengan persentase 78,25% hal menunjukkan bahwa media ini layak dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

(16)

Jadi berdasarkan hasil tersebut, bahwasanya media yang dihasilkan bisa digunakan sebagai media dalam pembelajaran untuk mempermudah pemahaman materi dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, berdasarkan hasil tersebut peneliti ingin melakukan pengembangan media animasi kartun dengan menggunakan macromedia flash 8. Media tersebut akan dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran biologi khusunya materi pembelahan sel kelas XII SMA.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang signifikan antara Obesitas dengan Derajat Osteoartritis Genu pada lansia di RSUD Prof.. Bagi lansia penderita OA Genu dengan masalah

Disamping itu, supaya dapat menggunakan data histori lebih banyak yang diformulasikan dalam berbagai macam teknikal indikator, akan dikaji metoda Support Vector

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH

Dalam rangka penyesuaian volume kontrak dengan kondisi dilapangan maka perlu dilakukan pemeriksaan bersama untuk melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi

pada nomor 4.c) di atas. Subkulit p mempunyai bilangan kuantum magnetik antara -1 sampai +1. Sedangkan -2 tidak ada dalam sub kulit p.. Mo 3+ merupakan paramagnetic karena

Sebuah database dalam model ini disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data

Pemberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak, dengan onset dini pada semua tingkat

Kondisi ini telah dijelaskan oleh (Fromson 1977) yang mengemukakan bahwa pada permukaan yang berbentuk celah seperti hasil proses anodisasi, maka pada celah