• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang mendeskripsikan hubungan energi, gaya, dan gerak pada siswa kelas 5 SDN Gunungpring 3 Muntilan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang mendeskripsikan hubungan energi, gaya, dan gerak pada siswa kelas 5 SDN Gunungpring 3 Muntilan."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRACT

This research is Research of Class Action ( PTK ) that consists of two cycles. Each cycles there are two meeting. In each meeting consists of planning, executing, observation, and reflection.

The aimed of this research of the STAD ( Student Teams Achievement Divisions) Method can prove the achievement learn of Students of SD Negeri Gunungpring 3 of Muntilan Subdistrict in Natural Science ( IPA ) Subject about the correlation among style, move, and energy description.

The method that used is STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) Method as the learning way. The learning steps in it ( Method STAD ) are : a) preparation, b) class presentation, c) learning in group, d) individual test, e) make-up score, and f) appreciation.

Its results indicate that the use of STAD Student Teams Achievement Divisions ) Method, can prove Natural Science ( IPA ) achievement learn in Elementary School. This Improvement can seen from the result of the test in condition early. Complete mount only six ( 6 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 21 gratuity. First cycle mount to become twenty ( 20 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 71 gratuity. Second cycle mount again become twenty six ( 26 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 93 gratuity.

(2)

viii

ABSTRAK

Abstrak : Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Tentang Mendeskripsikan Hubungan Energi, Gaya, dan Gerak pada Siswa Kelas V SDN Gunungpring 3 Muntilan.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus, setiap siklus ada dua pertemuan setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil metode STAD (Student Achievement Divsions) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan Muntilan dalam mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy.

Metode yang digunakan adalah metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) sebagai cara pembelajarannya. langkah pembelajaran metode STAD yaitu: a) Persiapan, b) Penyajian Kelas, c) Belajar dalam Kelompok d) Tes Indivi-du e) Peningkatan Skor Individu, dan f) Penghargaan.

Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan metode STAD, dapat meningkatkan prestasi belajar IPA di Sekolah Dasar. peningkatan ini terlihat dari hasil tes pada kondisi awal jumlah ketuntasan hanya 6 siswa dari 28 siswa atau 21%, sikus pertama meningkat menjadi 20 siswa dari 28 siswa atau 71%, dan siklus kedua meningkat lagi menjadi 26 siswa dari 28 siswa atau 93%.

(3)

i

PENERAPAN METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS) UNTUK MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG

MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN ENERGI, GAYA, DAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPRING 3 MUNTILAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH: FR SRI WARTI

101132014

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO

Orang yang cerdik adalah yang selalu menjaga dirinya. Sedangkan orang yang bodoh ialah

(7)

v

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan

Kepada suamiku yang selalu memberikan dorongan dan dukunganku

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Desember 2012

Penulis

(9)

vii

ABSTRACT

This research is Research of Class Action ( PTK ) that consists of two cycles. Each cycles there are two meeting. In each meeting consists of planning, executing, observation, and reflection.

The aimed of this research of the STAD ( Student Teams Achievement Divisions) Method can prove the achievement learn of Students of SD Negeri Gunungpring 3 of Muntilan Subdistrict in Natural Science ( IPA ) Subject about the correlation among style, move, and energy description.

The method that used is STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) Method as the learning way. The learning steps in it ( Method STAD ) are : a) preparation, b) class presentation, c) learning in group, d) individual test, e) make-up score, and f) appreciation.

Its results indicate that the use of STAD Student Teams Achievement Divisions ) Method, can prove Natural Science ( IPA ) achievement learn in Elementary School. This Improvement can seen from the result of the test in condition early. Complete mount only six ( 6 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 21 gratuity. First cycle mount to become twenty ( 20 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 71 gratuity. Second cycle mount again become twenty six ( 26 ) Students from twenty eight ( 28 ) Students or 93 gratuity.

(10)

viii

ABSTRAK

Abstrak : Penerapan Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Tentang Mendeskripsikan Hubungan Energi, Gaya, dan Gerak pada Siswa Kelas V SDN Gunungpring 3 Muntilan.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus, setiap siklus ada dua pertemuan setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil metode STAD (Student Achievement Divsions) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan Muntilan dalam mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energy.

Metode yang digunakan adalah metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) sebagai cara pembelajarannya. langkah pembelajaran metode STAD yaitu: a) Persiapan, b) Penyajian Kelas, c) Belajar dalam Kelompok d) Tes Indivi-du e) Peningkatan Skor Individu, dan f) Penghargaan.

Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan metode STAD, dapat meningkatkan prestasi belajar IPA di Sekolah Dasar. peningkatan ini terlihat dari hasil tes pada kondisi awal jumlah ketuntasan hanya 6 siswa dari 28 siswa atau 21%, sikus pertama meningkat menjadi 20 siswa dari 28 siswa atau 71%, dan siklus kedua meningkat lagi menjadi 26 siswa dari 28 siswa atau 93%.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENERAPAN

METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG MENDESKRIPSIKAN

HUBUNGAN ENERGI, GAYA, DAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN

GUNUNGPRING 3 MUNTILAN.

Penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan

Kurikulum dan Pembelajaran Program S I PGSD Universitas Sanata Darma.

Selanjutnya dalam peyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa dalam

penyelesaiannya tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan dan kemudahan dari

berbagai pihak. Untuk itu semua, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph D, Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2. Bapak G Ari Nugrahanta, SJ,. M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak YB Adimassana, M.A, Koordinator Program S1 Kependidikan Guru dalam

Jabatan Jurusan Ilmu Kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan

(12)

x

4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan dukungan. Bimbingan, dan bantuannya..

6. Ibu Budi Lestari, S.Pd, Kepala Sekolah SDN Gunungpring 3 yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian.

7. Rekan-rekan guru dan Siswa SDN Gunungpring 3 yang telah memberikan bantuan

dan semangat sehingga pelaksanaan penelitian ini berjalan lancar.

8. Kawan-kawan mahasiswa S I PGSD seperjuangan yang selalu member semangat

dan bantuan apa saja yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga, yang membantu dengan do’a, memberikan semangat, ikut menjaga kesehatan dan mendambakan keberhasilan dan kesuksesan kepada penulis

adalah FX Srinyoto (Suami), A. Dhadhang Js Wibowo dan Romo A. Anton

Widarto, OFM (anak).

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi mutu pendidikan di sekolah khususnya pada SDN Gunungpring 3 Muntilan, sesuai

dengan harapan masyarakat pada umumnya.

Namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

berkepentingan. Terima kasih.

Yogyakarta,

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….… iii

MOTTO ………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

ABSTRAK ……… vii

KATA PENGANTAR ………. ix

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ……… 3

C. Rumusan Masalah ……… 3

D. Batasan Masalah ………... 3

E. Tujuan Penelitian ……… 3

(14)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian / Landasan Teori ……… 6

1. Prestasi Belajar ……….. 6

2. Metode STAD ……… 8

3. STAD pada Pembelajaran IPA ………. 10

4. IPA ………. 11

B. Penelitian yang relevan ….……….. 13

C. Kerangka Berfikir ……… 14

D. Hipotesis Tindakan ……….. 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 16

B. Setting Penelitian ……… 16

C. Rencana Tindakan ……. ………….……… 18

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya……… 25

E. Analisis Data ……….. 26

BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian …… ………. 29

B. Hasil Penelitian ……….. ………. 39

C. Pembahasan… ………. 41

(15)

xiii

B. Saran ……… ……… 45

DAFTAR PUSTAKA ……… 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. RPP ………. 49

2. Hasil Pengamatan ……….. 69

3. Silabus dan system penilaian ……… 70

4. Penilaian siklu 1 ……… 71

5. Penilaian siklus 2 ……… 72

6. Kisi-kisi soal siklus 1 ……… 75

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ……….. 18

3.2 Pengumpulan Data dan Instrumen ……… 26

3.3 Kriteria Keberhasilan ……… 26

4.1 Rekapitulasi Keaktifan ………. 37

4.2 Analisis Nilai Evaluasi Siklus I ……… 38

4.3 Partisipasi Siswa Siklus I ……….. 38

4.4 Analisis Evalusi Siklus 2 ……….. 39

4.5 Partisipasi Siswa Siklus 2 ………. 39

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP ……….. 49

2. Hasil Pengamatan ………. 69

3. Silabus dan system penilaian ……… 70

4. Penilaian siklu 1 ……….. 71

5. Penilaian siklus 2 ………. 72

6. Kisi-kisi soal siklus 1 ………... 75

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang

memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan

untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungan sekitar siswa, sehingga dengan mempelajari Ilmu

Pengetahuan Alam siswa dapat meningkatkan potensi dan kompetensinya

dalam memasuki perkembangan teknologi dan informasi. Oleh karena itu,

penulis kemudian mengambil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai

bahan laporan. Khususnya, penulis menyusun laporan perbaikan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

antara gaya, gerak dan energi kelas I SDN Gunungpring 3 Kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang. Pada kompetensi dasar tersebut setelah

diadakan tes prestasi belajar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal

yaitu 70. Hasil tes awal menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas V yang

memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari kriteria ketuntasan minimal

hanya 6 siswa atau 21%. dengan hasil tersebut, maka penulis merefleksi dan

mengidentifikasi masalah tersebut untuk melakukan perbaikan pembelajaran

dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions)

untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi

(20)

1. Identifikasi Masalah

Sebagai fungsi dengan baik sebagai perantara, maka guru harus

berperan dengan baik selama proses pembelajaran, selalu mendampingi

siswa sehingga guru mengetahui segala hal yang terjadi baik positif

maupun negative, dan tahu pasti keterlibatan siswanya ketika ketika

mengikuti pembelajaran. Karena keterlibatan siswa sangat mempengarui

tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.

Berdasarkan pencapaian tujuan yang belum maksimal tersebut, dan

menyadari tentang ketercapaian tujuan pembelajaran yang belum sesuai

standar serta kurangnya keterlibatan siswa, penulis kemudian meminta

bantuan teman sejawat dan supervisor untuk melakukan identifikasi

tehadap kekurangan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

kelas V di SDN Gunungpring 3 Muntilan. Dalam identifikasi tersebut

ditemukan masalah sebagai berikut:

a. Siswa kurang terlibat dan motivasi dalam kegiatan pembelajaran

b. Metode yang digunakan kurang sesuai

c. Minimnya penggunaan alat peraga

d. Rendahnya penguasaan materi pada siswa.

2. Analisis dan Alternatif Pemecahan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut di atas, penulis dengan bantuan

teman sejawa membuat alternatif pemecahan masalah. alternatif

pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(21)

b. Metode pembelajaran yang digunakan harus tepat.

c. Penggunaan alat bantu peraga harus ditingkatkan.

d. Rendahnya penguasaan materi siswa dapat ditingkatkan dengan siswa

berperan serta dalam kegiatan pembelajaran.

B. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis memberi batasan :

1. Penelitian dibatasi pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Muntilan,

tahun ajaran 2011/2012.

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi dasar mendeskripsikan

hubungan energy, gaya, dan gerak.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana hasil melalui metode STAD

(Student Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar pada

siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan Muntilan dalam mata pelajaran

IPA tentang mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi?”.

D. TUJUAN PENELITIAN

Agar penelitian memiliki arah yang jelas dan sesuai dengan latar

belakang masalah yang muncul, maka perbaikan pembelajaran ini bertujuan

(22)

1. Mengetahui bagaimana hasil melalui metode STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan

Muntilan dalam mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan hubungan

antara gaya, gerak, dan energi.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Guru

a. Membantu memperbaiki pembelajaran

b. Membantu untuk berkembang secara profesional

c. Meningkatkan rasa percaya diri

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

2. Siswa

a. Meningkatkan proses dan hasil belajarnya.

b. Memperluas wawasan dan kreatifitasnya

c. Menumbuhkan sifat kritis.

3. Kepala Sekolah

a. Meningkatkan rasa percaya kepada guru

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam melakukan pembinaan

terhadap guru.

4. Sekolah / Lembaga Pendidikan

(23)

b. Peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah

pada umumnya.

c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan

sekolah pada umumnya.

5. Komite Sekolah

a. Menumbuhkan keyakinan akan kualitas sekolah yang menjadi mitra

kerjanya.

b. Meningkatkan kepercayaan dalam bekerja sama.

6. Wali murid

a. Meningkatkan kepercayaan terhadap mutu dan output sekolah.

(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Prestasi Belajar

Menurut Depdikbud RI, Analisis pendidikan (1981: 100) Prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan. SR.

Haditono (1985: 199) prestasi belajar sering disebut hasil belajar ada kalanya

baik ada kalanya jelek atau rendah. Hasil belajar yang rendah disebut under,

cheiver yaitu prestasi dibawah kemampuan intelektual yang dimiliki. Tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa sebagaimana pengertian belajar itu sendiri

adalah penguasaan konsep atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran lazimnya dilakukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru. Dengan melihat nilai atau angka hasil tes yang sudah diperoleh, siswa

akan mengetahui kemampuannya, sedangkan guru akan mengetahui hasil

pembelajaran kepada siswanya dan selanjutnya memberikan bimbingan

khusus pada siswa tersebut, bisa melalui program perbaikan dan pengayaan.

Depdikbud RI (1988: 700), tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

ditunjukkan oleh nilai atau angka yang merupakan hasil dari kemampuan kerja

(25)

adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada

waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan.

Bagi siswa nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai

merupakan cermin dari kenerhasilan belajar. siswa yang mendapatkan nilai

lebih tinggi maka dikatakan bahwa siswa tersebut lebih berhasil dari

teman-temannya. Tidak ada tujuan yag lebih penting dalam proses belajar mengajar

kecuali mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai tingkat

optimal. Pemberian nilai adalah salah satu cara dalam usaha kea rah itu, asal

dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana, sedangkan menurut Syaiful Bahri

Djamanah (1994: 88), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

aktifitas dalam belajar.

Pada dasarnya prestasi belajar bisa dilihat dari nilai atau angka. Dalam

hal ini angka sebagai symbol kegiatan (aktivitas) siswa dalam belajarnya.

Seorang siswa yang belajar dengan optimal akan menghasilkan prestasi yang

baik. Hasil presatsi yang baik akan memberikan kesan yang bermakna pada

diri siswa.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh anak menurut

kemampuan dan ditandai dengan perkembangan pengetahuan, keterampilan,

dan perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes

(26)

2. Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions)

a. Pengertian

Model pembelajaran metode STAD di kembangkan oleh Robert

Slavin dan kolega-koleganya di Universitas Jhon Hopkin. STAD adalah

model pembelajaran yang paling sederhana, merupakan model yang baik

digunakan untuk siswa yang baru mengenal tentang pembelajaran

kooperatif. Slavin (dalam NurAsma,2008: 50) menyatakan bahwa STAD

adalah: Pembelajaran dimana siswa di tempatkan dalam kelompok belajar

beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari

kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok

terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi

jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.

Kemudian menurut ARIZT (dalam Harlina, 2008 : 7) menyatakan STAD

adalah “ Pembelajaran kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5

orang siswa, setiap kelompok akan bekerjasama dan saling membantu

dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru”. Selanjutnya Kunandar

(2009:364) menyatakan bahwa STAD adalah : Para siswa di dalam kelas

dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5

anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen,

baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota

kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi

antar sesama anggota kelompok. Tiap kelompok diberi skor atas

(27)

prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Menurut Iskandar (2009: 128) tipe STAD merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

di kelas. Terdapat lima komponen utama yaitu : presentasi kelas, kerja tim,

kuis, memberikan evaluasi dan penghargaan individu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode STAD ini

adalah metode yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk

saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk

mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok.

b. Keunggulan Metode STAD

Suatu model pembelajaran mempunyai keunggulan dan

kelemahan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa kelebihan.

Menurut Slavin keunggulan dari model ini adalah : 1). Siswa bekerjasama

dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma

kelompok, 2). Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk

berhasil bersama, 3). Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih

meningkatkan keberhasilan kelompok, 4). Interaksi antar siswa seiring

dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan keunggulan dari model

STAD adalah dengan menggunakan model ini akan meningkatkan

norma-norma social yang di miliki siswa, membantu siswa dalam memecahkan

(28)

siswa menjadi tutor sebaya serta meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyampaikan pendapat.

c. Kelemahan metode STAD

1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.

2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena

peran anggota yang pandai lebih dominan.

3. STAD pada Pembelajaran IPA

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA dengan

materi mendeskripsikan hubungan energy, gaya, dan gerak bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan pemahaman, minat siswa

serta memupuk sikap sosial kerja kelompok.

Adapun langkah-langkah pembelajaran STAD :

1. Merancang lembar kerja siswa, lembar jawaban serta lembar kunci

jawaban, membentuk kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Menentukan skor

dasar siswa.

2. Guru menjelaskan materi secara umum.

3. Siswa belajar dalam kelompok.

4. Masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompok ke depan kelas dan meminta tanggapan serta masukan dari

kelompok lain.

(29)

6. Pemeriksaan hasil tes oleh guru, membuat daftar skor peningkatan setiap

individu yang kemudian di masukkan ke dalam skor kelompok.

7. Menghitung skor peningkatan individu dan skor kelompok serta

pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi.

4. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam menurut Tohari (1978:3)

adalah Usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa memahami proses-

proses Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik

serta menguasai materi Ilmu Pengetahuan Alam berupa fakta, prinsip,

hukum dan teori Ilmu Pengetahuan Alam.

Menurut Nono Sutarno, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang

terorganisir tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah seperti menyelidiki, penyusunan, dan

penyajian gagasan.

Menurut Sumaji (1998:46) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu

bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin

ilmu yang bersifat proaktif.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD bertujuan agar

(30)

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.

2) Mengembangkan pengetahuan adan pemahaman konsep-konsep Ilmu

Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan

Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah dan

membuat keputusan.

5) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan Ilmu

Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

SLTP.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam SD meliputi

aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan dan

tumbuhan serta interaksinya dengan lingkungan dan kesehatan.

2) Benda, materi, sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3) Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

(31)

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Berdasarkan kajian teori bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Dengan pembelajaran

tersebut tiap siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing sehingga

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi pembelajaran yang

telah di ajarkan.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat mengurangi

kecenderungan guru mendominasi kelas. Selain itu, dengan adanya penghargaan

kelompok dalam pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa dalam belajar,

sehingga dengan adanya motivasi belajar di harapkan prestasi belajar siswa terus

meningkat. Teori yang dikemukakan di atas ternyata sesuai dengan beberapa

hasil penelitian berikut ini: Ong Eng Tek (Astuti, 2000: 32), dalam penelitiannya

membandingkan starategi belajar kooperatif tipe STAD dengan strategi belajar

biasa dan memberikan hasil bahwa kelas yang menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD skor rata-ratanya postesnya 32,24 % lebih baik jika

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran biasa. Sharon

(Astuti, 2000: 34), dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa siswa dengan

tingkat kemampuan tinggi, sedang maupun rendah sama-sama memperoleh

keuntungan dalam pembelajaran kooperatif.

Mudair (Suhena, 2001: 25), dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa belajar dengan model kooperaif dapat meningkatakan hasil belajar siswa,

dapat memudahkan dalam memahami suatu konsep yang dipelajarinya, dan

(32)

(Astuti, 2000), dalam penelitianya mengemukakan bahawa pembelajaran

kooperatif tipe STAD memberi pengaruh positif terhadap aktivitas siswa dan

peningkatan pemahaman serta perolehan pengetahuan baru disamping

meningkatakan kepedulian antar anggotanya. Astuti (2000: 91), dalam

penelitiannya mengungkapakan bahawa siswa pada kelas yang pembelajarannya

menggunakan kooperatif tipe STAD pada setiap aspek kemampuan pemecahan

masalah mayoriatas berada pada kategori baik. Dari segi aktivitas guru dan siswa

selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa strategi belajar kooperatif dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan mengurangi kecenderungan guru untuk

menyampaikan materi dengan ceramah. Masyrifah (2005: 82), dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat mengurangi kecenderungan guru untuk

mendominasi kelas.

C. KERANGKA BERFIKIR

Dari berbagai pendapat para ahli pada usia anak sekolah dasar, juga

masukan dari teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa tidak mudah membawa

siswa mampu memahami fakta dan konsep hubungan antara gaya, gerak dan

energy. Ini berarti bahwa pembelajaran untuk materi tersebut memerlukan

perhatian, kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan kemampuan profesional.

Dari kajian teori dan masalah tersebut memunculkan suatu gagasan

(33)

belajar dimana siswa dibawa ke situasi yang menyenangkan, yang bisa

berpindah, bergerak, bekerja dan belajar baik secara sendiri maupun

bersama-sama teman.

Dengan menggunakan metode STAD, dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA di Sekolah Dasar. karena siswa secara langsung terlibat dalam

proses pembelajaran yang memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, dan

materi pembelajaran langsung diperoleh siswa. Peningkatan ini terlihat dari

hasil tes pada kondisi awal jumlah ketuntasan hanya 6 siswa dari 28 siswa atau

21%, sikus pertama meningkat menjadi 20 siswa atau 71%, dan siklus kedua

meningkat lagi menjadi 26 siswa atau 93%.

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, mempertimbangkan dan merujuk

pendapat pakar-pakar pendidikan, maka dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai

berikut: “Metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

SDN Gunungpring 3 pada mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan

hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi,

(34)

16 BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut

Kemmis dan Mc Taggart (dalam Ritawati, 2007 :11) “penelitian tindakan kelas

adalah bentuk refleksi diri secara kolektif yang melibatkan partisipan dalam suatu

situasi sosial untuk mengembangkan rasionalosasi dan justifikasi dari praktik

pendidikan, sebagaimana yang mereka alami dalam praktik sehari-hari”. Dari

pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian yang di lakukan oleh guru

terhadap masalah yang di temui dalam proses pembelajaran di kelas dengan

melibatkan partisipan

Selanjutnya Suharsimi ( 2008:3 ) menyatakan “penelitian tindakan kelas

adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Dari

pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah

tindakan yang dilakukan secara bersama melihat kondisi kelas untuk mencapai

(35)

B. SETTING PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Gunungpring 3, lokasinya berada di

wilayah kabupaten Magelang tepatnya di lingkungan perkampungan desa

Gunungpring Kecamatan Muntilan.

Karakteristik Siswa yang diteliti dalam pelaksanaan Penelitian ini

berjumlah 28 siswa. Terdiri dari 13 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki,

rata-rata siswa berusia 11 tahun. Kebanyakan berasal dari desa di sekitar

Gunungpring dan dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Rata-rata pekerjaan orang tua sebagai petani dan buruh.

Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran terutama pada

pelajaran IPA sangat kurang karena kurangnya dukungan orang tua kepada

anaknya dalam mengikuti pelajaran dan banyak siswa merupakan pindahan

dari sekolah lain di sekitar Gunungpring, serta apabila diberikan pekerjaan

rumah oleh guru banyak murid yang tidak mengerjakan. Disini terlihat orang

tua tidak memberikan imbal balik untuk memotivasi anak, hanya sekedar

pasrah total kepada guru, hal ini berakibat prestasi belajar siswa kurang

memuaskan.

Rata rata orang tua murid berasal dari desa setempat dan beberapa dari

luar desa Gunungpring dengan tingkat pendidikan lulusan Sekolah dasar.

Dengan mata pencaharian sebagai buruh dan petani.

Hal tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap daya pemikiran siswa

(36)

Dalam kondisi tersebut kami bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan

melihat hasil belajar siswa kelas V SDN Gunungpring 3 tahun 2012, yang

prestasinya tergolong rendah.

2. Subyek Penelitian

Semua siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013 SDN Gunungpring 3

Muntilan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata

pelajaran IPA tentang hubungan energy, gaya dan gerak, siswa kelas V SDN

Gunungpring 3 Muntilan.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s.d September 2012

Tabel 3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

(37)

C. RENCANA TINDAKAN

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah

persiapan. Langkah ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan

harapan. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SDN Gunungpring 3 Muntilan.

Permintaan ijin ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan

lancar dan mendapat persetujuan dari pihak sekolah serta mendapat data

yang sesuai.

b. Wawancara

Dengan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang

kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami guru dalam

menyampaikan materi belajar. dengan informasi ini diharapkan

memperoleh data nilai awal yang dimiliki oleh kelas V SDN

Gunungpring 3 Muntilan.

c. Identifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat

mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari

Kompetensi Dasar yang bermasalah sehingga diperoleh indikator yang

(38)

e. Menyusun rencana siklus

Rencana selanjutnya adalah dengan menetukan rencana tindakan

penelitian yang akan dilakukan dalam PTK.

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran.

g. Menyusun silabus, RPP dan LKS.

h. Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes atau evaluasi pada siklus I dan siklus

II.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

a. Siklus Pertama

1) Rencana Tindakan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti

menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) beserta skenario

tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan

dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan

RPP, peneliti menyiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan,

meliputi : lembar kerja, lembar pengamatan, dan lembar evaluasi.

Langkah selanjutnya, penulis bersama teman sejawat menyepakati

hal-hal yang berkaitan dengan kelancaran observasi, jenis-jenis kegiatan

yang harus diobservasi dan lainnya. Setelah ada kesepakatan, peneliti

bersama-sama melaksanakan simulasi perbaikan pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

(39)

Peneliti mengkondisikan agar kelas tenang, memeriksa pakaian

siswa, mengabsen siswa, memimpin siswa berdoa.

b) Kegiatan awal

Peneliti mengkondisikan siswa dilanjutkan dilanjutkan

apersepsi untuk menjembatani materi pembelajaran yang akan

disampaikan dengan sebuah pertanyaan dari materi pembelajaran

sebelumnya.

c) Kegiatan inti

Pada pertemuan ini, setelah peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran dilanjutkan dengan menjelaskan tentang magnet dengan

tanya jawab. Kemudian peneliti mendemonstrasikan tentang benda

magnetik dan non magnetik. Selanjutnya peneliti membagi kelas

menjadi enam kelompok, setelah itu peneliti menyampaikan skenario

pelaksanaan tugas kelompok. Peneliti membagi lembar kerja dan

masing-masing kelompok disertai media atau alat untuk percobaan

tentang gaya magnet.

Selama kelompok melaksanakan percobaan, peneliti berkeliling

memberi bimbingan pada tiap kelompok hingga waktu yang ditentukan

selesai secara berurutan, masing-masing kelompok menyampaikan

hasil di depan kelas. Sedangkan kelompok yang lain memberikan

tanggapan. Dalam hal ini peneliti sebagai mederator terhadap

(40)

Sampai semua kelompok menyampaikan hasilnya, peneliti

membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran

tersebut.

d) Kegiatan Akhir

Peneliti membagi lembar evaluasi secara individu, selanjutnya

siswa mengerjakan pada lembar jawab yang telah disediakan. Peneliti

melakukan penilaian hasil tes formatif. Peneliti menutup pembelajaran

dengan memberi pekerjaan rumah berupa soal dari materi

pembelajaran pada hari itu.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat di belakang kelas agar

tidak mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Dari hasil

pengamatan, keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah

mengalami peningkatan walaupun hanya beberapa persen. Selama proses

kegiatan pembelajaran, peneliti juga sudah banyak melibatkan siswa untuk

menjawab dan bertanya.

4) Refleksi

Pada siklus pertama ini diketahui pada pembelajaran IPA tentang

mendiskripsikan hubungan gaya, gerak dan energi melaui percobaan (gaya

gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet) diperoleh hasil dari 28 siswa yang

sudah tuntas 20 siswa. Dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran baru

(41)

Namun berdasarkan dari tes formatif dan hasil observasi tersebut,

serta diskusi dengan pembimbing kiranya masih perlu adanya tindakan

pembelajaran untuk siklus kedua.

b. Siklus Kedua

1) Rencana Tindakan

Peneliti membuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran

yang akan digunakan. Dan mempersiapkan lembar kerja siswa, lembar

observasi, serta lembar penilaian. Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti

berdiskusi dengan observer tentang kegiatan yang akan dan harus

dipersiakan.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pra Kegiatan

Peneliti mengkondisikan agar kelas tenang, memeriksa pakaian

siswa, mengabsen kehadiran siswa, memimpin siswa berdoa.

b) Kegiatan Awal

Peneliti mengkondisikan siswa dilanjutkan apersepsi untuk

menjembatani materi pembelajaran yang akan disampaikan dengan

mencocokkan tugas rumah, dan member pertanyaan dari materi

pelajaran pertemuan sebelumnya.

c) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan penjelasan peneliti akan materi

(42)

magnetik dan benda non magnetik kepada siswa secara klasikal

melalui tanya jawab.

Setelah siswa jelas dengan penjelasan peneliti, peneliti

membagi kelas menjadi enam kelompok. Peneliti menyampaikan

tujuan dari kerja kelompok dan skenarionya Peneliti membagi lembar

kerja, selanjutnya siswa mengerjakan lembar kerja tentang benda

magnetik dan non magnetik. Peneliti berkeliling untuk memberikan

bimbingan pada tiap kelompok hingga selesai.

Setelah habis waktu yang ditentukan, masing-masing kelompok

menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara

bergiliran. Kelompok yang tidak maju memberikan tanggapan.

d) Kegiatan Akhir

Peneliti membagi lembar evaluasi secara individu, selanjutnya

siswa mengerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan.

Peneliti melakukan penilaian hasil tes formatif. Peneliti menutup

pelajaran dengan memberi pekerjaan rumah yang berupa soal dari

materi pembelajaran hari ini.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat di belakang kelas agar

tidak mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Dari hasil

pengamatan, keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah

(43)

kegiatan pembelajaran, peneliti juga sudah banyak melibatkan siswa untuk

menjawab dan bertanya.

4) Refleksi

Pada siklus kedua ini, siswa dinyatakan 93% tuntas, dari 28 siswa

ada 26 siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM pada mata pelajaran

IPA tentang mendiskripsikan hubungan gaya, gerak dan energi melaui

percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet). Respon dan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran sedah baik, berdasarkan dari

hasil tes formatif dan hasil observasi, maka pembelajaran pada siklus

kedua ini dinyatakan telah berhasil.

D. PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMENNYA

1. Peubah

Dalam penelitian ini, peubahnya adalah prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA khususnya tentang mendeskripsikan hubungan energy, gaya

dan gerak.

2. Indikator

Peningkatan prestasi belajar IPA dalam mendeskripsikan hubungan

energy, gaya dan gerak dengan menggunakan metode STAD.

3. Jenis Data

Data diperoleh dari skor ulangan.

4. Cara mengumpulkan Data

a. Nilai ulangan IPA tahun 2012

(44)

5. Instrument

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal ulangan

tentang jenis gaya, gaya magnet, benda magnetic dan non magnetic serta

cara-cara membuat magnet.

Jumlah soal adalah 20 soal yang berupa isian untuk siklus 1 dan 20 soal

berupa isian pada siklus 2 yang dideskripsikan dalam kisi-kisi soal yang

telah dibuat.

Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrument

Prestasi

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan

adalah sebagai berikut:

No Peubah Indikator Kondisi

Awal

Kondisi

Akhir Siklus

1 Prestasi

belajar

Rata-rata nilai siswa

dalam mengerjakan soal

65 83

2 Prosentase jumlah siswa

yang mencapai KKM 70

(45)

2. Langkah-langkah Analisis

a. Penyekoran

Benar = 1

Salah = 0

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

1) Kognitif

 Menjelaskan pengertian dari gaya serta fungsinya.

 Mendeskripsikan gaya magnet.

2) Afektif

 Mengelompokkan benda magnetik dan non magnetik.

 Membedakan gaya otot magnetik dan gravitasi.

3) Psikomotor.

 Menunjukkan benda magnetik dan non magnetik.

c. Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus

Jumlah Skor Seluruh Siswa

SR = ---

Jumlah Siswa

d. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus dengan

kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi

atau tidak.

(46)

Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

perbaikan pembelajaan sebagai berikut :

a. Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai sama atau

di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.

b. Apabila sedikitnya 90% siswa dalam kelasnya tuntas belajar dalam arti

mampu menguasai materi IPA kompetensi dasar mendiskripsikan

hubungan antara gaya, gerak, dan energi.

c. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika 90% dari

(47)

29 BAB IV

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Gunungpring 3 Muntilan.

2. Kegiatan penelitian

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan

Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti

menyusun RPP beserta skenario tindakan. Skenario tindakan

mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa

dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan RPP, peneliti menyiapkan

berbagai alat dan bahan yang diperlukan, meliputi : lembar kerja,

lembar pengamatan, dan lembar evaluasi.

Langkah selanjutnya, bersama dengan teman sejawat

menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan kelancaran observasi,

jenis-jenis kegiatan yang harus diobservasi dan lainnya. Setelah ada

kesepakatan, peneliti bersama-sama melaksanakan simulasi perbaikan

(48)

2) Tindakan

a) Pra kegiatan

Peneliti mengkondisikan agar kelas tenang, memeriksa

pakaian siswa, mengabsen siswa, memimpin siswa berdoa.

b) Kegiatan awal

Peneliti mengkondisikan siswa dilanjutkan dilanjutkan

apersepsi untuk menjembatani materi pembelajaran yang akan

disampaikan dengan sebuah pertanyaan dari materi

pembelajaran sebelumnya.

c) Kegiatan inti

Pada pertemuan ini, setelah peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran dilanjutkan dengan menjelaskan tentang magnet

dengan tanya jawab. Kemudian peneliti mendemonstrasikan

tentang benda magnetik dan non magnetik. Selanjutnya peneliti

membagi kelas menjadi enam kelompok, setelah itu peneliti

menyampaikan skenario pelaksanaan tugas kelompok. Peneliti

membagi lembar kerja dan masing-masing kelompok disertai

media atau alat untuk percobaan tentang gaya magnet.

Selama kelompok melaksanakan percobaan, peneliti

berkeliling memberi bimbingan pada tiap kelompok hingga

(49)

kelompok menyampaikan hasil di depan kelas. Sedangkan

kelompok yang lain memberikan tanggapan. Dalam hal ini

peneliti sebagai mederator terhadap penyampaian hasil kerja

kelompok.

Sampai semua kelompok menyampaikan hasilnya, peneliti

membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran tersebut.

d) Kegiatan Akhir

Peneliti membagi lembar evaluasi secara individu,

selanjutnya siswa mengerjakan pada lembar jawab yang telah

disediakan. Peneliti melakukan penilaian hasil tes formatif.

Peneliti menutup pembelajaran dengan memberi pekerjaan

rumah berupa soal dari materi pembelajaran pada hari itu.

3) Observasi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : V / 2

Sekolah :SD Negeri Gunungpring 3 Kecamatan

Muntilan.

Kompetensi Dasar :Mendiskripsikan hubungan antara gerak,

gaya, dan gerak.

(50)

Fokus Observasi :Prestasi belajar siswa terhadap

emplementasi teknik penyajian materi

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

melalui metode STAD.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat di belakang kelas

agar tidak mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran.

Dari hasil pengamatan, keaktifan siswa selama proses

pembelajaran sudah mengalami peningkatan walaupun hanya

beberapa persen. Selama proses kegiatan pembelajaran, peneliti

juga sudah banyak melibatkan siswa untuk menjawab dan

bertanya.

4) Refleksi

Pada siklus pertama ini diketahui pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

gaya, gerak dan energi melaui percobaan (gaya gravitasi, gaya

gesek, dan gaya magnet) diperoleh hasil dari 28 siswa yang sudah

tuntas 20 siswa. Dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran baru

71%.

Namun berdasarkan dari tes formatif dan hasil observasi

tersebut, serta diskusi dengan pembimbing kiranya masih perlu

(51)

b. Siklus Kedua

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pelaksanaan perbaikan

pembelajaran yang akan digunakan. Dan mempersiapkan lembar

kerja siswa, lembar observasi, serta lembar penilaian. Sebelum

pelaksanaan tindakan peneliti berdiskusi dengan teman sejawat

tentang kegiatan yang akan dan harus dipersiakan.

2) Tindakan

a) Pra Kegiatan

Peneliti mengkondisikan agar kelas tenang, memeriksa

pakaian siswa, mengabsen kehadiran siswa, memimpin siswa

berdoa.

b) Kegiatan Awal

Peneliti mengkondisikan siswa dilanjutkan apersepsi

untuk menjembatani materi pembelajaran yang akan

disampaikan dengan mencocokkan tugas rumah, dan member

pertanyaan dari materi pelajaran pertemuan sebelumnya.

c) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan penjelasan peneliti akan

materi pelajaran saat ini. Kemudian menjelaskan tentang

benda-benda magnetik dan benda non magnetik kepada siswa

(52)

Setelah siswa jelas dengan penjelasan peneliti, peneliti

membagi kelas menjadi enam kelompok. Peneliti

menyampaikan tujuan dari kerja kelompok dan skenarionya.

Peneliti membagi lembar kerja, selanjutnya siswa

mengerjakan lembar kerja tentang benda magnetik dan non

magnetik. Peneliti berkeliling untuk memberikan bimbingan

pada tiap kelompok hingga selesai.

Setelah habis waktu yang ditentukan, masing-masing

kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas secara bergiliran. Kelompok yang tidak maju

memberikan tanggapan.

d) Kegiatan Akhir

Peneliti membagi lembar evaluasi secara individu,

selanjutnya siswa mengerjakan pada lembar jawaban yang

telah disediakan. Peneliti melakukan penilaian hasil tes

formatif. Peneliti menutup pelajaran dengan memberi

pekerjaan rumah yang berupa soal dari materi pembelajaran

hari ini.

3) Observasi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : V / 2

Sekolah :SD Negeri Gunungpring 3 Kecamatan

(53)

Kompetensi Dasar :Mendiskripsikan hubungan antara gerak,

gaya, dan gerak.

Waktu Pelaksanaan : Mei s.d September

Fokus Observasi :Prestasi belajar siswa terhadap

emplementasi teknik penyajian materi

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui

metode STAD.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat di belakang kelas

agar tidak mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Dari

hasil pengamatan, keaktifan siswa selama proses pembelajaran

sudah mengalami peningkatan signifikan. Selama proses kegiatan

pembelajaran, peneliti juga sudah banyak melibatkan siswa untuk

menjawab dan bertanya.

4) Refleksi

Pada siklus kedua ini, siswa dinyatakan 93% tuntas, dari 28

siswa ada 26 siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM pada

mata pelajaran IPA tentang hubungan gaya, gerak dan energi

melaui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet).

Respon dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran sedah baik,

berdasarkan dari hasil tes formatif dan hasil observasi tersebut,

maka pembelajaran pada siklus kedua ini dinyatakan telah berhasil.

Jumlah ketuntasan pada kondisi awal 6 siswa atau 21 %,

(54)

71%, dan siklus kedua rata-rata 83 jumlah ketuntasan meningkat

menjadi 26 siswa atau 93%.

Berdasarkan data di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada kondisi awal, siswa belum tuntas sebanyak 22 siswa dari 28

siswa. Keberhasilan baru mencapai 21 %.

2. Pada Siklus 1 siswa belum tuntas 8 siswa dari 28 siswa.

Keberhasilan mencapai 71%.

3. Pada Siklus 2 siswa belum tuntas 2 siswa dari 28 siswa.

Keberhasilan sudah mencapai 93%.

Jumlah partisipasi unjuk kerja siswa dalam proses

pembelajaran IPA untuk tiap siklus, pada kondisi awal terdapat 11

siswa atau 40%, siklus pertama 21 siswa atau 75%, dan pada siklus

kedua mencapai 27 siswa atau 96%.

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pada kondisi awal siswa yang aktif belajar hanya 11 siswa dari

28 siswa atau 40%.

2. Pada siklus pertama siswa yang aktif belajar sebanyak 21 siswa

dari 28 siswa atau 75%.

3. Pada siklus kedua siswa yang aktif belajar sebanyak 27 siswa

dari 28 siswa atau 96%.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam proses

(55)

dan keaktifan belajar siswa, dimana hasilnya menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal ini menumjukkan dampak yang

sangat positif dari diadakannya pembalajaran, untuk lebih jelasnya

dapat dicermati pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan

Pembelajaran IPA Tiap Siklus

No

Observasi Kegiatan Pembelajaran

Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif Banyaknya Prosentase Banyaknya Prosentase 1 Kondisi Awal 11 39% 17 61% 2 Siklus I 21 75% 7 25% 3 Siklus II 27 96% 1 4%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui peningkatan keaktifan atau

unjuk kerja siswa dalam pembelajaran :

1. Dari kondisi awal ke siklus pertama unjuk kerja siswa meningkat 36 %.

2. Dari siklus pertama ke siklus kedua unjuk kerja siswa meningkat 21%.

3. Dari kondisi awal ke siklus kedua unjuk kerja siswa meningkat 57%.

Peningkatan unjuk kerja siswa dalam pembelajaran IPA dengan

metode STAD dalam histogram tergambar :

Gambar 4.1 Histogram Keaktifan dalam Pembelajaran Siswa

0

Studi Awal Siklus I Siklus II

Aktif

(56)

B. HASIL PENELITIAN

Pada siklus pertama diketahui pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan gaya, gerak dan energi

melaui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet) diperoleh

hasil dari 28 siswa yang sudah tuntas 20 siswa. Disamping itu keterlibatan

siswa dalam pembelajaran baru 71%.

Tabel 4.2. Analisis Nilai Evaluasi Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa

Tabel 4.3. Partisipasi Siswa Siklus I

Aktivitas

Keberanian

Menjawab Bertanya Berpendapat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Jumlah Siswa 20 8 17 11 19 9

Namun berdasarkan dari tes formatif dan hasil observasi tersebut, serta

diskusi dengan pembimbing kiranya masih perlu adanya tindakan perbaikan

pembelajaran untuk siklus kedua.

Pada siklus kedua ini, siswa dinyatakan 93% tuntas, dari 28 siswa ada

(57)

tentang hubungan gaya, gerak dan energi melaui percobaan (gaya gravitasi,

gaya gesek, dan gaya magnet). Respon dan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran sedah baik, berdasarkan dari hasil tes formatif dan hasil

observasi tersebut, maka pembelajaran pada siklus kedua ini dinyatakan telah

berhasil.

Tabel 4.4. Analisis Nilai Evaluasi Siklus 2

No Nilai Jumlah Siswa

1 100 0

2 90 12

3 80 13

4 70 1

5 60 2

6 50 0

7 40 0

8 30 0

9 20 0

10 10 0

Jumlah 28

Tabel 4.5. Partisipasi Siswa Siklus 2

Aktivitas

Keberanian

Menjawab Bertanya Berpendapat

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

(58)

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Penelitian di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus

pertama dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum menampakkan hasil

sebagaimana yang diharapkan, yaitu peningkatan interaksi dan nilai test

evaluasi siswa. Pada siklus pertama nilai tuntas belajar siswa baru mencapai

71% atau 20 siswa dari 28 siswa. Kenaikan yang belum signifikan ini karena

masih ada 8 siswa atau 28% yang belum menguasai materi atau belum

mencapai ketuntasan belajar.

Selanjutnya berdasarkan hasil siklus pertama tersebut peneliti melakukan

kegiatan pembelajaran lebih lanjut pada siklus berikutnya, dengan tujuan agar

interaksi pembelajaran, keaktifan siswa, dan nilai test evaluasi siswa semakin

meningkat. Pada siklus kedua terlihat jelas peningkatan hasil belajar siswa

yang tuntas mencapai 26 siswa dari 28 siswa atau 93%. Kenaikan yang

signifikan ini menunjukan bahwa proses kegiatan pembelajaran yang

dilakukan berhasil.Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel. 4.6 Rekapitulasi Nilai Kegiatan Pembelajaran IPA Tiap Siklus

No

Kegiatan

Pembelajaran Siswa yang Tuntas Siswa yang belum Tuntas

Rata-Rata

Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase

1 Kondisi Awal 6 21% 22 79% 46 2 Siklus I 20 71% 8 29% 75 3 Siklus II 26 93% 2 7% 83

Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan ketuntasan

(59)

1. Dari kondisi awal ke siklus pertama terdapat peningkatan ketuntasan

belajar siswa sebesar 50%.

2. Dari siklus pertama ke siklus kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar

sebesar 22%.

3. Dari kondisi awal ke siklus kedua menunjukkan peningkatan ketuntasan

belajar siswa sebesar 72%.

Dari data prosentase ketuntasan belajar hasil dari perbaikan

pembelajara IPA tersebut dapat digambarkan dalam Histogram berikut:

Gambar 4.2 Histogram Prosentase Ketuntasan Belajar Tiap Siklus

Peningkatan hasil belajar pada siklus pertama belum nampak

dikarenakan anak belum mengalami apa yang dipelajarai dari materi

pembelajaran hubungan antara energy, gaya dan gerak. Belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami apa yang dia pelajari, bukan hanya

mengetahui. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap

diterima, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa yang sama.

Sedangkan pada siklus kedua telah menunjukkan kenaikan.

0

Studi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas

(60)

Aktifitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif (Mel

Silbermen, 2002). Dengan berbagai metode yang digunakan dalam

pembelajaran akan lebih memacu siswa untuk aktif mengikuti pelajaran

apabila dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil akan muncul berbagai

pendapat yang memungkinkan akan terjadinya perbedaan-perbedaan. Hal itu

membutuhkan rasa kebersamaan dan mampu membuat siswa memperoleh

pemahaman dan menguasai cara belajar yang tepat untuk dilakukannya.

Dengan demikian proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan

sebanyak dua siklus tersebut berimplikasi pada hasil yang menggembirakan

dan memuaskan, dengan pengggunaan metode STAD dan metode variatif

lainnya, serta didukung media yang lengkap, meningkatkan keaktifan dan

pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan

bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran penting dilaksanakan karena

sangat mendukung dalam meningkatkan pemahaman, keaktifan dan terutama

hasil belajar siswa. Jadi proses kegiatan pembelajaran ini menunjukkan

(61)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana hasil melalui metode STAD (Student Achievement Divisions)

dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3

Kecamatan Muntilan dalam mata pelajaran IPA tentang mendiskripsikan

hubungan antara gaya, gerak dan energi?”. Penelitian ini bertujuan :

mengetahui bagaimana hasil melalui metode STAD dapat meningkatkan

presatasi belajar pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan

Muntilan dalam mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan hubungan antara

gaya, gerak dan energi.

Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut : Penggunaan metode STAD dalam pembelajaran dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA tentang mendeskripsikan hubungan energi,

gaya, dan gerak pada siswa kelas V SDN Gunungpring 3 Kecamatan

Muntilan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan penulis,

maka terdapat beberapa saran :

a. Saran untuk peneliti lebih lanjut

Dalam penelitian ini ada yang mungkin berpengaruh kedalam

(62)

lebih lanjut sebaiknya efek variabel ini diminimalkan. Mengingat

pelaksanaan ini dalam dua siklus, maka peneliti atau guru lain diharapkan

untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan.

b. Saran untuk penerapan hasil

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam metode STAD

merupakan salah satu metode yang terbukti efektif dapat meningkatkan

pembelajaran, membangkitkan motivasi, interaksi, dan prestasi belajar

sehingga metode ini perlu diterapkan untuk mata pelajaran lain karena

mampu membantu guru mengaitkan materi ajar dengan pengalaman nyata.

Karena dengan keaktifan siswa akan lebih mengerti tentang apa makna

belajar sebenarnya, apa manfaat belajar, dalam status apa mereka, dan

bagaimana mencapainya.

c. Bagi Guru

Guru dapat berkarya dengan mengembangkan dan menerapkan

metode pembelajaran inovatif yang dapat mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan

prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.

d. Bagi Siswa

Siswa dituntut untuk lebih aktif dan berusaha membangkitkan

motivasi instrinsiknya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga

(63)

e. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengembangkan diri dan senantiasa berinovasi dalam pembelajaran

dengan mengadakan penelitian tindakan kelas. Sehingga pembelajaran di

sekolah akan lebih inovatif dan menyenangkan serta iklim belajar lebih

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Aprilia, 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5: Untuk SD dan MI kelas 5. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, suharsini, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azmiyati, Choiril, 2008. IPA salingtemas : Untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Budi, kartika. 1992. Makalah-makalah Bidang Studi IPA. Yogyakarta : IKIP

Sanata Dharma.

Choirul, Amin. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 5 : Untuk SD dan MI Kelas V.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, 2007. Silabus

(Lampiran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah : Magelang.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) Untuk Satuan

Pendidikan Dasar / MI (Semester I dan II). Jakarta : Cipta Jaya.

Furchan, h.Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

pustaka Pelajar.

Ikhwan, S.D.2009. ilmu Pengetahuan Alam 5 : Untuk SD dan MI Kelas V.

(65)

Iskandar, Rini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV.

Maulana Haryono. 2004 sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga.

Hariyanto, 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V, Erlangga.

Mell Siberman (DR. Komarudin Hidayat), 2002. Active Learning, Cooperative

Learning. Yapendis Yogyakarta.

Abdullah Ali. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ahmad Sabri. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat: PT.

Ciputat Press

Ari Widodo, Sri Wuryastuti. Dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Bandung :Upi

Press

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan

Tinggi

E. Mulyasa.2004. Implementasi kurikulum 2004, panduan Pembelajaran KBK.

Bandung : PT. Remaja Rusda Karya.

Etin Solihatiin. 2006. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara

Harlina Yeti. 2008. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Biologi di SMPN 2 Gunung Talang. Padang : Universitas

Negeri Padang

Haryanto.2007. Sains untuk SD Kelas IV. Jakarta : Erlangga

Heri Sulistyanto, dkk. 2008. Ilmu pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan

Depdiknas

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel  3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 4.1  Rekapitulasi Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang ditawarkan oleh sekolah alam Baturraden kepada pelanggan merupakan produk yang secara global dapat direalisasikan dalam visi sekolah tersebut yakni

sustainability in our three pillars of energy resources, energy services and energy infrastructure, also carries out the roles of mentor to communities and steward of

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

terhadap Keputusan Nasabah menggunakan Rekening Ponsel CIMB Niaga.. di

Pada switch pilih mode Ω.· Tekan push button.· Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi

Implementation /Implementasi, meliputi validasi angket bahan ajar Biologi Sel oleh para ahli yang melibatkan satu orang ahli isi matakuliah Biologi Sel, satu orang ahli media