SKRIPSI
Oleh:
RIANTI
NIM: 105731113417
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
PENGARUH RISIKO PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KESEMPATAN BERTUMBUH TERHADAP RELEVANSI
NILAI LABA AKUNTANSI (Studi pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)
SKRIPSI
Disusun Dan Diajukan Oleh
RIANTI
NIM: 105731113417
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021 M/1441 H
iii
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
Q.S. al- Mujadalah ayat 11
PERSEMBAHAN
“Puji syukur kepada ALLAH SWT atas Ridoh-Nya serta karunia sehingga skeipsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillah Rabbil’alamin”
Skripsi ini kupersembahakan untuk kedua orangtua tercinta Orang-orang yang saya saying dan almamaterku
PESAN DAN KESAN
“Hidup ini tidak akan berubah, jika tidak ada tindakan yang berbeda! Maka dari itu dengan niat, tekad dan bersemagat untuk melakukan tindakan”
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis curahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage, dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi ( Studi pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)”. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada syafaatnya di akhir masa.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepa- da kedua orang tua penulis bapak baharuddin dan ibu sumiati. Dan saudara-saudara ku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengor- banan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang te- lah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang ke- hidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi – tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
2. Bapak Dr. Andi Jam’an, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Mira, SE., M.Ak.,Ak selaku PLT ketua program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak. CA. CSP, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Sahrullah, SE.,M.Ak, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak / Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Teristimewa dan terutama penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Baharuddin dan Ibu Sumiati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus dan tanpa pamrih.
9. Saudara – saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini.
10. Sahabat dan rekan – rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Akuntansi angkatan 2017 yang selalu bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
11. Terima kasih teruntuk sahabat saya Grup Silo (Azura, A. Fitri Rezki Ramadhani, Rianti, Andi Tenrioji Yandang, Hardianti, Asrullah, Rian
ix
Purnawan dan Yusuf Yasman) yang selalu memberikan semangat dan selalu ada jika saling membutuhkan.
12. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikan mereka dan selalu memberikan berkah-Nya. Penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa penyusunan dari skripsi ini masih belum sempurna dan pastinya ada kekurangan, kesempurnaan hanya ada pada Allah SWT semata.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi kebaikan skripsi ini kedepannya. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca dan di lingkungan akademis.
Makassar, 02 September 2021
Penulis
Rianti
x
ABSTRAK
RIANTI, tahun 2021, Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage, dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Relevensi Nilai Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiaya Makassar, Dibimbing oleh Pembining Bapak Ismail Badollahi Dan Bapak Sarullah.
Tujuan penelitian untuk menganalisis dan mengetahui Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage, dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Relevensi Nilai Akuntansi. Sampel ini diambil dari Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 jumlah sampel sebanyak 55. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan Jenis penelitian ini bersifat kuantiatif yang diperoleh dari Laporan Keuangan dari Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016- 2020. Metode analisis dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Linear Berganda.
Hasil dari penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Sciense (SPSS) Versi 23 mengenai Pengaruh Resiko Perusahaan, Leverage, dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Relevensi Nilai Akuntansi, maka penulis menarik penting berdasarkan Uji t yang telah dilakukan bahwa Risiko Perusahaan berpengaruh Negatif dan tidak Signifikan terhadap Relevansi Nilai Laba, Leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap relevnasi nilai laba. Dan kesempatan bertumbuh berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Relevansi Nilai Laba.
Kata kunci: Risko Perusahaan, Leverage, Kesempatan Bertumbuh, dan Relevnasi Nilai Laba
xi
ABSTRACT
RIANTI, 2021, The Effect of Corporate Risk, Leverage, and Growth Opportunities on the Relevance of Accounting Values, Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiaya University Makassar, Supervised by Supervisors Mr. Ismail Badollahi and Mr. Sarullah.
The purpose of this study is to analyze and determine the effect of corporate risk, leverage, and growth opportunities on accounting value relevance. This sample was taken from the Food and Beverage Subsector Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2020 period with a total sample of 55. The sampling technique in this study was a purposive sampling method and this type of research was quantitative obtained from the Financial Statements of the Manufacturing Company Subsector. Food and Beverages Listed on the Indonesia Stock Exchange 2016-2020 Period. The method of analysis in this study is the Multiple Linear Analysis Method.
The results of the study show data using statistical calculations through the application of Statistical Package For The Social Science (SPSS) Version 23 regarding the Effect of Corporate Risk, Leverage, and Growth Opportunities on Accounting Value Relevance, so the author draws an important conclusion based on the t-test that has been done that Company Risk Negative and insignificant effect on the Relevance of Earnings Value, Leverage has a positive and insignificant effect on the relevance of earnings value. And the opportunity to grow has a Positive and Significant effect on the Relevance of Profit Value.
Keywords: Company Risk, Leverage, Growth Opportunity, and Profit Value Relevation
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
MOTTO ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitia ... 9
1. Manfaat teoritis ... 9
2. Manfaat praktis ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Kajian Teori ... 11
1. Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 11
2. Teori Pasar Efesien ... 12
B. Laporan Keuangan ... 13
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 13
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 15
3. Bentuk Laporan Keuangan ... 17
C. Risiko Perusahaan ... 19
D. Leverage ... 22
1. Pengertian Leverage ... 22
2. Tujuan Dan Manfaat Rasio Leverage ... 23
3. Jenis-Jenis Pengukuran Rasio Leverage ... 24
xiii
E. Kesempatan Bertumbuh (Growth Opportunity) ... 27
F. Relevansi Nilai Laba Akuntansi ... 28
G. Penelitian Terdahulu ... 33
H. Kerangka Konsep ... 37
I. Hepotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Jenis Penlitian ... 42
B. Lokasi Dan Tempat Penelitian ... 42
1. Lokasi penelitian ... 42
2. Tempat penelitian ... 43
C. Definisi Oprasional Variabel Dan Pengukuran ... 43
1. Variabel Independen (Bebas) ... 43
2. Variabel Dependen (Terikat) ... 45
D. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 45
1. Populasi Penelitian ... 45
2. Sampel Penelitian ... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 48
F. Teknik Analisis... 48
1. Uji Asumsi Klasik ... 49
2. Uji Analisis Regresi Berganda ... 51
3. Uji Hipotesisi ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
B. Hasil Penelitian ... 61
1. Hasil Statistik Deskriptif ... 61
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 64
a. Uji Normalitas ... 64
b. Uji Heteroskedastisitas ... 66
c. Uji Multikolinearitas ... 68
3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 69
4. Hasil Uji Hipotesis ... 70
a. Uji T (Uji Simultan) ... 70
b. Uji Kofisien Determinasi ... 72
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
xiv
BAB V PENUTUP ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
LAMPIRAN ... 83
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Table 2.1 penelitan terhahulu ... 33
Table 3.1 kriteria penarikan sampel penelitian ... 46
Table 3.2 Daftar sampel penelitian ... 47
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 61
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 64
Table 4.3 Hasil Uji heteroskedastisitas ... 66
Tabel 4.4 Hasil Uji multikolinearitas ... 68
Tabel 4.5 Hasil uji Regresi Linear Berganda ... 69
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik T ... 71
Tabel 4.7 Hasil uji Kofisien Determinasi (R2) ... 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Penelitia ... 37 Gambar 4.1 Uji normalitas data dengan probability plot ... 65 Gambar 4.2 Uji heteroskedastisitas data dengan scatter plot ... 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi perusahaan ... 84
Lampiran 2 Daftar Sampel perusahaan ... 85
Lampiran 3 Harga Saham Harian Tahun 2020 ... 86
Lampiran 4 Perhitungan Rit Tahun 2020 ... 86
Lampiran 5 Harga Saham Harian Tahun 2019 ... 87
Lampiran 6 Perhitungan Rit Tahun 2019 ... 87
Lampiran 7 Harga Saham Harian Tahun 2018 ... 88
Lampiran 8 Perhitungan Rit Tahun 2018 ... 88
Lampiran 9 Harga Saham Harian Tahun 2017 ... 89
Lampiran 10 Perhitungan Rit Tahun 2017 ... 89
Lampiran 11 Harga Saham Harian Tahun 2016 ... 90
Lampiran 12 Perhitungan Rit Tahun 2016 ... 90
Lampiran 13 IHSG HarianTahun 2020 ... 91
Lampiran 14 Perhitungan Rmt Tahun 2020 ... 91
Lampiran 15 IHSG HarianTahun 2019 ... 92
Lampiran 16 Perhitungan Rmt Tahun 2019 ... 92
Lampiran 17 IHSG HarianTahun 2018 ... 93
Lampiran 18 Perhitungan Rmt Tahun 2018 ... 93
Lampiran 19 IHSG HarianTahun 2017 ... 94
Lampiran 20 Perhitungan Rmt Tahun 2017 ... 94
Lampiran 21 IHSG HarianTahun 2016 ... 95
Lampiran 22 Perhitungan Rmt Tahun 2016 ... 95
Lampiran 23 Perhitungan Unexpected Earning ... 99
xviii
Lampiran 24 Perhitungan Risiko Perusahaan Tahun 2020 ... 97
Lampiran 25 Perhitungan Risiko Perusahaan Tahun 2019 ... 97
Lampiran 26 Perhitungan Risiko Perusahaan Tahun 2018 ... 98
Lampiran 27 Perhitungan Risiko Perusahaan Tahun 2017 ... 98
Lampiran 28 Perhitungan Risiko Perusahaan Tahun 2016 ... 99
Lampiran 29 Perhitungan Leverage Tahun 2020 ... 100
Lampiran 30 Perhitungan Leverage Tahun 2019 ... 100
Lampiran 31 Perhitungan Leverage Tahun 2018 ... 100
Lampiran 32 Perhitungan Leverage Tahun 2017 ... 101
Lampiran 33 Perhitungan Leverage Tahun 2016 ... 101
Lampiran 34 Perhitungan Kesempatan Bertumbuh Tahun 2020 ... 102
Lampiran 35 Perhitungan Kesempatan Bertumbuh Tahun 2019 ... 103
Lampiran 36 Perhitungan Kesempatan Bertumbuh Tahun 2018 ... 104
Lampiran 37 Perhitungan Kesempatan Bertumbuh Tahun 2017 ... 105
Lampiran 38 Perhitungan Kesempatan Bertumbuh Tahun 2016 ... 106
Lampiran 39 Perhitungan Relevansi Nilai Akuntansi Tahun 2020 ... 107
Lampiran 40 Perhitungan Relevansi Nilai Akuntansi Tahun 2019 ... 107
Lampiran 41 Perhitungan Relevansi Nilai Akuntansi Tahun 2018 ... 107
Lampiran 42 Perhitungan Relevansi Nilai Akuntansi Tahun 2017 ... 108
Lampiran 43 Perhitungan Relevansi Nilai Akuntansi Tahun 2016 ... 108
Lampiran 44 Keseluruhan Data Penelitian ... 109
Lampiran 45 Output Hasil SPSS ... 111
Lampiran 46 Titik Presentase Distribusi T, D.F.= 1-200 ... 115
Surat Balasan Penelitian ... 121
Hasil Turnitin ... 122
xix
Biografi Penulis ... 132
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal penting yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak internal dan eksternal suatu perusahaan, serta merupakan ringkasan dari proses transaksi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan kinerja suatu perusahaan, dalam kondisi baik atau buruk. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan harus mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya agar dapat bermanfaat bagi pemakainya. Informasi Keuangan Berguna adalah informasi yang relevan dengan kebutuhan pengambilan keputusan (Syarifulloh, 2015).
Menurut (Sunramanyam 2018:15) Laporan keuangan yang berisi informasi tentang rencana bisnis perusahaan, analisis lingkungan, dan strategi bisnis perusahaan dapat ditemukan di luar analisis laporan keuangan tradisional. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan bagian penting dalam memberikan informasi mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan yang membantu pengambilan keputusan investasi.
Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan perusahaan adalah informasi laba. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No 1, pendapatan atau laba adalah sebuah komponen keuangan adalah pusat perhatian dan dasar pengambilan keputusan misalnya pihak terkait digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan atau kinerja manajer dan aturan dasar dividen. Informasi berguna Pengambilan keputusan harus ada kualitas relevansi dan reliabilitas. Satu Indeks Informasi akuntansi
yang relevan adalah investor itu saat mengumumkan informasi hal tersebut dapat dilihat dari tren harga sekuritas.
Menurut (Dwi dan siregar 2018:38) Relevansi digunakan untuk kegunaan informasi dalam pengambilan keputusan. Informasi relevan ketika mempengaruhi keputusan keuangan pengguna untuk mendukung peristiwa masa lalu, sekarang, atau masa depan dan untuk meninjau atau meningkatkan hasil masa lalu.
Di dalam literatur akuntansi, salah satu topik popular yang selalu dibahas oleh peneliti ialah bagaimana hubungan angka–angka dalam laporan keuangan dengan harga saham. Hubungan laporan keuangan dan harga saham merupakan sebuah kajian kasik yang disebut relevansi nilai ( Alfraih, 2016). Jadi relevansi menunjukkan infirmasi yang berasal dari proses akuntansi seharusnya digunakan untuk pengunaan pengambilan keputusan invesatasi.
Relevansi informasi dari laporan keuangan untuk modal perusahaan di pasar keuangan merupakan salah satu isu utama penelitian di bidang akuntansi. Dengan demikian, relevansi nilai adalah ketika pasar menggunakan nilai sampel pada tanggal yang berbeda dari akhir tahun fiskal.
Berkenaan dengan relevansi nilai, bertujuan untuk menentukan nilai buku ekuitas suatu perusahaan.
Korelasi nilai adalah akuntansi laporan keuangan dengan model prediksi yang terkait dengan nilai pasar sekuritas. Konsep relevansi nilai tidak dapat dipisahkan dari standar standar akuntansi keuangan yang relevan, karena jika jumlah yang dilaporkan mencerminkan informasi terkait penilaian perusahaan maka jumlah angka akuntansi akan relevan.
Earning Response Coefficiensit adalah ukuran pengembalian abnormal retur atas ekuitas sebagai respons terhadap komponen rejeki laba kejutan (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut. (Noviandri, 2020). Earning Response Coefficiensit adalah koefisien yang dirancang untuk mengukur pengembalian yang diharapkan dari investasi investor berdasarkan laba yang dilaporkan.
Earning Response Coefficiensit berguna bagi investor dalam analisis fundamental dan model penelitian untuk menemukan respon pasar terhadap informasi laba perusahaan.
Earning Response Coefficiensit merupakan koefisien yang diturunkan dari regresi antara harga saham dan pendapatan akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah convertible excess return (CAR), dan representatif dari return tersebut adalah expected return (UE) (Muktar, 2019).
Semakin tinggi tingkat Earning Response Coefficiensit, semakin tinggi pula return saham yang diharapkan. Dengan menggunakan Earning Response Coefficiensit investor dapat lebih mudah mengambil keputusan investasi di perusahaan karena dapat melihat besarnya return yang akan diterimanya.
Dalam naik turungnya harga saham yang tidak normal yang disebebkan oleh keuntungan yang dihasilkan oleh pasar modal merupakan fenomenah yang menarik di bahas. Fenomena yang berkaitan dengan relevnsi nilai laba akuntansi di perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Mayora Indah tbk (MYOR) meraih laba bersi sebesar Rp 807 miliar di tahun 2019 mengalami penigkatan sebesar 10% (YOY) dibandigkan laba bersi yang di tahun 2018 sebesar Rp 735.8 miliar. Berdasrkan data laporan
keuangan bursa efek Indonesia, realisasi laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan perseroan, pendapatan perseroan mengalami penigkatan sebesar 93.7% atau mengalami penigkatan sebesar Rp 966 miliar sedangkan pendapatan perseroan di tahun 2018 sebesar Rp 24.06 miliar. Penjualan terebesar adalalah penjualan ekspor tahun 2019 sebesar 57. 5 % sekitar Rp 5.1 triliun sedangkan tahun 2018 sebesar Rp 4.8 triliun. Penjualan lokal tahun 2019 mengalami penigkatan sebesar 42.5% sekitar Rp 6.9 triliun dan di tahun 2018 sebesar Rp 5.9 triliun. Harga saham MYOR mengalami penurunan dari 3100 an menjadi 2100, dan harga saham terun sebesar 30%. Berdasarkan pemberitaan di atas, telah terjadi fenomena laba PT Mayora Indah tbk (MYOR) pada tahun 2019 meningkat sekitar 10%, namun reaksi pasar terlihat dengan harga saham yang mengalami penurunan sebesar 30% ( www.idx.co.id ).
Dapat dilihat dari fenomena di atas bahwa laba dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba tidak selalu diimbangi dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya, saat laba meningkat, harga saham bisa turun. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investor berdasarkan informasi pendapatan biasanya tercermin dari perilaku pelaku pasar yang disebut dengan reaksi pasar.
Menurut (Scott, 2006:148). Relevansi nilai dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur respon pasar terhadap informasi laba perusahaan.
Relevansi nilai setiap sekuritas mungkin berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk risiko perusahaan, leverage, dan kesempatan pertumbuhan.
Risiko sistematik tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi portofolio, karena risiko sistematik juga dapat dipengaruhi oleh faktor makro
yang mempengaruhi pasar, seperti nilai tukar mata uang asing, perubahan suku bunga, resesi ekonomi, kebijakan pemerintah, dll. Risiko sistematik dapat diukur dengan beta, dimana beta sama dengan 1 untuk menunjukkan bahwa harga saham berubah dengan perubahan pasar (Basuki, Nahar, dan Ridho, 2017).
Bagi perusahaan dengan risiko sistematik yang rendah, investor akan memberikan respon positif terhadap saham perusahaan ketika return diumumkan, sehingga meningkatkan nilai koefisien respon return perusahaan.
Sebaliknya, jika risiko sistematik tinggi, nilai koefisien respon pengembalian akan rendah (Jumaidi dan Rijal, 2018). Jika perusahaan berisiko tinggi, hal ini akan membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan dan Purwanto (2017) dan Chandra dan Tundjung (2020) menunjukkan bahwa resiko sistematis tidak berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficien. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Sufiyanti (2015) menunjukkan bahwa resiko sistematik berpengaru signifikan terhadap earning response coefficien.
Leverage digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan sumber pendanaan untuk meningkatkan imbal hasil pemilik. Leverage akan meningkatkan keberhasilan manajemen (keuntungan) dan kegagalan (kerugian). Utang yang berlebihan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mencari peluang keuntungan.
Perusahaan akan fokus pada risiko yang timbul dari hutang yang berlebihan,
yang akan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mencari peluang untuk mencari keuntungan (Dewi dan Putra 2017).
Leverage mengacu pada penggunaan sumber dana dengan biaya tetap, dan diharapkan akan memberikan keuntungan tambahan yang lebih besar daripada biaya tetap, sehingga meningkatkan keuntungan pemegang saham. Dibandingkan dengan perusahaan dengan hutang yang lebih kecil, perusahaan dengan hutang yang lebih besar memiliki kecenderungan untuk melanggar perjanjian hutang.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adam, Nurdin dan Imam (2019), Natalia dan Ratnadi (2017), Lisdawati, Mulyadi dan Hermiyrtti (2016) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficien.
Kesempatan bertumbuh (Growth opportunities) digunakan sebagai panduan pertumbuhan untuk mengkategorikan pertumbuhan atau kegagalan perusahaan. Karena kepastian imbal hasil di masa depan, investor akan lebih tertarik menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan tersebut.
Kesempatan bertumbuh menjelaskan peluang pertumbuhan masa depan perusahaan jika suatu perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi maka dapat dikatakan respon pasarnya positif. Potensi pertumbuhan suatu perusahaan merupakan harapan investor untuk mendapatkan keuntungan atau keuntungan di masa yang akan datang. Mengatakan bahwa perusahaan (Growth opportunities) dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan laba perusahaan (Angela dan Iskak: 2020).
Hasil penelitian Suardana dan Ida (2018) dan Fitriah (2020) menemukan bahwa peluang pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan
terhadap koefisien reaksi pendapatan. Berbeda dengan penelitian Indriaty &
Tania (2018) dan Farizky (2016), ditemukan bahwa peluang pertumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap relevansi nilai laba.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sinyal dan teori pasar efesien. Teori sinyal dalam akuntansi digunakan untuk menilai adanya informasi privat. Informasi yang dikeluarkan sebagai pengumuman adalah untuk investor untuk membuat keputusan investasi. Jika pengumuman berisi nilai positif, pasar diharapkan bereaksi setelah pengumuman diterima pasar. Teori sinyal adalah sejenis pemikiran, salah satunya memiliki Informasi yang melekat pada satu pihak dikomunikasikan kepada pihak lain. Teori tersebut didasarkan pada terjadinya asimetri informasi, yaitu terjadinya penyimpangan dari informasi yang sempurna (Fauzan dan Purwanto, 2017).
Teori pasar efesien adalah pasar dimana harga saham semua sekuritas yang di perdagangkan yang mencerminkan semua informasi yang tersedia di masa lalu (misalnya laba usaha tahun lalu), masa kini (misalnya rencana kenaikan deviden tahun ini), serta informasi masa yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar dari pasar yang mempengaruhi harga (Awuy, Sayekti dan Purnamawati, 2016).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui dan menganggap bahwa relevansi nilai laba akuntansi masih menjadi objek penelitian yang penting dan menarik, karena relevansi nilai laba akuntansi dalam laporan keuangan membantu untuk memenuhi kebutuhan laporan akuntansi dalam mengambil Proses keputusan investasi.
Dari latar belakang yang di urikan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage, dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Relevensi Nilai
Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar berpengaruh risiko perusahaan terhadap relevansi nilai laba pada pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?
2. Seberapa besar berpengaruh leverage terhadap relevansi nilai laba pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?
3. Seberapa besar berpengaruh kesempatan bertumbuh terhadap relevansi nilai laba akuntansi pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh risiko perusahaan terhadap relevansi nilai laba pada pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh leverage terhadap relevansi nilai laba pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesempatan bertumbuh terhadap relevansi nilai laba akuntansi pada perusahaan manufaktur subindustri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana untuk penulis untuk mengembangkan penalaan dan membentuk pola pikir ilmia dengan melalui ilmu akuntansi yang telah di pelajari dalam perkuliahan, kemudian diharapkan penelitian ini memberikan pegetahuan dan pengalaman baru bagi penulis mengenai keuangan. Serta dapat menerapkan dalam penelitian ini.
b. Bagi Universitas
Diharapkan dalam penelitian ini dapat menjadi penambahan referensi dan pedoman bagi institusi di perpustakaan Universitas Muhammadiayah Makassar menambah informasi serta penegtahuan untuk minat pembaca mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, kususnya mahasiswa program studi akuntansi.
c. Bagi Penelitian Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan referensi bagi semua pihak yang terkait dengan masalah serupa, serta penelitian lebih lanjut tentang topik yang sama.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan aktif dan meletakkan dasar pemikiran ke depan, serta diharapkan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan oprasional terkait dengan risiko perusahaan, leverage, kesempatan bertumbuh, dan relevansi nilai laba akuntansi.
b. Bagi Penulis
Diharapkan hasil penelitian ini tidak hanya menambah wawasan tentang metode yang berkaitan dengan akuntansi keuangan dan menambah pengetahuan, tetapi juga relevansi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, terutama risiko perusahaan, leverage, dan kesempatan bertumbuh terhadap relevansi nilai laba akuntansi merupakan persyaratan untuk menempuh ujian sarjana ekonomi pada mata kuliah akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Unismuh.
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal digunakan dalam akuntansi untuk menilai keberadaan informasi pribadi. Informasi yang dikeluarkan sebagai iklan adalah bagi investor untuk membuat keputusan investasi. Jika iklan memiliki nilai positif, maka pasar diharapkan bereaksi setelah pasar menerima iklan tersebut. Teori sinyal adalah jenis penalaran, salah satunya berisi informasi yang terkait dengan satu ujung yang dikomunikasikan ke ujung lainnya.
Teori tersebut didasarkan pada terjadinya asimetri informasi, yaitu terjadinya penyimpangan dari informasi yang lengkap (Fauzan dan Purwanto, 2017).
Dalam teori siyal memiliki dua jenis informasi, pertama informasi yang baik memberikan silayal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan adanya kesempatan masa depan yang baik bagi perusahaan (good news), kedua jida informasi yang diberikan berupa penurunan terhadap laba perusahaan maka kondisi ini disebut (bed news) (Angela dan iskak, 2020).
Informasi menggambarkan unsur yang berguna bagi investor dan pelaku bisnis karena memberikan informasi, catatan, atau penjelasan tentang kondisi masa lalu, sekarang, atau masa depan dan kondisi pasar sekuritas untuk kelangsungan hidup industri. Melakukan. Investor pasar modal membutuhkan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu
sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Natalia dan Ratnadi, 2017)
Jika pengumuman tersebut bernilai positif, pasar diharapkan bereaksi setelah menerima pengumuman tersebut. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal yang baik (good news) bagi prospek masa depan perusahaan, dan membuat investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, sehingga mencerminkan reaksi pasar melalui perubahan harga saham. Hubungan antara rilis laporan keuangan, status keuangan, sosial politik dan informasi lainnya dengan fluktuasi harga saham dapat dilihat dari efisiensi pasar.
2. Teori Pasar Efesien
Menurut (Jogiyanto, 2015) mengemukakan bahwa bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau kembali dalam hal ketersediaan informasi dan kompleksitas pelaku pasar yang membuat sebuah keputusan. Pasar yang efektif pasar hanya informasi pasar efektif. Dalam hal kompleksitas pelaku pasar, pasar yang efektif membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut untuk pengambilan keputusan pasar yang efisien.
Menurut (Jogiyanto, 2015), menjelaskan bahwa studi peristiwa adalah studi Pelajari reaksi pasar terhadap peristiwa (events) pada informasinya Dirilis sebagai pengumuman. Penelitian acara juga dapat digunakan Uji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Lebih khusus lagi, penelitian Investigasi insiden, respons pasar terhadap konten informasi Pengumuman acara tertentu.
Teori pasar efesien adalah pasar dimana harga saham semua sekuritas yang di perdagangkan yang mencerminkan semua informasi
yang tersedia di masa lalu (misalnya laba usaha tahun lalu), masa kini (misalny dividen yang direncanakan meningkat tahun ini), dan informasi masa depan, yaitu opini atau opini rasional yang mempengaruhi spread harga dari pasar. Artinya jika pasar telah efesien dan semua informasi yang tersedia bias didaptkan oleh semua pihak dengan mudah dan dengan biaya yang murah, maka bentuk harga keseimbangan, sehingga tidak ada seorang investorpun yang menproleh abnormal retur dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya (Awuy, Sayekti dan Purnamawati, 2016).
Teori pasar efektif dibagi menjadi tiga bentuk: pasar efektif lemah, pasar efektif setengah kuat, dan pasar efektif kuat. Bentuk lemah dalam harga saham mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah harga sekuritas di masa lalu, seperti saham dan volume perdagangan. Jika harga saham yang terjadi mencerminkan informasi yang dirilis ke pasar, seperti informasi laba perusahaan dan pengumuman dividen yang disebarluaskan kepada masyarakat, maka pasar efektif berada dalam bentuk semi kuat. Pada saat yang sama, jika pasar melihat semua informasi harga dan informasi yang tidak terungkap, maka pasar efektif berada dalam bentuk kuat.
B. Laporan keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Menurut PSAK Nomor. 1 tahun 2014 menjelsakan kalau laporan keuangan merupakan sesuatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan serta kinerja keuangan suatu entitas. Menurut (Kasmir2010: 66), Laporan keuangan ialah kewajiban tiap perusahaan membuat serta melaporkannya
pada suatu periode tertentu. Menurut (IAI, 2009), Laporan keuangan memiliki tujuan buat membagikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan yang berguna untuk sebagian besar golongan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi dan menampilkan pertanggungjawaban manajemen atas pemakaian sumber energi yang dipercayakan pada mereka.
Menurut (Hery, 2016) mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi dan dapat digunakan sebagi alat untuk mengkomunikasikan data keuangan dan aktivitas perusahaan kepada pemangku kepentingan.
Menurut (Darmawan, 2020) laporan keuangan merupakan catatan yang ditulis untuk memberikan informasi tentang kegiatan dan keadaan keuangan perusahaan yang dibagi menjadi empat komponen utama.
Maksud dari laporan keuangan yaitu dapat memberikan informasi keuangan perusahaan yang jelas dan seringkas mungkin untuk perusahaan dan bagi pihak diluar perusahaan.
Laporan keuangan harus disajikan secara akurat, rinci, akuntabel, dan transparan. Dalam kegiatan tersebut, semua transaksi dicatat dalam pembukuan dan dibuat laporan keuangan yang dapat dikenali oleh direksi.
Kemudian Anda perlu menganalisis laporan sehingga Anda dapat mengidentifikasi situasi, pertumbuhan, dan kinerja keuangan setiap tahun.
Analisis ini memberi Anda gambaran tentang pertumbuhan bisnis Anda sekarang maupun dari waktu ke waktu.
Laporan keuangan juga menampilkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas pemakaian sumber energi yang dipercayakan kepada
mereka. Laporan keuangan umumnya siap disajikan 7 hari sehabis tutup bulan serta 30 hari sehabis tutup tahun. Laporan keuangan yang sudah diaudit umumnya tersaji 3 bulan sehabis tutup tahun. Laporan keuangan disusun dengan anggapan kalau, ialah:
1) perusahaan masih hidup serta terus hidup( going concern), kalau perusahaan menjalankan usahanya buat jangka waktu terus menerus serta tidak niat untuk buat menghentikan usaha
2) perusahaan selaku unit ekonomi yang terpisah dari owner, industri merupakan sesuatu unit yang terpisah dari pemiliknya.
3) Stabilitas nilai uang, kalau nilai uang normal dari waktu ke waktu sehingga nilai yang tertera dalam laporan keuangan ialah representasi yang benar atas kekayaan perusahaan.
4) Dasar akrual, laporan keuangan disusun dengan dasar pengaruh transaksi yang diakui pada dikala peristiwa (dimana hak serta kewajiban mencuat), bukan pada dikala kas diterima.
5) Kegiatan perusahaa bisa dipecah bersumber pada waktu, misalnya bulanan, tahunan walaupun perusahaan hidup terus tanpa henti.
2. Tujuan laporan keuangan
Menurut (Dwi Martani, 2018) Penggunaan laporan keuangan mencakup investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok kreditur lain, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat umum. Para pengguna ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan informasi, antara lain:
1) Investor harus mengevaluasi entitas dan kemampuan entitas untuk membayar dividen di masa depan dan investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual entitas.
2) Karyawan harus menentukan kemampuannya dalam memberikan bonus, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3) Penanggung harus mengetahui kesanggupan untuk membayar kembali utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan untuk memberikan pinjaman.
4) Pelanggan untuk bisnis yang dapat menikmati hidupnya.
5) Pemasok dan kreditur lainnya harus menentukan kemampuan fasilitas untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
6) Pemerintah harus mengevaluasi bagaimana sumber daya dialokasikan.
7) Masyarakat mengevaluasi arah perkembangan kemakmuran entitas.
Menurut SAK No.1, Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang kondisi keuangan, hasil operasi dan perubahan kondisi keuangan suatu perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh banyak pemakai. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh unit bisnis harus sesuai dengan aturan akuntansi dan pelaporan keuangan. Untuk tujuan ini, profesi akuntansi telah menjadi dasar akuntansi dan pelaporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan menurut (Bahri, 2016) adalah penyediaan informasi tentang aset bersih perusahaan, posisi keuangan dan hasil operasi yang sebagian besar pengguna laporan keuangan akan berguna dalam membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan tanggung
jawab manajemen untuk menangani sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.
Agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan, dua kualitas utama, yaitu relevansi dan keandalan harus dipenuhi.
Informasi yang relevan dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk membuat prediksi tentang hasil akhir dari peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan.
Dalam hal ini berarti, informasi akuntansi memiliki nilai prediktif.
Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik yang membantu penggunaan laporan keuangan untuk mengkonfirmasi ekspektasi sebelumnya. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut ada untuk pengambilan keputusan sebelum ia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusannya.
3. Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Darmawan (2020), laporan keuangan dibagi menjadi empat jenis utama yaitu:
a. Laporan posisi keuangan (neraca)
Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Adapun komponen dari laporan posisi keuangan (neraca) terdiri atas:
1) Aktiva (Assets) 2) Kewajiban (liabilities) 3) Ekuitas (equity)
b. Laporan laba rugi / laporan penghasilan
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang dapat menyajikan kinerja keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu dalam bentuk laba rugi. Pada laporan laba rugi terdapat dua komponen yaitu komponen pemasukan dan komponen pengeluaran.
Adapun yang termasuk komponen pemasukan antara lain:
1) Pendapatan
2) Harga pokok penjualan 3) Penghasilan lain
4) Biaya distribusi 5) Biaya administrasi 6) Biaya lainya c. Laporan arus kas
Laporan arus kas yaitu laporan yang dapat menggambarkan pengeluaran dan penerimaan kas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Aktivitas oprasional 2) Aktivitas investasi 3) Aktivitas pendanaan d. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan yang dapat merincikan pergerakan ekuitas pemilik selama satu periode. Adapun komponen dari laporan perubahan ekuitas yatu:
1) Saldo awal (Opening Balance)
2) Dampak perubahan kebijakan akuntansi
3) Pengaruh koreksi kesalahan sebelumnya
4) Saldo yang disajikan kembali (Restated Balance) 5) Perubahan modal saham (Changes in Share Capital) 6) Deviden
7) Pendapatan / kerugian selama periode tersebut 8) Perubahan cadangan revaluasi
9) Keuntungan dan kerugian lainnya (Other Gains and Losses) 10) Saldo akhir (Close Balance)
C. Risiko Perusahaan
Risiko sistematis (beta) mengacu pada risiko ketidak mampuan untuk mendiversifikasi portofolio investasi, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Karena faktor-faktor selain aktivitas perusahaan, seperti perubahan nilai tukar, inflasi, resesi, politik, perang, atau kenaikan suku bunga, risiko sistemik dapat muncul (Elizabeth dan Herlin: 2020), Karena perubahan pasar yang komprehensif dan tidak dapat diubah yang tidak dapat diterapkan pada semua saham, perusahaan tidak dapat menghindari risiko sistematik. Penyebab risiko ini adalah perubahan pasar yang besar, seperti kenaikan suku bunga, kenaikan inflasi, dan volume perdagangan pasar yang tinggi, yang menyebabkan harga saham perusahaan turun.
Risiko sistematis tidak dapat dicegah melalui portofolio karena dapat juga dipengaruhi oleh faktor makro yang mempengaruhi pasar, seperti perubahan suku bunga luar negeri dan kebijakan pemerintah. Risiko sistematis dapat diukur dalam versi beta. Beta sama dengan 1 menunjukkan apakah harga akan berubah seiring perubahan pasar ( Basuki, Nahar, serta Ridho, 2017).
Untuk perusahaan dengan risiko sistematis rendah, investor akan menilai saham perusahaan secara positif pada saat pengumuman pengembalian, sehingga meningkatkan nilai Koefisien Respon Pengembalian perusahaan. Sebaliknya, ketika risiko sistematis tinggi, koefisien respons lebih rendah (Jumaidi dan Rijal, 2018). Hal ini memungkinkan investor untuk mengambil keputusan investasi dengan lebih hati-hati jika perusahaan tersebut berisiko tinggi.
Risiko sistem merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan investor sebelum mengambil keputusan investasi, sehingga diperlukan informasi risiko sistem yang akurat. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan secara matang, karena risiko sistemik merupakan dasar untuk memperkirakan besarnya risiko masa depan dan pengembalian investasi (Suyarifulloh, 2015).
Risiko perusahaan diukur menggunakan beta (β). Beta adalah ukuran rasio pengembalian sekuritas terhadap pengembalian pasar. Beta dari keamanan ke-i mengukur jumlah pengembalian keamanan ke-i relatif terhadap pengembalian pasar. Oleh karena itu, beta adalah ukuran risiko perusahaan dalam mencegah risiko pasar.
Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat dan risiko ekuitas adalah model pasar yang mengasumsikan bahwa perubahan ekuitas hanya terkait dengan perubahan pasar. Jika pasar naik, berarti permintaan saham meningkat, begitu pula harga saham di pasar. Sebaliknya, jika pasar turun, harga saham juga akan turun. Karena itu, ini terkait dengan masalah pasar.
Oleh karena itu, ukur risiko secara sistematis (Suyarifulloh, 2015) diukur dengan menggunakan rumus yaitu :
Menghitung risiko sistematis tahap pertama, di mulai dengan menghitung return saham harian.
𝐑𝐢𝐭 = (𝐏𝐢𝐭− 𝐏𝐢𝐭−𝟏) 𝐏𝐢𝐭−𝟏 Keterangan:
Rit = Retur saham perusahaan harian
Pit = Harga penutupan saham I pada hari ke t Pit-1 = Harga penutupan saham I pada hari ke t-1
Tahap kedua, di mulai dengan menghitung retur pasar harian.
𝐑𝐦𝐭= (𝐈𝐇𝐒𝐆𝐢− 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐢𝐭−𝟏) 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐢𝐭−𝟏 Keterangan:
Rmt = Retur pasar harian
IHSGi = Indeks harga saham gabungan pada hari t IHSG t-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1
Tahap ketiga: setelah mendapatkan hasil nilai dari rumus menghitung return saham harian dan menghitung retur pasar harian selanjutnya kita menggukan rumus sebagai berikut:
𝐑𝐢𝐭= 𝛂 + 𝛃𝐑𝐦𝐭+ 𝐞 Keterangan :
Rit = Return perusahaan i pada periode t α = Konstanta
β = Beta sekunder ke-1 diperoleh dari teknik regresi Rmt = Retur pasar pada periode t
e = Kesalahan residu
D. Leverage
1. Pengertian Leverage
Menurut Fahmi (2015), Rasio leverage adalah seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang, penggunaan hutang yang tinggi akan merugikan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage yaitu perusahaan terjebak pada level yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang.
Leverage digunakan untuk menjelaskan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan sumber pendanaan untuk meningkatkan imbal hasil pemilik. Leverage akan meningkatkan keberhasilan manajemen (keuntungan) dan kegagalan (kerugian). Utang yang berlebihan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mencari peluang keuntungan. Perusahaan akan fokus pada risiko yang timbul dari hutang yang berlebihan, yang akan menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mencari peluang untuk mencari keuntungan (Dewi dan Putra 2017).
Leverage digunakan untuk menjelaskan penggunaan hutang untuk membiayai sebagian aset perusahaan (Fitriah: 2020). Untuk perusahaan dengan leverage tinggi, keuntungan yang mereka hasilkan (pendapatan sebelum bunga dan pajak) memberikan keamanan untuk obligasi dan hutang mereka.
Dapat disimpulkan dalam pergertian tersebut leverage adalah rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa besar modal perusahaan yang dibiayai dengan utang.
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Leverage
Menurut Kasmir (2015), perusahaan mengejar tujuan berikut ketika menggunakan rasio leverage:
1) Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lain (kreditur).
2) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi komitmen pasti (seperti pembayaran pinjaman termasuk bunga).
3) Untuk menilai nilai aset, terutama keseimbangan antara aset tetap dan modal.
4) Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang.
5) Menilai dampak utang korporasi terhadap pengelolaan aset.
6) Untuk masing-masing atau, mengukur seberapa besar ekuitas rupiah yang digunakan sebagai jaminan utang jangka panjang.
7) Untuk menunjukkan jumlah kredit yang akan dikumpulkan dalam waktu dekat, dana lagu itu sendiri berkali-kali lipat dari dana lagu.
Dapat disimpulkan dalam pergertian tersebut leverage adalah rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa besar modal perusahaan yang dibiayai dengan utang.
Menurut Kasmir (2015), manfaat dari rasio leverage ini adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis kemampuan perusahaan untuk membuat komitmen kepada pihak lain.
2) Menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi komitmen pasti (seperti cicilan pinjaman termasuk bunga).
3) Analisis keseimbangan antara nilai aset, khususnya aset tetap dan modal.
4) Analisis berapa banyak aset perusahaan yang dibiayai utang.
5) Analisis dampak utang perusahaan terhadap manajemen aset.
6) Menganalisis berapa pokok setiap rupiah yang digunakan sebagai jaminan utang jangka panjang.
7) Menganalisis berapa banyak pinjaman yang akan dikumpulkan segera dan berapa banyak dana itu sendiri.
3. Jenis-Jenis Pengukurang Rasio Leverage
Menurut Sartono (2012) ada lima jenis pengukuran leverage adalah sebagai berikut :
1) Debt Ratio (Debt to Asset Ratio)
Semakin tinggi rasionya, semakin besar rasio yang akan Anda hadapi dan semakin banyak investor akan mencari tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Persentase yang tinggi juga menunjukkan rendahnya persentase modal ekuitas untuk aset pembiayaan.
Rumus untuk mencari Debt to Asset Ratio dapat digunakan sebagai berikut :
𝑫𝑨𝑹 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐭𝐢𝐯𝐚 2) Debt to Equity Ratio
Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio ekuitas perusahaan terhadap ekuitas perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka pendek. DER yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam total hutang terhadap total modal, dan rasio hutang terhadap modal digunakan untuk mengukur total ekuitas pemegang
saham yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio juga sering dikenal sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit. Yang dimaksud dengan rasio pengungkit yang rasio yang digunakan untuk melakukan pengukuran dari suatu investasi yang terhadap perusahaan.
Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 3) Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio adalah rasio antara EBIT dan akrual bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga, atau seberapa besar keuntungan yang dapat dipotong perusahaan tanpa mengalami kesulitan karena ketidakmampuannya membayar bunga.
Rumus untuk mencari Time Interest Earned Ratio dapat digunakan sebagai berikut :
𝑻𝒊𝒎𝒆 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒆𝒅 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐁𝐞𝐛𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚
4) Fixed Charge Coverage
Rasio cakupan biaya tetap mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya tetap termasuk dividen keuangan, saham preferen, bunga, angsuran dan sewa. Karena perusahaan seringkali menyewakan asetnya dari emiten dan harus membayar biaya tertentu.
Rumus untuk mencari Fixed charge coverage ratio dapat digunakan sebagai berikut :
𝑭𝒊𝒙𝒆𝒅 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒈𝒆 𝒄𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 = 𝐄𝐁𝐈𝐓 + 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 + 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐰𝐚 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 + 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐰𝐚 5) Debt Service Coverage
Lingkup pelunasan utang adalah kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap termasuk pembayaran cicilan pokok.
Oleh karena itu, sama dengan leverage lainnya, hanya saja pokok pinjamannya dicicil.
Rumus untuk mencari Debt service coverage dapat digunakan sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑺𝒆𝒓𝒗𝒊𝒄𝒆 𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐
= 𝐥𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐩𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 + 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 + 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚
Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk menghitung rasio leverage. Debt to equity ratio dipilih sebagai indikator leverage karena debt to equity ratio merupakan rasio yang dapat menganalisis laporan keuangan, dan hasilnya akan menunjukkan besarnya jaminan yang dapat diberikan kepada kreditur. Jika Anda memiliki modal yang lebih kecil dari total utang yang terbebani, maka perusahaan akan kesulitan untuk melunasi utangnya dengan modal yang terbebani. Hal ini dapat membahayakan situasi perusahaan.
Penggunaan debt to equity ratio (DER) dijelaskan oleh fakta yang menunjukkan rasio antara utang yang dimiliki oleh kreditur dan ekuitas yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Ketika DER tinggi, perusahaan menanggung risiko kerugian yang besar, tetapi akan lebih besar. Dengan
demikian, DER yang lebih tinggi akan merespon margin keuntungan yang lebih tinggi, yang akan berdampak positif bagi perusahaan.
Menurut Sartono (2012) rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 E. Kesempatan bertumbuh (growth opportunities)
Kesempatan bertumbuh (growth opportunities) menjelaskan prospek pertumbuhan masa depan perusahaan terhadap penilaian investor / pemegang saham terhadap kemungkinan pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari harga saham yang terbentuk sebagai nilai yang diharapkan dari pendapatan masa depan. Pemegang saham akan bereaksi lebih kuat terhadap perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi. Peluang yang digunakan sebagai pedoman pertumbuhan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan pertumbuhan atau kegagalan perusahaan (Farizky: 2016).
Kesempatan bertumbuh (Growth opportunities) digunakan sebagai panduan pertumbuhan untuk mengkategorikan pertumbuhan atau kegagalan perusahaan. Karena kepastian imbal hasil di masa depan, investor akan lebih tertarik menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan tersebut.
Kesempatan bertumbuh menjelaskan peluang pertumbuhan masa depan perusahaan jika suatu perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi maka dapat dikatakan respon pasarnya positif. Potensi pertumbuhan suatu perusahaan merupakan harapan investor untuk mendapatkan keuntungan atau keuntungan di masa yang akan datang. Mengatakan bahwa perusahaan (Growth opportunities) dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan laba perusahaan (Angela dan Iskak: 2020).
Kesempatan bertumbuh perusahaan pada dasarnya adalah hal yang diinginkan oleh pihak internal dan eksternal. Perusahaan tumbuh menjadi Ini penting karena perusahaan yang sedang berkembang dapat menyediakan membawa manfaat positif bagi perusahaan. Salah satu manfaat positifnya perusahaan yang mengalami pertumbuhan membuka peluang Investasi (ekspansi). Margin keuntungan untuk perusahaan yang sedang berkembang dapat menjadi Investasikan kembali dalam proyek yang dianggap memiliki nilai tambah masa depan. Oleh karena itu, perusahaan memiliki potensi terus menghasilkan keuntungan dan memiliki kinerja yang baik (Syarifulloh, 2015).
Kesempatan bertumbuh (growth opportunities) akan meningkatkan ekspektasi laba di masa depan sehingga menguntungkan bagi investor dan perusahaan, karena peluang pertumbuhan akan meningkatkan ERC (Earnings Response Coefficient) perusahaan. Kesempatan bertumbuh atau peluang tumbuh dapat diukur dari market to book ratio masing-masing perusahaan pada akhir periode pelaporan keuangan.
Rumus kesempatan bertumbuh (Farizky: 2016) sebagai berikut : 𝒎𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝒕𝒐 𝒃𝒐𝒐𝒌 𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐞𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐞𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 F. Relevansi Nilai laba akuntansi
Relevansi nilai adalah operasi empiris dari standar relevansi dan reliabilitas. Jika angka akuntansi mencerminkan informasi terkait investor ketika mengevaluasi perusahaan dan dapat diukur secara baik untuk tercermin dalam harga saham, angka akuntansi tersebut akan relevan dan memiliki hubungan yang signifikan dengan harga saham.
Laporan laba rugi adalah salah satu sumbernya Informasi yang sangat penting bagi investor. melaporkan Laba rugi berisi informasi tentang hasil
bisnis atau Kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu. informasi Laba adalah indikator keberhasilan atau kegagalan Ketika perusahaan melakukan kegiatan, Investor sering menggunakan ini sebagai dasar Ketika membuat keputusan investasi. untuk Sebagai alat pengambilan keputusan yang andal, Laporan laba rugi harus berisi informasi berikut: setimpal. Informasi laba dianggap berharga jika publikasi Informasi ini menyebabkan pasar bereaksi terhadap pergerakan tersebut (Sari dan Daud, 2016).
Earning Response Coefficiensit merupakan faktor yang diturunkan dari regresi antara harga saham dan pendapatan akuntansi. Proksi saham yang digunakan adalah kelebihan pengembalian yang dapat dikonversi. (CAR), dan representatif dari return tersebut adalah expected return (UE) (Muktar, 2019).
Semakin tinggi tingkat Earning Response Coefficiensit, semakin tinggi pula return saham yang diharapkan. Dengan menggunakan Earning Response Coefficiensit investor dapat lebih mudah mengambil keputusan investasi di perusahaan karena dapat melihat besarnya return yang akan diterimanya.
Menurut Suardana dan Ida (2018), Ada beberapa faktor yang mempengaruhi factor Earning Response Coefficiensit, seperti leverage, , risiko sistem atau beta, ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan kualitas auditor.
Pengukuran yang dilakukan untuk mengukur ERC adalah koefisien yang diperoleh dari regresi Antara agen harga saham dan laba akuntansi.
Agen harga saham yang digunakan adalah Menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) dengan waktu pengamatan selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah laporan keuangan diterbitkan. Pada saat yang
sama, agen laba akuntansi yang digunakan adalah pendapatan tak terduga (UE) (Rahmat, 2015).
CAR (Cumulative Abnormal Return) merupakan representasi dari harga saham yang menunjukkan besarnya respon pasar terhadap informasi akuntansi yang dipublikasikan dan dihitung dengan menggunakan metode penyesuaian pasar. Data abnormal retur diperoleh dengan harus mencari terlebih dulu retur saham harian dan retur pasar harian.
Earning Response Coefficient (ERC) adalah koefisien (β) yang diperoleh dari regresi antara Cumulative Abnormal Return (CAR) dan Unexpected Earnings (UE). Dengan demikian, untuk menghitung bersarnya ERC, harus dihitung terlebih dahulu nilai CAR dan UE masing-masing perusahaan.
Menghitung earnings response coefficient (ERC) tahap pertama, dimulai dengan persamaan regresi pengaruh UE terhadap CAR sesuai data penelitian, besaran ERC adalah koefisien regresi b1 dari persamaan berikut ini: (Chandra dan Tundjung, 2020)
Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR) 𝐂𝐀𝐑𝐢𝐭= 𝛂 + 𝛃 𝐔𝐄𝐢𝐭+ 𝛆𝐢𝐭
Keterangan:
CARit = akumulasi abnormal return perusahaan i pada tahun t α = Konstanta
β = Koefisien Respons Laba (ERC) UEit = pendapatan tak terduga perusahaan
it = komponen error perusahaan i dalam model pada waktu t Menghitung Cumulative abnormal Return (CAR)
𝐂𝐀𝐑𝐢𝐭(−𝟓, +𝟓) = ∑ 𝐀𝐑𝐢𝐭
+𝟓
−𝟓
Keterangan:
CARit (-t,t) = Cumulative abnormal Return perusahaan I selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal publikasi laporan keungan.
ARit = Abnormal Return untuk perusahaan I pada hari ke t Menghitung abnormal return
𝐀𝐑𝐢𝐭= 𝐑𝐢𝐭− 𝐑𝐦.𝐭 Keterangan:
ARit = Abnormal return untuk perusahaan I pada hari ke t Ri.t = Return saham perusahaan I pada hari ke t
Rm.t = Return perushaaan I pada hari ke t Menghitung return saham harian
𝐑𝐢𝐭=𝐏𝐢𝐭− 𝐏𝐢𝐭−𝟏
𝐏𝐢𝐭−𝟏 Keterangan:
Rit = Return saham perusahaan I pada periode hari ke 1 Pit = Harga penutupan saham perusahaan I pada hari ke t
Pit-1 = Harga penutupan saham perusahaan I pada hari hari sebelum t Rm.t = Retur pasar perusahaan I pada periode hari ke t
Menghitung return pasar harian
𝐑𝐦𝐭= 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭− 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏 𝐈𝐇𝐒𝐆𝐭−𝟏
Keterangan:
Rm.t = Retur pasar perusahaan I pada periode hari ke t IHSGi = Indeks harga saham gabungan pada hari ke t IHGSt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1
Menghitung nilai Unexpected Earning (UE) dihitung berdasarkan laba persaham perusahaan sebelum pos luar biasa periode t dikurangi dengan laba persaham perusahaan sebelum pos luar biasa periode t-1 (periode sebelumnya), dan diskalakan dengan laba per lembar saham periode t-1 (periode sebelumya). Unexpected Earning (UE) dijelaskan dalam rumus yaitu:
𝐔𝐄𝐢𝐭=(𝐄𝐢𝐭− 𝐀𝐄𝐢𝐭−𝟏) 𝐄𝐢𝐭−𝟏 Keterangan:
UEi.t = Laba non ekspektasian perusahaan I pada periode t Ei.t = Laba akuntansi setelah pajak perusahaan I pada tahun t Ei.t-1 = Laba akuntansi setelah pajak perusahaan I pada tahun t-1
Tahap kedua: Berdasarkan rumus CARit (1) sebelumnya, gunakan rumus berdasarkan rumus di atas (1) untuk menghitung ERC atau 1 dari setiap pengamatan (n = 5).
𝛃 =𝐂𝐀𝐑𝐢𝐭− 𝛂 𝐔𝐄𝐢𝐭 Keterangan:
β = Earning Response Coefficient a = konstanta
CAR = ∑+5−5ARit
UEit = Unexpected Earning periode it
G. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 2.1 adalah sebagai berikut:
Table 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Penulisa Dan
Judul
Jeneis Penelitian
Hasil Penelitian 1 Muhammad Ginanjar
Farizky (2016) “ Pengaruh Risiko Kegagalan
Kesempatan
Bertumbuh dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Pada Perusahaan Sector
Keuangan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2012”
Dalam
penelitaian ini menggunakan metode
kuantitatif dan menggunakan teknik
penariakan sampel adalah purposive samping
Dalam penelitian ini mejelaskan bahwa risiko kegagalan berpengaruh negatif dan tidak signifikasi Pada Earnings Response Coefficient (ERC), growth opportunity berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) dan tidak berpengaruh signifikan. Ukuran perusahaan memiliki dampak positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC).
2 Muhamad fauzan dan agus purwanto (2017) “ penagruh
pengungkapan CSR, timeliness,
profitabilitas, pertumbuhan
perusahaa dan resiko sistematik terhadap earning response coefficient (ERC) (srudi
empiris pada
perusahaan
manufaktur, property dan pertambangan yang terlisting di bursa efek Indonesia (BEI) pada periode 2013- 2014)” vol. 6, no.1, tahun 2017.
Dalam
penelitaian ini menggunakan metode kuantitatif, menggunakan teknik
penariakan sampel adalah purposive samping dan menggunakan data sekunder
Dalam penelitian ini mejelaskan bahwa timeliness, profitabilitas, dan resiko sistematik tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap earning response coefficient
(ERC) sedangkan
pengungkapan CSR dan pertumbuhan secara signifikan berpengaruh positif terhadap earning response coefficient (ERC).