• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan direktorat Bina Program adalah sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tujuan direktorat Bina Program adalah sebagai berikut :"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASANEKSEKUTIF

A. LATAR BELAKANG

Direktorat Bina Program merupakan unit kerja eselon 2 dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Direktorat Bina Program mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan penyusunan rencana, program, anggaran, serta evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program di bidang cipta karya.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan direktorat Bina Program adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman, dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang

berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim).

Sasaran Direktorat Bina Program adalah sebagai berikut :

Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman, dengan indikator:

 Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman

 Jumlah Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman

(2)

C. RENCANA KEGIATAN TAHUNAN

UNIT ORGANISASI ESELON II : DIREKTORAT BINA PROGRAM TAHUN ANGGARAN : 2012

PROGRAM : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

VOLUME SATUAN

Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Permukiman

76 Laporan

Terselenggaranya layanan perkantoran Layanan Perkantoran 12 Bulan

Tersusunnya Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman 6 Laporan

Tersusunnya Program dan Anggaran Bidang Permukiman Program dan Anggaran Bidang Permukiman 13 Laporan

Tersusunnya Kerjasama Luar Negeri dan pola investasi bidang permukiman Kerjasama Luar Negeri Bilateral dan Multilateral 8 Laporan

Tersusunnya Evaluasi dan Kinerja Bidang Permukiman Evaluasi Kinerja Bidang Permukiman 9 Laporan

Tersusunnya Data dan Informasi Bidang Permukiman Data dan Informasi Bidang Permukiman 7 Laporan

Tersusunnya Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman 33 Laporan Jumlah Anggaran Kegiatan Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi dan Evaluasi Kinerja

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT BINA PROGRAM

SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) INDIKATOR KINERJA OUTPUT TARGET

1 2 3

Jumlah Kebijakan, Program Dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman

(3)

D. REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

UNIT ORGANISASI ESELON II : DIREKTORAT BINA PROGRAM TAHUN ANGGARAN : 2012

PROGRAM : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (x Rp 1000,-)

PAGU EFISIENSI

VOLUME SATUAN TOTAL VOLUME SATUAN TOTAL %

Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Permukiman

165 Laporan 162 Laporan

Terselenggaranya layanan perkantoran Layanan Perkantoran 12 Bulan 21,836,486 15,624,307 12 Bulan 14,799,689 94.72%

Tersusunnya Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman 8 Laporan 11,951,000 10,496,000 8 Laporan 10,421,117 99.29%

Tersusunnya Program dan Anggaran Bidang Permukiman Program dan Anggaran Bidang Permukiman 53 Laporan 55,308,939 38,750,270 53 Laporan 34,291,187 88.49%

Tersusunnya Kerjasama Luar Negeri dan pola investasi bidang

permukiman Kerjasama Luar Negeri Bilateral dan Multilateral 11 Laporan 11,996,000 10,609,000

11 Laporan

10,001,222 94.27%

Tersusunnya Evaluasi dan Kinerja Bidang Permukiman Evaluasi Kinerja Bidang Permukiman 10 Laporan 12,000,000 10,562,806 10 Laporan 10,505,644 99.46%

Tersusunnya Data dan Informasi Bidang Permukiman Data dan Informasi Bidang Permukiman 10 Laporan 13,601,200 11,736,200 7 Laporan 11,659,978 99.35%

Tersusunnya Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman

Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang

Permukiman 73 Laporan 120,235,000 125,605,291 73 Laporan 117,727,052 93.73%

Output Tambahan

Kendaraan Bermotor 9 unit 862,325 798,325 9 unit 761,210 95.35%

Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 266 unit 6,197,965 5,945,990 266 unit 5,895,648 99.15%

Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 45 unit 729,800 700,800 45 unit 673,607 96.12%

Gedung/Bangunan 1039 1,060,000 1,000,000 1039 936,894 93.69%

255,778,715

231,828,989 - 217,673,248 93.89%

Jumlah Anggaran Kegiatan Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi dan Evaluasi Kinerja

REALISASI

1 2 3 4

Jumlah Kebijakan, Program Dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman

FORMULIR PENGUKURAN KINERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM

SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) INDIKATOR KINERJA OUTPUT TARGET

(4)

E. KENDALA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN 2012

Pada dasarnya kegiatan Direktorat Bina Program Tahun Anggaran 2012 dinilai tidak ada hambatan. Hal tersebut dapat terlihat dari penyerapan rata-rata di Direktorat Bina Program mencapai lebih dari 90% (yaitu 93.89%).

Namun demikian te.rdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi seiring demgan waktu berjalannya kegiatan di masing-masing Sub Direktorat di tahun 2012.

Permasalahan tersebut antara lain :

A. PERENCANAAN

Total usulan kegiatan RPIJM TA 2012 yang terakomodasi oleh APBN DJCK TA 2012 baru mencapai 77,6% (menurun dari pelaksanaan tahun 2011 yang sebesar 89,9 %)

Dokumen RPIJM dan Memorandum Program sebagai dasar perencanaan Bidang Cipta Karya di Kab/Kota belum menggambarkan sinkronisasi antar sektor (RISPAM, SSK, RTBL dan SPPIP/RPKPP) serta belum dilakukan updating secara berkala setiap tahunnya.

Adanya indikator kinerja output yang (menurut penilaian Itjen terhadap LAKIP 2011) masih bias dalam pengukurannya

Terdapat beberapa indikator kinerja di dalam dokumen RENSTRA 2010-2014 yang di luar kewenangan Ditjen Cipta Karya; kurang bisa terukur; tidak menjawab sasaran strategis; dan kurang spesifik.

Lamanya penyiapan readiness criteria dari Pemda (lahan, AMDAL, FS/DED, Kesepakatan Pengelola, Kesepakatan biaya O/M)

Usulan Kegiatan tidak sesuai dengan Dokumen RPIJM PUCK.

RPIJM dan Memorandum Program (MP) belum dijadikan sebagai pedoman pemrograman secara konsisten.

Belum konsistennya pemrograman mulai dari Konreg, Trilateral Meeting, Musrenbangnas, sampai dengan RKA-KL/DIPA

Kualitas RPIJM dan MP tidak seperti yang diharapkan, masih banyak yang perlu direvisi.

(5)

Readiness Criteria belum dijadikan saringan utama pada saat penyusunan program.

Keterlibatan sektor dalam proses penyusunan RPIJM dan MP di daerah masih belum optimal.

Kurang cermatnya penyusunan RKAKL sehingga terdapat banyak revisi terkait dengan realokasi dana, perubahan akun, dsb

Pengalokasian dana PHLN belum mengacu annual work plan mengakibatkan tidak optimalnya penyerapan anggaran

B. PELAKSANAAN

Masih banyak pembangunan infrastruktur belum responsive gender yang ditandai dengan masih banyaknya kebijakan & kegiatan pembangunan infrastruktur yang belum memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan & permasalahan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. (sebagai contoh belum semua mal atau gedung perkantoran menyediakan tempat untuk ibu menyusui dan perawatan anak.

Realisasi DDUB sebagai Matching Fund terhadap APBN Reguler 2012 masih sangat rendah. Rata-rata 18%, terdiri dari: [1] kategori rendah (0-5%) sekitar 0,41%; [2]

kategori sedang (5-10%) sekitar 1,26 %; [3] kategori tinggi (10-15%) sekitar 1,66 %;

dan [4] kategori sangat tinggi (15-20%) sekitar 15 %.

Proses Pelelangan dengan dana pinjaman membutuhkan waktu lama (Persetujuan Dokumen Lelang, Persetujuan Berita Acara Evaluasi, Persetujuan Pemenang Lelang, dll).

Terjadinya review/revisi terhadap DED yang telah disusun.

Revisi Blue Book PHLN Bappenas Tahun 2011-2014 baru disetujui pada akhir November 2012.

Keterlambatan persetujuan kerjasama yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pembangunan.

(6)

C. PENGENDALIAN

Diperlukan standar monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan sektor sebagai acuan internal DJCK yang diakui bersama.

Belum dilaksanakannya monitoring secara berkala terhadap pencapaian dari Penetapan Kinerja

Kurang mantapnya estimasi kebutuhan alokasi dana pinjaman yang menyebabkan terjadinya permintaan realokasi antar kategori yang memakan waktu lama.

Lemahnya kemampuan dan pemahaman teknis personil Unit Pemantauan sehingga terjadi “consultant driven”.

Terlambatnya penyampaian laporan Fisik dan Keuangan kepada Unit Pemantauan

F. HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA

Berdasarkan pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Bina Program maka dapat dilihat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan kinerja Direktorat Bina Program:

1. Perlu diupayakan pemantapan dan peningkatan usulan kegiatan yang telah disepakati dalam dokumen MP dan RPIJM sebagai basis penyusunan kegiatan yang diprioritaskan masuk dalam RKA-K/L

2. Perlunya konsistensi dalam pengajuan usulan kegiatan sejak dari Konreg sampai dengan penyusunan RKA-K/L

3. Readiness Criteria harus dijadikan kriteria utama dalam penyaringan program.

4. Sinkronisasi program prioritas nasional dan daerah antar sektor dilakukan dilevel propinsi yang dikoordinasi satker Randal

5. Dit. Sektor dan Satker Sektoral Propinsi perlu memberikan perhatian dalam penyusunan/review RPIJM dan MP yang diselenggarakan oleh Randal Propinsi.

6. Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap tata cara penyusunan RKA-K/L.Pengalokasian PHLN harus dilakukan dengan lebih cermat terutama untuk PHLN yang belum efektif pada saat penyusunan RKA-K/L.

(7)

BAB 1 |PENDAHULUAN

Direktorat Bina Program merupakan unit kerja eselon 2 dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Direktorat Bina Program mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan penyusunan rencana, program, anggaran, serta evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program di bidang Cipta Karya. Direktorat Bina Program menggodok berbagai Program yang digariskan untuk mendukung kebijakan pembangunan bidang keciptakaryaan.

1.1. TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Bina Program adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Departemen Pekerjaan Umum yang dipimpin oleh Direktur Bina Program yang strukturnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Cipta Karya. Direktorat Bina Program mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, menyusun rencana, program dan anggaran termasuk sumber pembiayaan, pengelolaan data, dokumentasi, publikasi, serta evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program (Pasal 560).

Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Bina Program menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan, baik diperkotaan maupun di pedesaan 2. Penyusunan program dan anggaran penyediaan prasarana dan sarana

3. Pengembangan kerjsasama dan penyiapan administrasi pinjaman/hibah luar negeri serta pengembangan program investasi

4. Evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan program

5. Pengelolaan data, informasi dan komunikasi publik, dan 6. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Adapun subdit dibawah Direktorat Bina Program adalah sebagai berikut :

1. SUBDIT KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Melakukan penyiapan rumusan kebijakan dan strategi pembangunan dan penyediaan.

prasarana dan sarana bidang Cipta Karya

2. SUBDIT KERJASAMA LUAR NEGERI DAN POLA INVESTASI

Melakukan pengembangan kejasama dan pola investasi luar negeri di bidang cipta karya.

(8)

DIREKTORAT BINA PROGRAM DITJEN CIPTA KARYA 3. SUBDIT PROGRAM DAN ANGGARAN

Melakukan penyusunan program dan anggaran bidang cipta karya.

4. SUBDIT EVALUASI DAN KINERJA

Melakukan evaluasi kinerja dan analisis pelaksanaan program pembangunan bidang Cipta Karya.

5. SUBDIT DATA DAN INFORMASI

Melakukan pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi, serta evaluasi dan pelaporan kemajuan pelaksanaan pembangunan bidang cipta karya.

6. SUBBAG TATA USAHA

Melakukan pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan rumah tangga, tata persuratan, dan kearsipan serta koordinasi administrasi teknik direktorat.

1.2. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Bina Program terdiri atas 5 (lima) Sub Direktorat, 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional (sesuai dengan Pasal 562), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum. Selain itu didukung oleh 3 (tiga) Satuan Kerja, sebagaimana terlihat pada bagan berikut ini:

DIREKTORAT BINA PROGRAM

SUB BAGIAN TATA USAHA

SUB DIREKTORAT KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

SUB DIREKTORAT PROGRAM DAN

ANGGARAN

SUB DIREKTORAT KERJASAMA LUAR

NEGERI

SUB DIREKTORAT DATA DAN INFORMASI

SUB DIREKTORAT EVALUASI KINERJA

SEKSI RENCANA DAN KEBIJAKAN

SEKSI PROGRAM AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

SEKSI MULTILATERAL

SEKSI PENGELOLAAN DATA DAN DOKUMENTASI

SEKSI AIR MINUM DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

SATKER

- Randal Pusat & Prop - P3SD Perkotaan - P3SD Perdesaan

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(9)

1.2.1 SUB DIREKTORAT KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum (pasal 563), Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan jangka panjang dan menengah.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut (Pasal 564):

a. Analisis dan evaluasi kebijakan dan rencana pengembangan prasarana dan sarana permukiman.

b. Penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan prasarana dan sarana permukiman c. Penyusunan rencana jangka panjang dan menengah.

d. Penyusunan pedoman dan manual rencana pengembangan investasi jangka menengah.

Sub Direktorat Kebijakan & Strategi dalam melaksanakan fungsinya dan tugasnya terdiri atas dua seksi yaitu sebagai berikut:

a. Seksi Rencana dan Kebijakan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis dan evaluasi kebijakan dan rencana pengembangan, serta penyusunan rencana jangka panjang pengembangan prasarana dan sarana permukiman

b. Seksi Rencana Jangka Menengah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana jangka menengah, serta penyusunan pedoman dan manual rencana pengembangan Investasi Jangka Menengah prasarana dan sarana permukiman

1.2.2 SUB DIREKTORAT PROGRAM DAN ANGGARAN

(10)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal 567, Sub Direktorat Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan anggaran.

Dalam melaksanakan tugas Pasal 567, Sub Direktorat Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi (pasal 568) sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan pengolahan data rencana dan program tahunan.

b. Analisis dan evaluasi pemrograman, penganggaran serta data dan rencana tahunan.

c. Penyusunan pedoman penyiapan program dan anggaran tahunan, dan

d. Penyusunan program dan anggaran tahunan bidang air minum, air limbah, drainase, persampahan, penataan bangunan dan lingkungan, serta pengembangan permukiman.

Sub Direktorat Program dan Anggaran dalam melaksanakan fungsinya dan tugasnya (Pasal 570) terdiri atas dua seksi (pasal 569) yaitu sebagai berikut:

a. Seksi Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan dan pengolahan data rencana, analisis dan evaluasi data dan rencana tahunan, penyusunan pedoman rencana program dan anggaran tahunan, serta penyusunan program dan anggaran bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase.

b. Seksi Program Tata Bangunan dan Lingkungan Permukiman

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan dan pengolahan data rencana, analisis, evaluasi data dan rencana tahunan dan anggaran, penyusunan pedoman rencana program dan anggaran tahunan, penyusunan program bidang penataan bangunan dan lingkungan, serta pengembangan permukiman.

1.2.3 SUB DIREKTORAT KERJASAMA LUAR NEGERI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum (pasal 571), Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kerjasama dan penyiapan administrasi pinjaman/hibah luar negeri, serta pengembangan program investasi.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsinya (Pasal 572) sebagai berikut:

a. Identifikasi sumber pendanaan luar negeri untuk pembiayaan pembangunan b. Pengembangan kerjasama luar negeri untu pembiayaan pembangunan.

c. Penyiapan administrasi pinjaman/hibah luar negeri.

d. Identifikasi sumber dana investasi lainnya dalam pembiayaan pembangunan, dan e. Penyusunan rencana dan program investasi.

Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri dalam melaksanakan fungsinya dan tugasnya (pasal 574) dibagi kepada dua seksi (pasal 573) yaitu:

a. Seksi Multilateral

(11)

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi sumber pendanaan luar negeri, pengembangan kerjasama luar negeri, serta penyiapan administrasi pinjaman/

hibah luar negeri dengan sumber pendanaan dari lembaga multilateral.

b. Seksi Bilateral

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan identifikasi sumber pendanaan, pengembangan kerjasama luar negeri, administrasi pinjaman/ hibah luar negeri dengan sumber pendanaan dari lembaga bilateral, serta penyiapan program investasi dari sumber dana lainnya.

1.2.4 SUB DIREKTORAT DATA DAN INFORMASI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal 575, Sub Direktorat Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyusunan, pengembangan, dan pengelolaan data dan informasi, pelaporan kemajuan pembangunan, dokumentasi serta komunikasi publik.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsinya (pasal 576) sebagai berikut:

a. Pengembangan dan pengelolaan data dan sistem informasi.

b. Penyusunan laporan kemajuan pelaksanaan pembangunan.

c. Penyusunan dan pengelolaan dokumen dan informasi publik, dan d. Pengelolaan dan pelayanan komunikasi publik.

Sub Direktorat Data dan Informasi dalam melaksanakan fungsinya terdiri atas dua seksi (pasal 577) dengan tugasnya (pasal 578) sebagai berikut:

a. Seksi Pengelolaan Data dan Dokumentasi

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sistem data dan pengelolaan dokumen, serta penyusunan laporan kemajuan pelaksanaan pembangunan.

b. Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pengelolaan informasi serta pelayanan komunikasi.

1.2.5 SUB DIREKTORAT EVALUASI KINERJA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal 579, Sub Direktorat Evaluasi dan Kinerja mempunyai tugas melaksanakan evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan.

Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Evaluasi dan Kinerja menyelenggarakan fungsinya (pasal 580) sebagai berikut:

a. Penyiapan pedoman dan kriteria evaluasi.

b. Pengumpulan dan pengolahan data kinerja tahunan.

c. Monitoring dan evaluasi kinerja serta fungsi dan manfaat program.

(12)

d. Evaluasi kinerja program pinjaman/hibah luar negeri, dan e. Pelaporan kinerja pelaksanaan program.

Sub Direktorat Evaluasi Kinerja dalam melaksanakan fungsinya terdiri atas dua seksi (pasal 581) dan tugasnya (pasal 582) yaitu:

a. Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, serta evaluasi kinerja pelaksanaan program pembangunan termasuk evaluasi kinerja pinjaman/hibah luar negeri bidang air minum dan penyehatan lingkungan permukiman.

b. Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan Permukiman

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, serta evaluasi kinerja pelaksanaan program pembangunan termasuk evaluasi kinerja pinjaman/hibah luar negeri bidang penataan bangunan dan lingkungan serta pengembangan permukiman.

1.2.6 SUB BAGIAN TATA USAHA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal 583, Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, administrasi baranga milik negara, tata persuratan dan kearsipan serta koordinasi administrasi direktorat.

1.2.7 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal 680, Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya (pasal 681 ayat 1) dimana masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

Jumlah tenaga fungsional pada kelompok jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerjanya dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional yang dibutuhkan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2.8 HUBUNGAN KERJA ANTAR SUB DIREKTORAT

(13)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, tiap Sub Direktorat pada Direktorat Bina Program memiliki hubungan kerja dan keterkaitan satu dengan yang lain. Oleh karena itu tiap Sub Direktorat memiliki peran yang penting untuk saling mendukung dalam melaksanakan kegiatan di Sub Direktorat lain di lingkungan Direktorat Bina Program.

Untuk selanjutnya Hubungan Kerja antar Sub Direktorat dilingkungan Direktorat Bina Program dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

1.2.9 SATUAN KERJA DI

BAWAH BINAAN

DIREKTORAT BINA PROGRAM

Selain tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Program sesuai dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum yang terdapat pada tiap sub direktorat di lingkungan Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Cipta Karya, sebagaimana diuraikan pada bagian Tugas &

Fungsi, Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas khusus yang berfungsi dalam mendukung visi dan misi DJCK sesuai dalam Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 22/KPTS/M/2012 tentang Pengangkatan atas atasan langsung Kepala Satuan Kerja tanggal 19 Januari 2012. Penjelasan rinci untuk Satuan Kerja dalam pembinaan oleh Direktorat Bina Program DJCK diuraikan dibawah ini, dalam sub bab persatuan kerja sebagai berikut:

1) SATUAN KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM CIPTA KARYA

Evaluasi Kinerja

Konsolidasi Data dan Informasi

Subdit Evaluasi Kinerja Subdit Data dan Informasi

HUBUNGAN ANTAR UNIT KERJA

Direktorat Sektor dan Satker

Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Kerjasama dan Investasi Swasta Siklus Penetapan Kebijakan

dan Strategi

Review Pencapaian Tahunan

Sumberdaya (Dana, SDM) Konsolidasi Strategi

Pelaksanaan Program dan Anggaran

 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan

 Potensi Masalah

Penetapan Kebijakan dan Strategi

Analisis lingkungan strategis

 Analisis Pencapaian Kinerja

Tantangan yang dihadapi

Peluang yang ada Subdit Kebijakan dan Strategi

Subdit KLN dan Investasi

Siklus Implementasi Program dan Anggaran

Penetapan Program dan Anggaran SD. Program dan Anggaran Konsolidasi Kebijakan -Strategi, dan

Kerjasama Investasi

Kebijakan dan Strategi

Penetapan target dan sasaran kinerja

Rencana Jangka Panjang dan Menengah

 Rencana Program Inventasi Jangka Menengah

 Kerjasama Investasi Swasta

 Kerjasama Luar Negeri

Penetapan Program dan Anggaran

Penetapan Program dan Anggaran

 Rencana Pencapaian Tahunan

Rencana Kerja Tahunan termasuk perubahannya

Pelaporan

 Informasi Data Output:

 Produk Pengaturan

 Infrastruktur Terbangun Diagram 1.2

Hubungan Kerja Antar Direktorat

(14)

Satuan Kerja Direktorat Bina Program Cipta Karya merupakan Satuan Kerja yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat rutin di Direktorat Bina Program. Dalam hal ini masing-masing kegiatan terdapat di tiap Sub Direktorat di lingkungan Direktorat Bina Program.

Uraian tugas dan tanggung jawab tiap unit dilingkungan Satker Direktorat Bina Program adalah:

a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); antara lain bertugas menandatangani kontrak/SPK atas program atau kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pelaksana program dan bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang disiimpulkan dari kontrak/SPK tersebut serta bertanggung jawab kepada Kepala Satker Pengguna Anggaran.

b. Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran; antara lain bertugas menguji keabsahan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), serta menandatangani dan menerbitkan Surat Permintaan Membayar (SPM).

c. Bendahara Pengeluaran; antara lain bertugas menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang dilaksanakan Satker pada Buku Kas Umum (BKU), buku pembantu, serta buku tambahan lainnya.

d. Unit Akuntansi; terdiri dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).

e. Pembantu Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran adalah staf yang ditunjuk oleh Kepala Satker Direktorat Bina Program yang membantu menyiapkan untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Permintaan Membayar (SPM) dan bertanggungjawab kepada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran.

f. Pembantu Bendahara I dan II membantu menyelenggarakan pembukuan, menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga, menguji kebenaran penagihan pembayaran uang muka persediaan sesuai dengan MAK, DIPA dan peraturan yang berlaku, yang meliputi pembayaran atas belanja dan bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran.

g. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA); bertugas menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA), menyusun Neraca Satuan Kerja sesuai dengan SAI yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

h. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB); bertugas menyusun laporan Barang Milik Negara (BMN) dan Laporan Kendali Barang (LKB) Satker Direktorat Bina Program sesuai dengan SAI.

i. Pelaksana Kegiatan bertugas membantu dan bertanggungjawab terhadap kelancaran persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan suatu program atau kegiatan.

j. Asisten Perencanaan Kegiatan; bertugas menyiapkan Rencana Kerja Kegiatan, menyiapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), menyiapkan usulan kegiatan Satker berikutnya, menyiapkan dokumen Revisi/RKAKL, menyiapkan jadwal pelelangan, dst.

(15)

k. Asisten Pelaksana Kegiatan; bertugas melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan kontraktual dan swakelola, melaksanakan evaluasi progres pelaksanaan, menyiapkam Berita Acara Penerimaan Barang/Jasa, dst.

l. Kepala Urusan Umum Kegiatan; bertugas menyiapkan Rencana Kerja Kegiatan penunjang seperti pengadaan barang, perjalanan dinas, menyiapkan dokumen yang diperlukan, memproses surat-menyurat, dst.

m. Kepala Urusan Keuangan Kegiatan; bertugas menyiapkan Rencana Operasional Kerja (ROK), SPP, menyiapkan Laporan Progres Keuangan, dst.

Untuk selanjutnya kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Program untuk Direktorat Bina Program Ditjen Cipta Karya dapat dilihat pada Bab. IV (Rencana Kerja Dit.

Bina Program), pada masing-masing Sub Direktorat.

2) SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PUSAT DAN PROPINSI

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan kewenangan dan kewajiban yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan dan mengelola pembangunan di daerahnya, khususnya untuk bidang infrastruktur permukiman. Dengan kewenangan yang dimiliki diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakatnya. Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi sendiri oleh pemerintah kabupaten/kota, sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah pusat, propinsi, serta kabupaten/kota tetangga, maupun pihak swasta dan masyarakat.

Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4) tahapan yakni: (1) penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana.

Keempat tahapan tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut. Untuk mendorong kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan prasarana dan sarananya, khususnya bidang keciptakaryaan melalui proses yang terpadu/terintegrasi, partisipatif, dan terkendali, diperlukan adanya kerjasama pusat dan daerah. Dengan demikian, pembangunan prasarana dan sarana tidak dilaksanakan secara sepotong-sepotong, baik secara fisik maupun pendanaannya, serta mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

(16)

Pemerintah Pusat berkepentingan dalam melakukan fasilitasi dan peningkatan kapasitas manajemen pembangunan daerah. Hal tersebut dilakukan melalui pemberdayaan perencanaan program investasi infrastruktur yang terstruktur dan terprogram. Selain itu juga diharapkan dapat mewujudkan pembagian sumberdaya bersama melalui kemitraan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, dan kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat. Pembentukan Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program (Randal) di masing-masing Propinsi memegang peranan yang sangat vital dalam memperpendek jangkauan koordinasi Pemerintah kepada pemerintah Kabupaten/Kota demi terwujudnya pembangunan bidang Cipta Karya. Penguatan peran satker randal merupakan salah satu strategi peningkatan hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Selain itu, untuk memperkuat pusat dan daerah, pembagian tugas antara pemerintah dan pemda sebagai penanggung jawab komponen output tertentu akan disepakati secara lebih jelas, baik anggaran, waktu, maupun personil. Untuk mendukungnya, perancangan distribusi pegawai yang diperbantukan ke daerah akan diperbanyak, seiring dengan meningkatnya alokasi anggaran dan beban kerja.

Dengan demikian peran dan fungsi Pemerintah Propinsi sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Pusat untuk memberikan pendampingan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dapat diwujudkan secara nyata. Untuk merealisasikan hal tersebut, Ditjen Cipta Karya mengalokasikan dana/kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Cipta Karya.

Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Propinsi dan teralokasi pada Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Propinsi.

3) SATUAN KERJA PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PRASARANA DAN SARANA DASAR PERKOTAAN

Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan merupakan salah satu kegiatan dari Dana Pembangunan Kabupaten/Kota yang dipusatkan yang bertujuan untuk mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan program/kegiatan BPDP di daerah dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pembangunan prasarana dasar permukiman di perkotaan.

Penyediaan dana dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan awalnya dilaksanakan dengan anggaran BA 999 perkotaan melalui penerbitan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja SNVT Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan pada program Pemberdayaan Masyarakat. Namun dalam perkembangannya penyediaan dana tersebut dialihkan menjadi Anggaran 33 Kementerian Pekerjaan Umum mulai tahun anggaran 2011, yaitu dalam rangka mendukung program/kegiatan percepatan pembangunan sanitasi permukiman.

(17)

Tujuan

Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan adalah merupakan salah satu kegiatan dari Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Bidang Keciptakaryaan yang bertujuan untuk mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan program/kegiatan khususnya program/kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi di daerah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat permukiman di perkotaan.

Sasaran

Penyediaan dana dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Satuan Kerja Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan di laksanakan dengan penerbitan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada program Pemberdayaan Masyarakat.

4) SATUAN KERJA PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PRASARANA DAN SARANA DASAR PERDESAAN

Satuan Kerja Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan adalah perpanjangan tangan pemerintah dalam mengantisipasi akan kebutuhan sarana pengolahan air limbah, tetapi pola Pembangunan Prasarana dan Sarana Sanitasi bukan hanya tanggung jawab Pemerintah saja, masyarakat juga dilibatkan dalam pembangunan tersebut, hal ini untuk menjaga kesinambungan dari Prasarana dan Sarana Sanitasi yang terbangun.

Hingga saat ini pembangunan sarana air minum dan penyehatan lingkungan telah dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber pendanaan, baik pemerintah (APBN dan APBD), dana pinjaman atau hibah luar negeri, swasta atau dunia usaha, bahkan yang bersumber dari masyarakat sendiri. Namun demikian, pemerintah juga memberikan dukungan terhadap upaya pembangunan tersebut. Salah satu pendanaan yang mendukung pelaksanaan Pembangunan Sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan berbasis masyarakat adalah dana dari APBN yang semula dari Mata Anggaran 999, pada Tahun Anggaran 2012 direalisasikan ke Mata Anggaran 33 Kementerian Pekerjaan Umum.

Dana tersebut diperuntukkan untuk menunjang keberhasilan pembangunan sarana air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat dan kegiatan yang bersifat interdepth, yang meliputi Direktorat Jenderal Cipta Karya Dit. Bina Program Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Bangda dan Direktorat Jenderal PMD Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal PPPL Kementerian Kesehatan, Bappenas, dan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.

(18)

Untuk mendorong kegiatan pada Satuan Kerja P3SDP (Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan), ada 5 Kegiatan Penunjang, sebagai berikut:

a. Fasilitasi Pelaksanaan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan Bidang Infrastruktur.

b. Fasilitasi Pelaksanaan Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan .

c. Fasilitasi Pelaksanaan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan Bidang Kelembagaan.

d. Fasilitasi Pelaksanaan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan Berbasis pada Masyarakat.

e. Fasilitasi Pelaksanaan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan Bidang Penyehatan Lingkungan.

1.3. KONDISI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Bina Program dipengaruhi oleh berbagai kondisi baik eksternal (lingkungan di luar Direktorat Bina Program) maupun internal (lingkungan di dalam Direktorat Bina Program), antara lain:

1. Mempertegas peran Direktorat Jenderal Cipta Karya selaku pembina sektor- sektor Bidang Cipta Karya sesuai dengan azas desentralisasi.

2. Meningkatkan peran pemerintah propinsi dalam pembinaan perencanaan dan pemrograman pembangunan perkotaan dan perdesaan khususnya Bidang Cipta Karya melalui proses pendampingan dalam penyusunan strategi pengembangan kabupaten/kota dan Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota.

3. Pengembangan kebijakan dan strategi, menentukan prioritas strategi nasional, dan menghindari tumpang tindih penganggaran melalui pemrograman dan penganggaran yang SMART (systemic, manageable, accountable, realistic, and time bound).

4. Penguasaan teknologi, data dan informasi, peraturan perundangan, Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) untuk menjawab tantangan pembangunan ke-Cipta Karya-an baik secara sektoral maupun lintas sektoral secara mendalam dan menyeluruh (holistik), serta dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat.

5. Membangun network, aliansi strategis, dan meningkatkan hubungan dan kerjasama lintas sektoral, instansi, serta mengkomunikasikan program-program pembangunan Bidang Cipta Karya baik di lingkungan pusat/ daerah.

6. Optimalisasi pelaksanaan kegiatan tahun 2012 dan penyiapan dalam rangka pencapaian target Renstra 2010 - 2014.

(19)

1.4. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT BINA PROGRAM

Rencana strategis Direktorat Bina Program disusun dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Bina Program. Secara rinci, rencana strategis Direktorat Bina Program dapat dilihat pada Lampiran-I, Formulir RS ( Lampiran yang terkait).

1.4.1 VISI DIREKTORAT BINA PROGRAM, MISI DIREKTORAT BINA PROGRAM TUJUAN DAN SASARAN DIREKTORAT BINA PROGRAM

Karena direktorat Bina Program memiliki peran supporting, maka rumusan visi dan misi Direktorat Bina Program mengacu pada visi Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu :

Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan.

Adapun misi direktorat jenderal Cipta Karya adalah sebagai berikut :

Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tenteram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah.

Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya.

Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan.

Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal, serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.

Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.

Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional, serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good governance.

Direktorat Bina Program merupakan unit kerja eselon 2 dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Cipta Karya pada TA 2012 memiliki 1 (satu) program, yaitu: Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman. Dalam mendukung program Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bina Program menuangkannya 1 (satu) kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing eselon 3.

Kegiatan tersebut adalah merumuskan kebijakan dan penyusunan rencana, program, anggaran, serta evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program di bidang cipta karya.

(20)

Adapun tujuan yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Periode 2010- 2014, yaitu :

1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengembangan, dan pengendalian permukiman demi perwujudan pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim).

2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (infrastruktur) bidang permukiman (cipta karya) untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya yang akan dicapai berdasarkan tujuan tersebut di atas adalah:

1. Terpenuhinya pelayanan manajemen bidang permukiman.

2. Tersedianya Prasarana dan sarana air minum, air limbah, persampahan dan drainase pada lokasi pasca bencana/konflik sosial.

3. Terlaksananya pengembangan NSPK bidang pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

4. Meningkatnya kapasitas kelembagaan termasuk Sumber Daya Manusia dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

5. Terlaksananya pembinaan dan pendampingan dalam rangka pembiayaan.

6. Tersusunnya NSPK bidang pengembangan permukiman.

7. Tersusunnya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIK) di daerah.

8. Tersusunnya Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman (RPKP) di perkotaan dan perdesaan.

9. Terlaksananya pendampingan penyusunan rencana tindak penanganan kawasan kumuh di perkotaan.

10. Terlaksananya pembinaan kelembagaan (organisasi dan SDM) serta peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman.

11. Tersusunnya NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan .

12. Terlaksananya pendampingan penyusunan NSPK bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan oleh Pemda .

13. Terlaksananya pembinaan kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan (sosialisasi dan diklat).

14. Tersusunnya NSPK dalam pengembangan pengelolaan sanitasi lingkungan.

15. Terlaksananya pendampingan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang berkaitan dengan pengelolaan sanitasi lingkungan oleh Pemda.

16. Terlaksananya pembinaan kelembagaan (organisasi, SDM, peran masyarakat) dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan sanitasi lingkungan.

(21)

17. Tersusunnya NSPK dalam pengembangan pengelolaan persampahan.

18. Terlaksananya pendampingan penyusunan SSK yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan.

19. Terlaksananya pembinaan kelembagaan (organisasi, SDM, peran masyarakat) dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan persampahan.

20. Terlaksananya Pendampingan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum kabupaten/kota.

21. Terwujudnya adaptasi terhadap perubahan iklim.

22. Tersusunnya kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri dan pola investasi, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman.

23. Terwujudnya penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan.

24. Terlaksananya pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan permukiman baru.

25. Terwujudnya penataan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan dan lingkungan.

26. Terwujudnya penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau.

27. Terwujudnya pengembangan Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIP2B).

28. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera.

29. Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur air limbah.

30. Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur drainase.

31. Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur persampahan.

32. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Perkotaan.

33. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan.

34. Bertambahnya NSPK untuk peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan layanan dasar.

35. Terselenggaranya layanan teknis dalam untuk peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan layanan (dasar).

36. Terselenggaranya penanganan kawasan permukiman di kawasan rawan bencana.

37. Terselenggaranya pengembangan kawasan-kawasan potensial di perdesaan.

38. Terwujudnya penataan kawasan di daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau- pulau kecil terluar.

Berdasarkan Tujuan dan sasaran strategis tersebut di atas, ditetapkan hasil/outcome jangka menengah yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode 2010-2014 adalah meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai rencana tata ruang wilayah/kawasan bagi terwujudnya pembangunan permukiman, serta jumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman yang berkelanjutan.

(22)

1.4.2 KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT BINA PROGRAM

Kebijakan yang digunakan oleh Direktorat Bina Program dalam menjalankan tugas dan fungsinya mengacu pada kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu:

1. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan daerah otonom dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman,

2. Meningkatnya pembiayaan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur permukiman, 3. Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai

sasaran air minum, air limbah, persampahan, dan drainase, 4. Percepatan pembangunan perdesaan,

5. Pengembangan kajian, strategi, dan kebijakan pengembangan kawasan, 6. Penerapan prinsip-prinsip Good Governance.

7. Peningkatan publikasi dalam berbagai media informasi serta pengembangan teknologi informasi.

Untuk merealisasikan kebijakan tersebut di atas, Direktorat Bina Program pada TA 2012 mewujudkannya melalui 1 (satu) program, yaitu: Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.

Pelaksanaan program tersebut dirinci dalam kegiatan-kegiatan untuk tahun 2012 sebagai berikut:

1. Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi dan Evaluasi Kinerja, dengan output:

a. Layanan Perkantoran.

b. Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman.

c. Program dan Anggaran Bidang Permukiman.

d. Kerjasama Luar Negeri Bilateral dan Multilateral.

e. Evaluasi Kinerja Bidang Permukiman.

f. Data dan Informasi Bidang Permukiman.

g. Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman.

Berdasarkan peraturan menteri keuangan nomor 112/PMK.02/2012 tentang petunjuk penyusunan dan penelaahan rencana kerja dan anggaran kementerian Negara/Lembaga, maka terdapat output tambahan sebagai berikut :

1. Kendaraan bermotor 2. Peralatan perkatoran

3. Perangkat data dan informasi 4. Bangunan/gedung

(23)

BAB 2 | RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Bina Program untuk merumuskan visi dan misi secara rinci, dituangkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan 2011.

2.1 RENCANA KINERJA TAHUNAN

Rencana kinerja tahunan Direktorat Bina Program pada tahun 2012 dilaksanakan melalui 1 (satu) program pembangunan sesuai DIPA Tahun 2012 (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran-II, Form RKT), yaitu masuk dalam 1 (satu) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.

INDIKATOR KINERJA OUTPUT

TARGET VOLUME SATUAN

76 Laporan

Layanan Perkantoran 12 Bulan

Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman 6 Laporan Program dan Anggaran Bidang Permukiman 13 Laporan Kerjasama Luar Negeri Bilateral dan Multilateral 8 Laporan

Evaluasi Kinerja Bidang Permukiman 9 Laporan

Data dan Informasi Bidang Permukiman 7 Laporan

Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman 33 Laporan

2.1.1 KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM DAN ANGGARAN, KERJASAMA LUAR NEGERI, DATA INFORMASI SERTA EVALUASI KINERJA INFRASTRUKTUR BIDANG PERMUKIMAN

a. Tujuan Kegiatan

Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur bidang permukiman melalui peningkatan kualitas penyusunan kebijakan, program, dan anggaran, kerjasama luar negeri, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman.

(24)

b. Sasaran Kegiatan

Tersusunnya kebijakan, program dan anggaran, kerjasama luar negeri, data informasi serta evaluasi kinerja infrastruktur bidang permukiman.

c. Keluaran/Output

Keluaran/output dari Kegiatan Penyusunan Kebijakan, Program dan Anggaran, Kerjasama Luar Negeri, Data Informasi Serta Evaluasi Kinerja Infrastruktur Bidang Permukiman adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan dan strategi bidang permukiman 2. Program dan anggaran bidang permukiman 3. Kerjasama luar negeri bilateral dan multilateral 4. Evaluasi kinerja bidang permukiman

5. Data dan informasi bidang permukiman

6. Laporan perencanaan dan pengendalian program bidang permukiman

Jika membandingkan anggaran 2010 dan 2011 tanpa kegiatan fisik (tabel 2.4), maka terlihat kenaikan sebesar 25%. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa kinerja Direktorat Bina Program 25% jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya.

2.1.2 INDIKATOR KINERJA

A. INDIKATOR SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja Direktorat Bina Program adalah :

1. Masukan (input) : Jumlah paket kegiatan dan dana yang direncanakan yang dialokasikan.

2. Keluaran (output) : Jumlah paket kegiatan dan dana yang terealisasi dinilai dalam bentuk persentase fisik kegiatan dan persentase keuangan.

(25)

B. RINCIAN KELUARAN/OUTPUT

1) Rincian Keluaran/Output Layanan Perkantoran LAYANAN PERKANTORAN

Pembayaran gaji/tunjangan dan operasional perkantoran Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Operasional Perkantoran dan Pimpinan

Perawatan gedung kantor Perawatan Kendaraan Bermotor Langganan Daya dan Jasa

Laporan Pembinaan dan Pengendalian Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

Laporan Pembinaan Dan Pengendalian Prasarana Dan Sarana Dasar Perdesaan Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Laporan Perencanaan dan Pengendalian Program Bidang Permukiman

Layanan perkantoran randal pusat layanan perkantoran randal propinsi

2) RINCIAN KELUARAN/OUTPUT KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PERMUKIMAN SUBDIT KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PERMUKIMAN

Pembayaran gaji/tunjangan dan operasional perkantoran Administrasi Kegiatan

Evaluasi Kebijakan dan Strategi

Review Kebijakan dan Strategi Nasional Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) Permen PU No.

20/PRT/M/2005

Review Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) Permen PU No.21/PRT/M/

Mid Term Review Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya Tahun 2010-2014 Masukan Teknis Kebijakan dan Strategi

Penyusunan Masukan Teknis Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Kelembagaan Infrastruktur Permukiman Dalam

Perencanaan Jangka Menengah dan Jangka Panjang

Gambar

Diagram  di  atas  menunjukkan  tingkat  kesesuaian  program/kegiatan  di  RKAK/L  dengan  dokumen  RPIJM  relatif  tinggi  (dengan  kisaran  60%  -  85%)  walaupun  belum  dapat  dikatakan  maksimal
Diagram diatas menggambarkan bahwa capaian output pada tahun 2012 lebih tinggi  dibandingkan tahun sebelumnya (2011)

Referensi

Dokumen terkait

Menambah literature yang membahas tentang lalu lintas udara, khususnya peran dan tanggungjawab Air Traffic Control (ATC) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang

Pada tanaman jagung, penggunaan sumber nutrisi 100 % dosis kompos (N2) yang dikombinasikan dengan pupuk hayati ternyata menghasilkan bobot kering jagung pipilan tertinggi (41,6

Dari perhitungan uji t pada analisis selisih mutlak 2 didapatkan nilai p value (0,490)> 0,05, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

Berdasarkan hasil musyawarah antara pihak sekolah dan pengurus komite sekolah disepakati bahwa kekurangan dana pembangunan tersebut akan digali dari para donatur baik

Hasil penelitian Wahyunie et al (2012) menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi pada sistem olah tanah intensif lebih keras jika dibandingkan dengan penerapan olah tanah

Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana

Phoâi gia coâng phaûi ñöôïc coá ñònh chaéc chaén vaøo ñeá xoay vaø taám chaén daãn höôùng vôùi baøn keïp trong toaøn boä quaù trình vaän haønh.. Khoâng bao

Perancangan Youth Center di Kota Kebumen bertujuan untuk mendapatkan desain bangunan yang dapat memberikan fasilitas kegiatan olahraga, kesenian serta kegiatan komunitas ke