• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

(2)

Pengawasan Internal

Pengawasan internal merupakan aktivitas assurance dan

konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.

Pengawasan internal membantu organisasi mencapai tujuannya

melalui pendekatan sistematis dan teratur dalam mengevaluasi

dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko,

pengendalian dan tata kelola .

(3)

PRINSIP DASAR PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL

1. Mendemonstrasikan integritas

2. Mendomenstrasikan kompetensi dan kecermatan profesional

3. Obyektif dan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya (independen) 4. Selaras dengan strategi, tujuan, dan risiko organisasi

5. Diposisikan secara layak dan didukung sumber daya memadai 6. Mendemonstrasikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan

7. Berkomunikasi secara efektif 8. Memberi asurans berbasis risiko

(4)

Evolusi Peran Internal Auditor…

Mendukung pencapaian tujuan strategis organisasi Mitra CEO dalam

pengambilan keputusan Orientasi pada operasi organisasi

Peran sebagai strategic adviser

Memastikan value for money bagi organisasi Mitigasi risiko

Business process improvement

Deteksi kecurangan (fraud)

Menguji sistem pengendalian Vouching and tickmarking

Orientasi pada laporan keuangan

• Komunikasi

Hukum

• Negosiasi

Teknologi informasi

(5)

PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO

 Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan

pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas dan tujuan organisasi

 Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal risiko dan mengambil tindakan penanganan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada semua

kegiatan organisasi.

 Memahami risiko bertujuan untuk mengelola risiko

(6)

 Menjadi pemrakarsa penerapan manajemen risiko, khususnya bila kesadaran tentang manajemen risiko masih rendah

 Memfasilitasi management untuk melakukan identifikasi risiko dengan metode dan alat yang sesuai dengan kebutuhan

 Memberikan saran dan memfasilitasi pelaksanaan risk control self assessment

 Melakukan peran untuk koordinasi, monitoring dan pelaporan efektivitas manajemen risiko kepada pimpinan

 Membantu manajemen untuk menilai kecukupan mitigasi risiko yang direncanakan.

PERAN AUDITOR INTERN

DALAM MANAJEMEN RISIKO

(7)

EFEKTIFIVITAS PERAN SPI PTN

Belum Efektif Peran SPI PTN, Sebab :

Kurangnya komitmen Pimpinan PTN terhadap peran SPI

Adanya kesibukan sebagai Pengajar/Dosen

Anggota SPI kurang kompeten dan memahami Proses bisnis/Pengelolaan PTN

Belum ada evaluasi kinerja dari SPI itu sendiri

SPI belum memiliki program kinerja tahunan

SPI belum didukung dengan anggaran yang memadai

Belum dapat memberikan pertimbangan dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

(8)

Pengukuran Kinerja Audit Internal

Pedoman untuk melaksanakan proses penilaian kinerja aktivitas audit internal

1. Identifikasi ukuran kinerja utama

2. Tetapkan proses pemantauan dan metode pelaporan kepada pemangku kepentingan (format, frekuensi dan ukuran)

3. Dapatkan umpan balik dari pemangku kepentingan utama mengenai efektivitas audit

(9)

CONTOH PENGUKURAN KINERJA AKTIVITAS AUDIT INTERNAL

INPUT PROCESS OUTPUT MODEL

(10)

Ekonomis, Efisien dan Efektif

ACTUAL INPUTS

(Efficiency) ACTUAL OUTPUTS

(Economy) (Effectiveness)

PLANNED INPUTS

PLANNED OUTPUT

(i.e. Objectives)

(11)

Contoh Ukuran Input

1. Jumlah auditor per 1.000 pegawai dibandingkan rata-rata sektor industri

Tingkat biaya/pengeluaran

dengan

2.

3. Alokasi waktu produktif menurut jenis pekerjaan.

(12)

Contoh Ukuran Proses

1.

2.

3.

4.

5.

Training/pelatihan

Kegiatan-kegiatan profesional Compliance terhadap Standard Proporsi waktu yang produktif

Waktu yang digunakan dalam setiap penugasan dibandingkan dengan waktu yang direncanakan Perbandingan antara waktu dengan hasil audit Tingkat penyelesaian audit yang tepat waktu

audit

6.

7.

8. Reputasi audit internal (hasil survei kepuasan klien)

(13)

Contoh Ukuran Output

Melaporkan keberhasilan

Peluang-peluang yang diidentifikasi oleh audit Penyelesaian rencana audit

Kepuasan klien

Compliance terhadap piagam audit internal Pengembangan audit staff

Saat-saat dimana audit internal diminta memberikan konsultansi tentang perubahan sistem

Tingkat permintaan untuk melaksanakan penugasan audit khusus.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

(14)

RISIKO LAPORAN KEUANGAN

(15)

PERBEDAAN SALDO KAS BLU ANTARA LK DAN KPPN

TIDAK SEMUA REKENING TERCOVER DALAM LK dan REKENING BANK TIDAK TERDAFTAR PADA KEMENTERIAN KEUANGAN

BERUBAH MENJADI PINJAMAN DAN UANG MUKA TANPA SEGERA DISELESAIKAN

AKUN KAS

(16)

Uang Muka Tidak Segera di Pertanggung Jawabkan.

Pemberian Uang Muka untuk kegiatan yang tidak ada dalam RKAKL/RBA

Penyelesaian Uang Muka melewati akhir tahun.

AKUN UANG MUKA

(17)

Penyajian nilai persediaan di neraca tidak sesuai /berdasarkan dengan Stock Opname

Perhitungan Stock Opname tidak dilengkapi dengan Kertas Kerja perhitungan sisa persediaan

Pengadaan persediaan tidak dicatat dan tidak dilaporkan.

Jumlah barang yang dilaporkan tidak sesuai dengan jumlah fisik.

AKUN PERSEDIAAN

(18)

PEMBELIAN ASET TETAP SUDAH DATANG NAMUN TIDAK SEGERA DILAKUKAN PEMBAYARAN BERAKIBAT SIMAK DAN SAIBA TIDAK SAMA

PEMBELIAN ASET TETAP BELUM DATANG NAMUN SUDAH DILAKUKAN PEMBAYARAN BERAKIBAT SIMAK DAN SAIBA TIDAK SAMA.

OPERATOR LALAI SEGERA MELAKUKAN INPUT DALAM APLIKASI SIMAK-BMN.

AKUN ASET TETAP

(19)

ASET TETAP TIDAK DIUPDATE KEBERADAANNYA – TIDAK SEGERA DIHAPUS ATAS ASET YANG SUDAH RUSAK BERAT ATAU HILANG DENGAN MELAKUKAN INVENTARISASI.

AKUN ASET TETAP

(20)

Pencatatan Piutang tidak sesuai dengan dokumen pendukung

Penyajian Piutang pendidikan tidak didukung oleh data jumlah Mahasiswa yang tidak valid .

Piutang Tidak Segera Dicatat Meskipun Pelayanan Kepada Mahasiswa Sudah Dilaksanakan.

AKUN PIUTANG

(21)

Adanya Piutang Pegawai

Rincian piutang tidak dapat disajikan

AKUN PIUTANG

(22)

RISIKO PELAKSANAAN ANGGARAN (

1

)

Pengelolaan dan pertanggungjawaban dana penelitian tidak sesuai ketentuan

Realisasi belanja barang untuk penelitian yang disalurkan kepada peneliti di perguruan tinggi belum dilaporkan dan dipertanggungjawabankan tidak sesuai ketentuan

Dana Penelitian yang dibiayai Pusat (bersumber dari Ditlitabmas/DRPM) dikenakan pemotongan di Perguruan Tinggi

Realisasi dana penelitian belum didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap dan valid.

Realisasi dana penelitian dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak layak dibayarkan seperti pembayaran uang transport di lingkungan kampus, selisih bukti riil dengan SPJ, biaya analisis untuk pribadi peneliti, dan lainnya.

Pembayaran Honorarium dalam rangka pelaksanaan kegiatan tidak sesuai ketentuan,

meliputi pembayaran honor melebihi tarif dalam standar biaya, pembayaran honor kepada pejabat yang tidak berhak dan atau tidak diatur dalam standar biaya, realisasi honorarium tidak didukung dengan bukti yang lengkap.

(23)

RISIKO PELAKSANAAN ANGGARAN (2)

 Pengadministrasian kehadiran Pegawai yang tidak lengkap/baik

 Realisasi pembayaran uang transport, uang saku, uang makan dan uang harian tidak memenuhi syarat pembayaran yang ditetapkan dalam SBM.

 Pembayaran Tunjangan kepada Dosen atau Pegawai yang Melaksanakan Tugas Belajar Tidak Sesuai Ketentuan

 Pembayaran Gaji kepada Dosen yang Sudah Tidak Aktif

 Perhitungan Pembayaran Uang Makan untuk Dosen PNS Tidak Didukung Bukti yang Valid dan Berpotensi Lebih Bayar

 Perhitungan Pembayaran Tunjangan Kinerja /Remunerasi Tidak Didukung Bukti

(24)

RISIKO BELANJA BARANG

 Pertanggungjawaban atas Belanja Barang untuk Kegiatan Operasional Tidak Sesuai Ketentuan

 Pembayaran Honorarium Tidak Sesuai Ketentuan ( mis. Honor senat, penandatangan sertifikat diklat)

 Pembayaran Honorarium dan Uang Saku Fullboard Kegiatan Tidak Sesuai Ketentuan

 Perjalanan Dinas Lebih Dibayarkan

 Pengadmintrasian SPJ Kegiatan yang kurang lengkap

 Kelebihan pembayaran honorarium narasumber kegiatan karena selisih waktu real pelaksanaan kegiatan

 Pelaksana menerima honor narasumber dan uang perjadin

(25)

RISIKO TERKAIT BELANJA BARANG

 Pembayaran Uang harian perjadin LN untuk waktu perjalanan melebihi batas paling tinggi 40% dari tarif uang harian

 Pembayaran honor SK tim kegiatan yang merupakan Tusi Satker.

 Perjadin ke LN tidak didukung dengan bukti2 SPJ yang lengkap (Tidak ada ST, SP Sekneg, Exit Permit, Undangan, tiket, boarding pass)

 Kelebihan pembayaran tiket, harian/fullboard

 Kelebihan pembayaran belanja ATK

 Pembayaran Jasa Profesi dan Perjalanan Dinas Kegiatan yang tidak didukung bukti memadai

 Pengeluaran dana tidak sesuai ketentuan (cth. untuk bantuan sosial thd pegawai)

(26)

RISIKO TERKAIT KEPATUHAN KETENTUAN (Belanja Barang)

Pengadaan Barang Inventaris yang Terdaftar Dalam E-Catalog Tidak Dilakukan Melalui Sistem E-purchasing dan Berindikasi Merugikan Negara

Pelaksanaan Belanja Barang Secara Pengadaan Langsung Tidak Sesuai Ketentuan Dan Menimbulkan Pemborosan Keuangan Negara

Pembayaran Uang Saku/Harian Perjalanan Dinas dan Transport Lokal Tidak Sesuai Ketentuan

Pembayaran Uang Saku Rapat Dalam Kantor Tidak Sesuai Ketentuan

Pembayaran honorarium Pengelola/Tim Pelaksana/Sekretariat Pelaksana Kegiatan dan Panitia Penyelenggara Tidak Sesuai Ketentuan (melebihi jumlah tim maksimal).

Pengeluaran yang tidak ada di anggaran (RBA dan RKAKL) tanpa Revisi

PTN BLU yang belum tertib dalam mengajukan pertanggungjawaban berupa SP3B BLU.

Penerima tunjangan profesi Dosen Non PNS, tunjangan profesi Guru Besar Non PNS, dan tunjangan Kehormatan Guru Besar Non PNS tidak memenuhi syarat

(27)

RISIKO TERKAIT BELANJA MODAL

 Kekurangan Volume Pekerjaan

 Kelebihan Pembayaran Pekerjaan

 Denda Keterlambatan Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Belum Dikenakan

 Kekurangan Pemungutan Pajak dari Pekerjaan Konstruksi dan Pengadaan Barang dan Jasa

 Kegiatan Pengadaan Memboroskan Keuangan Negara

 Pembayaran atas Pengadaan yang Tidak Sesuai Pelaksanaan Pekerjaan dan Penyedia Jasa Tidak Dapat Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Waktu nya

(28)

RISIKO TERKAIT HIBAH/DANA BANTUAN

 Transaksi Penerimaan Hibah belum diilengkapi dengan dokumen pendukung

 Penerimaan hibah belum dilakukan pencatatan/pelaporan.

 Adanya retur belanja beasiswa, tunjangan, dan dana penelitian yang belum diproses dan keberadaannya masih ada dipihak ketiga

 Terdapat penerima beasiswa Dosen Studi lanjut S2/S3 yang tidak memenuhi syarat

 Pemberian Bantuan Beasiswa Bidikmisi yang tidak sesuai ketentuan

(29)

RISIKO TERKAIT PENDAPATAN

 Penerimaan Satker Digunakan Langsung dan Belum Disetor

 Penerimaan PNBP BLU belum dicatat/di laporkan sebagai pendapatan BLU

 Kekurangan Penerimaan atas Pemanfaatan Aset oleh Pihak Ketiga dan Kehilangan Potensi Pendapatan

 Sewa Rumah Negara Belum Ditetapkan dan Berpotensi Tidak Terealisasi

 Penerimaan yang tidak diketahui sumber dan peruntukannya

 Pengenaan Tarif yang sesuai ketentuan

(30)

PERAN SPI UNTUK MEMANAGE RISIKO LK DAN PELAKSANAAN ANGGARAN:

1. Perlu Dukungan Top Manajemen

2. Komitmen, kesadaran dan rasa tanggungjawab yang tinggi dari seluruh SPI untuk mempertahankan opini WTP.

3. Meningkatkan monitoring dan Evaluasi atas Tindak Lanjut Temuan BPK 4. Melakukan pendampingan terhadap Unit yang membutuhkan

5. Meningkatkan kompetensi SDM SPI

6. Merubah pola audit dari post menjadi current (on going) audit 7. Membantu Menyelesaikan Masalah

8. Meningkatkan Pengawasan terhadap Anggaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

9. Melalukan Reviu atas Laporan Keuangan secara berkelanjutan

10. Menjalin komunikasi dengan Itjen dan BPK tentang upaya TL dan konsultasi tentang hambatan/permasalahan TL yang tidak ditindaklanjuti.

(31)

TERIMA KASIH

Email: hardi1964@yahoo.com

HP. 08159906542

Referensi

Dokumen terkait

Saat itu, pembina Bina Iman Remaja (BIR) Paroki Santa Maria Regina (SanMaRe) Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, sedang mencari apa bentuk kegiatan paling tepat untuk remaja

Serba‐Serbi Spiker, Ampli dan Desain Sound System #1 2010 

Hal ini sebagai akibat dari rendahnya populasi vektor yang menghinggapi tanaman pepaya, disamping itu vektor kutudaun yang berhasil masuk ke pertanaman pepaya adalah

Jurnalis juga memberikan penilaian yang sama terhadap kepercayaan rekan jurnalis lain dan redaktur bahwa informasi dalam siaran pers cenderung tidak dapat digunakan sebagai

Terakhir, Pemerintah Daerah harus secara rutin dan teratur membantu, membina dan mengembangkan usaha peran restoran yang berkaitan dengan obyek pajak restoran,

Jika dipresentasikan bahkan Wardah dapat dikatakan mendapat tingkat popularitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan brand-brand yang lahir dari perusahaan ternama

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Sosial Ekonomi Peserta BPJS di

hybrid bidirectional inverter 1500 watt dengan menggabungkan energi alternatif pembangkit listrik tenaga surya dan energi utilitas untuk aplikasi rumah tangga ini