6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pusataka
2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban
Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya kepada manajer-manajer bawah agar pengelolaan perusahaan dapat optimal. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat mengendalikan tanggung jawab tiap unit kerja atau pusat pertanggungjawaban.
Ada beberapa pendapat mengenai definisi akuntansi pertanggungjawaban, antara lain dikemukakan oleh Rudianto (2013) akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab pada keseluruhan organisasi, dan mencerminkan rencana serta tindakan setiap pusat tanggung jawab itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab bersangkutan.
Ari Purwanti dan Darsono (2013) menyatakan bahwa berdasar kondisi objektif yang demikian, agar perusahaan dapat melangsungkan hidup, manajemen harus menentukan system pemberian tanggungjawab, system anggaran, system pengukuran kinerja, dan system memberi imbalan kepada setiap manajer, system yang demikian itu disebut akuntansi pertanggungjawaban.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7 Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang membandingkan anggaran dengan realisasi dari setiap pusat pertanggungjawaban yang digunakan untuk mengukur kinerja seseorang dan atau suatu departemen dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dalam membangun sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik diperlukan serangkaian persyaratan yang saling terkait satu dengan lainnya.
Beberapa hal yang menjadi syarat untuk membentuk dan mempertahankan system akuntansi pertanggungjawaban, yaitu (Rudianto,2013) :
1. Alokasi dan Pengelompokan Tanggung Jawab
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus didasarkan atas alokasi dan pengelompokan tanggung jawab manajerial pada berbagai unit dan tingkatan dalam organisasi dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagi masing – masing unit kerja tersebut.
2. Sesuai Bagan Organisasi
Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur organisasi di mana ruang lingkup telah ditentukan. Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya tertentu.
3. Anggaran Yang Jelas
Anggaran yang disusun harus menunjukkan secara jelas biaya yang terkendali oleh personel unit kerja bersangkutan. Jadi, setiap personel unit kerja yang diberikan wewenang mengelola unit kerjanya harus mengetahui dengan jelas tingkat tanggung jawab yang menjadi bebannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8 2.1.2. Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Rudianto (2013), dari berbagai fungsi dan tingkatan manajemen yang dimiliki perusahaan. Keseluruhan fungsi dan tingkatan manajemen, seperti yang tercantum dalam struktur organisasi berbagai perusahaan, dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Pusat Biaya
Pusat biaya (cost center) adalah bagian terkecil dari kegiatan atau bidang tanggung jawab di mana biaya diakumulasikan. Biasanya pusat biaya berbentuk departemen tersendiri. Tetapi tidak menutupi kemungkinan pusat departemen terdiri dari beberapa pusat biaya.
2. Pusat Laba
Pusat laba (profit center) adalah salah satu bagian perusahaan yang sering kali yang sering kali disebut sebagai divisi, yang bertanggungjawab atas pendapatan maupun pengeluaran perusahaan.
3. Pusat Investasi (investment center)
Pusat Investasi (investment center) adalah salah satu bagian perusahaan yang bertanggungjawab atas pendapatan dan biaya sekaligus dihubungkan dengan modal yang digunakan oleh bagian tersebut.
2.1.3 Syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Kurnia (2014), untuk dapat diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban ada lima syarat, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan
tanggung jawab tiap tingkatan manajemen.
Pada Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang mampu menghubungkan wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi itu sendiri dengan tanggung jawab biaya secara langsung. Penggunaan biaya atau pelaksanaan anggaran harus pada tingkat pimpinan suatu pusat pertanggunjawaban dimana biaya itu terjadi, sehingga akan memudahkan menunjuk siapa yang bertanggungjawab. Dari pusat-pusat pertanggungjawaban dalam organisasi itu kemudian disusun laporan yang menunjukkan prestasi setiap pimpinan yang bertanggung jawab atas biaya yang dapat dikendalikan. Untuk itu dalam suatu penyusunan sistem akuntansi yang harus sesuai pertanggungjawaban selalu didahului pembebannan terhadap struktur dan proses organisasi manajemen serta penyesuaian antara sistem akuntansi pertanggungjawaban dengan keadaan organisasi.
2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, dimana tiap-tiap manajer mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya masing- masing.Dengan demikian jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran akan mudah siapa yang bertanggungjawab.
Untuk tujuan pengendalian biaya, anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkatan manajemen dalam organisasi. Tiap-tiap bagian dalam pusat pertanggungjawaban menyerahkan anggaran biayanya kepada manajer di atasnya, kemudian oleh manajer pusat pertanggungjawaban menyerahkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10 yang rancangan- rancangan anggaran tersebut untuk kemudian dikoordinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh komite anggaran.
Setiap perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran harus dirundingkan dan diberitahukan kepada manajer penyusunan anggaran biaya, sehingga menciptakan peran serta dan komitmen mereka dalam mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian, tiap-tiap manajer akan merasa bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya adalah anggarannya sendiri, sehingga pada saat pertanggungjawaban mereka akan bersedia dinilai atas dasar tolak ukur anggaran.
3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya (controllability) biaya oleh manajemen tertentu dalam operasi.
Penggolongan biaya sesuai dengan dapat tidaknya dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. Pada akuntansi pertanggungjawaban proses penyusunan anggaran setiap manajer turut berpartisipasi menyusun bagiannya masing-masing kegiatan akan dimintai pertanggung jawaban mengenai realisasi anggaran. Karena tidak semua biaya yang terjadi pada semua bagian dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka pemisahan biaya kedalam biaya terkendali dan biaya tidak terkendali perlu dilakukan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban.
Biaya terkendalikan adalah biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu, sedangkan biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi secara signifikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11 oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu jangka waktu tertentu.
4. Terdapatnya susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan untuk tiap tingkatan manajemen. Tiap tingkatan tersebut pertanggungjawaban atas biaya yang berada di bawah pengendaliannya dan biaya yang terjadi dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya tersebut. Karena itu untuk kepentingan pengumpulan biaya di dalam suatu akuntansi pertanggungjawaban, maka setiap pusat pertanggungjawaban yang terdapat dalam perusahaan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen dalam struktur organisasi perusahaan. Pada Kode tersebut merupakan kode organisasi (organisation code) dengan struktur organisasi kode, sebagai berikut:
a. Jenjang organisasi dibagi menjadi tiga tingkatan yang yaitu Direksi, tingkat departemen, dan tingkat bagian. Oleh karena itu jenjang organisasi diberi kode dengan memakai tiga angka, setiap posisi angka mencerminkan jenjang organisasi.
b. Angka ke satu menunjukkan jenjang direksi angka kedua menunjukkan jenjang departemen, sedangkan angka ketiga menunjukkan jenjang bagian.
5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab (responsibility reporting).
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengumpulan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 biaya, untuk kepentingan pengendalian biaya, yaitu dengan cara menggolongkan, mencatat dan meringkas biaya-biaya dalam hubungannya dengan tingkat-tingkat manajemen yang bertanggungjawab. Oleh karena itu, biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi.
Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan tidak terkendalikan.
Akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya yang dikaitkan dengan suatu atau unit di dalam perusahaan. Untuk menyajikan laporan yang efektif tidak semua informasi yang ada dilaporkan tetapi informasi tersebut harus dipilih sesuai kebutuhan agar dapat digunakan sebagai dasar bertindak bagi manajer yang berkepentingan.
Format umum laporan pertanggungjawaban biaya. Laporan pertanggungjawaban biaya berisi informasi berikut (Mulyadi, 2001):
1. Nomor kode rekening biaya.
2. Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban.
3. Realisasi biaya bulan ini.
4. Anggaran biaya bulan ini.
5. Realisasi biaya sampai dengan bulan ini 6. Anggaran biaya sampai dengan bulan ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 7. Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini
Tabel 2.1: Format Umum Laporan Pertanggungjawaban; Sumber:Mulyadi (2001)
2.1.4. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Masniah (2013) terdapat empat karakteristik akuntansi pertanggungjawaban yaitu:
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, keluarga produk, tim kerja, atau individu. Apa pun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk, sistem akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya).
2. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat Kode
R Rek.
Jenis Biaya/
Pusat Biaya
Bulan ini Sampai dengan Bulan ini Realisasi Anggaran Peny. Realisasi Anggaran Peny.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran.
Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajerpusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran.
Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang dia memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi biaya sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap manager yang bertanggungjawab untuk memungkinkan setiap manajer mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka.
4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran.
Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara invidual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 diberi penghargaan atau hukuman menurtu system penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
2.1.5. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah menghasilkan laporan- laporan untuk setiap tingkatan manajemen pada setiap pusat pertanggungjawaban. Laporan yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menggunakan laporan tersebut yang merupakan hasil kegiatan suatu unit yang berada dibawah wewenangnya. Laporan yang dibuat dan ditujukan kepada setiap tingkatan manajemen akan memberiakn umpan balik bagi manajemen, sehingga dapat diambil suatu tindakan korektif untuk pencegahan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban selain menghasilkan laporan keuangan juga bertujuan untuk memotivasi manajer pusat pertanggungjawaban untuk menampilkan kinerja yang efektif dan efisien. Selain itu umpan baliknya berupa informasi membuat keputusan untuk mengestimasi hasil-hasil kegiatan perusahaan di masa yang akan datang dan melakukan perencanaan selanjutnya.
Menurut Ratri (2014) Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1. Infomasi akuntansi sebagai dasar penyusunan anggaran.
Anggaran pada dasarnya merupakan penetapan peran dalam usaha.
Pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 melaksanakan perannya, yang diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam tahun anggaran.
2. Infomasi akuntansi sebagai penilaian kinerja manager pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, yang menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan terjadinya kegiatan perusahaan.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi pihak manajer merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang dibuat oleh pihak manajemen dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Infomasi akuntansi sebagai pemotivasi manager
Anggaran berisi tolok ukur prestasi manajer yang dinyatakan dalam satuan uang, dan juga berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 yang memberikan tolok ukur prestasi manajer yang diberi tanggung jawab untuk menyusun anggaran tersebut. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam anggaran dapat berfungsi untuk memberi motivasi bagi manajer yang bersangkutan untuk mencapai tolok ukur yang dinyatakan dalam informasi akuntansi tersebut. Jika system penghargaan dalam perusahaan didasarkan pada informasi akuntansi pertanggungjawaban, informasi ini akan berpengaruh terhadap perilaku keorganisasian para manajer.
4. Informasi akuntansi memungkinkan pengelolaan aktivitas.
5. Informasi akuntansi memungkinkan pemantauan efektivitas program pengelolaan aktivitas. Informasi akuntansi manajemen terutama biaya, informasi akuntansi pertanggungjawaban ini bermanfaat bagi manajemen untuk:
Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai (non value added costs).
Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas
2.2 Pusat Pertanggungjawaban
2.2.1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Ratri (2014), Pusat Pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.
Sedangkan Hansen dan Mowen (2000), menjelaskan bahwa Pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap pengeturan kegiatan – kegiatan tertentu.
Dari pengertian pusat pertanggungjawaban yang telah diuraikan, dapat diartikan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian dalam penetapan pusat pertanggungjawaban sangat erat dengan penetapan manajer dari pusat pertanggungjawaban tersebut.
2.2.2 Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Rudianto (2013) dari berbagai fungsi dan tingkatan manajemen yang dimiliki perusahaan, keseluruhannya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan fungsi dan tingkatan manajemen, seperti yang tercantum dalam struktur organisasi berbagai perusahaan, dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pusat Biaya (cost center) adalah bagian terkecil dari kegiatan atau bidang tanggung jawab dimana biaya diakumulasikan. Biasanya pusat biaya berbentuk departemen tersendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan pusat departemen terdiri dari beberapa pusat biaya, Misalnya, produsen elektronik memiliki departemen penelitian dan pengembangan yang dilakukannya, maka departemen itu hanya akan mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan penelitian dan pengembangan yang dilakukannya. Departemen semacam inilah yang disebut sebagai pusat biaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 2. Pusat Laba (profit center) adalah salah satu bagian perusahaan yang sering
kali disebut sebagai divisi, yang bertanggung jawab atas pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Misalnya, salah satu perusahaan yang berlokasi di di Jawa Timur memiliki kantor pemasaran di Jakarta, sehingga divisi pemasaran tersebut merupakan pusat laba bagi perusahaan tersebut. Karena di samping bertanggung jawab terhadap pendapatan dari aktivitas pemasaran yang dilakukannya untuk wilayah tertentu, divisi tersebut juga bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh divisinya.
3. Pusat Investasi (investment center) adalah salah satu bagian perusahaan yang bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya sekaligus dihubungkan dengan modal yang digunakan oleh bagian tersebut.
2.2.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban Struktur organisasi mencerminkan pembagian hirarki dan wewenang dalam perusahaan. Berdasarkan susunan organisasi, manajemen melakukan pendelegasian wewenang kepada manajemen di bawahnya. Dalam penyusunan sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggungjawab kepada manajer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan akuntansi pertanggungjawaban dan penyusunan struktur organisasi merupakan pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi, karenanya salah satu syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah struktur organisasi.
Ada 2 tipe struktur organisasi berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 yaitu sebagai berikut :
1. Organisasi Fungsional
Dalam organisasi fungsional, pembagian pertanggungjawaban didasarkan atas fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi penjualan, dan fungsi administrasi.
2. Organisasi Divisional
2.3. Anggaran sebagai alat Pengendalian Biaya 2.3.1 Pengertian Anggaran
Menurut Ari Purwanti dan Darsono (2013), anggaran merupakan rencana kerja yang dituangkan dalam angka – angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan
2.3.2 Tujuan Anggaran
Menurut Ari Purwanti dan Darsono (2013) dalam bukunya Akuntansi Manajemen, mengemukakan bahwa tujuan anggaran, adalah sebagai berikut : 1. Memaksa manajer membuat rencana kerja.
2. Tolak ukur mengevaluasi kinerja.
3. Meningkatkan kominukasi dan koordinasi antar manajer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 4. Membantu pengambilan keputusan.
2.3.3 Karakteristik Anggaran
Menurut Ratri (2014) anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran disusun berdasarkan program.
2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian.
Anggaran disusun berdasarkan program.
Proses manajemen perusahaan dimulai dengan perencanaan stratejik (strategic planning) yang di dalamnya terjadi proses penetapan tujuan perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih, proses manajemen perusahaan kemudian diikuti dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan penaksiran sumber yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
Rencana jangka panjang yang dituangkan dalam program memberikan arah kemana kegiatan perusahaan ditunjukan dalam jangka panjang. Anggaran merinci
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 pelaksanaan program, sehingga anggran yang disusun setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang. Jika anggaran tidak disusun berdasarkan program, pada dasarnya perusahaan seperti berjalan tanpa tujuan yang jelas. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan. Menurut karakteristik masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan dapat dibagi menjadi 4 golongan : pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Proses pengendalian pusat biaya kebijakan dimulai dengan pembuatan anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak.
Anggaran biaya ini merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan oleh manajer pusat biaya yang bersangkutan. Anggaran biaya ini bukan merupakan tolak ukur efisiensi, namun untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran.
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur kinerjanya berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan tidak dimintai mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Contoh pusat pendapatan ini adalah departemen pemasaran. Departemen pemasaran bertanggung jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan tanpa harus dibebani tanggung jawab atas biaya yang terjadi didepartemennya, karena biaya seringkali tidak mempunyai hubungan dengan pendaptan yang diperoleh departemen tersebut. Pada umumnya biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan merupakan biaya kebijakan, maka pusat pendapatan umumnya juga merupakan pusat kebijakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 Pusat laba adalah pertanggungjawaban yang manajernya diukur dari selisih antara pendapatan dengan biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, baik masukan maupun keluarannya diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba, yang dipakai sebagai pengukur kinerja manajernya.Karena tiap-tiap tipe pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, penyusunan anggaran yang tidak didasarkan pada karakteristik pengendalian masing- masing tipe pusat pertanggungjawaban akan menghasilkan tolak ukur kinerja yang tidak sesuai dengan karakteristik kegiatan pusat pertanggungjawaban yang diukur kinerjanya. Hal ini akan mengakibatkan perilaku yang tidak semestinya (dysfunctional behavior) pada manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan anggarannya.
Anggaran berfungi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan sense of commitment dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan sense of commitment dalam diri penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya sebagai alat perencanaan belaka; yang terjadi penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, tidak satu pun manajer yang merasa bertanggung jawab.
Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 a. Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan
anggaran.
b. Organisasi anggaran.
c. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.
2.3.4 Pengertian Biaya
Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius selain karena biaya juga merupakan unsur pengurangan yang sangat besar dalam hubungannya dalam pencarian laba bersih. Berikut pengertian biaya menurut Ari dan Darsono (2013) adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa mendatang. Selanjutnya Hansen dan Mowen (2009) juga mendefinisikan pengertian biaya bahwa biaya merupakan kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi.
Pengertian tersebut dapat dilihat empat unsur yang terkandung didalamnya, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi berupa kas yang dapat diukur dalam satuan moneter uang, merupakan hal yang terjadi atau potensial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 akan terjadi dan pengorbanan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dimasa yang akan datang dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan
2.3.5 Pengertian Pengendalian
Menurut Hansen dan Mowen (2009) mendefinisikan pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik. Sedangkan Daljono (2009) definisi Pengendalian (control) merupakan kegiatan manajemen setiap hari untuk meyakinkan bahwa aktivitasorganisasi sesuai dengan yang telah direncanakan
2.3.6 Faktor yang mempengaruhi pengendalian biaya
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi ruang lingkup dan keefektifan pengendalian biaya. Menurut Matz, Usry, dan Hammer yang dibahasakan oleh Herman Wibowo dalam buku Akuntansi Biaya:
Perencanaan dan Pengendalian Laba adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor internal, terdiri dari a. Produktivitas
b. Perilaku biaya
c. Hubungan yang mendukung penggunaan tenaga kerja d. Kekerabatan kelompok kerja
2. Saling ketergantungan dengan departemen lain a. Keandalan (Reliability)
b. Kerja sama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 c. Keluwesan (flexibility)
3. Faktor lingkungan
a. Kemampuan merencanakan pangsa pasar (share of market) b. Pendapat agen
c. Stabilitas lingkungan
d. Keanekaragaman lingkungan (1998,420) 2.3.7 Tujuan Pengendalian
Tujuan pengendalian merupakan sasaran yang ingin dicapai dengan melaksanakan beberapa tindakan. Adapun tujuan pengendalian itu adalah (Ratri, 2014) :
1. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan kegiatan yang sedang atau yang telah dijalankan, apakah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien serta untuk mengetahui peningkatan efisiensi di masa yang akan datang.
3. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya suatu keputusan yang diambil.
2.3.8 Proses Pengendalian
Untuk mencapai sasaran perusahaan, proses pengendalian harus melalui beberapa prosedur sebagai berikut (Ratri;2014):
1. Menetapkan tolok ukur standar (anggaran) sebagai dasar untuk melaksanakan pengukuran.
2. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan yang sebenarnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 3. Melaksanakan perbandingan terhadap pelaksanaan hasil yang sebenarnya
dengan standar-standar yang telah ditetapkan diantaranya:
a. Menetapkan penyimpangan yang terjadi antara hasil pelaksanaan sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian dianalisis penyebab-penyebabnya.
b. Menentukan dan melaporkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tersebut.
c. Melaksanakan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap penyimpangan yang terjadi, agar didapat kesesuaian antara pelaksanaan dan standar yang telah ditetapkan.
2.3.9 Pengertian Pengendalian Biaya
Menurut Trisnawati (2006), Pengendalian biaya adalah tindakan yang dilakukan untuk mengarahkan aktivitas agar tidak menyimpang dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian biaya ini dapat dilakukan melalui anggaran biaya yang secara kontinyu diadakan pengawasan secara analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan atas selisih tersebut kemudian dilakukan tindak lanjut agar kerugian yang terjadi relatif kecil.
Sedangkan menurut Ratri (2014), pengendalian adalah proses penentuan, apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan yaitu perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28 2.3.10 Cara Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya perlu dilakukan agar pencapaian tujuan perusahaan dapat dilakukan secara efisien, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya perusahaan pada saat kegitan-kegiatan dilaksanakan. Pengendalian biaya tidak hanya menyangkut penentuan terlebih dahulu terhadap hasil pencapaian tingkat penjualan yang diharapkan, tidak juga meliputi tindakan untuk mengarahkan pencapaian hasil dengan pengorbanan biaya paling efisien.
Menurut Mulyadi (2001), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung pada besar kecilnya perusahaan tersebut, dan telah berkembang melalui lima tahapan, yaitu:
1. Pengendalian biaya dengan pengawasan fisik
Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan sekaligus pemilik perusahaan, perencanaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya.
2. Pengendalian biaya dengan menggunakan catatan akuntansi historis
Jika perusahaan berkembang,maka pimpinan perusahaan tidak lagi dapat mengamati secara fisik, tetapi memerlukan catatan historis untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya dari periode ke periode.
Untuk tingkat perkembangan tertentu pimpinan perusahaan cukup melakukan pernecanaan dan pengendalian dengan membandingkan catatan historis dari tahun ke tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 3. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar
Jika perusahaan semakin berkembang, pimpinan perusahaan tidak lagi menghadapi masalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan apa yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya, tetapi bagaimana pelaksanaan pada tahun berjalan jika dibandingkan dengan yang seharusnya dilaksanakan pada tahun
tersebut. Pada tingkat perkembangan ini, pimpinan memerlukan anggaran dan standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatannya. Pimpinan perusahaan mulai memperbaiki sistem perencanaan dan pengendalian kegiatannya dengan membuat anggaran statis dan biaya yang sederhana.
4. Pengendalian biaya dengan menggunakan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Dalam kenyataannya kapasitas yang direalisasikan seringkali menyimpang dari kapasitas yang direncanakan. Maka, cara perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan kemudian diperbaiki dengan mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Anggaran fleksibel disusun untuk berbagai tingkat kapasitas yang direncanakan, sehingga anggaran ini menyediakan tolok ukur prestasi yang mendekati kapasitas sesungguhnya yang dicapai.
2. Pengendalian biaya dengan pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan penerapan system akuntansi pertanggungjawaban. Dalam perusahaan besar, kegiatannya telah dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban.Perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 dilaksanakan dengan mengembangkan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasinya.
Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan.
Sedangkan menurut Kusumardani (2007), pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengurangan biaya
Terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba yaitu :
a. Meningkatkan volume penjualan.
b. Meningkatkan harga penjualan.
c. Mengurangi biaya.
Pengurangan biaya dimaksudkan dengan mengerahkan segala usaha untuk menggunakan semuanya secara lebih efektif dan efisien agar diperoleh lebih banyak hasil dengan biaya yang sedikit.
2. Penggunaan biaya standar
Jika biaya sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengendalian biaya dengan menggunakan standar adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31 a. Menetapkan perbedaan antara standar dengan pelaksanaan yang
sesungguhnya.
b. Menganalisis sebab-sebab terjadi perbedaan.
c. Mengambil tindakan perbaikan untuk mengendalikan biaya sesungguhnya yang tidak memuaskan, agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Kaitannya dengan pengendalian biaya, biaya standar mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan tolok ukur yang lebih baik mengenai prestasi pelaksanaan.
b. Memungkinkan dipergunakannya prinsip pengecualian (principle of exception) dengan akibat penghematan waktu.
c. Memungkinkan laporan yang segera atas informasi pengendalian biaya.
d. Standar berlaku sebagai inisiatif bagi karyawan. Pemusatan sumber daya hasil
3. Pemusatan sumber daya hasil.
Pemusatan sumber daya pada hasil adalah pengendalian biaya yang terbaik dan paling efektif. Bagaimana pun juga biaya tidak terjadi dengan sendiri. Biaya selalu dikeluarkan paling tidak dengan maksud tertentu untuk mencapai suatu hasil.
4. Penggunaan anggaran
Anggaran dapat digunakan sebagai tolok ukur, sebagai pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32 2.3.11 Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran sebagai
Alat Pengendalian
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebutmenurut manajer yang bertanggung jawab
Dalam pelaporannya, akuntansi pertanggungjawaban harus dilaporkan dalam bentuk sederhana. Hal ini dimaksudkan agar manajer tidak mengalami kesulitan dalam melakukan analisis terhadap kegiatan operasi perusahaan. Laporan pertanggungjawaban harus menyajikan jumlah anggaran dan jumlah realisasi biaya yang dianggarkan. Hal ini digunakan untuk mengukur rasio efektivitas anggaran terhadap realisasi anggaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33 2.4 Kerangka berfikir
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi.
Menurut Adharawati (2010), akuntansi pertanggungjawaban berperan sebagai alat pengendalian biaya dengan menghubungkan biaya dengan bagian dimana biaya tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh manager yang bertanggung jawab pada bagian tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan Rumengan (2013) menyatakan bahwa penyusunan anggaran pada setiap pusat pertanggungjawaban bertujuan untuk memberikan ukuran atas hasil-hasil keuangan yang diharapkan dari aktivitas yang telah direncanakan.
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada perusahaan telah menunjukkan manfaatnya dalam membantu manajemen dalam mengelola sumber- sumber produksi perusahaan, sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya-biaya dan penghasilan pun dapat dilakukan sesuai dengan bidang pusat.
Dengan melihat latar belakang yang telah disampaikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap pengendalian biaya. Untuk lebih jelasnya, uraian diatas dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34 PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Pengendalian Biaya
SyaratAkuntansi Pertanggungjawaban
Karakteristik
Pertanggungjawaban
Evaluasi Efisiensi Biaya
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35 2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No. Tahun Peneliti Judul Penelitian Hasil/temuan Variabel yang terkait
1 2014 Raja Kurnia
Juita Analisi Akuntansi
Pertanggungjawa ban (Studi kasus pada PT PLN Persero Tanjung Pinang)
Perusahaan belum menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui dengan adanya beberapa syarat-syarat dan karakteristik yang belum dipenuhi.
Perusahaan juga belum menjalankan pengendalian biaya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya analisis terhadap
penyimpangan biaya yang belum dilakukan
Akuntansi Pertanggungja waban
Pengendalian biaya
2 2013 Sicylia Aliu
Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawa ban sebagai alat pengendalian biaya produksi
Anggaran yang disusun perusahaan belum efektif karena tidak melibatkan bagian produksi dalam proses
Akuntansi Pertanggungja waban
Pengendalian biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36 dan penilaian
kinerja
penyusunan anggaran 3 2013 Rifky
Ronald Tumbuan
Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawa ban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya
PT Hutama Karya telah melakukan penyusunan
anggaran untuk bagiannya sendiri yang ditetapkan secara buttom-up, dimana setiap bagian atau fungsi terlebih dahulu membuat anggaran untuk kemudian diajukan ke manajemen.
Proses penilaian kinerja pada perusahaan baik, dengan adanya pembagian
prosentase anggaran yang dibandingkan dengan realisasi pada setiap semester
Akuntansi Pertanggungja waban
4 Masniah Penerapan
Akuntansi pertanggungjawa ban pada PT Karwikarya Wisman Graha
PT Karwikarya Wisman Graha belum menerapkan Akuntansi
Pertanggungjawaban dengan cukup baik
Akuntansi Pertanggungja waban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
37 Tanjungpinang
Kepulauan Riau 5 2013 Andre
Mandak
Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawa ban dengan Anggaran sebagai pengendalian biaya Dinas Perhubungan Manado
Penerapan Akuntansi pertanggungjawaban cukup baik dengan menggunakan
perbandingan antara anggaran dengan realisasi biaya
Akuntansi Pertanggungja waban
Pengendalian biaya
Sumber : dari beberapa jurnal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/