• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Struktur organisasi pemerintahan Gampong Beurawe Sumber:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Struktur organisasi pemerintahan Gampong Beurawe Sumber:"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh terdiri dari 5795 jiwa. Letak geografis Gampong Beurawe yang memiliki luas 83 Ha adalah sebagai berikut;

a. Timur : Lambhuk b. Barat : Kuta Alam c. Utara : Bandar Baru d. Selatan : Lamseupung

Gampong Beurawe dipimpin oleh seorang geuchik yang bernama Ir. Muzakir Razali terdiri dari 5 dusun yaitu: Meunasah Kaye Jato, Meunasah Dayah, Meunasah Raya, Meunasah Kuta dan Meunasah Ujong Blang. Adapun struktur organisasi pemerintahan seperti disajikan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Struktur organisasi pemerintahan Gampong Beurawe Sumber: http://gampongbeurawe.blogspot.com/

Gampong Beurawe memiliki potensi perkembangan yang pesat. Hal ini didukung oleh letaknya yang dekat dengan kota Banda Aceh. Penduduk Gampong Beurawe memiliki beragam mata pencaharian mulai dari bidang pertanian, peternakan, perdagangan, pegawai di pemerintahan dan swasta.

(5)

Gambar 2. Peta Gampong Beurawe Kuta Alam Banda Aceh

Sumber: https://www.google.com/maps/place/Beurawe,+Kuta+Alam,+Banda+Aceh+City,+Aceh

Potensi pendukung usaha bidang pertanian dan peternakan seperti limbah pertanian dan limbah pasar. Limbah pertanian dari daerah sekitar Gampong Beurawe berupa dedak, jerami dan hasil samping panen jagung yang masih memiliki nilai nutrisi dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak berkualitas melalui teknologi pertanian. Limbah pasar, terutama limbah pasar ikan dapat dijadikan bahan pakan berkualitas dan dapat disimpan dalam waktu yang lama dengan menggunakan teknologi di bidang pertanian yaitu fermentasi.

Perumusan Masalah

Masyarakat Gampong Beurawe khususnya yang berprofesi sebagai peternak memiliki dua atau lebih ternak, namun apakah peternak sudah mengetahui dan mampu mengaplikasikan teknologi pertanian berupa pengolahan pakan secara fermentasi untuk menjaga ketahanan pakan sekaligus meningkatkan produktivitas ternak?

Tujuan Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan mensosialisasikan ilmu di bidang pertanian sekaligus mentransfer keterampilan teknologi di bidang pertanian pada masyarakat peternak di sekitar tempat tinggal penulis.

(6)

Manfaat Kegiatan

Sosialisasi dan aplikasi keterampilan teknologi pertanian di Masyarakat Gampong Beurawe dapat mensinergikan antara ilmu yang ada di Perguruan Tinggi sehingga memiliki manfaat langsung ke masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pakan mendukung produktivitas ternak sehingga dapat mensejahterakan perekonomian.

(7)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Transfer Ilmu dari Perguruan Tinggi ke Masyarakat

Masyarakat memiliki keterbatasan dalam menyerap ilmu yang ada di Perguruan Tinggi tanpa adanya media transfer. Pengabdian masyarakat merupakan media transfer yang menghantarkan ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi sehingga dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat sekitar dan melekatkan tanggung jawab tersebut kepada dosen untuk melaksanakannya sesuai dengan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Seorang pendidik di Perguruan Tinggi yaitu dosen tidak hanya dituntut untuk transfer ilmu kepada masyarakat, namun juga dituntut untuk membimbing masyarakat secara berkesinambungan. Masyarakat sekitar tempat tinggal pendidik diharapkan akan subur dengan ilmu dan keterampilan dari Perguruan Tinggi akan meningkatkan pengetahuan dan produktivitias kehidupannya. Program pengabdian kepada masyarakat diharapkan meningkatkan kolaborasi kemampuan dari setiap komponen yang ada sehingga antara ilmu dan manfaat tidak memiliki kesenjangan dan tercipta harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kegiatan ini dilakukan oleh penulis, sebagai dosen yang merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Kemenristekdikti, 2015).

Teknologi Fermentasi di Bidang Pertanian

Teknologi pertanian adalah sekumpulan cara yang secara ilmiah sudah dibuktikan yang berkaitan dengan bidang pertanian secara umum. Teknologi fermentasi merupakan proses pengawetan dengan kondisi anaerob sehingga memaksimalkan kerja Bakteri Asam Laktat (BAL) untuk menghasilkan asam organik yang dapat mengawetkan bahan dari gangguan mikroba patogen (Sapienza dan Bolsen, 1993). Manfaat fermentasi dapat

(8)

mempertahankan kandungan gizi bahan yang difermentasi dan dapat meningkatkan kecernaan bahan tersebut.

Pemanfaatan teknologi fermentasi dapat menggunakan bahan bahan yang tersedia di sekitar tempat tinggal (Allaily et al., 2011). Penggunaan bahan yang potensial di daerah setempat membuat proses menjadi ekonomis. Teknologi pengolahan pakan ternak dengan cara fermentasi dapat memanfaatkan menambah umur penyimpanan bahan yang keadaannya melimpah pada suatu waktu, sehingga dapat dimanfaatkan selama beberapa waktu dan dalam keadaan nutrisi terjaga kualitasnya. Teknologi pengolahan pakan dengan cara fermentasi adalah salah satu teknologi yang dibutuhkan masyarakat.

Pakan dengan teknologi fermentasi dapat memperbaiki penampilan ternak unggas air (Sandi et al., 2013). Pakan fermentasi juga dapat menjadi sumber energi bagi ternak ruminansia besar (Hindratiningrum et al., 2011), juga sesuai untuk kebutuhan ternak ruminansia kecil (Yusmadi et al., 2008). Teknologi fermentasi dikenal juga dalam pengolahan pangan seperti pembuatan yogurt, dadih, kecap, tape, tahu, tempe, sehingga bukan teknologi baru bagi perkembangan ilmu, namun aplikasinya di masyarakat pertanian khususnya peternak lingkungan sekitar masih sangat terbatas.

Manfaat Teknologi Fermentasi

Teknologi fermentasi dapat memotong waktu dan biaya sehingga lebih ekonomis.

Bahan baku yang berupa limbah pertanian seperti daun jagung, jerami, kulit kacang, ampas tebu, ampas tahu, limbah pasar sayur, limbah pasar ikan adalah bahan-bahan yang memiliki kadar air tinggi. Kadar air yang tinggi dapat mengganggu dalam proses penyimpanan untuk pakan ternak, sehingga dilakukan pengeringan yang tentunya akan memerlukan waktu dan energi panas untuk mengeringkan agar bahan menjadi awet sewaktu disimpan. Teknologi fermentasi membutuhkan air untuk aktivitas BAL, sehingga keadaan basah ini justru akan membantu proses fermentasi sehingga kadar air tinggi pada bahan dapat dimanfaatkan langsung. Persiapan pakan selama setahun dapat dibuat dalam waktu beberapa hari, namun memang membutuhkan tempat penyimpanan yang cukup luas dan aman dari predator seperti tikus dan serangga lainnya.

Proses fermentasi pada hakikatnya memperbanyak mikroorganisme yang dapat hidup sesuai substratnya dan akan menguntungkan inangnya (Surono, 2004). Manfaat mikroorganisme positif ini sering disebut juga menjadi probiotik (mikroba baik) bagi tubuh

(9)

inang. Pakan fermentasi tidak mengganggu organ reproduksi dan mengganggu kualitas telur itik (Allaily, 2017), dapat memperbaiki keadaan saluran pencernaan itik (Tarman et al., 2017), serta tidak meningkatkan kandungan amonia feses (Allaily et al., 2017).

Memanfaatkan Bahan Pakan yang Tersedia Jerami

Jerami salah satu bahan baku yang tinggi kandungan serat. Bahkan dalam teknologi di bidang kehutanan dapat dibuat papan serat jerami untuk menggantikan kayu sebagai aksi pencegahan eksplorasi hutan secara maksimal (Arifna, 2008). Kandungan nutrisi jerami padi adalah sebagai berikut bahan kering 47.95%, protein kasar 4.04 % BK, serat kasar 31.62 % BK dan lemak 0.53% BK (Angkasa, 2014).

Kandungan serat jerami yang tinggi dapat diturunkan untuk dimanfaatkan menjadi pakan ternak dengan teknologi fermentasi. Teknologi fermentasi dapat menjaga ketersediaan mikroba yang menguntungkan dibandingkan bila pakan dicampur dengan mikroba tanpa proses fermentasi maka hanya akan efektif hanya sampai 2 bulan, selain itu kecernaan bahan pakan tersebut juga meningkat (Wina, 2005). Penelitian yang dilakukan secara invitro memperlihatkan hasil kecernaan jerami yang difermentasi meningkat (Harfiah dan Mide, 2014).

Dedak Padi

Dedak padi memiliki potensi yang cukup baik untuk dijadikan sumber pakan ternak, karena memiliki nutrisi yang masih baik untuk unggas dan ruminansia. Dedak padi merupakan hasil penggilingan padi yang dipisahkan dengan sekam. Kandungan nutrisi dedak padi adalah energi metabolisme 2.100 kkal/kg, protein kasar 12.9 %, lemak 13%, serat kasar 11.4 %, Ca 0.07 %, P tersedia 0.21% dan Mg 0.22% (Angkasa, 2014). Menurut Hartadi et al.

(1997) dedak halus pabrik no 1 memiliki protein kasar hanya 11.9% sedangkan proses di kampung hanya memiliki protein kasar 8.5%. Pada pengolahan pakan dengan fermentasi bahan baku dedak dapat dipertahankan kualitasnya serta dapat membantu proses fermentasi hingga lebih cepat dibandingkan tanpa diberikan dedak.

Rumput Alam

Makanan ternak berupa rumput alam merupakan hijauan segar yang masih tersedia di sekitar Gampong Beurawe. Peternak biasanya memberikan rumput alam dalam bentuk segar, dengan cara langsung ataupun dengan cara dipotong-potong. Rumput alam banyak

(10)

mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosan untuk berperan aktif dalam menghasilkan energi (Kartadisastra, 1997).

Keberlimpahan hijauan berupa rumput alam pada suatu masa, tanpa pengolahan akan memberikan peluang menurunnya nilai nutrisi bahan. Proses pengeringan atau pengolahan lainnya akan dapat mempertahankan rumput alam pada saat ketersediaan melimpah, sehingga dapat dimanfaatkan pada waktu rumput alam sulit didapatkan. Teknik fermentasi memperbaiki kualitas rumput dan meningkatkan produktivitas ternak (Santoso et al., 2009; Zain, 2009; Herlinae et al., 2015).

Limbah Jagung

Limbah panen jagung mulai dari daun dan batang jagung sampai ke kulit buah jagung memiliki potensi sebagai bahan baku pakan yang berkualitas setelah melalui proses teknologi fermentasi. Bahkan sekarang tunas jagung menurut Angkasa (2014) telah potensi dijadikan sumber pakan pengganti hijauan pada musim kemarau. Teknologi kecambah dan teknologi fermentasi dengan kandungan probiotik akan memacu produktivitas ternak menjadi lebih baik.

(11)

BAB III METODE PENERAPAN IPTEK Waktu dan Tempat

Pengabdian ini dilaksanakan 11 Juni sampai dengan 25 Juni 2018. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dilakukan di Gampong Beurawe di Peternakan Sapi yang berlokasi sekitar 30 meter dari rumah penulis. Sosialisasi dan transfer ilmu serta penerapan teknologi dilakukan pada sore hari di waktu peternak sapi telah selesai memberikan pakan dan minum pada ternaknya.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan berupa pisau, plastik terpal untuk alas mengaduk pakan, ember, plastik dan silo. Bahan yang pakai untuk pakan fermentasi berupa rumput lapang, jerami padi, dedak, kulit jagung, gula merah dan air.

Metode Kegiatan

Pengabdian ini dimulai dengan persiapan alat dan bahan. Sosialisasi tentang fermentasi dan manfaatnya. Praktik langsung pembuatan pakan dengan teknologi fermentasi. Adapun alur kegiatan pembuatan pakan fermentasi dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Alur penerapan teknologi fermentasi

Melalui proses wawancara langsung dengan peternak tentang pengetahuan teknologi pertanian berupa fermentasi pakan apakah peternak telah mengetahui dan melakukannya, diperoleh jawaban bahwa ilmu dan keterampilan tersebut belum pernah

(12)

diketahui peternak. Berdasarkan informasi bahwa peternak belum mendapatkan ilmu dan keterampilan teknik fermentasi tersebut, maka penulis membuat janji untuk melakukan kegiatan pengabdian ini dengan lama kegiatan pengabdian selama 14 hari. Kegiatan ini meliputi teori dan praktik yaitu:

1. Penyuluhan tentang kelebihan teknologi pertanian dalam teknik pengolahan pakan dengan fermentasi.

2. Periapan alat dan bahan.

3. Pembuatan pakan fermentasi.

4. Panen setelah pakan difermentasi selama 14 hari.

(13)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peternak penggemukan sapi di Gampong Beurawe diberikan penyuluhan tentang teknik pengolahan pakan dengan cara fermentasi. Kelebihan pemberian pakan fermentasi, penanganannya serta kemudahan dalam mengatur waktu pengadaan pakan (Wina, 2005).

Pakan fermentasi yang telah berhasil dibuat diberikan kepada sapi di kandang, diterima dengan baik oleh sapi. Namun demikian tidak semua sapi langsung mampu beradaptasi dengan rasa asam yang ada pada pakan fermentasi tersebut. Adapun bahan yang dipakai saat kegiatan pengabdian ini adalah seperti pada Gambar 4 yaitu jerami padi, dedak padi, rumput lapang, kulit jagung, gula merah dan air.

Gambar 4. Bahan pakan yang difermentasi Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

Rumput alam Jerami padi

Dedak padi Kulit jagung

Gula merah

(14)

Bahan pakan dipotong-potong hingga ukurannya homogen selanjutnya dicampur merata seperti pada Gambar 5. Gula merah sebanyak 10% dari total bahan dilarutkan di dalam air putih sebanyak 1 liter lalu disemprotkan ke bahan yang sudah tercampur hingga merata seperti pada Gambar 6. Bahan yang sudah tercampur homogen tersebut dipadatkan dan dimasukkan ke wadah tertutup selama 14 hari seperti pada Gambar 7.

Gambar 5. Proses homogenisasi ukuran bahan dipotong-potong sepanjang 5 cm Sumber: Dokumen Pribadi (2018)

Gambar 6. Pencampuran dengan air gula merah Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)

Pencampuran bahan dengan larutan gula merah bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi pakan, sehingga menjadi energi bagi mikroba asam laktat dalam menghasilkan asam organik sehingga membuat suasana asam menjadi lebih cepat yaitu kurang dari 21 hari. Larutan gula merah sekaligus menambah khas aroma hasil fermentasi setelah 14 hari menjadi aroma asam.

(15)

Gambar 7. Bahan yang sudah tercampur homogen dimasukkan ke dalam plastik, dipadatkan dan difermentasi selama 14 hari

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)

Proses fermentasi akan menjadi lebih cepat setelah bahan yang dimasukkan ke dalam plastik dibuat hampa udara. Proses hampa udara dapat dibantu dengan cara memadatkan bahan, menekan udara yang ada di dalam plastik atau menekan bahan dengan pemberat, sehingga mikroba patogen yang hidup dalam suasana aerob akan segera mati (Sapienza dan Bolsen, 1993). Proses fermentasi terjadi dalam suasana anaerob akan menghasilkan suasana asam sehingga mengawetkan bahan pakan selama plastik pembungkus belum terbuka (Santoso et al., 2009; Yusmadi et al., 2008). Hasil fermentasi pada kegiatan pengabdian ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Makan dipengaruhi oleh faktor kebiasaan. Apabila ternak sudah melewati masa adaptasi untuk mendapatkan pakan yang asam, maka pakan hasil teknologi fermentasi tidak menjadi masalah untuk diberikan kepada ternak. Pakan fermentasi perlu diberikan

(16)

selama beberapa waktu secara berangsur agar ternak adaptasi menerima pakan dengan rasa asam. Selain itu sesaat setelah pakan fermentasi dibuka plastiknya harus diangin- anginkan dahulu, barulah pakan siap diberikan.

Gambar 8. Pakan hasil fermentasi siap diberikan ke ternak sapi Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)

Ternak yang diberikan pakan fermentasi akan mendapatkan manfaat probiotik dan pakan yang diberikan menjadi lebih berkualitas dibandingkan tanpa pengolahan (Herlinae et al., 2015). Proses fermentasi menambah daya cerna bahan karena serat kasar bahan sudah menjadi menurun (Allaily et al., 2011). Pakan fermentasi membuat peternak lebih singkat waktunya dalam menyediakan pakan, sehingga peternak dapat mempergunakan waktu lebih efisien.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Allaily. (2017). Karakteristik Pakan Fermentasi Anaerob dan Pengaruh pemberiannya terhadap Performa dan Histologi Ileum Itik Petelur Awal Produksi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Allaily, M, R., MA, Y., A, S., & Nahrowi. (2017). Blood Profile, Digestive Organ and Fecal Ammonia of Laying Duck Fed by Fermented Feed. Bulletin of Animal Science , 41 (2), 126-133.

Allaily, Ramli, N., & R.Ridwan. (2011). Kualitas Silase Ransum Komplit Berbahan Baku Pakan Lokal. 11 (2), 35-40.

Angkasa S. (2014). Ramuan Pakan Ternak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Arifna. (2008). Pemanfaatan Limbah Jerami Padi sebagai Material untuk Pembuatan Papan Partikel.

Padang: Universitas Andalas.

Harfiah dan Mide MZ. (2014). Rice Straw In Vitro Digestibility of Combination Treatments Alkali, Fermented with Cellulolytic, Lignolytic and Lactic Acid Microbe with Suplementation of Sulfur. JITV , 3 (3), 96-100.

Hartadi H; Reksohadiprodjo S; Tillman AD. (1997). Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Herlinae; Yemima; Rumiasih. (2015). Effects of Additives EM4 and Palm Sugar on the Characteristics of Elephants Grass Silage. Jurnal Ilmu Hewani Tropika , 4 (1), 27-30.

Hindratiningrum N., Bata M., & Santosa SA. (2011). Products of Rumen Fermentation and Protein Microbial of dairy Cattle Feed with Rice Bran Ammonization and some Feedstuffs as an Energy Sources. Jurnal Agripet , 11 (2), 29-34.

https://www.google.com/maps/place/Beurawe,+Kuta+Alam,+Banda+Aceh+City,+Aceh http://beurawe-gp.bandaacehkota.go.id/demografi/

http://gampongbeurawe.blogspot.com/

Kartadisastra H.R. (1997). Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Yogyakarta:

Kanisius.

Kemenristekdikti. (2015). Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 44 Tahun 2015. Jakarta: Republik Indonesia.

Sandi S, Miksusanti, E, S., & FNS, L. (2013). The Influence of Fermented Feed to the Exterior and the Interior Quality off Pegagan Duck Egg. International Journal of Chemical Engineering and Aplication , 4 (2), 38-41.

(18)

Santoso B; Hariadi B.Tj; Manik H; Abubakar H. (2009). Quality of Tropical Grasses Ensiled with Lactic Acid Bacteria Prepared from Fermented Grasses. Media Peternakan , 32 (2), 137-144.

Sapienza dan Bolsen. (1993). Teknologi Silase. Kansas State University: Pioner Hi Bred International, Inc.

Surono IS. (2004). Probiotik : Susu Fermentasi dan Kesehatan. Jakarta: Tri Cipta Karya.

Tarman A., Nahrowi, M, R., MA, Y., & A, S. (2017). Effect of Organic Acids on Salmonella enteritidis Growth Inhibition and Illeum Surface Area in Laying Duck Fed Anaerobically Fermented Feed.

International Journal of Poultry Science , 16 (3), 98-104.

Wina E. (2005). Teknologi Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pakan untuk Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia di Indonesia: Sebuah Review. Wartazoa , 173-186.

Yusmadi, Nahrowi, & M, R. (2008). The Quality and Palatability of Silage and Hay Complete Ration Based on Organic Primer Garbage in Peranakan Etawah (PE) Poad. Jurnal Agripet , 8 (1), 31- 38.

Zain M. (2009). Substitution of Native Grass with Ammoniated Cocoa Pod in Sheep Diet. Media Peternakan , 32 (1), 47-52.

(19)

LAMPIRAN Surat Keterangan Geuchik Gampong Beurawe

(20)
(21)

Gambar

Gambar 1. Struktur organisasi pemerintahan Gampong Beurawe Sumber: http://gampongbeurawe.blogspot.com/
Gambar 2. Peta Gampong Beurawe Kuta Alam Banda Aceh
Gambar 3. Alur penerapan teknologi fermentasi
Gambar 4. Bahan pakan yang difermentasi Sumber: Dokumen Pribadi (2018)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Arsip Daerah Provinsi memiliki kewajiban : mengelola arsip statis yang diterima dari ; Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) dan penyelenggara pemerintahan daerah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang didirikannya Balai Kerapatan Tinggi pada masa Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil

Beberapa faktor penyebab pre- eklampsia disampaikan oleh Trongstad (2001) mengungkapkan bahwa pasangan yang berbeda pada kehamilan kedua menurunkan risiko

Pada penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan proses benefisiasi terhadap bijih logam emas yang dimaksudkan untuk mendapatkan prosentase rekoveri logam emas yang maksimal

Belum optimalnya pelaksaan pembelajaran pada siklus I disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kurangnya konsentrasi dan keberanian siswa dalam menjawab

Demikian halnya bagi seorang pemimpin pendidikan bagaimana mengamalkan dan memberi motivasi dengan bersumber pada keikhlasan sehingga mereka akan menyadari bahwa dengan

Terkait dengan variabel daya tanggap dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan pada Hotel Le Grandeur Balikpapan maka hendaknya dengan memperhatikan pelayanan dengan karyawan