• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PAKET WISATA DANAU TOBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PAKET WISATA DANAU TOBA"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

ANGIE PUTRI ANJANI 140501080

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PAKET WISATA DANAU TOBA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan paket wisata Danau Toba. Setelah mengetahui faktornya, maka akan dinilai bagaimana harapan dan kinerja dari faktor-faktor tersebut. Selanjutnya penentuan bagaimana strategi pemasaran paket wisata tersebut untuk meningkatkan permintaan paket wisata Danau Toba.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Populasinya adalah wisatawan yang pernah atau sedang mengunjungi Danau Toba, sampel dipilih melalui teknik purposive sampling yang terdiri dari 60 responden terbagi atas dua kategori yaitu wisatawan pengguna paket wisata dan wisatawan non paket wisata. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan kuesioner dengan model skala likert, kuesioner disebarkan kepada para wisatawan Danau Toba yang berusia 18-62 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis probit, importance performance analysis (IPA) dan analisis SWOT kemudian data diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 20 dan EVIEWS versi 10.

Hasil penelitian dengan analisis probit menunjukkan bahwa variabel lokasi, fasilitas layanan wisata, citra dan pelayanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan paket wisata. Sedangkan variabel harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan paket wisata.

Adapun secara keseluruhan variabel independen berpengaruh sebesar 20,33 % sedangkan sisanya 79,67% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan IPA, terdapat dua faktor utama yang menjadi prioritas utama perbaikan yaitu kebersihan Danau Toba dan kelayakan fasilitas umum tempat wisata. Untuk peningkatan permintaan paket wisata, posisi matriks SWOT berada pada strategi SO yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan internal (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) yang ada di eksternal.

Kata Kunci : Permintaan Paket Wisata Danau Toba, Lokasi, Fasilitas Layanan Wisata, Citra, Harga, Pelayanan, Analisis Probit, IPA, Analisis SWOT, Danau Toba.

(6)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF DETERMINANT FACTOR DEMAND TOUR PACKAGE at TOBA LAKE

This study aims to know factors which influence the demand of Lake Toba tour packages. After knowing the factors, it will be assessed the expectations and performance offactors. Furthermore, this study will determine the marketing strategies of tourism packages to increase the demand for Lake Toba tour packages.

The method used in this study is descriptive qualitative method. The population is tourists who have been or are visiting Lake Toba, the samples are selected through a purposive sampling technique consisting of 60 respondents divided into two categories: who use tourist package tour and non-tour package tourists. Data collection methods were carried out by observation and Likert scale questionnaire, questionnaires were distributed to Lake Toba tourists aged 18-62 years. This research uses probit analysis, importance performance analysis (IPA) and SWOT analysis then the data is processed using SPSS version 20 and EVIEWS version 10 applications.

The results of research with probit analysis show that the variables which are location, tourism service facilities, image and service have a positive and insignificant effect on the demand for tour packages. While the price variable has a negative and insignificant effect on the demand for tour packages. As a whole, the independent variable has an influence of 20.33% while the remaining 79.67%

is influenced by other factors. Based on the IPA, there are two main factors that are the main priority of improvement, namely the cleanliness of Lake Toba and the feasibility of public facilities for tourist attractions. To increase the demand for tourism packages, the position of the SWOT matrix is in the SO strategy, which is a strategy that utilizes internal strength (strength) and utilizes opportunities (opportunities) that exist on the external.

Keywords : Demand of Lake Toba Tour Package, Location, Tourism Service Facilities, Image, Price, Service, Probit Analysis, Natural Science, SWOT Analysis, Lake Toba.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Permintaan Paket Wisata Danau Toba”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Sunardi, ST dan Ibunda Wisniaty yang telah senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, kerja keras, pengorbanan dan semangat selama ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP. selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M. Ec. selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si. selaku Dosen Pembanding I saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Walad Altsani H R, SE, M.Ec. selaku Dosen Pembanding II saya yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mengajar serta memberikan ilmu kepada penulis.

7. Seluruh staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam penyelesaian administrasi yang dibutuhkan oleh penulis selama ini.

8. Kepada Abangda Agung Adityo Hutomo dan Kakanda Rizka Khairina Johar yang sudah banyak memberikan motivasi, dukungan dan selalu menjadi inspirasi untuk penulis.

9. Kepada Alisa, Dimas, Ganis, Audry, 5 sehat 6 sempurna (Sarjut, Fika, Lidya, Adit dan Jagen), The W, EP B 2014 dan semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan serta motivasi dalam penulisan

(8)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Oktober 2018 Penulis

Angie Putri Anjani Nim : 140501080

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pariwisata ... 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.1.2 Wisatawan ... 7

2.2 Permintaan Pariwisata ... 9

2.3 Paket Wisata ... 16

2.3.1 Permintaan Paket Wisata ... 20

2.4 Biro Perjalanan Wisata ... 22

2.4.1 Peran dan Fungsi Biro Perjalanan Wisata ... 25

2.5 Strategi Pemasaran Wisata Dengan Analisis SWOT .. 26

2.6 Penelitian Terdahulu ... 30

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 33 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Definisi Operasional ... 33

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.5 Populasi dan Sampel ... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.8.1 Uji Validitas ... 36

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.9 Metode Analisis Data ... 37

3.9.1 Model Probit ... 37

3.9.2 Importance Performance Analysis (IPA) ... 39

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47

4.1 Gambaran Umum Danau Toba ... 47

4.1.1 Letak Geografis Danau Toba... 47

4.1.2 Paket Wisata Danau Toba... 47

4.2 Gambaran Responden ... 51

4.2.1 Profil Usia Responden... 51

4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 51

4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Asal Daerah ... 53

4.3 Analisis Data ... 53

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

4.3.2 Analisis Model Probit ... 56

4.3.3 Importance Performance Analysis (IPA) ... 58

4.3.4 Analisis SWOT ... 63

4.3.4.1 Hasil Evaluasi Faktor Internal ... 65

4.3.4.2 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal ... 66

4.3.4.3 Penentuan Posisi ... 67

4.3.4.4 Matriks SWOT ... 70

4.3.4.5 Penentuan Strategi Pemasaran ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Kunjungan Wisatawan Ke Danau Toba Tahun 2012-2016 2 2.1 Perbedaan Produk Agen Perjalanan Dengan Produk Biro

Perjalanan Wisata

25

2.2 Penelitian Terdahulu 30

3.1 Matriks SWOT 45

4.1 Daftar Biro Perjalanan Wisata Penyedia Paket Wisata Danau Toba

49

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 51

4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 52

4.4 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan 52

4.5 Profil Responden Berdasarkan Asal Daerah 53

4.6 Hasil Uji Validitas 54

4.7 Hasil Uji Realiabilitas 55

4.8 Perhitungan Rata-Rata Penilaian Harapan dan Penilaian Kinerja Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Paket Wisata Danau Toba

59

4.9 Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI) 66

4.10 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) 67

4.11 Faktor Strategis Internal Permintaan Paket Wisata Danau Toba

68 4.12 Faktor Strategis Eksternal Permintaan Paket Wisata

Danau Toba

69

4.13 Rumus Matriks SWOT 71

4.14 Hasil Analisis Matriks SWOT 72

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kurva Permintaan 10

2.2 Contoh Paket Wisata Danau Toba Oleh PT Enjoy Holiday Medan Tour and Travel

22

2.3 Kerangka Konseptual 32

3.1 Diagram Kartesius Model IPA 41

3.2 Diagram SWOT 44

4.1 Danau Toba 48

4.2 Paket Wisata Danau Toba Oleh Aurora Wisata Tour and Travel

50 4.3 Diagram Kartesius Hasil Pengelolaan Metode IPA 59 4.4 Diagram SWOT Permintaan Paket Wisata Danau

Toba

70

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian 2 Data Hasil Kuesioner

3 Hasil Output Validitas dan Reliabilitas 4 Hasil Output Probit

5 Dokumentasi Penelitian

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dianugerahi keindahan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Keindahan alam tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi pariwasata baik wisata alam, budaya maupun kulinernya. Pariwisata di Indonesia juga merupakan sektor ekonomi penting dimana pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit.

Berdasarkan data tahun 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 11.525.963 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,79%

dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumatera Utara memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Keindahan alam Sumatera Utara salah satu yang sangat terkenal baik domestik maupun mancanegara yaitu Danau Toba. Danau Toba, merupakan danau berkawah seluas 1.145 kilometer persegi, dengan tujuh kabupaten yang berbatasan langsung dengan garis pantai Danau Toba antara lain Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi dan Kabupaten Karo.

Pada bagian tengah terdapat Pulau Samosir dengan luas yang hampir sebanding dengan luas negara Singapura. Danau Toba, ditempatkan sebagai danau terluas di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Afrika.

Danau Toba juga termasuk danau terdalam di dunia yaitu sekira 450 meter.

(15)

73.000-75.000 tahun lalu. Keajaiban Danau toba dapat dijadikan aset yang berharga bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, karena yang menjadi salah satu pemasukan devisa bagi negara adalah kedatangan wisatawan ke sebuah objek wisata.

Keberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya menjadikan daerah di sekitarnya sebagai prioritas Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera Utara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, 2007). Saat ini kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Destinasi Pariwisata Unggul (DPU) di provinsi Sumatera Utara. Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan Kawasan Danau Toba (KDT) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Tabel 1.1 berikut ini adalah data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba yang terdiri dari Kabupaten Samosir, Simalungun (Parapat), Toba Samosir dan Dairi.

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Danau Toba Tahun 2012-2016

Tahun Samosir Simalungun

(Prapat) Toba Samosir Dairi

Asing Nusantara Asing Nusantara Asing Nusantara Asing Nusantara 2012 25.297 119.530 - 125.583 15.464 116.349 400 84.344 2013 25.662 124.117 9.800 133.558 10.680 93.493 250 83.740 2014 30.450 140.637 10.500 141.600 12.192 103.896 - 103.682 2015 34.248 141.215 8.200 125.500 11.828 102.766 - 125.503

2016 35.823 154.905 8.610 134.285 - 126.866

Sumber diolah dari : Badan Pusat Statistika Sumatera Utara 2018

(16)

Pada Kabupaten Samosir dan Kabupaten Dairi terlihat dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah wisatawan, sedangkan pada Kabupaten Simalungun (Parapat) dan Kabupaten Toba Samosir terjadi fluktuatif dalam jumlah kunjungan wisatawannya. Tahun demi tahun pemerintah pusat maupun daerah terus melakukan pengembangan kawasan Danau Toba mulai dari pembangunan infrastruktur yang tercermin dari Bandara Silangit yang diresmikan menjadi Bandara Internasional Silangit, hotel, restoran dan memperbanyak atraksi wisata serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia serta atraksi-atraksi budaya yang akan semakin menarik minat para wisatawan. Pengembangan pariwisata Danau Toba juga dilakukan oleh Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) seperti halnya yang disampaikan oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo (22/5/2018) dalam berita Kementrian Pariwisata menyebutkan bahwa terdapat dua paket wisata Danau Toba yang akan dipasarkan kepada para wisatawan Asian Games 2018 yaitu Fantastic Toba dengan harga US$ 486/paket dan Amazing Lake Toba dengan harga US$ 450/paket selama lima hari empat malam (solotrust.com diakses 30 Mei 2018).

Biro perjalanan wisata biasanya akan bekerja untuk menganggarkan, menetapkan, menjadwalkan dan mengatur orang-orang yang berencana melakukan kegiatan perjalanan atau liburan dalam satu paket wisata yang juga menawarkan sarana tentang tujuan wisata, acara dan kebutuhan dalam perjalanan tersebut. Supaya perjalanan wisata menjadi aman, nyaman dan dapat dijual, maka biro perjalanan wisata mengemas menjadi suatu paket wisata di mana harganya

(17)

telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya (Suwantoro, 2004:15). Dengan kata lain, paket wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan kepada wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata.

Dengan mengadakan promosi-promosi paket wisata Danau Toba yang terus ditawakan, diharapkan pariwisata Danau Toba terus meningkat seiring dengan tujuan dari pemerintah untuk menjadikan Danau Toba sebagai pariwisata Go International. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Paket Wisata Danau Toba”.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah faktor yang mempengaruhi permintaan paket wisata Danau Toba?

2. Bagaimana harapan dan kinerja dari permintaan paket wisata Danau Toba?

3. Bagaimana strategi pemasaran wisata Danau Toba yang tepat untuk meningkatkan permintaan paket wisata Danau Toba?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi permintaan paket wisata Danau Toba.

2. Untuk mengetahui harapan dan kinerja dari faktor yang mempengaruhi permintaan paket wisata Danau Toba yang diperoleh dari wisatawan.

3. Untuk menganalisis strategi pemasaran wisata Danau Toba dalam meningkatkan permintaan paket wisatawan Danau Toba.

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca yang berkaitan dengan pariwisata Danau Toba.

2. Sebagai bahan studi, bahan informasi dan tambahan literatur bagi penelitian- penelitian selanjutnya.

3. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi para biro perjalanan wisata, Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) serta pemerintah daerah terkait dalam melakukan kebijakan pengembangan wisata Danau Toba.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata sebagai suatu konsep yang dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pariwisata adalah yang berhubungan dengan rekreasi; pelancongan; turisme (KBBI online).

Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Bab I disebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata dapat dipandang sebagai suatu lembaga dengan jutaan interaksi, suatu kebudayaan yang sarat akan sejarah, kumpulan pengetahuan dan jutaan jumlah orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini.

Pariwisata juga merupakan suatu bisnis dalam penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan/pengunjung dalam perjalanannya. Dalam pariwisata terdapat suatu lingkup usaha yang terdiri atas berbagai komponen mulai dari usaha kecil sampai usaha besar termasuk didalamnya angkutan udara, kapal-kapal pesiar, kereta api, agen-agen penyewaan mobil, pengusaha biro perjalanan, penginapan, restoran dan lain-lain.

(20)

2.1.2. Wisatawan

Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata.

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris.

Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12).

Adapun pengertian wisatawan antara lain:

1. Menurut Smith (dalam Kusumaningrum, 2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

2. Menurut World Trade Organization (WTO) (dalam Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:

a) Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.

b) Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan

(21)

perjalanannya dapat diklasifikasikan antara lain memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga, bisnis atau mengunjungi keluarga.

c) Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar.

d) Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937 (dalam Irawan, 2010:12),

“…wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa.”

e) U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12), menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji.

f) Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring (dalam Irawan, 2010:12), “…setiap orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama - lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”.

g) Di dalam Instruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1 (dalam Irawan, 2010:13) dijelaskan bahwa “…wisatawan ialah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”.

(22)

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan pikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009: 17). Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18) :

Wisatawan Modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

Wisatawan Modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

Wisatawan Tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

Wisatawan Tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

2.2. Permintaan Pariwisata

Permintaan (demand) dalam ilmu ekonomi (dalam arti yang lebih umum), yang dimaksud dengan permintaan adalah keinginan seseorang terhadap suatu barnag tertentu. Namun pada kenyataannya demand menunjukkan permintaan atas barang yang ingin dibeli dengan harga tertentu yang diikuti kemampuan untuk membeli (purchasing power). Biasanya ketika keinginan (wants) diikuti

(23)

oleh kemampuan untuk membeli (purchasing power), maka wants berubah menjadi demand (Yoeti, 2006 : 107).

Dalam pasar biasanya berlaku “Hukum Permintaan dan Penawaran”

(Supply and Demand Law). Dalam ilmu ekonomi, hukum permintaan mengatakan bahwa : Terdapat hubungan korelasi antara harga barang atau jasa yang diminta pembeli, jika hal lainnya tetap sama atau tidak berubah (Ceteris Paribus). Dasar pemikirannya yaitu, jika harga suatu barang atau jasa naik, sedangkan harga barang lainnya tidak mengalami perubahan (tetap sama), maka ada kecenderungan konsumen melakukan substitusi barang tersebut dengan barang atau jasa lain yang harganya lebih murah.

Hukum permintaan digambarkan dengan kurva permintaan dibawah ini.

Sumber : Google.com 2018

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa ketika harga lebih murah ($400) permintaan terhadap paket wisata menjadi 100 orang, namun ketika harganya

$1200 permintaan hanya 25 paket saja. Hal ini menunjukkan bahwa ketika harga

(24)

yang ditawarkan lebih rendah, maka permintaan akan paket wisata tersebut naik dan sebaliknya.

Dalam rangka menarik kunjungan wisatawan pada suatu DTW beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan keseluruhan (total demand) sangat penting dalam menetapkan strategi pemasaran dan promosi, terutama dalam penentuan kelompok yang menjadi target pasar.

b. Informasi tentang faktor-faktor permintaaan khusus (spesific demand) untuk dijadikan dasar dalam perencanaan pemasaran dan promosi.

Permintaan pelayanan wisata terdiri dari bermacam-macam unsur yang berbeda, tergantung kebutuhan, keinginan dan harapan wisatawan itu sendiri. Beberapa hal yang harus dipenuhi seperti : informations, reservations, tickets, money exchanges, transportation, accomodation merupakan instrumen untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh free goods seperti keindahan alam (nature beauty), cuaca, pantai, taman nasional yang merupakan daya tarik mengapa wisatawan berkunjung ke DTW tertentu.

Permintaan produk industri pariwisata dapat dibagi menjadi dua bagian penting yaitu permintaan potensial (potential demand) dan permintaan yang sebenarnya (actual demand).

Potential Demand

Yaitu permintaan sejumlah orang yang secara potensial sanggup dan mampu untuk melakukan perjalanan wisata.

(25)

Actual Demand

Yaitu permintaan sejumlah orang-orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara antara lain :

- Jarak antara negara asal wisatawan dengan negara Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang akan dikunjungi

- Biaya paket wisata yang ditawarkan

- Persaingan daya tarik wisatawan antara suatu negara dengan negara lain - Kondisi politik dan keamanan negara atau DTW tersebut

- Waktu senggang yang tersedia untuk melakukan perjalanan wisata

Jumlah permintaan potensial maupun permintaan aktual tergantung dari tingkat kemakmuran dan kesejahteraan penduduk asal wisatawan baik domestik maupun internasional. Semakin besar disposable income mereka, semakin besar pula kemungkinan mereka melakukan perjalanan wisata. Permintaan perjalanan wisata juga berpengaruh terhadap inflasi dan nilai tukar. Ketika permintaan perjalanan wisata di suatu negara DTW meningkat, otomatis segala kebutuhan untuk wisata baik penyediaan kamar hotel, transportasi, restoran, hiburan, barang- barang keebutuhan sehari-hari yang diperlukan wisatawan ikut meningkat harganya. Hal ini dapat dilihat dari yang terjadi di Bali, semua lebih mahal dibandingkan di Yogya atau Surabaya sebab permintaan melebihi supply yang tersedia. Nilai tukar juga mempengaruhi permintaan perjalanan wisata seperti nilai tukar USD terhadap rupiah sangat menguntungkan wisatawan yang datang, sehingga jasa pelayanan di Indonesia termasuk yang relatif murah.

(26)

Schmidhauser (1962 : 19) (dalam Yoeti, 2006 : 113) dalam tulisannya berjudul Marktforschung im Frem-denverkher menjelaskan bahwa permintaan wisatawan tidak hanya dalam satu macam pelayanan saja, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa macam pelayanan yang berbeda-beda dan ditawarkan secara terpisah. Dengan kata lain, permintaan wisatawan itu merupakan suatu paket wisata yang terdiri dari beberapa macam bentuk pelayanan yang disusun dalam satu harga. Beberapa unsur pelayanan bagi wisawatawan dapat dikelompokkan, yaitu:

1. Travel Preparation

Dalam hal ini, wisatawan harus mencari tentang informasi DTW yang dikunjungi, advice, reservation, tickets and vouchers, money exchange, travel clothing, travel documents and equipment.

2. Movement

Jenis dan transportasi yang membawa wisatawan dari dan ke mana daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya, sightseeing, tours, safaries, visit museums, and shopping.

3. Accomodating and Catering

Akomodasi dan restoran yang memberikan pelayanan untuk menginap dan makan-minum selama di DTW yang dikunjungi, apakah: hotel, motel atau akomodasi dan restoran lainnya.

(27)

4. Activities at destination

Berkaitan dengan obyek dan atraksi wisata yang akan dilihat, olahraga yang akan dilakukan, museum yang akan dikunjungi serta hiburan yang akan disaksikan.

5. Purchases and personal needs

Retail store yang menjual bermacam-macam keperluan bagi wisatawan seperti : drug store, clothing, personal items, medical care and etc.

6. Preserving Impression

Berkaitan dengan cenderamata, oleh-oleh khas dari DTW tersebut.

Yoeti (2006 : 114) mengemukakan bahwa permintaan perjalanan wisata memiliki sifat dan karakter yang terdiri dari:

1) Elasticity

Pada dasarnya, orang baru akan melakukan perjalanan wisata bila kebutuhan rumah tangganya sudah lengkap dan pengeluaran untuk perjalanan wisata tidak mengganggu kehidupan rumah tangganya setelah kembali dari perjalanan wisata.

Itulah mengapa orang berusaha menabung sebelum melakukan perjalanan wisata.

Hal ini membuktikan bahwa permintaan terhadap perjalanan wisata sangat elastis (elasticity), maksudnya permintaan itu menunjukkan elastisitas langsung dengan besarnya pendapatan di satu pihak dan biaya perjalanan di pihak lain.

2) Sensitivity

Hal ini berkaitan dengan keadaan sosial, politik dan keamanan daerah atau negara yang dikunjungi. Sebab wisatawan itu datang untuk mencari kesenangan dan ketenangan, namun ketika dihadapkan dengan kondisi yang tidak aman dan

(28)

mengancam jiwa, siapapun akan tidak akan mau melakukan perjalanan wisata ke DTW tersebut.

3) Seasonality

Permintaan akan perjalanan wisata juga ditentukan oleh musim ramai (peak season) yang terjadi saat hari-hari libur seperti libur sekolah, libur akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru dan musim sepi (off-season). Faktor musim juga mempengaruhi permintaan perjalanan wisata, seperti musim dingin di Eropa atau Amerika, musim semi di Jepang, dll.

4) Expansion

Meskipun terjadi bermacam-macam halangan karena tidak seimbangnya permintaan dan penawaran, namun permintaan untuk melakukan perjalanan wisata meningkat dari tahun ke tahun. Kecenderungan tersebut terlihat dari:

Kemajuan teknologi, khususnya teknologi penerbangan.

Kemajuan yang dicapai teknologi informasi dan komunikasi, membangkitkan minat untuk melakukan perjalanan wisata.

Peningkatan kegiatan perekonomian di negara-negara asal wisatawan (Tourist Generating Countries), akan meningkatkan kemakmuran warga negaranya dan memungkinkan warga negaranya untuk banyak kesempatan melakukan perjalanan wisata.

Bertambahnya waktu luang atau semakin singkatnya waktu kerja.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat negara-negara industri terhadap lingkungan hidup, sehingga memacu warga negaranya untuk mencari udara segar.

(29)

Semakin padatnya penduduk kota metropolitan, maka akan timbul peningkatan stress sehingga banyak yang butuh liburan.

Meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, akan memungkinkan meningkatkan peningkatan perjalanan wisata jarak dekat.

2.3. Paket Wisata

Paket wisata merupakan perpaduan beberapa produk wisata, minimal dua produk, yang dikemas menjadi kesatuan harga yang tidak dapat dikemas menjadi satu kesatuan harga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Paket wisata (tour package) yang berarti suatu rencana perjalanan wisata tersusun secara tetap dengan biaya yang sudah ditentukan di dalam paket wisata, biaya tersebut mencakup penginapan, transportasi, sightseeing tour, transfer yang semua tertera di dalam paket tersebut. Harga paket wisata selalu berubah-ubah sesuai dengan keinginan perusahaan perjalanan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang memadai. Oleh karena itu paket wisata tersebut sangat tergantung terhadap perekonomian di suatu negara dan harga kebutuhan yang berlaku pada waktu itu.

Menurut Yoeti dalam Jurnal Ksamawan et al (2014:18) paket wisata adalah tour yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau tour operator atas resiko dan tanggung jawab sendiri dimana acara, lama waktu tour, tempat mana yang akan dikunjungi, akomodasi, transportasi, serta makanan dan minuman dalam suatu harga yang sudah ditentukan. Paket wisata ini merupakan hasil kombinasi dan berbagai komponen jasa wisata dan diberi tarif tunggal, sehingga harga dari masing-masing komponen tidak diketahui oleh pembeli atau wisatawan.

(30)

Nuriata (2014:15) berpendapat paket wisata (package tour) diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari beberapa, minimal dua, fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata.

Paket wisata dapat dibagi atas yang biasa dilakukan yaitu : 1. Independent Tour

Paket wisata ini biasa dikenal dengan istilah minimum tour, yaitu paket wisata yang disediakan untuk pelanggan yang melakukan perjalanan secara bebas tanpa Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang biasanya menjadi guide rombongan wisatawan. Untuk jumlah biaya yang dikeluarkan bergantung pada aktivitas yang dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama dalam memilih transportasi, hotel, serta keberangkatan yang diinginkan.

2. Hosted Tour

Paket wisata ini memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh kantor perwakilan BPW yang menjual paket wisata yang bertindak sebagai tuan rumah (host) dan terdapat sebuah DTW yang banyak dikunjungi wisatawan.

Paket ini diselenggarakan setiap waktu sesuai permintaan pelanggan setiap hari, kapan waktu yang diinginkan, obyek wisata, makanan yang disukai dan dapat berhenti di suatu kota DTW.

3. Escorted Tour

Paket wisata jenis ini cocok sekali bagi yang melakukan perjalanan wisata untuk pertama kalinya ke luar negeri. Dengan membeli escorted tour, hal ini

(31)

akan mempermudah perjalanan wisata kita sebab BPW lebih mengetahui seluk beluk dari DTW tersebut baik penginapan, kendaraan yang akan digunakan, restoran serta obyek wisata yang diprioritaskan untuk dikunjungi.

Dalam escorted tour biaya yang dikenakan sudah termasuk tiket pulang-pergi, akomodasi hotel, kuliner, program perjalanan (itinerary) yang telah disusun untuk perjalanan wisata.

4. Custom Tour

Independent tour yang dirancang sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Jenis tour ini direncanakan sebelumnya secara detail mengenai tour itinerary atau programnya, mulai dari keberangkatan sampai dengan pulang kembali nantinya.

5. Excursion Tour

Excursion tour yaitu tour yang dijual oleh BPW atau travel agent dengan menggunakan bus atau taxi dengan tujuan citysightseeing, local tour, one day tour untuk perjalanan pulang-pergi dalam satu hari (kurang dari 24 jam) yang dipandu oleh seorang pramuwisata.

Berdasarkan tujuan dan pemakaiannya, paket wisata dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Paket Wisata Inbound

Inbound adalah paket wisata yang dirancang untuk konsumsi wisatawan mancanegara, dengan tujuan perjalanan ke dalam negeri.

2. Paket Wisata Outbound

(32)

Outbound adalah paket wisata yang dirancang untuk konsumsi wisatawan nusantara, dengan tujuan perjalanan ke luar negeri.

Menurut Weaver & Lowton dalam Giva Pavule (2006 : 27) faktor penarik didefinisikan sebagai sesuatu kekuatan yang dapat membantu untuk merangsang sebuah produk wisata dengan menarik konsumen kepada suatu destinasi tertentu Sub faktor yang termasuk dalam faktor penarik adalah:

a. Aksesibilitas

Sarana dan infrastuktur yang baik seperti transportasi, telepon umum, ketertiban jalan raya, trotoar untuk pejalan kaki dan lain-lain dapat menjadi faktor penarik utama bagi wisatawan dalam memilih negara destinasi.

b. Ketersediaan jasa atau service

Kesuksesan suatu produk pariwisata seringkali bergantung pada ketersedian atas fasilitas-fasilitas jasa, seperti akomodasi, makanan dan minuman, travel agency, suvenir, iklan media massa dan lain-lain.

c. Budaya

Berdasarkan Mc Intosh, salah satu dari empat motivasi berpergian adalah budaya, yang berarti keinginan untuk memperoleh pengetahuan negara lain, seperti musik, seni, tari, cerita rakyat dan agama. Sedangkan Ross dalam Giva Pavule (2006:27) berpendapat wisatawan ingin mencari pengalaman lain dalam hal budaya yang mana berhubungan dengan budaya mereka sendiri.

d. Stabilitas politik dan keamanan.

Stabilitas politik dan keamanan suatu daerah atau negara merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan negara destinasi.

(33)

e. Ketersediaannya atraksi.

Kemampuan suatu destinasi untuk menarik konsumen bergantung oleh beberapa faktor, seperti kualitas, kuantitas, keanekaragaman, keunikan dari suatu atraksi atau hiburan. Ketersedian suatu atraksi merupakan bagian yang vital untuk menciptakan permintaan pariwisata karena atraksi-atraksi adalah suatu produk yang dijual kepada pengunjung.

2.3.1. Permintaan Paket Wisata

Medlik dalam Ariyanto (2005), menyatakan ada lima faktor yang menentukan seseorang untuk membeli jasa atau mengunjungi objek wisata, yaitu:

1. Lokasi.

Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti:

mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain.

2. Fasilitas.

Fasilitas fungsinya adalah memenuhi kebutuhan wisatawan selama tinggal untuk sementara waktu di DTW yang dikunjungi. Termasuk dalam kelompok ini menurut Victor T.C. Milddelton (2001) adalah Accomondation Units, Restoran, Bars dan café, Transportation at the destination, sport and aktivitis, others facilities, Retail outlets, others services.

3. Citra/image.

Setiap daerah tujuan wisata mempunyai citra (image) tertentu yaitu mental map seseorang terhadap suatu destnasi yang mengandung keyakinan, kesan

(34)

dan persepsi. Citra yang terbentuk dipasar merupakan kombinasi antara berbagai faktor yang ada pada destinasi yang bersangkutan (seperti cuaca, pemandanan alam, keamanan, kesehatan dan sanitasi, keramah tamahan, dan lain-lain) disatu pihak dan informasi yang diterima oleh calon wisatawan dari berbagai sumber di pihak lain atau fantasinya sendiri walaupun tidak real, namun sangat penting didalam mempengaruhi keputusan calon wisatawan, Medlik dalam Ariyanto (2005).

4. Harga/tarif.

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata maka akan memberikan imbas/timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian/calon wisata, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitupula sebaliknya.

5. Pelayanan.

Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya.

Paket wisata dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu semi inclusive package dan all inclusive package. Dalam semi inclusive package didalam paketnya sudah termasuk tiket pesawat, hotel dan tur. Sedangkan dalam all inclusive package memiliki unsur produk wisata yang lebih lengkap yaitu tiket

(35)

pesawat, hotel, acara tur, makan full board (3 kali sehari), pajak bandara (airport tax) dan fiskal.

Sumber : enjoyholidaymedan.com, 2018 Gambar 2.2

Contoh Paket Wisata Danau Toba oleh PT Enjoy Holiday Medan Tour and Travel

2.4. Biro Perjalanan Wisata

Menurut Goeldner & Ritchie (2009:184) mengatakan bahwa travel agent merupakan sebuah perantara bisnis atau penjualan perorangan pada industri travel yang dapat dilakukan secara individu maupun berkombinasi atau bekerja sama dengan sebagian dari konsumen. Dalam dunia pemasaran travel agent merupakan perantara yang bertindak atas kepentingan klien, membuat aturan dengan pemasok perjalan wisata (penerbangan, hotel, tour operator), dan menerima komisi dari pemasok maupun biaya dari klien. Oleh sebab itu, travel agent juga biasa disebut sebagai jembatan penghubung wisatawan untuk melakukan kegiatan pariwisata.

(36)

perusahaan transportasi. Agen tersebut ditetapkan sebagai agen legal yang memainkan peran sebagai hal pokok pada area geografi khususnya. Fungsi dari travel agent sendiri yaitu sebagai pedagang atau perantara (mengantar pembeli menuju penjual) kepada pemasok lainnya, seperti hotel, penyewaan mobil, ground operator, maupun perusahaan tour. Sebagai ahli agen perjalanan yang berpengetahuan luas dalam hal penyusunan jadwal, rute perjalanan, penginapan, mata uang, harga, peraturan, destinasi wisata, dan segala aspek lain mulai dari kesempatan perjalanan maupun kesempatan dalam berwisata. Singkatnya, travel agent merupakan spesialis sekaligus penasehat yang dapat menghemat keuangan maupun waktu pada klien dalam melakukan proses jual beli maupun penggunaan produk berupa jasa.

Menurut Lahilote dalam jurnalnya (2010 : 523) secara harfiah pengertian biro perjalanan wisata dan agen perjalanan tidaklah jauh berbeda, akan tetapi kegiatan kedua perusahaan perjalanan ini berbeda. Kegiatan biro perjalanan pada umumnya adalah merencanakan serta menyusun suatu program paket wisata yang kemudian secara langsung dapat menjualnya kepada para wisatawan, atau kepada para agen perjalanan wisata. Sementara agen perjalanan hanyalah menjual produk-produk wisata yang ditawarkan oleh biro perjalanan dengan catatan tidak boleh merubah atau mengganti isi dari produk-produk yang ditawarkan kepada para wisatawan. Pengertian tersebut diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Jasa Perjalanan Wisata. Dalam peraturan tersebut menyebutkan, agen perjalanan

(37)

wisata adalah usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi erta pengurusan dokumen perjalanan.

Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif No 4 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Perjalanan Wisata Pasal 6, usaha agen perjalanan wisata merupakan usaha perseorangan atau badan usaha Indonesia berbadan hukum atau tidak berbadan hukum. Usaha Agen Perjalanan Wisata sendiri meliputi jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi dan pengurusan dokumen perjalanan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biro perjalanan wisata merupakan suatu perusahaan yang memperoleh pendapatan dan keuntungan dengan menawarkan dan menjual produk serta jasa-jasa pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya dimana BPW selaku tour operator dengan produk utamanya yaitu paket wisata (Tour Packages) yang disusun dan diselenggarakan sendiri dengan resiko sendiri pula termuat juga tour program yang dilihat dari tour itinerary yang terlampir. Perlu ditekankan terdapat sedikit perbedaan antara biro perjalanan wisata dengan agen perjalanan. Produk utama dari biro perjalanan wisata adalah paket wisata yang disusun dan diselenggarakan oleh perusahaan itu sendiri. Jika tidak menyusun dan menyelenggarakan sendiri paket wisata, perusahaan itu disebut agen perjalanan (Travel Agent). Berikut perbedaan produk antara agen perjalanan dengan produk biro perjalanan wisata.

(38)

Tabel 2.1

Perbedaan Produk Agen Perjalanan dengan Produk Biro Perjalanan Wisata

No Agen Perjalanan No Biro Perjalanan Wisata

1. Pengurusan dokumen perjalanan 1. Pengurusan dokumen perjalanan 2. Ticketing (penjualan tiket pesawat

domestik dan internasional)

2. Ticketing (penjualan tiket pesawat domestik dan internasional)

3. Hotel reservation (dalam dan luar negeri)

3. Hotel reservation (dalam dan luar negeri)

4. Agen penjualan tiket kapal, kereta api, angkutan wisata, taxi, dan lain-lain)

4. Agen penjualan tiket kapal, kereta api, angkutan wisata, taxi, dan lain-lain)

5. Paket wisata dalam dan luar negeri

6. Escourt services

7. Jemput antar tamu dari dan ke bandara

8. Pelayanan umroh dan ibadah haji Sumber : Yoeti (diolah sendiri dari beberapa sumber)(2006)

2.4.1. Peran dan Fungsi Biro Perjalanan Wisata

Peran utama biro perjalanan wisata adalah penghubung antara wisatawan dan perusahaan penyedia fasilitas perjalanan, yang diperlukan wisatawan untuk mencapai tujuan dari perjalanan yang dilakukan. Peran biro perjalanan wisata dalam industri pariwisata sebagai berikut.

1. Pusat Informasi Perjalanan yang berperan aktif memberikan informasi terkait perjalanan wisata

2. Memberikan saran dan rekomendasi tentang semua fasilitas perjalanan dan objek wisata terbaik sesuai keinginan dan kemampuan wisatawan

3. Perantara untuk kepentingan wisatawan dan kepentingan penyedia fasilitas perjalanan. Di satu sisi biro perjalanan wisata sebagai tenaga pemasaran perusahaan penyedia fasilitas perjalanan, memasarkan dan mempromosikan

(39)

produk wisatanya kepada wisatawan dan di sisi lain biro perjalanan wisata juga mewakili wisatawan sebagai pembeli.

4. Sumber devisa negara dengan memberikan informasi dan promosi yang menarik kepara para wisatawan sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke negara tersebut.

5. Promotor dalam pengenalan objek wisata

Keuntungan menggunakan jasa biro perjalanan wisata dapat dikategorikan dalam empat hal yaitu.

1. Kepastian dan terencana yang didapatkan dalam melakukan perjalanan wisata sehingga perjalanan wisata semakin nyaman dilakukan.

2. Efisiensi waktu sehingga tidak bersusah payah menghubungi semua pihak yang berkaitan dengan perjalanannya.

3. Memperoleh informasi yang akurat tentang seluruh fasilitas perjalanan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.

4. Mendapatkan harga yang lebih murah sebab biasanya biro perjalanan wisata tersebut menjalin hubungan baik dengan semua penyedia fasilitas perjalanan.

2.5. Strategi Pemasaran Wisata Dengan Analisis SWOT

Strategi Pemasaran Menggunakan Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran, dengan dasar strategi yang memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun disisi lain meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Analisis S.W.O.T terdiri dari:

(40)

a. Strenghts (S), yaitu kekuatan/keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan.

b. Weaknesses (W), yaitu kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menghambat perusahaan dalam persaingan.

c. Opportunities (O), yaitu kesempatan/peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan.

d. Threats (T), yaitu ancaman yang menghambar perusahaan untuk memenangkan persaingan.

Dalam penerapan analisis S.W.O.T terhadap kedua komponen besar yang digunakan, komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal Perusahaan

Faktor internal perusahaan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan dan situasi operasional perusahaan. Dimana kekuatan (strengths) merupakan sumber daya, keterampilan dan keunggulan relatif perusahaan.

Sedangkan kelemahan (weaknesses) perusahaan merupakan keterbatasan yang menghambat efektifitas kinerja perusahaan.

b. Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor eksternal perusahaan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi perusahaan dari luar lingkungan perusahaan, dimana di satu sisi terdapat peluang (opportunities) yang memberikan kesempatan perusahaan tersebut berkembang, namun di sisi lain terdapat ancaman (threats) yang dapat menghambat perkembangan perusahaan

(41)

tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi arah dan tindakan strategi perusahaan.

Dalam memilih target pasar untuk bermacam-macam produk yang dipersiapkan suatu BPW bisa menggunakan satu atau dua strategi sekaligus yaitu Market Aggregation atau bersamaan dengan Market Segmentation.

Market Aggregation

Strategi ini digunakan jika BPW hendak melihat pasar secara keseluruhan dan kemudian mengembangkan bauran pemasaran dimana satu produk dengan satu struktur harga, satu sistem distribusi dan satu macam program promosi untuk menarik konsumen yang potensial sebanyak mungkin. Market aggregation mengasumsikan bahwa produk yang ditawarkan bermanfaat tanpa terkecuali serta tidak membedakan kebutuhan, keinginan dan kemampuan membeli bagi para target pasar. Karena itu, kelemahan strategi ini yaitu tidak tahu ke mana dan di mana target pasar berada sehingga jika dilakukan tidak efektif.

Market Segmentation

Untuk mengatasi kelemahan diatas, BPW dapat membagi pasar yang luas terdiri dari beberapa segmen pasar dengan jumlah orang yang lebih sedikit serta anggotanya memiliki kesamaan dalam kebutuhan, keinginan sehingga lebih efektif jika melakukan kegiatan bauran pemasaran.

Selain menentukan target pasar, tentunya pemasar harus mempromosikan produk yang tepat dengan harga yang sesuai serta dijual pada tempat yang terjangkau oleh calon pembeli atau pelanggan. Strategi ini tentu dapat dijadikan

(42)

pedoman untuk kegiatan operasi sehari-hari dalam memasarkan produk wisata tersebut.

Pemasaran produk wisata ini tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri secara internasional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Pemasar harus mengenal bila melakukan deal internasional secara politik, ekonomi dan lingkungan usaha.

2. Hal penting dalam memasarkan produk BPW Indonesia ke luar negeri harus disesuaikan dengan kondisi dan kebiasaan target pasar.

3. Dari segi ekonomi termasuk kepada perhitungan biaya-biaya operasi di pasar luar negeri, nilai tukar dan kapasitas kemampuan target pasar untuk melakukan perjalanan wisata seperti yang ditawarkan.

4. Teliti dalam melihat daerah-daerah pariwisata yang menarik untuk dikunjungi, keunggulan dan kelebihan daerah wisata tersebut sehingga daerah itu patut untuk dikunjungi.

5. BPW yang bersangkutan juga harus memberikan pelatihan kepada pegawainya dalam menerima kedatangan wisatawan mancanegara terutama pelatihan yang disebut dengan istilah Handling International Visitors yaitu suatu pelatihan seperti service excellence khusus melayani wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

6. Menunjuk agen tempat menjual paket wisata di luar negeri. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan pemasaran wisata.

(43)

7. Promosi. Melalui media mana promosi akan dilakukan, media cetak atau media elektronik, majalah atau koran bahkan sosial media. Banyak promosi yang dilakukan melalui sosial media karena lebih mudah dilakukan serta jangkauannya luas sehingga membuka peluang target pasar yang lebih besar.

2.6. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 Anthony Fransisko Siallagan (2009)

Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara Objek Wisata Batu Kursi Siallagan, Kecamatan

Simanindo,

Kabupaten Samosir

Variabel yang signifikan adalah pendapatan individu dan waktu perjalanan, waktu luang, dan keindahan alam Danau Toba. Variabel yang tidak siginifikan adalah biaya perjalanan, fasilitas, karakteristik masyarakat. R Square sebesar 0,3674, yang berarti 36,74% jumlah permintaan yang dapat dijelaskan dalam variabel independen.

2 Andina Mara Santoso (2013)

Strategi

Pengembangan Paket Wisata Pada PT Nuansa Wisata Prima Nusantara Jember

Hasil dari penelitian ini yaitu Strategi jangka panjang membuat program pendekatan emosional dan program kerjasama dengan pengusaha jasa lain dan strategi jangka pendek yaitu dengan menyampaikan informasi- informasi terkait dengan

produk-produk yang

ditawarkan kepada

masyarakat, membina hubungan yang baik dengan pelanggan dan konsumen.

3 Rina Gustiyana (2013)

Analisis Permintaan Wisata dan Strategi Pengembangan

Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Agrowisata Cilangkap adalah

(44)

pendidikan, biaya perjalanan, status pernikahan, dan motivasi kedatangan. Empat dari enam kategori dinilai baik, yaitu keamanan, kondisi rumah makan, keindahan alam, serta aksesibilitas.

Strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan oleh pihak Agrowisata Cilangkap adalah dengan mendukung strategi agresif

4 Gede Eka Sucita, Darma I GBP.

Sasrawan Mananda, Ni Putu Eka Mahadewi (2015) (Jurnal IPTA

Faktor-Faktor

Pemilihan Paket Wisata Kintamani- Monkey Forest Tour Oleh Wisatawan Mancanegara (Studi Kasus Biro Perjalanan Wisata Destination ASIA

Ada lima faktor yang paling mempengaruhi pemilihan paket wisata Kintamani – Monkey forest Tour oleh wisatawan mancanegara yang menggunakan jasa Biro Perjalanan Wisata Destination Asia. Lima faktor tersebut yaitu harga, icon paket wisata, transportasi, tampilan brosur, penampilan pramuwisata 5 Bobby

Alexander Rajagukguk (2017)

Analisis Penawaran dan Permintaan Wisata di Kawasan

Danau Toba

Kabupaten Samosir

Permintaan pariwisata terhadap fasilitas dan pelayanan umum masih harus ditingkatkan lagi, Penawaran wisata masih juga harus diperhatikan dan ditingkatkan, adanya perbedaan rata – rata penilaian responden dalam harapan dan kinerja dengan nilai sig 5% yang berarti wisatawan mempunyai harapan tinggi terhadap kinerja pengelola wisata, dan Atribut yang dianggap penting bagi wisatawan dan perlu diprioritaskan.

(45)

2.7. Kerangka Konseptual

Permintaan paket wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lokasi, fasilitas, citra/image, harga/tarif, pelayanan. Beberapa faktor itu menjadi acuan para biro perjalanan wisata untuk menyusun paket wisata yang menarik dan menentukan strategi pemasaran wisata yang tepat. dengan strategi pemasaran wisata yang tepat, diharapkan jumlah wisatawan ke Danau Toba meningkat.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan menganalisis atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang kenyataan-kenyataan dan perilaku atau sifat suatu objek atau populasi tertentu. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan sistem kuesioner yang ditujukan kepada responden tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dan Parapat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara purposive (berdasarkan beberapa pertimbangan kebutuhan terhadap responden untuk menjawab tujuan penelitian). Waktu penelitian dimulai dari bulan akhir Juni 2018 sampai akhir Juli 2018.

3.3. Definisi Operasional

1. Paket Wisata yaitu perpaduan beberapa produk wisata, minimal dua produk yang dikemas menjadi satu kesatuan harga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain tergantung apakah paket wisatanya semi inclusive package atau all inclusive package yang ditawarkan oleh biro perjalanan wisata untuk tujuan wisata Danau Toba.

2. Wisatawan yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata ke Danau Toba menggunakan paket wisata ataupun non paket wisata.

(47)

3. Lokasi yaitu tempat yang akan dikunjungi oleh wisatawan dalam paket wisata Danau Toba. Lokasi yang paling ideal menurut wisatawan yaitu lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan ketersediaan fasilitas wisata yang memadai.

4. Fasilitas layanan wisata yaitu segala bentuk kebutuhan wisatawan akan hal- hal yang mendukung kegiatan wisata mereka menjadi lebih mudah dan nyaman selama berada ditempat wisata yang tersedia dalam paket wisata.

5. Citra/image yaitu gambaran tentang lokasi wisata Danau Toba, seperti keadaan alam, masyarakat, keamanan dan kenyamanannya.

6. Harga yaitu biaya yang akan dikeluarkan oleh wisatawan agar dapat menikmati wisata.

7. Pelayanan yaitu tata cara perlakuan biro perjalanan wisata sebagai yang menawarkan jasa layanan wisata kepada wisatawan yang berencana atau menggunakan paket wisata Danau Toba. Selain itu juga sikap masyarakat setempat yang ada di daerah wisata tersebut.

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah Skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dapat berupa pernyataan dan pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif hingga negatif yang

(48)

dapat berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kualitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, yaitu :

1. Sangat Setuju diberi skor 5 2. Setuju diberi skor 4

3. Kurang Setuju diberi skor 3 4. Tidak Setuju diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu sekelompok orang yang ditunjuk atau ditentukan karena dianggap representatif terhadap permasalahan penelitian, yang diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang relevan tentang masalah yang diteliti. Populasinya adalah wisatawan yang pernah berkunjung ke Danau Toba. Mengenai banyaknya sampel, Roscoe dalam Sekaran (2006:166) menyatakan suatu ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Jumlah sampel yang diambil adalah 60 responden dengan klasifikasi 30 pengguna paket wisata Danau Toba dari Aulia Tour and Travel dan 30 pengguna non-paket wisata Danau Toba. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasinya menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Karakteristik

(49)

3.6. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang mencakup identitas wisatawan dan pertanyaan yang terkait dengan variabel variabel yang digunakan dalam penelitian.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data-data pendukung literatur yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, dan beberapa kabupaten lainnya yang masih menjadi bagian Danau Toba.

3.7. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Yaitu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara menyebarkannya, adapun isi dari kuesioner tersebut adalah pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

2. Studi Literatur

Merupakan teknik studi yang dilakukan dalam mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai sumber baik buku, jurnal, tesis, berita dan situs otoritas resmi instansi terkait dan sebagainya.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu draft isian. Suatu draft dikatakan valid jika pertanyaan mampu untuk

(50)

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh draft tersebut. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali : 2006).

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan SPSS versi 22 untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,60 (Ghozali : 2006). Koefisien Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala. Indikator yang dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,6. Menurut Ghozali (2006) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,60.

3.9. Metode Analisis Data 3.9.1 Model Probit

Model probit digunakan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap paket wisata Danau Toba. Model ini merupakan model respon kualitatif yang didasarkan pada fungsi probabilitas distribusi normal yang disebut juga model normit (normit model). Metode yang digunakan untuk mengestimasi model probit adalah metode maximum likehood (ML) dengan program aplikasi Eviews 10.

(51)

Menurut Koop (2003), model probit digunakan ketika variabel dependennya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 atau 1 yang artinya hubungan antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen, dengan variabel dependennya berupa data kualitatif dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 dengan penjelasan bahwa data kualitatif dikotomi yaitu bernilai 0 untuk menyatakan ketidakberadaan sebuah karakteristik dan bernilai 1 untuk menyatakan keberadaan sebuah karakteristik. Adapun modelnya dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :

= Probabilitas terjadinya peristiwa pada suatu nilai X (variabel Independen)

= variabel normal standar

F = CDF normal standar

Maka fungsi yang dapat ditulis sesuai dengan penelitian adalah : Probit (PW) = f (L, F, I, H, P)

Dari fungsi diatas maka didapat model kedalam persamaan ekonomometrika sebagai berikut :

Probit (PW) = b0 + b1 L + b2 F + b3 I + b4 H + b5 P + µ Atau

P(PW) = P(PW = 1| X) = P( i ≤ ) = P( ≤ + Xi) = F( + Xi)

(52)

Apabila I telah ditaksir maka penaksiran β dapat dilakukan secara langsung. i

adalah nilai kritis, jika lebih besar i maka probabilitas permintaan paket wisata semakin besar, demikian pula sebaliknya.

Dimana :

P(PW) = Probabilitas permintaan paket wisata L = Lokasi

F = Fasilitas I = Citra/Image H = Harga/tarif P = Pelayanan

Untuk interpretasi model probit harus menggunakan tabel statistik Z. Hasil angka probit akan dicari nilainya pada tabel statistika Z yang selanjutnya dikurangkan angka tersebut dari nilai 1 sehingga diperoleh probabilitasnya.

3.9.2 Important Performance Analysis (IPA)

Dalam teknik IPA ini, responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap harapan dan kinerja pada atribut wisata Danau Toba. Analisis ini menggunakan aplikasi SPSS 20 yang menyediakan fasilitas analisis graphs scatter/dots dengan hasil berupa gambar diagram kartesius. Penilaian harapan dan kinerja menggunakan Skala Likert yang diukur menggunakan skor 5, 4, 3, 2, 1 dimana masing-masing angka mewakili pernyataan sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Beberapa tahapan dalam analisis IPA adalah sebagai berikut :

(53)

Menghitung rata-rata untuk setiap atribut yang dipersepsikan oleh wisatawan dengan rumus :

= dan = Keterangan :

= skor rata-rata tingkat kinerja untuk atribut ke-i = skor rata-rata tingkat harapan untuk atribut ke-i

= jumlah skor tingkat kinerja untuk atribut ke-i

= jumlah skor tingkat harapan untuk atribut ke-i

Menghitung seluruh rata-rata atribut tingkat harapan dan kinerja yang menjadi batas dalam diagram kartesius dengan rumus :

= dan = Keterangan :

= Batas sumbu X (tingkat kinerja) = Batas sumbu Y (tingkat harapan) k = Banyaknya atribut

Pemetaan atribut kedalam diagram kartesius dengan kemungkinan 4 posisi kuadran. Posisi setiap atribut tergantung kepada nilai-nilai atribut. Penjelasan masing-masing kuadran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1.1 berikut ini adalah data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau  Toba  yang  terdiri  dari  Kabupaten  Samosir,  Simalungun  (Parapat),  Toba  Samosir  dan Dairi
Gambar 2.1  Kurva Permintaan
Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3  Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan jumiah penduduk yang tinggi di Indonesia membuat pemerintah mengadakan program Keluarga Berencana (KB). Salah satu program KB yaitu penggunaan alat kontrasepsi

Ketika seseorang berpikiran bahwa internet itu sangat merugikan dan berdampak buruk maka secara tidak langsung seseorang itu akan menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak

[r]

a. Sumber Data: Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. 3) Data diambil dari observasi aktivitas siswa. 4) Data diambil dari hasil belajar siswa melalui

Tujuan dari penelitian ini ialah mengembangkan sistem operasi Ubuntu Linux menjadi sistem operasi Open Source Islami yang dapat menyediakan aplikasi-aplikasi islami dan

Katakteristik pencahayaan split light digunakan untuk menghasilkan kesan yang dramatis, dengan kesan separuh terang dan separuh gelap pada wajah.. Split Light lebih efektif

Keempat, skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Moral Perspektif Kitab Washoya Al-Abaa Lil Abna Karya Muhammad Syakir Al-Iskandari”.20 Nur Afidatul Lailiyah mahasiswa

Sedangkan penghitungan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 yang dilakukan penulis dengan menggunakan formulasi yang terdapat dalam UU No 36 Tahun 2008, dari hasil yang