• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengkomunikasian informasi keuangan, dalam hal ini berupa laporan keuangan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengkomunikasian informasi keuangan, dalam hal ini berupa laporan keuangan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi berhubungan dengan antara lain pengkomunikasian informasi keuangan, dalam hal ini berupa laporan keuangan.

Informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan laporan lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.

Akuntansi berhubungan dengan pengkomunikasian informasi keuangan, maka akuntansi seringkali disebut “language of business”. Informasi-informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan digunakan oleh users sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan. Agar suatu laporan keuangan lebih berguna, maka users melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Analisis berkaitan dengan penggunaan rasio keuangan, persentase, grafik, dan diagram untuk mengetahui trend dan relationship dari suatu laporan keuangan. Dalam hal ini, analisis meliputi perhitungan dan interpretasi laporan keuangan.

Pada saat ini, jika kita mencermati pertumbuhan dan kinerja perbankan belakangan ini, hati kita pasti kecut. Hal ini disebabkan oleh tingkat kompetisi dalam menghimpun dana pihak ketiga (dana masyarakat) sungguh sudah di luar persaingan biasa. Perbankan tengah dilanda “paceklik” dana (likuiditas) akibat adanya kebijakan uang ketat dalam bentuk kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia.

Setidaknya ada dua fenomena yang muncul. Pertama, beberapa bank memberikan suku bunga di atas suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Seperti diketahui, suku bunga penjamin bank sekarang per 31

(2)

12.05%, masing-masing untuk simpanan dalam bentuk deposito berjangka 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan. Untuk BPR, ditetapkan lebih tinggi 5% dari suku bunga penjaminan bank umum. Sayangnya, realitas di lapangan belakang ini sudah tidak sehat lagi. Beberapa bank memberikan suku bunga di atas suku bunga penjamin bank. Bahkan ada beberapa bank asing yang jelas-jelas menawarkan suku bunga di atas suku bunga penjamin bank. Padahal, jika ada bank yang menawarkan tingkat suku bunga di atas suku bunga penjaminan, LPS tidak akan menjamin simpanan yang bersangkutan apabila banknya kelak mengalami masalah.

Kedua, banyak bank yang lebih memilih siasat dan strategi lain, namun sebenarnya sama saja, yakni memberikan suku bunga total yang lebih menarik.

Caranya, suku bunga tetap diberikan sesuai dengan kerangka penjaminan LPS, namun untuk menarik minat pemilik dana, produk ini diberikan dengan tambahan iming-iming dalam bentuk lain, seperti gift, voucher, atau hadiah langsung tunai.

Banyak bank tidak menyadari bahwa dengan pemberian “suku bunga” riil di atas suku bunga penjaminan pasar, akan terjadi hal-hal berikut ini:

Pertama, biaya dana dari masing-masing bank akan meningkat drastis.

Padahal, penyesuaian suku bunga kredit baru saja dilakukan . Itupun harus diimbangi dengan ekspansi kredit baru, agar laba bank tetap bisa dipertahankan (tidak menurun tajam). Namun, tingginya suku bunga kredit, dipastikan akan berdampak pada penurunan tingkat kolektibilitas kredit. Penurunan tingkat kolektibilitas berarti kenaikan pencadangan penyisihan penghapusan aktiva, yang gilirannya akan memangkas laba bank. Dalam konteks ini, perbankan akan terkena dua persoalan yang akan menggerus laba bank, yaitu semakin tipisnya spread suku bunga (pendanaan dan kredit) dan juga semakin menurunnya laba akibat kenaikan

(3)

pencadangan penghapusan aktiva produktif. Fenomena tersebut akan berakibat langsung pada penurunan laba bank.

Kedua, fenomena ini akan menjerumuskan nasabah untuk tidak peka terhadap kinerja bank. Nyatanya, banyak nasabah yang kutu loncat akibat perbedaan iming- iming suku bunga plus dan hadiah ini. Yang namanya nasabah loyal (terutama kelas kakap), sudah tidak ada lagi. Yang tersisa adalah nasabah yang berburu keuntungan di balik tingginya suku bunga bank, risikonya justru sangat besar. Tidak ada jaminan bahwa bank-bank yang memberikan suku bunga tinggi adalah bank yang sehat.

Sayangnya, otoritas perbankan dan kalangan bankir sendiri masih sangat pelit di dalam mengedukasi para nasabahnya untuk mengenal bank yang sehat.

Ketiga, persaingan semacam ini jika dibiarkan terus menerus tidak akan sehat. Bank-bank akan terus menerus berkutat untuk mempertahankan dana pihak ketiga yang sangat fragile dan fluktuatif dengan cara meningkatkan suku bunga dan iming-iming hadiah tambahan.

Para bankir akan berupaya untuk mempertahankan nasabahnya agar tetap loyal untuk menyimpan dananya di banknya. Sampai kapan perang suku bunga ini akan terjadi, tidak ada yang tahu. Bahkan kalau tidak ada regulasi yang mengaturnya, bukan tidak mungkin perang suku bunga tinggi ini akan terus terjadi di lapangan secara tidak sehat yang akan berakibat langsung pada penurunan laba bank. Sumber:

Bapekki Depkeu. (Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional Departemen Keuangan).

Untuk menilai kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan perbankan, umumnya digunakan lima aspek penilaian yang terdiri dari Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Tingkat kesehatan

(4)

berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor seperti ; permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, earnings, dam likuiditas, sehingga nantinya akan menghasilkan laba yang akan dicapai suatu perusahaan perbankan. Kualitas aktiva diukur dengan assets ratio, yang berkaitan dengan kelangsungan usaha bank.

Pengelolaan aktiva diarahkan kepada pengelolaan aktiva produktif dengan maksud memperoleh penghasilan atau pendapatan.

Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, earnings, dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa

rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dapat dilakukan dengan menguji manfaat masing- masing rasio.

Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi laba perusahaan perbankan sangat dibutuhkan. Pentingnya penelitian tentang rasio keuangan dalam memprediksi laba dan pengujian kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap laba berbagai periode untuk perusahaan perbankan didasarkan oleh beberapa alasan. Pertama, masih kurangnya penelitian tentang manfaat rasio keuangan untuk memprediksi laba perusahaan perbankan. Kedua, banyaknya persaingan yang tidak sehat yang dilakukan antar bank yang mengakibatkan laba bank berkurang karena tingginya tingkat suku bunga yang diberikan bank berbeda- beda. Ketiga, rasio keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan jenis perusahaan lainnya.

(5)

Hal ini ditunjukkan oleh adanya standar akuntansi perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31, mengenai Akuntansi Perbankan. Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul:

“Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Assets dalam Memprediksi Laba Perusahaan Perbankan (Suatu Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Sebagai Emiten pada Bursa Efek Jakarta)”

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk menghindari penyimpangan dalam pembahasan, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada pertanyaan berikut:

1. Seberapa jauh rasio keuangan assets dapat digunakan untuk memprediksi laba perusahaan perbankan

2. Bagaimanakah kondisi rasio keuangan assets sehingga dapat memprediksi laba perusahaan perbankan

3. Bagaimana pengaruh rasio-rasio assets dalam memprediksi laba perusahaan perbankan

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian, untuk dapat mencapai suatu sasaran penelitian yang terarah dan intensif sesuai dengan yang kita inginkan, selain adanya batasan masalah juga ditetapkan tujuan penelitian.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kuat atau tidaknya rasio keuangan assets dalam memprediksi laba perusahaan perbankan

(6)

2. Untuk mengetahui kondisi rasio keuangan assets sehingga dapat memprediksi laba perusahaan perbankan

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio assets dalam memprediksi laba perusahaan perbankan

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian a. Bagi perusahaan

Perusahaan dapat memprediksi laba sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih akurat dan lebih berguna pada periode berikutnya.

b. Bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan laporan keuangan

Pengguna laporan keuangan bisa terhindar dari informasi yang menyesatkan, sehingga tidak terjadi misinterpretasi laporan keuangan.

c. Bagi rekan mahasiswa

Dengan penelitian ini rekan-rekan mahasiswa bisa menjadikannya sebagai acuan untuk melakukan penelitian dan pembahasan lebih lanjut serta sebagai bahan studi perbandingan.

d. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini dapat lebih membuka dan memperluas cakrawala mengenai ilmu akuntansi, khususnya teori akuntansi dan analisis laporan keuangan. Selain itu sebagai pemenuhan salah satu syarat akademis dalam menempuh ujian sarjana lengkap pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama.

(7)

1.5 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan pendanaan, seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1 Objective of Financial Reporting by Business Enterprise (seperti dikutip oleh Luciana dan Emanuel dalam

Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7 No. 2, 2003; 2-3) bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi:

1. Untuk keputusan investasi dan kredit 2. Mengenai jumlah dan timing arus kas 3. Mengenai aktiva dan kewajiban 4. Mengenai kinerja perusahaan

5. Mengenai sumber dan penggunaan kas 6. Penjelas dan interpretif

7. Untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan pengungkapan laporan keuangan.

Sementara itu menurut SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (seperti dikutip oleh Kieso, Weygandt, Warfield, 2001; 37)

menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah kemampuan prediksi (FSAB 1980). Hal ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari deviden dan bunga di masa yang akan datang. Deviden yang akan diterima investor

(8)

Oleh karena itu, prediksi laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara memprediksi laba perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan.

Helfert (1991) memahami rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.

Zainuddin dan Hartono (1999) menguji kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang didasarkan pada rasio CAMEL (Capital, Assets, Managements, Earnings, Liquidity). Penelitian tersebut dilakukan terhadap seluruh

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pengujian dilakukan terhadap rasio keuangan, baik pada tingkat individual maupun pada tingkat construct (gabungan dari rasio-rasio individual yang dijadikan satu variabel). Dengan menggunakan analisis regresi untuk menganalisis rasio keuangan pada tingkat individual dan Analysis of Moment Structures (AMOS) untuk menganalisis pada tingkat construct, penelitian ini menunjukkan bahwa secara individual rasio keuangan tidak signifikan dalam memprediksi perubahan laba. Akan tetapi, pada tingkat construct rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity signifikan dalam memprediksi perubahan laba.

(9)

Penelitian dengan menggunakan rasio keuangan CAMEL juga pernah dilakukan oleh Thomson dan Wilopo (seperti dikutip oleh Luciana dan Winny dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 No. 2, 2005; 3) yang menguji tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an dengan menggunakan alat statistik regresi logit. Whalen, Thomson, dan Wilopo (seperti dikutip oleh Luciana dan Winny dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 No. 2, 2005; 3) menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank. Demikian juga penelitian Thomson dan Sinkey telah membuktikan bahwa rasio keuangan CAMEL dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan bank. Jadi dengan penelitian ini diharapkan, para pemakai laporan keuangan, khususnya investor dapat membuat keputusan yang lebih akurat.

Penelitian akan dilakukan atas laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai emiten pada Bursa Efek Jakarta untuk mengetahui manfaat rasio keuangan assets dalam memprediksi laba perusahaan perbankan. Penelitian akan dilakukan dengan uji analisis menggunakan analisis regresi untuk mengetahui signifikansi antara rasio keuangan dengan laba pada perusahaan perbankan.

Kondisi permodalan, kualitas aktiva, profitabilitas, dan likuiditas mempengaruhi laba yang akan dicapai oleh perusahaan perbankan. Kualitas aktiva, yang diukur dengan assets ratio, berkaitan dengan kelangsungan usaha bank.

Pengelolan aktiva diarahkan kepada pengelolaan aktiva produktif dengan maksud memperoleh penghasilan.

(10)

1.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan diatas maka diambil hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : Kondisi keuangan perusahaan (rasio keuangan assets) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan perbankan.

Hi : Kondisi keuangan perusahaan (rasio keuangan assets) berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan perbankan.

Referensi

Dokumen terkait

Kepentingan utama kajian ini dijalankan adalah untuk melihat sendiri kesediaan mengajar dalam kalangan pelajar Tahun Akhir Pendidikan Teknikal dan Kejuruteraan Fakulti Pendidikan

Pada waktu itu berkatalah orang-orang Israel: "Siapakah dari seluruh suku Israel yang tidak ikut datang dengan jemaah ini untuk menghadap TUHAN?" Sebab mereka telah bersumpah

Tercapainya tujuan, bahwa pencapaian tujuan program bantuan rumah tidak layak huni dapat dilihat dengan tercapainya tujuan program bantuan rumah tidak layak huni tersebut

Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti merupakan analisis terhadap hasil pembicaraan dengan pihak-pihak yang menjadi objek

Skripsi yang berjudul “Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Martapura (Analisis putusan No 0512/Pdt.G/2013/PA.Mtp)” ditulis oleh Muhammad Ansyori, telah

Hasil penelitian dengan menggunakan metode Expectancy Theory menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada motivasi rendah (46,67%), karyawan yang bekerja pada motivasi

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatdan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

Setelah penulis melakukan observasi dan analisa data yang telah terkumpul tentang pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar pada siswa MI Miftakhul