• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU

SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KERINCI

ARTIKEL

MAHYUDDIN NIM: 1010018212100

Program Studi Magister Sains Manajemen

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

DI KABUPATEN KERINCI

Mahyuddin1, Sulastri1, Erni Febrina Harahap1

1Program Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta [email protected]

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze: 1). Influence of leadership on organizational culture. 2). The influence of leadership on job satisfaction. 3).

The influence of organizational culture on satisfaction. 4). The effect of leadershipon performance. 5). The influence of organizational culture on performance. 6). The effect of job satisfaction on performance. 7). How leadership influence on teacher performance through organizational culture. 8).

How leadership influence on teacher performance through job satisfaction. 9).

How does the influence of organizational culture on teacher performance through job satisfaction. Bassed on the issues to be discussed in this papper the design of this study is causal design. The study population was all elementary teachers in Kerinci Region, amounting to as many as 160 teachers. The number of samples is 160 people (census method). Data anylisis to test the hypothesis of this study using Structural Equation Modeling (SEM) with AMOS software assistance. The study foun that: 1). Leadership significantly influence the organizational culture.

2). Leadership significantly effect on job satisfaction of teacher. 3).

Organizational culture significantly influence job satisfaction of teachers. 4).

Leadership significant effect on teachers performance. 5). Organizational culture signicantly influence the performance of teachers. 6). Job satisfaction significantly influence the performance of theacers. 7). Leadership significant effect on theacer performance through organizational culture as an intervening variable. 8). Leadership significant effect on teacher performance through job satisfaction as an intervening variable. 9). Culture organizations have a significant effect on teacher performance through job satisfaction as an intervening variable.

Keyword : Leadership, Organizational Culture, Job Satisfaction, and Performance

A. Pendahuluan

Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar

yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat tergant- ung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Guru merupakan

(3)

perencana, pelaksana sekaligus seba- gai evaluator pembelajaran di kelas, maka peserta didik merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses untuk mencapai tujuan pendidi-kan.

Hasil pengamatan dan wawan- cara lisan yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa orang guru yang bertugas di Kecamatan Air Hangat, diperoleh informasi dan gambaran tentang kinerja guru yang cenderung rendah.

Temuan lain kaitan dengan pembelajaran di daerah tersebut adalah terdapat banyak guru yang tidak membuat rencana pembelajaran, kurangnya kepedulian dalam menga- nalisis hasil evaluasi, dan terbatasnya informasi yang diperoleh kaitan dengan pengayaan ilmu yang mereka miliki, kurangnya perhatian serta pengawasan dari Pemda dalam hal ini Diknas Kabupaten ke sekolah-sekolah di daerah, sarana dan prasarana pendu- kung dalam melaksanakan pembela- jaran tidak memadai, termasuk kondisi bangunan sekolah.

Berdasarkan pertimbangan ter- sebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian menyang- kut kinerja guru yang melak-sanakan tugas dan faktor yang diduga ber-

pengaruh, yakni kepemimpinan, budaya organisasi dan kepuasan kerja.

Sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertim- bangan dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru dan kualitas pembelajaran di daerah tersebut. Untuk itu, faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas faktor yang lebih berperan dan urgen yang mempengaruhi kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya maka dapat di rumuskan permasala- han penelitian yaitu:

1. Bagaimana pengaruh kepe- mimpinan terhadap budaya organisasi Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci?

2. Bagaimana pengaruh kepe- mimpinan terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci?

3. Bagaimana budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci?

(4)

4. Bagaimana pengaruh kepe- mimpinan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kabu- paten Kerinci?

5. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kabu- paten Kerinci?

6. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci?

7. Bagaimana pengaruh kepe- mimpinan terhadap kinerja guru melalui budaya organi- sasi?

8. Bagaimana pengaruh kepe- mimpinan terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja?

9. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja?

B. Kajian Teori

Menurut Rivai dan Sagala (2009:127) bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Sedangkan menurut Mashun (2006:

56) kinerja adalah mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan atau program/kebijakan dalam mewujud- kan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi.

Kinerja guru mempunyai spe- sifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegi- atan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru meren- canakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Menurut Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kepen- didikan (2008:25) menyebutkan bah- wa Indikator penilaian terhadap kiner- ja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu::

1. Perencanaan Program Kegi- atan Pembelajaran

Tahap perencanaan dal- am kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubung- an dengan kemampuan guru

(5)

menguasai bahan ajar. Ke- mampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyu- sunan program kegiatan pem- belajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelak- sanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembe- lajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyeleng- garaan pendidikan yang ditan- dai oleh adanya kegiatan penge-lolaan kelas, pengguna- an media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksa- naanya menuntut kemampuan guru.

3. Evaluasi/Penilaian Pembelajar- an

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dila- kukan. Pada tahap ini seorang

guru dituntut memiliki kemam- puan dalam menentukan pen- dekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini senagai berikut:

1. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi

2. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru

3. Budaya organisasi berpenga- ruh signifikan terhadap kepua- san kerja guru

4. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru

5. Budaya organisasi berpenga- ruh signifikan terhadap kinerja guru

6. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru

7. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui budaya organisasi

(6)

8. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

9. Budaya organisasi berpe- ngaruh signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.

D. Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SD di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci yang berjumlah sebanyak 160 orang guru.

Pada penelitian ini karena jumlah populasinya masih kecil yakni sebanyak 160 orang maka pendekatan untuk pengambilan data dilakukan dengan metode sensus (populasi = sampel). Jadi banyaknya sampel pada penelitian ini yakni sebanyak 160 orang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuisioner) langsung tertutup. Defini- si operasional dari masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan yang dimaksud pada penelitian ini bentuk kepimimpinan yang dijalankan oleh kepada sekolah dalam mengerahkan semua sumber

daya organisasi untuk menca- pai tujuan organisasi. Indikator kepemimpinan pada penelitian ini adalah (Yeh, 1996):

a. Kepemimpinan yang ber- orientasi pada tugas b. Kepemimpinan yang ber-

orientasi pada orang 2. Budaya Organisasi (X2)

Budaya Organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/

diwariskan kepada anggota- anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memi- kirkan, dan merasakan terkait dengan masalah tersebut.

Variabel budaya organisasi ini secara operasional diukur dengan menggunakan indika- tor sebagai berikut :

a. Inovasi dan keberanian mengambil risiko.

b. Perhatian pada hal-hal rinci c. Orientasi hasil

(7)

d. Orientasi terhadap orang e. Orientasi tim

f. Keagresifan g. Kemantapan 3. Kepuasan Kerja (X3)

Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ungkapan perasaan senang atau tidak senang dari guru yang bertugas di Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Indika- tor kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah:

(a) Kepuasan terhadap gaji (b) Kepuasan terhadap promo-

si

(c) Kepuasan terhadap rekan sekerja

(d) Kepuasan terhadap penye- lia

(e) Kepuasan terhadap peker- jaan itu sendiri

4. Kinerja (Y)

Kinerja guru yang dimaksud pada penelitian ini bentuk kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Indikator

kinerja guru pada penelitian ini adalah :

a. Perencanaan program kegi- atan pembelajaran

b. Pelaksanaan kegiatan pem- belajaran

c. Evaluasi/penilaian pembe- lajaran

Analisis data untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software AMOS.

E. Deskriptif Variabel Peneli- tian

Berdasarkan hasil analisa deskriptif masing-masing variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rata-rata variabel kinerja guru adalah 3,48 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 69,60%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan masuk dalam kategori cukup. Dengan demi- kian dapat dikatakan bahwa guru Sekolah Dasar Kabupaten Kerinci memliki kinerja yang masih belum maksimal dalam melaksanakan tugas seagai guru.

(8)

2. Skor rata-rata kepemimpinan sebesar 3,74 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 74,88%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan masuk dalam kategori cukup. Dengan demi- kian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan yang dirasakan oleh guru Sekolah Dasar Kabupaten Kerinci cukup tinggi. Dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa guru menganggap bahwa pimpinan berorientasi pada tugas de- ngan baik tetapi berorientasi pada orang masih cukup.

Untuk masa yang akan datang perlu adanya peningkatan kepemimpinan yang lebih baik pada Sekolah Dasar Kabupaten Kerinci terutama kepemimpinan yang berorien- tasi pada orang.

3. Skor rata-rata budaya organi- sasi adalah 3,77 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 75,37%. Hal ini menunjukkan bahwa vari- abel budaya organisasi masuk dalam kategori cukup. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa budaya organisasi yang dirasakan oleh guru Sekolah Dasar Kabupaten Kerinci cukup tinggi.

4. Skor rata-rata kepuasan kerja adalah sebesar 3,47 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 69,42%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja ma- suk dalam kategori cukup.

Dengan demikian dapat dika- takan bahwa kepuasan kerja yang dirasakan oleh guru Sekolah Dasar Kabupaten Kerinci cukup tinggi.

F. Pembahasan Hasil Pe- nelitian

1. Pengaruh Kepemim- pinan Terhadap Buda- ya Organisasi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

Temuan penelitian ini mem- buktikan bahwa budaya organisasi tidak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepal sekolah karena budaya itu merupakan suatu pola asumsi dasar

(9)

yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memi- kirkan, dan merasakan terkait dengan masalah tersebut.

Temuan penelitian ini menje- laskan bahwa kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, di lihat dari status dan cara pengangkatan tergo- long pemimpin resmi, formal leader, atau status leader. Status leader bisa meningkat menjadi functional leader.

Tergantung dari prestasi dan kemam- puan didalam memainkan peranannya sebagai pemimpin pendidikan sebagai sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawaban kepadanya. De- ngan kata lain dapat dijelasnkan bahwa kepemimpinan merupakan ke- mampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan adalah pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

Kepemimpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam kelompok atau organisasi

2. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mem- pengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Kepe- mimpinan menyangkut proses pe- ngaruh sosial yang disengaja dija- lankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam kelompok atau organisasi. Semakin baik kepala sekolah menjalankan tugasnya ten- tunya akan meningkatkan kepuasan kerja guru di Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

(10)

3. Pengaruh Budaya Orga- nisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh signi- fikan terhadap kepuasan kerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kepemimpinan merupakan merupakan factor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru karena kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.

Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan sesuai, dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi menun- jukkan sikap positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.

4. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

Dengan demikian dapat dika- takan bahwa adanya kepemimpinan yang dapat meningkatkan keahlian, pengetahuan dan perubahan sikap pegawai tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun ber- dasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa pimpinan kurang baik dalam menjalankan fungsinya sehingga sering terjadi konflik antara pimpinan dengan bawahan sehingga pada gilirannya membuat kinerja pegawai menjadi rendah dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

5. Pengaruh Budaya Orga- nisasi Terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh signi- fikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

(11)

Dengan demikian dapat dika- takan bahwa budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikem- bangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan inte- grasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepa- da anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah tersebut.

6. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

Dengan demikian diperoleh bahwa kepuasan kerja merupakan bagian dari proses motivasi. Kepuasan anggota organisasi dapat dihubungkan dengan kinerja dan hasil kerja mereka serta imbalan dan hukuman yang mereka terima. Karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung akan merasakan kepuasan

kerja yang tinggi pula karena selalu antusias dalam melaksanakan tugas.

7. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Budaya Organisasi sebagai Vriabel Intervening

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui budaya organisasi sebagai variabel intervening.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui besarnya pengaruh langsung kepemimpinan terhadap terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci adalah sebesar 21,5%. Sedangkan pengaruh tidak langsung kepemimpinan terhadap kinerja melalui budaya organisasi adalah sebesar 26,00%, sehingga total pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja menjadi 47,50%. Artinya pengaruh tidak langsung mampu memberikan tambahan menjadi lebih besar dalam meningkatkan kinerja.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel budaya organisasi mampu memberi tambahan pengaruh dalam menjelaskan pengaruh kepe-

(12)

mimimpinan terhadap kinerja atau dengan kata lain budaya organisasi meningkatkan kinerja guru dari bentuk kepemimpinan yang ada pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci

8. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Dengan demikian dapat dika- takan bahwa variabel kepemimpinan mampu memberi tambahan pengaruh dalam menjelaskan pengaruh kepe- mimimpinan terhadap kinerja atau dengan kata lain kepuasan kerja meningkatkan kinerja guru dari bentuk kepemimpinan yang ada pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

9. Pengaruh Budaya Orga- nisasi Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja sebai Variabel Interening

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesembilan diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh signi- fikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Dengan demikian dapat dika- takan bahwa variabel kepuasan kerja mampu memberi tambahan pengaruh dalam menjelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja atau dengan kata lain kepuasan kerja meningkatkan kinerja guru dari bentuk budaya organisasi yang ada pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

G. Penutup

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesim- pulan berikut ini :

1. Kepemimpinan tidak berpe- ngaruh signifikan terhadap budaya organisasi Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

2. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

(13)

3. Budaya organisasi berpeng- aruh signifikan terhadap kepu- asan kerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

4. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

5. Budaya organisasi berpe- ngaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

6. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci.

7. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui budaya organisasi sebagai variabel intervening.

8. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui kepuasan kerja sebagai varia- bel intervening.

9. Budaya organisasi berpenga- ruh signifikan terhadap kinerja guru pada Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci melalui

kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan inplikasi penelitian sebagai berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci perlu dila- kukan hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan sebagai beriukut :

a. Dalam memberikan tugas kepada guru sebaiknya kepala sekolah melakukan berdiskusi dengan agar jangan terkesan membe- rikan perintah secara kaku b. Kepala sekolah berupaya

semaksimal mungkin untuk menjalin hubungan baik dengan semua guru yang ada di sekolah

c. Kepala sekolah sebaiknya menekankan pentingnya tugas dan meminta guru melaksanakan tugas deng- an sebaik-baiknya

d. Kepala sekolah harus membantu guru mene- tapkan tujuan yang dapat dicapai dalam bekerja

(14)

e. Kepala sekolah harus lebih mampu menjelaskan tujuan dari pekerjaan-pekerjaan, konteks, batasan-batasan waktu, kualitas, kuantitas dan sumberdaya yang disediakan kepada guru.

f. Kepala sekolah harus seharusnya memberikan penghargaan baik yang bersifat financial dan/atau non finansial kepada guru yang berprestasi kerja baik.

2. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci perlu dila- kukan hal-hal yang berkaitan dengan budaya organisasi se- bagai berikut :

a. Memotivasi guru untuk selalu aktif dalam kerja berkelompok di sekolah maupun di luar sekolah b. Mendorong guru untuk

selalu aktif memberikan ide-ide perbaikan pelak- sanaan tugas

c. Mendorong guru untuk mengoreksi hasil pekerjaan sebelum menyerahkannya kepada pimpinan

d. Mendorong guru untuk mempelajari metode dan prosedur pelaksanaan pe- kerjaan sehari-hari

3. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci perlu dila- kukan hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan kerja sebagai berikut :

a. Memotivasi guru agar me- rasa puas dengan tingkat kemajuan yang ia alami pada saat ini

b. Mendorong guru untuk melakukan pekerjaan ter- tentu secara maksimal agar berhasil dalam melak- sanakan tugas

c. Sekolah sebaiknya beru- saha memberikan insentif untuk guru lebih baik dari pada sekolah lain

d. Mendorong guru agar selalu mau bekerja dengan orang-orang yang bertang- gung jawab

4. Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi praktis, yaitu bagi Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci dalam upaya meningkatkan

(15)

kinerja guru dalam melak- sanakan tugas.

5. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pe- ngetahuan, terutama dalam bidang sumber daya manusia dan juga diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset mendatang.

Adapun beberapa keterbatasan dari penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh pengaruh kepemim- pinan, budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kiner- ja guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat kinerja.

2. Penelitian ini dilakukan terha- dap guru Sekolah Dasar di Kabupaten Kerinci disarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian ulang terhadap objek yang berbeda dan cakupannya lebih luas agar hasil penelitian dapat digeneralisir.

3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diharapkan pene- litian lanjutan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif seperti mengguna- kan teknik wawancara sehing- ga maksud responden dapat ditangkap dengan sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Brahmasari, Ayu Ida dan Suprayetno, Agus. 2008. Pengaruh Moti- vasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terha- dap Kepuasan Kerja Karya- wan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indone-sia). Jurnal Manaje- men dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2, September 2008: 124-135

Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitaif : Komuniasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

(16)

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2008). Kinerja Guru. Jakarta : Kemendikbud

Dubrin Andrew J., 2005. Leadership (Terjemahan), Edisi Kedua, Jakarta : Prenada Media,

Enny Rachmawati, Y. Warella, Zaenal Hidayat. 2006. Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja Dan Gaya Kepemim- pinan Terhadap Kinerja Kar- yawan Pada Badan Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat Propinsi Jawa

Tengah. JIAKP, Vol. 3, No. 1, Januari 2006 : 89-97

Ghozali, Imam. 2011, Model Persamaan: Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 19. Jakarta: Erlangga

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : Raja- grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa proses erosi di daerah berlereng di daerah Nganjuk terjadi baik pada lahan berlereng maupun berteras, dan terjadi pada semua

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak meningkatkan kualitas.. pengajarannya

Dari data yang telah didapatkan dalam pengujian kualitas VoIP yang berjalan diatas MANET yang menggunakan protokol routing B.A.T.M.A.N-adv dan Babel untuk 2

Subekti, Nyaji Yanti Ningrum. Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014. Tesis: FKIP Program S2 Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya

Dengan demikian perlu diketahui faktor- faktor yang menentukan ekuitas merek dan loyalitas konsumen motor automatic Honda Beat dan Yamaha Mio sehingga dapat diketahui

Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah liat, dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah (Argilik) dan mempunyai kejenuhan basah (berdasar jumlah kation) tinggi

Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol,

Hasil penelitian: Analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59