1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat. Kota ini terletak 59 KM sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luas Kota Bogor sebesar 118,50 km² dengan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2014). Bogor dikenal juga dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 Kelurahan. Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran (Wikipedia, 2017).
Gambar 1.1 Lambang Kota Bogor Sumber: Wikipedia, 2017
Bogor telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Banyak balai penelitian yang ada di Kota Bogor yang dikelola oleh pemerintah seperti Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Balai Penelitian Karet Indonesia, dan masih banyak lagi. Kota Bogor memiliki banyak perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah maupun dikelola swasta. Banyaknya perguruan tinggi di Bogor membuat Bogor menjadi salah satu tujuan pelajar untuk melanjutkan pendidikan
2
yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Bogor. Selain IPB terdapat juga PTN yang bersifat sekolah tinggi seperti Sekolah Tinggi Sandi Negara, Sekolah Tinggi Intelijen Negara. Bogor juga memiliki beberapa perguruan tinggi swasta diantaranya Universitas Pakuan, Universitas Djuanda, Universitas Ibn Khaldun, dan Universitas Nusa Bangsa. Sebagian besar perguruan tinggi yang ada di Bogor merupakan Perguruan tinggi swasta. Dengan semakin banyaknya perguruan tinggi swasta, maka perlu diberlakukan standar kualitas pendidikan kepada setiap PTS. Oleh karena itu dibentuk Badan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta atau yang biasa disebut dengan Kopertis. Kopertis adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk melakukan pembinaan kepada perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya. Bogor termasuk dalam wilayah Kopertis IV Jawa Barat. Berikut merupakan daftar perguruan tinggi di Bogor dan peringkatnya.
Tabel 1.1 Daftar Perguruan Tinggi di Bogor
No Nama Perguruan Tinggi Status Ranking
1 Institut Pertanian Bogor Negeri 4
2 Sekolah Tinggi Sandi Negara Negeri -
3 Sekolah Tinggi Intelijen Negara Negeri - 4
Akademi Keperawatan Departemen
Kesehatan Negeri
-
5 Universitas Pakuan Swasta 185
6 Universitas Ibn Khaldun Swasta 64
7 Universitas Djuanda Swasta 233
8 Universitas Nusa Bangsa Swasta 380
9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Tazkia Swasta - 10 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Swasta - 11 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Swasta - 12
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan
Pendidikan Bogor Swasta -
13 Akademi Keperawatan Prima Husada Swasta -
14 AMIK BSI Bogor Swasta -
Sumber: Ban- PT, 2017: Webometrics, 2017
3
Berdasarkan tabel 1.1 terdapat empat belas perguruan tinggi yang berada di Bogor baik negeri maupun swasta. Perguruan tinggi negeri Institut Pertanian Bogor memiliki ranking empat dan empat perguruan tinggi swasta berbentuk universitas memiliki ranking yang terpaut jauh yaitu puluhan (Universitas Djuanda) hingga ratusan (Universitas Nusa Bangsa). Menurut penelitian Murthado dan Wahid (2016) masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam penerapan sistem informasi pada perguruan tinggi swasta baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Masalah teknis yang dihadapi seperti infrastruktur jaringan, perangkat komputer, dan pemeliharaan sistem. Sedangkan masalah non teknis seperti penerimaan dan partisipasi SDM dan konten sistem informasi. Hal ini menjadi dasar pemilihan objek pada perguruan tinggi swasta. Objek penelitian yang akan dipilih pada penelitian ini adalah perguruan tinggi swasta yang berbentuk universitas. Hal yang menjadi alasan adalah jumlah akademisi yang ada pada tingkat universitas lebih banyak jika dibandingkan dengan PTS berbentuk Institut, Sekolah Tinggi maupun Akademi.
Terdapat empat universitas swasta di bogor. Namun hanya tiga universitas yang mendapatkan akreditasi B dari BAN-PT. Universitas swasta yang mendapatkan akreditasi tersebut adalah Universitas Pakuan, Universitas Ibn Khaldun, dan Universitas Djuanda, sedangkan Universitas Nusa Bangsa belum mendapatkan akreditasi dari BAN-PT. Oleh karena hanya terdapat empat Universitas swasta di wilayah Bogor maka seluruh universitas swasta tersebut dijadikan sebagai objek penelitian.
Universitas Pakuan (UNPAK) merupakan kelanjutan dari Universitas Bogor (UNBO). Beberapa perguruan tinggi swasta pada tahun 1977 bergabung dengan universitas ini yaitu Akademi Pariwisata, IKIP PGRI, Akademi Bahasa Asing, Akademi Sekretaris Manajemen Internasional dan Akademi Ilmu Agama Islam dengan badan penyelenggara Yayasan Perguruan Tinggi Bogor (YPTB). Tanggal 1 November 1980, Universitas Bogor secara resmi berganti nama menjadi Universitas Pakuan.
4
UNPAK menempati lokasi di Jalan Pakuan, Bogor dengan luas 3,5 ha.
Hingga saat ini Universitas Pakuan memiliki Program Pascasarjana (S2) dengan 4 (empat) Program Studi yaitu Manajemen Pendidikan, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Ilmu Hukum dan Magister Manajemen. Program Sarjana (S1) dan Program Diploma III (D3) yang tergabung dalam 6 fakultas yaitu: Hukum, Ekonomi, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sastra, Teknik dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (UNPAK, 2017). Teknologi digunakan UNPAK meliputi laboratorium komputer untuk pengolahan data, penyediaan e-library, service point WARIFE, LCD projector dan sistem informasi akademik yang dapat diakses di simak.unpak.ac.id. berikut ini merupakan tampilan dari sistem informasi akademik Universitas Pakuan:
Gambar 1.2 Sistem Informasi Akademik UNPAK Sumber: Universitas Pakuan, 2017
Universitas Ibn Chaldun didirikan pada tanggal 10 Desember 1959 di Jakarta.
Universitas Ibn Chaldun merupakan gabungan dari tiga Fakultas yang dibina oleh Yayasan Ibn Chaldun (Ibn Chaldun Foundation) dan Universitas Djakarta Indonesia yang terdiri dari 4 Fakultas yang ada di Bogor. Universitas Ibn Chaldun ini dibina oleh Yayasan Ibn Chaldun yang berkedudukan di Jakarta. Dengan demikian Ibn Chaldun terdiri dari 7 Fakultas yaitu 3 Fakultas di Jakarta dan 4
5
Fakultas di Bogor. Pada tahun 1961 empat Fakultas di Bogor memisahkan diri dari UIC dan menjadi dua Universitas yaitu Universitas Ibn Khaldun Bogor dan Universitas Bogor yang sekarang bernama Universitas Pakuan.
UIKA Bogor memiliki 6 Fakultas dan 1 Sekolah Pascasarjana dengan 22 Program studi yaitu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Agama Islam, , Fakultas Ilmu Kesehatan :Sekolah Pascasarjana (UIKA Bogor, 2017). UIKA Bogor memiliki sistem informasi akademik dan keuangan yang dapat diakses melalui siak.uika-bogor.ac.id. Berikut ini merupakan tampilan dari sistem informasi akademik UIKA
Gambar 1.3 Sistem Informasi Akademik UIKA Sumber: UIKA, 2017
Universitas Djuanda didirikan berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan PSPI Nomor : 83/YPSPI/III/87 tanggal 21 Maret 1987. Gagasan untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi dalam bentuk Universitas yang kemudian bernama Universitas Djuanda (UNIDA) kemudian pada tanggal 1 Mei 1987, Badan Pengurus Yayasan PSPI mengangkat Prof. Dr. Asikin Natasasmita, M.Sc. sebagai rektor pertama Universitas Djuanda untuk Periode 1987 – 1991. Universitas Djuanda memiliki lokasi yang cukup mudah diakses karena tepat berada di pintu Tol Ciawi Bogor
6
Universitas Djuanda memiliki Visi untuk menjadi universitas riset yang menyatu dalam tauhid dan diakui dunia dengan Misi: Menyelenggarakan pancadharma pendidikan tinggi berkualitas dan modern yang meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, profesionalitas dan ketauhidan untuk mendorong terwujudnya lulusan yang cerdas intelektual, spiritual, emosional, sosial, berkompeten, berjiwa wirausaha yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa, serta menjadi rahmatan lil ‘alamin (Unida, 2017). Penerapan teknologi dalam Universitas Djuanda antara lain: open journal, SIMPEG, e-learning, e- library, e-book dan sistem informasi akademik yang dapat diakses pada siakad.unida.ac.id. namun sistem ini belum berjalan secara online karena masih dalam proses pengembangan.
Universitas Nusa Bangsa didirikan pada tahun 1987 oleh Yayasan Pengembangan Keterampilan dan Mutu Kehidupan (YPKMK) Nusantara yang berkedudukan di Jakarta. UNB berdiri secara resmi berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 0456/0/1989 pada tanggal 19 Juli 1989 dengan 3 fakultas dan 5 jurusan yaitu: Fakultas Pertanian (FAPERTA) dengan Jurusan Budidaya Pertanian dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi (FAEKON) dengan Jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen Perusahaan, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan satu jurusan yaitu Jurusan Biologi.
Pada tahun 1990/1991 Fakultas Pertanian membentuk Program Studi Manajemen Hutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No. 018/0/1991, tanggal 19 Juli 1991 (UNB, 2017).
Program Studi Manajemen Hutan ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan dengan Jurusan Manajemen Hutan dan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud tanggal 10 Maret 1993 No. 19/D/0/1993.
Pada tahun 1998 UNB membentuk Program Pascasarjana Magister (MSi) Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, konsentrasi Pembangunan Sumberdaya.
Universitas Nusa Bangsa menyediakan berbagai fasilitas dan sarana prasarana pendidikan bagi mahasiswa di antaranya: Laboratorium, Kebun Percobaan. Gedung Perpustakaan yang dilengkapi dengan perpustakaan elektronik, dan sistem
7
informasi akademik yang dapat diakses pada 180.250.18.56/unb. Berikut ini merupakan tampilan dari sistem informasi akademik UNB
Gambar 1.4 Aplikasi Akademik UNB Sumber: UNB, 2016
1.2.Latar Belakang Penelitian
Kebutuhan manusia yang semakin kompleks membuat manusia mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah menciptakan barang maupun proses dari pemikiran atau ide yang disebut juga dengan teknologi. Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan teknologi (Juwana, 2002).
Perkembangan teknologi dari pengaruh globalisasi sekarang ini begitu pesat yang diikuti dengan perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi, telah menyebabkan terjadinya perubahan yang begitu cepat di dalam berbagai bidang.
(Mahadinata et al, 2016).
Saat ini teknologi peradaban manusia telah mencapai gelombang ketiga.
Gelombang pertama adalah gelombang pembaharuan saat manusia menemukan dan menerapkan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Gelombang kedua yaitu zaman revolusi industri yang ditandai beralihnya kebutuhan manusia kepada sumber energi tak terbaharukan seperti minyak, batu
8
bara, dan gas. Gelombang ketiga adalah saat dimana kebutuhan akan informasi sangat tinggi dan didukung oleh kemajuan teknologi pada bidang komunikasi, pengolahan data, sistem yang terkomputasi yang kompleks atau yang biasa disebut dengan Information and Communications Technology (ICT) (Toffler,1980).
Information and Communication Technologies (ICT) memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi secara instan telah merubah trend kebutuhan akan teknologi ini yang salah satunya dipenuhi melalui internet. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia merilis data pengguna internet Indonesia sepanjang 2016 yaitu sebanyak 132,7 juta pengguna. Komposisi pengguna internet di Indonesia didominasi oleh usia produktif 25-33 tahun sebanyak 24,4% dan pada usia 35-44 tahun sebanyak 29,2% (APJII,2016).
Pemanfaatan ICT kini telah merambah berbagai sektor. Salah satunya yaitu sektor pendidikan yang menduduki peringkat ketiga pengguna ICT dengan persentase sebesar 8.3% dibawah sektor perdagangan dengan persentase sebesar 31.5% dan sektor jasa sebesar 26.1%. Pemanfaatan ICT pada bidang pendidikan yang tinggi meningkatkan kebutuhan akan penerapan dan penggunaan ICT dalam pendidikan.Persentase pengguna ICT dapat dilihat secara jelas pada gambar 1.4
Gambar 1.5 Persentase Pengguna ICT Sumber: APJII, 2014
9
ICT menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sektor pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Manfaat penggunaan ICT dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran adalah: (1) meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran; (3) membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak; (4) mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari; (5) menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik; dan 6) memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang dipelajari (Choiron, 2015). Seiring berkembangnya teknologi, hampir seluruh aktivitas akademik ditunjang oleh ICT, seperti penggunaan email untuk berkomunikasi kepada mahasiswa, hingga penggunaan sistem informasi akademik terpadu. Dengan memperhatikan keunggulan teknologi pembelajaran, pemanfaatan yang tepat dan optimal dapat meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektifitas pendidikan dan pembelajaran (Surjono dan Gafur, 2010).
Gambar 1.6 Tahap Sistem Pendidikan yang Mengadopsi ICT Sumber: Majumdar,2009
Saat ini hampir seluruh sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi telah menetapkan standar penggunaan ICT dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Majumdar (2009) mengemukakan bahwa terdapat empat tahap dalam sistem pendidikan yang menerapkan ICT yaitu :Emerging Stage, Applying Stage, Infusing Stage, dam Transforming Stage. Tahap penerapan ICT dalam pendidikan di Indonesia khususnya pada tingkat perguruan tinggi kini telah memasuki tahap
10
Transforming yaitu dimana organisasi pendidikan telah memanfaatkan ICT dalam seluruh organisasi dengan menciptakan lingkungan belajar yang integratif dan inovatif. Salah satu penerapan dari tahap transforming adalah penggunaan sistem informasi akademik yang dapat mengintegrasikan beberapa layanan akademik dalam suatu wadah. Kegunaan dari sistem informasi akademik ini bermacam- macam, diantaranya mencakup kegiatan presensi, pengambilan mata kuliah, melihat hasil ujian dan sebagainya. Saat ini hampir seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta telah memiliki sistem informasi akademik diantaranya Universitas Indonesia dengan SIAK-NG, Institut Pertanian Bogor dengan SIMAK, Telkom University dengan Igracias, dan Universitas Pakuan dengan SIMAK UNPAK. Penggunaan perangkat ICT lainnya adalah penggunaan perangkat smarthphone yang didalamnya terdapat banyak aplikasi penunjang akademik yang terkoneksi dengan jaringan internet seperti email, kamus, jurnal yang dapat diakses melalui internet pada smartphone, dan sebagainya. Hal ini menjelaskan kepada tujuan utama dari penggunaan teknologi-teknologi tersebut adalah untuk mendukung peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar dan mengajar yang berdampak pada prestasi atau keuntungan kompetitif.
UU No 20 Tahun 2003 Pasal 35 Ayat satu mengenai sistem pendidikan nasional juga menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar sarana dan prasarana pendidikan yang mencakup penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 mempertegas lagi bahwa pengelolaan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi yang artinya perguruan tinggi diberikan kebebasan dalam pengelolaan akademik operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.
Dengan ditetapkannya standar ICT sebagai sarana dan prasarana pendidikan oleh pemerintah, maka penggunaan teknologi pada perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta memiliki standar yang sama. Standar ICT tersebut seharusnya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang berdampak pada prestasi. Namun berdasarkan data yang didapat dari webometrics,
11
ranking perguruan tinggi swasta di Indonesia berada di urutan puluhan hingga ratusan di Indonesia. Webometrics adalah website yang menyajikan ranking perguruan tinggi diseluruh dunia yang dilakukan oleh Cybermetrics Lab (Spanish National Research Council, CSIC). Peringkat pada Webometrics dianalisis dengan menggunakan indikator presence, impact, openness, dan exellence terhadap relasi website, jurnal dan sebagainya yang terkait kepada perguruan tinggi tersebut.
Ranking universitas swasta di beberapa Kota besar di Indonesia berdasarkan webometrics dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Peringkat Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia
No Perguruan Tinggi Peringkat Kota
1 Bina Nusantara (Binus University) 20 Jakarta 2 Universitas Esa Unggul
(Universitas Indonusa) 32 Jakarta
3 Telkom University 33 Bandung
4 Universitas Katolik Parahyangan 41 Bandung
5 Universitas Trisakti 47 Jakarta
6 Universitas Kristen Maranatha 63 Bandung 7 Universitas Ibn Khaldun Bogor 64 Bogor
8 Universitas Pasundan 95 Bandung
9 Universitas Pakuan 185 Bogor
10 Universitas Djuanda 233 Bogor
11 Universitas Nusa Bangsa 380 Bogor
Sumber: Webometrics, 2017
Berdasarkan data Tabel 1.2 peringkat universitas swasta di Wilayah Bogor masih berada jauh dibawah universitas swasta di kota lain. Hal ini menunjukan
12
bahwa pemanfaatan ICT belum cukup efektif dan efisien. Efektivitas dari sebuah teknologi tergantung pada pengetahuan dan kemampuan dari staff untuk menggunakannya (Kusumastuti dan Irwandi, 2012). Penggunaan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai, sehingga sistem teknologi yang diterapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai (Mahadinata et al., 2016). Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi dapat berjalan dengan efektif jika pengguna sistem informasi tersebut dapat menggunakannya dengan baik (Suzanto dan Sidharta, 2015).
Untuk menerapkan teknologi informasi secara menyeluruh dalam metode pembelajaran sebuah perguruan tinggi, dibutuhkan dana yang cukup besar, apalagi jika penerapan dilakukan secara menyeluruh pada sebuah institusi yang sama sekali belum memiliki akses teknologi informasi. Biaya yang besar dibutuhkan untuk pengadaan infrastrukturnya, seperti perangkat komputer, LCD, laboratorium komputer, modem untuk akses internet dan perangkat lainnya (Solichah, 2009).
Biaya pengadaan Sistem Informasi Akademik tidak sedikit. Untuk pengadaan aplikasi akademik atau pendaftaran online, universitas perlu mengeluarkan biaya mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah. Selain itu anggaran tahunan IT sebuah organisasi cenderung untuk terus meningkat (Kurniawan, 2011).
Besarnya anggaran yang harus dikeluarkan untuk penerapan teknologi informasi belum selaras dengan fakta yang ada dilapangan, dimana masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam penerapan teknologi sistem informasi pada perguruan tinggi swasta baik yang bersifat teknis maupun non-teknis. Masalah teknis, diantaranya adalah: internet, infrastruktur jaringan, perangkat komputer dan pendukungnya, keamanan sistem, integrasi sistem, ketersediaan sistem, dan pemeliharaan TI. Lebih lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Murthado, 2016).
13
Tabel 1.3 Masalah Teknis Implementasi Teknologi Informasi No Jenis Masalah Masalah
1 Internet
Kecepatan internet lambat Kapasitas bandwith rendah
Internet kadang tidak dapat terkoneksi
Rasio antara bandwith & pengguna masih kurang
2 Infrastruktur Jaringan
Kecepatan sistem jaringan lambat Ketersediaan akses tidak merata
Wireless Fidility (wifi) terkadang tidak aktif Jaringan komputer tidak terawat
Sinyal wifi kurang bagus
3
Perangkat Komputer dan Pendukungnya
Spesifikasi rendah dan tidak upgrade Komputer kurang perawatan
Tidak sesuai kebutuhan
Print sering rusak & hasil kurang bagus 4 Keamanan
Sistem
Keamanan sistem informasi dan web rendah Sistem informasi diadopsi dari sistem yang sudah jadi
5 Integrasi Sistem
Belum adanya integrasi antar sistem
Masih ada unit kerja yang belum memiliki sistem Data dan informasi antar unit tidak singkron 6 Ketersediaan
Sistem
Sistem informasi & web terkadang tidak dapat diakses
Server sering restart dan tidak aktif atau mati 7 Pemeliharaan
TI Kurangnya pemeliharaan dan monitoring 8 Masalah Lain
Letak gedung menyebar dan berjauhan Tidak adanya perencanaan IT dengan pembangunan gedung
Sumber: Murthado dan Wahid, 2016
Sedangkan masalah non-teknis dalam implementasi sistem informasi di perguruan tinggi swasta, yaitu: penerimaan dan partisipasi, budaya dan perilaku, sumber daya manusia, perencanaan, manajemen dan tatakelola TI, organisasi konten sistem informasi, anggaran dan biaya, dukungan pimpinan dan karakter kepemimpinan. Lebih lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
14
Tabel 1.4 Masalah Non-teknis Implementasi Teknologi Informasi
No Kelompok Masalah Pokok Masalah
1 Penerimaan dan Partisipasi
Penerimaan dan partisipasi
Partisipasi Dalam menggunakan TI masih rendah
Terjadi resistensi atau penolakan dari SDM 2
Budaya dan Perilaku
Budaya kerja penggunaan TI masih rendah Belum mampu membudayakan kerja berbasis TI
Pengguna enggan menggunakan sistem
3 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk TI masih terbatas
sebagian SDM masih ada yang belum mampu menggunakan Teknolog Dukungan dan komitmen sumberdaya manusia
4
Perencanaan TI
Perencanaan teknologi informasi yang belum matang
Pembangunan teknologi informasi bersifat temporal
5 Manajemen dan Tatakelola TI
Tidak ada petugas yang memonitoring kebijakan penggunaan sistem informasi kurang sosialisasi
sistem informasi belum mampu memangkas proses bisnis 6
Organisasi
Sistem informasi tidak sesuai kebutuhan organisasi
Kesiapan organisasi dalam menggunakan teknologi informasi
7 Konten sistem informasi
kompetensi sumberdaya rendah untuk mengisi konten
8 Dukungan
Pimpinandan Karakter Kepemimpinan
Persepsi pimpinan terhadap manfaat TI Dukungan pimpinan masih rendah 9 Anggaran dan Biaya
Cost - benefit belum dapat diukur Anggaran TI yang masih rendah Sumber: Murthado dan Wahid, 2016
15
Beberapa permasalahan yang disebutkan pada tabel diatas juga terjadi di Universitas Pakuan yaitu tata kelola teknologi informasi di UNPAK belum terdefinisi dengan baik dan belum terukur tingkat kematangannya. Pengembangan Sistem Informasi baru diterapkan di Fakultas MIPA. Sedangkan untuk fakultas yang lain yang berada di Universitas Pakuan masih dilakukan secara manual dalam hal pengolahan datanya. Tanggung jawab terhadap pengelolaan aset informasi belum dilakukan secara menyeluruh. Manajemen keamanan jaringan belum di kaji secara berkala. Pengaturan atau tata kelola teknologi informasi untuk internal organisasi juga belum dikembangkan secara keseluruhan (Hidayati, 2014).
Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem informasi, banyak metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi yang digunakan oleh sebuah organisasi antara lain, End User Computing Satisfaction (EUCS), Task Technology Fit (TTF), dan Technology Acceptance Model (TAM).
Menurut Doll dan Torkzadeh (dalam Rukmiyati dan Budiartha, 2016) EUCS adalah evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan sistem tersebut. Evaluasi dengan menggunakan model EUCS lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem. (Doll dan Torkzadeh, dalam Rukmiyati dan Budhiarta, 2016). TAM merupakan salah satu jenis teori yang menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi. Model TAM dan indikatornya memang sudah teruji dapat mengukur penerimaan teknologi. TAM memberikan dasar untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan dari penggunanya. (Fatmawati, 2015). Sedangkan Teori Task-Technology Fit (TTF) berpedoman bahwa teknologi informasi atau Information Technology (IT) akan memiliki kecenderungan untuk berdampak secara positif pada performansi individu dan akan digunakan apabila kapabilitas dari IT tersebut cocok dengan tugas (task) yang harus dilakukan oleh pengguna (Goodhue dan Thompson, 1995). Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan model evaluasi sistem
16
informasi task technology fit, karena model evaluasi TTF mampu mengukur kinerja individu berdasarkan kesesuaian teknologi informasi dengan tugas individu.
Penelitian terdahulu masih jarang yang mengukur kinerja individu berdasarkan kesesuaian tugas dengan teknologi informasi. Salah satu penelitian terdahulu menggunakan gaya kepemimpinan, motivasi dan kualitas kehidupan kerja untuk mengukur kinerja karyawan (Sari et al., 2016)
TTF terdiri dari karakteristik tugas (Task Characteristic) dan karakteristik teknologi (TechnologyCharacteristic) (Goodhue dan Thompson, 1995). Task characteristic sendiri terdiri atas task mobility dan task feedback, sedangkan technology characteristic terdiri atas system reliability, system accessibility, dan system quality (Chung, 2015). Keberhasilan suatu system informasi akan ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja khususnya kinerja individu dalam organisasi. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Putra dan Juliarsa, 2016). Kinerja individu berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau organisasi (Goodhue dan Thompson, 1995).
Peningkatan kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kesesuaian antara teknologi dengan tugas, tetapi juga tergantung pada faktor-faktor lain (misal kebiasaan, kepercayaan, faktor sosial dan lainnya) (Lestari, 2015). Habitual use atau kebiasaan menggunakan teknologi merupakan salah satu faktor lain yang mempengaruhi kinerja, habitual use terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal terdiri atas trust dan self efficacy, sedangkan faktor eksternal tediri atas perceived critical mass dan reputation(Chung, 2015). Kepercayaan terhadap sistem informasi berkaitan erat dengan perilaku individu dalam menilai sistem informasi. Evaluasi pemakai sendiri dapat dikaitkan dengan sikap dan kepercayaan pemakai terhadap suatu barang maupun jasa. Pemakai teknologi akan mempunyai minat untuk menggunakan teknologi (minat perilaku).
17
Apabila pengguna merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan, maka minat pengguna akan menimbulkan kepercayaan yang kuat terhadap teknologi tersebut. Pemakai sistem informasi akan lebih banyak memanfaatkan sistem jika sistem informasi tersebut jika sudah percaya bahwa teknologi sistem informasi tersebut dapat membantu menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efisien (Lestari, 2015). Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang ada seperti biaya yang besar dan masalah teknis dan non teknis yang dihadapi universitas swasta dalam penerapan sistem informasi, serta masih kurangnya penelitian yang membahas mengenai kinerja individu berdasarkan kesesuaian tugas dengan teknologi, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Individu Menggunakan Model Task Technology Fit (TTF) Pada Universitas Swasta Wilayah Bogor Menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM- PLS)”
1.3.Perumusan Masalah
Pemanfaatan ICT kini telah merambah berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor pendidikan. Tujuan utama dari penggunaan ICT tersebut adalah untuk mendukung peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar yang berdampak pada prestasi. Penerapan ICT dalam pendidikan juga membutuhkan dana yang besar. Namun masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam penerapan teknologi sistem informasi pada perguruan tinggi swasta baik yang bersifat teknis maupun non-teknis
Beberapa permasalahan tersebut terjadi di salah satu universitas swasta wilayah bogor yaitu pada Universitas Pakuan mengenai tata kelola teknologi informasi di UNPAK yang belum terdefinisi dengan baik dan belum terukur tingkat kematangannya. Pengembangan Sistem Informasi baru diterapkan di Fakultas MIPA. Sedangkan untuk fakultas yang lain yang berada di Universitas Pakuan masih dilakukan secara manual dalam hal pengolahan datanya. Tanggung jawab terhadap pengelolaan aset informasi belum dilakukan secara menyeluruh.
Manajemen keamanan jaringan belum di kaji secara berkala. Pengaturan atau tata
18
kelola teknologi informasi untuk internal organisasi belum dikembangkan secara keseluruhan.
Maka dari itu untuk mengevaluasi kinerja penerapan teknologi digunakan konstruk Task Technology Fit yang dapat mengukur kesesuaian tugas dan teknologi. Studi terdahulu yang membahas enterprise mobile application (EMA) pada kinerja individu dan kreatifitas menyebutkan bahwa ada keterkaitan yang posistif dan signifikan antara task technology fit dan kinerja individu. Pada studi tersebut survey dilakukan kepada karyawan yang menggunakan EMA. Belum banyak penelitian yang menilai kinerja teknologi di universitas swasta wilayah Bogor. Padahal hal ini diperlukan untuk mengetahui manfaat yang diberikan oleh teknologi yang membutuhkan dana yang besar tersebut. Oleh karena itu maka dilakukan penelitian mengenai kinerja individu menggunakan konstruk task technology fit pada Universitas Swasta di wilayah Bogor, fokus survey pada penelitian ini yaitu dosen yang menggunakan ICT pada proses kegiatan belajar mengajar.
1.4.Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas dapat dirumuskan pernyataan penelitian yaitu:
1. Apakah task mobility berpengaruh positif dan signifikan terhadap task- technology fit?
2. Apakah task feedback berpengaruh positif dan signifikan terhadap task- technology fit?
3. Apakah system reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap task- technology fit?
4. Apakah system accesibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit?
5. Apakah system quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap task- technology fit?
6. Apakah trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use?
19
7. Apakah self-efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use?
8. Apakah perceived critical mass berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use?
9. Apakah perceived reputation berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use?
10. Apakah task-technology fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual?
11. Apakah task-technology fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use?
12. Apakah habitual use berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu?
1.5.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah task mobility berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit.
2. Untuk mengetahui apakah task feedback berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit.
3. Untuk mengetahui apakah system reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit.
4. Untuk mengetahui apakah system accesibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit.
5. Untuk mengetahui apakah system quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap task-technology fit.
6. Untuk mengetahui apakah trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use.
7. Untuk mengetahui apakah self-efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use.
8. Untuk mengetahui apakah perceived critical mass berpengaruh positif dan signifikan terhadaphabitual use.
20
9. Untuk mengetahui apakah perceived reputation berpengaruh positif dan signifikan terhadaphabitual use.
10. Untuk mengetahui apakah task technology fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu
11. Untuk mengetahui apakah task technology fit berpengaruh positif dan signifikan terhadap habitual use
12. Untuk mengetahui apakah Habitual use berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individu
1.6.Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak di antaranya:
1. Kegunaan Teoritis:
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya mengenai manajemen operasional khususnya yang berkaitan dengan task technology fit dan kinerja individu.
2. Kegunaan Praktis:
a. Bagi Penulis
Penulis memiliki pengetahuan dan wawasan di bidang manajemen operasional khususnya pada task technology fit dan kinerja individu.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak universitas wilayah Bandung Sebagai bahan pertimbangan dalam mengadopsi teknologi pendukung akademik yang efektif dan efisien bagi civitas akademik yang ada dalam menunjang kegiatan akademik.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam bidang yang sejenis.
21 1.7.Ruang Lingkup Penelitian
1.7.1. Objek dan Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, objek yang dijadikan sampel penelitian adalah Universitas Pakuan yang beralamat di Jl. Pakuan, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor, Universitas Ibn Khaldun di Jl. KH Sholeh Iskandar KM. 2, Kedung Badak, Tanah Sereal, Bogor, Universitas Djuanda di Jalan Tol Ciawi No. 1, Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat dan Jl.K.H. Sholeh Iskandar Km 4, Kec. Tanah Sareal Kota Bogor Kode Pos 16166. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh Akademisi Universitas tersebut yang menggunakan perangkat ICT dalam menjalankan tugasnya.
1.7.2. Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama lima bulan dimulai dari Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017.
1.8.Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan tugas akhir ini dimuat dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjabarkan tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab dan menjelaskan masalah penelitian.
22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan karakteristik data, proses analisis data, dan pembahasan hasil analisis data yang telah dikumpulkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan memberikan rekomendasi/saran berdasarkan hasil penelitian yang didapat.