• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. individu menjadi lebih sehat dalam menjalani kehidupannya menuju proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. individu menjadi lebih sehat dalam menjalani kehidupannya menuju proses"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Keluarga merupakan lingkungan pertama seseorang melakukan kontak sosial. Lingkungan keluarga dengan suasana yang mendukung dapat membuat individu menjadi lebih sehat dalam menjalani kehidupannya menuju proses perkembangannya yang serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, seorang anak membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya (Aprilia, 2015).

Keluarga merupakan orang yang sangat peduli satu sama lain dan keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Ketika terjadi krisis keluarga, itu artinya keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan tak terarah, orang tua jadi hilang kewibawaannya untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, orang tua yang selalu bertengkar terus-menerus antara ibu dan bapak bahkan keluarga krisis ini bisa membawa kepada perceraian suami istri, dimana komunikasi dua arah tidak ada lagi di antara keduanya (Willis, 2015:13).

Keluarga juga terdapat ayah, ibu, dan anak. Peran seorang ayah ialah bertanggung jawab sebagai pencari nafkah. Bukan hanya bertanggung jawab terhadap disiplin dan pengendalian anggota keluarga yang lebih tua dan menyediakan kebutuhan ekonomi keluarga. Para ayah sekarang di nilai dalam hal keterlibatan aktif dalam merawat anak-anaknya. Peran seorang ibu dalam keluarga juga penting. Seorang ibu juga bertanggung jawab terhadap anak

(2)

remajanya, karena tanggung jawab terhadap anak juga ada di pundak ibu.

Peran seorang ibu seperti membersihkan rumah, memasak, menjaga anak, belanja, mencuci pakaian, dan menyetrika (Santrock, 2003:206).

Ketika terjadi broken home di dalam keluarga sering dianggap suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi, peristiwa ini sudah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat. Bahwa kasus perceraian bagian dari kehidupan masyarakat tetapi yang menjadi pokok masalah yang perlu direnungkan adalah bagaimanakah akibat dan penggaruhnya terhadap diri anak (Willis, 2015:113).

Bagi beberapa keluarga, perceraian dianggap putusan yang paling baik untuk mengakhiri rasa tertekan, rasa takut, cemas, dan ketidaktentraman.

Seperti Margaret Mead katakan,”setiap saat kita mendambakan kebahagiaan, rukun dengan anak-anak, tetapi kita mempunyai hak untuk mengaakhiri suatu perkawinan bila mendatangkan bencana dan ketidaktentraman (Dagun 2013:136)

Masalah perselingkuhan yang mengakibatkan broken home menjadi salah satu pokok persoalan yang dilakukan oleh suami atau istri. Ada beberapa faktor yang penyebab terjadinya perselingkuhan. Pertama, berhubungan dengan ketidakpuasan seks, istri kurang berdandan di rumah kecuali jika pergi keundangan atau pesta, cemburu baik secara pribadi ataupun hasutan dari pihak ketiga; kedua, tekanan pihak ketiga seperti mertua dan lain-lain dalam hal ekonomi; dan ketiga adanya kesibukan masing-masing sehingga kehidupan kantor lebih nyaman daripada kehidupan keluarga. Itulah

(3)

sekilas kehidupan keluarga yang tidak harmonis, berselingkuh, akhirnya bercerai (Willis, 2015:18).

Pilar kebahagiaan keluarga jika mereka tinggal di dalam keluarga yang sehat, ada tiga pilar lingkaran yang saling mempengaruhi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut hadis nabi terdapat empat pilar kebahagiaan dalam hidup berumah tangga; (1) istri suami yang setia, (2) anak-anak yang berbakti, (3) lingkungan sosial yang sehat, (4) rezeki yang dekat, (Mubarok, 2009:182).

Allah SWT berfirman QS.At-Tahrim:6):

: 













































“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Khayyal, 2005:203).

Ayat di atas dapat dipahami bahwa kita diperintahkan untuk menjaga keluarga kita dari api neraka dan jangan sesekali kita mendurhakai allah dan kita di anjurkan untuk mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Di bawah ini terdapat dampak negatif dari broken home pada remaja.

Remaja putri yang mengalami keluarga broken home yang sudah mencapai kematangan baik secara biologis, sosial, dan psikologis, yang telah mampu mengendalikan emosinya secara sehat sampai ketingkat kemampuan yang tinggi bahkan berani menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, alasan

(4)

remaja untuk melakukan hubungan seks dikarenakan tekanan yang datang dari teman pergaulan, perasaan terhadap pria yang disukai, kurangnya perhatian dan didikan dari keluarga atau orang tua dan rasa penasaran (Fahlevi, 2016:331).

Perilaku sosial remaja broken home dalam lingkungan sekolah juga sangat mengelisahkan para guru, karena suka melanggar aturan-aturan sekolah seperti: bicara kasar, suka melawan/menentang, tidak berakhlak, tidak sopan, tidak bermoral, malas kesekolah, suka bolos, malas belajar, suka mengganggu teman dan guru (Aziz, 2015:30).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa akibat dari keluarga yang broken home sangat berdampak negatif terhadap remaja dan di sini penulis melihat adanya sisi positif terhadap remaja yang broken home, seperti di bawah ini:

Remaja dengan orang tuanya yang broken home dapat mengatasi masalah dan memiliki kontrol emosi yang baik serta menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain dengan mengubah pandangaan terhadap realitas untuk memiliki tujuan hidup kedepannya, yang membuat remaja mampu menerima keadaan yang terjadi pada dirinya, bahwasanya perceraian yang terjadi pada orang tua merupakan jalan hidup bagi dirinya dan orang tuanya. Remaja akan membutuhkan dukungan, kepekaan, dan kasih sayang yang lebih besar untuk membantu mengatasi kehilangan yang dialaminya selama masa sulit itu. Remaja yang percaya diri, mampu menerima keadaan yang terjadi pada dirinya bahwa orang tua mereka telah bercerai,

(5)

dengan melakukan kegiatan positif dengan mengikuti kegiatan yang diadakan di sekolah dengan kemampuan yang dimiliki, serta tidak mengekspresikan emosi secara berlebihan apabila sedang marah, sedih dan sebagainya (Ningrum, 2013:77).

Penerimaan pertemanan sangat memberikan kedamaian dan kesenangan pada remaja, kesenangan remaja dapat menghilangkan masalah yang dirasakan didalam keluarga, intensitas dan nilai penting pertemanan, juga waktu yang dihabiskan bersama teman. Remaja mulai menyandarkan dukungan dan intimasi kepada teman daripada orang tua, kepercayaan terhadap teman membantu remaja mengeksplor perasaan mereka sendiri, pertemanan memberikan tempat mengemukakan pendapat, pengakuan kelemahan, dan mendapatkan bantuan dari masalah (Papalia, 2002:620).

Penerimaan diri pada saat individu dihadapkan pada kondisi stres karena di hadapkan dengan permasalahan broken home, maka otomatis remaja berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan stres yang di rasakan, dan salah satu cara untuk membantu proses penerimaan diri paska broken home adalah dengan meningkatkan penerimaan diri dengan cara melakukan strategi coping (Lestari, 2014).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh remaja untuk mengatasi broken home orang tuanya adalah memaafkan (forgiving) orang yang telah menyakiti, dalam hal ini adalah orang tua. Memaafkan (forgiveness) adalah suatu bentuk perubahan motivasional, berkurangnya atau menurunnya motivasi untuk membalas dendam (Dewi, 2006:1).

(6)

Berdasarkan pendapat diatas dapat digambarkan sebelumnya, bahwa penulis menemukan dampak positif dari broken home, pada penelitian ini, juga akan difokuskan pada sisi positif dari keadaan remaja broken home yakni tentang kebahagiaan.

Yuniarti dan Ardi, (2012), mengatakan ada tiga sumber utama kebahagiaan pada remaja yaitu; pertama hubungan dengan orang lain, yang terdiri dari hubungan dengan keluarga dan teman-teman, secara mencintai dan dicintai, kedua pemenuhan diri dimana orang tersebut puas dengan pilihan mereka atau prestasi mereka, tiga hubungan dengan Allah SWT, menunjukkan adanya hubungan antara manusia dan tuhan, baik dalam bentuk kegiatan spiritual dan perenunggan hidup yang menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Berdasarkan pendapat diatas dapat di pahami bahwa kebahagiaan pada remaja itu meliputi, remaja dapat menyesuaikan diri dengan kemampuan yang dimiliki, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tuhan, diterimanya remaja dengan teman sebayanya, pengalamanan spiritual, memperbaiki akhlak dan meningkatkan ilmu agamanya. Hal tersebut lebih dikarenakan setiap individu memiliki pandangan dan ukuran kebahagiaan bagi dirinya sendiri, disamping itu, setiap individu juga memiliki faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kebahagiaan baik itu secara internal maupun secara eksternal.

Beberapa penelitian di atas ditemukan dilapangan terdapat kondisi sebelum dan sesudah keluarga remaja yang broken home, ditemukan sebelum remaja mengalami keluarga broken home terlihat dalam observasi dan data

(7)

awal dari ketua RT 003 RW 004 di Belimbing kelurahan kuranji kota padang, penulis hanya mencari berapa banyak kepala keluarga yang mengalami broken home yang ada di RT 003, dari hasil wawancara ketua RT yang berinisial S, mengatakan bahwa terdapat 5 kepala keluarga yang mengalami keluarga yang broken home, di sini penulis hanya meneliti satu kepala keluarga yang broken home dikarenakan memenuhi kriteria subjek penelitan ynag penulis lakukan.

Penulis melakukan wawancara dengan ID pada tanggal 21 agustus 2016 di atas, pukul 14.05 wib terjadinya perceraian kedua orangtua ID di karenakan orangtua ID sering bertengkar dirumah, dan buya ID lebih sering bermain judi di kedai bersama-temannya, dan buya ID selalu curigaan dengan Ibu ID yang sering nelfon, ketika itu buya ID bertengkar hebat dan membanting Handphone ibu ID, saat itu ibu ID asyik nelfon dengan temannya, dan setelah pertengkaran itu buya ID pergi dan tidak kembali lagi kerumah dengan selang waktu 7 bulan buya ID mengucapkan cerai kepada ibu ID. ID dan ibunya merasa sedih dengan perceraian itu.

Penulis melakukan wawancara awal dan observasi awal terhadap ID, sebelum keluarga ID mengalami keluarga yang broken home, ID merasakan keluarga yang tidak harmonis seperti ID di abaikan oleh orangtuanya karena orangtuanya sibuk dengan urusannya masing-masing, ID menjadi pendiam, dan mengurung diri di kamar setelah pulang sekolah, dan ID jarang berkumpul dengan kedua orangtua, ID jarang di rumah karena banyak menghabiskan waktu di luar rumah, dan ID kesal dengan sikap orangtuanya.

(8)

Penulis melakukan wawancara dimana kondisi awal setelah orangtua ID bercerai, seperti ID merasakan keterpurukan, merasa tertekan dan bahkan merasakan kesedihan yang mendalam terhadap perceraian orangtanya, dengan hasil wawancara awal dengan ID mengatakan bahwa:

“Ya saya sengat terpukul dan tertekan dengan perpisahan orangtua saya ini kak, saya merasa takut dengan perpisahan kedua orangtua saya ini kak saya merasa dunia ini kejam terhadap saya, kenapa cobaan ini menimpa saya dan keluarga saya.

Penulis melihat kondisi kedua setelah perceraian orang tua ID, terlihat dalam observasi dan wawancara, seperti ibu memahami kondisi ID, dan ID mulai membukakan diri dengan lingkungan sekitarnya seperti ikut aktif di dalam kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong, mengikuti dan memeriahkan acara yang di buat oleh pemuda pemudi di sekitar rumahnya, dan menggikuti dengan rutin kegiatan keagamaan seperti wirid remaja, juga terlihat dalam wawancara dengan subjek di bawah ini:

“saya tidak mau berlarut-larut dalam keterpurukan yang saya rasakan kak, dengan keadaan keluarga yang broken home menjadikan saya wanita yang tegar, dan saya tidak mau membebani orangtua saya dengan keadaan saya yang sedih terus, dan saya tetap semangat dalam kehidupan ini dan mencapai impian saya agar kedua orangtua saya bisa bangga pada saya, dan tidak lupa saya juga beribadah dan berdoa kepada allah agar saya bisa diberi kemudahan dalam segala hal.

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat di gambarkan bahwa subjek yang berinisial ID terlihat bahagia dengan kondisi keluarganya yang bercerai. Karena kebahagiaan hidup yang sifatnya subjektif merupakan keinginan yang selalu ingin diraih oleh semua manusia dalam tindakannya.

Berdasarkan wawancara di atas dapat digambarkan bahwa subjek terlihat sedih dengan keadaan keluarga yang tidak utuh, tetapi subjek masih

(9)

mempunyai tuhan untuk mengadu dan kemampuan untuk tetap bisa merasakan kebahagiaan hidup, karena subjek masih banyak teman yang membuatnya bahagia dan orang di sekelilingnya yang sayang kepada subjek.

Melihat fenomena tersebut, penulis ingin mengetahui lebih lanjut penelitian ini. Dengan itu peneliti tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul „‟ Kebahagiaan Remaja yang Mengalami Broken Home di Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang”. kondisi yang mungkin dihadapi oleh remaja yang mempunyai latar belakang keluarga broken home seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di munculkan sebuah pertanyaan bagaimana kebahagiaan remaja yang menghadapi situasi dan kondisi kehidupan keluarga yang broken home.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dijelaskan apa yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini yaitu “kebahagiaan remaja broken home”. Untuk lebih mendalamnya pembahasan ini, maka sub-sub fokus yang meski dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk hubungan positif remaja broken home dengan orang lain.

2. Bagaimana bentuk keterlibatan penuh remaja broken home.

3. Bagaimana bentuk penemuan makna dalam keseharian remaja broken home.

4. Bagaimana bentuk optimisme dan realistis remaja broken home.

5. Bagaimana bentuk resiliensi remaja broken home.

(10)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk hubungan positif remaja broken home dengan orang lain.

2. Untuk mengetahui bentuk keterlibatan penuh remaja broken home.

3. Untuk mengetahui bentuk penemuan makna dalam keseharian remaja broken home.

4. Untuk mengatahui bentuk optimisme dan realistis remaja broken home.

5. Untuk mengetahui bentuk resiliensi remaja broken home.

D. Manfaat Penelitian 1.Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi sosial islam, psikologi keluarga, psikologi agama yang berbasis keislaman.

2.Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi lebih luas tentang kebahagia remaja yang mengalami broken home.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada remaja yang broken home agar bahagia dalam mneghadapi keluarga yang broken home.

(11)

E. Signifikasi dan Keunikan Penelitian

Pentingnya penelitian ini di lakukan, karena adanya remaja yang bahagia terhadap permasalahan yang terjadi pada keluarganya yang broken home di Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang. Remaja yang broken home seharusnya tidak bahagia dengan keadaan broken home yang terjadi pada orang tuanya, akan tetapi remaja yang akan penulis teliti, justru sebaliknya, remaja yang keluarganya broken home di Belimbing Kota Padang, seperti data yang penulis dapat, remaja tersebut merasa bahagia dengan berfikir positif dengan keadaan keluarga yang broken home. Maka dari itu penelitian ini penting untuk dilakukan.

Keunikan dalam penelitian ini ialah menggali bagaimana kebahagiaan remaja yang mengalami keluarga broken home di Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang. Didukung dengan metode penelitian kualitatif, dengan berusaha menggali dan mencari gambaran terhadap kebahagiaan remaja yang mengalami broken home di Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang tersebut.

F. Penjelasan judul

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami kata-kata yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti merasa perlu menjelaskan judul yang terdapat dalam skripsi ini yaitu:

(12)

Kebahagiaan : Seligman 2005 (Ismuniar, 2013). Menjelaskan kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas emosi yang diarahkan atau datang dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Emosi yang berorientasi pada masa lalu aktivitas positif yang disukai oleh individu tersebut, emosi positif tersebut dibagi menjadi tiga yaitu adalah perasaan puas, bangga, dan tenang. Emosi yang berorientasi pada masa depan adalah optimisme, harapan, kepercayaan, keyakinan, dan kepercayaan diri.

Remaja : Masa remaja (adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari kanak kanak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun ( King, 2010:188).

Broken Home : Chaplin (2009:71) broken home adalah keluarga retak, rumah tangga berantakan. Keluarga atau rumah tangga tanpa hadirnya salah seorang dari kedua orang tua (ayah atau ibu), disebabkan oleh meninggal, perceraian, meninggalkan keluarga dan lain-lain.

(13)

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : Merupakan pendahuluan yang menggambarkan latar belakang masalah, fokus penelitian, signifikansi dan keunikan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : Studi kepustakaan: Meliputi teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini.

BAB III : Berisi tentang metodologi penelitian, tipe penelitian, unit analisis penelitian, subjek/informan penelitian, teknik penggalian data, teknik analisis data penelitian, teknik penjamin kesalihan dalam penelitian.

BAB IV : Berisi tentang hasil penelitian, deskripsi data penelitian, analisis dan interpretasi data ilmiah, interpretasi data normatif.

BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Probolinggo Tahun 2005- 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah, adalah dokumen perencanaan pembangunan

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Tahun 2020 kepada Pegawai Negeri

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Parameter yang divariasikan pada model yang digunakan adalah jarak antara silinder yang menggunakan helical strakes dengan splitter plate (G) dan lebar

DAFTAR PENAMBAHAN/PENGURANGAN ASET TETAP 2014 TAHUN 2014. PERIODE : 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER

Solusi analitik menunjukkan bahwa koefisien refleksi terbesar akan dicapai ketika terjadi Resonansi Bragg, yaitu ketika bilangan gelombang dasar sinusoidal sebesar dua kali

Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Kerajinan Bambu di Desa Jambu Kulon Kecamatan Ceper - Klaten Melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun

Gangguan penyalahgunaan obat dapat timbul karena proses terhadap sistem politik atau nilai-nilai yang sudah mampu dan bisa juga sebagai sikap menentang terhadap