• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pembimbing 1Dosen Pembimbing 1

Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng

Dosen Pembimbing 2 Ir. Teguh Yuwono

OLEH :

Dhika Fitradiansyah Riliandi 2205 100 003

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK

MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

(2)

LATAR BELAKANG

Kondisi ketenagalistrikan di Indonesia saat ini :

1.

Total Pembangkit di Indonesia sebesar 25.218 MW, yang sebagian besar terdiri dari energi fosil. Pada saat ini di Kabupaten pasuruan menggunakan bahan bakar minyak/gas (PLTGU Grati) dengan kapasitas 500MW.

2.

Pertumbuhan permintaan tenaga listrik selama kurun waktu 10 tahun terakhir mencapai rata-rata 6 – 9% setiap tahunnya (Sumber Data Statistik PLN). Hal ini tidak diimbangi dengan pasokan listrik yang cukup.

3.

Terjadi krisis energi listrik di beberapa daerah beberapa

tahun terakhir di indonesia. Khususnya di desa nongkojajar

yang sering mengalami pemadaman 3-8 kali dalam satu

bulan

(3)

Penggunaan Jenis Pembangkit Di Indonesia

Sumber: Data statistik PLN tahun 2008

(4)

Hidro 16%

Diesel Panas Bumi 1%

2%

Gas Turbine 4%

PLTU Batu Bara

27%

PLTU BBM

5% PLTU Gas 6%

Combine Cycle Gas 21%

Combine Cycle BBM 18%

Geothermal 2%

Hydroelectric 14%

Coal 26%

Fuel oil 34%

Natural gas 24%

KAPASITAS PEMBANGKIT TERPASANG

(5)

PERMASALAHAN

1.

Bagaimana Kondisi energi dan ketenagalistrikan khususnya di Kabupaten Pasuruan desa Nongko Jajar saat ini?

2.

Bagaimana Penggunaan energi terbarukan di Kabupaten Pasuruan?

3.

Bagaimana cara mengatasi krisis energi listrik yang terjadi di Kabupaten Pasuruan khususnya di desa Nongko Jajar?

4.

Bagaimana Potensi energi baru terbarukan khususnya biogas dengan menggunakan kotoran sapi perah di desa Nongko Jajar-Kabupaten Pasuruan yang kaitannya terhadap sumber energi listrik?

5.

Apakah teknologi biogas dapat diterapkan sebagai sumber

energi baru dan terbarukan di desa nongko jajar dengan

menggunakan analisa keputusan?

(6)

TUJUAN PENELITIAN

1. Menemukan sumber energi alternatif renewable baru untuk menggantikan sumber energi non renewable.

2. Untuk mengidentifikasi jumlah produksi dan potensi kotoran Sapi Perah di Nongko Jajar.

3. Membangun sumber pembangkit tenaga listrik agar ketersediaan energi listrik terpenuhi.

4. Untuk mengetahui dampak pembangunan PLT Biogas kotoran Sapi terhadap lingkungan sekitar.

5. Untuk mengetahui kelayakan investasi pembangunan proyek pembangkit dari perspektif ekonomi.

(7)

METODOLOGI PENELITIAN

Studi literatur

Pengumpulan data

Analisis Peramalan Kebutuhan Listrik

Analisa dampak lingkungan Analisa Studi

Kelayakan

Penulisan Buku Tugas Akhir

Analisa Investasi

(8)

TEORI PENUNJANG

(9)

Sekilas Kecamatan Tutur

Secara administrasi wilayah Kecamatan tutur terbagi atas 12 wilayah kelurahan

Pada tahun 2010 kecamatan tutur memiliki peternakan sapi perah sebesar 16 ribu ekor sapi perah. Desa nongkojajar merupakan daerah peternakan yang cukup besar kecamatan Tutur, pada tahun 2010 di desa nongkojajar terdapat 10.400 ekor sapi perah.

(10)

Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2007 jumlah penduduk Kecamatan Tutur sebesar 51.595 jiwa, terdiri dari laki-laki 25.998 jiwa (50.4 % ) dan perempuan 25.598 jiwa ( 49.6 % ).

Dengan luas wilayah sebesar 86,300 km

2

, Kepadatan penduduk di KecamatanTutur tahun 2007 adalah 598 per km

2

.

Perekonomian Kecamatan Tutur dalam tahun 2007 tumbuh

sebesar 5.07%, pertumbuhan tersebut lebih besar dibandingkan

tahun 2005 yang hanya 4.06%.

(11)

Data kondisi ketenagalistrikan Kabupaten Pasuruan

Dari total daya listrik yang digunakan pelanggan PLN di area Kecamatan tutur Desa Nongkojajar, PLN mengalami devisit daya hingga 18,23 MW. APJ PLN Pasuruan melakukan pemadaman bergilir mengurangi pasokan listrik. RE di Pasuruan dari tahun mengalami peningkatan sebesar 1.18% pertahun.

(12)

Peramalan Beban dengan metode DKL

3.01

(13)

Dengan metode DKL 3.01 didapatkan peramalan Beban Puncak Kabupaten Pasuruan dan Neraca

Daya.

Dengan menggunakan

metode DKL 3.01 dapat dihitung energi produksi dan beban puncak setiap tahunnya

(14)

Neraca Daya

Pada tabel dapat dilihat

bahwa pada tahun 2009

beban puncak sudah

melampaui daya

mampu, hal ini

mengindikasi bahwa

sudah terjadi defisit

energi listrik di

kabupaten pasuruan.

(15)

Analisa Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

BIOGAS Kotoran Sapi

(16)

Potensi Sapi Perah di Desa NongkoJajar

Desa nongko jajar termasuk dalam area kecamatan tutur, didesa nongko jajar ini peternakan merupakan peternakan sapi perah terbesar di kecamatan tutur.

Perkembangan perternakan sapi perah di desa nongko jajar mencapai 3,35 % pertahun .

(17)

Biogas Untuk Genset Listrik

Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energi alternatif. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion.

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari

material organik dengan bantuan bakteri. Gas yang

dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana.

(18)

Komposisi Biogas

No Komponen %

1 Metana (CH4) 55-75

2 Karbon dioksida (CO2) 25-45

3 Nitrogen (N2) 0-0.3

4 Hidrogen (H2) 1-5

5 Hidrogen sulfida (H2S) 0-3

6 Oksigen (O2) 0.1-0.5

Semakin besar gas metana yang dihasilkan maka semakin besar pula energi yang dapat dihasilkan

(19)

Tahap Awal Pembangunan Biogas

(20)

Proses Biogas Setelah Tercipta Gas Methan

(21)

Komponen Pembangkit Biogas di Desa Nongkojajar

Sistem Pengaduk Saluran Masuk kotoran segar

Saluran Keluaran Residu

Saluran Gas Reaktor Kubah Tetap Genset Biogas

(22)

Genset Biogas

Genset biogas 800 Watt pada sistem bahan bakarnya. Sehingga dibutuhkan Genset khusus untuk menghasilkan energi listrik dengan menggunakan bahan bakar biogas.

1 M3 Biogas

4700-6000 Kkal 0,8 liter bensin 0,48 kg gas LPG

0,52 liter solar 4,7 kWh listrik

(23)

Di desa Nongko jajar menggunakan genset berkapasitas 1200 VA, dengan daya yang dihasilkan 800 Watt. Sehingga dengan menggunakan 10 sapi dapat menghasilkan daya 800 Watt secara kontinyu.

(24)

Jenis

Banyak Tinja (Kg/hari)

Kandung an BK

(%)

Biogas (m3/kg.BK)

Sapi 25 20 0,023 - 0,040

Kambing/

Domba 1,13 26 0,040 - 0,059

Ayam 0,18 28 0,065 - 0,116

Itik 0,34 38 0,065 - 0,116

Babi 7 9 0,040 - 0,059

Manusia 0,25-0,4 23 0,020 - 0,028

Penggunaan Energi 1 m3biogas

Memasak Untuk memasak 3 jenis makanan untuk 5 – 6 orang

Bahan Bakar 0,8 liter bensin

Listrik 4,7 KWH listrik

(25)

Potensi Energi Biogas Di Desa NongkoJajar

Pada Tahun 2010 Potensi sapi di nongko jajar terdapat 10.400 ekor sapi perah, sapi dewasa sekitar 8.525 ekor sapi yang mampu menghasilkan 25 Kg kotoran perhari. Dari populasi sapi perah di desa Nongko Jajar, dapat dihitung besarnya energi listrik yang dihasilkan.

Produksi kotoran tiap harinya :

Sapi perah dewasa dengan populasi 8.525 ekor dengan rata-rata produksi kotoran tiap harinya 25 kg/hari maka produksi kotoran sapi perah di desa nongko jajar adalah :

8.525 x 25 = 213.125 kg/hari

Sedangkan kandungan bahan kering untuk kotoran sapi perah 20% maka kandungan bahan kering total untuk kotoran sapi perah adalah :

213.125 x 0,2 = 42.625 kg.BK

Maka potensi biogas dari kotoran sapi di desa Nongko Jajar adalah : 42.625 x 0,04 = 1705 m3

Dengan demikian potensi biogas dari kotoran sapi di desa nongko jajar dapat menghasilkan energi listrik sebesar :

1705 m3 x 4,7 kWh = 8,014 MWh/hari

(26)

Pada saat ini penggunaan biogas masih belum optimal karena beberapa faktor. Didesa Nongko Jajar kubah dengan ukuran 8m3 hanya menghasilkan 800 watt. Ketidakoptimalan biogas ini disebabkan beberapa faktor seperti:

Temperatur

Temperatur yang optimal untuk digester adalah temperatur 30 – 35 C, kisaran temperatur ini mengkombinasikan kondisi terbaik untuk pertumbuhan bakteri dan produksi methana di dalam digester dengan lama proses yang pendek. Di desa Nongko Jajar tergolong daerah yang sangat dingin, sehingga temperature optimal tidak tercapai dengan baik Zat Racun (Toxic)

Ada beberapa di desa nongkojajar yang menggunakan bahan kimia untuk sapi perah dapat berupa makanan. Hal ini berpengaruh ke kinerja biodigester

Digester

Ketidakoptimalan juga disebabkan oleh pembangunan digester, bila tidak optimal akan menyebabkan banyak gas yang terbuang secara percuma.

(27)

Analisa ekonomi

Perhitungan Biaya PembangkitanTotal Persamaan biaya pembangkitan total dalam

pembangkitan tahunan dapat dinyatakan sebagai berikut:

TC = CC + FC + O&M

dimana TC = BiayaTotal

CC = Biaya Modal FC = Biaya Bahan Bakar

O&M = Biaya Operasi dan Perawatan

Untuk Suku Bunga i = 6%

Untuk suku bunga i = 6 % maka :

TC = 2.54 cent / kWh + 0 cent / kWh + 0.41 cent / kWh

= 2.95 cent / kWh

= 0,0295 US$/kWh

= 295 Rp/kWh

Untuk suku bunga i = 9 % maka :

TC = 3.26 cent / kWh + 0 cent / kWh + 0.41 cent / kWh

= 3.67cent / kWh

= 0,0367 US$/kWh

= 367 Rp/kWh

Untuk suku bunga i = 12 % maka:

TC = 4.14 cent / kWh + 0 cent / kWh + 0.41 cent / kWh

= 4.55 cent / kWh

= 0,0455 US$/kWh

= 455 Rp/kWh

(28)

Biaya Pembangkitan PLT Biogas Kotoran Sapi

Bila harga 1 US

$

= Rp 10.000,00

(29)

Analisa ekonomi Harga Jual Listrik

Harga jual listrik didapatkan dari hasil perhitungan sebagai berikut : Untuk Suku Bunga i = 12%

Harga jual listrik = 0,0455 US$/kWh+ (0,12 x 0,0455 US$/kWh)

= 0,05096 US$/kWh

= Rp 509.6/kWh Untuk Suku Bunga i =9%

Harga jual listrik = 0,0326 US$/kWh+ (0,09 x 0,0326 US$/kWh)

= 0,0355.34 US$/kWh

= Rp 355.34/kWh Untuk Suku Bunga i =6%

Harga jual listrik = 0,0254 US$/kWh+ (0,06 x 0,0254 US$/kWh)

= 0,026924 US$/kWh

= Rp 269.24/kWh

(30)

Daya Beli Penduduk Kab Pasuruan

Daya beli masyarakat sangat menentukan seberapa besar harga jual listrik yang mampu

dibayar oleh pengguna listrik. Besarnya biaya pembangkitan total akan dibandingkan dengan harga energi listrik yang dapat dibeli masyarakat.

Dengan input data kabupaten Pasuruan sebagai berikut : Pendapatan perkapita penduduk setiap bulan = Rp 671.722

Dengan mengasumsikan dalam 1 rumah tangga penduduk memiliki 4 anggota keluarga sehingga didapat :

Pendapatan rumah tangga = Rp 671.722 x 4 = Rp 2.686.888

Sedangkan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi energi listrik rata-rata berkisar 6% - 10%. Dengan diasumsikan pengeluaran rumah tangga untuk energi listrik rata-rata adalah 8%, maka pengeluarannya sebesar Rp. 241.820,2

(31)

Dengan sambungan daya pelanggan pada 900 VA maka dengan asumsi power faktor 0,8 didapat sambungan daya dalam watt sebesar :

900 VA x 0.8 = 0.72 kw

Maka konsumsi listrik dalam 1 bulan didapat :

Dengan faktor beban sebesar 54.73 % tahun 2008 maka : Kwh 1 bulan = 0.72 kw x 30 x 24 x 0.5473

Kwh 1 bulan = 283.720 kw

Dengan biaya beban sebesar Rp. 17.000 (sesuai Keppres no. 103 tahun 2003 mengenai Tarif Dasar Listrik).

Biaya beban = Rp 17.000

Biaya pemakaian = 283.720 kWh/bulan · Rp 630/kWh

= Rp 178.743

Biaya total = biaya beban + biaya pemakaian

= Rp 195.743,8

Sehingga daya beli listrik masyarakat kabupaten Pasuruan adalah:

Daya beli = (241.820,2/ 195.743,8) · Rp 630/kWh

= Rp 778.3 /kWh

(32)

Perbandingan dengan Beberapa Sumber PLT lain

Uraian Satuan PLT Biogas PLT Diesel PLT Surya Jenis Bahan

Bakar - Kotoran Sapi Solar Surya

Life Time Tahun 25 25 25

Biaya Modal US$/kWh 0.0254 0.00768 0.0523

Biaya Bahan

Bakar US$/kWh - 0.175 -

Biaya O & M US$/kWh 0.0041 0.0425 0.0145

Biaya

Pembangkitan US$/kWh 0.0295 0.22518 0.0668

(33)

 Negara maju dapat menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek ramah lingkungan di negara berkembang, dan membebankan pajak karbon (Carbon Tax) pada industri-industri penghasil karbon.

 CDM adalah mekanisme dibawah Kyoto Protocol, yang dimaksudkan untuk membantu negara maju/industri memenuhi sebagian kewajibannya menurunkan emisi serta membantu negara berkembang dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan dan kontribusi terhadap pencapaian tujuan konvensi perubahan iklim.

CDM(Clean Development Mechanism)

(34)

Dampak Lingkungan Biogas

Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi akan terjadi penurunan kualitas udara berupa meningkatnya kandungan debu akibat transportasi bahan bangunan, peralatan dan pekerja di sepanjang jalan yang dilewati sarana transportasi menuju ke lokasi proyek.

Tahap Operasi

Dampak terhadap lingkungan dari tahap operasi pada PLT Biogas adalah PLT Biogas ini tidak mengeluarkan emisi atau gas buangan seperti pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain itu PLT Biogas juga dapat mereduksi zat-zat dari kotoran hewan yang dapat mencemarkan lingkungan dengan menghasilkan gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca

(35)

Kesimpulan

1. Besaranya daya mampu di Kabupaten Pasuruan saat ini sebesar 260.35 MW pada tahun 2008 beban puncak sudah mencapai 278,58 sehingga mengalami defisit 18,23 MW.. Untuk mengantisipasi pemadaman bergilir perlu dilakukan mengoptimalkan potensi Sumber daya daerah (SDA) daerah.

2. Dengan memiliki sapi perah sebanyak 10 ekor dapat menghasilkan daya 800 watt untuk setiap rumah tangga. Seperti diketahui kotoran sapi perah perhari bisa mencapai 25 kg, dengan jumlah potensi peternakan sapi di desa nongkojajar sampai 10.400 ekor sapi. Dapat digunakan sebagai sumber energi listrik, sehingga nongkojajar tergolong desa mandiri energi

(36)

Kesimpulan

3. Dengan daya beli listrik rumah tangga sebesar Rp.778,3 dibandingkan dengan harga jual energi listrik dari biogas sebesar Rp.509.6 maka masyarakat kabupaten pasuruan/desa nongkojajar mampu untuk membeli energi listrik dengan bahan bakar Biogas. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dengan menggunakan Kotoran sapi perah layak untuk dikembangkan di desa nongkojajar sesuai dengan analisa ekonomis dan lingkungan.

(37)

Saran

1. Perlu diadakan pergantian dari bahan bakar fosil ke bahan bakar renewable, untuk mengatasi permasalahan krisisnya energy listrik.

2. Pemanfaatan Biogas sebagai salah satu energi alternatif di Indonesia perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah karena potensi dari energi terbarukan ini sangat besar dan potensial.

3. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik sehingga didapatkan alternatif untuk diversifikasi dan mendapatkan harga energi yang lebih kompetitif untuk jangka panjang.

4. Indonesia memiliki sapi perah yang tergolong sangat tinggi,dengan potensi itu maka layak untuk dikembangkan energy biogas sebagai energy alternative pegganti energy fosil.

(38)

Terima Kasih

(39)

Suplemen

1.

Dalam satu rumah tangga untuk memasak 2 kali dan sambungan listrik 450VA, berapa sapi yang dibutuhkan?

Jawab:

Dengan daya 450 VA dan untuk memasak 2 kali diperkirakan membutuhkan sapi sebanyak 5 ekor sapi perah. Dengan kotoran setiap harinya 125 kg yang dimasukkan ke digester.

Pada data diatas 1m3 akan menghasilkan 4,7 KWh dan

membutuhkan lama proses 2 hari(48Jam). Sehingga 4,7 KWh

: 48 h = 98Watt, bila 5 sapi maka 5 x 98Watt = 490Watt.

(40)

2. Bila genset 1200 VA, dapat menyala berapa jam? Berapa kapasitas yang terbangkit?

jawab:

Genset dapat menyala selama 5 jam dengan daya 800 watt,

bila menggunakan 2 genset akan dapat menghasilkan daya

secara kontinyu. Karena genset harus beristirahat selama 2

jam setelah pemakaian 5 jam.

(41)

Kotoran Ternak Briket dari Hasil Biogas

(42)

10 batang briket sehari atau setara dengan 0,02m3

0,02 m

3

10 briket 8 m

3

?

0,02/8 = 10/x x = (8 . 10) / 0,02 = 4000

briket

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil percobaan dapat diambil kesimpulan, bahwa campuran jerami dan kotoran sapi dapat menghasilkan biogas dan berpengaruh terhadap jumlah biogas

Untuk itu, pro- gram percepatan difusi dan penerapan iptek biogas ini segera dilakukan untuk melakukan konversi energi yang dihasilkan dari kotoran sapi menjadi biogas dan

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui potensi eceng gondok dan kotoran sapi dengan penambahan starter EM4 untuk menghasilkan Biogas (2) Untuk mengetahui bahwa hasil

Salah satu sumber bahan bakar atau energi biogas adalah berasal dari kotoran sapi, Dalam makalah ini mengkaji penggunaan limbah ternak sapi sebagai sumber bahan bakar atau

Rumusan Masalah yang akan diteliti adalah bagaimana kelayakan finansial dari usaha pengolahan limbah dari kotoran sapi menjadi biogas di peternakan sapi Pondok

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI LIMBAH KOTORAN SAPI DI DESA PULAU SEMAMBU S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kurikulum Pada Tingkat Sarjana

Pengaruh Variasi Komposisi Starter Kotoran Sapi, Kotoran Ayam Dan Campuran Kulit Pisang Terhadap Kualitas Bahan Bakar Biogas Limbah Cair Tahu.. Energi alternatif Untuk Indonesia di Masa