• Tidak ada hasil yang ditemukan

IAIS Sambas Vol. I No. I Januari Juni 2018 ADMINISTRASI DAN SUPERVISI DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IAIS Sambas Vol. I No. I Januari Juni 2018 ADMINISTRASI DAN SUPERVISI DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Primearly - 1 - ADMINISTRASI DAN SUPERVISI DI SEKOLAH DASAR

Nuraini

Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas.

Jl. Raya Sejangkung Kawasan Pendidikan Tinggi Sebayan-Sambas Kalimantan Barat Email: nurainiiaissambas@gmail.com

ABSTRAK

Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Administrasi yang dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah administrasi standar isi, administrasi standar proses, administrasi dan standar kompetendi lulusan, administrasi standar Ptk, administrasi standar sarana dan prasarana, administrasi standar penilaian, administrasi dan standar budaya dan lingkungan sekolah, administrasi dan standar kemitraan sekolah.

Sedangkan supervisi di Sekolah Dasar adalah Sesuai dengan pembahasan masalah supervisi dalam tulisan ini ,maka aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi (1)kurikulum;dalam kaitannya dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah : (a) pemahaman guru terhadap kurikulum, (b) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, (c) penjabaran dan penyesuaian kurikulum,(2)kegiatan belajar mengajar yang meliputi : (a) rencana pekan efektif, (b) penyusunan program tahunan oleh guru, (c) penyusunan program catur wulan oleh guru, (d) membuat satuan pelajaran, (e) membuat rencana pengajaran, (f) membuat analisis materi pelajaran, (g) analisis ulangan harian,(h) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, (i) program kokurikuler, (j) program bimbingan dan konseling, (k) jurnal kegiatan belajar mengajar.Supervisor pada lembaga pendidikan sekolah dasar dalam mengarahkan dan membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket yang harus dibuat antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jadwal pelajaran, (3)pemantauan pelaksanaan ulangan umum,(4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar supervisi administrasi sekolah, (6) lembar supervisi administrasi kelas; (7) lembar observasi kelas.

KATA KUNCI: Administrasi, Supervisi, Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN

Administrasi berasal dari kata Latin, ad berarti intensif, dan ministrare yang berarti to serve yaitu melayani, membantu atau mengarahkan. Sedangkan menurut para ahli, yaitu:

a. Fayol mengemukakan administrasi pen- didikan adalah segala usaha bersama un-tuk mendayagunakan semua sumber (personil maupun material) secara efek- tif dan efisien guna menunjang tercapai-nya tujuan pendidikan.

Administrasi me-rupakan fungsi

organisasi yang terdiri atas unsur-unsur perencanaan (plan-ing), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pe- ngkordinasian (coordinating), dan pe- ngawasan (controlling). jiwa Islami se- bagaimana sabda Rasulullah Artinya:

b. Luther Gulick:

Administrasi adalah system penge- tahuan yang memungkinkan manusia memahami hubungan-hubungan, mera- malkan akibat-akibat, dan mempeng- aruhi hasil-hasil pada suatu keadaan di-

(2)

mana orang-orang secara teratur beker- jasama untuk suatu tujuan bersama.

Adapun fungsi administrasi adalah pe- rencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengadaan tenaga kerja (staffing), pemberian bimbingan (direct-ing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting),

dan pengang-garan (budgeting) [POSDCRB].

Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan dan memberdayakan segala sumber yang tersedia melalui aktifitas pe- rencanaan, pengorganisian, penggerakan, pemotivasian, pengendalian, pengawasan, dan supervisi, serta penilaian untuk mewu- judkan system pendidikan yang efektif, efi-sien dan berkualitas.1

Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangan-nya dalam pencapaian tujuan umum pen-didikan. Dalam dunia pendidikn di Indo-nesia belum begitu populer. Sejak zaman penjajahan Belanda orang mengenal istilah inspeksi sebagai warisan pendidikan Be-landa. Inspeksi cenderung kepada penga-wasan yang bersifat otokratis yang berarti mencari-cari kesalahan guru dan kemudian menghukumnya. Sedangkan supervisi me- ngandung pengertian yang lebih demok- ratis.2 Dalam pelaksanaannya, supervisi bu-kan hanya mengawasi apakah para guru atau pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama- sama bagai-mana cara memperbaiki proses belajar me-ngajar.

Supervisi secara sederhana dapat diartikan sebagai tindakan memberikan bantuan dan perbaikan sesuai dengan pen-

1M. Ngalim Purwanto. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h. 4

2M. Ngalim Purwanto. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h. 77

dapat Soetjipto dan Kosasih.3 Supervisi mempunyai arti yang lebih luas, pemberian bantuan dan perbaikan. Melalui tulisan ini memberikan sedikit kejelasan tentang ba-gaimana administrasi dan supervisi yang dilaksanakan di Tingkat Sekolah Dasar.

PEMBAHASAN

A. Administrasi di Tingkat Sekolah Da- sar Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang paling penting keberada- annya. Apabila didasarkan pada PP Nomor 28 Tahun 1990, khususnya pasal 3 paling tidak ada dua fungsi sekolah dasar, Pertama melalui sekolah dasar anak didik dibekali kemampuan dasar. Kedua sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang mem-berikan dasar-dasar untuk mengikuti pendi-dikan pada jenjang berikutnya.4

Administrasi sekolah adalah suatu proses keseluruhan kegiatan yang berupa merencanakan, mengatur (mengurus), me- laksanakan dan mengendalikan semua urusan sekolah untuk mencapai tujuan pen-didikan dan pengajaran di sekolah.

Ad-ministrasi sekolah merupakan suatu proses pemanfaatan segala sumber (potensi) yang ada di sekolah baik personil (Kepala Se-kolah dan stafnya serta guru- guru dan kar-yawan sekolah lainnya) maupun material (kurikulum, alat/media) dan fasilitas (sa-rana dan prasarana) serta dana yang ada di sekolah secara efektif.

Penataan admi-nistrasi bagi sekolah menjadi begitu pen-ting sebagai sumber data utama mana-jemen sekolah dalam mengatur proses be-lajar mengajar dengan tertib sehingga ter-capainya tujuan sekolah.

Secara lebih spesifik, administrasi sekolah berfungsi: Memberi arah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

3Soetjipto dan Kosasih, Profesi Keguruan, (Jakarta: Kerjasama Depdikbud dengan PT Rineka Cipta,2001), h. 233.

4 Ibrahim Bafdhal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. V

(3)

Memberikan umpan balik bagi perbaikan proses dan hasil pendidikan di sekolah.

Meningkatkan mutu penyelenggaraan ad- ministrasi sekolah. Menunjang tercapainya tujuan/program sekolah secara efektif dan efisien. Saat ini penataan administrasi se- kolah lebih mengacu pada 8 Standar Na- sional Pendidikan. Akan tetapi yang sering timbul di lapangan, kita terkadang bingung mengenai jenis-jenis administrasi yang mengacu kepada 8 standar tersebut. Oleh karena itu berikut ini kami sajikan beberapa contoh jenis administrasi yang sesuai de-ngan 8 standar nasional pendidikan tersebut.

1. Administrasi

a. Dokumen KTSP (Buku 1, 2, 3) b. Dokumen Penyusunan Kurikulum

(termasuk kurikulum mulok) c. SK Tim Pengembang Kurikulum d. Dokumen Penetapan KKM e. Kumpulan

acuan/referensi/peraturan

f. Program dan laporan pengembangan diri (BK, Ekstrakurikuler)

g. Kalender Pendidikan

h. Pemetaan SK – KD – Indikator i. Program PT dan KMTT semua ma-

pel dll.

2. Administrasi Standar Proses

a. Administrasi Guru (silabus, program tahunan, program semester, rincian minggu/hari efektif, RPP, jadwal mengajar, dokumen penilaian, lem-bar penilaian sikap, program & pe- laksanaan remedial dan pengayaan, analisis penilaian, daya serap, age- nda guru, dll)

b. Daftar buku teks, panduan guru, re- ferensi

c. Program dan pelaksanaan supervisi, serta tindak lanjut

d. Buku kemajuan kelas, dll

3. Administrasi Standar Kompetensi Lulusan

a. Dokumen hasil tugas-tugas terstruk- tur.

b. Dokumen / kumpulan karya siswa.

c. Kliping

d. Laporan kegiatan e. Laporan diskusi

f. Foto – foto kegiatan, dll.

g. Dokumen Prestasi 4. Administrasi Standar Ptk

a. File PTK

b. Buku induk pegawai

c. Kumpulan SK pembagian tugas dan uraian tugas

d. Presensi PTK dan rekapitulasinya e. Notulen rapat-rapat

f. Program dan laporan pelaksana- an pengelolaan perpustakaan

g. Program dan laporan pelaksanaan pengelolaan laboratorium

h. Dokumen Keikutsertaan PTK dalam forum ilmiah

i. Dokumen kewirausahaan

j. Buku Pembinaan dan penanganan kasus

k. Dokumen Program, pelaksanaan, dan hasil PKB

l. Daftar Nominatif pegawai m. DUPAK

n. SKP / PKP/DP-3 o. Laporan hasil PKG p. DUK

q. Buku cuti PNS

r. Dokumen penerimaan gaji s. Daftar tunggu pensiun t. Data Statistik Kepegawaian u. Dll

5. Administrasi Standar Sarana Dan Prasarana

a. Dokumen analisis luas lahan dan bangunan

b. Dokumen analisis kebutuhan sarana prasarana

c. Dokumen master plan/peta sekolah, foto–foto sarana prasarana

d. Dokumen kepemilikan lahan

e. Dokumen IMB / peruntukan bangu- f. Dokumen kepemilikan daya listrik nan

(4)

g. Dokumen program dan pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana h. Buku teks / BSE / Buku guru / Buku

siswa

i. Dokumen administrasi inventaris laboratorium

j. Dokumen administrasi inventaris perpustakaan

k. Buku inventaris sekolah

l. Daftar inventaris tiap ruang (KIR) m. Administrasi perlengkapan/barang:

Buku penerimaan barang, Buku pe- ngeluaran barang, Buku pemerik- saan perlengkapan/barang, Kartu pe-meliharaan barang, Dokumen peng-hapusan barang, Dokumen usulan pengadaan barang.5

6. Administrasi Standar Penilaian

a. Dokumen rancangan dan kriteria penilaian

b. Dokumen pengembangan instrumen penilaian

c. Dokumen penilaian sesuai IPK d. Dokumen analisis hasil evaluasi /

KKM dan daya serap

e. Dokumen hasil remedial dan peng- ayaan

f. Buku legger nilai

g. Buku Raport/laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik

h. Dokumen penilaian sikap dan kepri- badian

i. Dokumen pelaporan ulangan, UTS, kenaikan kelas, UAS, UN

j. Dokumen fotokopi SKHUN, ijazah, dan penyerahannya.

7. Administrasi Budaya dan Lingkung- an a. SOP

b. Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidik, Peserta Didik

c. Tata Tertib penggunaan sarana prasarana/fasilitas sekolah

d. Petunjuk, peringatan dan larang- an, sangsi berperilaku di sekolah

5Ibrahim Bafdhal, Manajemen

Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 59-65.

e. Kode etik sekolah f. Buku tamu

g. Program dan pelaksanaan 7K

8. Administrasi Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah

a. Dokumen keterlibatan warga dan masyarakat dalam pengelolaan se-kolah: notulen rapat, daftar hadir, foto-foto kegiatan, dll B. Supervisi ditingkat Sekolah Dasar

Menurut Jam’an Satori dalam Dada- ng Suhardan, supervisi adalah pengawasan profesional yang dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan.6 Oleh karena itu pengawasan satuan pendidikan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang, namun harus oleh orang yang telah memiliki kom- petensi khusus yang telah dipersiapkan ter-lebih dahulu dari waktu sebelumnya.

Super-visi Pendidikan merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar, mem-berdayakan guru dan mempertinggi kuali-tas mengajar.

Sehingga dampaknya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, pres-tasi belajar siswa, dan berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu.7

Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengan- dung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap akti- fitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.

Ter-dapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan dalam pelaksa-naannya istilah-istilah tersebut sering di-gunakan secara bergantian.

Istilah-istilah tersebut antara lain:

pengawasan, pemerik-saan, dan inspeksi.

Pengawasan mengan-dung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan di- maksudkan untuk melihat bagaimana ke-

6Dadang Suhardan, 2006:28

7Suharsimi Arikunto, 2004:5

(5)

giatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk me- ngetahui kekurangan-kekurangan atau ke- salahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan. Untuk memperoleh pemahaman dan wawasan tentang supervisi, berikut di- kemukakan beberapa pengertian supervisi dari para ahli. Charter Good’s Dictionary of Education.8

Mendefinisikan supervisi sebagai se- gala usaha pejabat sekolah dalam memim- pin guru-guru dan tenaga kependidikan lain-nya, untuk memperbaiki pengajaran, terma-suk menstimulasi, menyeleksi partumbuh-an dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pen-didikan, bahan pengajaran, dan metode-me-tode mengajar serta evaluasi pengajaran. Sementara dalam Petunjuk Pelaksanaan Su-pervisi Pendidikan di Sekolah, supervisi di-artikan sebagai bantuan yang diberikan ke-pada seluruh staf sekolah untuk mengem- bangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.9 Sedangkan Pidarta memandang su-pervisi sebagai kegiatan membina atau mem-bimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar siswanya.10

Sahertian mendefinisikan supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengko- ordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru disekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.11 Dalam konteks pendidikan supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru baik secara individual maupun

8Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002), h.

9Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994), h.

10Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

11Piet Suhertian, Profil Pendidikan Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), h.

17.

kelompok dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan diharapkan dapat meningkatkan ke- mampuan sekolah maupun guru oleh kare- na itu supervisi harus dilakukan oleh super-visor yang memiliki pengetahuan dan kete-rampilan mengadakan hubungan antara individu dan hubungan teknis.

Supervisor didalam tugasnya bukan saja mengandal-kan pengalaman sebagai modal utama te-tapi harus diikuti dan di- imbanggi dengan jenjang pendidikan for- mal. Program kegiatan supervisi pendidi- kan tidak dapat dilaku-kan oleh kepala se- kolah seorang diri. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah mengakibatkan seorang kepala sekolah tidak dapat mena- ngani segera pelaksanaan supervisi pen- didikan khususnya supervisi yang lebih me-nekankan kepada aspek pembelajaran.

Peningkatan mutu pendidikan adalah merupakan salah satu tugas dari supervisor. Hal ini adalah sebagai gambaran bahwa system pendidikan di Indonesia belum ga-gal, sebab ia mampu menempa manusia-manusia yang dapat melaksanakan pem-bangunan di segala bidang seperti seka-rang.12 Dalam proses pendidikan terdapat 3 dimensi yang harus diperhatikan oleh su-pervisor, yaitu: (1) dimensi substantif, me-ngenai bahan apa yang akan diajar, (2) di-mensi tingkah laku, tentang bagaimana gu-ru mengajar, (3) dimensi lingkungan fisik, mengenai sarana dan prasarana.13

Supervisor menurut Pidarta digolong- kan menjadi 2 yaitu: (1) Kantor Diknas, dan (2) Kepala Sekolah. Dalam pembahasan tulisan ini supervisor yang dimaksud ialah kepala sekolah.14 Sebagai supervisor, kepa-la sekolah harus berusaha memberikan ke-sempatan dan bantuan

12Made Pidarta, Perencanaan,,,,,,, h.

13Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.

14Made Pidarta, Perencanaan,,,,,,,,hlm.

(6)

profesional kepada guru-guru untuk tumbuh dan berkembang, serta mengidentifikasi bakat-bakat dan ke- sanggupan.15 Dalam peningkatan kepro- fesionalan seorang guru oleh supervisor, diharapkan seorang guru tersebut: (1) mam-pu mengembangkan tanggung jawab yang baik, (2) mampu melaksanakan perannya secara berhasil, (3) mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, (4) mam-pu melaksanakan perannya dalam proses belajar mengajar.16 Selain itu kepala seko-lah sebagai supervisor menaruh perhatian kepada koordinasi antara guru kelas, mem- perhatikan kebutuhan orang tua siswa dan masyarakat, dan menjembatani lingkungan luar dan sekolah.17 Dengan adanya per- hatian dari supervisor mengenai hal di atas, maka pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya manusia dapat ter-wujud.

Menurut Ngalim Purwanto secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.18 Tek- nik perseorangan. Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

Meng-adakan kunjungan kelas, Mengadakan kun-jungan observasi, Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi sis-wa dan mengatasi problema yang dialami siswa, Membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan ku- rikulum sekolah; Teknik kelompok. Ialah

15Syaefuddin, Kinerja Kepala Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran, (Jurnal Pendidikan Malang : Universitas

Mohamadiyah Malang, 1998), h.

16Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.

17Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

18Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: remaja Rosdakarya, 2009), h. 120.

supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Mengada- kan penataran-penataran (inservice-training).

Para Pembina harus mampu membina guru-guru agar mereka dapat melakukan tegas profesionalnya.

Disinilah letak perlunya supervisi pendidikan, yaitu orang yang bertugas membantu (assisting), member support (supporting), dan mengajak untuk ikut serta (sharing) dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru-guru.

Dalam membina guru-guru peranan supervisor sangat penting maka dari itu seorang supervisor harus mampu melakukan super-visi terhadap guru-guru di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Supervisi me-nurut Rifai dalam dalam Rifma merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan serta berhubu-ngan satusama lain dan diarahkan kepada suatu tujuan.19 Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi atas tiga, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Program supervisi harus realistik dan dapat dilaksanakan sehingga benar-benar membantu mempertinggi kinerja guru.

Program supervisi yang baik menurut Oteng Sutisna mencakup keseluruhan proses pem-belajaran yang membangun lingkungan belajar mengajar yang kondusif.20 Di da-lamnya mencakup maksud dan tujuan, pe-ngembangan kurikulum, metode mengajar, evaluasi, pengembangan pengalaman bela-jar murid yang direncanakan baik dalam intra maupun extra kurikuler.21

Program supervisi berprinsip kepada proses pembinaan guru yang menyediakan motivasi yang kaya bagi pertumbuhan ke- mampuan profesionalnya dalam mengajar.

19Rifma, 2000), h. 30.

20Oteng Sutisna, 1983

21Bang Mohtar, 2012

(7)

Ia menjadi bagian integral dalam upaya pe-ningkatan mutu sekolah, mendapat duku-ngan semua pihak disertai dana dan fasi-litasnya. Bukan sebuah kegiatan suplemen atau tambahan.22

Setiap bidang kegiatan memerlukan perencanaan yang sistemik dan prospektif untuk mencapai tujuan secara efektif.

Supervisi merupakan usaha untuk men- dorong para guru mengembangkan kemam-puannya agar dapat mencapai tujuan pen-didikan secara efektif. Oleh karena itu, dalam supervisi, perencanaan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan sebaik-baik-nya. Tanpa perencanaan yang baik super-visi hanya memberikan kekecewaan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, kepala sekolah, supervisor dan teru-tama murid- murid yang mengharapkan pem-belajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.23

Sebagai gurunya guru, pengawas harus menyusun rencana untuk memperkuat im- plementasi keempat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepri-badian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Oleh karena itu, pengawas ditun-tut memiliki visi dan misi kepengawasan yang mampu dituangkan ke dalam tujuan dan strategi pencapaiannya.

Kurangnya keefektifan pelaksanaan supervisi selama ini karena ditengarai ku- rang jelasnya visi dan misi kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas. Pelaksana- an supervisi pun terkesan asal dilaksanakan dan tidak mengacu pada kebutuhan guru sehingga menimbulkan kurangnya keper-cayaan guru terhadap pengawas untuk me-nyelesaikan problematika pembelajaran. Pro-gram supervisi harus mengacu pada visi, misi, tujuan dan strategi pembinaan di-tetapkan oleh pengawas. Keterlibatan guru dan kepala sekolah dalam penyusunan ren- cana kerja pengawas sangat efektif dalam

22Suhardan, 2010, Ruzi Rahmawati, 2012

23Masaong, 2013

meningkatkan kompetensi profesional guru dan kemampuan manajerial kepala sekolah.24

Rencana kerja pengawas yang ber- kaitan dengan supervisi manajerial dituntut mengacu pada aspek fungsi dan substansi manajemen sekolah. Aspek fungsi mana- jemen mencakup perencanaan, pengorgani-sasian, pengkoordinasian, pengendalian, mo-nitoring dan evaluasi serta pelaporan. Se-dangkan aspek substansi manajerial sekolah mencakup pengelolaan kurikulum dan pem-belajaran, pengelolaan ketenagaan, penge-lolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan dan pembiayaan sekolah, pengelolaan sarana dan prasarana sekolah serta pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Pengawas dituntut memiliki pengeta- huan yang mumpuni dalam memandang ma- najemen sekolah sebagai satu kesatuan sis- tem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi dan substansi manajerial.

Keefekti-pan pelaksanaan substansi manajemen di sekolah tergantung pada kemampuan kepala sekolah menerapkan fungsi-fungsi manaje-men mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan sebagaimana terlihat pada figur di halaman berikut. Tugas pengawas untuk membantu kepala sekolah dalam menyusun visi dan misi sekolah binaan sampai di-tuangkan dalam rencana kerja sekolah sangat dibutuhkan. Terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi prioritas dalam penyusunan program supervisi manajerial menuju sekolah efektif, yaitu: a). Kepemimpinan yang pro-fesional, b) Fokus pada kualitas pembelaja-ran, c) Keefektifan pencapaian indikator pembelajaran, d) Berorientasi pada visi, misi dan tujuan sekolah.

Rencana kerja pengawas yang ber- kaitan dengan supervisi manajerial dituntut mengacu pada aspek fungsi dan substansi manajemen sekolah. Aspek fungsi mana- jemen mencakup perencanaan, pengorga- nisasian, pengkoordinasian, pengendalian,

24Masaong, 2013

(8)

monitoring dan evaluasi serta pelaporan.

Sedangkan aspek substansi manajerial sekolah mencakup pengelolaan kurikulum dan pem-belajaran, pengelolaan ketenagaan, penge-lolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan dan pembiayaan sekolah, pengelolaan sara-na dan prasarana sekolah serta pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat. Pengawas dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam memandang mana-jemen sekolah sebagai satu kesatuan sistem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi dan substansi manajerial. Keefekti-pan pelaksanaan substansi manajemen di sekolah tergantung pada kemampuan kepala sekolah menerapkan fungsi-fungsi mana- jemen mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan sebagaimana terlihat pada figur di halaman berikut.

Tugas pengawas untuk membantu kepala sekolah dalam menyusun visi dan misi sekolah binaan sampai dituangkan dalam rencana kerja sekolah sangat dibutuhkan

Terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi prioritas dalam penyusunan prog- ram supervisi manajerial menuju sekolah efektif, yaitu: a). Kepemimpinan yang pro- fesional, b) Fokus pada kualitas pem- belajaran, c) Keefektifan pencapaian indi- kator pembelajaran, d) Berorientasi pada visi, misi dan tujuan sekolah, e) Harapan yang tinggi bagi semua peserta didik, f) Akuntabilitas pengelolaan sekolah, g) Pencip- taan masyarakat belajar bagi warga sekolah, h) Stimulasi / dukungan lingkungan sekolah.25

Rivai mengemukakan beberapa karak- teristik perencanaan supervisi sebagai be- rikut: (1) supervisi tidak ada rencana yang standar, (2) perencanaan supervisi memer- lukan kreativitas, (3) komprehensif, (4) ko- operatif, dan (5) fleksibel.26

Berbagai pengetahuan dan keteram- pilan diperlukan dalam penyusunan renca-

25Masaong, 2013

26Rivai, 1981

na supervisi yang efektif. Faktor mana yang lebih diperlukan, tergantung dari situasi, kondisi tempat menyusun rencana itu, dan tujuan yang akan dicapai. Tiap

supervisor harus menyadari kedudukannya, apakah se-bagai kepala sekolah, sebagai penilik/pe-ngawas, atau sebagai pemegang otoritas administratif. Ia harus dapat menentukan faktor mana yang lebih diperlukan untuk menyusun rencana yang sesuai dengan si-tuasi dan tujuan yang ingin dicapainya.

Menurut Peter F. Olivia mengemu- kakan sasaran domain supervisi pengajaran adalah hubungan pengembangan staf dengan in-service education.27 Perbedaan pengem-bangan staf dengan in- service education, asumsi pentingnya in- service education, tiga supervisor dalam in- service education, ke-lemahan in-service education, ciri-ciri in-service education, dan mengenai mengontrol in-service education.

In-service education bagian dari pengembangan staf yang dibagi dalam dua kategori yang staffing yang terdiri dari kegiatan selecting, assigning, evaluating, reticing, dismissing staf, dan training.28

Pada dasarnya supervisi adalah prog- ram yang berencana untuk memperbaiki pe- ngajaran. Program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar mengajar.

Dalam melaksanakan supervisi, pengawas sekolah pasti menghadapi kendala- kendala. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Ke-pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, Para kepala sekolah dan atau pengawas baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi pendidikan.29 Ken-dala supervisi pendidikan yang sangat

27Peter F. Olivia, 1984

28Mintarsih Danumihardja, 2009

29Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidi-kan Departemen Pendidikan Nasional, 2007

(9)

umum terjadi di lapangan adalah kurangnya mo-tivasi dari para guru ketika mendapat su-pervisi. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya anggapan yang telah melekat dalam diri guru bahwa supervisi hanyalah kegiat-an yang semata-mata untuk mencari-cari kesalahan.

Supervisor hendaknya dapat memilih teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk kepenting-an tersebut, berikut diuraikan beberapa tek-nik supervisi yang dapat dipilih dan di-gunakan supervisor pendidikan. Teknik-teknik supervisi menurut Pidarta meliputi: (1) teknik-teknik yang berhubungan dengan kelas: (a) observasi kelas, (b) kunjungan kelas, (2) teknik-teknik dengan berdiskusi: (a) pertemuan formal, (b) pertemuan infor-mal, (c) rapat guru, (3) supervisi yang di- rencanakan bersama: (a) teknik supervisi sebaya, (b) teknik yang memakai pendapat siswa dan alat elektronika, (4) teknik yang mengunjungi sekolah lain, (5) teknik melalui pertemuan pendidikan.30

Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar.

Melalui data tersebut, supervisor dapat me- lakukan pembinaan terhadap guru yang di- observasi. Pada teknik kunjungan kelas da- lam supervisi, supervisor mengadakan ob- servasi dalam satu pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk mengamati secara lengkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tujuan yang diingin-kan oleh teknik kunjungan kelas adalah: (1) membantu guru yang belum berpengala-man, (2) membantu guru yang telah berpe-ngalaman tentang kekeliruan yang dia laku-kan, (3)membantu guru pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang dikerjakan, (4) membantu melaksanakan pro-yek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru

30Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar me- laksanakan tugasnya pada siswa dalam ke- lompok kecil/ kelompok besar, (8) menga- mati cara mengajar bidang studi yang isti- mewa, (9) membantu menilai pemakaian me- dia pendidikan. Neagley (dalam Pidarta).

Pertemuan formal adalah pertemuan yang sengaja diadakan pada waktu tertentu, yang dihadiri guru dengan supervisornya.31

Topik yang dibahas berupa hasil ob- servasi supervisor terhadap aktivitas guru dalam kelas, atau dapat juga berupa topik yang lain. Sedang pertemuan informal ada- lah pertemuan-pertemuan yang tidak diren-canakan waktu dan tempatnya.

Pertemuan bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja bila diperlukan. Dalam pertemuan informal guru lebih melakukan ekspresi disbanding-kan dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu dibedakan dengan pertemuan formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat, sedangkan dalam per-temuan formal belum tentu semua guru terlibat.

Biasanya rapat guru diadakan secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan. Supervisi yang direncanakan ber-sama adalah supervisi yang telah direncana-kan bersama oleh su- pervisor dan guru-guru yang dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1) bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan dituju oleh bidang studi/pokok bahasan tersebut;

(3) konsep-konsep yang berhubungan dengan cara-cara mencapai tujuan; (4) kapan ren-cana itu akan dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses tersebut; (6) bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan. Prinsip dari teknik supervisi sebaya yaitu guru yang sukses dalam pe-kerjaannya diberi kesempatan oleh super-visor membantu

31Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

(10)

guru-guru yang lain dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Guru tersebut ditunjuk oleh supervisor sebagai partnernya dalam bidang keahlian mereka untuk membantu guru-guru memajukan proses belajar-mengajar Supervisi yang memakai pendapat para siswa ialah bila supervisor dalam melaksanakan supervisor meminta bantuan beberapa siswa untuk me-nilai gurunya. Supervisi ini digunakan apa-bila supervisor merasa kesulitan mendekati guru yang akan disupervisi, misalnya guru gugup dalam mengajar apabila ditunggu su-pervisor. Dalam negara yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan meng-gunakan alat elektronika yang dipasang dalam kelas.

Bila supervisor ingin mengobservasi kelas, supervisor tinggal mengaktifkan alat yang terpasang di setiap kelas. Teknik me- ngunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang sudah maju. Sekolah yang sudah maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di tempat itu. Mereka menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka mengadakan kunjungan ke sekolah yang lebih maju.

Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka supervisi dengan mengun-jungi sekolah lain sudah dijalankan. Su-pervisor dapat memanfaatkan pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi guru-guru yang dibinanya.

Pertemuan-pertemuan pendidikan be- rupa: diskusi panel, simposium, diskusi for- mal, dan sebagainya. Supervisor bekerja- sama dengan kepala sekolah dengan mengi-rim beberapa guru untuk mengikuti perte-muan itu. Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah: (1) menyiapkan diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi peserta yang baik dan bertang-gung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan hasil pertemuan, (4) melaporkan hasil pertemuan kepada supervisor, (5) me-laksanakan hasil pertemuan itu di sekolah.

Tugas supervisor adalah mengarah- kan dan membimbing para guru dalam

pro-ses belajar mengajar.32 Dengan adanya peng-arahan dan pembimbingan dari supervisor, seorang guru diharapkan dapat:

(1) mem-buat perencanaan mengajar, (2) melaksana-kan pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang baik; ini ditandai dengan: adil, percaya dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban, memiliki wibawa terha-dap siswa, peng- gembira, bersikap baik ter-hadap guru-guru lainnya, bersikap baik deng-an masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya,dan berpengetahuan luas33(5) mempunyai peran yang baik, yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasi- litator, konselor, pemimpin kelompok, tu- tor, manajer, kepala laboratorium, peran- cang program, dan manipulator yang dapat mengubah situasi belajar Oliva (dalam Sahertian).34 Agar supervisi yang dilakukan supervisor mencapai hasil yang baik, hen-daknya supervisor:(1) bersikap bersahabat, (2) mendengarkan pembicaraan dan hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut menyumbang teknik menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebab- nya, (5) memberi saran-saran, (6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab permasalahan diketemukan se-cara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan, (9) buat pe-nilaian tentang pertemuan itu. Marks (dalam Pidarta).35

Sesuai dengan pembahasan masalah supervisi dalam tulisan ini, maka aspek- aspek yang perlu disupervisi meliputi (1)

32Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

33M. NgalimPurwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.

34Piet Suhertian, Profil Pendidikan Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h.

35Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

(11)

kurikulum; dalam kaitannya dengan kuri- kulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah: (a) pemahaman guru terhadap kuri-kulum, (b) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, (c) penjabaran dan penyesuaian ku-rikulum,(2) kegiatan belajar mengajar yang meliputi: (a) rencana pekan efektif, (b) pe-nyusunan program tahunan oleh guru, (c) penyusunan program catur wulan oleh guru, (d) membuat satuan pelajaran, (e) membuat rencana pengajaran, (f) membuat analisis materi pelajaran, (g) analisis ulangan hari- an,(h) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, (i) program kokurikuler, (j) prog- ram bimbingan dan konseling, (k) jurnal kegiatan belajar mengajar. Supervisor pada lembaga pendidikan sekolah dasar dalam mengarahkan dan membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian sebagai alat ban-tu pada saat supervisor mengadakan super-visi. Angket-angket yang harus dibuat an-tara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jad-wal pelajaran, (3)pemantauan pelaksanaan ulangan umum,(4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar supervisi administrasi sekolah , (6) lembar supervisi administrasi kelas; (7) lembar observasi kelas.

PENUTUP

Pelaksanaan supervisi merupakan ke-giatan yang mencakup teknik-teknik super-visi, dan instrument supervisi yang ber-tujuan membina guru-guru yang memiliki kelemahan-kelemahan, serta tercipta sua-sana kerja yang baik setelah melakukan su-pervisi yang dilakukan oleh supervisor. Ke-dua, Pelaksanaan supervisi belum dilaksana-kan dengan baik, hal ini ditunjukan dari be-berapa gejala antara lain: Masih ada guru yang mengajar tanpa membuat RPP, hal ini dibiarkan saja oleh kepala sekolah. Ketiga, Adapun pelaksanaan supervisi yang sudah dilakukan kepala sekolah adalah sudah me-laksanakan teknik kelompok yaitu meng-adakan pertemuan atau rapat dengan guru-guru, mengadakan diskusi kelompok, dan mengadakan penataran-penataran.

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis berikan saran yaitu Kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya memperhati-kan masalah yang ada disekolah yang se-harusnya perlu diadakan supervisi. Selain itu juga, kepala sekolah harus lebih me-mahami konsep-konsep dasar supervisi agar pelaksanaan supervisi tersebut dapat berja-lan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan guru juga hendaknya berusaha sendiri untuk meminta disupervisi kepada kepala sekolah selaku supervisor atau teman-teman sebaya yang bisa memberikan binaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim Bafadal, (2009) Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto, (2003), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soejipto dan Kosasih, (2001), Profesi Keguruan, Jakarta: Kerjasama Depdikbud dengan PT. Rineka Cipta.

(12)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djam’an. 1999. Analisis Kebijaksanaan Dalam Konteks Desentralisasi Dan Otonomi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Mulyasa. 2002. Manajem en Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 1998. Manajemen Pendidikan Dan Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan.

Malang: IKIP Malang.

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka cipta.

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Pidarta, Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryadi. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaefuddin. 1998. Kinerja Kepala Sekolah Dasar Dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran. Jurnal Pendidikan. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.

Sudjana, Nana, dkk. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Dirjen PMPTK Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian di Universitas Aisyah Pringsewu Lampung mengenai Hubungan antara Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

Tidak hanya oleh keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah, orang tua yang berasal dari kalangan terpandang di masyarakat ternyata juga dapat sebagai penindas anak

Semakin lama karbohidrat disimpan di dalam mulut, maka akan menyebabkan gigi terpapar zat asam lebih lama dan memberikan peluang lebih besar dalam proses perusakan

Untuk negara yang memiliki alternatif pemecahan permasalahan ekonominya diserahkan sepenuhnnya pada mekanisme pasar dan pemerintah tidak campur tangan secara langsung, maka pemecahan

Dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi, maka pelaksanaan asas dekonsentrsi diletakkan dalam wilayah provinsi untuk melaksanakan kewenangan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian kandungan gizi dan serat buah anggur ( Vitis vinifera ) yang diperjualbelikan di Kota Pontianak, selanjutnya hasil

Dukungan informasi melalui pendidikan seks yang baik pada anak remaja dimungkinkan akan berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja, termasuk tingkat pengetahuan dan

Berdasarkan koefisien determinasi variabel budaya organisasi, motivasi dan disiplin kerja memiliki sumbangan persentase sebesar 27,4% terhadap kinerja karyawan KSP