• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: analisis biaya garansi, produk reuse, free replacement warranty, rektifikasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: analisis biaya garansi, produk reuse, free replacement warranty, rektifikasi."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN PERIODE GARANSI DAN ANALISIS BIAYA GARANSI UNTUK PRODUK REUSE MENGGUNAKAN KEBIJAKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY (FRW) DENGAN BERBAGAI JENIS REKTIFIKASI

Shinta Windiani, Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E, dan Nani Kurniati, S.T., M.T Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: shintawindiani@gmail.com ; maria@ie.its.ac.id ; nanikur@ie.its.ac.id Abstrak

Isu lingkungan global mulai muncul dalam beberapa dekade belakangan ini. Banyak perubahan yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan ini, salah satunya adalah munculnya strategi reuse. Strategi reuse adalah salah satu strategi yang dianggap paling efektif dan efisien dari sisi dampak lingkungan dan pertimbangan ekonomi. Walaupun diakui sebagai salah satu strategi terbaik, namun strategi reuse tidaklah mudah untuk diimplementasikan. Kendala utama adalah adanya ketidakpastian kualitas produk reuse dan persepsi konsumen yang secara umum berpikir bahwa produk reuse memiliki kualitas yang lebih rendah daripada produk baru. Kecemasan konsumen akan kualitas produk reuse ini dapat diatasi dengan pemberian garansi pada produk reuse sehingga konsumen akan merasa terlindungi. Penelitian garansi untuk produk reuse masih sangat terbatas sehingga dalam penelitian ini akan dikembangkan periode garansi untuk produk reuse dengan mengembangkan konsep NCR (Nominal Customer’s Risk) untuk menentukan periode garansi produk reuse. Setelah itu, dilakukan perhitungan dan analisis biaya garansi untuk kebijakan free replacement warranty dengan berbagai jenis rektifikasi. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa biaya garansi minimum terjadi ketika menggunakan jenis rektifikasi minimal repair- nonrenewing.

Kata kunci: analisis biaya garansi, produk reuse, free replacement warranty, rektifikasi.

ABSTRACT

Global environmental issues begin to emerge in recent decades. Many changes are made to deal with this problem, one of them is the emergence of reuse strategy. Reuse strategy is one of the strategies considered most effective and efficient in terms of environmental impact and economic considerations. Although recognized as one of the best strategies, the reuse strategy is not easy to implement. The main constraint is the uncertainty of reuse product quality and consumers’

perceptions which generally state that the quality of reuse products is lower than that of the new product. Consumers’ anxiety of the reuse product quality can actually be overcome by giving a warranty on the reuse products that consumers will feel protected. Research of the product warranty for reuse is very limited, so in this research the writer develop a warranty period for reuse product by developing the concept of NCR (Nominal Customer's Risk) to determine the warranty period of reuse product. After that, the calculation and analysis of warranty costs for the free replacement warranty policy with various types of rectification is conducted. After the calculations, it is concluded that the minimum cost warranty is obtained from the rectification of minimal repair- nonrenewing.

Keywords: warranty cost analysis, reuse product, free replacement warranty, rectification.

1. Pendahuluan

Isu lingkungan global mulai muncul dalam beberapa dekade belakangan ini.

Kesadaran manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu ini mencuat. Banyak perubahan yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan ini, salah satunya adalah

sustainable development. Sustainable development adalah proses mencapai sustainability dan sustainability harus merupakan tujuan akhir dari suatu perusahaan. Dalam bidang manufaktur, perhatian terpusat pada penggunaan energi, konsumsi material, dan waste yang dihasilkan (Allwood, 2005). Manufakturing berkelanjutan (sustainable manufacturing)

(2)

menuntut perubahan mendasar pada seluruh sistem produksi mulai perancangan pengembangan produk sampai penanganan produk pada akhir umur hidupnya. Untuk mengoptimalkan siklus hidup produk dan berdasarkan semboyan “doing more with less”, tiga strategi baru telah diperkenalkan dalam sustainable manufacturing yaitu reuse, remanufacturing, dan recycling. Di antara ketiga strategi tersebut, reuse atau penggunaan kembali produk atau komponen lama dalam produk baru merupakan strategi yang dianggap paling efektif dan efisien dari sisi dampak lingkungan dan pertimbangan ekonomi.

Walaupun diakui sebagai salah satu strategi terbaik, namun strategi reuse tidaklah mudah untuk diimplementasikan. Kendala utama adalah adanya ketidakpastian kualitas produk reuse dan persepsi konsumen yang secara umum berpikir bahwa produk reuse memiliki kualitas yang lebih rendah daripada produk baru. Hal ini bertentangan dengan moto strategi reuse yang bertujuan menghasilkan produk yang sama baiknya dengan produk baru (as good as new).

Kecemasan konsumen akan kualitas produk reuse ini sebenarnya dapat diatasi dengan pemberian garansi pada produk reuse sehingga konsumen akan merasa terlindungi.

Garansi adalah elemen penting dalam memasarkan suatu produk dan penyediaan jaminan kepada konsumen (Blischke, Murthy, 1994). Garansi yang diberikan sangat bergantung pada keandalan produk tersebut dan penentuan masa garansi ini perlu diperhitungkan dengan baik agar produsen dan konsumen tidak saling merasa dirugikan. Untuk mencapai as good as new, maka produk reuse harus memberikan nilai risiko yang sama dengan produk baru.

Pengukuran risiko yang akan ditanggung oleh konsumen telah dikembangkan dalam Anityasari (2008) dan disebut dengan Nominal Customer’s Risk (NCR). Untuk menjamin as good as new, produk reuse harus memiliki NCR yang sama dengan produk baru namun tetap menjamin profitabilitas dari produsen. Untuk itu NCR harus diintegrasikan dalam perhitungan biaya garansi dan digunakan sebagai dasar penentuan periode dan kebijakan garansi produk reuse yang optimal.

Salah satu kebijakan garansi adalah free replacement warranty (FRW) yaitu produsen akan mengganti atau memperbaiki komponen yang rusak selama periode garansi dan tidak ada biaya yang dibebankan kepada konsumen.

Kebijakan garansi FRW inilah yang umum

digunakan (Blischke, Murthy, 1994). Ada empat jenis rektifikasi yang dapat dilakukan pada saat terjadi kegagalan yaitu mengganti (replacement), repair as good as new, minimal repair, dan imperfect repair. Dalam FRW ini, jenis kebijakannya juga dibagi lagi menjadi 2 berdasarkan pada periode garansi setelah dilakukan rektifikasi yaitu renewing dan non- renewing. Kebijakan renewing berarti jika produk rusak selama periode garansi dan telah digantikan dengan produk sejenis, maka produk pengganti akan diberikan garansi baru yang identik periodenya. Dengan kata lain, periode garansi selalu diperbarui setiap kali penggantian.

Sebaliknya, dalam kebijakan non-renewing, periode garansi yang diberikan pada produk pengganti hanya sebesar sisa periode garansi original.

Penelitian garansi untuk produk reuse masih sangat terbatas walaupun penelitian dalam bidang garansi untuk produk baru telah sangat well established (Blischke, Murthy, 1994).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anityasari (2008) membahas mengenai peran garansi untuk produk reuse dengan mengembangkan parameter baru yaitu Nominal Customer’s Risk (NCR). NCR didefinisikan sebagai maksimum risiko kegagalan yang dialami oleh konsumen produk pada satu siklus hidup.

Implikasi dari NCR dengan penetapan masa garansi dan konsekuensi biaya juga telah dibahas secara heuristik. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan pendekatan matematis mengenai efek NCR pada penentuan periode dan biaya garansi untuk produk reuse. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan model matematis untuk penentuan periode dan biaya garansi menggunakan kebijakan FRW dengan berbagai jenis rektifikasi.

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana menentukan periode garansi yang sesuai dengan konsep NCR, berapa besar biaya garansi produk reuse untuk kebijakan free replacement warranty dengan berbagai jenis rektifikasi, dan bagaimana perbandingan tiap biaya tersebut.

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian Tugas Akhir ini antara lain :

1. Dapat menentukan periode garansi produk reuse yang sesuai dengan konsep NCR.

2. Dapat mengetahui biaya garansi untuk kebijakan free replacement warranty

(3)

dengan berbagai jenis rektifikasi untuk produk reuse

3. Dapat melakukan analisis terhadap perbandingan biaya tersebut.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan kemudahan kepada produsen untuk menetapkan periode garansi dan menghitung besarnya biaya garansi untuk produk reuse dengan kebijakan free replacement warranty.

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi dua hal, yaitu batasan penelitian dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini.

Batasan dalam penelitian ini yaitu pengembangan model analisis biaya garansi hanya untuk single item, satu dimensi yaitu hanya berdasarkan pada waktu penggunaan, continuous, dan keandalan produk berdistribusi Weibull.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Waktu terjadinya antar kegagalan adalah independen.

2. Waktu rektifikasi diabaikan.

3. Waktu klaim adalah waktu kegagalan.

4. Waktu pembelian adalah waktu pemakaian.

2. Metodologi Penelitian

Pada bagian ini diuraikan metode yang digunajan dalam penelitian secara rinci. Secara umum terdapat lima tahapan yaitu tahap identifikasi dan perumusan penelitian, tahap pengembangan model, tahap analisis dan implikasi model, tahap implementasi dalam studi kasus, serta tahap kesimpulan dan saran.

2.1 Tahap Identifikasi dan Perumusan Penelitian

Persiapan ini merupakan tahap awal dari penelitian Tugas Akhir ini yang meliputi :

1. Studi literatur

Tahap penelusuran referensi yang dapat bersumber dari buku, jurnal, maupun penelitian yang telah ada sebelumnya untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

2. Identifikasi permasalahan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan untuk merumuskan inti permasalahan yang akan dibahas pada penelitian Tugas Akhir ini.

3. Penentuan tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini ditetapkan sesuai dengan kontribusi dari hasil penelitian ini.

4. Penentuan batasan dan asumsi penelitian Batasan dan asumsi penelitian harus ditentukan saat melakukan penelitian agar penelitian terfokus dan jelas.

2.2 Pengembangan Model

Pada tahap ini akan dilakukan pengembangan model periode garansi dengan melakukan pendekatan matematis. Pengembangan model periode garansi ini menggunakan konsep NCR. Perhitungan matematis untuk memodelkan periode garansi ini menggunakan software Microsoft Math 3.0. Sedangkan untuk melakukan fitting parameter keandalan produk menggunakan Weibull ++.

2.3 Analisis dan Implikasi Model

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis pada model yang sudah dibuat, kemudian dilakukan perbandingan model, perhitungan biaya garansi, dan peningkatan akurasi biaya garansi produk reuse dengan menggunakan selang kepercayaan.

2.4 Implementasi dalam Studi Kasus Model yang telah dibuat akan diimplementasikan pada studi kasus. Ada 3 studi kasus yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Setelah diimplementasikan, maka akan dilakukan analisis terhadap pengaruh model terhadap ketiga studi kasus tersebut.

2.5 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran adalah tahapan terakhir dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang disajikan pada tahap persiapan. Sedangkan saran adalah kebutuhan penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan penelitian ini.

3. Pemodelan Dan Analisis Perhitungan Periode Garansi Produk Reuse.

3.1 Pemodelan Laju Kegagalan Produk Reuse

Reuse adalah penggunaan ulang kembali produk yang telah digunakan. Treatment yang diberikan antara lain cleaning dan shorting. Jadi bila produk baru tersebut memiliki fungsi failure rate = dan dilakukan reuse, maka hazard

(4)

rate (laju kegagalan) dari produk reused tersebut

adalah 3.2 Pemodelan Periode Garansi Produk

Reuse

3.2.1 Pemodelan Periode Garansi Produk Reuse dengan F(t)

Bila menggunakan F(t), maka pemodelan garansi dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.2.2 Pemodelan Periode Garansi Produk Reuse dengan λ(t)

Bila menggunakan λ(t), maka pemodelan periode garansi dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.3 Analisis Perbandingan Periode Garansi Produk Reuse

Penentuan periode garansi di atas menggunakan 2 cara, pertama, dengan menggunakan F(t), yang kedua dengan menggunakan λ(t). Penggunaan F(t) digunakan agar penentuan nilai didasari oleh probabilitas kegagalan, sedangkan penggunaan λ(t) agar nilai

didasari oleh laju kegagalan. Dari rumus pada subbab 3.2.1 dan 3.2.2, maka dapat dilihat hasil periode garansi produk reuse berbeda ketika menggunakan F(t) dan λ(t). Perbedaan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perbandingan Periode Garansi Produk Reuse w2(tahun)

F(t) 8.89 8.9 8.92 8.96 9.03 λ(t) 9.15 9.16 9.18 9.21 9.26

Perbedaan itu tentunya dikarenakan rumus probabilitas kegagalan dengan laju kegagalan berbeda. Namun, perbedaan hasil pada Tabel 3.1 terlihat tidak signifikan karena pada dasarnya F(t) dan λ(t) dalam suatu produk tidak berbeda signifikan. Bila laju kegagalan λ(t) suatu produk tersebut besar, maka tentu probabilitas kegagalan F(t) produk tersebut juga besar atau dengan kata lain laju kegagalan berbanding lurus dengan probabilitas kegagalan.

Untuk membuktikan bahwa perbedaan dalam penggunaan F(t) dan λ(t) tidak berbeda secara signifikan, maka dapat dihitung nilai risiko konsumen untuk produk reuse (CR2). Perhitungan nilai CR2 dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Perbandingan CR2 Produk Reuse

CR2

F(t) 0.036 0.036 0.035 0.034 0.032 λ(t) 0.037 0.037 0.036 0.034 0.032

Bila laju kegagalan konstan atau β = 1, maka periode garansi produk reuse sama dengan produk baru. Hal ini dikarenakan saat laju kegagalan konstan berarti risiko konsumen untuk produk reuse sama dengan produk baru. Hal ini dapat dibuktikan pada rumus berikut ini:

Laju kegagalan konstan, maka , sehingga

Dari hasil pembuktian di atas, kita perlu mengetahui dulu keandalan produk tersebut saat akan di-reuse. Bila produk tersebut masih berada dalam β = 1 sehingga memiliki laju kegagalan konstan, maka penentuan periode garansi sudah tidak perlu dihitung lagi karena periode garansinya akan sama dengan periode garansi produk baru.

(3.1) )

(3.2) )

(5)

3.4 Aplikasi Periode Garansi Produk Reuse

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada sub bab 3.2.1 dan 3.2.2, maka nilai periode garansi tidaklah bulat, selalu ada angka di belakang koma. Padahal dalam prakteknya, setiap produsen selalu memberikan garansi yang bulat, misal 1 tahun atau 2 tahun.

Oleh karena itu, agar rumusan w2 dapat dipraktekkan dalam kehidupan, maka hasil w2

dibulatkan. Bila angka di belakang koma antara 0.0-5.0, maka nilai w2 dibulatkan ke bawah.

Namun bila angka di belakang koma 5.1-9.9, maka nilai w2 dibulatkan ke atas. Hasil pembulatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Nilai Akhir Periode Garansi Produk Reuse w2(tahun) w2 pembulatan(tahun)

F(t) λ(t) F(t) λ(t)

8.89 9.15 9 9

8.9 9.16 9 9

8.92 9.18 9 9

8.96 9.21 9 9

9.03 9.26 9 9

Setelah dilakukan pembulatan, maka periode garansi produk reuse dengan menggunakan F(t) sama dengan menggunakan λ(t). Hal ini menjelaskan kembali bahwa penggunaan F(t) dan λ(t) tidaklah berbeda signifikan dan produsen bebas memilih untuk menggunakan F(t) atau λ(t) untuk menentukan periode garansi produk reuse.

3.5 Risiko dari Penetapan Periode Garansi Produk Reuse

Dengan menggunakan rumusan w2 di atas, maka risiko produsen juga dapat dihitung.

Bila risiko konsumen untuk produk reuse dilambangkan dengan CR2, maka risiko produsen untuk produk reuse dilambangkan dengan PR2. Nilai NPR = dan PR2 = . Hasil perhitungan nilai NPR dan PR2 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Nilai PR untuk Produk Reuse

w1 1 2 3 4 5

NPR 4x10-5 3x10-4 1x10-3 2x10-3 5x10-3 PR2 0.1868 0.1871 0.1877 0.189 0.1912

Dari Tabel 3.4, terlihat bahwa risiko produsen pada produk reuse meningkat sekitar

4149% dari risiko pada produk baru. Hal ini tentu saja terjadi karena adanya konsep NCR yaitu memperhatikan risiko konsumen. Namun, kenaikan risiko ini dapat diantisipasi dengan pemilihan strategi kebijakan garansi yang akan dibahas pada bab 5 agar produsen tidak mengalami kerugian.

Flowchart perhitungan periode garansi produk reuse dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Penilaian Keandalan Produk

t1, t01, t02, R(t)

Hitung t2, CR2, tw2, W2 Konsep NCR

tw2 ≤ t2

Hitung CW2 Berdasarkan Kebijakan Garansi

(Bab V) Tidak NCR, w1, Cw1

tw2 Ya

` Produk Tidak Dapat

di Reuse

Gambar 3.1 Flowchart Perhitungan Periode Garansi Produk Reuse.

4. Perhitungan Dan Analisis Biaya Garansi Produk Reuse

4.1 Penentuan Kebijakan Garansi Produk Reuse

Di dalam taksonomi garansi, ada beberapa macam kebijakan garansi. Dalam penelitian ini, kebijakan garansi yang digunakan adalah free replacement warranty karena jenis garansi ini dalam prakteknya sering digunakan.

Untuk kebijakan free replacement warranty ini, konsumen tidak perlu membayar biaya apapun selama masa garansi apabila ada kerusakan produk yang digunakan.

Kebijakan free replacement warranty ini juga dibagi lagi menjadi 2 berdasarkan masa periode garansi, yaitu renewing dan non- renewing. Renewing free replacement warranty adalah masa periode garansi diperbaharui saat terjadi replacement, lama periode garansi sama dengan lama periode garansi yang diberikan saat

(6)

pembelian awal produk. Garansi ini sering juga disebut garansi seumur hidup. Sedangkan non- renewing free replacement warranty, periode garansi tidak diperbaharui sehingga masa garansi nya tetap dari awal pembelian.

Dalam free replacement warranty ini, saat terjadi failure pada produk, produk tersebut tidak selalu diganti dengan yang baru, melainkan bisa juga dilakukan perbaikan (Blischke dan Murthy, 1994). Ada beberapa jenis cara untuk melakukan penggantian atau biasa disebut dengan rektifikasi, bergantung pada produk tersebut termasuk repairable atau nonrepairable. Bila produk tersebut termasuk nonrepairable, maka rektifikasi yang dilakukan yaitu replacement, sedangkan untuk produk yang repairable, maka langkah rektifikasinya antara lain, repair as good as new, minimal repair, dan imperfect repair.

Jenis rektifikasi yang pertama adalah replacement, yaitu produk yang failure akan diganti dengan produk baru yang memiliki parameter distribusi kegagalan yang sama. Untuk repair as good as new,produk yang failure akan diperbaiki hingga memiliki keandalan yang sama seperti keandalan produk baru dan tentunya juga memiliki distribusi kegagalan yang sama dengan produk baru. Namun, hal ini sangat jarang terjadi dalam prakteknya. Rektifikasi yang ketiga adalah minimal repair, yaitu produk yang failure akan diperbaiki dan akan memiliki distribusi kegagalan yang sama dengan distribusi kegagalan produk sesaat sebelum rusak. Jenis rektifikasi yang terakhir yaitu imperfect repair, ada 2 kemungkinan dalam rektifikasi ini. Produk yang failure bisa memiliki distribusi kegagalan yang lebih baik dari distribusi kegagalan produk tersebut sesaat sebelum rusak (a) atau justru memiliki distribusi kegagalan yang lebih buruk dibandingkan sesaat sebelum rusak (b). Jenis rektifikasi ini dapat digambarkan pada Gambar 5.1.

Gambar 4.1 Jenis – Jenis Rektifikasi

4.2 Perhitungan Biaya Garansi Produk Reuse

Dalam menentukan biaya garansi diperlukan 4 hal, yaitu laju kegagalan produk, periode garansi, kebijakan garansi yang digunakan serta biaya rektifikasi. Untuk periode garansi, laju kerusakan, dan kebijakan garansi sudah dibahas pada sub bab 4.1, 4.2 dan 5.1.

Berikut ini akan dibahas mengenai pemodelan biaya garansi produk reuse.

Dalam kebijakan free replacement warranty, jenis kebijakan garansi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.2. Kebijakan Garansi Untuk Free Replacement Warranty

Rumusan biaya garansi untuk berbagai jenis kebijakan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rumusan Biaya Garansi

4.3 Perkiraan Selang Biaya Garansi Produk Reuse

Salah satu hal yang mempengaruhi biaya garansi produk reuse adalah keandalan produk tersebut. Keandalan produk dapat dilihat dari waktu kegagalan produk. Dalam aplikasinya, produsen biasanya menggunakan waktu pelaporan produk gagal dari konsumen. Hal ini terkadang membuat keandalan produk tersebut kurang akurat karena tidak selamanya ketika produk tersebut mengalami kegagalan, konsumen langsung melaporkan kegagalan tersebut. Hal ini

(7)

akan berpengaruh terhadap keandalan produk tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan akurasi perhitungan biaya garansi, pada sub bab ini akan dibahas mengenai perkiraan selang biaya garansi untuk produk reuse.

4.3.1 Estimasi Parameter

Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi parameter dalam distribusi Weibull yaitu method of moment dan maximum of likelihood method (Blischke dan Murty, 1994). Dalam penelitian ini, estimasi parameter menggunakan method of moment karena metode ini lebih mudah untuk diaplikasikan sehingga langkah yang digunakan yaitu dengan menggunakan 2 moment. Persamaan kedua moment tersebut adalah dan , dengan mengeliminasi , maka dapat diselesaikan dengan

(4.1)

Setelah diketahui, maka nilai dapat

diselesaikan dengan . Nilai

, xi adalah waktu kegagalan produk dan n adalah jumlah kegagalan.

4.3.2 Estimasi Selang Kepercayaan Parameter

Untuk mengetahui estimasi selang kepercayaan parameter distribusi Weibull yang terdiri dari , maka perlu diketahui dulu varians dari serta berapa persen selang kepercayaan yang digunakan. Varians dari 2 parameter tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

(4.2)

(4.3)

Jadi estimasi selang kepercayaan parameter distribusi Weibull dapat dirumuskan sebagai berikut :

(4.4)

(4.5)

4.3.3 Estimasi Biaya Garansi Produk Reuse Dengan mengetahui selang kepercayaan untuk parameter distribusi Weibull tersebut, maka akan diperoleh estimasi untuk keandalan produk

tersebut yaitu : dan

. Setelah estimasi keandalan produk diketahui, maka estimasi biaya garansi dapat dirumuskan sebagai berikut :

(4.6) Estimasi biaya garansi ini untuk mengetahui berapa biaya maksimum dan minimum dengan menggunakan selang kepercayaan tertentu.

4.4 Trade Off Biaya Garansi Produk Reuse Dalam penentuan biaya garansi untuk produk reuse ini, risiko konsumen sangat diperhatikan agar konsumen terlindungi dengan pemberian garansi itu. Namun, penentuan biaya garansi juga tidak boleh mengabaikan dari sisi produsen. Bila biaya garansi ditentukan dengan memperhatikan segi konsumen saja, maka produsen akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan agar dapat diketahui biaya garansi maksimum yang tidak merugikan produsen. Besarnya periode garansi dapat dihitung dengan rumus w2 berdasarkan NCR, lalu dapat dicari biaya garansi dengan periode garansi tersebut. Bila biaya tersebut masih tidak mengurangi profit margin produsen, maka produk tersebut dapat dijual sebagai produk reuse. Namun bila biaya tersebut mengurangi profit margin produsen, maka produk tersebut tidak dapat dilakukan reuse.

Penentuan biaya garansi ini dapat digambarkan dalam Gambar 5.3.

(8)

tw2

Hitung Cw2 Kebijakan Garansi

Cw2 max Cw2 ≤ Cw2 max

Ya

Produk Tidak Dapat di Reuse Tidak

W2, cw2, kebijakan garansi

Gambar 4.3 Flowchart Perhitungan Biaya Garansi Produk Reuse

5. Implementasi dalam Studi Kasus 5.1 Studi Kasus I

Pada studi kasus pertama ini, produk yang diamati adalah kompresor (Anityasari, 2008). Kompresor merupakan satu komponen penting dalam lemari es (lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1 Komponen Utama dari Lemari Es Untuk mengetahui failure rate pada kompresor tersebut, dilakukan pengumpulan data kerusakan kompresor. Setelah itu dilakukan uji fitting distribusi menggunakan Weibull++ dan diperoleh parameter dari distribusi ini yaitu η = 29.779 dan β = 3.0268. Info tersebut akan digunakan untuk perhitungan periode dan biaya garansi yang paling minimum untuk kompresor yang di-reuse.

5.1.1 Perhitungan Periode Garansi

Dalam studi kasus ini, parameter distribusi untuk menentukan distribusi kegagalan sudah diketahui, rata – rata umur produk yaitu 10 tahun di kehidupan pertama dan juga di

kehidupan kedua. Dengan menggunakan persamaan 3.2, maka periode garansi untuk produk reuse dapat ditentukan dan hasil periode garansi untuk produk reuse dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Periode Garansi untuk Produk Reuse,w2

W1

t1 1 2 3 4 5

2 7.04 7.07 7.14 7.28 7.51 4 7.93 7.94 7.99 8.07 8.22 6 8.6 8.62 8.65 8.7 8.8 8 8.71 8.72 8.75 8.8 8.88 10 9.15 9.16 9.18 9.21 9.26

Periode garansi di atas masih kurang aplikatif, sehingga perlu dilakukan pembulatan.

Setelah dilakukan pembulatan (lihat Tabel 5.2) dan hasil pembulatan periode garansi antara =1 hingga =5 tidak berbeda, maka untuk perhitungan selanjutnya dilakukan untuk =1.

Setelah mendapatkan periode garansi yang sesuai dengan konsep NCR dan aplikatif, maka langkah selanjutnya adalah menghitung biaya garansi untuk produk reuse.

Tabel 5.2 Pembulatan Periode Garansi untuk Produk Reuse, w2

W1

t1 1 2 3 4 5

2 7 7 7 7 8

4 8 8 8 8 8

6 9 9 9 9 9

8 9 9 9 9 9

10 9 9 9 9 9

5.1.2 Perhitungan Biaya Garansi

Dalam perhitungan biaya garansi ini, diperlukan beberapa data, antara lain, harga jual produk baru, harga jual produk reuse, dan biaya rektifikasi.

Data biaya untuk kompresor ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Data Biaya Untuk Kompresor Kompressor Baru

-Harga jual $180

-Keuntungan minimum $51.2

-COGS $128

-Biaya produksi $121.6

-Biaya overhead $6.4

-Biaya material $72.96

(9)

-Biaya manufacturing $48.64 Kompressor Reuse

-Biaya reuse $24.17

-Biaya perbaikan : as good as new

$9.87 -Biaya perbaikian : minimal

repair

$3.94 -Biaya penggantian produk

reuse

$24.17 -Biaya garansi maksimum

produk reuse

$12.8

Dengan mengetahui rincian biaya pada Tabel 5.3, maka kita dapat melakukan perhitungan untuk berbagai kebijakan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Biaya Garansi Kompresor Reuse (a) t1

kebijakan

garansi 2 4 6 8 10

nonrenewing-

nonrepairable $0.6 $1.4 $2.7 $3.6 $4.6 renewing-

nonrepairable $0.7 $1.5 $3.0 $4.4 $6.2 nonrenewing-

repair as good

as new $0.3 $0.6 $1.1 $1.5 $1.9 renewing-

repair as good

as new $0.3 $0.6 $1.2 $1.8 $2.5 nonrenewing-

minimal repair $0.1 $0.2 $0.5 $0.7 $0.9 Tabel 5.4 adalah biaya garansi kompresor reuse bila produk yang rusak diganti dengan produk reuse untuk nonrepairable (a). Bila produk yang rusak tersebut diganti dengan produk baru (b), maka biaya garansi kompresor reuse dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Biaya Garansi Kompresor Reuse (b)

Biaya t1

kebijakan

garansi 2 4 6 8 10

Non renewing- non

repairable $3.3 $7.6 $14.1 $19.1 $24.4 renewing-

non

repairable $3.4 $8.2 $16.1 $23.3 $32.7

.5.1.3 Perkiraan Selang Biaya Garansi Dari data di atas diperoleh nilai parameter dari laju kegagalan dan = 3.0268.

Untuk melakukan estimasi selang kepercayaan, maka terlebih dahulu dicari nilai varians dari tiap parameter.

Setelah menghitung nilai varians dari tiap parameter tersebut, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan selang kepercayaan estimasi parameter tersebut :

Untuk nilai η:

Untuk nilai β:

Dengan adanya estimasi itu, maka fungsi reliability dapat dituliskan untuk setiap parameter sebagai berikut :

Untuk batas bawah : ,

Untuk parameter awal : , dan

Untuk batas atas : .

Sehingga untuk biaya untuk dan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel ini untuk jenis rektifikasi bila penggantian diganti dengan produk reuse.

Tabel 5.6 Perkiraan Selang Biaya Garansi Kompresor Reuse

Kebijakan garansi Lower original upper nonrenewing-

nonrepairable $4.79 $4.71 $4.62 renewing-

nonrepairable $6.59 $6.36 $6.13 nonrenewing-

repair as good as new

$1.95 $1.92 $1.89 renewing-repair

as good as new $2.69 $2.60 $2.50 nonrenewing-

minimal repair $0.91 $0.89 $0.87

(10)

5.2 Studi Kasus II

Pada studi kasus kedua ini, menggunakan produk mobil yang ada di dalam jurnal Warranty analysis for second-hand products (Chattopadhyay dan Murthy, 2000). Parameter dari mobil tersebut berdistribusi Weibull dengan η = 2.26 dan β = 2. Berikut ini akan dilakukan perhitungan untuk mengetahui biaya garansi yang paling minimum.

5.2.1 Penentuan Periode Garansi

Dalam menentukan besarnya periode garansi, ada beberapa hal yang dibutuhkan, antara lain distribusi kegagalan produk, rata-rata umur produk, dan masa pakai produk tersebut. Dalam kasus ini, parameter distribusi untuk menentukan distribusi kegagalan sudah diketahui. Dengan menggunakan persamaan 3.1, maka periode garansi untuk produk reuse dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini dan hasil periode garansi untuk produk reuse dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Periode Garansi untuk Mobil Reuse

Setelah mendapatkan periode garansi yang sesuai dgn konsep NCR, maka langkah selanjutnya adalah menghitung biaya garansi untuk produk reuse.

5.2.2 Perhitungan Biaya Garansi Mobil Reuse

Dengan mengetahui bahwa biaya perbaikan mobil ini dengan jenis rektifikasi minimal repair apabila rusak adalah $100, maka kita dapat melakukan perhitungan untuk kebijakan nonrenewing-repairable-minimal repair. Perhitungan yang dilakukan hanyalah untuk jenis rektifikasi minimal repair karena dalam jurnal tersebut juga hanya menghitung jenis rektifikasi minimal repair-nonrenewing.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Biaya Garansi untuk Mobil Reuse

5.3 Studi Kasus III

Pada studi kasus ketiga ini, produk yang diamati sama dengan studi kasus I yaitu kompresor. Namun, β diatur sama dengan 1 untuk melihat perbedaan bila failure rate konstan.

Setelah dilakukan uji fitting distribusi menggunakan Weibull++ dan diperoleh parameter dari distribusi ini ketika yaitu β = 1, maka η = 2397.72. Info tersebut akan digunakan untuk perhitungan periode dan biaya garansi yang paling minimum untuk kompresor yang di-reuse.

5.3.1 Perhitungan Periode Garansi

Dalam menentukan besarnya periode garansi, ada beberapa hal yang dibutuhkan, antara lain distribusi kegagalan produk, rata-rata umur produk, dan masa pakai produk tersebut. Dalam studi kasus ini, parameter distribusi untuk menentukan distribusi kegagalan sudah diketahui, rata – rata umur produk yaitu 10 tahun di kehidupan pertama dan juga di kehidupan kedua.

Dengan menggunakan persamaan 3.1, maka periode garansi untuk produk reuse dapat ditentukan dan hasil periode garansi untuk produk reuse dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Periode Garansi untuk Produk Reuse,w2

1 2 3 4 5

10 1 2 3 4 5

Setelah mendapatkan periode garansi yang sesuai dengan konsep NCR, maka langkah selanjutnya adalah menghitung biaya garansi untuk produk reuse.

5.3.2 Perhitungan Biaya Garansi

Dalam perhitungan biaya garansi ini, diperlukan beberapa data, antara lain, harga jual produk baru, harga jual produk reuse, dan biaya rektifikasi. Data biaya untuk kompresor ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Dengan mengetahui rincian biaya pada Tabel 5.3, maka kita dapat melakukan perhitungan untuk berbagai kebijakan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.10.

(11)

Tabel 5.10 Biaya Garansi Kompresor Reuse w1=w2

kebijakan

garansi 1 2 3 4 5

nonrenewing-

nonrepairable $0.01 $0.02 $0.03 $0.04 $0.05 renewing-

nonrepairable $0.01 $0.02 $0.03 $0.04 $0.05 nonrenewing-

repair as good

as new $0.00 $0.01 $0.01 $0.02 $0.02 renewing-

repair as good

as new $0.00 $0.01 $0.01 $0.02 $0.02 nonrenewing-

minimal repair $0.00 $0.00 $0.00 $0.01 $0.01 5.4 Analisis Studi Kasus

Dalam sub bab ini, akan dibahas mengenai analisis dari penyelesaian studi kasus yang telah dikerjakan pada bab 5.1, 5.2, dan 5.3.

5.4.1 Analisis Studi Kasus I

Dalam studi kasus kompresor ini, maka periode garansi kompresor reuse berbanding lurus dengan umur pemakaian produk dan garansi pada kehidupan pertama. Semakin lama produk tersebut digunakan pada kehidupan pertama, maka periode garansi kompresor saat di-reuse juga semakin besar. Begitu juga bila produsen memberikan periode garansi kompresor pada kehidupan pertama semakin besar, maka saat kompresor di-reuse, periode garansi yang diberikan juga semakin besar. Hal ini karena penentuan periode garansi pada produk reuse menggunakan konsep NCR yaitu risiko konsumen pada produk reuse sama dengan produk baru sehingga konsumen akan terlindungi.

Mengenai biaya garansi, dari hasil perhitungan pada sub bab 4.1.2, jenis kebijakan yang menghasilkan biaya garansi yang paling minimum adalah kebijakan dengan jenis nonrenewing-minimal repair. Namun, dapat dilihat pada Tabel 5.4, penggantian pada tahapan rektifikasi, produk failure diganti dengan produk reuse, terlihat bahwa seluruh biaya garansi dari berbagai jenis rektifikasi masih lebih kecil dari biaya garansi maksimum sehingga produsen dapat memilih salah satu dari semua kebijakan tersebut.

Bila biaya garansi dari semua kebijakan tersebut masih lebih kecil dari biaya garansi maksimum, maka produsen dapat memilih kebijakan renewing-nonrepairable atau bisa disebut dengan

garansi seumur hidup. Hal ini dikarenakan konsumen tentunya akan lebih tertarik membeli produk reuse yang memiliki garansi seumur hidup karena akan merasa terlindungi. Sedangkan ketika penggantian pada tahapan rektifikasi, produk tersebut diganti dengan produk baru, maka untuk t1 = 6,8, dan 10, biaya garansinya lebih besar dari biaya maksimum yang ditetapkan oleh produsen (lihat Tabel 5.5). Bila biaya garansinya lebih besar dari biaya yang telah ditetapkan oleh produsen, maka kebijakan tersebut tidak dapat digunakan karena akan merugikan produsen. Jadi bila penggantian pada tahapan rektifikasi untuk kompresor reuse ini, kompresor diganti dengan kompresor baru, maka kebijakan nonrenewing- nonrepairable dan renewing-nonrepairable tidak dapat digunakan ketika pada kehidupan pertama, produk tersebut telah digunakan lebih dari 4 tahun.

Pada studi kasus ini, tidak dilakukan untuk perhitungan kebijakan garansi dengan jenis rektifikasi minimal repair-renewing karena tidak ada data distribusi kompresor setelah diperbaiki.

Namun, bila dilihat dari jenis rektifikasi yang lain, maka untuk renewing, biaya garansi akan lebih besar daripada non-renewing. Hal ini yang membuat kebijakan garansi produk reuse yang menghasilkan biaya garansi paling minimum adalah free replacement warranty dengan jenis rektifikasi minimal repair-nonrenewing.

5.4.2 Analisis Studi Kasus II

Untuk studi kasus kedua ini menggunakan jurnal Warranty Analysis For Second-hand Products. Dari hasil perhitungan pada sub bab 5.2, maka periode garansi yang sesuai dengan konsep NCR adalah antara 3-7 tahun. Sedangkan pada jurnal tersebut, tidak ada rumusan penentuan periode garansi untuk produk reuse. Periode garansi ditentukan antara 0.5 hingga 2 tahun lalu dihitung biaya garansinya.

Perbedaan periode ini menggambarkan bahwa konsep second-hand berbeda dengan konsep reuse. Konsep second-hand tidak memperhitungkan risiko konsumen karena risiko yang ditanggung konsumen sangat besar sehingga konsumen tidak akan terlindungi ketika menggunakan produk tersebut. Periode garansi pada produk second-hand tidak mempedulikan berapa umur produk pada siklus hidup pertama.

Hal ini terlihat dari besarnya periode garansi yang sama untuk semua umur produk pada kehidupan pertama. Hal ini berbeda sekali dengan produk reuse. Umur produk pada siklus hidup pertama

(12)

sangat berpengaruh pada penentuan periode garansi. Semakin lama umur produk pada kehidupan pertama, maka periode garansi yang diberikan juga semakin besar (lihat Tabel 5.8).

Penentuan periode garansi ini akan menpengaruhi besarnya biaya garansi. Biaya garansi produk reuse dengan second-hand tentunya berbeda karena periode garansi pada kedua konsep tersebut berbeda. Biaya garansi produk reuse akan lebih tinggi daripada biaya produk second-hand karena menggunakan konsep NCR.

5.4.3 Analisis Studi Kasus III

Studi kasus ketiga ini adalah kompresor yang parameternya diatur untuk β = 1. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan periode dan biaya garansi produk reuse ketika failure rate meningkat dan failure rate konstan. Bila failure rate konstan (β = 1), maka berdasarkan perhitungan, periode garansi produk reuse akan sama dengan periode garansi produk baru. Hal ini dikarenakan failure rate yang konstan mengakibatkan probabilitas kegagalan sama dengan produk baru sehingga risiko yang ada tentunya tetap.

Biaya garansi untuk produk reuse ketika failure rate konstan dengan failure rate meningkat juga berbeda. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa biaya garansi untuk kompresor dengan β=1 menghasilkan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan kompresor pada studi kasus I.

Dari perbandingan ini, terbukti bahwa periode garansi dipengaruhi oleh laju kegagalan.

Semakin tinggi laju kegagalan suatu produk, maka periode garansi yang diberikan juga semakin besar. Begitu juga sebaliknya, bila laju kegagalan tersebut semakin rendah, maka periode garansinya juga semakin kecil.

Untuk biaya garansi, penentuan periode garansi juga menjadi pengaruhnya. Bila periode garansi semakin besar, maka biaya garansi juga semakin besar. Namun bila periode garansi semakin kecil, maka biaya garansi juga semakin kecil.

Oleh karena itu, saat menentukan periode garansi, harus diperhatikan dulu laju kegagalannya. Hal ini menjadi penting agar antara produsen dan konsumen tidak ada yang merasa dirugikan.

6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan dan analisis pada Tugas Akhir ini, antara lain :

1. Periode garansi dapat dihitung

menggunakan persamaan

2. Bila laju kegagalan konstan, maka periode garansi produk reuse sama dengan produk baru.

3. Semakin tinggi laju kegagalan dan umur produk pada siklus hidup pertama, maka periode garansi yang diberikan kepada konsumen juga semakin besar sehingga biaya garansi yang ditanggung produsen juga akan semakin besar. Namun, biaya reuse tersebut masih lebih kecil dari biaya garansi maksimum yang ditetapkan produsen.

4. Bila periode garansi melebihi umur produk pada kehidupan kedua dan biaya garansi juga melebihi biaya garansi maksimum yang dibuat oleh produsen, maka produk tersebut tidak dapat di- reuse.

5. Biaya garansi yang paling minimum terjadi ketika menggunakan kebijakan free replacement warranty dengan jenis rektifikasi minimal repair-nonrenewing.

6.2 Saran

Saran ini adalah usulan penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Tugas Akhir ini. Usulan penelitian tersebut antara lain :

1. Penelitian lebih lanjut mengenai pemilihan produsen dalam pembulatan periode garansi dengan memperhatikan pola umur hidup produk reuse.

2. Penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan garansi produk reuse berdasarkan kategori produk, seperti, alat – alat elektronik, peralatan rumah tangga, mobil, dan lain – lain.

7. Daftar Pustaka.

Alwood, Julian. (2005). Sustainable Manufacturing Seminar. University of Cambridge, Mill Lane.

(13)

Anityasari, Maria. (2008). A concept of reliability evaluation for reuse and remanufacturing. Life Cycle Engineering and Management Research Group. The University of New South Wales, Sydney, Australia.

Anityasari, Maria. (2008). Reuse of Industrial Products – A Technical and Economic Model For Decision Support. Doctoral Thesis. The University of New South Wales, Sydney, Australia.

Artana, K.B. (2006). Handbook mata kuliah keandalan. Surabaya : Teknik Sistem Perkapalan.

Chattopadhyay, G.N. dan Murthy, D.N.P. (2000).

Warranty Cost Analysis for Second-Hand Products. Mathematical and Computer Modelling, Vol. 31, pp. 81-88.

Kaebernick, H., Anityasari, M. dan Kara, S.

(2008). The Role of Warranty in the Reuse Strategy. Life Cycle Engineering and Management Research Group.

Murthy, D.N.P. dan Djamaludin, I. (2002). New Product Warranty : A Literatur Review.

Productions Economics, Vol. 79, pp. 231-260.

Osaki, Shunji. (1992). Applied Stochastic System Modelling. Germany : Springer-Verlag.

W.R. Blischke dan Murthy, D.N.P. (1994).

Warranty Cost Analysis. p. 429, Marcel Dekker, New York.

W.R. Blischke dan Murthy, D.N.P. (2006).

Warranty Management and Product Manufacture. London : Springer-Verlag Yun, Won Young., Murthy, D.N.P., Jack. (2008).

Warranty Servicing With Imperfect Repair.

Productions Economics, Vol. 111, pp. 159- 169.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan penulis dalam rangka menyelesaikan tugas akhir atau tesis di Magister Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen

Mengajukan usulan permohonan penambahan anggaran Belanja Pegawai Satker sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Ambon berdasarkan surat permintaan dari satuan kerja wilayah

Pengusangan cepat terkontrol (PCT) merupakan metode analisis vigor benih yang dapat dijadikan sebagai alternatif. Metode ini mulai dikembangkan dan telah banyak digunakan

Berdasarkan analisis chi square pada Tabel 3 diperoleh hasil pola warna tubuh pada bagian depan tubuh berbeda antar ketiga lokasi pengamatan (sign. 0.05) demikian pula

Hal yang sama juga diperoleh pada penelitian kambing anak pada kelompok A mempunyai rataan bobot lahir yang lebih berat yaitu sebesar 4,29 kg/ekor dibandingkan dengan bobot

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja reproduksi awal antara kambing Kacang dan kambing Boerka-1 tidak berbeda, namun ada kecendrungan bahwa kejadian kawin

Menurut (O'Brien, 2019) Pengertian sistem secara sederhana adalah kumpulan yang saling berhubungan dengan batas definisi yang jelas seperti kumpulan himpunan

Kesimpulan dari penelitian ini, limbah tauge dan kangkung kering memiliki palatabilitas yang baik dan tidak berpengaruh nyata terhadap respon fisiologis domba