BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan pada fenomena yang telah di rumuskan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakakn pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitalif sendiri adalah pendekatan yang digunakan dalam sebuah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan da menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap dan juga pemikiran seseorang baik secara individu maupun kelompok (Machmud, 2016).
Menurut Creswell (Ardil, 2014), menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan permasalahan manusia dimana peneliti membuat gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata dan laporan rinci dari pandangan responden seeta melakukan studi pada situasi yang terjadi secara alamai. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karna ingin lebih menekankan pada kedalaman kualitas data yang diperoleh, bukan dari banyaknya (kuantitas) data atau banyaknya pipulasi sampel yang diperoleh.
Pendekatan ini juga digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan secara jelas fenomena yang terjadi pada saat penelitian.
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, diman jenis penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mendeskripsikan tentang ‘persepsi masyarakat luwu terhadap perilaku sosial masyarakat etnis jawa di desa lara’.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian di laksanakan di Desa Lara Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Waktu penelitian ini sendiri dilaksanakan yaitu pada Bulan Juli 2021.
3.3 Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini adalah 1. Persepsi Interpersonal
Persepsi Interpersonal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. sebagaimana diketahui bahwa kehidupan individu tidak dapat lepas dari lingkungan, bauk lingkungan fisik maupun sosial. “Persepsi interpersonal adalah pengambilan kesimpulan tentang orang lain dari stimuli yang sampai kepada kita (Rahmat, 2009:79). Persepsi memiliki pemahaman luas dari dalam maupun dari luar, pada prinsipnya memiliki pengertian yang sama, namun para ahli yang memiliki definisi persepsi yang berbeda, seperti Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi mengatakan persepsi merupakan kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan dan menfokuskan.
Persepsi yang muncul pada diri seseorang tergantung pada mengalaman yang terjadi pada seseorang. Kesadaran ini memungkinkan orang untuk membangun hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini muncul melalui indera: melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium. Beberapa prinsip dasar persepsi yang perlu diketahui manusia untuk mendorong hubungan yang harmonis dalam masyarakat. Persepsi adalah suatu kegiatan terpadu, di mana segala sesuatu yang ada pada diri individu berperan dalam persepsi, termasuk emosi, pengalaman, keterampilan berpikir, kerangka standar, dan aspek lain yang ada dalam komunitas individu (Asha & Wanto, 2020).
2. Masyarakat
Masyarakat yaitu sekumpulan makhluk yang hidup bersama dalam tatanan sosial dan bekerja sama dalam waktu cukup lama untuk mengorganisasikan diri dan menganggapnya sebagai unit sosial (Hardaningtyas, 2018). Masyarakat merupakan bagian dari satu kesatuan yang dihubungkan menurut adat dan tradisi yang terus menerus dihubungkan oleh akal sehat. Masyarakat juga merupakan suatu kelompok yang secara bersama hidup dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu, yang saling membutuhkan, dan menciptakan budaya dan adat istiadat berdasarkan nilai dan norma bersama. Masyarakat adalah orang yang selalu berhubungan yang selalu berubah (dinamis) tidak dapat dihindari.
Ciri-ciri kehidupan masyarakt sebagai berikut.
1) Orang yang hidup secara bersamaan setidaknya terdiri dari dua individu 2) Berinteraksi dan bergaul cukup lama
3) Mengakui bahwa hidup mereka adalah satu kesatuan, satu sama lain Suka hasil dari rasa koneksi dengan orang-orang.
3. Perilaku Sosial
Menurut Yudrik (2012), perilaku sosial adalah suatu kegiatan dalam interaksi orang lain baik dengan orang tua, guru, masyarakat, atau teman sebaya, dengan rasa empati, toleransi, perhatian dan tolong-menolong. Perilaku sosial mengacu pada semua orang yang terlibat dalam berbagai aktivitas dan aktivitas sehari-hari.
Santrock (2007) menyatakan bahwa dia peduli dengan keadaan dan hak orang lain, atau memaafkan, peduli, empati, dan membantu. Ini semua adalah komponen dari perilaku sosial atau prososial. Ketika seseorang melengkapi dan memenuhi kebutuhan untuk kelanjutan hidup sebagai entitas sosial, seseorang tidak dapat melakukan berbagai kegiatan sendiri tanpa bantuan orang lain karena kebutuhan dan hubungan timbal balik. Artinya seseorang memenuhi kebutuhan hidup, membutuhkan orang lain dalam suasana yang kompak, dan tidak bisa untuk hidup sendiri. Oleh karena itu, seseorang harus dapat hidup rukun tanpa terkecuali agar dapat menjaga rasa persatuan, tolong-menolong dan toleransi dalam masyarakat (Anggraini, Solfema, & Ismaniar, 2018).
3.4 Subjek Penelitian
Penentuan subjek menggunkanan teknik purposive sampling, dimana pemilihan pada subjek atau informan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Teknik purposive sampling adalah salah satu cara yang digunakan dalam menentukan sejumlah informan sebelum dilakukan penelitian. Adapun penentuan subjek atau informan dilakukan dengan menyebutkan atau menentukan secara jelas kriteria yang dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan subjek serta informasi yang ingin di ketahui dari masing-masing informan atau subjek yang diteliti (Machmud, 2016). Berikut kriteria penentuan subjek/informan pada penelitian ini:
a. Memiliki garis keturunan Luwu b. Umur 18-26 tahun
Karna pada usia tersebut merupakan usia yang paham akan perbedaan budaya yang ada dilingkungannya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Berikut metode yang digunakan untuk pengumpulan data sebagai berikut:
3.5.1 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data guna memperoleh informasi dengan bertnaya secara langsung kepada responden (Machmud, 2016). Teknik wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan guna menemukan permasalahan yang harus diteliti. Selain itu juga dapat digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari subjek/responden (Ardil, 2014). Dalam suatu penelitian, wawancara dapat dilakukan baik secara terstruktur ataupun tidak terstruktur. Adapun dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara semi terstruktur dimana draf wawanacara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan dan dapat dikembangkan sesuai dengan situasi yang terjadi saat wawancara sedanag berlangsung. Wawanvara ini bertujuan untuk menggali informasi bagaimana persepsi masyarakat luwu terhadap perilaku sosial masyarakat etnis jawa di desa lara.
3.5.2 Dokumentasi
Setelah melakukan wawanaca mendalam, selanjurnya peneliti akan melakukan pendokumentasian untuk melengkapi data. Data dokumentasi dapat berupa gambar dan catatan-catatan kecil berupa poin-poin penting yang diperoleh selama penelitian berlangsung.
3.6 Instrumen Penelitian
Insturmen penelitian aitu suatu alat untuk mengumpulkan data. Untuk itu peneliti menggunakan alat berupa kamera handphone dan alat tulis untuk mengumpulkan data dan informasi, merekam informasi dari informan selain buku catatan dan pulpen.
3.7 Teknik Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan secara berkesinambungan, dimana sejak sebelum memasuki lapangan, pada saat memasuki lapangan, selama berada di dalam lapangan dan setelah keluar dari lapangan peneltian. Atau dimulai sejak proses perumusan masalah hingga penulisan hasil peneltian. Penelitian kualitatif sendiri memiliki siklus dari keseluruhan proses yang terjadi pada peneltian yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yaitu metode keskriptif analisis sebagai berikut (Asyari, 2017):
3.7.1 Pengumpulan Data
Dalam suatu peneltian diperlukan adanya data untuk di analisis dalam rangka untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yag telag ditetapkan sebelumnya (Machmud: 2016 :41). Dalam peneltian ini sendiri pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan observasi kepada subjek yang akan diteliti.
3.7.2 Reduksi Data
Reduksi data adalah teknik analsis data yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang terlah terkumpul sesuai dengan fokus peneltian yang telah ditentukan dan selanjutnya dirangkum utuk ditemukan polanya.
Dari hasil reduksi data diharaokan dapat memeberikan gambaran secara lebuh jelas (Sugiono: 2015: 247)
3.7.3 Penyajian Data
Sajian data dilakukan dalam bentuk deskripstif, penggambaran atau penjabaran dari data yang telah direduksi dengan maksud agar data yang diperoleh lebih mudah untuk di mengerti oleh pembaca (Sugiono: 2015: 247).
3.7.4 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan langkah terakhir dari penelitian kualitatif yang dimaknai sebagai penarikan arti atau makna fari data yang telah disajikan.
3.8 Uji Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian, uji keabsahan data digunakan untuk memperoleh kepercayaan yentang sebuah kebenaran dari hasil suatu penelitian. Selain ini juga
digunakan untuk mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual yang terjadi di lapangan (Machmud: 2016 :68). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menguju kredibilitas data yang diperoleh saat peneltian dengan mengecek ulang tingkat kebenaran informasi yang diperoleh dari subjek yang diteliti sehingga data yang ditemuka dapat dipertanggung jawabkan.