• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rancangan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPr&KB) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan resmi daerah untuk mengarahkan pelayanan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Pembangunan Daerah pada Umumnya dalam jangka 5 (lima) Tahun kedepan.

Renstra ini merupakan penjabaran dari Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan serta Program Kegiatan yang mendukung pencapaian Misi dan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan pedoman Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021. RPJMD ini merupakan arah pembangunan ingin dicapai Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam agenda prioritas program pembangunan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang merupakan pelaksanaan pembangunan daerah lima tahun ketiga dari RPJP Provinsi Sumatera Barat 2005-2025.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 merujuk kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintah di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka mningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat Periode 2011-2015 telah berakhir, dan selanjutnya Gubernur/Wakil Gubenur terpilih

(2)

akan menyusun RPJMD dengan kurun waktu 2016 – 2021, maka Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan perumusan RPJMD Tahun 2016 – 2021.

Proses penyusunan Renstra BPPr&KB Provinsi Sumatera Barat sesuai diamanatkan oleh Permendagri No. 54 Tahun 2010 yakni tahapan persiapan dan penyusunan rancangan, penyusunan rancangan akhir dan penetapan Renstra. Tahapan persiapan : telah ditetapkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 050-899-2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Pembentukan Satuan Petugas Penyusunan dan Pembahasan Rancangan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021, Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 dan Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Lingkup Bidang Pembangunan Sosial Budaya. Dokumen yang menjadi rujukan dalam penyusunan Renstra telah dipersiapkan dalam analisa data, hal ini juga terkait dengan rencana program dan kegiatan serta target kinerja yang harus dicapai selama periode Renstra.

Selanjutnya tahapan penyusunan Rancangan Renstra dilakukan pengolahan data dan informasi, analisis gambaran pelayanan SKPD Provinsi yang tertuang pada bab selanjutnya, melakukan review terhadap Renstra Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta masukan-masukan dari Kabupaten/Kota berdasarkan hasil forum-forum SKPD dan Kabuapten/Kota. Menelaah kembali RTRW Provinsi dan KLHS sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD Provinsi, merumuskan isu-isu strategis, visi, misi SKPD dan pelayanan serta sasaran jangka menengah SKPD. Berdasarkan surat Edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 050/291/V/Eko/Bappeda-2016 tentang penyusunan Renstra SKPD Tahun 2016-2021 tanggal 26 Mei 2016 sebagai pedoman dalam penyusunan Renstra BPPr&KB Tahun 2016-2021.

Analisis terhadap dokumen hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), maka sesuai dengan tugas pokok fungsi SKPd tidak terkait dengan KLHS, karena fungsinya tidak ada pembangunan fisik.

Tahapan penyusunan rancangan akhir Renstra dan Penetapan Renstra, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Sumatera Barat Nomor 050/389/VIII/Eko/Bappeda-2016 tentang Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD Tahun 2016-2021 tanggal 18 Agustus 2016. Renstra SKPD merupakan bagian dari RPJMD Provinsi Sumatera Barat melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tanggal 12 Agustus 2016. Berkaitan dengan ini SKPD untuk menyusun Rancangan Akhir Renstra tahun 2016-2021 dengan mempedomani RPJMD yang telah ditetapkan. Rancangan akhir perlu lakukan verifikasi akhir untuk perolehan pengesahan kepala daerah.

Dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021, pembangunan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana pada misi 3 dan tujuan 5 pada sasaran kedua membutuhkan strategi yaitu (1) Melanjutkan Gerakan Terpadu

(3)

Peningkatan Sumber Daya Manusia, (2) Meningkatkan perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas; (3) Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang merata dan berkualitas, (4) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya KB dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, (5) Meningkatkan kapasitas SDM SKPD KB dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi (monev) KB.

Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pada sasaran lima membutuhkan strategi yaitu (1) Melanjutkan Gerakan Terpadu Peningkatan Sumber Daya Manusia, (2) Meningkatkan capaian pembangunan gender dan pemberdayaan gender, (3) Memperkuat peran dan fungsi kelembagaan pengarustamaan gender (PUG).

Arah kebijakan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan 5 pada sasaran 2 adalah (1) Koordinasi dan supervisi penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB, (2) Pengembangan Advokasi dan KIE KB Mandiri, (3) Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu, antar sektor dan antara pusat - daerah, tentang KIE dan konseling kesehatan reproduksi remaja, (4) Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan kelompok remaja (PIK KRR), (5) Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), (6) Penguatan koordinasi terpadu lintas sektor terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan KKB; (7) Penyuluhan tentang pemahaman keluarga/orangtua mengenai pentingnya keluarga dalam peran dan fungsi tribina (BKB, BKR, BKL), serta penguatan 8 (delapan) fungsi keluarga (agama, sosial, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan); (8) Penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu, dan (9) Peningkatan kapasitas SDM pengelola data dan informasi kependudukan

Arah kebijakan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan 5 pada sasaran 5 adalah (1) Peningkatan koordinasi, dan harmonisasi setiap kebijakan berperspektif gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (2) Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan, (3) Peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara SKDP Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan antara pemerintah dengan organisasi dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (4) Penguatan sistem data terpilah termasuk data anak untuk penyusunan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan/program/ kegiatan pembangunan, (5) Peningkatan pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (6) Peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (7) Peningkatan kualitas layanan pengaduan masyarakat terkait perempuan dan anak , (8) Penguatan koordinasi, kerjasama, dan sinergi antar satuan kerja dan lembaga jejaring

(4)

Perhatian makin besar terhadap peningkatan peranan dan kedudukan perempuan merupakan konsekuensi logis dari pergeseran paradigma pembangunan selama ini berorientasi pada produksi (production-centered development) semata mengandalkan kekayaan sumberdaya alam menuju pembangunan berpusat pada pembangunan sumberdaya manusia (people- centered development). Fokus sentral pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM) pada gilirannya akan mengungkapkan berbagai permasalahan dihadapi perempuan sebagai bagian integral dari permasalahan pembangunan manusia.

Manifestasi kepedulian global terhadap peranan dan kedudukan perempuan tercermin dalam beberapa resolusi badan-badan internasional dalam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada tahun 1957, sidang umum PBB untuk pertama kalinya mengeluarkan resolusi tahun 1963 tentang partisipasi perempuan dalam pembangunan dan dilanjutkan dengan resolusi yang secara khusus mengakui pentingnya perempuan dalam pembangunan sosial ekonomi.

Pada tingkat nasional, dukungan terhadap tujuan konvensi perempuan mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan mewujudkan prinsip-prinsip persamaan hak bagi perempuan di bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya dicantumkam dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun 1984. Konvensi perempuan secara konkrit menekankan kesetaraan dan keadilan antara perempuan dan laki-laki (gender equality and equity), persamaan hak dan kesempatan serta perlakuan adil disegala bidang dalam semua kegiatan meskipun diakui adanya perbedaan biologis/kodrat, perlakuan berdasarkan gender, dan perbedaan kondisi maupun posisi perempuan terhadap laki-laki. Upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender diperkuat dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 mengharuskan semua sektor pembangunan melaksanakan pengarusutamaan gender (PUG) melalui program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Langkah-langkah untuk merealisasikan hak perempuan dilakukan dengan menghapus adanya perbedaan, disparitas / kesenjangan atau keadaan yang merugikan perempuan. Perubahan pola pikir dan tingkah laku sosial budaya terhadap perempuan diperlukan untuk menghapus prasangka serta kebiasaan dan praktek yang bersifat diskriminatif. Kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kebijaksanaan dan peraturan berkaitan dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai persamaan hak yang sama atau persamaan legal standard antara laki-laki dan perempuan. Era reformasi memberikan lebih besar kesempatan bagi kaum perempuan untuk mengaktualisasikan diri dalam segala bentuk subordinasi dan marjinalisasi tidak melekat pada diri kaum perempuan.

Kebijakan peningkatan peranan perempuan dalam perspektif gender tidak lagi dilakukan melalui strategi patronizing akan mengakibatkan ketergantungan perempuan lebih besar terhadap pemerintah tapi melalui strategi empowering melalui upaya peningkatan kemampuan perempuan untuk

(5)

berkembang secara mandiri. Analis gender membutuhkan pengembangan tolok ukur tidak hanya secara kuantitatif saja tapi juga perlu memperhatikan kualitas partisipasi perempuan dalam mengakses dan menguasai berbagai sumber dan manfaat pembangunan. BPPr&KB Provinsi Sumatera Barat akan terus mengembangkan manajemen kemitraan dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi dan arah kebijakan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana di daerah ini.

Harmonisasi perencanaan kegiatan pemberdayaan perempuan dan KB perlu dilakukan secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain untuk mendukung pembangunan daerah ini.

Pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana tercantum juga pada bidang kesehatan dalam program teknis Bina gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi, pembinaan pelayanan kesehatan anak, dan perbaikan gizi masyarakat. Selanjutnya, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana perlu didukung program peningkatan perekonomian perempuan sebagai bagian dari pemberdayaan menyeluruh dalam semua aspek kehidupan sesuai Agenda Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat.

Dalam penyusunan rencana dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up dan top down process.

Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel;

konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan, Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya.

Dengan akan berakhirnya Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2000–2015 dan akan disempurnakan dengan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2016-2030 Sustainable Development Goals (SDGs), maka direncanakan agenda Pembangunan berkelanjutan Tahun 2016-2030 Sustainable Development Goals (SDGs) terdiri dari 17 goals, 169 target dan 240 indikator pada beberapa Pilar Pembangunan, antara lain : Pilar Pembangunan Sosial yang terdiri dari 6 goals; Pilar Pembangunan Ekonomi, yang terdiri dari 5 Goals; Pilar Pembangunan Lingkungan Hidup, yang terdiri dari 4 Goals; Pilar Pembangunan Inklusif dan Cara Pelaksanaan, yang terdiri dari 2 Goals.

Prinsip pelaksanaan SDGs adalah dilaksanakan oleh negara maju dan berkembang secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan yang harus memberi manfaat bagi semua, terutama yang rentan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Untuk itu, dalam rangka persiapan pencapaian tujuan SDGs baik berupa tujuan, arah kebijakan, sasaran, dan indikator kinerja serta target dan program/kegiatan

(6)

telah diintegrasikan kedalam penyusunan RPJMD Provinsi dan Renstra BPPr &

KB Tahun 2016-2021.

Sesuai dengan tugas pokok BPPr&KB Provinsi Sumatera Barat membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, maka pada proses perencanaan perlu melibatkan berbagai pihak atau stakeholders, baik terlibat langsung maupun tidak langsung dalam program-program yang dirumuskan dan pemanfaatan hasil-hasilnya, melalui proses perencanaan pembangunan daerah yang lebih bersifat partisipatif. Bersifat partisipatif dimaksudkan untuk mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat (keterlibatan semua pihak) tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, baik dalam perencanaan penganggaran, pelaksanaan maupun pengawasan.

Pembentukan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Sumatera Barat melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 merupakan bukti keseriusan Pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta pengendalian penduduk dan keluarga berencana di Sumatera Barat.

Sejalan dengan pokok - pokok kebijakan dan arah pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2016-2021 Provinsi Sumatera Barat maka Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat tentunya berkewajiban menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun dan mengacu pada RPJMD Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021, dan bersifat indikatif. Bersifat indikatif berarti informasi, baik tentang sumber daya diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum dalam dokumen Renstra hanya merupakan indikasi hendak dicapai dan bersifat tidak kaku. Renstra ini juga sebagai acuan implementatif bagi seluruh pegawai BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat dalam rangka melaksanakan dan meningkatkan tugas pokok dan fungsinya.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat bersifat umum dan teknis. Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 -2021 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025;

(7)

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentan Tahapan dan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014.

12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 – 2025.

13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021.

14. Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 050-899-2015 tentang Pembentukan Satgas Penyusunan dan Pembahasan Rancangan RPJMD Provinsi Sumatera Barat 2016-2020, Renstra SKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2020 dan Renja SKPD Provinsi Sumatera Barat Lingkup Bidang Pembangunan Sosial Budaya

Landasan hukum yang bersifat teknis meliputi:

1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi/Pengesahan Konvensi Mengenai bentuk Diskriminatif terhadap Wanita (CEDAW) 2) Undang-Undang Nomor 68 tahun 1985 Tentang Hak-hak Politik

Perempuan

3) Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak 4) Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat.

5) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

6) Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Lanjut Usia

7) Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak-Hak Azasi Manusia.

8) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak.

9) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(8)

10) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

11) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

12) Keputusan Presiden Nomor 36 tahun 1990 Tentang Pengesahan Konvensi Anak.

13) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1995 Tentang Peningkatan Perananan Wanita Dalam Pembangunan di Daerah

14) Intruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Pembinaan Kesejahteraan Anak.

15) Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Kualitas Anak.

16) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan PUG di Daerah

18) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1998 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan Peranan Wanita di Daerah

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Renstra ini adalah untuk mengarahkan semua unsur-unsur kekuatan dan faktor-faktor kunci keberhasilan untuk menentukan strategi dalam mencapai sasaran dan tujuan pembangunan sebagai pedoman umum dan arahan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi. Selanjutnya juga sebagai acuan dan arahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana periode Tahun 2016-2021 secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergis baik dalam bidang-bidang yang ada dan Instansi teknis terkait Pemerintah Provinsi.

Adapun tujuan penyusunannya adalah sebagai arahan dalam mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsi sehingga output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dan dipedomani oleh para pelaku pembangunan (stakeholders).

Renstra ini merupakan dokumen perencanaan memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pemberdayaan perempuan selama lima tahun ke depan (2016-2021). Renstra disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi dalam pembangunan perekonomian perempuan lima tahun ke depan. Renstra BPPr &

KB Sumatera Barat 2016-2021 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat 2016-2021 tentang pembangunan yang berwawasan gender di Sumatera Barat.

(9)

Reformasi dalam perencanaan dan sistem penganggaran mengharuskan BPPr & KB Sumatera Barat menyusun program dan kegiatan dalam rangka penganggaran berbasis program (money follow programme).

Untuk itu, dokumen Renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama, indikator kinerja kunci dan indikator lainnya sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode Tahun 2016-2021.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Strategis (RENSTRA) BPPr & KB Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, dan sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat tentang uraian Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Memuat tentang Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L dan Renstra, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Memuat rumusan Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan SKPD.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Memuat Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif, dan Indikator Kinerja yang Mengacu pada Sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat.

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN SASARAN RPJMD

Memuat indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai SKPD

BAB VII. PENUTUP

Berisi mengenai saripati dari seluruh uraian dalam bab-bab sebelumnya, disertai dengan harapan-harapan dalam mengimplementasikan Rencana Strategis

(10)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Tekhnis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Secara umum mempunyai tugas pokok:

“Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga

berencana”.

Pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 sangat mendukung pembangunan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan serta Program Kegiatan dalam rangka pencapaian Misi dan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pada sasaran lima membutuhkan strategi yaitu (1) Melanjutkan Gerakan Terpadu Peningkatan Sumber Daya Manusia, (2) Meningkatkan capaian pembangunan gender dan pemberdayaan gender, (3) Memperkuat peran dan fungsi kelembagaan pengarustamaan gender (PUG).

Rumusan RPJMD terkait dengan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, memberi kontribusi yang sangat signifikan agar optimal terwujudnya Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar.

Arah kebijakan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan 5 pada sasaran 5 adalah (1) Peningkatan koordinasi, dan harmonisasi setiap kebijakan berperspektif gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (2) Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan, (3) Peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara SKDP Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan antara pemerintah dengan organisasi dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (4) Penguatan sistem data terpilah termasuk data anak untuk penyusunan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan/program/ kegiatan pembangunan, (5) Peningkatan pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (6)

(11)

Peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak, (7) Peningkatan kualitas layanan pengaduan masyarakat terkait perempuan dan anak, (8) Penguatan koordinasi, kerjasama, dan sinergi antar satuan kerja dan lembaga jejaring.

Berdasarkan analis kewenangan, untuk melaksanakan urusan PP dan PA di Provinsi Sumatera Barat merupakan konsekwensi logis, valid, dan realibel untuk OPD di dalam pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Provinsi Sumatera Barat.

Pada misi 3 dan tujuan 5 pada sasaran kedua membutuhkan strategi yakni : 1) melanjutkan gerakan terpadu peningkatan SDM,2) meningkatkan perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas. 3) penguatan dan pemanduan kebijakan pelayanan KB dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, 5) Meningkatkan kapasitas SDM SKPD KB dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi KB.

Arah kebijakan yang dibutukan dalam mencapai tujuan 5 pada sasaran 2 adalah : 1) koordinasi dan supervisi penguatan lembaga ditingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB, 2) pengembangan advokasi dan KIE KB Mandiri, 3) Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu, antar sektor dan antara pusat – daerah , tentang KIE dan konseling kesehatan reproduksi remaja (PIK Remaja ), 5).

Fungsi peran ,serta kualitas dan kuantitas kegiatan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), 6). Penguatan koordinasi terpadu lintas sektor terkait perencanaan. Penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan KKB, 7) Penyuluhan tentang pemahaman keluarga /Orang tua mengenai pentingnya keluarga dalam peran dan fungsi tribina (BKB,BKR dan BKL ) serta penguatan 8 fungsi keluarga (agama, sosial, cinta kasih, perlindungan reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.. 8). Penyediaan data kependudukan yang akuratdan tepat waktu dan 9) peningkatan kapasitas SDM pengelola data dan informasi kependudukan.

Berdasarkan analisis kewenangan, bidang pengendalian penduduk dan KB merupakan konsekwensi logis, valid dan reliabel hal ini didukung layanan utama dan layanan penunjang dari masing-masing urusan kewenangan provinsi yang menjadi beban kerja.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi: (Perda No.3 Th 2008)

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan Provinsi dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

(12)

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Tekhnis Daerah Provinsi Sumatera Barat, maka susunan struktur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat terdiri dari Kepala, Sekretariat dan 4 Bidang yang masing-masingnya dipimpin oleh Sekretaris, Kepala Bidang dan 11 Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dengan uraian sebagai berikut :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub. Bagian Keuangan

3. Sub. Bagian Program

c. Bidang Data dan Informasi terdiri dari : 1. Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak 2. Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana d. Bidang Pengarusutamaan Gender terdiri dari :

1. Sub. Bidang Advokasi dan Fasilitasi PUG

2. Sub. Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan e. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri dari :

1. Sub. Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 2. Sub. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

f. Bidang Keluarga Berencana terdiri dari : 1. Sub. Bidang Kesejahteraan Keluarga 2. Sub. Bidang Kesehatan Reproduksi.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III dan IV Badan pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan rumah tangga badan, ketata usahaan, tata laksana, humas, protokol, laporan, hukum, dan organisasi serta hubungan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

(13)

1. Pengkoordinasian kegiatan Kesekretariatan untuk memfasilitasi kelancaran tugas bidang urusan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

2. Pelaksanaan Perumusan Peraturan Per Undang-Undangan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pelaksanaan dan Perumusan Rencana Strategi.

4. Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Keluar dan di Dalam Organisasi 5. Pelaksanaan Fasilitasi Kelancaran Tugas dan Urusan Bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berdasarkan azaz keseimbangan.

6. Pengkoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas keuangan SKPD.

Sekretariat terdiri dari :

1. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas adalah Urusan ketatausahaan, Ketatalaksanaan, Kepegawaian dan Organisasi, Humas, Protokol serta urusan Rumah Tangga Badan dengan uraian sebagai berikut:

a. Mengendalikan surat masuk, keluar dan kearsipan.

b. Melaksanakan pengendalian administrasi barang dan perlengkapan badan

c. Merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan badan .

d. Mempersiapkan bahan pelaksanaan pengadaan, penyaluran, pemakaian, penggunaan dan penghapusan barang dan perlengkapan.

e. Menyiapkan bahan pelaksanaan administrasi penggunaan dan pemakaian barang inventaris, kendaraan badan serta penggunaan gedung kantor.

f. Menyiapkan administrasi pengaturan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan lingkungan.

g. Mengatur pelaksanaan penggunaan dan pemakaian barang inventaris dan perlengkapan kantor.

h. Membuat rancangan dan program kerja Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian.

i. Melaksanakan tugas keprotokolan badan.

j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan.

k. Menyiapkan bahan pembuatan DP 3 setiap pegawai.

l. Mengumpulkan, mengelola, dan menyiapkan data kepegawaian badan.

m. Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai badan.

n. Mempersiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai,.

o. Mempersiapkan bahan mutasi dan pemberhentian, teguran pelanggaran disiplin, pensiun, dan surat cuti pegawai badan.

p. Mempersiapkan bahan dan data pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan pegawai.

(14)

q. Melaksanakan bahan rencana kesejahteraan pegawai.

r. Mengkoordinir kehadiran pegawai.

s. Membuat laporan kepegawaian dan daftar urut pangkat kepegawaian (DUK).

t. Mempertanggungjawabkan kegiatan Su.Bagian yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Sub. Bagian Keuangan, mempunyai tugas adalah menyelenggarakan administrasi keuangan, menyelenggarakan pembukuan, laporan keuangan dan memelihara dokumen keuangan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dengan uraian sebagi berikut :

a. Menyusun Program dan rencana pengelolaan keuangan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

b. Mempelajari dan menelaah peraturan keuangan.

c. Menyusun rencana kegiatan belanja langsung dan tidak langsung.

d. Memproses Dokumen Pelaksanaan Anggaran.

e. Menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan.

f. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

g. Menyiapkan bahan pertanggungjawaban dan menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Menyiapkan dan memelihara dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

i. Melaksanakan penatausahaan keuangan.

j. Menyusun laporan bulanan,triwulan, dan tahunan keuangan sesuai dengan peraturan berlaku sebagai pertanggungjawab pelaksanaan tugas.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

3. Sub. Bagian Program, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana umum jangka pendek, menengah dan jangka panjang, serta proposal pengembangan kegiatan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sesuai skala prioritas dan arahan pimpinan dengan uraian sebagai berikut :

a. Mengumpulan data dan bahan yang berkaitan dengan perencanaan umum dan program.

b. Mengumpulkan dan menganalisa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan urusan dan tugas badan.

c. Menyiapkan bahan tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program.

(15)

d. Menyiapkan pedoman dan petunjuk tentang pelaksanaan perencanaan umum dan program pengelolaan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

e. Membuat rencana dan program kerja umum.

f. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

g. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

i. Melaksanakan penatausahaan tugas Sub. Bagian Program.

j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub. Bagian Program.

k. Menyiapkan bahan dan menyusun Rencana Strategi.

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

b. Bidang Data dan Informasi :

1. Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup data dan informasi.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Bidang Data dan Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas.

b. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang.

c. Perencanaan kegiatan diruang lingkup bidang Data dan Informasi berdasarkan skala prioritas.

d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan.

e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan.

f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan.

g. Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan dan penyusunan laporan.

Bidang Data dan Informasi terdiri dari :

1. Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak, mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis rung lingkup Data Informasi PUG dan Anak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Data Informasi PUG dan Anak, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub.Bidang Data Informasi PUG dan Anak dengan uraian sebagai berikut : a. Mengumpulan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub.Bidang

Data Informasi PUG dan Anak sesuai dengan urusan.

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan.

(16)

c. Menyusun rencana kegiatan kegiatan tahunan Sub. Bidang Data Informasi PUG dan Anak sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait.

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan.

e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan.

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait.

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan dengan unit kerja terkait.

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan.

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan.

l. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana, mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijaksanaan teknis ruang lingkup Data Informasi Keluarga Berencana yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Data Informasi Keluarga Berencana, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Data Informasi Keluarga Berencana dengan uraian sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub.Bidang Data Informasi Keluarga Berencana sesuai dengan urusan.

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan.

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub.Bidang Data Informasi Keluarga Berencana sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait.

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan.

e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan.

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait.

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan.

(17)

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan.

l. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

c. Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG)

a. Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijakan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Pengarusutamaan Gender.

b. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas.

2. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang.

3. Perencanaan kegiatan dirunglingkup bidang Pengarusutamaan Gender berdasarkan skala prioritas.

4. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan.

5. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan.

6. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan.

7. Pelaksanaan pertanggungjawaban dan laporan.

Bidang Pengarusutamaan Gender terdiri dari : 1. Sub. Bidang Advokasi dan Fasilitasi PUG

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup Advokasi dan fasilitasi PUG yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Advokasi dan Fasilitasi PUG, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Advokasi dan fasilitasi PUG dengan uruan tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub. Bidang Pemberdayaan Adat, Sosial dan tenaga Kerja Pedesaan sesuai dengan urusan.

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan.

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub. Bidang Advokasi dan Fasilitasi PUG sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan teknis lembaga Pemerintah terkait.

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan.

e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan.

(18)

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait.

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan.

j. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan.

l. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Sub. Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan tekhnis ruang lingkup Pemberdayan Organisasi Perempuan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Organisasi Perempuan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan dengan uruan tugas sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan sub bidang pemberdayaan organisasi perempuan sesuai dengan urusan

b. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanan urusan

c. Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang pemberdayan organisasi perempuan sesuai porogram dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan tekhnis lembaga pemerintah terkait

d. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan e. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan

f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

h. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan

j. Mempertanggung jawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

k. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan

l. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

(19)

d. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak

a. Bidang Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Perlindungan Perempuan dan Anak.

b. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rintisan

2. Penganalisaan program dan urusan ang menjadi kewenangan bidang 3. Perencanaan kegiatan diruang lingkup bidang perlindungan

perempuan dan anak berdasarkan skala prioritas

4. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan 5. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan

6. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan

7. Pelaksanaan pertanggungjawaban dan laporan Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri dari :

1. Sub. Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan tekhnis ruang lingkup kualitas hidup dan perlindungan perempuan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan kualitas hidupdan perlindungan perempuan, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dan bahan untuk untuk menyusun kegiatan sub bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan sesuai dengan urusan.

2. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan.

3. Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan tekhnis lembaga pemerintah terkait

4. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan 5. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan

6. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait

7. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

8. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan

(20)

10. Mempertanggungjawabkan kegiatan ang telah dilaksanakan sesuia ketentuan yang berlaku

11. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rintisan sesuai kewenangan

12. Melaksanakan dan membantu tugas lain ang diberikan oleh pimpinan 2. Sub. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

Mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan tekhnis ruang lingkup Kesejahteraan dan Perlindungan Anak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Sub Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sesuai urusan

2. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanan urusan

3. Menyusun rencana kegiatan tahunan Sub Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan tekhnis lembaga pemerintah terkait

4. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan 5. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanan tugas dan kegiatan

6. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait

7. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

8. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan

10. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

11. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan

12. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan pimpinan e. Bidang Keluarga Berencana

Bidang Keluarga Berencana mempunyai tugas menyiapkan bahan kebijaksanaan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Keluarga Berencana.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Keluarga Berencana mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pengkoordinasian kegiatan dan tugas penunjang serta tugas yang bersifat rutinitas

(21)

2. Penganalisaan program dan urusan yang menjadi kewenangan bidang 3. Perencanan kegiatan diruang lingkup Bidang Keluarga Berencana

berdasarkan skala prioritas

4. Pengaturan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan 5. Pelaksanaan pengawasan kegiatan sesuai perencanaan

6. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran tugas berdasarkan azas keseimbangan 7. Pelaksanaan pertanggung jawaban dan laporan

Bidang Keluarga Berencana terdiri dari : 1. Sub. Bidang Kesejahteraan Keluarga

Sub Bidang Kesejahteraan Keluarga mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan tekhnis ruang lingkup kesejahteraan keluarga yang berkaitan dengan pelaksanaan kesejahteraan keluarga, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesejahteraan Keluarga sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan sub bidang kesejahteraan keluarga sesuai urusan

2. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanan urusan

3. Menyusun rencana kegiatan tahunan sub. bidang kesejahteraan keluarga sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundang-undangan serta kebijakan tekhnis lembaga pemerintah terkait

4. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan 5. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanan tugas dan kegiatan

6. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait

7. Mengkoordinir pelaksanan kegiatan yang telah ditetapkan

8. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan

10. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

11. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenangan

12. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 2. Sub. Bidang Kesehatan Reproduksi

Sub Bidang Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan tekhnis ruang lingkup kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kesehatan reproduksi, sesuai urusan yang menjadi kewenangan Sub. Bidang Kesehatan Reproduksi sebagai berikut::

(22)

1. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan bahan sub bidang kesehatan reproduksi sesuai dengan urusan

2. Menyiapkan bahan kebijakan sesuai dengan urusan

3. Menyusun rencana kegiatan tahunan sub bidang kesehatan reproduksi sesuai program dan urusan dengan mempedomani peraturan perundag- undangan serta kebijakan tekhnis lembaga pemerintah terkait

4. Menyiapkan pedoman pelaksanaan tugas dan kegiatan

5. Menyiapakan bahan fasilitasi pelaksanaan tugas dan kegiatan

6. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan dengan unit kerja terkait

7. Mengkoordinir pelaksanan kegiatan yang telah ditetapkan

8. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku

9. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan

10. Mempertanggungjawabkab kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

11. Melaksanakan tugas penunjang dan tugas yang bersifat rutinitas sesuai kewenagan

12. Melaksanakan dan membantu tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Struktur Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Barat sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat.

(23)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT

Memperhatikan dan menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapat Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan yang terdiri dari 6 sub urusan yang menjadi kewenangan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, dalam hal ini dilaksanakan oleh BPPr &

KB Provinsi Sumatera Barat. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka akan dibentuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sesuai hasil pemetaan Type A. Hal ini akan terjadi perubahan SOTK dan pemisahan urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. SOTK yang telah diusulkan akan mendukung pelaksanaan program dan kegiatan SKPD untuk masa RPJMD Provinsi Sumatera Barat.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUBAG KEUANGAN

SUBAG PROGRAM

BIDANG PENGARUSUTAMAAN

GENDER BIDANG DATA DAN

INFORMASI

BIDANG KELUARGA BERENCANA BIDANG PERLINDUNGAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

SUBID KUALITAS HIDUP DAN PERELINDUNGAN

PEREMPUAN SUBID ADVOKASI

DAN FASILITASI PUG

SUBID DATA INFORMASI KB

SUBID DATA INFORMASI PUG

DAN ANAK

SUBID KESEJATERAAN

KELUARGA

SUBID KESEHATAN REPRODUKSI SUBID PEMBERDAYAAN

ORGANISASI PEREMPUAN

SUBID KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KEPALA BADAN

(24)

2.2 Sumberdaya SKPD

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Badan, maka pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan sebanyak 48 orang PNS dan Pegawai Tidak Tetap sebanyak 5 orang dengan total 53 orang. Adapun susunan kepegawaian adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2.1. Struktur pegawai BPPr & KB Sumatera Barat berdasarkan kepangkatannya Tahun 2015

No Struktur

Pegawai Sekre tariat

Bid.Data dan Informasi

Bid.Pengarus utaman Gender

Bid.Perlindu ngan Anak Perempuan dan

Bid.

Keluraga

Berencana Jumlah

1 IV/d 1 1

2 IV/c

3 IV/b 1 1 1 1 1 5

4 IV/a 1 1

5 Jumlah

6 III/d 2 2 1 4 4 13

7 III/c 4 1 5

8 III/b 7 1 2 1 1 12

9 III/a 1 1 2

10 Jumlah

11 II/d 1 1 2

12 II/c 1 1

13 II/b 3 1 1 5

14 II/a 1 1

15 Jumlah

16 I/d

17 I/c

18 I/b

19 I/a

Jumlah

PTT 3 3

Kontrak

Perorangan 2 2

Jumlah 26 7 6 7 7 53

Tingkat pendidikan sumber daya manusia Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana pada pada Tabel 2.2.2 berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi, pengetahuan nasabah dan motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT Al-Ijarah Indonesia

Kemudian mengubah karakter query menjadi huruf kecil, membuang stopwords dalam query, dan melakukan parsing terhadap kalimat tanya dengan memisahkan kata tanya dan kata

Susut teknis berupa susut daya atau energi terjadi mulai dari pembangkit (generator), saluran transmisi, dan jaringan distribusi distribusi seperti dapat dilihat pada gambar

iaya obat per kun!ungan kasus penyakit per kun!ungan kasus penyakit besaran dana yg tersedia.. besaran dana yg tersedia utk setiap kun!ungan kasus utk setiap kun!ungan

Layer Distribusi disebut juga layer workgroup yang menerapkan titik kumunikasi antara layer akses dan layer inti. Fungsi utama layer distribusi adalah menyediakan routing,

Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas hujan yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan hidrograf limpasan,

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial atau individu antara variabel tingkat religiusitas (X 1 ) dan persaingan usaha

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah produksi per