• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB XI

PENGELOLAAN KEGIATAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

2017

(2)

1 BAB XI

PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

Mengelola kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :

1. Merencanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman 2. Melaksanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman 3. Mengevaluasi kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman

Uraian Materi

A. Perencanaan kegiatan usaha agribisnis dan kultur jaringan tanaman

Agribisnis adalah suatu aktivitas usaha dalam sektor pertanian dalam arti luas. Secara umum usaha atau kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dalam mengelola sumberdaya alam, manusia, dan potensi ekonomi. Dengan demikian, usaha merupakan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara.

Berbagai usaha dalam bidang pembenihan dan kultur jaringan merupakan jenis usaha yang relatif besiko tinggi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

Sifat benih dan bibit hasil kultur yang sangat sensitif terhadp kondisi lingkungan dan mudah rusak.

(3)

2

Harga jual produk yang belum menentu. Dimana kelebihan produksi segera akan diikuti oleh penurunan harga. Demikian pula sebaliknya, produksi yang rendah dengan tingkat kebutuhan yang tinggi akan memicu kenaikan harga.

Khusus dalam usaha bibit kultur jaringan, modal awal cukup besar, kompetensi pekerja kultur sangat tinggi, dan resiko gagal dalam produksi mencapai 100 persen

Beberapa hal yang dapat ditanyakan sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko:

 Bagaimana anda mengetahui bahwa pekerjaan tersebut mengandung risiko

 Bagaimana anda mempersiapkan sesuatu untuk mengurangai risiko

 Apa dan siapa yang bisa membantu untuk mengurangi risiko

 Mengapa risiko ini penting

 Rasa takut apa yang ada pada diri anda untuk menghadapi risiko

 Apakah anda bersedia sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

 Apakah yang akan dicapai dengan keputusan yang mengandung risiko

 Bagaimana anda mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan anda telah tercapai.

Dalam mengembangkan suatu usaha terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. “Terjaminnya pasar, sumberdaya manusia yang memadai, teknologi dan aspek pengelolaan yang terkuasai merupakan kunci pengembangan Usaha Produksi Benih Tanaman”

Karakteristik yang harus ada pada rencana pemasaran efektif adalah:

 Rencana pemasaran hendaknya memberikan strategi untuk mencapai tujuan atau misi perusahaan.

 Rencana pemasaran hendaknya didasarkan pada fakta dan asumsi valid

 Rencana pemasaran hendaknya memungkinkan penggunaan sumberdaya yang ada. Alokasi semua peralatan, sumber daya financial dan sumber daya manusia harus diuraikan

(4)

3

 Organisasi yang tepat harus diuraikan untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.

 Rencana pemasaran harus memberikan kesinambungan sehingga tiap rencana pemasaran tahunan yang dibuat berdasar hal tersebut bisa memenuhi tujuan dan sasaran dalam jangka panjang.

 Rencana pemasaran hendaknya singkat dan simple.

 Keberhasilan rencana pemasaran tergantung pada fleksibilitas. Perubahan rencana bisa dilakukan dengan melihat perubahan lingkungan.

 Rencana pemasaran hendaknya menspesifikasikan kriteria kinerja yang akan dimonitor dan dikendali

Perencanan Produksi Berdasarkan Perencanaan Pemasaran Mempersiapkan Perencanaan Produksi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memper-siapkan perencanaan produksi, yaitu sebagai beikut :

a. Perencanaan produksi harus menyangkut kegiatan di masa mendatang b. Perencanaan produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu

c. Perencanaan produksi harus mernpersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan- bahan, metode yang dipenlukan, dan sebagainya.

d. Perencanaan produksi harus dapat mengoordinasikan kegiatan produksi dengan kegiatan bagian

e. Perencanaan produksi harus menentukan jumlah dan jenis produknya, modelnya, kualitasnya, ukurannya, bentuknya, dan sebagainya

f. Perencanaan produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan.

g. Rencana kerja harus sederhana dan dapat dimengerti, serta dapat dilaksanakan

Promosi

Promosi adalah salah satu alat pemasaran. Promosi diperlukan untuk mengenalkan produk baru ke masyarakat dan menarik perhatian mereka agar membuat keputusan untuk membeli produk. Perencaan produk baru sangat kompleks. Perusahaan tidak dapat mengabaikan seluruh tahap-tahap perencanaan untuk memastikan bahwa produk

(5)

4 memenuhi kriteria pasar dan memiliki daya saing kompetitif untuk bertarung pada pasar yang sesungguhnya.

Penetapan harga

Penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran.

Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.

Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya.

Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Sebagai contoh: Produk motor Cina menetapkan harga motor di bawah harga motor buatan Jepang dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Bila pangsa pasar sudah diraihnya dan dikuasainya maka loyalitas konsumen akan beralih ke motor China.

Lingkungan pemasaran (Lokasi)

(6)

5 Lingkungan pemasaran terdiri dari para pelaku dan kekuatan kekuatan “yang di luar kendali” berdasarkan mana organisasi merancang strategi pemasaran mereka. Secara khusus dirumuskan sebagai berikut: lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasarannya.

B. Melaksanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman

Pengertian Pelaksanaan usaha adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya.

Pelaksanaan usaha juga mengadung pengertian suatu proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek.

Pelaksanaan usaha (Operasional) sejak dari perencanaan dibuat sesederhana mungkin, rinci, serta dapat dilaksanakan. Apabila dalam membuat suatu perencanaan usaha memiliki sifat-sifat operasional, maka melalui perencanaan usaha akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas.

2. Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumberdaya yang lebih efisien.

3. Menyediakan alat evaluasi untuk menentukan berhasilan usaha.

4. Menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan. Artinya, perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

(7)

6 Dalam usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman, kegiatan usaha meliputi;

1. Pemilihan jenis dan varietas (kultivar) tanaman unggul sebagai tanaman induk.

2. Produksi benih atau bibit melalui budidaya atau teknik kultur jaringan.

3. Panen dan pascapanen benih atau bibit 4. Pengujian mutu benih atau bibit

5. Pengemasan dan sertifikasi 6. Pemasaran benih atau bibit.

Dalam pelaksananaan proses produksi akan dikelola dan diorganiser sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya modal usaha. Dengan demikian, diperlukan perhitungan efisiensi dan efektifitas dalam setiap tahapan proses produksi, bertujuan untuk menghasilkan suatu produk (benih atau bibit) yang bermutu dengan biaya murah, sehingga harga jual produk persatuan memiliki nilai keekonomiannya.

Hubungan kegiatan usaha, jumlah tenaga kerja, dan biaya dalam produksi benih di lahan seluas 1 hektar (10.000 m2) diasumsikan sebagai berikut :

No Kegiatan Produksi Volume Biaya (Rp)

Jml satuan satuan Jml

I BAHAN

1 Kebutuhan Benih 25 kg 15,000 375,000

2 Pestisidan 1 paket 100,000 100,000

3 Pupuk (paket) 300 kg 2,000 600,000

4 Kantong plastik/Pengemas +Label 1100 buah 1,500 1,650,000

5 Penyusutan Alat 1 paket 1,500,000 1,500,000

-

II JASA DAN TENAGA KERJA -

1 Pengolahan tanah 50 HOK 70,000 3,500,000

2 Pembuatan draenasi/bedengan 20 HOK 70,000 1,400,000

3 Penanaman 40 HOK 70,000 2,800,000

4 Pengairan 5 HOK 50,000 250,000

5 Penyiangan/pembumbunan 30 HOK 50,000 1,500,000

6 Pemupukan 10 HOK 70,000 700,000

7 Pengendalian Hama 2 kali 6 HOK 70,000 420,000 8 Pengendalian Penyakit 2 kali 6 HOK 70,000 420,000

9 Perlakuan khusus 10 HOK 70,000 700,000

10 Panen 20 HOK 70,000 1,400,000

11 Pascapanen 12 HOK 70,000 840,000

12 Sertifikasi dan label (5kg/kemasan) 1000 kantong 5,000 5,000,000

(8)

7

13 Pemasaran 2 HOK 70,000 140,000

Keterangan : HOK (hari orang kerja) Total Biaya 23,295,000

III HASIL

1 Panen benih (berat bersih) 5000 kg -

2 Harga pokok produk (Rp/kg) 1 kg 4,659

3 Harga benih dipasaran 1 kg 15,000 -

4 Pendapatan usaha 75,000,000

5 Laba 51,705,000

C. Mengevaluasi kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman

Evaluasi kegiatan suatu usaha agribisnis dapat dilakukan mengikuti pendekatan aspek teknis produksi, aspek manajemen (sumberdaya), dan aspek finansial usaha. Namun demikian, yang umum dilakukan dalam usaha agribisnis hanya aspek finansial berupa Laba/rugi.

Untuk menilai kinerja atau performa suatu usaha, secara sedehana dapat dilakukan analisis perbandingan berbagai komponen biaya, pendapatan, dan keuntungan. Beberapa contoh analisis perbandingan tersebut, biasanya dinamakan ratio, adalah B/C rasio, R/C ratio, Break even point analysis (BEP), return on investment (ROI), return on assets

(ROA) dan sebagainya.

a. Analisis B/C ratio

B/C ratio (benefit/cost) merupakan perbandingan antara keuntungan yang didapatkan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Keuntungan merupakan selisih yang diperoleh dari pendapan (hasil penjualan) dikurangi biaya-biaya. Komponen biaya yang dijadikan pembanding biasanya adalah biaya produksi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang. B/C ratio ini biayasnya dilakukan untuk menilai kinerja keuangan dari suatu usaha pada tiap kali siklus produksi. Analisis ini menunjukkan seberapa besar suatu usaha menghasilkan keuntungan.

(9)

8 b. Analisis R/C ratio

Disamping B/C ratio, kinerja keuangan sejenis yang biasa dapat digunakan adalah R/C ratio(revenue/cost). Ratio ini mengambarkan kemampuan peneriamaan usaha. Suatu usaha dapat memiliki R/C ratio = 1 jika jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Usaha yang baiktentunya harus mendapatkan R/C ratio yang lebih besar dari 1, artinya usaha tersebut mendapatkan marjin posiitif (keuntungan).

c. Analis ROI

Selanjutnya, analisis ROI (return on investment) yaitu perbandingan antara keuntungan (return) dengan besarnya investasi yang telah dikeluarkan. Analisis ini menujukkan kemampuan usaha untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan oleh si pemilik usaha. Rasio ini bisanya dinyatakan dalam persen (%). Sedangkan analisis ROA (return on assets) adalah perbandingan antara keuntungan (return) dibandingkan dengan nilai asset usaha (aktiva). Ratio ini menggambarkan kemampuan usaha untuk membiayai pengadaan asset usaha.

d. Analisis BEP

Analisis titik impas, biasanya disebut sebagai analisis BEP (break even point). Titik impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan, tetapi tidak pula menderita kerugian. Nilai-nilai yang berada di bawah titik impas menunjukkan bahwa usaha mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap usaha harus mampu melebihi titik impasanya. Titik impas sendiri dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapat yang diharus diperoleh atau dalam jumlah unit barang yang harus dihasilkan agar suatu usaha tidak mengalami kerugian.

Kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari analisis B/C ratio, R/C ratio dan BEP umumnya dapat diterapkan dalam setiap siklus produksi, sedangkan analisis ROI dan ROA umumnya dilakukan untuk satu periode tahun anggaran.

(10)

9 Suatu contoh : hasil analisis usaha produksi benih diperoleh B/C ratio menunjukkan nilai 1,31 berarti bahwa manfaat yang diterima dalam satu musim tanam leih besar dari biaya yang dikeluarkan. Artinya usaha ini secara sederhana dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Untuk analisis R/C ratio atau besarnya perbandingan laba terhadap biaya produksi. Jika seluruh laba digunakan untuk membayar modal usaha benih, dalam analisis ini ditunjukkan dalam analisis ROI (return on investment) maka seluruh modal akan dapat dibayar dalam dua kali musim pembenihan.

Analisis titik impas yang menunjukkan titik dimana terjadi pulang modal, yaitu kondisi dimana usaha benih belum menunjukkan laba tetapi tidak merugi dapat dicapai pada tingkat produksi sebesar 86.533 kg benih dengan kondisi layak jual. Oleh karena itu jika produsen dapat menghasilkan benih lebih dari tingkat produksi tersebut maka produsen diharapkan dapat meraih keuntungan.

e. Internal Rate of Return (IRR); Pengukuran ini sering digunakan untuk menghitung

tingkat keuntungan suatu investasi. Prinsip perhitungan IRR sama dengan perhitungan net present value (NPV). Bedanya perhitungan IRR didapatkan dengan menetapkan kondisi NPV sama dengan nol, sehingga tingkat diskonto yang akan ditetapkan. Sebagai contoh : Apabila suku bunga bank 20% setiap tahun, suatu investasi bernilai X, diperoleh IRR 54%, maka investasi layak dilakukan karena Hasilnya adalah 54%>20%.

Mengapa IRR sering digunakan, padahal sudah ada NPV? Salah satunya, IRR lebih mudah digunakan sebagai parameter pembanding karena satuannya dalam tingkat keuntungan (%) pertahun. Selain mudah dibandingkan dengan alternatif investasi lain, IRR juga lebih mudah untuk dibandingkan dengan biaya bunga atau biaya dana lain (cost of capital) yang harus dibayar jika investasi tersebut sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh pinjaman dan/atau sumber pendanaan lainnya.

(11)

10

Referensi

Dokumen terkait

Sutanta (1996) mendefinisikan basis data sebagai suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media tanpa mengatap satu sama

Sepuluh prinsip tata pemerintahan yang baik berdasarkan kesepakatan Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia

Seperti halnya majazi dalam bab kata dan makna (ilmu logika), makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya,

SURVEY PHBS TATANAN &NT&TUS& TEMPAT

• Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil

Publikasi ilmiah merupakan karya yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk mempublikasikan karya-karya mahasiswa tentunya membutuhkan

Penulisan skripsi ini bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana keadaan masyarakat, persamaan dan perbedaan citra wanita pada zaman Feodalisme dan Renainsance

Transformasi tema pada rancangan objek Orthopaedic dan Traumatology Center di Manado ini bertujuan untuk mewujudkan bangunan pusat sarana rujukan pelayanan kesehatan khusus,