ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA KELUARGA TN.B KHUSUSNYA TN.B DENGAN STROKE
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh: Yuyun Tity Wahyuni
A01301842
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA KELUARGA TN.B KHUSUSNYA TN.B DENGAN STROKE
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG Diajukan Untuk memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh: Yuyun Tity Wahyuni
A01301842
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
iv Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016
Yuyun Tity Wahyuni1, Rina Saraswati2, M. Kep. Ns ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA KELUARGA TN.B KHUSUSNYA TN.B DENGAN STROKE
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Latar belakang: stroke adalah cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Pada klien stroke masalah yang muncul hambatan mobilitas fisik dan untuk menangani masalah tersebut dilakukan ROM (Range Of Motion) untuk meningkatkan fleksibilitas pada sendi.
Tujuan penulisan: untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan pemenuhan mobilisasi.
Asuhan keperawatan: saat dikaji pada tanggal 09 Juni 2016 pukul 11.00 WIB didapatkan data TD: 150/100 mmHg, N: 100x/ menit, RR: 22x/ menit, S: 36,80C, rentan gerak sangat terbatas kekuatan otot atas 3/2, kekuatan otot bawah 2/2, diagnosa yang muncul adalah hambatan mobilitas fisik. Intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah mengukur TTV, mengkaji kekuatan otot, mendemonstrasikan ROM.
Hasil: Hasil evaluasi hari ketiga didapatkan keluarga dapat melakukan ROM, kekuatan otot atas 3/2, kekuatan otot bawah 2/2, diagnosa teratasi sebagian dan untuk rencana tindak lanjut yaitu kolaborasi dengan fisioterapi dan lakukan ROM minimal dua kali sehari.
Kesimpulan: bahwa ROM dapat membantu klien stroke dalam meningkatkan kekuatan otot dan sendi.
v DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH GOMBONG SCHOOL OF HEALTH SCIENCE Nursing care report, August 2016
Yuyun Tity Wahyuni1, Rina Saraswati2, M. Kep. Ns
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING MOBILIZATION NEED TO THE FAMILY OF Mr. B SPECIALLY ON Mr.B WITH STROKE
IN WONOKRIYO VILLAGE, GOMBONG
Background : stroke is a brain injury related to obstruction of brain blood flow. Stroke is a condition which a client has a problem of physical mobility. ROM (Range Of Motion) is done to handle such problem to increase flexibility of the joints.
Objective: to provide an nursing care overview of fulfilling mobilization need to the family of Mr. B in Wonokriyo Village, Gombong
Discussions: assessment has been held on Thursday June 09th, 2015 at 11.00 pm. blood pressure : 150/100 mmHg, pulse : 100 x/m, respiration rate : 22 x /m, temperature : 36,8oC, susceptible motion wa very limited, upper extremities muscle strength 3/2, lower extremities muscle strength 2/2, the main nursing diagnosis was impaired physical mobility. Intervention and implementation were measuring vital signs, assessing muscle strength, demonstrating ROM.
Results: The evaluation done on the third day showed that the family could do ROM, upper extremities muscle strength 3/2, lower extremities muscle strength 2/2. The problem was partially resolved would be followed up by physiotherapist to do ROM at least twice a day.
Conclusion: the ROM may help stroke clients to improve muscle and joint strength.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Bissmillahirrokhmannirrohim
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi pada Keluarga Tn.B Khususnya Tn.B dengan Stroke di Desa Wonokriyo Kecamatan Gombong”.
Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk memaparkan hasil ujian akhir dalam tahap akhir jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Pada proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi pada Keluarga Tn.B Khususnya Tn.B dengan Stroke di Desa Wonokriyo Kecamatan Gombong” penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus – tulusnya kepada:
1. M. Madkhan Anis, S. Kep. Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan keperawatan.
2. Sawiji, S. Kep. Ns, M. Sc selaku Ketua Prodi DIII keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah mendidik penulis.
vii
4. Segenap staf karyawan puskesmas Gombong II yang sudah memberikan arahan dan data yang penulis butuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah. 5. Segenap dosen dan staf karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong
yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
6. Keluarga Tn.B sebagai klien yang diberikan asuhan keperawatan dan perannya dalam penyelesaian karya tulis ini.
7. Kedua orang tuaku bapak Guswanto dan ibu Susmiati yang telah membesarkanku sampai sekarang, yang sudah bekerja keras untuk menghidupi dan menyekolahkanku sampai sekarang ini, perjuanganku sampai sekarang tak lepas dari cinta dan kasih sayangnya, doa dan dukungan dari mereka.
8. Adikku Yayan Wahyu Kusuma dan seluruh keluargaku yang telah memberikan motivasi, dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan serta untuk meraih cita – cita.
9. Teguh Purnomo yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan memberikan masukan yang sangat berharga serta membatu dan menemani penulis untuk menyelesaikan Penulisan Karya tulis ini.
10.Dwi Iswanti, Yuliana Sari, Sigit Priyadi, Woro Aisyah, Tri Utami, Wahyudi Candra dan Triyanto yang selama ini telah memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
11.Teman sekelompok (Dwi, Yuli, Sofiani, Yusuf, Yudi, Karima) yang telah memberikan saran dan bantuannya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dari segala bentuk dan isi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat untuk membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah dimasa yang akan mendatang. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi asuhan keperawatan selanjutnya. Aamiin
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Gombong, Agustus 2016
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Tujuan Penulisan ... 4
C. Manfaat Penulisan ... 4
BAB II KONSEP DASAR ... 5
A.Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi ... 5
B.Proses Managemen Mobilisasi ... 5
1. Definisi ... 5
2. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi ... 6
3. Tujuan Mobilisasi ... 7
4. Macam – Macam Mobilisasi ... 8
C.Konsep Dasar Stroke ... 8
D. Latihan Gerak Sendi ... 12
x
A. Pengkajian ... 17
B. Analisa Data ... 19
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ... 20
BAB IV PEMBAHASAN ... 24
A. Asuhan Keperawatan ... 24
1. Hambatan Mobilitas Fisik ... 24
2. Defisiensi Pengetahuan ... 27
B. Analisa Tindakan Inovasi Keperawatan ... 30
BAB V PENUTUP ... 32
A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke adalah cidera otak yang berkaitan dengan obtruksi aliran darah otak. Kerusakan otak setelah Stroke biasanya memuncak 24 sampai 72 jam setelah kematian sel neuron (Corwin, 2009). Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf lokal atau global yang munculnya secara mendadak, progesif dan cepat. Gangguan fungsi saraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (RISKESDAS, 2013). Berdasarkan American Stroke Association (2014) pada tahun 2010, prevalensi stroke diseluruh dunia adalah 33 juta orang, dengan 16,9 juta orang mengalami stroke untuk yang pertama kali. Stroke adalah penyebab global kedua kematian setelah penyakit jantung, 11,13% dari kematian diseluruh dunia. Stroke adalah penyebab kematian nomor lima di Amerika Serikat dan membunuh hampir 129.00 orang per tahun. Selama 10 tahun terakhir, angka kematian stroke 35% dan jumlah kematian akibat stroke telah turun menjadi 21%.
Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar tujuh per mil berdasarkan diagnosis kesehatan dan gejala sebesar 12.1 per mil. Prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau
gejala meningkat seiring dengan bertambahnya usia, tertinggi pada umur ≥ 75
tahun (43,1% dan 67,0%). Prevalensi stroke yang terdiagnosis tenaga kesehatan maupun berdasarkan diagnosis gejala sama tinggi pada laki – laki dan perempuan (RIKESDAS, 2013).
2
nomor enam dari penyakit tidak menular terdapat 137 kasus stroke (DINKES Kabupaten Kebumen, 2015).
3
Latihan ROM merupakan suatu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien yang mendapatkan perawatan dirumah sehingga menurunkan tingkat ketergantungan pasien dalam keluarga (Rahayu, 2015).
Pada penelitian tentang keefektifan ROM terhadap kekuatan otot ekstermitas pada pasien stroke yang dilakukan oleh Maimurahman dan Fitria (2012) menyatakan bahwa terdapat perbedaan / peningkatan derajat kekuatan otot pasien sebelum dan sesudah terapi ROM dengan nilai p= 0,003 < 0,005. Terapi ROM dinyatakan efektif dalam meningkatkan kekuatan otok ekstermitas pada penderita stroke.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ariyanti, Ismonah dan Hendrajaya (2013) di RSUD Tugurejo Semarang, menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kekuatan otot ekstermitas sebelum dan sesudah pemberian tindakan ROM pada pasien stroke non hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang ROM efektif terhadap kekuatan otot ekstermitas pada pasien stroke non hemoragik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Murtaqib (2013) di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember menyatakan latihan ROM pasif dan aktif berpengaruh terhadap peningkatan rentang gerak sendi siku dan ROM pasif terjadi peningkatan gerak sendi baik secara fleksi maupun ekstensi dibanding ROM aktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai peningkatan ROM pasif lebih tinggi dibandingkan ROM aktif.
4
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah diantaranya adalah: 1. Tujuan umum
Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan pada keluarga Tn.B dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi di desa Wonokriyo kecamatan Gombong.
2. Tujuan khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian keluarga pada keluarga Tn.B dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
b. Memaparkan hasil analisa data dan diagnosa keperawatan keluarga pada keluarga Tn.B dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
c. Memaparkan hasil rencana keperawatan keluarga pada keluarga Tn.B dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada keluarga Tn.B dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada keluarga Tn.B dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
C. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi mahasiswa
Menjadi informasi dalam memperoleh pengetahuan dan pengembangan praktik keperawatan keluarga khususnya dalam pemenuhan mobilisasi pada penderita stroke.
2. Bagi institusi
Menjadi bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan mobilisasi pada klien sroke dalam keperawatan keluarga. 3. Bagi puskesmas
Mengoptimalkan peran perawat komunitas dengan melakukan kunjungan keluarga dengan gangguan mobilitas dan mengajarkan ROM. 4. Bagi keluarga
35
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, D., Ismonah & Hendrajaya. (2013). Aktivitas Active Asistive Range Of Motion Terhadap Kekuatan Otot Ekstermitas Pada Pasien Stroke Non Hemoragik.
Aru, S., dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilis 1,2,3 (4nd ed). Jakarta: Internal Publising.
Choi, J. H., dkk. (2016). The Effects Of Tapping, Stretching, And Join Exercise On Hip Joint Flexibility And Range Of Motion. Jurnal Of Physical Therapy Science, 28, 1665 – 1668.
Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi (Rev.3nd ed). Jakarta : EGC. Dinkes Jateng. (2015). Buku Saku Kesehatan Tahun 2015. Jawa Tengah. Dinkes Kebumen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Kebumen. Dochterman, J.M., Bulechek, G.M. (2008). Nursing Interventions Classification
(NIC) (5nd ed). Printed in the United States of America: Mosby Elsevier Fajriyah, N.N. (2014). Gambaran Pengetahuan Pasien Stroke Tentang ROM.
Jurnal Kesehatan, Volume VI nomor 1.
Herdman, T.H., Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017 (10th ed). Keliat, B., Windarwati, H., Pawirowiyono, A., Subu, M. (2015) (alih bahasa). Jakarta : EGC
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A.A., Uliyah, M. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Buku Saku Praktikum. Jakarta : EGC.
Maimurahman, H., Fitria, C.N. (2012). Keefektifan ROM terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke.
Mawarti, H., Farid. (2012). Pengaruh latihan ROM ( Range Of Motion) Pasif Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke dengan Hemiparase.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) (5nd ed). Printed in the United States of America: Mosby Elsevier
Mozaffarian, dkk. (2014). Heart Disease And Stroke Statistics 2015 Update: A Report From The American Heart Association.
Mubarak, W. I., Nurul, C. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
36
Murtaqib. (2013). Perbedaan Latihan ROM Pasif Dan Aktif Selama 1 – 2 Minggu Terhadap Peningkatan Rentan Gerak Sendi Pada Penderita Stroke Di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal Keperawatan Soedirman, Volume 8 nomor 1.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Muwarni, A. (2009). Keterampilan Praktek dan Klinik Keperawatan. Jogjakarta: Firmaya.
Nurarif, A.H., Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta: Med Action Publishing.
Saryono & Ridlwan K. (2008). Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Pada Pasien di Ruang Bedah. Jakarta : Rekatama.
Sigalingging, G. (2013). Buku Panduan Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Sukmaningrum, F., Kristiyawati, S.P., Solechan, A. (2012). Efektifitas Range Of Motion (ROM) Aktif-Asistiv: Spherical Grip Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstermitas Atas Pada Pasien Stroke Di RSUD Tugurejo Semarang.
Suratun, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Rahayu, K. (2015). Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke di RSUD Gambiran. Jurnal Keperawatan, Volume 6 nomor 3, 102 – 103.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian Dan Perkembangan Kesehatan RI tahun 2013.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik (Edisi 4 Volume 2). Jakarta: ECG.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
ROM ( RANGE OF MOTION )
Disusun oleh :
Yuyun Tity Wahyuni (A01301842)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Pokok Bahasan : ROM
Sub Pokok Bahasan : Memberi pengetahuan tentang cara ROM. Hari/Tanggal : jum’at 10 juni 2016
Waktu : Pukul 13.15 – 13.45 WIB Penyuluh : Yuyun Tity Wahyuni Tempat : Kediaman keluarga Tn.B A.Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.B,anggota keluarga mampu melakukan ROM dengan benar
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit Ny.S dan keluarganya mampu untuk:
a. Mengetahui tujuan ROM
b. Mengetahui cara – cara dan gerakan ROM c. Melakukan ROM dengan benar
B.Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan adalah kepada seluruh anggota keluarga Tn.B C.Strategi Pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari jum’at 10 juni 2106 pada pukul 13.15 – 13.45 WIB.
Metode 1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab 3. Demonstrasi
D.Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
Proses Menjelaskan tentang pengertian ROM, tujuan ROM dan gerakan ROM
Mendemonstrasikan ROM
Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan dengan dibantu
Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan sendiri
Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Menjelaskan kembali hal – hal yang belum dimengerti
Menanyakan kembali hal hal yang didiskusikan bersama
Memberikan reinforcemeant positif atas jawaban keluarga yang benar
20 menit
Penutup Memberikan evaluasi berupa pertanyaan pada keluarga dan pasien
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
5 Menit
E.Media 1. Alat Tulis 2. Lembar balik 3. Leaflet 4. Buli buli F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) Membuat pre planning, lembar balik dan leaflet satu hari sebelumnya b) Kontak waktu, tempat dan topic dengan keluarga
d) Waktu pelaksanaan penkes 10 Juni 2016 2. Proses
a) Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa sesuai kontrak yang disepakati.
b) Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. c) Keluarga aktif bertanya terhadap apa yang belum diketahui d) Diskusi berjalan dengan lancar
3. Hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian ROM, tujuan ROM, cara ROM dan gerakan ROM
Lampiran
ROM A. Pengertian
Latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan persendian klien sesuai dengan rentang geraknya
B. Tujuan
1. Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot 2. Memelihara motilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah 4. Mencegah kelainan bentuk C. Indikasi
1. Stroke / penurunan tingkat kesadaran 2. Kelemahan otot
3. Rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring D. Cara melakukan ROM
1. Pergerakan bahu
a. Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar bahu, putar ke luar dan ke dalam
b. Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu kembali ke posisi awal
c. Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan, hingga menjangkau tangan yang lain
2. Pergerakan siku
a. Buat sudut 90 0 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke bawah dengan membuat gerakan setengah lingkaran
b. Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu 3. Pergerakan tangan
a. Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar pergelangan tangan
4. Pergerakan jari tangan
a. Putar jari tangan satu persatu
b. Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari – jari yang lain.
5. Pergerakan kaki
a. Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 30 o lalu putar
b. Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90 o
c. Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan menjauh
d. Putar kaki ke dalam dan ke luar
e. Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam f. Jari kaki di tekuk – tekuk lalu di putar
6. Pergerakan Leher
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
DEKUBITUS
Disusun oleh :
Yuyun Tity Wahyuni (A01301842)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Pokok Bahasan : dekubitus
Sub Pokok Bahasan : Memberi pengetahuan tentang dekubitus. Hari/Tanggal : sabtu 11 juni 2016
Waktu : Pukul 15.00 – 15.00 WIB Penyuluh : Yuyun Tity Wahyuni Tempat : Kediaman keluarga Tn.B A.Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.B,anggota keluarga mampu melakukan alih baring tap 2 jam
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit Ny.S dan keluarganya mampu untuk:
a. Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, factor resiko, pengobatan dan pencegahan dekubitus
b. Melakukan alih baring tiap dua jam B.Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan adalah kepada seluruh anggota keluarga Tn.B C.Strategi Pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari sabtu 11 juni 2106 pada pukul 15.00 – 15.30WIB.
Metode 1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab 3. Demonstrasi
D.Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu
Proses Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, factor resiko, pemgobatan dan pencegahan dekubitus Mendemonstrasikan alih baring tiap 2 jam Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan dengan dibantu
Membeti kesempatan keluarga untuk mempraktekan sendiri
Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
Menjelaskan kembali hal – hal yang belum dimengerti
Menanyakan kembali hal hal yang didiskusikan bersama
Memberikan reinforcemeant positif atas jawaban keluarga yang benar
20 menit
Penutup Memberikan evaluasi berupa pertanyaan pada keluarga dan pasien
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
5 Menit
E.Media 1. Alat Tulis 2. Lembar balik 3. Leaflet
F. Kriteria Evaluasi 1. Struktur
a) Membuat pre planning, lembar balik dan leaflet satu hari sebelumnya b) Kontak waktu, tempat dan topic dengan keluarga
d) Waktu pelaksanaan penkes 11 Juni 2016 2. Proses
a) Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa sesuai kontrak yang disepakati.
b) Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. c) Keluarga aktif bertanya terhadap apa yang belum diketahui d) Diskusi berjalan dengan lancar
3. Hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda gejala, factor resiko, pemgobatan dan pencegahan dekubitus
Lampiran
DEKUBITUS A. Pengertian
Ulkus Dekubitus (Luka akibat penekanan, Ulkus kulit, Bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.
B. Penyebab
Faktor intrinsik: penuaan (regenerasi sel lemah), Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight, Anemia, Hipoalbuminemia, Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan hidrasi/cairan tubuh.
Faktor Ekstrinsik:Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, Duduk yang buruk, Posisi yang tidak tepat, Perubahan posisi yang kurang.
C. Tanda dan gejala 1. Stadium Satu
Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila
lebih hangat) perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak), perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Stadium Dua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.
3. Stadium Tiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau
nekrosis dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium Empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.
D. Factor risiko
1. Mobilitas dan aktivitas 2. Penurunan sensori persepsi 3. Kelembapan
4. Tenaga yang merobek (shear) 5. Pergesekan ( friction)
6. Nutrisi 7. Usia
8. Tekanan arteriolar yang rendah 9. Stress emosional
10. Merokok
E. Pengobatan
Mengobati ulkus dekubitus lebih sulit daripada mencegahnya. Pada stadium awal, ulkus biasanya membaik dengan sendirinya setelah tekanan dihilangkan. Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi protein dan kalori tambahan bisa mempercepat penyembuhan.
Jika kulit terluka sebaiknya ditutup dengan perban. Agar tidak melekat pada luka, gunakan perban yang dilapisi teflon atau mengandung jeli minyak. Untuk ulkus yang lebih dalam, digunakan perban yang mengandung bahan yang menyerupai gelatin, yang bisa membantu pertumbuhan kulit yang baru. Jika luka mengalami infeksi atau mengeluarkan nanah, sebaiknya dibersihkan dengan sabun atau gunakan cairan desinfektan (misalnya povidon-iodin).
Kadang dokter membuang bagian kulit yang mati dengan bantuan pisau bedah (debridemen). Ulkus yang dalam sulit untuk diobati. Kadang perlu dilakukan pencangkokan kulit sehat pada daerah yang mengalami kerusakan. Tetapi pencangkokan ini tidak selalu dapat dilakukan, terutama pda usia lanjut yang menderita malnutrisi.
Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Jika tulang dibawahnya terinfeksi (osteomielitis) diberikan antibiotik jangkan panjang karena osteomielitis sulit disembuhkan dan bisa menyebar melalui aliran darah. F. Pencegahan
Ulkus dekubitus menyebabkan nyeri dan bisa berakibat fatal. Ulkus juga menyebabkan masa perawatan di rumah sakit menjadi lebih panjang dan menghabiskan biaya lebih banyak.
Untuk mencegah terbentuknya ulkus bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1. Merubah posisi pasien yang tidak dapat bergerak sendiri, minimal setiap 2 jam sekali untuk mengurangi tekanan
2. Melindungi bagian tubuh yang tulangnya menonjol dengan bahan-bahan yang lembut (misalnya bantal, bantalan busa)
3. Mengkonsumsi makanan sehat dengan zat gizi yang seimbang
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.B
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh:
YUYUN TITY WAHYUNI NIM. A01301842
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
Pertemuan ke 1 Tanggal: 09 juni 2016
1. LATAR BELAKANG
A. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Keluarga adalah unit rekecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang bekumpul disuatu tempat tinggal dibawah satu atap dan saling bergantung.
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana.
Proses keperawatan adalah metode ilmiyah yang didunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga.
Berdasarkan data diatas sebelum kita menentukan masalah dari suatu keluarga maka harus dilakukan pengkajian keluarga secara menyeluruh.
B. Masalah Keperawatan Belum diketahui.
2. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa
Belum diketahui.
B. Tujuan Umum
Tujuan dilakukan proses pengkajian adalah untuk dapat menghasilkan data yang dijadikan sebagai landasan perumusan diagnosa keperawatan.
C. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukan pengkajian antara lain:
c. Dapat mengkaji data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping, harapan keluarga seta pemeriksaan fisik.
3. RANCANGAN KEGIATAN
A. Metode
Metode yang digunakan dalam proses pengkajian yang dilakukan adalah:
a. Wawancara
B. Media dan Alat
Media dan Alat yang digunakan dalam pengkajian keluarga yang dilakukan antara lain:
a. Alat Tulis
b. Form Pengkajian Keluarga c. Tensimeter
d. Stetoskop
C. Waktu dan Tempat
Proses pengkajian keluarga dilakukan pada: Hari/ Tanggal : kamis, 09 juni 2016
Waktu : Pukul 11.00WIB Tempat : Rumah Tn.B
D. Setting Tempat
Keterangan: A : Pengkaji B : Keluarga C : Keluarga
A
E. Susunan Acara
No. Acara Kegiatan
1. Pembukaan (5 Menit)
a. Memberi salam
b. Orientasi dan Validasi perasaan c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu 2. Pelaksanaan
(110 menit)
a. Menanyakan tentang data umum keluarga b. Menanyakan tentang riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
c. Menanyakan tentang lingkungan d. Menanyakan tentang struktur keluarga e. Menanyakan tentang fungsi keluarga f. Menanyakan tentang stress dan koping g. Menanyakan tentang harapan keluarga h. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Penutup (5 menit)
a. Memvalidasi data yang telah didapat b. Validasi perasaan
c. Kontrak pertemuan selanjutnya d. Berpamitan mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi a. Struktur
a) Mempersiapkan daftar pertanyaan satu hari melakukan pengkajian keluarga.
b) Membuat Pre Planning satu hari sebelum pengkajian. c) Mempersiapkan Form Pengkajian Keluarga.
d) Mempersiapkan alat tulis b. Proses
c) Dapat terjalin BHSP yang baik anggota keluarga dapat terbuka.
c. Hasil
a) Dapat mengkaji data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan serta struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik.
b) Keluarga dapat bercerita dan terbuka.
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA
TN. B TENTANG ROM
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh:
YUYUN TITY WAHYUNI NIM. A01301842
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
Pertemuan ke 2 Tanggal: 10 Juni 2016
1. LATAR BELAKANG
A. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Stroke merupakan gangguan neurologic yang terjadi akibat bergentinya aliran darah melalui suplai arteri otak yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah. Stroke merupakan penyakit mematikan ketiga di amerika serikat .
Berdasarkan hasil pengkajian awal yang telah dilakukan dengan wawancara,observasi dan pemeriksaan fisik pada tanggal 9 Juni 2016 didapatkan bahwa Tn.B menderita strok selama setahun dan sudah tirah baring selama 5 bulan, semua anggota gerak kaku, gerakan sangat terbatas dan tidak dapat bicara. Ny.S mengatakan belum tahu cara merawat orang struk seperti apa? Ny. S jarang menggerakan anggota gerak Tn.B. Ny.S mengatakan sudah sedikit tahu tentang apa itu penyakit stroke.
Dengan adanya masalah tersebut maka perlu dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang ROM seperti pengertian, tujuan dan cara melakukan ROM.
B. Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik
2. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa
Hambatan Mobilitas Fisik B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali pertemuan pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B diharapkan dapat menggerakan tangan. C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit pada keluarga Tn.T, keluarga dapat:
d. Mempraktekan ROM
3. RANCANGAN KEGIATAN
A. Metode
Metode yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah:
a. Diskusi b. Tanya jawab c. Demonstrasi B. Media dan Alat
Media dan Alat yang digunakan dalam pendidikan kesehatan yang dilakukan antara lain:
a. Alat Tulis b. Lembar balik c. Leaflet d. Buli buli C. Waktu dan Tempat
Proses pendidikan kesehatan dilakukan pada: Hari/ Tanggal : Jum’at, 10 Juni 2016
Waktu : Pukul 13.15 WIB Tempat : Rumah Tn.B D. Setting Tempat
Keterangan: A : Pengkaji B : Keluarga C : Keluarga E. Susunan Acara
No. Acara Kegiatan
1. Pembukaan (5 Menit)
a. Menyampaikan salam
b. Validasi keadaan keluarga saat ini c. Mengulangi kontrak yang telah
disepakati
A
d. Menyampaikan maksud dan tujuan e. Kontrak waktu pelaksanaan
2. Pelaksanaan (20 menit)
a. Menjelaskan tentang pengertian ROM, tujuan ROM dan gerakan ROM
b. Mendemonstrasikan ROM
c. Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan dengan dibantu
d. Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan sendiri
e. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
f. Menjelaskan kembali hal – hal yang belum dimengerti
g. Menanyakan kembali hal hal yang didiskusikan bersama
h. Memberikan reinforcemeant positif atas jawaban keluarga yang benar
3. Penutup (5 menit)
a. Memvalidasi data yang telah didapat b. Validasi perasaan
c. Kontrak pertemuan selanjutnya d. Berpamitan mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi a. Struktur
1) Membuat pre planning, lembar balik dan leaflet satu hari sebelumnya
2) Kontak waktu, tempat dan topic dengan keluarga 3) Setting tempat
b. Proses
1) Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa sesuai kontrak yang disepakati.
2) Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. 3) Keluarga aktif bertanya terhadap apa yang belum diketahui 4) Diskusi berjalan dengan lancar
c. Hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian ROM, tujuan ROM, cara ROM dan gerakan ROM
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA
TN. B TENTANG DEKUBITUS
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Disusun Oleh:
YUYUN TITY WAHYUNI NIM. A01301842
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
Pertemuan ke 3 Tanggal: 11 Juni 2016
1. LATAR BELAKANG
A. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Dekubitus adalah luka yang disebabkan Karen adanya tekanan tubuh yang lama dan biasa disebut juga denga bedrest.
Berdasarkan hasil pengkajian awal yang telah dilakukan dengan wawancara,observasi dan pemeriksaan fisik pada tanggal 9 Juni 2016 didapatkan bahwa Ny.S belum tahu akibat orang yang selalu berbaring lama dan Tn.B sendi – sendinya juga kaku karena jarang digerakan.Ny.S mengatakan bahwa Tn.B pernah terdapat luka di punggungnya dan keluarga belum mengetahui bahwa itu luka apa dan disebabkan kenapa.
Dengan adanya masalah tersebut maka perlu dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang dekubitus dan alih daring tiap 2 jam
B. Masalah Keperawatan Defisiensi pengetahuan
2. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa
Defisiensi pengetahuan B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali pertemuan pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B diharapkan tidak dekubitus
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit pada keluarga Tn.T, keluarga dapat menyebutkan:
a. Pengertian dekubitus b. Penyebab dekubitus
3. RANCANGAN KEGIATAN A. Metode
Metode yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah:
a. Diskusi b. Tanya jawab c. Demonstrasi B. Media dan Alat
Media dan Alat yang digunakan dalam pendidikan kesehatan yang dilakukan antara lain:
a. Alat Tulis b. Lembar balik c. Leaflet C. Waktu dan Tempat
Proses pendidikan kesehatan dilakukan pada: Hari/ Tanggal : Jum’at, 11 Juni 2016
Waktu : Pukul 15.00 WIB Tempat : Rumah Tn.B D. Setting Tempat
Keterangan: A : Pengkaji B : Keluarga C : Keluarga E. Susunan Acara
No. Acara Kegiatan
1. Pembukaan (5 Menit)
a. Menyampaikan salam
b. Validasi keadaan keluarga saat ini c. Mengulangi kontrak yang telah
disepakati
d. Menyampaikan maksud dan tujuan e. Kontrak waktu pelaksanaan
A
B
2. Pelaksanaan (20 menit)
a. Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, factor resiko, pemgobatan dan pencegahan dekubitus b. Mendemonstrasikan alih baring tiap 2
jam
c. Memberi kesempatan keluarga untuk mempraktekan dengan dibantu
d. Membeti kesempatan keluarga untuk mempraktekan sendiri
e. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
f. Menjelaskan kembali hal – hal yang belum dimengerti
g. Menanyakan kembali hal hal yang didiskusikan bersama
h. Memberikan reinforcemeant positif atas jawaban keluarga yang benar
3. Penutup (5 menit)
a. Memvalidasi data yang telah didapat b. Validasi perasaan
c. Kontrak pertemuan selanjutnya d. Berpamitan mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi a. Struktur
1) Membuat pre planning, lembar balik dan leaflet satu hari sebelumnya
2) Kontak waktu, tempat dan topic dengan keluarga 3) Setting tempat
b. Proses
1) Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa sesuai kontrak yang disepakati.
2) Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. 3) Keluarga aktif bertanya terhadap apa yang belum diketahui 4) Diskusi berjalan dengan lancar
c. Hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda gejala, factor resiko, pemgobatan dan pencegahan dekubitus
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.B
DI DESA WONOKRIYO KECAMATAN GOMBONG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Program DIII Keperawatan
Disusun oleh :
Yuyun Tity Wahyuni (A01301842)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PENGKAJIAN A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn.B
2. Alamat : Wonokriyo 05/03 Gombong 3. Telepon : 087837566448
4. Pekerjaan KK : tidak bekerja 5. Pendidikan KK : STM
6. Komposisi Keluarga : No Nama JK Hub
KK
Umur (tahun)
Pendidikan Pekerjaan
1 Tn.B L Suami 61 STM Tidak bekerja 2 Ny.S P Istri 59 SD IRT
3 Ny.Sr P Anak 42 SMA Buruh 4 Ny.D P Anak 38 SMA Buruh 5 Nn.C P Anak 26 SMA Buruh 6 Sdr.I L Anak 23 STM Blm bekerja 7 Nn.L P Cucu 15 SMP Pelajar 8 An.P P Cucu 12 SD Pelajar 9 An.M P Cucu 5 - Pelajar
Genogram :
X X X X
X X
KETERANGAN LAKI LAKI PEREMPUAN
LAKI LAKI MENINGGAL PEREMPUAN MENINGAL TINGGAL SERUMAH X
7. Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Tn.B adalah keluarga besar. Tn.B tinggal bersama istri, anak dan cucu.
8. Suku :
Semua anggota keluarga Tn.B berasal dari suku jawa dan berbangsa Indonesia.
9. Agama :
Semua anggota keluarga Tn.B beragama islam dan tidak menganut kepercayaan lain.
10.Status Sosek Keluarga :
Penghasilan keluarga Tn.B berasal dari anak dan saudara Tn.B. untuk pendapatan perbulan ± 500.000 kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Ny.S mengatakan tidak mempunyai tabungan. Ny.S mengatakan kadang jika sudah tidak mempunyai uang Ny.S meminta pinjaman pada tetangga.
11.Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Ny.S mengatakan aktivitas rekreasi tiap hari menonton televise, kadang Ny.S bersama anak dan cucunya jalan – jalan ke pantai.Ny.S juga biasa.y jalan jalan ke Jogja untuk bersilaturahmi ke keluarga Tn.B.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ny.S mengatakan mempunyai 5 orang anak dan anak pertama sekarang sudah dewasa dan sudah menikah serta mempunyai anak. Adapun tugas perkembangan keluarga saat ini adalah
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Tugas perkembangan keluarga Tn.B yang belum terpenuhi yaitu mengenai mempertahankan keintiman pasangan. Ny.S mengatakan anak pertama dan anak kedua gagal dalam pernikahannya.
3. Riwayat keluarga inti
Ny.s mengatakan Tn.B mengalami stroke sudah 1 tahun dan sudah tirah baring selama 5 bulan.
Ny.S mengatakan dirinya menderita diabetes sudah ±15 tahun dan diabetesnya terkontrol dengan obat sampai sekarang.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny.S mengatakan Tn.B mempunyai riwayat hipertensi dan ibu dari Tn.B.adiknya Tn.B juga menpunyai riwayat stroke dan sudah meninggal. Ny.S mengatakan ibunya mempunyai riwayat diabetes dan sudah meninggal.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Ny.S mengatakan rumah yang ditempati adalah rumah milik pribadi. Tipe rumah permanen, luas rumah 8mx4m. lantai plester dan keramik, atap rumah genting dan tidak terdapat genting kaca. Rumah terdiri dari dua kamar, satu dapur, satu ruang tengah dan satu kamar mandi. Ruang tengah digunakan untuk menonton TV, ruang tamu dan untuk malam hari kadang digunakan untuk tidur. Ventilasi rumah berupa jendela dan dibuka tiap hari. Pencahayaan cukup, pada siang hari mengandalkan sinar matahari dan bila malam hari menggunakan lampu listrik. Kamar mandi dan WC jadi satu ruang. Jarak spitank dan sumur ± 5 meter. Kondisi air jernih dan tidak berbau, kondisi lingkungan bersih.
2. Denah rumah
U
B T
S KMR
1
R. TEN GAH
KMR 2
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tempat tinggal keluarga Tn.B terletak dipedesaan jarak antar rumah berdekatan. Pekerjaan tetangga Tn.B juga beragam. Tingat pendidikanpun beragam dari yang tidak sekolah sampai yang sarjana. Di lingkungan Tn.B mempunyai aturan sendiri yang disepakati oleh warganya. Di lingkungan Tn.B ada kegiatan social maupun keagamaan.
4. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sudah lama tinggal dirumah tersebut karena rumah tersebut tinggalan dari orang tua dan belum pernah pindah. Transportasi sehari
– hari menggunakan motor.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.S mengatakan berkumpul dengan keluarganya pada malam hari dengan menonton televisi bersama. Ny.S mengatakan hubungan dengan tetangganya berjalan baik, waktu berkumpul pada siang hari, Ny.S mengikuti perkumpulan seperti arisan, PKK dan kader.
6. System pendukung keluarga
Ny.S mengatakan jika ada masalah diselesaikan secara bersama – sama. Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Ny.S mengatakan semua anggota keluarga mempunyai JAMKESMAS.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny.S mengatakan apabila ada masalah diselesaikan secara bersama – sama dan pengambilan keputusan terakhir oleh Ny.S setelah Tn.B terkena stroke.
3. Struktur peran a. Tn.B
Peran formal : sebagai suami dan kepala keluarga
Peran informal : sebagai seseorang yang dihormati dan ditaati.
b. Ny.S
Peran formal : sebagai istri dan ibu dari anaknya
Peran informal : sebagai ibu yang disayangi anak – anaknya, sebagai pendidik, pelindung, pengambil keputusan, pencari nafkah. c. Ny.Sr
Peran formal : sebagai anak, kakak dari adeknya dan ibu dari anaknya
Peran informal : sebagai anak membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua.sebagai seorang kakak menyayangi dan melindungi adiknya. sebagai ibu yang disayangi anak –anaknya, sebagai pendidik, pelindung, pengambil keputusan, pencari nafkah.
d. Ny.D
Peran formal : sebagai anak, kakak dari adeknya dan ibu dari anaknya
sebagai ibu yang disayangi anak –anaknya, sebagai pendidik, pelindung, pengambil keputusan, pencari nafkah.
e. Nn.C
Peran formal : sebagai anak, kakak dan adik
Peran informal : sebagai anak membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua. sebagai seorang kakak menyayangi dan melindungi adiknya. sebagai seorang adik menghormati dan menyayangi kakaknya.
f. Sdr.I
Peran formal : sebagai seorang anak dan adik
Peran informal : sebagai anak membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua. sebagai seorang adik menghormati dan menyayangi kakaknya. g. Nn.L
Peran formal : sebagai anak dan cucu
Peran informal : sebagai anak dan cucu membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua. Sebagai pelajar juga belajar. h. An.P
Peran formal : sebagai anak dan cucu
Peran informal : sebagai anak membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua. Sebagai pelajar juaga belajar. i. An.M
Peran informal : sebagai anak membatu orang tua, menyayangi, menghormati dan menaati orang tua. Sebagai pelajar juga belajar. 4. Nilai dan norma budaya
Ny.S mengatakan anak dan cucunya diajarkan sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan menyayangi yang muda.
Ny.S juga mengajarkan anak dan cucunya sholat lima waktu. E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ny.S mengatakan sangat menghormati dan menyayangi suaminya, menyayangi anak – anaknya dan anak anaknya menghormati dan menyayangi orang tuanya.
2. Fungsi sosialisasi
Ny.S mengatakan hubungan dengan keluarganya baik. Komunikasi lancar dan jika ada masalah dibicarakan sama – sama. waktu berkumpulnya pada malam hari karena pada siang hari mempunyai kegiatan masing – masing. hubungan dengan tetangganya juga berjalan dengan baik.
3. Fungsi perawatan keluarga a. Mengenal masalah kesehatan
Ny.S mengatakan bahwa dirinya menderita diabetes sudah mengetahui tentang diabetes dan diabetesnya juga terkontrol dengan minum obat tiap hari serta olahraga tiap pagi.
Ny.S mengatakan sudah tahu sedikit tentang stroke, tapi belum begitu tahu tentang cara merawat orang stroke.
Ny.S belum tahu akibat orang yang selalu berbaring lama dan Tn.B sendi – sendinya juga kaku karena jarang digerakan.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Ny.S juga rutin control ke puskesmas dan sering mengikuti acara penyuluhan. c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.S mengatakan belum tahu cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar. Ny.S mampu merawat tapi hanya sekedar merawat saja. Ny.S mengatakan semua aktivitas Tn.B dibantu oleh keluarga
d. Memelihara lingkungan yang sehat
Halaman rumah terlihat bersih, pencahayaan cukup dan jendela juga selalu dibuka.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga sudah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan. Keluarga sudah mempunyai JAMKESMAS. Ny.S sering control ke puskesmas dan sering mengikuti penyuluhan, jika ada keluarga yang sakit juga langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mengatakan mempunyai lima orang anak terdiri dari empat perempuan dan satu laki – laki.
5. Fungsi ekonomi
Ny.S mengatakan penghasilannya hanya dari anak dan saudara. Penghasilannya kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari
– hari. Jika penghasilannya tidak cukup keluarga meminta pinjaman ke tetangganya.
F. Stress dan Kopping 1. Stessor jangka pendek
2. Stressor jangka panjang
Ny.S mengatakan stressor jangka panjang masalah ekonomi dan masalah anak – anaknya yang gagal dalam pernikahannya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga berusaha menaggapi dan menerima masalah yang ada, menjalani dengan sabar dan menerima dengan ikhlas.
4. Strategi kopping yang digunakan
Kopping yang digunakan keluarga Tn.B yaitu dengan cara kekeluargaan atau dengan berdiskusi.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.S mengatakan sebelum bapak stoke, bapak sering marah – marah. G. Harapan Keluarga
Ny.S berharap agar keadaan ekonominya membaik.
Ny.S juga berharap mendapatkan bantuan karena Ny.S merasa keluarganya kurang mampu namun tidak pernah mendapat bantuan.
H. Pemeriksaan Fisik
Ada
bibir lembab Mulut sedikit kotor Tidak dapat berbicara dengan jelas
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
Mukosa bibir lembab Mulut bersih
pendengaran Jantung Iktuscordis
tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
Iktuscordis tidak tampak Iktuscordis teraba di intercosta ke
5 nyeri tekan timpani
Perut datar BU 15x/ menit
Tidak ada nyeri tekan timpani
Perut datar BU 16x/ menit Tidak ada nyeri tekan timpani
Perut datar BU 14x/ menit Tidak ada nyeri tekan timpani
Perut datar BU 12x/ menit
Tidak ada nyeri tekan timpani nyeri tekan timpani
Perut datar BU 15x/ menit
Tidak ada nyeri tekan timpani
Perut datar BU 13x/ menit Tidak ada nyeri tekan timpani
Perut datar BU 12x/ menit
Tidak ada nyeri tekan timpani Ekstremitas Ekstermitas
otot atas 3/2 Kekuatan otot bawah 2/2
Kaki udema
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
Kekuatan otot bawah 5/5
ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN 1 DS :
Ny.s mengatakan Tn.B mengalami stroke sudah 1 tahun dan sudah tirah baring selama 5 bulan.
Ny.S mengatakan semua aktivitas Tn.B dibantu oleh keluarga
Ny.S mengatakan sudah tahu sedikit tentang stroke, tapi belum begitu tahu tentang cara merawat orang stroke.
Ny.S mengatakan sendi – sendinya Tn.B kaku dan jarang digerakan
DO:
Klien tirah baring Sendi – sendi kaku
Ektermitas atas dan bawah kaku
Rentan gerak sangat terbatas kekuatan otot atas 3/2
Kekuatan otot bawah 2/2 Kaki udema
Tidak dapat berbicara dengan jelas TD: 150/100 mmHg
N: 100x/ menit RR: 22x/ menit
S: 36,80C
Hambatan Mobilitas Fisik (00085)
2 DS:
Ny.S belum tahu akibat orang yang selalu berbaring lama dan Tn.B sendi – sendinya
juga kaku karena jarang digerakan.
Ny.S mengatakan bahwa Tn.B pernah terdapat luka di punggungnya dan keluarga belum mengetahui bahwa itu luka apa dan disebabkan kenapa.
DO:
Klien tampak lemah
Kelurga selalu menanyakan tentang luka dipunggung Tn.B
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH Diagnosa Hambatan mobilitas fisik
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah
Kurang sehat Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3 2 1
1 Kurang sehat
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat diubah
2 1 0
2 Hanya
sebagian
3 Potensi masalah untuk dicegah Tinggi
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani
2 1
Masalah tidak dirasakan 0 Skor : (3/3x1) + (1/2x2) + (2/3x1) + (2/2x1) = 3 2/3
Diagnosa defisiensi pengetahuan
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1 Sifat masalah
Kurang sehat Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3 2 1
1 Ancama
kesehatan
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat diubah
2 1 0
2 Hanya
sebagian
3 Potensi masalah untuk cegah Tinggi
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat harus ditangani Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1. Hambatan mobilitas fisik (00085)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Evaluasi Rencana tindakan
keperawatan
Umum Khusus Criteria Standar
Hambatan
mobilitas fisik (00085)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 hari pada keluarga Tn.B dapat merawat Tn.B dan Tn.B dapat sedikit menggerakan anggota geraknya
A. Keluarga mampu mengenal
Setelah dilakukan intervensi selama 1x30 menit keluarga mampu mengenal:
1. Pengertian ROM 2. Tujuan ROM 3. Indikasi ROM 4. Cara melakukan
ROM
Respon verbal
1. ROM (Range Of Motion) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (suratun&heryati,2008) 2. Meningkatkan dan
mempertahankan
fleksibilitas dan kekuatan otot, Merangsang sirkulasi darah, Mencegah kelainan bentuk
3. Indikasi: Stroke / penurunan tingkat kesadaran, Kelemahan otot, Rehabilitasi fisik, Klien dengan tirah baring
4. Cara melakukan ROM: Kompres sendi 2 – 5 menit, Lakukan gerakan Gerakan diulang selama 4x
B. Keluarga mampu memutuskan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan : Setelah dilakukan kunjungan keluarga berpartispasi dalam memutuskan
perawatan kesehatan
Respon verbal
Kelurga dapat memutuskan untuk perawatan Tn.B
Memotivasi keluarga untuk tetap menjaga dan merawat Tn.B dengan sabar
C. Keluarga mampu merawat
Setelah dilakukan kunjungan keluarga
Respon psikomotorik
Dapat melakukan gerakan gerakan ROM
Dapat mempraktekan ROM
mampu merawat Tn. B dengan baik. Keluarga mampu melakukan ROM D. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan Setelah dilakukan kunjunga keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk medikasi Tn.B
Respon psikomotorik
Keluarga dapat
menggunakan botol jika tidak ada buli - buli
Memotivasi keluarga untuk menggunakan alat
seadanya jika akan
melakukan ROM jika tidak ada buli - buli
E. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Setelah dilakukan kunjungan keluarga mampu
memanfaatkan
Respon verbal
Keluarga mau berkonsultasi ke ahli fisioterapi
fasilitas kesehatan Defesiensi
pengetahuan (00126)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 hari pada keluarga Tn.B khususnya Tn B tidak dekubitus
A. Keluarga mampu mengenal
Setelah dilakukan intervensi selama 1x30 menit keluarga mampu mengenal:
1. Pengertian dekubitus 2. Penyebab dekubitus
3. Tanda dan gejala dekubitus
4. Pengobatan dekubitus 5. Factor resiko
dekubitus 6. Pencegahan
dekubitus
Respon verbal
1. Dekubitus adalah Luka akibat penekanan, Ulkus kulit, Bedsores
2. Penyebab dekubitus : tekanan, gesekan, kelembaban kulit, bedres, dehidrasi 3. Tanda dan gejala:
perubahan pada kulit, hilangnya sebagian lapisan kulit, nekrosis, kematian jaringan 4. Pengobatan :
dibersihkan, disalep, ditutup dengan kasa 5. Factor resiko:
aktivitas, nutrisi, usia, temperstur kulit
Jelaskan pengertian dekubitus
Jelaskan penyebab dekubitus
Jelaskan tanda dan gejala dekubitus
Jelaskan pengobatan dekubitus
Jelaskan factor resiko dekubitus
6. Pencegahan:alih baring tiap 2 jam, lindungi bagian tubuh yang menonjol, mengkonsumsi makanan yang sehat, menjaga kebersihan kulit
B. Keluarga mampu memutuskan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan : Setelah dilakukan kunjungan keluarga berpartispasi dalam memutuskan
perawatan kesehatan
Respon verbal
Kelurga dapat memutuskan untuk perawatan Tn.B
C. Keluarga mampu merawat
Setelah dilakukan kunjungan keluarga mampu merawat luka dekubitus
Respon psikomotorik
Dapat melakukan alih baring tiap 2 jam Mempertahankan kebersihan kulit
Mendemonstrasikan alih baring tiap 2 jam
D. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Setelah dilakukan kunjunga keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk medikasi Tn.B
Respon psikomotorik
Kelurga dapat memodifikasi
menggunakan bantal untuk membantu alih baring Tn.B
Memotivasi klien
menggunakan bantal untuk mempermudah melakukan alih baring
E. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Setelah dilakukan kunjungan keluarga
Respon verbal
Keluarga dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengobati luka dekubitus
mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa ke… Tgl dan waktu Implementasi Evaluasi Paraf Kamis,09 juni 2016
11.00 WIB
1. Mengkaji data umum a. Nama keluarga (KK) b. Alamat
c. Pekerjaan d. Pendidikan
e. Komposisi keluarga f. Tipe keluarga g. Suku bangsa h. Agama
i. Status sosek keluarga j. Aktivitas rekreasi keluarga 2. Mengkaji riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
DS:
Ny.s mengatakan Tn.B mengalami stroke sudah 1 tahun dan sudah tirah baring selama 5 bulan.
Ny.S mengatakan semua aktivitas Tn.B dibantu oleh keluarga
Ny.S mengatakan sudah tahu sedikit tentang stroke, tapi belum begitu tahu tentang cara merawat orang stroke. Ny.S mengatakan sendi – sendiny Tn.B kaku dan jarang digerakan
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
d. Riwayat keluarga sebelumnya
3. Mengkaji kondisi lingkungan a. Karakteristik rumah b. Denah rumah
c. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
d. Mobilitas geografis keluarga e. Perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat f. System pendukung keluarga 4. Mengkaji struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga b. Struktur kekuatan keluarga
sendinya juga kaku karena jarang digerakan.
Ny.S mengatakan bahwa Tn.B pernah terdapat luka di punggungnya dan keluarga belum mengetahui bahwa itu luka apa dan disebabkan kenapa.
DO:
Klien tirah baring Sendi – sendi kaku Ekstermitas kaku
Rentan gerak sangat terbatas kekuatan otot atas 3/2
Kekuatan otot bawah 2/2 Kaki udema
Tidak dapat berbicara dengan jelas TD: 150/100 mmHg
c. Struktur peran
d. Nilai dan norma budaya 5. Mengkaji fungsi keluarga
a. Fungsi afektif b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi perawatan keluarga d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
6. Mengkaji stress dan koping a. Stressor jangja pendek b. Stressor jangka panjang c. Kemampuan keluarga
berespon terhadap masalah d. Strategi koping yang
digunakan
e. Strategi adaptasi disfungsional
7. Mengkaji harapan keluarga 8. Melakukan pemeriksaan fisik
Klien tampak lemah
Kelurga selalu menanyakan tentang luka dipunggung Tn.B
A:
Hambatan mobilitas fisik Defisiensi pengetahuan P:
Hambatan mobilitas fisik
Jum’at, 10 juni
2016 13.15 WIB
1. Menjelaskan tentang ROM 2. Menjelaskan tujuan dari ROM 3. Menjelaskan indikasi dilakukan
ROM
4. Menjelaskan cara melakukan ROM
5. Mendemonstrasikan ROM 6. Memberikan kesempatan
keluarga untuk melakukan dan dengan dibantu
7. Memberikan kesempatan keluarga untuk melakukan sendiri
8. Mengevaluasi keluarga tentang materi yang telah diberikan
DO:
Keluarga mengatakan sudah faham dengan materi yang sudah dijelaskan Keluarga mengatakan akan melakukan yang sudah diajarkan (ROM)
DO:
Keluarga tampak antusias mendengarkan penjelasan
Keluarga dapat mengulang tujuan ROM Keluarga dapat mengulang gerakan ROM
Keluarga dapat melakukan ROM pada Tn.B
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Menjelaskan tentang dekubitus
Defisiensi pengetahuan
Sabtu, 11 juni 2016 15.00 WIB
1. Menjelaskan tentang pengertian dekubitus
2. Menjelaskan penyebab dekubitus 3. Menjelaskan tanda dan gejala
dekubitus
4. Menjelaskan pengobatan dekubitus
5. Menjelaskan factor resiko dekubitus
6. Menjelaskan pencegahan dekubitus
7. Melakukan evaluasi secara keseluruhan
DS:
Keluarga mengatakan sudah faham dengan penjelasan yang diberikan Klien mengatakan sudah melakukan ROM sehari 2 kali pagi dan sore
Klien juga mengatakan sudah melakukan alih baring tiap 2 jam
DO:
Keluarga dapat menyebutkan pengertian dekubitus
Keluarga dapat menyebutkan penyebab dekubitus
Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dekubitus
Keluarga dapat menyebutkan factor resiko dekubitus
Keluarga dapat menyebutkan pencegahan dekubitus
Keluarga mampu melakukan alih baring tiap 2 jam
Sendi sudah dapat digerakan sedikit Klien tidak dekubitus lagi, masih ada luka dekubitus yang lalu
A:
Masalah defisiensi pengetahuan teratasi Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian (klien dapat menggerakan sendi sedikit)
P:
EVALUASI
No Diagnosa Evaluasi Sumatif TTD
1 Hambatan mobilitas fisik
S:
Klien mengatakan sudah melekukan ROM dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Klien mengatakan akan mencoba melakukan ROM tiap hari Klien mengatakan sendi sudah dapat digerakan sedikit O:
Sendi dapat digerakan sedikit Kaki masih udema
Gerak masih sangat terbatas A:
Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian ( sendi dapat di gerakan sedikit)
P:
Lanjutkan intervensi