• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Organizational citizenship behavior dan organizational culture terhadap job satisfaction dengan variabel mediasi Intent to Stay pada guru SMK se Kabupaten Mojokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Organizational citizenship behavior dan organizational culture terhadap job satisfaction dengan variabel mediasi Intent to Stay pada guru SMK se Kabupaten Mojokerto"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Organizational citizenship behavior dan organizational culture terhadap job satisfaction dengan variabel mediasi Intent to Stay pada guru SMK se Kabupaten

Mojokerto Harjo Lukito a*

aProgram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono

*Koresponden penulis: harjo.lukito88@gmail.com

Abstract

The purpose of this research are: 1) To analyze the influence of Organizational citizenship behavior on Intent to Stay 2) To analyze the influence of organizational culture on Intent to Stay on the vocational school teacher in Mojokerto regency 3) Analyze the influence of Intent to Stay for the SMK teacher on job satisfaction 4) Analyze the influence of Organizational citizenship behavior to job satisfaction 5) Analyze the influence of organizational culture on job satisfaction 6) Analyze the influence of Organizational citizenship behavior and organizational culture on job satisfaction directly and indirectly to Intent to Stay. This Research Is an explanatory research. The samples used were 91 respondents of vocational school teachers in Mojokerto regency but who returned questionnaires of 48 people, the method of data collection was questionnaire. Statistical analysis used is multiple linear regression analysis. The calculation of the alleged value of the variables is done with the help of SPSS version 20 program. From the research results can be summarized as follows: 1) Organizational citizenship behavior has no significant effect on Intent to Stay. 2) organizational culture has significant effect on Intent to Stay. 3) Organizational citizenship behavior has no significant effect on performance. 4) organizational culture has no significant effect on performance. 5) Intent to Stay has no significant effect on performance. 6) Organizational citizenship behavior and organizational culture have a significant effect directly or indirectly on performance through Intent to Stay variables.

Keywords: Organizational citizenship behavior, organizational culture, Intent to Stay, job

satisfaction.

A.Latar Belakang

Good governance telah menjadi ideologi baru negara-negara dan lembaga-lembaga donor internasional dalam mendorong negara-negara anggotanya menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional. Istilah good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun 1990 seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara luar dan lembaga-lembaga donor. Dengung good governance semakin menggema ketika Indonesia terpuruk akibat dari krisis multidimensional pada tahun 1997 (Komalasari, Nasih & Prasetio, 2009:128). Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik (Arsana, 2016:391).

(2)

Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan Keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) (Yunus, 2016:232; Prastowo, 2018:143) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Zulkifli, 2005:34). Manajer adalah seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah melaksanakan proses manajemen dalam suatu organisasi (Griffin, 2004:27; 2015;4). Poin di atas adalah bahwa Organizational citizenship behavior bervariasi dalam kontribusi mereka untuk menciptakan kesan positif untuk tujuan manajemen (DuBrin, 2010:71). Memahami perilaku orang dalam organisasi kini dianggap penting karena perhatian manajemen—seperti produktivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, tekanan pekerjaan, dan kemajuan karier—terus menjadi fokus utama (Ivancevich, Konopaske & Matteson, 2006:10).

Menurut analisis Diane M. Bergeron, terlalu banyak usaha yang diinvestasikan dalam Organizational citizenship behavior mungkin memiliki konsekuensi karir yang negatif, oleh karena itu, berhati-hati untuk terlalu bergantung pada Organizational citizenship behavior sebagai taktik manajemen yang impressif (DuBrin, 2010:71). Hal ini dapat diasumsikan bahwa kepribadian karyawan dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan menuntun mereka untuk melakukan Organizational citizenship behavior tingkat tinggi (Muna, Badrillah, Mokhtar & Yusof, 2013:240). Secara sederhana, Organizational citizenship behavior dapat berbentuk karyawan yang membantu memecahkan permasalahan orang lain yang diluar kewenangan dan tanggungjawab pekerjaannya (Fitriastuti, 2013:107). Perilaku-perilaku tersebut secara normatif dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja baik secara teamwork maupun organisasional (Fitriastuti, 2013:107).

Poin umum dari teori yang dipertanyakan adalah bahwa organisasi cenderung memberi penghargaan kepada karyawan berdasarkan kinerja pekerjaan yang baik. Karena tugas kinerja merupakan bagian dari deskripsi pekerjaan atau peran karyawan, kinerja pekerjaan yang positif diasumsikan akan mengarah pada hasil positif seperti evaluasi kinerja yang baik, kenaikan gaji, bonus, promosi, dan penghindaran perampingan. Sebaliknya, karena Organizational citizenship behavior biasanya tidak ditentukan dalam peran pekerja atau deskripsi pekerjaan, itu mungkin tidak dihargai seperti tugas kinerja. Posisi Bergeron adalah bahwa peningkatan kinerja tugas yang tetap memiliki kemungkinan imbalan yang lebih tinggi daripada kemungkinan peningkatan yang sebanding dalam Organizational citizenship behavior (DuBrin, 2010:71).

Suatu bentuk dilema sosial yang lebih atau kurang unik bagi perusahaan adalah dilema organizational citizenship, atau kinerja perilaku ekstra peran untuk kebaikan perusahaan. Bekerja melewati akhir giliran kerja seseorang, menyelesaikan tugas kerja di luar hari, menghabiskan waktu untuk membantu mensosialisasikan pekerja baru, dan menggunakan sumber daya pribadi untuk kebutuhan perusahaan adalah contoh perilaku kewargaan organisasional (OCB) (Lange, van Balliet, Parks & Van Vugt, 2013:109). Perilaku semacam itu memiliki manfaat yang jelas bagi perusahaan, karena mereka membantu meningkatkan suasana sosial tempat kerja, dan mereka berlaku secara luas, di mana anggota dari hampir semua kelompok kerja dalam organisasi dapat melakukannya (Borman & Motowidlo, 1993; Lange, van Balliet, Parks & Van Vugt, 2013:109). Untuk menghindari dilema ini, yang terbaik adalah aktor organisasi untuk terlibat dalam bentuk Organizational citizenship behavior yang kurang memakan waktu, seperti bersikap sopan dan ramah. Bersikap sopan dan ramah dapat diselesaikan sambil melakukan pekerjaan lain yang lebih terkait dengan tugas (DuBrin,

(3)

membangun core values yang membentuk organizational culture (Mulyono & Sudjatmiko, 2007:177). Tata nilai dan keyakinan yang dianut secara luas serta dijunjung bersama dan membuat anggota organisasi merasa terikat padanya akan membentuk “budaya korporat (corporate culture)” atau ’’budaya organisasi (organizational culture)”. Budaya organisasi yang solid dan sesuai tuntutan organisasi akan memberi semangat dan sumber kekuatan dalam menjalankan organisasi dan keputusan (Chatab, 2007:122). Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan yang tidak terlihat tetapi dapat memengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan kinerja orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi (Fattah, 2017:127). McShane & Glinow (2013:115) menyatakan bahwa "Budaya organisasi terdiri dari nilai-nilai dan asumsi yang dibagikan dalam suatu organisasi. Ini mendefinisikan apa yang penting dan tidak penting dalam perusahaan dan secara konsekuen mengarahkan semua orang dalam organisasi menuju cara yang benar dalam melakukan sesuatu". Kepada Anggota Perusahaan: Menciptakan personil yang setia, berkualitas, positif, ramah, berorientasi pada layanan pelanggan yang mengambil kebanggaan perusahaan dan budayanya, sambil mampu memberikan kesejahteraan dan kepuasan kerja kepada karyawan (Indonesia, 2009:xxvvii). Organisasi perlu memberi kepastian bahwa organisasi adalah tempat yang tepat dan layak bagi-bagi individu untuk memiliki kepuasan kerja. Tentu ini perlu dibahas menjadi sebuah topik bahwa selain organisasi menawarkan kepuasan kerja, individu juga perlu ada usaha dari diri sendiri untuk mendapatkan kepuasan kerja. Sehingga yang ditawarkan dan diharapkan dapat bertemu pada satu titik dan benar-benar menghasilkan kepuasan kerja (Duha, 2016:255). Kepuasan kerja lebih penting dalam memengaruhi pekerja yang tidak baik untuk tinggal bila dibandingkan dengan pekerja-pekerja ulung. Tanpa memerhatikan tingkat kepuasan, yang terakhir memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk tinggal dengan organisasi karena pengakuan, pujian, dan penghargaan-penghargaan lain memberi mereka lebih banyak alasan untuk tinggal (Robbins & Judge, 2012:117).

B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.Mengetahui pengaruh signifikan Organizational citizenship behavior terhadap Intent to Stay.

2.Mengetahui Terdapat pengaruh signifikan organizational culture terhadap Intent to Stay

3.Mengetahui Terdapat pengaruh signifikan Intent to Stay guru SMK terhadap job satisfaction

4.Mengetahui Terdapat pengaruh signifikan Organizational citizenship behavior terhadap job

satisfaction

5.Mengetahui Terdapat pengaruh signifikan organizational culture terhadap job satisfaction.

6.Mengetahui Terdapat pengaruh signifikan Organizational citizenship behavior dan

organizational culture terhadap job satisfaction secara langsung dan secara tidak langsung terhadap Intent to Stay pada guru SMK se Kabupaten Mojokerto

C.Metode Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif explanatory research (Yusuf, 2016:62; Alhamda, 2018:7). populasi seluruh guru SMK dalam naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto berjumlah 1539 orang yang terdiri dari 504 Guru SMKN dan 1035 Guru SMK Swasta. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sistem simple random sampling (Lapau, 2013:66), pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Ali (2010:55). Dari rumus Slovin ditentukan jumlah 91 responden guru SMK se Kabupaten

(4)

Mojokerto. cara pengumpulan data adalah kuesioner, dari kuesioner yang disebar hanya 48 orang yang mengembalikan isian kuesioner. Teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variable X1, X2 dan Y terhadap Y serta dampaknya kepada Z. analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar perhitungan koefisien jalur. Kemudian, dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS for Windows Version 20. Diagram jalur memperlihatkan dua kelompok variabel eksogen (X1, X2 dan Y), dan variabel Y serta sebuah variabel endogen, yaitu variabel Z. dengan Persamaan struktural untuk diagram jalur: Y = p41 X1 + p42 X2 + p43 Y + € dan Z = p41 X1 + p42 X2 + p43 Y +

p44 Y + €

D.Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa nilai dari Organizational citizenship behavior (X1) pada signifikansi 0.873 yang lebih besar dari nilai alpha 0,1 sehingga tidak signifikan maka Organizational citizenship behavior (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Intent to Stay (Y). Robbins dan Judge (2008), menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain. Variabel pembentuk OCB tersebut berkaitan dengan kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Perkasa, T. Y. (2018) yang menyatakan Perception of performance appraisal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intention to leave melalui affective commitment pada karyawan PT. Daya Manunggal di Salatiga sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini dapat diterima. Hal tersebut membuktikan bahwa perception of performance appraisal dapat meningkatkan pengaruh intention to leave melalui affective commitment pada karyawan PT. Daya Manunggal di Salatiga.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Sutrisno, S., Haryono, A. T., & Warso, M. M. (2018) Hasil dari pengujian diperoleh nilai t hitung untuk variabel kepuasan kerja terhadap Organizational citizenship behavior menunjukkan bahwa nilai t hitung = 3,964 > t tabel 1,662 dengan signifikasi 0,000. Dan dengan menggunakan batas signifikansi sebesar 0,05, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan arah koefisien positif, maka dengan demikian dapat diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational citizenship behavior dan dapat diterima.

2. Hipotesis Kedua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari organizational culture (X2) pada signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka organizational culture (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Intent to Stay (Y). Hasil penelitian ini didukung oleh Waspodo, A. A., & Minadaniati, L. (2012) yang menyatakan “adapun masalah atas rendahnya tingkat OCB dapat terjadi di perusahaan manapun, termasuk pada PT. Trubus Swadaya ini. Berdasarkan data yang diolah peneliti, ditemukan tindakan resign (mengundurkan diri) yang menginterpretasikan suatu bentuk ketidaktoleransian karyawan terhadap tempat kerja yang mungkin dianggap kurang ideal, sehingga karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri. Sebagaimana hal ini berbanding terbalik dengan salah satu dimensi OCB, sportmanship yang menunjukkan suatu kerelaan atau toleransi untuk bertahan dalam suatu keadaan yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh.

(5)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari Organizational citizenship behavior (X1) pada signifikansi 0.053 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka Organizational citizenship behavior (X1) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja (Y). Hasil penelitian ini didukung oleh Ticoalu, L. K. (2013) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa Organizational citizenship behavior (OCB), berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya karyawan yang memiliki OCB, yang didalamnya terdapat ketaatan, loyalitas, dan partisipasi sangat berpengaruh terhadap kinerjanya.

4. Hipotesis Keempat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari organizational culture (X2) pada signifikansi 0.017 yang lebih besar dari nilai alpha 0,1 sehingga tidak signifikan maka organizational culture (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja (Y). Kuswadi (dalam Lako, 2004) memberikan pendapat yang sedikit berbeda mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Kuswadi mengatakan faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah iklim organisasi, gaya manajerial, kompetensi dan kebutuhan tugas. Tetapi hal yang paling mempengaruhi kinerja karyawan adalah iklim organisasi. Apabila iklim organisasi yang diciptakan oleh perusahaan, dalam hal ini manajemen kurang mendukung maka kemampuan atau potensi kinerja karyawannya tidak akan optimal (Mondiani, 2012)

5. Hipotesis Kelima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari Intent to Stay (Y) pada signifikansi 0.093 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1 sehingga signifikan maka Intent to Stay (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja (Y). Satu pertanyaan penting yang diangkat oleh model Mobley 1977 adalah apakah semua keputusan yang dibuat dalam model memiliki validitas substantif. Beberapa studi utama yang dilakukan untuk menguji model Mobley menemukan bahwa banyak dari hubungan model tidak signifikan, memiliki efek kecil, atau memiliki tanda-tanda yang menentang hubungan yang diprediksi (misalnya Hom et al., 1984; Miller et al., 1979). Memanfaatkan hasil meta-analitik dalam pengujian mereka dari model struktural pergantian, Hom et al. (1992) menemukan bahwa dalam model yang mencakup pemikiran untuk berhenti, niat pencarian, dan niat untuk berhenti sebagai mediator dalam hubungan kepuasan kerja-omset sukarela, hanya berniat untuk berhenti sepenuhnya memediasi hubungan kepuasan-perputaran. Selanjutnya, dalam analisis jalur meta-analitik mereka, Tett dan Meyer (1993) menetapkan bahwa model pergantian pas terbaik memiliki keinginan berpindah sebagai mediasi sepenuhnya hubungan antara kepuasan kerja dan pergantian sukarela. Seperti yang ditunjukkan oleh hasil empiris ini, sementara ada beberapa kognisi perputaran yang relevan dengan perputaran, kegunaannya melebihi niat untuk berhenti adalah masalah. Sayangnya, penulis dari analisis jalur meta-analitik memilih untuk memasukkan kinerja pekerjaan dalam model mereka. Karena itu, bagaimana kinerja karyawan mempengaruhi proses perputaran sukarela tidak jelas (Zimmerman & Darnold, 2009)

6. Hipotesis Keenam

Menurut Vroom dalam Novita Sari (2004:36), tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut “level of performance”. Mathis dan Jacson dalam Rosidah (2001:7), mengemukakan bahwa: Penilaian kinerja (Performance Appraisal, PA) adalah proses evaluasi seberapa baik pegawai mengerjakan ketika dibandingkan dengan satu set standard an kemudian mengkomunikasikannya dengan para guru lainnya.

(6)

Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau performance-nya rendah. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh pemimpin. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like” atau “dislike” dari penialian, agar obyektifitas penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia akan memberikan umpan balik kepada guru tentang kinerja para guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organizational citizenship behavior dan organizational culture berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan variabel intervening Intent to Stay. 1) Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X1 ke Y melalui Y = p YX1 x p yY = (0.004) x -(0.039) = 0.000. Dengan demikian pengaruh totalnya = p yX1 + IE= -0.006 + 0.000 = -0.006. 2) Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X2 ke Y melalui Y = p YX2 x p yY = (1.951) x -(0.039) = -0.076. Dengan demikian pengaruh totalnya = p yX2 + IE= 0.288 + -0.076 = 0.212. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Fattah, (2017:127) berdasarkan hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung budaya organisasi (X,) terhadap kinerja (Y).

E.Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang diuraikan dalam bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan:

1.Organizational citizenship behavior tidak berpengaruh signifikan terhadap Intent to Stay.

2. organizational culture berpengaruh signifikan terhadap Intent to Stay.

3.Organizational citizenship behavior tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

4. organizational culture tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

5.Intent to Stay tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

6.Organizational citizenship behavior dan organizational culture berpengaruh signifikan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja melalui variabel Intent to Stay.

F.Daftar Pustaka

Alhamda, S. (2018). Buku Ajar Metlit dan Statistik. Deepublish.

Ali, S., (2010) Analisis korelasi, Regresi dan jalur dalam penelitian, Bandung: Pustaka Setia Arsana, I. P. J. (2016). Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Deepublish.

Borman, W. C., & Motowidlo, S. M. (1993). Expanding the criterion domain to include elements of contextual performance. Personnel Selection in Organizations; San Francisco: Jossey-Bass, 71. Chatab, N., (2007). Diagnostic Management. Jakarta: Serambi

DuBrin, A. J. (2010). Impression management in the workplace: Research, theory and practice. Routledge. Duha, T., (2016). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish

Fattah, H. A., (2017). Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai: Elmatera. Elmatera.

Fitriastuti, T. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasional Dan Organizational citizenship behavior terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2).

(7)

Griffin, R. W. (2015). Fundamentals of management. Cengage Learning.

Indonesia, B. E. (2009). Indonesian Capital Market Directory. Institute for Economi and Financial Research.

Ivancevich John, M., Konopaske, R., & Matteson, M. T. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, P. T. T., Nasih, M., & Prasetio, T. (2009). Pengaruh Public Service Motivation Dan Organizational citizenship behavior Terhadap Kinerja Organisasi Pemerintahan. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 2(2).

Lange, P., van Balliet, D. P., Parks, C. D., & Van Vugt, M. (2013). Social dilemmas: understanding human cooperation.

Lapau, B. (2013). Metode Penelitin Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

McShane, S. L., & Von Glinow, M. A., (2008) Organizational Behavior, Fourth Edition, New York: McGraw Hill Company, Inc., 2008

Mondiani, T. (2012). Pengaruh kepemimpinan transformasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. PLN (PERSERO) UPJ Semarang. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1).

Mulyono, D., & Sudjatmiko, S. (2007). Corporate Culture Challenge to Excellence. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Muna, R., Badrillah, M. R. M., Mokhtar, A. R, M and Yusof, S. H., (2013) Personality and Organizational Citizenship Behaviour in Hotel Industry: A Relationship Study. ICMLG2013 Proceedings of the International Conference on Management, Leadership and Governance. Bangkok University, Thailand 7-8 February 2013

Novitasari, F. (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata).

Perkasa, T. Y. (2018). Pengaruh perception of performance appraisal terhadap intention to leave melalui affective commitment pada karyawan PT. Daya Manunggal di Salatiga (Doctoral dissertation, Widya Mandala Catholic University Surabaya).

Prastowo, A. (2018) Sumber belajar dan pusat sumber belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah. Kencana.

Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. (2012). Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta. Rosidah, R. (2011). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal

Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang.

Sutrisno, S., Haryono, A. T., & Warso, M. M. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Organizational citizenship behavior sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Karyawan PT. Fumira Semarang). Journal of Management, 4(4).

(8)

Ticoalu, L. K. (2013). Organizational citizenship behavior (OCB) dan Komitmen Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(4).

Waspodo, A. A., & Minadaniati, L. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Organizational citizenship behavior (OCB) Karyawan pada PT. Trubus Swadaya Depok. JRMSI-Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 3(1), 1-16.

Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Penerbit Andi.

Yusuf, A. M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Prenada Media. Zimmerman, R. D., & Darnold, T. C. (2009). The impact of job performance on employee turnover

intentions and the voluntary turnover process: A meta-analysis and path model. Personnel Review, 38(2), 142-158.

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan yang berkualitas dalam melakukan pendidikan kesehatan dengan penggunaan media lembar balik untuk deteksi dini autis pada

Tampilan antarmuka dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam terdiri dari:. Antarmuka Beranda

Data tabel 5 yang menunjukkan data demografi subyek peneltian terhadap kultur bakteri positif dalam penelitian ini memperlihatkan pasien kelompok umur kurang dari 60 tahun

Peserta didik diberikan pekerjaan rumah mempersiapkan diri untuk materi siklus kegiatan ekonomi 4 sektor.. Peserta didik diberikan

Adapun penjelasan mengenai hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinilai menggunakan 7 indikator yaitu 1) Peserta

Berdasarkan Peraturan 5 (3) Peraturan-peraturan PIBG 1998 yang menggariskan „Persatuan boleh, dengan kebenaran Guru Besar atau Pengetua menganjurkan kegiatan kurikulum dan

memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak- anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara

Hasil penelitian tingkat kesejahteraan keluarga pedagang di obyek wisata Waduk Penjalin Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes dapat diketahui dari 10