• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MEDIA LEMBAR BALIK UNTUK PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI AUTIS PADA BAYI DI BPM SURYATI BUMIREJO PURING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MEDIA LEMBAR BALIK UNTUK PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI AUTIS PADA BAYI DI BPM SURYATI BUMIREJO PURING"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

i

DiajukanUntukMemenuhiJenjangPendidikan Diploma III Kebidanan

DisusunOleh: SULASTRI

B1401219

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Sulastri , Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT. MPH INTISARI

Latar Belakang: Departemen Republik Indonesia pada tahun 2012 melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara (autis). Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini autis, sehingga penulis tertarik untuk menerapkan inovasi dengan metode penggunaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

Tujuan: Penggunaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi, mengetahui pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi, mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan melalui media lembar balik deteksi dini autis pada bayi.

Metode: Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dekriptif analitik, dengan pendekatan studi kasus (case study). Tehnik yang digunakan dalam menentukan partisipan yaitu purpose sampling berdasarkan kriteria inklusi.

Hasil:Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media lembar, pengetahuan lima partisipan tentang deteksi dini autis meningkat 100% dari empat partisipan berpengetahuan cukup menjadi baik dan satu partisipan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Kesimpulan: Penggunan media lembar balik terbukti efektif dalam pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi, yaitu dengan meningkatnya pengetahuan partisipan tentang deteksi dini autis.

Kata Kunci: Deteksi dini autis, pendidikan kesehatan, media lembar balik. Kepustakaan: 21 pustaka (2005-2015)

Jumlah Halaman: xi + 68 halaman + 8 Lampiran 1

Judul 2

Mahasiswa prodi DIII Kebidanan 3

(6)

vi

AT PURING, KEBUMEN

Sulastri2 , Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT. MPH 3 ABSTRACT

Background: Indonesian Central Statistics Board shows there is an increase of autism disorder in children. This is due to the lack of knowledge about early detection of autism. Therefore, the writer is interested in applying innovative care by using flipchart media for health education of autism early detection.

Objectives: The use of flipchart media for health education of autism early detection towards infants. To know the mother’s knowledge before and after being given a health education of autism early detection. To know the effectiveness of health education by using flipchart media for autism early detection.

Methods: Data collection techniques used were analytcal descriptive with case study approach (case study). The technique used in determining the participant is purposive sampling based on the inclusion criteria.

Results: After being given health education by using flipchart media, the knowledge of participants about autism early detection has increased.

Conclusion: The use of flipchart media is effective for health education of autism early detection, i.e. it can improve the participants’ knowledge about autism early detection.

Keywords: Autism early detection, health education, flipchart media. Literature: 21 references (2005-2015)

Number of Pages: xii + 68 pages + 8 appendices 1

Title 2

Student of DIII Program of Midwifery Dept 3

(7)

vii

Deteksi Dini Autis Pada Bayi di BPM Suryati, Amd. Keb Bumirejo Puring”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat memenuhi jenjang pendidikan Diploma DIII Kebidanan.

Selama penyusunan proposal ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Herniyatun, M.Kep Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong,

2. Eka Novyriana, S.ST, MPH selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong,

3. Umi laelatul Qomar, S. ST. MPH. Selaku penguji I yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal ini.

4. Hastin Ika, I, S.SiT, MPH. Selaku pembimbing akademik dan penguji II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.

6. Semua teman-teman seangkatan, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian proposal ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan KTI ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, dengan demikian saran dan kritik yang membantu sangat penyusun harapkan dan diterima dengan senang hati. Penyusun berharap semoga KTI ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.

Gombong, 14 Juni 2017

(8)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN INTISARI ... v

HALAMAN ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar belakang ... 1 B. Tujuan ... 7 C. Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Bayi ... 9

B. Tumbuh Kembang... 10

C. Gangguan Kongenital Pada Anak ... 16

D. Pengetahuan ... 24

E. Media Pendidikan Kesehatan/Alat bantu/Paraga ... 29

F. Kerangka Teori ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Partisipan ... 39

C. Tempat dan Waktu ... 40

D. Instrumen ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Manajeman Kasus ... 45

B. Hasil ... 51

C. Pembahasan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

(10)
(11)

xi Lampiran 3 Kuesioner Pretest

Lampiran 4 Kuesioner Postest Lampiran 5 Kunci Jawaban

Lampiran 6 Bukti Identitas Partisipan dan Bayi Lampiran 7 Dokumentasi Penerapan Asuhan Lampiran 8 Daftar Singkatan

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan oleh ibunya. Masa bayi merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Kelompok bayi 0-12 bulan menjadi salah satu fase yang sangat menentukan kehidupan seseorang dimasa akan datang. Menurut Depkes RI (2006) bayi merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga diistilahkan sebagai periode emas sekaligus kritis.

Bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & potter, 2005). Proses tumbuh kembang membutuhkan pengawasan dari orang tua agar dapat melalui masa tumbuh kembang dengan baik. Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas atau dewasa (Soetjiningsih and Ranuh, 2015).Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan

(13)

berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satu faktor yang menentukan kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang.Tumbuh kembang ada yang mengalami sesuai dengan tahap umurnya dan ada yang mengalami keterlambatan jika seorang anak tidak mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada umur yang semestinya, dengan ketertinggalan dalam populasi yang normal (Sacker, 2011).

Untuk mewujudkan kehidupan anak yang sejahtera, orang tua juga harus berperan membina dan meningkatkan perkembangan anak sejak dini karena disini lah tahap awal dalam mengembangkan potensi anak usia dini. Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT maka orang tua berkewajiban menjaga, mendidik dan mengarahkan mereka agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Wibowo, 2012). Sejatinya jika para orang tua mengerti, usia dini itu merupakan momentum yang sangat penting tumbuh kembang anak baik secara fisik, psikis atau psikologi, terbentuk mulai dari usia tersebut, sehingga membutuhkan pengawasan dan bantuan orang tua. Saat ini masih banyak gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang ditemukan dimasyarakat.Menurut Purwanto (2010), gangguan-gangguan pada anak diantaranya yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, hiperaktivitas dan autisme yang merupakan salah satu kelompok dari

(14)

gangguan pada anak pada anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya. Dalam beberapa tahun terakhir inigangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terus meningkat adalah autis.

Menurut Veskarisyanti, (2008) autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan pada anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya. Autisme merupakan kelainan perilaku yang penderitanya hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri. Ciri-ciri autis mulai tampak sejak masa yang paling awal dalam kehidupan mereka. Ciri-ciri tersebut tampak ketika bayi menolak sentuhan orang tuanya, tidak merespon kehadiran orang tuanya dan melakukan kebiasaan-kebiasaan lain yang tidak dilakukan oleh bayi-bayi normal pada umumnya (Maharani, 2008).

Autisme mengacu pada problem dengan interaksi sosial, komunikasi, dan bermain imajinatif yang mulai muncul sejak anak berusia di bawah 3 tahun, Mereka mempunyai keterbatasan pada level aktivitas dan interest. Hampir 75% dari anak autis mengalami beberapa derajat retardasi mental. Autisme biasanya muncul sejak tiga tahun pertama kehidupan seorang anak (Priyatna, 2010).Anak autisme dapat berkembang secara optimal apabila gejala autisme dapat di deteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif. Menurut Mardiyono (2010)deteksi dini pada anak dengan autis melalui beberapa tahapan, antara lain : deteksi dini sejak dalam Kandungan, deteksi dini sejak lahir hingga Usia 3 tahun.

(15)

Peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar pengaruhnya dalam proses perkembangan anak, walaupun perlu didukunng oleh lembaga sosial dan pendidikan. Keberhasilan anak sangat ditentukan oleh keluarganya, karena keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak (Hyoscyamina, 2011). Orang tua adalah guru pertama dalam memberikan pendidikan kepada anaknya dan bertanggung jawab penuh terhadap proses pertumbuhannya, anak membutuhkan bimbingan dari orang tuanya sehingga anak bisa menjalani kehidupannya sendiri di masa akan datang (Rahim, 2013). Peran orang tua yang acuh akan menimbulkan dampak negative seperti anak yang tidak ceria, penakut dan kurang kreativitas (Herentina, 2012).

Dampak autis berbeda-beda pada setiap tahap perkembangan. Menurut Omrod (2008) menjelaskan dampak autis sebelum sekolah yaitu tantrum, telat berbicara, kurangnya kontak mata dan senyum sosial, menolak untuk dipeluk dan disayang, lebih senang menyendiri, tidak tertarik kepada anak lain, tidak mampu memahami aturan yang berlaku. Memasuki usia sekolah perilaku menarik diri dari autis akan berkurang, namun masih sulit untuk dapat bermain dengan anak sebayanya, tidak dapat berteman, sosialisasinya buruk, tidak dapat berempati.Menurut Omrod (2009) anak-anak autis cenderung dianggap sebagai anak yang tidak memiliki empati sehingga dijauhi teman-teman sebayanya. Kelainan autis menyebabkan terganggunya kognitif sosial, ketrampilan sosial dan interaksi sosial.

World health organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25%

(16)

perkembangan motorik halus (Widati, 2012). Departemen RI Dalam (Widati, 2012) melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan di Indonesia dalam (Widati, 2012) sebesar 85. 779 (62, 02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan.

Badan pusat statistik Indonesia memperkirakan dari tahun 2010 sampai 2016 sekiranya terdapat 140.000 anak dibawah usia 17 tahun dengan gangguan autis. Mohamad Nelwansyah, Direktur Eksekutif Rumah Autis saat peringatan hari autisme sedunia tanggal 2 April 2015 di Bekasi menyebutkan bahwa di Indonesia, pada tahun 2000-an prevalensi penderita autis sebesar 1:1.000 kelahiran. Tahun 2008, angka prevalensi kejadian autis tersebut meningkat sampai 1, 68:1.000 kelahiran.

Anak Autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa.Pada tahun 2013 terjadi peningkatan dengan jumlah rasio 1 dari 50 orang anak saat ini mengalami autisme. Hal tersebut bukan hanya terjadi di negara-negara maju seperti Inggris, Australia, Jerman dan Amerika namun juga terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Prevelansi didunia saat ini mencapai 15-20 kasus per 10.0000 anak atau sekitar 0,15%-0,20%. Jika angka kelahiran di Indonesia 6 juta/tahun maka

(17)

jumlah penyandang autis di Indonesia bertambah 0,15% per 6.900 anak setiap tahunnya (Willingham, 2013).

Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Provinsi Jawa Tengah (2012) mendata bahwa ada sebanyak 512 penyandang autis dari total keseluruhan 13.828 anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB seluruh Jawa Tengah dan pada tahun 2012 berdasarkan data dari sekolah SLB di seluruh kebumen terdapat 16 anak yang menderita autis. Meningkatnya kesadaran tentang jumlah kasus penderita gangguan autis kemudian mendorong munculnya kesadaran pentingnya memberikan pengetahuan kepada ibu atau keluarga yang memiliki balita tentang deteksi dini autis anak untuk mengetahui sedari dini bila terdapat ketidaknormalan atau tanda-tanda autisme.

Ibu pada umunya adalah orang yang berpastisipasi aktif dalam deteksi dini anak autis jika memiliki pengetahuan tentang gejala autis yang baik inilah yang akan menentukan keputusan orang tua untuk bersikap dan selanjutnya turut berpartisipasi dalam penanganan anak autis. Rendahnya pengetahuan orang tua terhadap deteksi dini autis sehingga penulis tertarik membuat inovasi yaitu media lembar balik untuk pendidikan deteksi dini autis. Maka peran bidan dalam proses tumbuh kembang yaitu menurut Yuniarti (2015), di dalam Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan yang antara lain mengatur hal-hal berikut yaitu pelayanan kesehatan pada anak

(18)

meliputi pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak.

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di Desa Bumirejo, Puring Kebumen di dapatkan data 3 anak dan 1 balita mengalami autis dan dari hasil wawancara orang tua yang anaknya mengalami autis di dapatkan informasi bahwa mereka belum mengetahui tentang deteksi dini autis pada bayi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat inovasi tentang penggunaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum

Penggunaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

b. Mengetahui pengetahuan ibu sesudah diberikan pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

c. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan melalui lembar balik deteksi dini autis pada bayi

(19)

C. MANFAAAT PENULISAN 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya penggunaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi. Sebagai suatu media inovasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu.

b. Bagi Klien

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang deteksi dini autis pada bayimelalui media lembar balik.

2. Manfaat Teoritis a. Bagi Bidan

Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan yang berkualitas dalam melakukan pendidikan kesehatan dengan penggunaan media lembar balik untuk deteksi dini autis pada bayi.

b. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta pemikiran mengenai penggunaaan media lembar balik untuk pendidikan kesehatan deteksi dini autis pada bayi.

(20)

Arief Sadirma. Dkk 2006. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Available online on

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/download/2900/2674/ Acessed

25 Februari 2017.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad . 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: . PT. Raja grafindo Persada. Available online on http://eprints.uny.ac.id/9432/12/12%20BAB%.pdf/

Acessed 24 Februari 2017.

Depkes RI (2010) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh.

Effendi SH, Indrasanto. Buku Ajar Neonatologi. 1st ed. Jakarta : Badan Penerbit IDAI; 2008. Available online on

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-4243-bab1.pdf/Acessed 20 Februari 2017.

Hadist. A, (2007). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfabeta. Available online on

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42072/4/Chapter%20II.pdf/

Acessed 23 Februari 2017.

IDAI. 2012. Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI.

Indriana, Dina. (2011) . Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press. Available online on

e-journals.unmul.ac.id/index.php/SAKTI/article/download/.../pdf. Acessed 20 Maret 2017.

Kaplan, H. I., Sadock, BJ, And Grebb, J. A., 2010. Sinopsis Psikiatri Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa Aksara : 113-129, 149-183. Available online on http://lib.unnes.ac.id/7602/1/10571.pdf/Acessed 21 Februari 2017.

Marmi. (2015). Asuhan Neonatus,Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

(21)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika Priyatna, A. 2010. Amazing Autisme: Memahami, Mengasuh Dan Mendidik Anak Autis. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Available online on

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/6156/5208. Acessed 20

Maret 2017.

Rudi Susilana Riyana, 2008. Media Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Soetjiningsih, Ranuh. (2015). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D). Bandung : Alfabeta .

http://eprints.ums.ac.id/34898/1/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf/ Acessed

19 Februari 2017.

Veskarisyanti, GA. (2008) Terapi autisme. Yogyakarta: pustaka anggrek.

Available online on

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Gambar

Tabel 2 Pengetahuan Partsipan Sesudah Pendidikan Kesehatan ..........................

Referensi

Dokumen terkait

Pameran yang diselenggarakan dalam rangka memperinga 60 tahun pendidikan asritektur di Indonesia ini akan menampilkan 1) prol instusi pendidikan arsitektur di Indonesia, 2)

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perendaman berbagai jenis krioprotektan berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan laju perkecambahan (hari), kecambah normal (%),

upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sarana prasarana pendidikan di SMAN 1 Mojo dengan adannyaPerencanaanprasaranasarana, pengadaan prasaranasarana,

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Individu dengan kesadaran diri yang baik akan mampu mengenali emosi mana. yang sedang mereka

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui profil mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta pengguna layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada

Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan usaha yang tercermin dari tingkat profitabilitas ( profitability) dan arus kas (cash flow). Profitabilitas usaha merupakan

penyusunan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia;. penyusunan rencana kerja

Berdasarkan pemerhatian eksploratori oleh Pusat KOMAS mengenai insiden diskriminasi kaum di Malaysia pada tahun 2019, terdapat sedikit penurunan dalam kedua-dua usaha