• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo : studi kasus pada mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo : studi kasus pada mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LAYANAN JASA TIKET PESAWAT BATAVIA AIR PADA PT MITRA PERSADA

TRAVELINDO YOGYAKARTA

Studi kasus pada Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Matius Atot R.

022214095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LAYANAN JASA TIKET PESAWAT BATAVIA AIR PADA PT MITRA PERSADA

TRAVELINDO YOGYAKARTA

Studi kasus pada Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Matius Atot R.

022214095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(3)
(4)
(5)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

( filipi 4 : 13 )

Ku dengar kataNya yang sangat lembut" AKUlah harapan dari segala yang ada dan AKUlah tujuan dari segala

arah".

( kutipan dari mimpi )

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ayah & Ibu tercinta atas do’anya Encang, Amit & Refita sari adik-adikku yang aku sayangi. Elisha Yuli Asstuti& Reyuan yudha pratama keponakanku. Kakek & Nenekku Teman-temanku Almameterku

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LAYANAN JASA TIKET PESAWAT BATAVIA AIR PADA PT MITRA PERSADA

TRAVELINDO YOGYAKARTA

(Studi Kasus : pada Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta) Matius Atot R

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui profil mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta pengguna layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, (2) untuk mengetahui apakah Mahasiswa Kalimanatan Barat di Yogyakarta merasa puas terhadap pelayanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, dan (3) Untuk mengetahui atribut apa yang memberikan kepuasan paling besar pada konsumen.

Penelitian ini adalah sebuah studi kasus, pada pengguna

langsung/pelanggan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, selama bulan Oktober-November 2007. Subjek penelitian adalah konsumen/mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta pengguna langsung jasa tiket Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik pengolahan data menggunakan analisis Indek Kepuasan Pelanggan (IKP), baik secara keseluruhan maupun per atribut.

Hasil penelitian memperlihatkan : (1) profil mahasiswa-mahasiswi asal Propinsi Kalimantan Barat yang sekarang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta khususnya yang menjadi responden penelitian ini, didominasi oleh laki-laki (63 %), pernah memesan dan membeli tiket Batavia Air di Travelindo Yogyakarta antara 2-3 kali (61 %), dan kebanyakan sedang kuliah di USD (43 %), (2) Secara umum responden puas dengan pelayanan jasa tiket pesawat Batavia Air di Travelindo Yogyakarta. Hasil analisis data memperlihatkan terdapat 74 % responden sangat puas, 8% responden puas, dan 18% responden tidak puas, dan (3) dari lima atribut yang diukur, secara umum pada setiap atribut konsumen merasakan sangat puas atau setidaknya puas, yang tidak puas tidak lebih dari 25%. Atribut yang paling memberikan kepuasan adalah atribut responsiveness diikuti atributtangibles, reliability,assurance, danempathy.

(9)

viii

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE CONSUMERS’ SATISFACTION TOWARD THE SERVICE OF TICKETING SERVICE OF BATAVIA AIR AIRCRAFT

IN PT MITRA PERSADA TRAVELINDO YOGYAKARTA

(A Case Study: In University Students West Borneo in Yogyakarta)

Matius Atot R Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

The purposes of this research were (1) to know the profile of university students from West Borneo in Yogyakarta as the users of ticketing service of Batavia Air Aircraft by PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, (2) to know whether the University Students of West Borneo in Yogyakarta felt satisfied toward the ticketing service of Batavia Air Aircraft in PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, and (3) to know the attributes attributing to the most satisfaction toward the consumers.

This research us a case study, conducted on the direct user/consumers of ticketing service of Batavia Air Aircraft by PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta, in October-November 2007. The subjects of this research are consumers/university students from West Borneo in Yogyakarta as the direct users of the ticketing service. The data were collected using questionie and secondary data searches. Meanwhile the techniques of data analysis are the analysis of Consumers’ Satisfaction Index (IKP), both a whole or per attribute.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul“Analisis Tingkat Kepuasan

Konsumen Terhadap Layanan Jasa Tiket Pesawat Batavia Air Pada PT

Mitra Persada Travelindo Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan ketulusan

hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku rektor Universitas

Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M selaku Dosen

Pembimbing I yang dengan sabar telah berkenan memberikan

pengarahan, bimbingan dan masukan dari awal sampai akhirnya

(11)

x

5. Ibu M. T. Ernawati, S.E.,M.A selaku Dosen Pembimbing II yang

dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan

masukan dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan banyak hal yang sangat berharga

kepada penulis.

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan

baik moral maupun spiritual dalam penyelesaian skripsi ini. Terima

kasih atas doa, perhatian dan cinta yang tak pernah berhenti untukku.

Dukunganmu adalah motivasi terbesarku untuk menyelesaikan skripsi

ini.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Benny, Beben, Ronny, Apeng, Amang,

bromo Borneo, Jonathan, Dona, Ima kecil, Oktavianus, Arif, Simon,

wida, komenk dan Yudhie, ….Aku bangga & bahagia bersama kalian

”Thanks for our friendship”.

9. Kakek-Nenekku yang pengen banget liat foto wisudaku, terima kasih

untuk semua nasehat-nasehatnya selama ini.

10. Adek-adekku tercinta Encang, Amit, Refitasari, makasih atas support

dan keceriaan serta semangat yang selalu kalian hadirkan dirumah saat

aku pulang. serta buat Alm Cekoda dan Alm Suwati adikku, karena

(12)

xi

11.Specialbuat istriku Alm Thereselia Eva Susanti yang sangat aku kasihi

dan aku sayangi selalu selamanya yang telah membuat hari-hariku

penuh kebahagiaan dan penuh arti walau hanya harus sesaat.

12. Temen-temen Manajemen: Andru, Aditya, Angga, Roy, Ida, Mendez,

Andika, selvy akt, yosef, Adex, primus, yanu, Risky, Windra, Antok,

Hendrik, Ronny, makasih buat kebersamaannya selama ini.

13. PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta yang telah memberikan izin

penelitian sampai selesai.

14. Teman-Teman Kalimantan Barat selaku sebagai kuesioner yang telah

meluangkan waktunya.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Yogyakarta, 3 Maret 2008

Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKEDEMIS ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Pengertian Jasa / Pelayanan ... 9

B. Karakteristik Jasa... 9

C. Dimensi-Dimensi Jasa Yang Berkualitas atau Bermutu ... 10

D. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 12

E. Konsep Kualitas dan Total Quality Management... 19

F. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 22

G. Konsep Pemasaran ... 23

H. Teori-Teori Perilaku Konsumen... 25

I. Pengertian Transportasi ... 27

J. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Jenis dan Sumber Data ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data... 33

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

H. Uji Instrumen Penelitian ... 37

(15)

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 43

A. Profil Perusahaan ... 43

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 46

C. Struktur Organisasi ... 47

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Persiapan Penelitian ... 71

B. Hasil Penelitian ... 73

C. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. 84 A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 85

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel V.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument Harapan dan Kinerja ... 72

Tabel V.2 Profil Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta Pelanggan

Jasa Tiket Batavia Air di Travelindo Yogyakarta ... 74

Tabel V.3 IKP Mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta Mengenai

Jasa Tiket Batavia Air di Travelindo Yogyakarta ... 76

Tabel V.4 Rekapitulasi IKP Mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta

Mengenai Jasa Tiket Batavia Air di Travelindo Yogyakarta ... 79

Tabel V.5 Rekapitulasi IKP untuk Setiap Atribut Mahasiswa Kalimantan

Barat di Yogyakarta ... 80

(17)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Struktur Organisasi PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta ... 47

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan peranan faktor jasa dewasa ini terutama didorong

oleh kemajuan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi. Organisasi jasa

yang mempunyai karakteristik spesifik memerlukan strategi pemasaran yang

khusus pula. Organisasi jasa secara garis besar berhubungan dengan tiga hal

yaitu : managing differentiation, managing productivity, dan managing

service quality(Yuliastuti, 2000).

Strategimanaging service qualitydewasa ini semakin dirasakan penting,

hal ini disebabkan pelanggan semakin sadar akan pentingnya kualitas.

Persoalannya, kualitas merupakan sesuatu hal yang relatif kompleks dan

senantiasa berkembang, sehingga upaya-upaya untuk mengembangkan,

mengimplementasikan dan mengendalikannya secara berhasil perlu dilakukan

secara terus-menerus, kontekstual, menyeluruh, dan terpadu; dan pada

akhirnya kualitas pelayanan bermuara pada suatu kenyataan lebih banyak

“ditentukan pelanggan”.

Setiap konsumen/pelanggan pada umumnya ingin mendapatkan

pelayanan yang optimal. Pelayanan yang optimal dimaksudkan agar mampu

memberikan kepuasan bagi konsumen/pelanggan sesuai dengan jumlah uang

atau biaya yang mereka bayarkan. Cara untuk mengetahui apakah

(19)

pada saat ini. Apabila konsumen/pelanggan mengadakan pembelian ulang dan

tidak memiliki keluhan atas jasa yang dinikmatinya berarti

konsumen/pelanggan tersebut puas, tetapi apabila konsumen/pelanggan tidak

mengadakan pembelian ulang dan jumlah pelanggan bahkan menurun berarti

kepuasan mereka tidak terpenuhi. Tjiptono (1995: 25) berpendapat bahwa

seorang konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal

yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang

lain, sedangkan konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan

tindakan yang berbeda. Ada tiga tindakan yang biasanya terjadi yaitu voice

response (misalnya: minta ganti rugi atau mengembalikannya pada penjual)

private response (misalnya: memberikan rekomendasi yang jelek kepada

orang lain), danthird party response(misalnya: mengambil tindakan hukum).

Definisi dari kepuasan konsumen/pelanggan tersebut telah dikemukakan

oleh beberapa ahli pemasaran. Menurut Engel et.al. (1995: 545), kepuasan

konsumen atau pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang

dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,

sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul apabila hasil (outcome) tidak

memenuhi harapan. Sedangkan Kotler (1997: 36), menyatakan kepuasan

konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan

(20)

Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang maju begitu pesat

dalam era globalisasi juga ikut mempengaruhi perkembangan industri

khususnya industri jasa transportasi udara. Selain itu semakin bertambah pula

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tiket dan jasa

transportasi udara. Perusahaan yang menyadari bahwa pelayanan merupakan

daya tarik konsumen, seharusnya secara berkala meneliti tingkat pelayanannya

sendiri maupun pesaingnya. Kunci utama dalam mengelola kualitas pelayanan

jasa adalah dengan memenuhi harapan konsumen. Harapan konsumen

terbentuk melalui pengalaman mereka, pemberitahuan dari mulut ke mulut

dan periklanan.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan atau

indek kepuasan pelanggan (IKP) sangat tergantung kemampuan perusahaan

memenuhi harapan konsumen. Jika konsumen menilai bahwa kinerja yang

dirasakannya setelah mengkonsumsi suatu jasa itu melebihi atau

setidak-tidaknya sama seperti yang diharapkannya sebelumnya maka pelanggan

tersebut akan merasakan kepuasan. Sebaliknya bila yang dirasakannya setelah

mengkonsumsi suatu jasa tersebut lebih rendah dari harapannya sebelumnya

maka pelanggan tersebut akan merasakan ketidakpuasan. Masalahnya tingkat

kepuasaan yang dirasakan oleh konsumen yang satu belum tentu sama dengan

yang dirasakan oleh konsumen yang lain, semuanya tergantung pada persepsi,

tanggapan dan penilaian masing-masing konsumen atas harapan dan kinerja

jasa yang dikonsumsinya.

Untuk membuktikan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menelaah

(21)

perusahaan, khususnya memperbandingkan apa yang diharapkan konsumen

sebelumnya dengan apa yang dirasakannya setelah mengkonsumsi/menikmati

jasa atau pelayanan tersebut. Dalam hal ini dengan melakukan studi kasus

mengenai tingkat kepuasan konsumen atas jasa pelayanan tiket pesawat

Batavia Air jurusan Yogyakarta-Pontianak yang dilaksanakan PT Mitra

Persada Travelindo Yogyakarta berdasarkan persepsi mahasiswa asal Propinsi

Kalimantan Barat (Kalbar) di Yogyakarta yang menggunakan jasanya. Oleh

karena itu judul yang dipilih adalah: “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Layanan Jasa Tiket Pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta : Studi kasus pada Mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba

merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta

sebagai pengguna layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra

Persada Travelindo Yogyakarta?

2. Apakah mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta puas terhadap

pelayanan jasa tiket Pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada

Travelindo Yogyakarta?

(22)

C. Batasan Masalah

Penulis memberikan suatu batasan penelitian agar masalah yang diteliti

tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan. Batasan tersebut terdiri atas beberapa hal sebagai berikut :

1. Profil responden yang diteliti adalah profil konsumen/mahasiswa

Kalimantan Barat di Yogyakarta yang meliputi : jenis kelamin, frekuensi

pemakaian, dan perguruan tinggi.

2. Tempat kuliah atau perguruan tinggi dari konsumen/mahasiswa yang

diteliti meliputi : USD, UAJY, UPN, UGM, dan UNY.

3. Untuk menilai kualitas jasa pelayanan menggunakan lima dimensi kualitas

jasa pelayanan yang dikemukakan oleh Parasuraman, dkk. (Tjiptono,

1996: 70).Kelima dimensi kualitas jasa layanan tersebut adalah:

a) Tangible (bukti nyata) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi.

b) Responsiveness (daya tanggap) kemauan untuk membantu pelanggan

dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap.

c) Assurance(jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan

dan sifat dapat dipercaya serta bebas dari bahaya dan keragu-raguan.

d) Empathy (empati) meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas

(23)

e) Reliability (kehandalan), kemauan untuk melaksanakan atau

memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

memuaskan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu kajian secara ilmiah dalam rangka mengetahui

tentang apa, mendeskripsikan tentang siapa, dimana, kapan, mengapa, atau

bagaimana mengukur mengenai sesuatu jawaban atas hal-hal yang di

permasalahkan (Umar, 2003: 34).

Dalam penelitian ini tujuan penelitiannya, adalah :

1. Untuk mengetahui profil Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta

pengguna layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada

Travelindo Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta

puas terhadap pelayanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra

Persada Travelindo Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui atribut apa yang memberikan kepuasan paling besar

kepada konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yaitu menjelaskan kepada pihak mana saja kiranya

hasil riset dapat bermanfaat (Umar, 2003: 150). Dengan adanya penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain:

(24)

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mendukung pelaksanaan

pengendalian jasa agar semakin efektif sehingga dapat memenuhi

kebutuhan konsumen dengan lebih baik.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahan

bacaan yang bermanfaat bagi pembaca yang berminat dalam manajemen

pemasaran khususnya tentang kepuasan konsumen.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengalaman praktek lapangan bagi penulis

untuk menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini di uraikan landasan teori yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang jenis penelitian, lokasi dan

(25)

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi, sampel

dan teknik pengambilan sampel, uji instrumen, dan teknik analisis

data yang dipakai.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah atau profil perusahaan, visi

dan misi perusahaan, serta struktur organisasi PT Mitra Persada

Travelindo Yogyakarta.

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini diuraikan analisis data dan pembahasannya dengan

mengacu pada teori-teori yang penulis gunakan serta

interpretasinya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan, kesimpulan dari hasil penelitian ini dan

(26)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Jasa atau Layanan

Pelayanan atau jasa menurut Swastha (1984: 38) adalah barang jasa yang

tidak kentara (intangible product), dan lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki

atau dilihat langsung dan diperoleh melalui pertukaran yang saling

memuaskan.

Menurut definisi di atas jasa adalah barang yang tidak kentara

(intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi

pertukaran yang saling memuaskan. Keunggulan suatu produk jasa adalah

tergantung dari keunikan dan kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut,

apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan.

B. Karakteristik Jasa

Berikut akan diperlihatkan karakteristik jasa yang membedakannya

dengan barang. Menurut Lovelock (dalam Umar,2003 : 3), terdapat delapan

aspek mendasar yang membedakan jasa dengan barang fisik, yaitu :

1. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh konsumen

2. Produk jasa merupakan suatu kinerja yang sifatnyaintangibles.

3. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih besar

(27)

4. Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit banyak

dalam pembentukan atau mendesain jasa.

5. Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran, produk jasa lebih

bervariasi.

6. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen.

7. Jasa tidak dapat disimpan

8. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif lebih

diperhatikan.

C. Dimensi-dimensi Jasa yang Berkualitas atau Bermutu

Setiap perusahaan harus mengidentifikasi sendiri isi dan bentuk dari

harapan konsumen. Salah satu persoalan yang mungkin lebih penting adalah

mempengaruhi persepsi keseluruhan mereka mengenai kualitas pelayanan.

Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang penting

dan harus dikerjakan dengan baik karena aplikasi kualitas sebagai sifat dari

penampilan perusahaan untuk dapat bertahan di dalam persaingan dalam

rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pimpinan

pasar maupun sebagai strategi untuk terus berkembang. Dimensi kualitas jasa

menurut Zeithaml et.al. (Umar, 2003: 8) dapat dibagi dalam lima dimensi :

1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai

dengan janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu

(28)

meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan

karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.

3. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan tehadap

produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan

dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,

kemampuan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan. Dimensi ini merupakan gabungan dari sub dimensi :

a. Kompetensi (competence), keterampilan dan pengetahuan yang

dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.

b. Kesopanan (courtesy), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para

karyawan.

c. Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan

sebagainya.

4. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha

perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

Empathy ini merupakan penggabungan dari beberapa dimensi, antara lain :

a. Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang

(29)

b. Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau

memperoleh masukan dari pelanggan.

c. Pemahaman pada pelanggan (understanding the customer), meliputi

usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

5. Tangibles, meliputi penampilan fisik, seperti gedung dan ruangan front

office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.

D. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal

dari perbandingan persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu

produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan bergantung pada

perkiraan kinerja produk atau jasa dalam memberikan nilai relatif terhadap

pembeli. Jika kinerja produk atau jasa lebih rendah dari harapan pelanggan,

konsumen tidak terpuaskan. Jika kinerja produk atau jasa sesuai dengan

harapan, konsumen terpuaskan. Jika kinerja melebihi yang diharapkan,

konsumen akan lebih senang dan puas. Menurut Armstrong dan Kotler (2001:

13) Kepuasan pelanggan adalah suatu tingkatan dimana perkiraan kinerja

produk sesuai dengan harapan pembeli. Sedangkan menurut Tjiptono (2004 :

37), kepuasan pelanggan = f (expectation, performance). Kepuasan pelanggan

(30)

harapan, dan sebaliknya pelanggan tidak puas apabila harapan lebih besar dari

kinerja.

Masih menurut Tjiptono (2004 : 37-38), ada beberapa cara sederhana

mengukur Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) yaitu :

1).IKP = PP

2).IKP = (IM) (PP)

3).IKP = PP – EP

4).IKP = IM (PP- EP)

5).IKP = PP / EP

Sesungguhnya beberapa rumus mencari IKP ini tidak terlalu jauh

berbeda, kalaupun ada perbedaan lebih pada penekanannya. Bagi sebagian

orang IKP pada dasarnya diukur berdasarkan kinerja (perceived performance/

PP) yang dirasakan pelanggan (konsumen) setelah mengkonsumsi suatu jasa,

tanpa mempersoalkan apakah hal itu sesuai dengan harapannya sebelumnya

atau bukan. Ada pun penilaian konsumen akan jasa yang dikonsumsinya itulah

IKP dari pelanggan (konsumen) tersebut. Dengan demikian IKP = PP.

Tetapi bagi sebagian orang lagi IKP yang menunjukkan puas tidaknya

seorang pelanggan tidak cukup bila hanya dilihat berdasarkan kinerja setelah

mengkonsumsi, tetapi harus memperbandingkan dengan harapannya

sebelumnya. Jika kinerja (perceived performance) melebihi atau setidaknya

sama dengan harapan (expectation/ EP) maka yang diperoleh adalah kepuasan,

sebaliknya bila kinerja lebih rendah daripada harapan maka yang diperoleh

(31)

atau IKP = PP / EP. Pada prinsipnya besar kecilnya IKP sangat ditentukan

oleh selisih antara PP dengan EP. Jika PP > EP, maka termasuk kategori

sangat puas; PP = EP, termasuk kategori puas; dan PP < EP, termasuk kategori

tidak puas.

Dalam hal ini jika menggunakan rumus IKP = PP – EP, berarti bila IKP

> 0, termasuk kategori sangat puas; IKP = 0, termasuk kategori puas; dan IKP

< 0, maka termasuk kategori tidak puas. Sedangkan kalau menggunakan

rumus IKP = PP / EP, berarti bila IKP > 1, termasuk kategori sangat puas; IKP

= 1, termasuk kategori puas; dan IKP < 1 termasuk kategori tidak puas.

Selanjutnya, ada pula yang berpendapat bahwa setiap pelanggan

(konsumen) terlebih dahulu harus menentukan faktor-faktor apa yang menjadi

pertimbangannya dalam mengkonsumsi suatu jasa dan bagaimana skala

prioritasnya dari faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor itu harus diurutkan

berdasarkan kepentingannya, dan faktor yang paling penting diberi skor paling

tinggi dan seterusnya. Tingkat kepentingan ini (importace/ IM) perlu

diperhitungkan. Oleh karena itu IKP = (IM) (PP) atau IKP = IM (PP – EP)

menjadi rumus yang digunakan.

Perusahaan pemasaran terkemuka akan mencari cara sendiri untuk

mempertahankan kepuasan konsumennya. Konsumen yang merasa puas akan

membeli kembali, dan mereka akan memberi tahu yang lain tentang

pengalaman baik mereka dengan produk atau jasa tersebut. Kuncinya adalah

menyesuaikan harapan konsumen dengan kinerja perusahaan. Perusahaan

(32)

yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang

mereka janjikan. Kepuasan pelanggan atau konsumen berkaitan erat dengan

kualitas. Banyak perusahaan yang mengadopsi program TQM (Total Quality

Managemen) yang dirancang untuk perbaikan berkelanjutan produk, jasa, dan

proses pemasaran mereka.

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dengan terciptanya kepuasan

pelanggan adalah (Tjiptono, 2002 : 7) :

1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.

4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang

menguntungkan perusahaan.

5. Reputasi persahaan menjadi baik di mata pelanggan.

6. Laba yang diperoleh meningkat.

Terdapat lima faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan

pelanggan, yaitu :

1. Kualitas produk atau jasa

Konsumen atau pelanggan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas.

Persepsi konsumen terhadap kualitas produk dipengaruhi oleh dua hal,

yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa sesungguhnya dan komunikasi

(33)

2. Kualitas pelayanan terutama industri jasa

Pelanggan merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan

yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas

pelayanan banyak dikenal, misalnya servqual (service quality). Dalam

banyak hal, kualitas pelayanan sering berdaya diferensiasi lebih kuat

dibandingkan kualitas produk.

3. Faktor emosional

Konsumen yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum

terhadap dia bila menggunakan produk bermerek tertentu, cenderung

memiliki kepuasan lebih tinggi. Kepuasannya bukan karena kualitas

produk, tetapi harga diri atau nilai sosial yang menjadikan pelanggan puas

terhadap merek produk tertentu.

4. Harga

Produk yang berkualitas sama, tetapi harganya relatif murah akan

memberikan nilai lebih ke pelanggan. Jadi faktor harga merupakan faktor

penting bagi pelanggan atau konsumen untuk mengevaluasi tingkat

kepuasan.

5. Biaya mendapatkan produk atau jasa

Produk atau jasa yang tidak memerlukan pengeluaran biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkannya maka

pelanggan cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Total kepuasan pelanggan tergantung pada evaluasi pelanggan terhadap

(34)

berbeda-beda terhadap setiap komponen. Agar pengukuran kepuasan

pelanggan tepat, maka perusahaan harus mengerti dan memahami bahwa

terdapat saling keterkaitan antara perilaku pelanggan, sikap, atau persepsi

pelanggan terhadap perusahaan serta pengalaman atas proses pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya. Keterkaitan tersebut

berjenjang bagaikan suatu hirarki, di mana hirarki yang lebih rendah

mempengaruhi hirarki berikutnya, hingga pada akhirnya tujuan tertinggi suatu

perusahaan tercapai, yaitu peningkatan omset, peningkatan pangsa pasar, dan

peningkatan laba.

Beberapa macam metode yang bisa digunakan untuk mengukur

kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut (Kotler,1994, Tjiptono & Diana,

2001 : 104-105):

1. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat pada pelanggan (customer centered)

memberikan kesempatan yang luas kepada pelanggannya untuk

menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak

saran, kartu komentar, customer hotlines dan lain-lain.

Informasi-informasi tersebut dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi perusahaan

dan memungkinkan untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk

mengatasi masalah-masalah yang timbul.

2. Ghost shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

(35)

atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan

temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut.

3. Lost customer analysis

Perusahan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah

berhenti membeli atau beralih ke produk lain. Untuk mencari informasi

penyebab terjadinya penurunan pelayanan. Bukan hanya exit interviewaja

yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting,

peningkatancustomer loss ratemenunjukkan kegagalan perusahaan dalam

memuaskan pelanggannya.

4. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya dilakukan melalui penelitian survei, baik melalui pos,

telepon maupun wawancara pribadi. Dengan melakukannya, perusahaan

akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Metode survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan

pengukuran dengan berbagai cara, yaitu :

a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung (directly reported

satisfaction) dengan pertanyaan seperti : “ungkapan seberapa puas

saudara terhadap pelayanan X pada skala berikut : sangat tidak puas,

(36)

b. Responden juga dapat diberi pertanyaan mengenai seberapa besar

mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang

mereka rasakan (derived satisfaction).

c. Metode lain adalah dengan meminta responden untuk menuliskan

masalah-masalah yang mereka miliki dengan penawaran dari

perusahaan dan untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka

sarankan (problem analysis).

d. Selain itu responden juga dapat diminta untuk merangking berbagai

elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen

dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen

(Importance / performance ratings).

E. Konsep Kualitas dan Total Quality Management (TQM) 1. Kualitas

Belum ada definisi mengenai kualitas yang dapat diterima secara

universal, Definisi-definisi mengenai kualitas yang ada memperlihatkan

beberapa kesamaan, yaitu (Tjiptono & Diana, 2001:3) :

a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin kurang berkualitas pada

(37)

2. Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management adalah suatu sistem manajemen yang

berfokus pada orang dan bertujuan untuk meningkatkan secara

berkelanjutan kepuasan konsumen pada biaya sesungguhnya yang secara

berkelanjutan terus menurun.

Menurut Hensler dan Brunell (Tjiptono & Diana, 2001:14), ada 4

prinsip utama dalam TQM, yaitu :

a. Kepuasan pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas.

Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan

spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan pelanggan.

Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek,

termasuk di dalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh

karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk

memuaskan para pelanggan.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai

(value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para

pelanggan. Semakin tinggi nilai pelanggan yang diberikan, maka

semakin besar pula kepuasan pelanggan.

b. Respek terhadap semua orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan

dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas

(38)

daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang

dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberikan kesempatan

untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

c. Manajemen berdasarkan fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya

setiap keputusan selalu berdasarkan fakta, bukan sekedar pada

perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini.

Pertama, prioritasisasi (prioritazation) yakni suatu konsep bahwa

perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang

bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Karena itu

dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi

dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua,

variasi (variation) atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik

dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan

bagian yang wajar dari setiap organisasi. Dengan demikian manajemen

dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang

dilakukan.

d. Perbaikan berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses

secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan.

Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDAC (plan-do-check-act),

(39)

pemeriksanaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif

terhadap hasil yang diperoleh.

F. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran sangatlah penting bagi perusahaan agar bisnis

yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan sistematis, karena jika

manajemen dari suatu pemasaran perusahaan itu baik maka otomatis

perusahaan akan lebih mudah dalam menghadapi setiap hambatan-hambatan

yang akan terjadi. Selain itu manajemen pemasaran juga bersangkut paut

dengan masalah penciptaan dan penyampaian kualitas hidup yang lebih.

Menurut Kotler (1997: 13) manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan, pemikiran, penetapan harga, promosi serta

pertukaran yang memuaskan tujuan organisasi dan individual. Sedangkan

Boyd, Walker dan Larreche (1997: 18) menjelaskan bahwa manajemen

pemasaran merupakan suatu proses menganalisis, merencanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup

pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan

gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang

menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran merupakan suatu proses yang melibatkan analisis, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, dan gagasan,

yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan

(40)

G. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan

dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan

yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan

tersebut.

Menurut Kotler (1984: 44) konsep pemasaran adalah suatu orientasi

pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas kunci organisasi adalah

menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dan

menyesuaikan organisasi dengan tujuan memberi kepuasan yang diinginkan

dengan lebih efektif dan efisien dari pada yang diberikan oleh para pesaing.

Sedangkan menurut Swastha (1984: 17-21) konsep pemasaran adalah sebuah

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen

merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa konsep pemasaran dalam

menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan

mengenal dan merumuskan keinginan serta kebutuhan konsumennya,

selanjutnya perusahaan harus menyusun suatu kombinasi dari kebijakan harga,

produk, promosi, dan distribusi sebaik-baiknya agar kebutuhan konsumen

dapat terpenuhi dan terpuaskan.

Konsep pemasaran didasarkan pada empat pilar yaitu pasar sasaran,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba

(Kotler, 1997: 18-22).

(41)

Tidak ada perusahaan yang dapat berorientasi di semua pasar dan

memuaskan semua kebutuhan, juga tidak ada yang dapat berorientasi

dengan baik dalam pasar yang luas. Perusahaan dapat berhasil jika mereka

mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan baik dan menyiapkan

program pemasaran yang sesuai.

1. Kebutuhan Pelanggan

Pemikiran berorientasi pada pelanggan mengharuskan perusahaan

merumuskan kebutuhan pelanggan dari kaca mata pelanggan. Perusahaan

sangatlah bijaksana jika dapat mengukur kepuasan pelanggan secara

teratur, karena bermanfaat untuk mengetahui kepuasan pelanggan.

3. Pemasaran Terpadu

Pemasaran terpadu maksudnya jika semua departemen yang ada di

dalam perusahaan dapat bekerja sama untuk melayani kepentingan

pelanggan. Pemasaran terpadu bisa terjadi pada dua level :

a. Berbagai fungsi pemasaran (tenaga penjualan, periklanan, pelayanan

pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran) harus bekerja sama.

Semua fungsi pemasaran ini harus dikoordinasi dari sudut pelanggan.

b. Pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik dengan bagian lain

perusahaan. Pemasaran tidak akan berjalan jika semua pegawai tidak

menyadari dampaknya terhadap kepuasan konsumen.

4. Kemampuan menghasilkan laba

Tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi

mencapai tujuan mereka. Bagi perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah

(42)

dan menarik cukup dana guna melakukan pekerjaan yang bermanfaat.

Perusahaan menghasilkan uang dengan cara memuaskan kebutuhan

pelanggan melalui produk yang lebih bagus dari pada pesaing.

H. Teori-teori perilaku konsumen

Untuk mengetahui dan memahami proses motivasi yang mendasari dan

mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, perlu

dipelajari beberapa teori tentang perilaku konsumen (Swastha dan Handoko,

1987: 34) sebagai berikut :

1. Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik

seperti Adam Smith yang pada akhirnya menghasilkan doktrin

pertumbuhan ekonomi yang didasarkan atas prinsip bahwa manusia di

dalam segala tindakan didorong oleh kepentingannya sendiri dan selalu

mempertimbangkan untung rugi yang akan didapat dari segala tingkah

lakunya.

Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu :

a. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan

kepuasannya dalam batas-batas kemampuan finansialnya.

b. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber

untuk memuaskan kebutuhannya

c. Bahwa ia selalu bertindak dengan rasional.

(43)

Teori psikologis ini mendasarkan pada faktor-faktor psikologis

individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.

Pada dasarnya teori ini merupakan penerapan dari teori-teori psikologi

dalam menganalisa perilaku konsumen. Tujuan mempelajari bidang

psikologi adalah :

a. Mengumpulkan fakta-fakta perilaku konsumen dan mempelajari

hukum-hukum perilaku tersebut

b. Psikologi berusaha untuk meramalkan perilaku konsumen

c. Psikologi bertujuan untuk mengontrol perilaku

3. Teori Sosiologi

Teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antar

individu yang berkaitan dengan perilaku kelompok, sehingga dalam teori

ini analisis perilaku diarahkan pada kegiatan kelompok seperti keluarga,

teman kerja, perkumpulan olah raga dan lain-lain. Perusahaan harus bisa

menentukan mana diantara lapisan-lapisan sosial yang mempunyai

pengaruh paling besar terhadap permintaan akan produk yang dihasilkan.

4. Teori Antropologi

Teori ini lebih menekankan pada perilaku pembelian dari suatu

kelompok masyarakat yang lebih besar atau kelompok yang ruang

lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, sub kebudayaan, dan

kelas-kelas sosial. Dengan menggunakan teori antropologi manajemen dapat

mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut

(44)

I. Pengertian Transportasi

Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan

perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya

transportasi menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan

menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu

daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada

tersedianya pengangkutan. Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai

menurut tempat dan waktu, jika barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat

ke tempat lain. Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat

diciptakan suatu barang/komoditi yang berguna menurut waktu dan tempat

(time utility and place utility).

Berdasarkan defnisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan

penumpang (manusia) dari suatu tempat ke tempat lain (Kamaludin, 1986: 9).

Dalam tranportasi dikenal dua kategori yaitu : Pertama, pemindahan

barang-barang dan hasil-hasil produksi dengan menggunakan alat angkut. Kedua,

mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Transportasi ada berbagai macam, yaitu transportasi darat, laut, dan

udara. Setiap bentuk transportasi mempunyai lima unsur yaitu jalan,

kendaraan atau alat angkutan, tenaga penggerak, muatan yang diangkut dan

terminal.

Pengoperasian untuk masing-masing jenis transportasi berbeda

disebabkan sifat, karakteristik, dan jenis alat angkut yang digunakan tidak

(45)

1. Angkutan Darat

Fungsi angkutan darat adalah :

a. Penyediaan angkutan kota, antar kota dan pedesaan berdasarkan pada

kebutuhan masyarakat.

b. Untuk mengetahui baik atau tidak alat angkut yang ada, digunakan alat

uji kendaraan bermotor.

c. Fungsi lain yang dijalankan oleh transportasi darat ialah menyangkut

rambu-rambu jalan, lampu lalu lintas serta meningkatkan keselamatan.

2. Angkutan Laut

Fungsi angkutan laut adalah :

a. Penyediaan jasa angkutan laut serta meningkatkan pelayanan.

b. Peningkatan armada/kapal laut serta menjaga keselamatan penumpang

selaku pemakai jasa.

c. Pengembangan jasa-jasa angkutan laut atas dasar pertumbuhan

ekonomi.

3. Angkutan Udara

Fungsi angkutan udara adalah :

a. Penyediaan jasa angkutan udara serta meningkatkan pelayanan.

b. Peningkatan armada/pesawat udara serta menjaga keselamatan

penumpang selaku pemakai jasa.

c. Pengembangan jasa-jasa angkutan udara atas dasar pertumbuhan

(46)

J. Hipotesis

Menurut Arikunto (1995: 68) hipotesis adalah suatu teori atau kesimpulan

sementara yang kebenarannya masih perlu diuji oleh karena itu penulis harus

merumuskan hipotesisnya yang dapat diuji. Dalam penelitian ini hipotesis

yang diajukan adalah:

Konsumen/mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta puas terhadap

layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo

(47)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini, jenis penelitian yang dipakai adalah studi kasus

yaitu suatu penelitian terhadap objek yang populasinya terbatas, sehingga

kesimpulan yang akan ditarik terbatas pada beberapa objek yang diteliti saja.

Jadi tidak berlaku secara umum.

Menurut Indriantono dan Bambang (1999: 26):

Studi kasus dan lapangan (Case and Field Study), merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu.

Menurut Arikunto (1995: 314):

Studi kasus adalah gambaran subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku itu sendiri beserta hal-hal yang melingkunginya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku, demikian pula lain-lain hal yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut.

Menurut Umar (1997: 29):

Studi kasus merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan menyeluruh.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada konsumen pengguna langsung/pelanggan

(48)

dengan waktu penelitian dari bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan

November 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

konsumen/mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta pengguna

langsung jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo

Yogyakarta.

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah profil

konsumen/mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta serta penilaian

konsumen/mahasiswa tersebut atas jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT

Mitra Persada Travelindo Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 3). Variabel

adalah sesuatu yang bervariasi pada beberapa subjek, baik barang, orang atau

kasus (Sigit, 2003: 38). Dalam penelitian ini, variabelnya meliputi :

1) Profil konsumen, meliputi : jenis kelamin, banyaknya pemakaian, dan

perguruan tinggi.

2) Tingkat kepuasan konsumen, diukur dengan lima dimensi kualitas jasa

layanan yang meliputi:

(49)

b.Responsiveness, meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani pelanggan, dan

respon dan penanganan yang cepat terhadap keluhan pelanggan.

c. Assurance, meliputi : keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam

melayani pelanggan; keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan;

serta reputasi dan prestasi perusahaan yang dapat dipercaya.

d. Empathy, meliputi : kemudahan dalam melakukan pemesanan,

kemudahan dalam mendapatkan informasi, dan keterbukaan

perusahaan dalam memberikan informasi.

e. Tangibles, meliputi : kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan;

kelengkapan fasilitas dan peralatan dalam ruangan; dan penampilan

karyawan yang rapi, sopan, dan menarik.

E. Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto (1995: 98), data adalah hasil pencatatan peneliti baik

yang berupa fakta atau angka yang dapat dijadikan untuk menyusun suatu

informasi, sedangkan informasi adalah pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

subjek penelitian atau responden yang meliputi tanggapan responden,

(50)

pelanggan tiket Pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo

Yogyakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari informasi yang

tersedia di perusahaan, dalam hal ini data mengenai gambaran umum

perusahaan, personalia atau sumberdaya manusia dan data tiket Pesawat

Batavia Air.

Menurut Supranto (1996: 4), sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Data internal, yaitu data dari suatu organisasi atau perusahaan yang

menggambarkan keadaan organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam hal

ini, data yang berasal dari PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta.

2. Data Eksternal, yaitu data dari luar suatu organisasi atau perusahaan yang

dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil

kerja suatu organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini, data berasal dari

konsumen/mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta pengguna jasa

tiket Pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka

bersedia menjawab daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner sendiri dibuat

(51)

Kuesioner tersebut disusun berdasarkan parameter-parameter analisis

yang dibutuhkan dan relevan dengan maksud dan tujuan penelitian.

Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini bersifat tertutup, artinya jawaban

sudah disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai

dengan kondisinya dari jawaban yang telah disediakan.

Instrumen kuesioner yang digunakan untuk mengukur kepuasan

konsumen berbentuk checklist dengan Skala Likert atau Skala ordinal.

Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penilaian (Indrianto dan

Bambang, 1999: 104) yaitu : (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti

atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju.

Adapun alternatif jawaban yang disediakan untuk tiap item

pertanyaan adalah sebagai berikut :

a. Alternatif jawaban untuk pertanyaan harapan sebelum menggunakan

layanan dan fasilitas jasa tiket pesawat Batavia Air yaitu :

Sangat berharap skor 5

Berharap skor 4

Netral skor 3

Tidak berharap skor 2

Sangat tidak berharap skor 1

b. Alternatif jawaban untuk pertanyaan kinerja setelah menggunakan

layanan jasa tiket pesawat Batavia Air yaitu :

(52)

Puas skor 4

Netral skor 3

Tidak puas skor 2

Sangat tidak puas skor 1

2. Studi kepustakaan

Studi pustaka ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori, konsep,

variabel dari catatan, buku, majalah, jurnal dan sebagainya guna

mendukung dan memperkuat data yang dicari.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2005: 72). Populasi penelitian ini adalah para mahasiswa asal Kalimantan

Barat yang sedang melanjutkan kuliah di Yogyakarta, khususnya yang

memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) kuliah di salah satu kampus berikut

USD, UAJY, UPN, UGM, atau UNY; dan (2) sudah pernah menggunakan

layanan jasa tiket pesawat Batavia Air pada PT Mitra Persada Travelindo

Yogyakarta minimal dua kali atau lebih. Oleh karena itu untuk menentukan

(53)

n = (Zα

)

2. 

n = Jumlah sampel

Zα = Z Tabel dengan tingkat signifikansi tertentu

Q = (1-P), proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki

karakteristik tertentu

P = Proporsi populasi yang memiliki karakteristik tertentu

d = Tingkat kesalahan yang ditoleransi

Untuk lebih jelasnya diuraikan dalam perhitungan berikut, misal

proporsi populasi yang diharapkan sebesar 50%, tingkat kesalahan sebesar

10%, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% = 1,96 dengan menggunakan

rumus di atas maka jumlah sampel yang diperoleh yaitu:

n = (Zα)2

Hasil perhitungan 96,04 tersebut dibulatkan menjadi 100 agar

memudahkan perhitungan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan 100

(54)

H. Uji Instrumen Penelitian

Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan analisis validitas dan

reliabilitas.Instrumen yang baik adalah harus memenuhi dua persyaratan

penting yaitu valid dan reliabel.

Pengujian kuesioner ini akan diujikan pada 30 konsumen, baru setelah

semuanya dinyatakan valid dan reliabel maka akan disebarkan kepada

responden sejumlah 100 orang.Validitas itu sendiri adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.

1. Uji validitas

Untuk pengukuran validitas digunakan rumus korelasi product

momentdari Pearson (Sutrisno Hadi, 1991: 23) yaitu :

rxy =

 

r : Koefisien korelasi tiap item

X : Nilai setiap item

Y : Nilai semua item

N : Banyaknya responden (sampel)

Kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil

perhitungan lebih besar dari nilai r tabel. Tetapi apabila nilai r yang

diperoleh lebih kecil dari nilai r tabel maka alat pengukuran yang

digunakan tidak valid. Menurut Arikunto (1996: 158), instrumen yang

(55)

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data. Untuk mengukur gejala reliabilitas digunakan teknik

belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi dua belah, antara

kelompok item bernomor ganjil dan kelompok item bernomor genap.

Setelah dihitung dan diketahui hasilnya, kemudian dimasukkan dalam

rumus Spearman-Brown untuk mencari koefisien reliabilitas dari item.

Sebelum menghitung reliabilitas perlu diketahui uji validitas dengan

menggunakan rumusproduct momentatau korelasi Pearson.

Rumusproduct moment(Hadi, 1991: 23) adalah :

rxy =

 

r : Koefisien korelasi tiap item

X : Nilai item bernomor ganjil

Y : Nilai item bernomor genap

N : Banyaknya responden (sampel)

RumusSpearman-Brown(Sutrino Hadi, 1991: 44) adalah :

rbb =

 

(56)

rxy : Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genap

Apabila rbb lebih besar daripada rtabel product moment, maka kuesioner

memenuhi syarat reliabilitas

I. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode analisis ini

menggunakan perhitungan angka. Data yang berasal dari tanggapan responden

yang bersifat kualitatif diubah menjadi angka sehingga dapat dilakukan

analisis kuantitatif dengan cara memberi nilai pada jawaban yang diberikan.

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk menjawab masalah pertama.

Analisis ini dilakukan berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden,

pendekatan ini menggunakan analisis persentase dengan membuat tabel,

mengelompokkan, serta mengikhtisarkan karakteristik konsumen

berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dengan menggunakan tabel

data.

Analisis ini digunakan untuk menarik kesimpulan beberapa peristiwa

yang bersifat relatif dan sulit diukur dengan metode kuantitatif .

Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

a. Data diperoleh dari kuesioner bagian I

b. Responden diklasifikasikan menurut jenis kelamin, banyaknya

pemakaian, dan perguruan tinggi.

(57)

P =

N nx

x 100%

Dimana :

P = persentase

nx = jumlah yang dianalisis

N = jumlah total

2. Analisis Kepuasan Pelanggan (IKP)

Untuk menjawab permasalahan kedua maka penulis menggunakan rumus

IKP.

Menurut Tjiptono (1996: 36), kepuasan pelanggan merupakan fungsi

(Expectation, performance). Kepuasan pelanggan tercapai apabila kinerja

melebihi harapan. Sebaliknya bila kinerja kurang dari harapan maka

konsumen akan kecewa atau tidak puas. Beberapa rumus IKP yang

tergolong sederhana antara lain (Tjiptono,1995: 43):

1) IKP = PP

2) IKP = (IM) (PP)

3) IKP = PP – EP

4) IKP = IM (PP- EP)

5) IKP = PP/EP

Keterangan :

IKP = Indek Kepuasan Pelanggan

PP =Perceieved Performance

(58)

IM =Importance/ Tingkat Kepuasan

Dari beberapa rumus di atas, yang dipakai penulis dalam penelitian ini

adalah:

IKP = PP – EP

Langkah-langkah perhitungan IKP (V. Bektiningtyas, 2004: 41-42):

a. Membuat tabelPerceived Performance, Expectationdan IKP.

No. Responden Preceived

b. Masukkan skor harapan (EP), dan kinerja (PP) ke dalam

masing-masing kolom.

c. Menghitung dan mengisi kolom IKP atau PP – EP

d. Menjumlahkan keseluruhan hasil dari pengurangan antara Perceived

Performance dan Expectation kemudian dibagi dengan jumlah

responden. Jika hasil IKP adalah positif maka pelanggan sangat puas

dengan sub-sub variabel pelayanan dan fasilitas yang ada. Jika

hasilnya nol (0) maka pelanggan juga puas akan tetapi berada pada unit

bawah karena kinerjanya sama dengan harapannya. Bila hasilnya

negatif maka pelanggan tidak puas dengan sub-sub variabel pelayanan

dan fasilitas yang ada.

Kriteria pengukuran IKP adalah sebagai berikut :

IKP > 0 , konsumen sangat puas

(59)

IKP < 0 , konsumen tidak puas

3. Untuk menjawab masalah ketiga yaitu atribut apa yang memberikan

kepuasan paling besar kepada konsumen, penulis akan membandingkan

IKP antara 5 atribut (Reliability, Responsiveness Assurance, Empathy,dan

Tangiables) dan memilih atribut dengan rata-rata IKP terbesar.

Langkah-langkah :

a. Membuat tabelPerceived Performance, Expectationdan IKP.

b. Masukkan skor harapan (EP), dan kinerja (PP) ke dalam

masing-masing kolom.

c. Menghitung dan mengisi kolom IKP atau PP – EP

d. Mencari rata-rata IKP untuk atribut yang jumlahnya lebih besar dari 1.

e. Menghitung total IKP untuk masing-masing atribut. Atribut dengan

(60)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

Travelindo sebagai salah satu agen perjalanan (travel) didirikan tahun

1995. Pada awal terbentuknya, Travelindo masih memakai sistem konvesional

dalam pemesanan tiket yakni secara manual. Seiring dengan perkembangan

industri pariwisata, Travelindo pun mengubah sistemnya dengan membentuk

biro perjalanan yang terjadwal, akomodasi hotel yang menyediakan informasi

hotel di seluruh Indonesia, seperti Bali, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Medan,

dan lain-lain. Sebagai agen travel lokal di Indonesia, Travelindo memiliki

spesialisasi dalam melayani biro perjalanan dalam negeri atau tempat-tempat

wisata yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Ada 7 tempat utama yang

menjadi target wisata para turis yaitu: Danau Toba di Sumatera Utara, Candi

Borobudur, Candi Prambanan, Gunung Bromo dengan suku Tengger-nya,

Bali, Toraja dengan keunikan budayanya, dan taman laut Bunaken di Manado,

Sulawesi Utara. Dengan sistem on-line Travelindo menjadi partner traveling

yang terpercaya karena menyediakan petunjuk penerbangan terlengkap untuk

perjalanan ke seluruh Indonesia.

1. Latar Belakang

Sebagai individu dalam sebuah organisasi yang mempunyai kecendrungan

untuk memiliki rasa kebersamaan dalam kelompok informal, dimana

(61)

mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka akan emosi, psikologis, dan

kebutuhan sosial dalam kehidupan mereka. Sebuah hasil/bentuk yang baik.

Lingkungan kelompok informal akan bertemu dengan kebutuhan individu

akan rasa persaudaraan, dukungan, rasa memiliki, yang akan menjadi

identitas kelompok dan individu. Kelompok dinamis dalam sebuah

organisasi atau perusahaan mencerminkan dinamika dari kelompok

informal didalamnya. Kelompok informal secara sederhana dapat

memotivasi dinamika, perkembangan pribadi termasuk “pembelajaran diri

individual”.

2. Target Jangka Panjang

Bisnis travel berkembang dengan pesat. Travelindo berhasil memiliki

perwakilan dalam ASITA dan menjadi anggota IATA, yang didukung oleh

para pelanggan yang setia sebagai kunci sukses travelindo di masa yang

akan datang.

3. Travelindo – Apa yang dapat kami lakukan untuk anda?

Sejak berdirinya tahun 1995, Travelindo berusaha selalu menawarkan

pelayanan maksimum bagi para pelanggan. Travelindo memahami betapa

pentingnya memastikan bahwa para pelanggannya mendapatkan pelayanan

yang maksimum, sehingga melahirkan kesan/memori yang tak terlupakan.

Sebagai penyedia jaringan travel terkemuka, Travelindo mempunyai

sebuah tour operator, ground handler, agen travel Travelindo juga

merupakan agen perjalanan terbaik di Yogyakarta dalam menawarkan

(62)

olah raga, dan kunjungan lainnya. Travelindo memiliki spesialisasi dalam

kegiatan liburan, merencanakan suatu tour yang berusaha menarik banyak

peminat individu dan kelompok wisatawan, sekaligus menggabungkan apa

yang ingin mereka “lihat dan lakukan” dan menyertakan prosedur dan

anggaran yang sesuai dengan jenis perjalanan yang mereka inginkan.

4. Ground Handler/Operator Lapangan

Travelindo berbasis di Yogyakarta, mereka mengetahui kebiasaan,

kebudayaan, dan aturannya. Oleh karena itu, semua kebutuhan ground

handling pelanggan akan aman ditangani, mulai dari transportasi sampai

akomodasi dan pemandu-pemandu lokal. Pengalaman dan jaringan lokal

yang dimiliki dapat memastikan pelanggan-pelanggan anda menikmati

saat-saat liburan yang terbaik selama kunjungannya di Indonesia.

5. Agen Perjalanan

Sebagai agen perjalanan Travelindo menyediakan jenis/cakupan pelayanan

yang luas mencakup perencanaan tour, penyediaan tiket penerbangan

internasional dan domestik dan penjualan tour outbound. Terlepas dari itu

adalah pemandu lokal, pemimpin tour, asisten penjualan atau pengemudi

bus, Travelindo percaya seorang kru yang baik penting untuk

menyukseskan dan mengefektifkan sebuah perjalanan tour. Travelindo

mempekerjakan sekaligus para agen perjalanan musiman dan lokal yang

profesional yang akan memberikan/membagikan pengetahuan dasar yang

paling maksimal. Kesuksesan Travelindo merupakan hasil dari loyalitas

(63)

B. Visi Dan Misi Mitra Persada Travelindo

Visi Travelindo mengutamakan kepuasan konsumen dan memberikan

pelayanaan yang sebaik-baiknya. Sedangkan untuk misi, Travelindo

membaginya dalam misi jangka pendek dan misi jangka panjang. Misi jangka

pendeknya yaitu berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan yang telah

didapatnya dari para pelanggan setianya selama ini. Sedangkan untuk misi

jangka panjangnya Travelindo menetapkannya sebagai berikut : pertama;

berusaha untuk menambah jumlah pelanggan dengan terus meningkatkan

kinerja dan pelayanaan yang sebaik-baiknya dan kedua; terus berusaha untuk

dapat menyesuaikan diri/perusahaan guna menjawab kebutuhan/keinginan

konsumen yang sudah pasti akan terus berkembang sesuai dengan keadaan

pasar. Misi ini dapat dicapai dengan menerapkan etika usaha bersih dan

(64)

47

Direktur Utama

Manager Tiketing Manager Tour

Supervisor Tiketing Supervisor Tour Supervisor Operasional

Staf Tiketing Staf Tour

Direktur Marketing

Manager Operasional

Staff IT

Staf Keuangan Staf Operasional Security dan Office Boy

Manager Keuangan

Supervisor Operasional

Manager Operasional

(65)

3Deskripsi pekerjaan mengenai tugas dan fungsi dari bagian-bagian struktur

organisasi itu adalah sebagai berikut (untuk struktur organisasi Mitra Persada

Travelindo);

1. Direktur Utama

Pejabat ini merupakan pimpinan utama dari PT Mitra Persada

Travelindo. Dia merupakan penanggung jawab organisasi secara

keseluruhan.

2. Direktur Marketing

Bagian ini bertanggung jawab terhadap kegiatan marketing PT Mitra

Persada Travelindo.

Tugas Pokok:

a. Bersama divisi tour dan divisi tiketing merencanakan

pengembangan produk serta menyampaikan dan menerima

informasi dari konsumen, sekaligus memasarkan hasil paket atau

produk kepada konsumen.

b. Melakukan segala aktivitas yang dapat mendukung proses

pemasaran baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan atas

persetujuan atasan.

c. Melaksanakan program penjualan dan mengkoordinasikan seluruh

aktivitas penjualan produk dengan divisi yang terkait.

d. Melakukan perjalanan guna memasarkan produk kepada konsumen

Gambar

Tabel V.3IKP Mahasiswa asal Kalimantan Barat di Yogyakarta Mengenai
Gambar 1Struktur Organisasi PT Mitra Persada Travelindo Yogyakarta ..... 47
Gambar IStruktur Organisasi
Tabel V.1Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Harapan dan Kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

TENTANG : DOSEN PENGASUH MATA KULIAH SEMESTER GANJIL 2017/2018 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

o Yang disebut sebagai rekening sendiri adalah rekening dalam satu CIF, jika akan menambahkan daftar rekening sendiri yang tidak terakses oleh ATM pada layanan Phone

Gambar 4.37 Tampilan Halaman Menu Data Input Angsuran Cari Kosong Ketika tombol cetak diklik dapat menampilkan dan mencetak data transaksi angsuran berdasarkan nomor anggota

Secara keseluruhannya, jenis visual yang digunakan oleh KKM bagi keempat-empat tahun menunjukkan jumlah kekerapan paling tinggi adalah infografik iaitu sebanyak 107 visual

and appears to have an exponential shape. We have also seen such a distribution for the detail coefficients of the discrete wavelet transform of images. It has been shown that

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak dengan judul “ Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman wajib pajak dan Sanksi

Pada waktu ditanya- kan kepada Kodim perihal 4 pemuda itu, orang Kodim menjawab, “Empat orang tersebut tidak ditahan di sini, coba tanyakan saja ke Danres.” Kemudian Amir Biki

Berangkat dari latar belakang pendidikan yang berbeda, yakni santriwati dari lulusan SD/MI (program reguler) dan santriwati lulusan SLTP/MTs (program intensif), maka adakah