40 BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Permasalahan
Dalam mengembangkan sistem pakar diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan beberapa buku serta pencarian materi pendukung yang dilakukan melalui internet. Seorang pakar adalah seorang yang ahli dan menguasai dalam bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan atau keahlian khusus yang tidak dikuasai dan dimiliki oleh kebanyakan oleh orang lain sehingga dapat memecahkan permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh kebanyakan orang atau dapat memecahkan masalah dengan cara yang lebih efisien (Giarratano dan Riley, 1998, p2).
Masalahnya adalah terbatasnya jumlah pakar atau orang – orang ahli mengenai hukum waris yang dapat memberikan solusi dan informasi mengenai hal tersebut, bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Hal ini wajar karena kepakaran baru dapat diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Untuk mengatasi hal itu, perlu dipikirkan suatu metode untuk menyebarkan kepakaran yang dimiliki oleh pakar tersebut. Dengan memindahkan kepakaran yang dimiliki seorang pakar ke dalam suatu program komputer yang dinamakan dengan sistem pakar dan dengan penerapan sistem pakar untuk membagi harta warisan sesuai hukum Islam ini, diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui informasi bagian-bagian hak ahli waris
41 dalam mendapatkan harta warisan yang sepantasnya. Sehingga akan membantu mempermudah melakukan pembagian harta warisan sesuai ajaran agama Islam dengan adil. Selain itu, juga memungkinkan setiap individu untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga dalam memperoleh informasi tentang hukum waris dalam Islam.
3.2 Akuisisi Pengetahuan
3.2.1 Sumber Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Dr. Imron Zabidi, MA, M.Phil, seorang praktisi dan dosen, dan melakukan studi literatur yang direkomendasikan beliau, yaitu buku Pembagian Waris Menurut Islam yang ditulis oleh Muhammad Ali Ash-Shabuni.
3.2.2 Pembagian Harta Warisan
Dalam membagi warisan ini, kami menggunakan pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, yang berpendapat bahwa tidak ada penghalang saling waris-mewarisi antara seorang muslim dengan seorang munafik, karena seorang munafik dihukumi muslim secara zhahir. Ia juga berpendapat bahwa seorang muslim dapat mewarisi harta dari kerabatnya yang murtad dan kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang tidak memerangi umat Islam dan agama Islam, dan hidup atau tinggal di negeri kaum muslimin yang diikat dengan perjanjian untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan yang berlaku di negeri tersebut.
42 Pembagian harta warisan dalam hukum Islam dilakukan dengan mengecek ahli waris yang ada, menetapkan besarnya hak masing – masing ahli waris, melakukan ’aul dan radd jika diperlukan ,dan menghitung besarnya harta warisan bagi masing – masing ahli waris.
Berikut tabel - tabel kadar harta warisan berdasarkan ahli waris. Tabel 3.1 Kadar Anak Laki - laki
Kadar Kondisi
Semua Seorang diri
Sama banyak Lebih dari seorang
Ashabah Bersama anak perempuan
Ashabah Bersama waris fardhu
Keterangan:
• Ashabah : menerima seluruh sisa bagian setelah waris fardhu menerima bagian
• Waris fardhu : ahli waris pokok
Tabel 3.2 Kadar Anak Perempuan
Kadar Kondisi
1/2 Seorang diri
2/3 Dua orang atau lebih
43 Tabel 3.3 Kadar Suami
Kadar Kondisi
1/4
Mempunyai anak ATAU mempunyai anak cucu dari anak laki - laki
1/2
Tidak mempunyai anak ATAU tidak mempunyai anak cucu dari anak laki - laki
Tabel 3.4 Kadar Istri
Kadar Kondisi
1/8
Mempunyai anak ATAU mempunyai anak cucu dari anak laki – laki
1/4
Tidak mempunyai anak ATAU tidak mempunyai anak cucu dari anak laki - laki
Tabel 3.5 Kadar Ibu
Kadar Kondisi
1/6
Mempunyai anak ATAU cucu dari anak laki - laki ATAU mempunyai dua saudara kandung ATAU saudara seayah
1/3
Tidak mempunyai anak ATAU cucu dari anak laki - laki ATAU tidak ada dua saudara kandung ATAU saudara seayah
44 Tabel 3.6 Kadar Ayah
Kadar Kondisi
1/6
Mempunyai anak ATAU mempunyai cucu dari anak laki – laki
Ashabah
Tidak mempunyai anak ATAU tidak mempunyai cucu dari anak laki – laki
Tabel 3.7 Kadar Cucu Laki - laki
Kadar Kondisi Sama dengan
anak laki - laki Tidak mempunyai anak laki – laki Terhalang Mempunyai anak laki - laki
Tabel 3.8 Kadar Cucu Perempuan
Kadar Kondisi 1/2 Mempunyai seorang DAN tidak ada anak laki - laki
2/3
Mempunyai 2 orang atau lebih DAN tidak ada anak laki – laki
1/6
Mempunyai seorang atau lebih DAN bersama-sama dengan seorang anak perempuan DAN tidak ada anak laki - laki
45
Terhalang
Mempunyai anak laki – laki ATAU 2 anak perempuan atau lebih
Tabel 3.9 Kadar Nenek
Kadar Syarat 1/6 Tidak ada ibu DAN ayah
Terhalang Ada ibu DAN ayah
Tabel 3.10 Kadar Saudara Kandung Perempuan Kadar Kondisi
½
Sendiri DAN tidak ada anak, cucu, ayah DAN tidak ada waris yang menjadikannya Ashabah
2/3
Dua orang atau lebih, tidak ada anak, cucu, ayah DAN tidak ada ahli yang menjadikannya Ashabah Ashabah Mempunyai saudara laki - laki kandung ATAU kakek
Terhalang
Adanya ayah, ATAU anak laki - laki ATAU cucu laki – laki dari anak laki - laki
Tabel 3.11 Kadar Saudara Seibu Laki – laki dan Perempuan
Kadar Kondisi
1/6
Hanya seorang, tidak ada ayah, kakek DAN tidak ada anak ATAU cucu dari anak laki - laki
46 anak ATAU cucu dari anak laki – laki
Terhalang Adanya ayah, kakek, anak dan cucu dari anak laki - laki
Tabel 3.12 Kadar Saudara Seayah Perempuan Kadar Kondisi
½
Hanya seorang, tidak ada anak, cucu,saudara kandung, ayah DAN tidak ada ahli yang menjadikannya Ashabah
2/3
Dua orang atau lebih dengan syarat tidak ada cucu laki -laki, saudara kandung, ayah DAN tidak ada ahli yang menjadikannya Ashabah
1/6
Seorang atau lebih mempunyai saudara perempuan seibu seayah
Ashabah
Disebabkan oleh saudara laki - laki seayah ATAU kakek
Terhalang
Mempunyai ayah DAN Dua orang atau lebih saudara perempuan kandung DAN Seorang saudara perempuan kandung DAN mempunyai anak perempuan DAN cucu perempuan DAN Saudara laki - laki kandung
Tabel 3.13 Kadar Kakek
Kadar Syarat Sama dengan Tidak mempunyai ayah DAN saudara kandung
47 ayah
Terhalang Mempunyai ayah DAN saudara kandung
3.3 Representasi Pengetahuan
Pengetahuan yang telah didapat dari pakar, literatur, dan media internet, selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk pohon keputusan.
Representasi pengetahuan dapat digunakan dalam pertimbangan dan memfasilitasi kecepatan dalam menarik kesimpulan dalam basis pengetahuan untuk pembagian harta warisan pada sistem.
Berikut adalah pohon keputusan dari hasil pengetahuan yang didapat untuk pembagian harta warisan dalam sistem ini.
48
Gambar 3.2 Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak Perempuan
49
Gambar 3.4 Pohon Keputusan Kadar Warisan Cucu Perempuan
50
Gambar 3.6 Pohon Keputusan Kadar Warisan Istri
51
52
Gambar 3.9 Pohon Keputusan Kadar Warisan Kakek
53
Gambar 3.11 Pohon Keputusan Kadar Warisan Nenek dari Ibu
54
55
56
57
Gambar 3.16 Pohon Keputusan Kadar Warisan Saudara Laki - laki dan Perempuan Seibu
58
Gambar 3.17 Pohon Keputusan Kadar Warisan Anak Laki-laki Saudara Kandung
59
60
61
62
63
Gambar 3.22 Pohon Keputusan kadar warisan Anak Paman Seayah Dari representasi pengetahuan tersebut, pohon keputusan sistem pakar ini memiliki 381 node, 11 tingkat (level) dan 136 aturan (rule).
64 3.4 Perancangan Sistem
Perancangan adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa untuk memberikan gambaran tentang implementasi sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta waris menurut hukum Islam.
3.4.1 Bagan Alir Sistem
65 Bagan alir sistem yang ditunjukan gambar 3.23 menjelaskan urutan – urutan proses dari sistem pakar pembagian harta warisan menurut hukum Islam.
3.4.2 Perancangan Basis Pengetahuan
Perancangan aturan dalam sistem pakar melibatkan keterkaitan antara kadar ahli waris dengan keberadaan ahli waris. Aturan dalam sistem pakar dirancang berdasarkan masing – masing golongan ahli waris. Berikut adalah contoh pseudocode dari rancangan aturan dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam:
1. Ahli waris suami
IF anak laki-laki >0 THEN kadar suami ¼ IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan>0 THEN kadar suami ¼
IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan=0 AND cucu laki – laki>0
THEN kadar suami ¼
IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan=0 AND cucu laki – laki=0 AND cucu perempuan>0
THEN kadar suami ¼
IF anak laki-laki =0 AND anak perempuan=0 AND cucu laki – laki=0 AND cucu perempuan=0 THEN kadar suami 1/8
66 2. Ahli waris cucu perempuan
IF anak laki = 0 AND anak perempuan=1 AND cucu laki laki=0 AND cucu perempuan =1
THEN kadar cucu perempuan 1/2
IF anak laki = 0 AND anak perempuan=1 AND cucu laki laki = 0 AND cucu perempuan >1
THEN kadar cucu perempuan 2/3
IF anak laki = 0 AND anak perempuan<2 AND cucu laki laki>0 THEN kadar cucu perempuan sisa
3. Ahli waris saudara laki –laki kandung
IF anak laki – laki = 0 AND cucu laki – laki = 0 AND ayah = 0 THEN kadar saudara laki – laki kandung sisa
3.4.3 Perancangan Mesin Inferensi
Mesin inferensi dalam sistem pakar berbasis weba untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam diimplementasikan melalui teknik query database. Langkah – langkah penelusuran adalah:
1. Sistem mendapatkan fakta baru dari pengguna
2. Fakta baru dicocokan dengan rule – rule yang ada, sehingga terdapat kemungkinan rule yang dipakai
3. Selanjutnya sistem mengambil fakta lainnya. Fakta – fakta tersebut dicocokkan dengan rule yang ada.
4. Sistem akan mencocokan kesesuaian fakta – fakta dengan rule dan menampilkan rule yang sesuai sebagai hasil akhir.
67 3.4.4 Perancangan Basis Data
Basis data digunakan untuk menyimpan rule, premis, kesimpulan, dan mesin inferensi dalam proses pengambilan keputusan. Perancangan basis data bertujuan untuk mendapatkan struktur file dan hubungan antar tabel.
Tabel – tabel yang digunakan adalah:
1. Tabel ms_pertanyaan, berguna untuk menyimpan daftar pertanyaan ahli waris, penjelasan atas pertanyaan, dan pertanyaan selanjutnya. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_tanya, sebagai primary key dan menyimpan nomor pertanyaan.
• txt_tanya, untuk menyimpan daftar ahli waris.
• txt_jelas, untuk menyimpan penjelasan dari pertanyaan.
• kd_ya, untuk menyimpan nomor pertanyaan selanjutnya jika jawaban pertanyaan adalah ya.
• kd_tdk, untuk menyimpan nomor pertanyaan selanjutnya jika jawaban pertanyaan adalah tidak.
2. Tabel ms_peraturan, berguna untuk menyimpan peraturan – peraturan, kadar , dan penjelasan atas peraturan. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_aturan, sebagai primary key dan menyimpan nomor peraturan.
68 • kadar, untuk menyimpan kadar pembagian.
• deskripsi, untuk menyimpan penjelasan dari peraturan tersebut. 3. Tabel ms_user, berguna untuk menyimpan identitas pengguna sistem
dan sebagai sesi dalam mengakses sistem. Tabel ini terdiri dari field: • kd_user, sebagai primary key, menyimpan kode pengguna dan
sebagai sesi.
• nama, untuk menyimpan nama pengguna. • email, untuk menyimpan email pengguna. • alamat, untuk menyimpan alamat pengguna.
4. Tabel detail_kondisi, berguna untuk menyimpan kondisi – kondisi dari peraturan. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_aturan, sebagai primary key1 dan menyimpan nomor peraturan.
• kd_kondisi, sebagai primary key2 dan menyimpan nomor kondisi – kondisi.
• kd_tanya, sebagai foreign key untuk menyimpan nomor pertanyaan.
• jawaban, untuk menyimpan nilai kondisi dari kd_tanya
5. Tabel detail_history, berguna untuk menyimpan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_user, sebagai primary key1 dan menyimpan sesi.
69 • kd_tanya, sebagai foreign key untuk menyimpan nomor
pertanyaan yang telah ditanyakan.
• jawaban, untuk menyimpan jawaban atas kd_tanya.
• Jumlah, untuk menyimpan jumlah ahli waris atas kd_tanya. 6. Tabel detail_hasil, berguna untuk menyimpan hasil keputusan dari
kesesuaian peraturan berdasarkan sesi. Tabel ini terdiri dari field: • kd_user, sebagai primary key1 dan menyimpan sesi.
• kd_hasil, sebagai primary key2 dan menyimpan nomor hasil. • kd_aturan, sebagai foreign key untuk menyimpan kd_aturan. 7. Tabel administrator, berguna untuk menyimpan pengguna yang
memiliki hak akses untuk melihat, merubah data. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_user, sebagai primary key
• username, menyimpan id administrator.
• Password, menyimpan password administrator yang dienkripsi dengan md5.
70 Bentuk ERD dari rancangan basis data dijelaskan pada gambar 3.24.
Gambar 3.24 ERD
3.4.5 Perancangan Antarmuka 3.4.5.1 Diagram Hirarki
Secara garis besar, antar muka dalam sistem pakar berbasis web terdiri atas beberapa menu, yaitu:
1. Menu utama yang terdiri atas beranda, sistem pakar untuk mengakses halaman sistem pakar untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam dan buku tamu untuk mengisi buku tamu yang telah mengakses situs sistem pakar.
2. Menu artikel merupakan menu informasi seputar hukum waris Islam dan kompilasi hukum Islam untuk memberikan
71 wawasan mengenai hukum waris Islam dan kompilasi hukum Islam.
3. Menu hubungan luar merupakan menu untuk menghubungkan sistem dengan situs web Badan Peradilan Agama Republik Indonesia sebagai lembaga hukum negara yang menangani perkara dalam hukum islam dan situs web Departemen Agama sebagai departemen yang membina kehidupan beragama warga negara Republik Indonesia.
Gambar 3.25 menjelaskan garis besar struktur menu pada sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta waris menurut hukum Islam.
Gambar 3.25 Diagram Hirarki Antarmuka
3.4.5.2 Diagram Transisi
Diagram transisi yang ditunjukkan pada gambar 3.26 menjelaskan tahapan perpindahan antar muka dalam sistem pakar
72 berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam.
Gambar 3.26 Diagram Transisi
Antarmuka indeks memiliki 7 pilihan menu yang akan menuju perpindahan antar muka lainnya. Jika pengguna memilih menu sistem pakar, maka akan tampil antar muka tentang pertanyaan untuk menganalisa ahli waris yang ada. Pada tampilan pertanyaan, terdapat pilihan untuk lanjut atau kembali. Pilihan kembali akan menampilkan antarmuka pertanyaan sebelumnya. Pilihan lanjut akan menampilkan antarmuka tentang pertanyaan selanjutnya sampai sistem dapat menganalisa ahli waris dan akan ditampilkan antarmuka tentang hasil analisa hak dan bagian ahli waris. Pada antarmuka hasil analisa hak dan bagian ahli waris terdapat pilihan
73 kembali atau lanjut. Pilihan kembali akan menampilkan antarmuka pertanyaan awal dari sistem pakar, sedangkan pilihan lanjut akan menampilkan antarmuka perhitungan harta warisan. Antarmuka perhitungan harta warisan hanya memiliki pilihan lanjut dan menampilkan antarmuka hasil perhitungan harta warisan. Antarmuka hasil perhitungan harta warisan memiliki pilihan cetak untuk mencetak hasil perhitungan dan pilihan selesai untuk keluar dari menu sistem pakar dan akan ditampilkan antarmuka buku tamu.
Jika pengguna memilih menu buku tamu, maka sistem akan menampilkan antarmuka buku tamu. Pilihan dalam antarmuka buku tamu yaitu reset untuk menampilkan antarmuka buku tamu kembali dan submit untuk menampilkan antarmuka respon terima kasih.
Jika pengguna memilih menu artikel hukum waris islam, maka akan menuju tampilan daftar artikel hukum waris Islam, dan jika pengguna memilih salah satu daftar artikel hukum waris Islam dengan menekan judul artikel tersebut, maka akan menampilkan detail artikel. Begitupun jika pengguna memilih menu artikel kompilasi hukum Islam, maka akan menuju tampilan daftar artikel kompilasi hukum Islam, dan jika pengguna memilih salah satu daftar artikel kompilasi hukum Islam dengan menekan judul artikel tersebut, maka akan menampilkan detail artikel.
74 Jika pengguna memilih menu hubungan luar departemen agama, maka browser akan berpindah menuju situs web Departemen Agama. Jika pengguna memilih menu hubungan luar badan peradilan agama, maka browser akan berpindah menuju situs web Badan Peradilan Agama.
3.4.5.3 Tampilan Antarmuka
Tampilan antarmuka dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam terdiri dari:
a. Antarmuka Beranda dan Indeks
75 b. Antarmuka Buku Tamu
Gambar 3.28 Rancangan Antarmuka Buku Tamu
c. Antarmuka Pertanyaan Sistem Pakar
Gambar 3.29 Rancangan Antarmuka Pertanyaan Sistem Pakar
76 d. Antarmuka Kadar Pembagian Ahli Waris
Gambar 3.30 Rancangan Antarmuka Kadar Pembagian Ahli Waris
e. Antarmuka Hasil Pembagian Harta Warisan
Gambar 3.31 Rancangan Antarmuka Hasil Pembagian Ahli Waris
77 f. Antarmuka Daftar Artikel