• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA,PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA,PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA,PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Menurut Corey dalam Sagala (2011:61) konsep pembelajaran merupakan proses yang secara sengaja dikelola untuk membuat orang-orang yang memiliki kondisi serta tingkah laku tertentu menhasilkan respon terhadap situasi tertentu juga. Pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan serta aktivitas organisasi yang diatur sebaik mungkin agar peserta didik dapat memiliki pengalaman belajar. Tidak hanya lingkungan serta aktivitas saja yang diatur, namun guru, laboratorium, perpustakaan, alat peraga dan sebagainya (Sugihartono, 2007: 80). Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang diharapkan terjadi perubahan yang lebih baik, dimana didalam interaksi tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi.

Faktor nternal berasal dari dalam individu dan faktor eksternal berasal dari lingkungannya. (Mulyasa, 2005: 110).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian pembelajaran. Pembelajaran yaitu suatu proses interaksi yang melibatkan lebih dari individu dalam suatu lingkungan yang sama dan untuk mengetahui segala macam hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun ilmu yang lain serta dapat dipengaruhi oleh faktor internal ataupun eksternal.

Sejarah merupakan peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan budaya manusia. Mata pelajaran sejarah merupakan sebuah mata pelajaran yang mengkaji tentang kehidupan manusia di masa lampau yang memiliki hubungan dengan keadaan sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari cerita-cerita masa lalu.

Ilmu sejarah sangat berguna dan dibutuhkan setiap individu hal ini

(2)

8

dikarenakan ilmu sejarah dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan pembangunan karena dapat mengerti perkembangan zaman (Kuntowijoyo, 2013 : 10-11).

Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan sikap, pengetahuan serta nilai-nilai dari proses perkembangan dan pertumbuhan masyarakat Indonesia dari zaman dahulu hinggan masa sekarang. Fungsi dari pembelajaran sejarah tersebut yaitu membuat siswa sadar akan perubahan serta perkembangan yang dilalui masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu untuk membangun pandangan serta kesadaran dalam menemukan, memahami dan menjelaskan jati diri bangsa Indonesia di masa lalu, masa kini, dan masa depan ditengah perubahan (Leo & Wahyuni, 2013: 5).

Pembelajaran sejarah adalah proses belajar yang dilakukan guru agar siswa dapat memeproleh pengatahuan pada masa lalu sehingga diharapkan siswa dapat bersikap serta bertingkah laku penuh kebijaksanaan (Arif, 2015:

26). Pembelajaran sejarah adalah aktivitas belajar mengajar yang mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa masa kini (2016 : 11).

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Tujuan pembelajaran sejarah yaitu untuk membangun kemampuan peserta didik sebagai berikut:

1) Meningkatkan kepekaan terhadap proses yang melibatkan peristiwa tertentu dari waktu ke waktu.

2) Peserta didik dituntut untuk berpikir kritis dalam memaknai peristiwa sejarah berdasarkan kaidah keilmuan yang ditetapkan.

3) Meningkatkan rasa memiliki dan mencintai serta menghargai peninggalan bersejarah milik bangsa Indonesia.

4) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai sejarah bangsa Indonesia baik dalam proses terbentuknya hingga masa modern.

5) Meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa Indonesia serta dapat mengimplementasikannya dalam berbagai aspek kehidupan

(3)

9

sehari-hari baik dalam berbangsa dan bernegara (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

2. Pembelajaran Jarak Jauh

a. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Permendikbud No. 109/2013). Pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti Pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Moore, pendidikan jarak jauh adalah metode belajar mengajar yang mana interaksinya dilakukan secara terpisah dari aktivitas belajar sebelumnya. Faktor belajar secara terpisah tersebut dapat berupa jarak, yang mana peserta didik memiliki tempat tinggal yang jauh dari sekolah (Moore, 1973:661).

Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik secara fisik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi, komunikasi, dan media lain (UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 15).

Pengertian pembelajaran jarak jauh menurut sudut pandang para ahli dalam (Belawati, 1999:12) antara lain:

1) Menurut French Law pembelajaran jarak jauh merupakan suatu sistem pendidikan yang mana peserta didik dan guru tidak berada dalam tempat yang sama. Namun untuk beberapa waktu dimungkin untuk diadakan pertemuan antara peserta didik dan guru.

2) Menurut Praters, pembelajaran jarak jauh merupakan suatu metode belajar dimana ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap disampaikan berdasarkan penerapan konsep dan berjalan (division of labor), aturan

(4)

10

dalam organisasi, serta penggunaan media secara menyeluruh terutama dalam bahan ajar.

3) Menurut MacKenzie Christensen & Rigby, pembelajaran jarak jauh merupakan suatu metode pembelajaran dimana interkasi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya dilakukan dengan cara korespondensi.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah suatu metode untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap namun tidak mengharuskan pengajar dan siswa untuk bertatap muka secara langsung dengan dibantu korespondensi sebagai alat komunikasi. Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik. Menurut Keeagan dalam Warsita (2011:24), karakteristik dari pendidikan jarak jauh adalah (1) Pengajar dan peserta didik selema program pendidikan berinteraksi secara terpisah yang mendekati permanen (2) peserta ddidik dengan peserta didik lainnya berinteraksi secara terpisah selama program pendidikannya. (3) program pendidikan dikelola oleh sebuah institusi. (4) Bahan ajar disampaikan melalui komunikasi secara mekanis maupun secara elektronis (5) Sarana komunikasi secara dua arah dilakukan agar peserta didik dapat mengambil inisiatif dalam interkasinya serta manfaat.

b. Model-Model Pembelajaran Jarak Jauh

Belawati (1999:20) mengungkapkan pendidikan jarak jauh memiliki tiga model. Tiga model tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Model Single Mode.

Model PJJ ini banyak digunakan terutama dalam sektor pendidikan seperti SMA terbuka, Politeknik terbuka, Pendidikan swasta terbuka dan sebagainya. Model pendidikan ini banyak diterapkan banyak negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Model single mode memiliki karakteristik umum:

a) Bahan ajar yang diguankan berdasarkan modul serta Kurikulum yang digunakan berdasarkan satuan kredit semester.

(5)

11

b) Bahan ajar disusun serta diprosuksi secara terpusat dan terstuktur.

c) Instansi mempersiapkan metode belajar antara peserta didik yang jaraknya jauh dengan pengajar agar tidak timbul masalah komunikasi. Sistem ini dibuat agar PJJ dapat dikembangkan serta ditingkatkan kualitasnya sehingga pengajar dapat meninggalkan cara belajar yang konvensional.

2) Model Dual Mode

Model dual model banyak diterapkan pada universitas yang memiliki unit yang menangani siswa jarak jauh. Model seperti ini memiliki kelompok siswa yang belajar secara jarak jauh dan siswa yang belajar secara tatap muka.

Kelebian dari model ini yaitu model ini memiliki dua metode belajar secara tatap muka dan jarak jauh dengan kredibilitas standar pendidikannya terjamin. Staf akademik memiliki hubungan yang kuat karena bertanggung jawab terhadap sistem pembelajaran. Selain kelebihan, model ini juga memiliki kelemahan yaitu memiliki waktu yang tebatas untuk menyampaikan materi karena pengajar bertanggung jawab secara tatap muka. Selain itu, pengajar juga kurang memiliki ketrampilan dalam mengajar secara jarak jauh.

3) Model Konsorsium.

Model pembelajaran ini dibentuk melalui kerja sama oleh instansi PJJ. Model Konsorium ini dapat diterapkan pada lembaga pendidikan dengan penyiaran maupun penerbit. Namun kendalanya terdapat pada aturan antar instansi serta organisasi. Selain itu terdapat banyak perbedaan pada pandangan pendidikan, hambatan secara teknis dan keuangan yang membuat kesepakatan sulit terlaksana. Kelebihan model ini terletak pada komitmen dalam melakukan suatu pekerjaan dimana apabila anggota memiliki kesulitan dalam tugasnya.

(6)

12

Menurut Belawati (1999:35) Sistem PJJ ini dapat ditingkatkan keterbukaannya dcngan merancang sistem pembelajaran secara lebih fleksibel misalnya melalui tiga cara berikut ini:

a) Open entry-open exit system: proses pendidikan individu dapat dimulai dan diselesaikan kapanpun sesuai kondisi masing-masing.

b) No selection criteria: artinya proses pendidikan diawali dengan individu yang mendaftar akan diterima tanpa batas usia serta tanpa batas tahun ijazah asal memiliki kualifikasi dasar sesuai kententuan.

c) Open Registration System: individu dapat melakukan pendaftaran secara terbukan untuk mengetahui apakah suatu program penuh atau untuk mata kuliah tertentu. Sistem ini apabila menginginkan program utuh maka mahasiswa diminta untuk menabung kredit mata kuliahnya agar dapat diakumulasikan.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan alat-alat elektornis, pigural, dan grafis sebagai media pembelajaran untuk menangkap, memproses dan menyusun informasi visual maupun verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology) pesan maupun informasi akan diberi batasan melalui media maupun bentuk saluran yang digunakan. Selain menjadi sistem pengantar, media juga berfungsi sebagai pengatur hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lainnya dalam proses belajar, misal antara siswa dengan isi pelajarannya. Singkatnya, media berperan menyampaikan pesan dalm proses pembelajaraan (Arsyad, 2010: 3).

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media pembelajaraan merupakan media yang digunakan untuk proses pembelajaran.

Proses pembelajaran ini dapat disebut sebagai sarana komunikasi, oleh sebab itu

(7)

13

media pembelajaran bisa disebut media komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajraan tersebut. Media pembelajaraan ini berperan penting mrnyampikan pesan dalam proses pembelajaran.

Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123) media dibagi dalam dua kategori yaitu media pembelajaran (instructional media) dan alat bantu pembelajaran (instructional aids). Alat bantu pembelajaraan ini digunakan untuk mempermudah pengajar dalam memberikan materi.

b. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Suryani (2015:4) jenis media pembelajaran yang meliputi teknologi yang dapat menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Beberapa jenis teknologi media pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

1) Teknologi komputer, baik perangkat lunak (software) mauupun perangkat keras (hardware) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah data), media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk, memori, kartu memori), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat input (keyboard, mouse, scanner, kamera.), dan alat output (layar monitor, printer, proyektor LCD, speaker. Media pembelajaran berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran berbantuan komputer (Computer Assisted Instructional / CAI). Komputer digunakan sbagai media pembelajaraan yang interaktif yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuik sebagai berikut seperti surat elektrok atau email, konferensi komputer, program Computer-Assisted Learning (CAL) dan komputer multimedia yang biasa disebut multimedia pembelajraan interaktif. Pembelajraan melalui program CIA ini sifatnya offline sehingga tidak memerlukan akses internet. Program berbasis komputer ini terdiri atas teks, poto, video, grafis, audio serta animas. Seluruh media ini berpusat menjadi satu kemampuannya. Kelebihan dari penggunaan media komputer ini adalah yaitu kemampuan memfasilitasi interaksi peserta didik dengan materi yang terdapat dari komputer (man and machine interactivity) (Warsita dalam Suryani, 2015:4).

(8)

14

2) Teknologi multimedia. Didalam teknologi multimedia yang dapat dijadikan media pembelajaraan antara lain player video, player suara, kamera video dan kamera digital. Media yang terdiri dari gabungan media satu dengan yang lainnya disebut multimedia. Multimedia juga dapat disebut komputer yang telah dilengkapi dengan player, sound, cd player dengan kemampuan audio, grafis, gambar gerak dalam revolusi tinggi (Sutopo dalam Suryani, 2015:5).

3) Teknologi telekomunikasi. Teknologi komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Bentuk dari teknologi telekomunikasi seperti, email, facebook, twitter, handphone dan sebagainya. (Rusman dalam Suryani, 2015:5).

4) Teknologi jaringan komputer. Teknologi ini terdiri dari perangkat keras seperti LAN, internet, wifi, dan lain-lain. Selain itu juga terdiri dari perangkat lunak pendukungnya atau aplikasi jaringan seperti WEB, e-mail, html, java, php, aplikasi basis data dan lain-lain.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1986) yang dikutip Arsyad (2010: 15), mengemukakan bahwa psikologis siswa dipengaruhi oleh pemakaian media pembelajaran selain itu media pembelajaraan juga dapat meningkatkan motivasi siswa serta minat dan bakat siswa. Penggunaan media pembelajaran pada saat belajar mengajar sangat berperan besar pada keaktifan selama proses pembelajaran selama penyanpaian materi.

Media pembelajaran juga berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan cara menyediakan materi secara menarik dan terpercaya. Pemahaman individu sangat terjamin dan berpengaruh pada indera. Pemahaman individu yang mendengarkan berbeda dibandingkan individu yang melihat atau melihat dan mendengarkan. Selanjutnya menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena media pembelajaran membangkitkan semangat murid-murid serta membawa rasa senang dan gembira dan menerapkan pengalaman pada murid dengan cara menghidupkan pelajaran. Levie & Lentsz (1982) yang dikutip Sanaky (2009: 6), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

(9)

15

1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu membuat siswa lebih memperhatikan dan dapat berkonsentrasi pada saat materi ditampilkan berupa visual serta materi pelajaran selama pembelajaraan berlangsung. Pada saat pembelajaran tatap muka, peserta didik kerap bosan karena tidak tertarik dengan materi pembelajaran. Namun dengan adanya media visual, hal ini dapat membuat peserta didik lebih terfokus pada mata pelajaran yang akan mereka terima. Sehingga hal ini membuat peserta didik lebih mengingat pada materi pelajaran yang disampaikan.

2) Fungsi afektif media visual ini dapat dilihat dari peserta didik yang lebih menikmati proses belajar atau pada saat terdapat teks yang bermuat gambar.

Gambar atau media visual dapat meningkatkan emosi dan sikap peserta didik.

3) Fungsi kognitif media visual ini terlihat dari pesan yang terkandung dalam gambar atau media visual dapat disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan tujuannya.

4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran berdasarkan hasil daripenelitian, media visual diberikan untuk menyongkong siswa yang kurang dalam membaca untuk lebih memahami isi materi dan mengorganisir infomasi dalam materi untuk mengingatnya kembali. Media pembelajaran ini berfungsi mengumpulkan siswa-siswa yang lamban atau kurang dalam emmahami isi materi pelajaran yang ditampilkan berupa teks maupun verbal.

Sudjana dan Rivai (2002: 2), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

1) Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa.

2) Siswa lebih menguasai dan mecapai tujuan dari pembelajaran karena bahan pembelajaran yang digunakan lebih jelas serta mudah dipahami oleh siswa.

3) Metode yang digunakan guru dalam mengajar akan lebih variatif, bukan hanya dengan metode guru menyampaikan isi materi dan siswa hanya mendengarkan.

Dengan metode yang bervariasi ini siswa menjadi tidak bosan serta lelah dan

(10)

16

guru juga tidak mudah kelelahan. Apalagi setiap jam mata pelajaran guru mengajar.

4) Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa Tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru, tetapi siswa lebih aktif dalam melakukan presentasi, mengamati, dan mendemonstrasikan.

Manfaat praktis media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran memiliki manfaat memperjelas penyampaian pesan dan informasi untuk meningkatkan serta memperlancar proses pembelajaran.

2) Media Pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan fokus siswa, dapat menumbuhkan motivasi belajar dan interaksi siswa dengan lingkungannya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

Sebagai contohnya adalah:

a) Objek atau benda dapat diganti dengan gambar, slide, foto, radio, film ataupun model agar tidak memakan ruangan ketika ditampilkan.

b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.

c) Rekaman video, foto, film, slide, disamping disampaikan secara verbal menampilkan kejadian yang terjadi dimasa lalu atau terjadi puluhan tahun sekali.

d) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

e) Media Komputer, video maupun film dapat dijadikan simulasi untuk kejadian ataupun percobaan yang membahayakan,

f) Peristiwa bencama alam, metamorfosis, dan peristiwa lainnya yang memakan waktu yang lama dapat ditampilkan melalui teknik rekaman seperti video, slide, time lapse untuk film, dan simulasi komputer.

(11)

17

4) Media pembelajaran membuat siswa mendapatkan pengalaman yang sama tentang peristiwa yang terjadi pada lingkungan mereka, kemungkinan dapat terjadi interaksi secara langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Ganda Febri Kurniawan, Problematika Pembelajaran Sejarah dengan Sistem Daring yang dimuat dalam jurnal Diakronika. Tahun 2020 Volume 20 No. 2 pada tahun 2020. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui problematika yang dihadapi guru sejarah dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring. Persoalan yang dihadapi guru yaitu: a) guru mengalami kendala dalam mengorganisasi kelas sejarah dalam sistem daring; b) jam belajar yang begitu pendek membuat guru sulit melakukan inovasi; c) guru mengandalkan metode ceramah secara dominan pada pelaksasnaan pembelajaran; dan d) guru mengalami kesulitan dalam menerapkan beberapa pendekatan untuk mengaktifkan kelas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ganda Febri Kurniawan ini memiliki relevansi yaitu kendala yang dihadapi melalui sistem daring pada mata pelajaran sejarah, sedangkan perbedaannya, peneliti membahas sistematika pembelajaran daring.

2. Rina Karyani dan Wardah Samiah, Plus Minus Pembelajaran Sejarah Jarak Jauh Media E-Learning di SMA yang dimuat dalam jurnal HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah. Volume 8 pada tahun 2020.

Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui kesiapan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran sejarah, metode yang diterapkan oleh seluruh sekolah yang ada di Indonesia terutama pada tingkatan SMA/SMK/Sederajat, serta masalah- masalah yang sering dihadapi ketika pembelajaran jarak jauh tersebut berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa TIK sangat menjadi saran utama dalam pembelajaran jarak jauh, kendala yang dihadapi yakni jaringan internet (sinyal) yang buruk di banyak tempat terutama di daerah perkampungan.

(12)

18

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Karyani dan Wardah Samiah ini memiliki relevansi yaitu mengkaji persiapan pembelajaran jarak jauh, metode, serta masalah yang dihadapi. Sedangkan untuk perbedaannya peneliti menambahkan kajian mengenai pembelajaran jarak jauh dan secara spesifik menggunakan aplikasi Microsoft Teams sebagai media belajar.

3. Marharjono, Manfaat Pembelajaran Sejarah Menggunakan Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19 yang dimuat dalam jurnal Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru. Volume 5 No. 1 Pada tahun 2020.

Penulisan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan dan nilai- nilai pembelajaran sejarah menggunakan Google Classroom masa pandemic covid- 19 pada kelas XI MIPA 2 di SMA Negeri 1 Sewon.Marharjono mengkaji kelebihan penggunaan Google Classroom, yaitu guru dan peserta didik menjadi terbiasa menggunakan pembelajaran daring. Hambatan penggunaan Google Classroom, guru dan peserta didik tidak dapat bertatap muka langsung dalam pembelajaran. Relevansi penelitian ini yaitu menggunakan media aplikasi online sebagai sarana pembelajaran daring mata pelajaran sejarah. Perbedaan dengan peneliti adalah aplikasi yang digunakan sebagai media pembelajaran.

Jurnal penelitian ini menggunakan aplikasi Google Classroom sedangkan peneliti mengkaji penggunaan aplikasi Microsoft Teams.

4. Michael K. Barbour dan Randy LaBonte, Sense of Irony or Perfect Timing:

Examining the Research Supporting Proposed e-Learning Changes in Ontario yang dimuat dalam Internasional Journal Of Learning & Distence Education.

Volume 34 No. 2 pada tahun 2019. Penelitian ini menjelaskan kolaborasi antara universitas dan organisasi pemerintahan Kanada untuk memeriksa penelitian di balik setiap perubahan e-learning yang diusulkan. Berdasarkan kerjasama tersebut maka penulis mendalami sistem e-learning yang ada di Ontario dan menyoroti kurangnya rincian dalam banyak aspek dari proposal, serta kurangnya penelitian untuk mendukung tindakan yang diusulkan. Relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama sama mendalami mengenai sistem e-learning masing-masing daerah. Perbedaan terletak

(13)

19

pada tujuan penelitiannya, penelitian ini mengkaji perubahan dalam sistem e- learning terutama di Kanada. Sedangkan peneliti membahas sistematika pembelajaran jarak jauh.

5. Adinda Rahmi Putri, M. Fakhruddin, dan Muhammad Hasmi Yanuardi, Pengaruh Penggunaan Model Blended Learning Berbasis Microsoft Teams terhadap Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Bukittinggi yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan Tambusai Volume 5 No 2 pada tahun 2021. Hasil dari penelitian ini adalah untuk penggunaan model blended learning berbasis Microsoft Teams minat belajar siswa lebih tinggi daripada minat belajar siswa yang hanya menggunaan model pembelajaran konvensional (ceramah). Dengan artian bahwa terdapat pengaruh signifikan menggunakan model blended learning berbasis Microsoft Teams terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Bukittinggi.

Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan aplikasi Microsoft Teams sebagai bentuk media pembelajaran jarak jauh. Sedangkan untuk perbedaannya sendiri penelitian ini menguji pengaruh minat belajar siswa antara model pembelajaran konvensional atau model blended learning. Peneliti sendiri membahas analisis pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi Microsoft Teams.

6. Sri Susanti, Praktik Pembelajaran Sejarah Pada Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dimuat dalam HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian &

Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol. 5 No. 2 pada tahun 2020. Penulisan penelitian ini untuk mengetahui praktik pembelajaran sejarah pada masa penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) khususnya di lingkungan SMAN 1 Pringsurat, Pemalang. Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada mata pelajaran yang diteliti, yaitu pembelajaran sejarah pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) metode penelitian yang digunakan juga sama, yaitu metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara kepada guru dan peserta didik.

Perbedaannya terletak pada media pembelajaran yang digunakan, yaitu

(14)

20

menggunakan aplikasi Google Meet, Google Classroom, serta Quiziz sebagai media belajar, sedangkan objek penelitian peneliti menggunakan aplikasi Microsoft Teams.

7. Yanuar Rizka Wijayanto; Andayani; Sumarwati. Utilization of Microsoft Teams 365 as an Alternative for Distance Learning Media Amid the Covid-19 Pandemic yang dimuat dalam International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding Vol. 8 pada tahun 2021. Penulisan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manfaat penggunaan media digital Microsoft Teams 365 sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Kebumen. Relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada media digital yang digunakan, yaitu aplikasi Microsoft Teams serta periode penelitian dilakukan pada saat pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh dalam masa Pandemi Covid-19. Perbedaanya terletak pada mata pelajaran yang diteliti, yaitu Bahasa Indonesia, sedangkan peneliti meneliti pembelajaran Sejarah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan pencatatan, sedangkan peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara terhadap pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia tak terkecuali Indonesia membuat perubahan yang cukup signifikan dalam setiap lini kehidupan. Penerapan protokol kesehatan digalakkan dalam kegiatan apapun tak terkecuali kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran dengan sistem daring dilakukan oleh guru sebagai respon terhadap Surat Edaran Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Desease (COVID 19).

Surat tersebut memuat secara keseluruhan protokol dan teknis yang harus diterapkan oleh sekolah dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Di SMAN 2 Sragen, Pembelajaran Jarak Jauh menggunakan Microsoft Teams sebagai media belajar antara siswa dengan guru. Pelajaran sejarah yang normalnya dilaksanakan

(15)

21

secara tatap muka dikelaspun tidak dapat dilaksanakan dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh dengan aplikasi Microsoft Teams. Dengan dilakukannya pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran sejarah di SMAN 2 Sragen secara daring dengan menggunakan Microsoft Teams sebagai media belajar diharapkan menghasilkan sebuah kegiatan belajar yang efektif, maksimal, dan berdampak baik bagi siswa dan guru.

\

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Pelaksanaan

Pembelajaran Jarak Jauh

Aplikasi Pembelajaran melalui Microsoft

Teams

Terselenggaranya Pembelajaran Jarak

Jauh Pembelajaran Sejarah

di Masa Pandemi Covid-19

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh  Aplikasi Pembelajaran melalui Microsoft Teams  Terselenggaranya  Pembelajaran Jarak Jauh Pembelajaran Sejarah di Masa Pandemi Covid-19

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kiryanto (2001) dan Laila Prativi (2009) yang menyatakan bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Penyesuaian bentuk sel darah merah terhadap proses fisiologis tubuh unggas antara lain dengan tingkat fleksibilitas sel darah untuk mampu bergerak bebas dengan

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian