Minggu, 08 Pebruari 2015
SILATURAHMI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
WARGA NEGARA INDONESIA
DI
BRUNEI DARUSSALAM
TANGGAL 8 FEBRUARI 2015
Dubes RI untuk Brunei Darussalam:
Untuk masyarakat Indonesia yang saya cintai,
Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarokatuh,
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
Â
Jadi untuk jalannya kelancaran jalannya
acara, Bapak Presiden akan memberikan arahan kepada kita. Untuk itu, saya mohon dengan segala
hormat kembali ke tempat dan mengambil tempat secara tertib, mohon Bapak-Ibu berada di belakang garis putih yang sudah dibuat. Jadi, untuk segera kita
mendengarkan arahan dari Bapak Presiden. Mudah-mudahan pertemuan kita pada siang hari ini akan memberi, membawa
berkah bagi kita semua. Demikian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya silakan yang terhormat Bapak
Presiden.
Presiden:
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, wassholaatu wassalaamu 'alaa asyrofil anbiyaai wal mursaliin, sayyidina, wa habibina, wa syafi'ina Muhammadin, wa 'ala aalihi, washohbihi, ajma'iin, amma ba'du.
Â
Ibu Dubes, seluruh Menteri
yang hadir, Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di Brunei, sehat semuanya? Saya dari kemarin sampai sekarang
sebetulnya belum mendengar masalah-masalah mengenai tenaga kerja kita, warga negara kita yang berada di Brunei. Ini alhamdulillah, tetapi baru semenit yang
lalu ada yang nangis, saya belum tahu permasalahannya tapi moga-moga bisa diselesaikan oleh Pak Menteri Tenaga Kerja
dan Pak Kepala BNP2TKI yang jelas Saudara di sini
membawa nama bangsa dan negara.
Jadi, jangan sampe saya denger kadang ada yang berantem, bener ndak? Wong saya tadi ada yang bisikin kok, janganlah masa antarsodara sendiri se-bangsa se-negara berantem? Kita
jaga nama baik.
Saya betul-betul senang sekali,
kemarin dari Malaysia banyak sekali masalah, banyak sekali problem, dan macem-macem masalahnya. Di sini saya dari kemaren sampe tadi masuk di sini, saya senang tidak ada
suara yang disampaikan ke saya. Tapi, baru semenit yang lalu
ada, ya udah nanti diselesaikan moga-moga ini masalah satu masalah dan cepet bisa diselesaikan. Karena memang dalam sebulan terakhir kemaren kita di Malaysia menjemput, saya kirim Hercules jemput
800 TKI kita di Malaysia. Kemudian, Â yang di Arab, di Arab Saudi 400.
Â
Ini Malaysia kemarin saya terima masih ada 1000,
ok jemput lagi sudah. Sebetulnya yang buat masalah itu bukan kita tapi ada sodara kita yang ke sana illegal. Di Malaysia itu 2,3
juta, yang illegal 1,2. Coba
yang pusing siapa? Yang pusing saya kalo
denger-denger-nya nggak tahan. "Pak ini ada 1800 bermasalah". Ya sudah, kirim Hercules jemput. Kemarin
ada lagi katanya masih 1000, ok jemput lagi udah. Kita mau selesaikan masalah-masalah itu,
tapi sekali, Â lagi jangan sampai
ada yang illegal, Â itu menyulitkan kita, Â terutama kalau ada masalah yang berkaitan dengan criminal, sulit sekali kita menyelesaikan.
Â
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
Oleh sebab itu, sekali lagi Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya membawa nama
bangsa dan negara. Tadi waktu kita ke apa, ke, di LNG, di perusahaan di mana tadi? Lumut, saya
juga ketemu banyak juga, saya tanya satu persatu, nggak ada masalah Pak kita seneng di sini. Alhamdulilillah, tapi kalau ada masalah itu yang harus
di selesaikan, dan saya minta semuanya menjaga persatuan kita, menjaga kesatuan
kita. Kalau dilihat saya kira di sini gaji kan juga enak, hah? Ohh saya, saya denger kok, ya kan, aslinya faktanya kita nggak
ngerti, tapi kalo melihat yang di sini saya lihat dari wajah saja keliatan seneng. Ini bener saya serius lho, waktu
saya di Arab kita lihat kok beda gitu loh, di Malaysia beda, di sini saya lihat cerah semuanya. Itu mungkin yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Duta Besar:
Demikian tadi Bapak-Ibu yang saya hormati, arahan dari Bapak Presiden
tentunya itu menjadi bekal buat kita semua untuk terus bekerja dan juga berkarya untuk mencari nafkah bersama-sama di negara orang. Jadi
mudah-mudahan Bapak Presiden yang saya hormati, apa yang tadi Bapak sampaikan melekat di hati dan di benak kita semua. Dan, mudah-mudahan ke depannya
tidak ada lagi saudara-saudara kita yang saling berselisih, dan juga saling ribut, di antara kita sendiri. Dan, mudah- mudahan juga Bapak-Ibu sekalian lebih giat untuk berkarya dan juga mencari
rejeki di Brunei Darussalam ini bersama sama dengan kita. Demikian saja, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Presiden:
Ada yang mau
disampaikan, dua orang saja.
Â
Duta Besar:
Silakan yang mau disampaikan.
Perwakilan Ikatan Keluarga Minang:
Terima kasih Kami ucapkan
selamat datang kepada Bapak Jokowi dan Ibu, serta para rombongan. Nama saya Efrioni, saya di sini mewakili Ikatan Keluarga Minang,
Pak. Jadi di sini ada
beberapa komunitas yang ada di Brunei Darussalam, dan saya sekarang ini
mengambil P.hD di University Brunei Darussalam. Terima kasih atas kesempatannya, yang ingin saya sampaikan di sini Pak, kami melihat bahwa Teluk
Bayur itu
adalah merupakan suatu pelabuhan yang sangat strategis dari jaman Belanda pada tahun 1888 Teluk Bayur memainkan peranan
yang penting. Namun demikian, pada zaman orde baru orientasi pembangunan masyarakat itu lebih
melirik pada Selat Malaka sehingganya pantai Timur itu lebih digarap. Nah, kemudian, kami lihat singkat saja dalam visi dan misi Bapak
Jokowi untuk kepresidenan berikut ini,
kami melihat salah satu poin yaitu masalah kelautan Pak. Ini sangat menarik sekali bagi kami, dan kami melihat salah satu
prioritas Bapak, adalah membangun tol laut, Pak.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
Â
Namun kami sedikit menyayangkan,
karena di dalam tol laut yang Bapak maksud itu ada hanya lima pelabuhan yang disebutkan Pak. Yaitu di Belawan, kemudian di Jakarta, kemudian Surabaya, kemudian di Makassar, dan Sorong Papua,
Pak. Sementara Teluk Bayur ini tidak dilibatkan Pak. Nah, kami berharap kiranyaTeluk Bayur ini juga digarap,
Pak. Karena
dengan Teluk Bayur ini, ya tidak saja berkah bagi semua orang Sumatera Barat Pak, tetapi juga secara Nasional. Bahkan Erni Johan pun naik daun karena lagu Teluk Bayur
ini, Pak. Nah ya. Nah, kemudian
lagi saya pernah meluncurkan buku Pak, Â yaitu buku Patriot Negara Kepulauan, nah ini pada tanggal 27 Februari yang lalu Bapak Hasyim Jallal pernah mengadakan seminar di University Brunei, di University Bung Hatta
membedah buku ini. Apa yang beliau sampaikan, adalah Pemerintah kita saat sekarang ini belum menggarap Samudra Hindia, Pak. Padahal
sebetulnya, dengan
orientasi kelautan kita dapat menggarap Samudra Hindia, dan salah satunya adalah mengembangkan daripada Teluk Bayur ini. Jadi kami mohon kiranya Pak, karena
Samudra Hindia kata Bapak Hasyim Jallal, Â itu Cina dan India itu sangat intens sekali sekarang ini menggarap dan bahkan, ya dan bahkan
sudah mendapatkan konsesi untuk menggarap potensi di
Laut Cina Selatan. Jadi itu saja Bapak, kami pada
kesempatan ini, berkenan Bapak untuk menerima
buku saya sebagai tambahan referensi, Pak.
Â
Perwakilan TKI:
Alhamdulillah,
terima kasih banyak Bapak.
Assalammualaikum warrahmatullah,
Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarokatuh,
Â
Pak Jokowi, Ibu Iriana,
saya mewakili seluruh TKI di Brunei Darussalam ini dan mungkin seluruh TKI di mana pun ya, khususnya di sini
dimohon untuk pemberangkatan, sistem
pemberangkatan TKI ke luar negeri dirubah. Jadi
mohon dari awal pemberangkatan setelah keluar visa kerja kami, dibuat pre contract verification auto-idenfication dengan certification di Embassy ataupun KBRI perwakilan negara,
dengan apa namanya itu, Â Mahkamah dengan
cap dari pada Mahkamah di negara penempatan. Setelah itu, baru dikirimkan ke
Indonesia supaya kami tau
berapa besar gaji kami, apa posisi kerja gaji kami, semuanya tersebut di situ. Karena mohon maaf Pak, selama ini kami nggak tau gaji kami sehingga
kami sampai di Brunei Darussalam baru kami mengetahuinya. Dan, selain itu Pak kami setelah kami mengetahui itu, Pak, jadi kami bisa tau
gaji kami berapa. Dan, satu lagi kontrak tersebut haruslah ada standarisasi, Pak. Masalah besarnya gaji kami yang harus, mohan maaf lah
Pak, kita memohon untuk Bapak merundingkan
dengan pihak Brunei Darussalam tentang berapa besar gaji kami, dan masalah cuti kami
karena kami banyak yang ndak mendapatkan hak cuti, Â walaupun satu tahun satu kali, kami tidak ada cuti.
Â
Dan, office hour tentang kerja, jam working hours semua harus ada kerjanya kerja, jam kerja kami
berapa itu. Satu lagi Pak, mohon
para mafia yang berada di batas, perbatasan Entikong,
dengan bandara karena kami sudah kena Pak, kami
tidak menyangkut orang lain, saya sendiri kena di Entikong. Jadi mohon
dibersihkan semua itu Pak. Kami mohon dengan sangat kami bukan orang kaya, kami semua TKI. Dan satu lagi Pak, mohon ya Pak ya, kami disediakan lawyer ataupun pengacara untuk mengurusi insurance
kami di Indonesia. Kami disuruh mengurus KTKLN membayar insurance tapi pada kenyataannya, kami claim insurance tidak dapat di claim,
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
itu banyak sekali, iya. Â Dan satu hal lagi, mohon KTKLN
tidak payah dihapus tidak apa,  tapi tolong direvisi, pembuatannya bisa dibuat di KBRI, diperpanjang, ataupun
dibatas, dibatas
kedatangan Pak, kami mohon
dengan sangat, jadi mohon, Â serta untuk
sosial budaya Pak, paspor kami semua kebanyakan lulusan SD dan SMP, tolong
waktu kami cuti satu minggu satu kali ataupun sebulan satu kali diberi kesempatan untuk melanjutkan paket D ataupun paket C di KBRI,
supaya kami nanti bisa ikut ujian persamaan
di Indonesia, yang SD, SMP bisa lulus menjadi
SMA, dan kami nanti sekurang-kurangnya kami bisa kuliah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan kami tolong difasilitasi semua itu karena kami perlu buku dari Jakarta. Dan, untuk sosial budaya kami ingin membawa sosial
budaya, ingin  Indonesia ke ranah internasional supaya TKI kami diberi fasilitas untuk itu, sekian Pak,
terima kasih. Ya, ini ada souvenir daripada
kami, dan kami mohon untuk tanda tangannya Bapak. Mohon maaf bila ada salah, khilaf (penyerahan
souvenir kepada Presiden).
Presiden:
Yang pertama, tadi masalah tol laut. Ini kan
baru step pertama, itu nggak mungkin di kerjakan dalam lima tahun semuanya. Jadi kita harus
memberikan prioritas dulu. Tapi yang di Teluk Bayur, kemudian ke arah Timur, Jawa
juga bagian Selatan semuanya akan dikerjakan tapi pada step yang ke dua. Jadi yang kita gambarkan tuh pada step yang
pertama, yang memang pada posisi yang siap untuk digarap, siap untuk diperbaiki
dengan cepat karena itu memakan waktu tiga sampai empat tahun, setelah itu baru step yang ke dua di arah Selatan.
Kemudian yang kedua, tadi
banyak hal yang disampaikan mengenai masalah-masalah tenaga kerja Indonesia, yang saya rangkum dari masalah-masalah yang ada di Malaysia, yang ada di Arab, yang ada di Jordan, yang
ada di Korea, kemarin
juga memang bukan hanya puluhan, bukan hanya ratusan,
ribuan masalah kita yang dimulai itu dari
apa proses recruitment, di situ sudah keliru dulu.
Â
Kemudian, waktu pelatihan juga di situ
banyak yang tidak dilakukan sehingga prosesnya menjadi apalagi yang proses illegal, itu lebih rumit lagi. Inilah, problem- problem yang
memang apa, ada
di depan mata yang saya sendiri denger, dan saya sendiri lihat, dan saya sendiri tahu. Oleh sebab itu, karena hari ini juga ada
Pak Menteri Tenaga kerja, Pak Kepala BNP2TKI, nanti biar di jawab tadi hal-hal yang teknis tadi, tetapi percayalah Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, bahwa pemerintah ingin
menyelesaikan masalah-masalah ini secepatnya. Tapi beri kami waktu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tadi disampaikan, silakan Pak Menteri.
Menteri Tenaga Kerja:
Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh,
Pak Presiden, Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Â
Pertama kontrak itu sebenarnya
memang menjadi keharusan, yang untuk pre contract-nya. Nah, ini
cuman memang ada apa, beberapa proses
yang membuat kontrak itu sering kali dimainkan oleh apa, para agency. Nah, ini
sekarang sedang kita tata agar lebih baik termasuk kita, juga untuk standar yang Permenaker yang baru jadi kita buat standar, cuman untuk gajinya belum
kita masukkan karena menungggu hasil negosiasi dengan negara penempatan.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
Yang kedua, dalam
waktu yang tidak terlalu lama kita akan melakukan tindak lanjut dari apa yang sudah diperintahkan Presiden,
menyangkut sejumlah isu yang harus disepakati dengan pemerintah Brunei. Nah, ini isu-isu yang tadi telah
disampaikan kebetulan sudah masuk agenda ada soal, soal Obde, soal hak cuti, terus kemudian soal standar gaji yang tadi
malam saya juga udah bertemu dengan Pak Kepala BNP2TKI, bertemu dengan sejumlah perwakilan dari teman
teman TKI juga. Isu-isu itu sudah
kita bahas, termasuk berapa besaran gajinya itu sudah sempat kita diskusikan. Terus kemudian, juga ada,
ada lima atau enam isu tapi saya lupa semuanya, ada, tapi, Â tapi yang saya inget ada cuti, ada gaji, terus kemudian ada oh ya
sekolah, sekolah,
terus kemudian ya passpor.
Nah, intinya ada sejumlah isu
yang nanti kita akan tuntaskan dalam joint working group antara Indonesia dengan Malaysia. Dan, saya sudah berbicara juga
dengan, maksud saya
Brunei, dengan Menteri Dalam Negeri
Brunei. Terus kemudian, soal asuransi ya, asuransi itu kan ada dua, jadi kalau
yang di dalam negeri memang itu adalah asuransi untuk resiko penempatan. Nah, di sininya teman-teman diberikan
asuransi oleh majikan, yang ini adalah asuransi yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan asuransi jiwa. Nah,
untuk yang di Indonesia, ini kalau claim-nya susah, nah ini ke depan kita akan buat forum bersama yang mencakup seluruh stakeholder, kalau istilahnya Pak Nusron
Forum telepatrit,
itu yang akan mengundang Asuransi secara regular, misalnya tiga bulanan sekali. Setiap tiga bulan kita lihat berapa klaim yang harus muncul misalnya atau yang ada di
Brunei. Nah, sehingga pihak asuransinya langsung kita panggil, kita paksa mereka untuk menjalankan kewajibannya membayar asuransi itu soal asuransi.
Â
Kemudian terakhir soal
KTKLN, KTKLN sesuai dengan perintah dari
Bapak
Presiden, kita secara fisik KTKLN sudah dihapus secara fisik, jadi tidak ada yang namanya kartu lagi. Nah,
tapi karena Pemerintah ini memerlukan data dari semua TKI yang bekerja, maka
teman-teman nanti harus melakukan pendataan itu melalui finger print, itu yang kita sebut sebagain e-KTKLN jadi elektronik
KTKLN, jadi cukup pakai finger print ketika mau berangkat awal, berarti
di PAP pada saat PAP, Â terus kemudian
kalo mau re-entry berarti cukup di perwakilan kita di Luar Negeri, nah itu. Â Mungkin itu,
Kepala BNP
mungkin  mau nambahin? Cukup?
Nggeh, terima kasih Bapak. Hanya, hanya bawa jempol. Jadi intinya kalau kemaren, kemaren dikejar
kejar, ditarik duit pokoknya besok selama jempolnya tidak ditinggal aman. Jadi jangan lupa kalau ngurus itu bawa jempolnya, makasih.
Presiden:
Oh, yang di Entikong gini, Entikong itu problemnya ya memang di sana kan lebih dari tiga puluh tahun tidak
pernah diperbaiki. Saya baru saja mungkin, berapa, tiga minggu yang lalu dari sana. Ya memang kantornya kayak gitu,
tempat perbatasannya juga sangat jelek seperti itu, nanti ini udah akan dibangun, mulai dibangun. Kemudian baru jadi,
sistemnya semuanya akan dirombak total (inaudible).
Jadi memang yang diperbaiki memang fasilitas semuanya, sistemnya, semuanya akan kita rombak total. Sehingga akan mempermudah sistem itu bekerja dan gampang kita mengawasi dan mengontrol. Selama seperti itu tempatnya diawasi sampai kapan pun nggak akan bisa, percaya
saya. Diganti orang berapa kali pun dengan sistem yang tidak bener seperti itu tidak ada apa, sistem computerize yang online, yang bisa dicheck dari semua tempat, pasti akan masalah.
Ini baru yang disiapkan, tapi saya minta waktu satu tahun, memang lama tapi kan sudah tiga puluh tahun dibiarin nggak di-apa-apain ini loh. Sudah saya cek langsung ke tempat,
masalahnya sudah ngerti, tapi beri waktu saya untuk bekerja setahun ya?
Terima kasih, saya ucapkan, selamat bekerja.
Wassallamualaikum
warrahmatullahi wabbarrakatuh.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 13 October, 2017, 10:23
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI