• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Modul

a. Pengertian Modul

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah modul.

Menurut Prastowo (2015 : 106) mengemukakan bahwa modul merupakan suatu bahan ajar yang isi materinya disusun secara menarik dan sistematik untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri.

Lebih lanjut pandangan serupa juga dikemukakan oleh Maidah (2015 : 17) yang berpendapat bahwa modul merupakan kumpulan materi antar mata pelajaran yang disusun secara terpadu dalam satu tema yang kontekstual guna membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penggunaan modul, peserta didik yang memiliki kemampuan

dalam memahami dan menangkap suatu materi dengan baik maka dia

akan cepat memahami materi pembelajaran. Sementara itu penggunaan

modul bagi peserta didik yang memiliki kesulitan atau kelambatan

dalam belajar bisa mempelajari materi secara berulang. Berdasarkan

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan suatu

bahan ajar yang terdiri dari materi yang disusun kontekstual dengan

(2)

menggunakan bahasa yang jelas guna membantu peserta didik dalam belajar dan memahami materi pembelajaran secara mandiri.

b. Karakteristik Modul

Karakteristik sebuah modul merupakan kunci utama dalam membantu proses belajar peserta didik. Lestari (2013 : 2-3) berpendapat bahwa dalam mengembangkan sebuah modul kita harus mengetaui karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Bersifat Self Instrucsional

Modul merupakan alat bantu atau bahan ajar yang membantu peserta didik untuk belajar dan memahami suatu materi pembelajaran secara mandiri tanpa bergantung pada pendidik. Oleh karena itu pengembangan modul harus

a. Tujuan pembelajaran dikemas secara jelas agar mudah dipahami oleh peserta didik.

b. Materi pembelajaran disusun secara detail.

c. Materi pembelajaran disertai dengan sebuah ilustrasi dan contoh yang sesuai

d. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik e. Penyediaan soal latihan terkait materi pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk menguji pemahaman peserta didik terkait materi yang dipelajari.

f. Materi pembelajaran disusun secara kontekstual artinya materi

pembelajaran dikembangkan sesuai kondisi lingkungan peserta

didik.

(3)

g. Rangkuman materi

h. Mengandung instrumen penilaian i. Sumber refrensi materi yang jelas 2. Bersifat Self Contained

Pengembangan materi dalam sebuah modul disusun secara lengkap dan jelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik bisa mempelajari dan memahami materi pembelajaran dengan sempurna.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Modul digunakan sejara mandiri artinya penggunan sebuah modul tidak bergantung dengan media atau bahan secara lain.

Perpaduan modul dan media merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik.

4. Adaptif

Pengembangan sebuah modul yang baik tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi artinya modul harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kesesuaian materi dapat digunakan secara berkala.

5. User Friendly

Model hendaknya bersahabat bagi penggunanya yaitu

peserta didik artinya pengembangan modul haruslah disesuaikan

oleh karakteristik peserta didik. Oleh karena itu bahasa yang

digunakan haruslah jelas dan mudah dipahami hal ini bertujuan

(4)

untuk membantu agar peserta didik dapat mempelajari materi dan menggunakan modul secara mandiri.

Pendapat lain terkait dengan karakteristik modul dikemukakan oleh Herawati (2013 : 83) yang berpendapat bahwa modul mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Mengandung tujuan tercapainya penguasaan materi pada peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Penyusunan materi disusun secara rinci, sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa

3. Mengandung instrumen penilaian untuk mengetahui ketercapainya tujuan pembelajaran

4. Mengandung unsur materi dan tugas yang lengkap, saling berkaitan dalam pembelajaran.

5. Mengandung sebuah tujuan pembelajaran yang jelas dengan harapan tercapainya pembelajaran yang tuntas.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk membantu siswa menguasai materi pembelajaran dengan lengkap secara mandiri.

Penggunan modul bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengurangi proses pembelajaran yang monotan.

Penggunaan modul bertujuan agar peserta didik dapat menyelesaikan

pembelajaran dengan tuntas

(5)

c. Fungsi Modul

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang dirancang untuk membantu belajar peserta didik. Pendapat ini sejalan dengan Prastowo ( 2015 : 107 ) tentang fungsi modul dalam proses pembelajaran diantaranya:

1. Bahan ajar mandiri artinya modul dikembangkan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran secara mandiri tanpa bergantung pada guru.

2. Pengganti fungsi pendidik artinya pengembangan materi dalam modul harus disusun secara jelas dan kontekstual agar materi pembelajaran dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik dan jelas.

3. Sebagai alat evaluasi artinya dengan adanya modul yang didalamnya terdiri dari kumpulan materi, soal latihan dan evaluasi diharapkan peserta didik dapat mengukur kemampuannya dalam memahami sebuah materi pembelajaran secara mandiri.

4. Bahan rujukan artinya materi yang disusun dalam sebuah modul memiliki kelengkapan untuk dijadikan sebagai rujukan pembelajaran bagi peserta didik.

Dari penjelasan Prastowo (2015:107) dapat di simpulkan bahwa

modul merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh

peserta didik dalam belajar secara mandiri. Modul mengandung

susunan materi yang lengkap dan alat evaluasi mandiri. Hal ini

bertujuan agar peserta didik dapat mengukur suatu kemampuannya

(6)

sendiri dalam mempelajari materi pembelajaran. Selain itu penggunaan modul dapat dijadikan sebagai refrensi guru dalam menyusun sebuah materi pembelajaran

d. Komponen Modul

Dalam pengembangan sebuah modul ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan. Menurut Daryanto (2013 :25-26) modul tersusun dari tiga komponen utama yaitu:

1. Pendahuluan yang terdiri dari judul, kata pengantar, peta konsep, petunjuk penggunaan, daftar isi, SK dan KD,

2. Pembelajaran yang terdiri dari tujuan pembelajaran, uraian materi pembelajaran, rangkuman, tugas

3. Evaluasi komponen ini terdiri dari lembar penilaian peserta didik yang menyangkup penilaian pengetahuan, sikap serta keterampilan peserta didik dalam mempelajari materi yang tersusun dalam sebuah modul.

Lebih lanjut lagi Andi Prastowo ( 2013 : 366 ) dalam bukunya Pengembangan Bahan Ajar Tematik berpendapat bahwa modul terdiri

dari tujuh komponen diantaranya adalah judul, petunjuk penggunaan dalam pembelajaran, penyusunan materi dari kompetensi dasar, sumber pendukung, tugas, evaluasi dan penilaian.

Berdasarkan penjelasan terkait komponen dalam sebuah modul di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa modul terdiri dari tiga komponen

utama yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Tiga komponen utama dalam

(7)

modul terbagi lagi menjadi beberapa sub komponen penyusun. Masing- masing sub komponen penyusun dalam modul adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan a. Judul

Penggunaan judul disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. Selain itu judul hendaknya dibuat menarik untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

b. Kata Pengantar

Membantu peserta didik untuk mengenalkan modul pembelajaran.

c. Pendahuluan

Bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menjelaskan manfaat dan tujuan modul pembelajaran.

d. Petunjuk Penggunaan

Modul berisi pedoman informasi tentang petunjuk penggunaan untuk membantu peserta didik dalam belajar secara mandiri.

e. Daftar Isi

Penggunaan daftar isi dalam modul bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengetahui halaman materi yang akan di pelajari.

f. Kompetensi Inti

Modul mencangkup kompetensi inti sebagi tujuan untuk

membantu peserta didik dalam menyelesaikan atau menuntaskan

materi dalam pembelajaran.

(8)

2. Isi

a. Uraian Materi

Materi dalam modul disusun dengan sangat lengkap dan terkait, selain itu uraian materi dilengkapi dengan informasi, contoh dan ilustrasi gambar guna membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran dan meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton.

b. Tugas

Penyisipan tugas dalam modul bertujuan untuk mengetahui tingkat kepemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.

c. Refleksi

Refleksi dalam modul bertujuan untuk memberikan penguatan pmahaman kepada peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Contoh refleksi dalam modul yaitu berupa pertanyaan sederhana untuk membantu peserta didik mengingat kembali materi yang telah dipelajari.

d. Evaluasi

Evaluasi dalam modul bertujun untuk mengukur tingkat

pengetahuan peserta didik dalam memahami sebuah materi yang

dipelajari. Contoh evaluasi dalam modul adalah tes dan latihan

soal terkait materi dalam modul.

(9)

e. Rangkuman

Rangkuman adalah kumpulan dari materi pembelajaran yang diringkas menjadi lebih sederhana tanpa mengurangi inti sari dari materi pembelajaran.

3. Penutup a. Glosarium

Glosarium dalam modul bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami makna kata asing yang sulit.

b. Kunci Jawaban

Bertujuan untuk membatu peserta didik dalam mengukur kemampuan pemahan materi melalui soal evaluasi dan tugas yang terdapat dalam sebuah modul.

c. Biografi Penulis

Berisi tentang identitas dan riwayat hidup penulis modul.

d. Daftra Pustaka

Daftar pustaka dalam modul bertujuan untuk memberitahu daftar dari sumber informasi yang digunakan dalam penyusunan modul.

e. Prosedur Punyusunan Modul

Pengembangan modul yang baik harus memperhatikan prosedur –

prosedur yang telah ditentukan. Menurut Andi Prasttowo (2015 : 118)

prosedur-prosedur dalam penyusunan modul terdiri dari:

(10)

1. Analisi Kebutuhan Modul

Analisis bertujuan untuk mengetahui tema dan materi yang akan di buat dalam penyusunan modul. Analisis bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan materi dan kompetensi dalam pembelajaran

b. Mengidentifikasi dan mengembangkan materi pada kompetensi yang telah ditentukan

c. Mengidentifikasi tujuan keberhasilan pembelajaran pada konteks pengetahuan, sikap serta keterampilan

d. Menentukan judul modul sesuai dengan hasil analisi sebelumnya.

2. Penyusunan Naskah Modul

Penyusunan modul merupakan salah satu bentuk dari pengelolaan materi pembelajaran. Penyusunan ini terdiri dari judul, materi, sub materi. Proses penyusunan modul tidak lepas dari tujuan pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Penyusunan modul harus melalui beberapa tahap antara lain:

a. Uji Coba

Uji coba dilakukan untuk mengetahui dampak dari penggunaan

modul pada peserta didik. Uji coba modul yang pertama

dilakukan pada peserta didik dengan kelompok kecil yang terdiri

dari 4-6 anak. Uji coba yang pertama bertujuan untuk

mengetahui keefektifan penggunaan modul serta mengetahui

kekurangan dalam penggunaan modul. Uji coba kedua dilakukan

(11)

dengan peserta didik pada lingkup yang lebih luas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil penggunaan modul setelah melalui tahap revisi atau penyempurnaan.

b. Validasi

Validasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan persetujuan terhadap kesesuaian modul. Proses validasi dilakukan oleh pihak yang mempunyai keahlian dalam bidang modul. Hasil dari validasi adalah sebuah saran dan masukan untuk menyempurnakan produk modul yang dikembangkan.

c. Revisi

Proses revisi dimaksutkan untuk menyempurnan sebuah produk modul yang telah dikembangkan. Setelah melauli tahap revisi modul hasil pengembangan bisa di implementasikan dan diproduksi untuk membantu proses pembelajaran peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur penyusunan modul terdiri dari: analisis kebutuhan dan penyusunan naskah modul. Analisi kebutuhan bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan materi pembelajaran serta merencanakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah melalui tahap analisi data dilanjutkan pada tahap penyusunan data.

Tahap penyusunan data terdiri dari: uji coba,validasi dan revisi. Uji

coba dimaksudkan untuk mengetahui dampak penggunaan modul

pada kemampuan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang

(12)

telah direncanakan. Tahap selanjutnya adalah validasi yang bertujuan untuk memperoleh seran dan masukan serta persetujuan terkait kesesuain isi materi dalam modul. Tahap terakhir dalam penyusunan modul adalah revisi. Tahap revisi merupukan tahap penyempurnaan produk dari hasil saran dan masukan yang diberikan oleh ahli.

2. Kearifan Lokal

a. Kearifan Lokal

Indonesia merupakan negara yang mempunyai sebuah kebudayaan yang beranekaragam dari setiap daerah. Istilah lain dari kebudayaan daerah adalah kearifan lokal. Wibowo (2015 : 17) berpendapat bahwa kearifan lokal adalah identitas budaya yang melekat pada suatu tempat dan mengandung nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai ukuran dan pembeda dengan kebudayan lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Fajarini (2014 : 123) yang berpendapat bahwa kearifan lokal adalah kumpulan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu kebudayaan tertentu yang menyangkup aturan dan tindakan manusia dalam lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan pendapat Istiawi (2016 : 5) bahwa kearifan lokal adalah aturan yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya yang dijadikan sebagai pedoman hidup.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Indonesia merupakan negara ynag terdiri dari beberapa pulau. Setiap

pulau-pulau di Indonesia mempunyai karakteristik budaya yang berbeda-

(13)

beda. Salah satu bagian dasar dari sebuah kebudayaan adalah lokasi atau tempat. Setiap lokasi atau tempat di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman budaya di Indonesia berdasarkan keadaan lingkungan atau tempat disebut dengan kearifan lokal. kearifan lokal adalah kumpulan nilai-nilai yang dijadikan sebagai aturan dan pedoman hidup yang menjadi identitas budaya tersendiri dari setiap tempat. Nilai- nilai yang terkandung dalam kearifan lokal daerah mencangkup nilai sosial, alam, dan ketuhanan.

b. Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Derah Mojokerto

Mojokerto adalah kota yang terletak di Jawa Timur. Mojokerto merupakan sebuah daerah dengan letak geografis yang sangat strategis.

Sesuai dengan kondisi geografisnya Mojokerto menjadi sebuah daerah dengan komoditas pertanian dan perkebunan. Selain itu Mojokerto juga menyimpan sebuah kisah dan peninggalan sejarah kerajaan Majapahit.

Pusat peninggalan budaya Majapahit terletak di daerah Trowulan Kabupaten Mojokerto. Bentuk peninggalan Majapahit yang terdapat di daerah Mojokerto yaitu berupa candi dan arca-arca Hindu Budha. Oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan melestarikan sebuah budaya bangsa yang ada disetiap daerah.

Mengajarkan dan memperkenalkan budaya daerah Mojokerto pada sistem pendidikan merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional adalah

(14)

pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Berdasarkan undang undang diatas pelaksanaan pendidikan ditekankan pada pengetahuan yang didasarkan pada nilai- nilai religi dan sosial budaya. Pembebelajaran berbasis kearrifan lokal merupakan salah satu pembelajaran yang memberikan dampak positif bagi peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Rahyono (2015 : 9) yang mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang memberikan manfaat bagi peserta didik antara lain:

1. Kearifan lokal merupakan ciri khas yang dimiliki setiap daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal adalah identitas masyarakat daerah.

2. Pembelajaran dengan kearifan lokal merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.

3. Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menekankan nilai-nilai dalam kehidupan.

4. Proses pembelajaran berbasis kearifan lokal tidak memiliki tujuan memaksa.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang berbasis dengan

lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual yang

menekankan proses pembelajaran dengan lingkungan sekitar. Hal ini

(15)

dimaksutkan untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang dipelajari. Tujuan lain dari pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah untuk memberikan makna dan meningkatkan nilai- nilai sosial budaya daerah sebagai pedoman hidup bermasyarakan.

3. Pembelajaran Tematik a. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran yang memiliki keterkaitan antar mata pelajaran. Menurut Daryanto (2014 : 3) berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dari beberapa mata pelajaran yang di rangkum dalam satu tema pembelajaran. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dalam satu kestuan serta memberikan kebermaknaan dalam pembelajaran.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rusman (2015) yang berpendapat

bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mempunyai

keterkaitan antar materi yang bertujuan membantu peserta didik baik

secara kelompok maupun individu untuk memahami suatu konsep

materi agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendapat ini

sejalan dengan Majid (2014 : 87) yang berpendapat bahwa pembelajaran

tematik merupakan proses pembelajaran yang dirancang dengan

menggabungkan materi antar mata pelajaran maupun dalam satu mata

pelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam

memahami materi secara utuh.

(16)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu proses pembelajaran dimana materi dalam satu mata pelajaran atupun antar mata pelajaran disusun dalam satu tema tertentu. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang membantu peserta didik untuk memahami suatu materi pemebelajaran secara lengkap sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan sebuah pembelajaran yang memiliki sebuah karakteristik tersendiri dalam proses pembelajaran.

Karakteristik dalam pembelajaran tematik menurut Rusman (2012 : 258) terdiri dari:

1. Dalam proses pembelajaran guru memberikan kesempatan penuh pada peserta didik.

2. Proses pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memberikan sebuah pengalam belajar secara langsung.

3. Proses pergantian materi dalam mata pelajaran dilakukan dengan sangat rapi tanpa sepengetahuan peserta didik.

4. Proses pemebelajaran dilakukan dengan menggabungkan beberapa konsep antar mata pelajaran.

5. Bersifat fleksibel.

6. Proses pembelajaran dilakukan dengan prinsip bermain sambil

belajar.

(17)

Pendapat lain dikemukakan oleh Majid (2014 : 90) yang berpendapat bahwa pemebelajaran tematik mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Holistik

Holistik dalam pembelajaran tematik artinya bahwa semua materi yang dijadikan pusat pembelajaran dikaji dengan satu sudut pandang yang sama.

2. Bermakna dan Otentik

Proses pembelajaran dilakukan dengan mengamati dan mengkaji suatu fenomena disekitar siswa sehingga proses pembelajaran memberikan kebermaknaan bagi peserta didik.

3. Aktif

Proses pembelajaran tematik dilakukan dengan memberikan kesempatan dan melibatkan peserta didik secara langsung untuk melakukan dan mencoba dalam memecahkan suatu permasalahan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan materi antar mata pelajaran.

2. Proses pemindahan pembahasan antar materi dilakukan dengan tidak jelas.

3. Menekankan keaktifan peserta didik dalam prosespembelajaran.

(18)

4. Memberikan sebuah pengalaman pembelajaran yang bermakana bagi peserta didik.

4. Media Pembelajaran

a. Media Pembelajaran

Dalam etimologi bahasa istilah media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang memiliki arti perantara. Menurut Wati (2016 : 3) media merupakan alat yang membantu dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang direncanakan. Pendapat lain diungkapkan oleh Daryanto (2015 : 4) bahwa Media merupakan alat bantu yang mengandung kompenan materi pembelajaran yang bertujuan untuk merangsang dan meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arief Sadiman (2014 : 7) Yang berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan materi serta merangsang minat belajar kepada peserta.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran membuat peserta didik

menjadi lebih terangsang dalam mempelajari materi pembelajaran

sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan tidak monoton.

(19)

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut penggunaannya media pembelajaran digolongkan dari beberapa jenis yang berbeda. Jenis-jenis media pembelajaran menurut Kustiawan (2016 : 55) media pembelajaran digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran modern :

1. Media pembelajaran sederhana merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan dengan bahan dan alat sederhana serta tidak memakan biaya yang besar, seperti:

a. Media Visual

Media yang mengandalkan sebuah cahaya untuk mnghasilkan sebuah gambar tanpa suara dan hanya bisa digunakan dengan mengandalkan sistem penglihatan. Media berbasis gambar termasuk dalam media sederhana karena penggunaannya hanya memerlukan sebuah kertas, papan, kapur, dan pensil.

2. Media modern merupkan media yang memiliki manfaat dalam menyampaikan sebuah informasi dengan sangat baik, akan tetapi pengembangan media ini cukup sulit dan memakan banyak biaya, contoh media modern antar lain:

a. Media Audio

Media yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan suara

tanpa gambar dan hanya bisa digunakan dengan mengandalkan

sistem pendengaran.

(20)

b. Media Audio Visual

Merupakan gabungan dari media audio dan visual yang dapat menghasilkan sebuah cahaya dan gelombang suara, sesuai namanya media ini berfungsi sebagai penyampaian pesan yang melibatkan sistem pendengan dan penglihatan

c. Multimedia

Media yang melibatkan sebuah teknologi yang penggunaannya melalui sebuah komputer dan internet.

Hal ini berbeda dengan pendapat Azhar Arsyad (2014 : 31) yang menjelaskan bahwa media pembelajaran digolongkan menjadi 5:

1. Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan alat dalam menyampaikan informasi secara langsung tanpa bantuan perantara seperti guru ketika menjelaskan sebuah materi pembelajaran secara langsung.

2. Media berbasis cetak

Media berbasis cetak merupakan media yang digunakan untuk memberikan serta menyampaikan informasi berbasis tulisan dan melalui media cetak seperti buku, koran, komik, dll.

3. Media visual

Media yang menghasilkan sebuah gambar didalamnya contoh:

gambar, peta grafik, dll.

4. Media audio visual

Media yang dapat menghasilkan sebuah suara dan gambar secara

bersamaan contoh: TV, Film, Vidio.

(21)

5. Media berbasis komputer

Media yang digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi materi pembelajaran melalui komputer contoh: Slide dan vidio interaktif.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Media Audio

Merupakan media pembelajaran yang mempunyai satu fungsi yaitu penghasil suara contoh: radio, musik, dll.

2. Media Visual

Media yang mempunya kemampuan untuk menghasilkan dan menampilkan sebuah gambar contoh: gambar, peta, foto, dll.

3. Media Audio Visual

Media pembelajaran yang mempunyai kemampuan dalam menghasilkan sebuah gambar dan suara contoh: film dan video 4. Multimedia

Merupakan sebuah inofasi baru dalam pengembangan media pembelajaran yang dapat digunakan melalui komputer, android, dan internet.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk membantu peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat yng dikemukakan oleh Daryanto

(22)

(2016: 8) yang menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu yang mempunyai beberapa fungsi dalam proses pembelajaran diantaranya:

1. Membantu guru dan peserta didik dalam mengamati suatu benda yang sulit dijangkau secara langsung

2. Memperjelas guru dan peserta didik dalam mendengarkan sesuatu yang sulit dijangkau secara langsung.

3. Mampu meningkatkat motivasi belajar peserta didik

4. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu yang sudah pernah terjadi

5. Mampu membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang banyak.

Pendapat lain diungkapkan oleh Marsudi (2016 : 19) yang berpendapat bahwa media pembelajaran mempunya fungsi sebagai berikut:

1. Membantu guru dalam menjelaskan sebuah materi pembelajaran kepada peserta didik

2. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk membantu merangsang minat belajar peserta didik dalam mempelajarai suatu materi pembelajaran.

3. Penggunaan media digunakan untuk merangkum dan menyajikan

sebuah informasi suatu materi pembelajaran.

(23)

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah :

1. Sebagai alat yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam penyampaian sebuah materi pembelajaran.

2. Mampu memberikan sebuah motivasi belajar.

3. Menghilangkan pembelajaran yang bersifat monoton sehingga

proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan aktif.

(24)

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Sebelum melakukan sebuah penelitian dan pengembangan, terlebih dahulu sudah pernah diadakannya peneliatan dan pengembangan yang terdahulu antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

No Judul, Identitas Penulis Persamaan Perbedaan 1. Judul : Pengembangan Bahan

Ajar Tematik Berbasis Islam & Kearifan Lokal Kelas Iv Min Seduri & Mis Nurul Amal Kabupaten Mojokerto.

Latar belakang dari penelitian ini dalah belum adanya sebuah pengembangan modul berbasis kearifan lokal daerah Mojokerto yang dilakukan oleh guru.

Peneliti : Benny Angga Permadi

( 2018 )

Pengembanagan modul berbasis kearifan lokal daerah Mojokerto pada siswa kelas IV SD Serta penggunaan model

pengembangan ADDIE

Pengembangan modul yang saya lakukan menggunakan sebuah perpaduan IT Vidio Scribe dengan bantuan komputer dan LCD.

2. Judul : Modul Pendamping Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal Blitar Pada Kelas IV SD

Penulis : Ludvi Novisatul Chusna

( 2019 )

Pengembanagan modul berbasis kearifan lokal pada siswa kelas IV SD Serta penggunaan model

pengembangan ADDIE

Pengembangan modul

yang saya lakukan

menggunakan sebuah

perpaduan IT Vidio

Scribe dengan bantuan

komputer dan LCD.

(25)

3. Judul : Pengembangan Modul Berbasis Kearifan Lokal Daerah Istimewa

Yogyakarta Untuk Siswa Kelas III SD.

Penelitian yang dilakukan pada kelas III SD Kotagede I menunjukkan bahwa belum adanya pengenalan kearifan lokal daerah Yogyakarta yang dirangkum dalam satu buku tematik.

Peneliti : Rafika Nurrahmi ( 2017 )

Pengembanagan modul berbasis kearifan lokal serta penggunaan model pengembangan ADDIE

pengembangan modul yang saya lakukan menggunakan sebuah perpaduan IT pada siswa kelas IV SD yang bertujuan untuk memberikan sebuah kemasan yang menarik serta memberikan minat dan motivasi peserta didik.

4. Judul : Development Of Learning Module Social Sciences Based Local Wisdom

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kersaratu 1 Banten.

Pengembangan

produk diuji coba pada 2 kelompok. Uji

coba pertama

dilakukan dengan melibatkan 10 responden.

Selanjutnya uji coba kedua dilakukan dengan melibatkan 30 responden

Penulis : Eko Siswono dan M Japar

( 2018 )

Pengembangan modul berbasis kearifan lokala

Model pengembangan

yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

model pengembangan

Borg and Gall.

(26)

C. Kerangka Berpikir

a. Indikator Pengembangan

Modul kearifan lokal daerah Mojokerto berbasis IT vidio scribe dikembangkan berdasarakan indikator-indikator yang telah direncanakan.

Indikator pengembangan modul kearifan lokal daerah Mojokerto berbasis IT vidio scribe dapat diliat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Indikator Pengembangan

No

Mapel Kompetensi Dasar & Indikator

Tahapan Kegiatan

1. Bahasa Indonesi

a

Kompetensi Dasar 3.7 Menggali

pengetahuan baru yang terdapat pada teks.

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

Indikator

3.7.1 Mengidentifikasi teks non fiksi.

3.7.2 Menyebutkan isi yang terdapat pada teks non fiksi.

4.7.1 Merangkum isi yang terdapat pada teks non fiksi.

4.7.2 Menampilkan hasil rangkuman dari teks nonfiksi.

1. Guru mengecek kesiapan diri dengan

mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

2. Guru

menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan 3. Guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

4. Guru

menyiapkan alat dan media pembelajaran 5. Guru

menampilkan sebuah modul

1. Pembelajaran diawali dengan mengamati vidio teks cerita yang disediakan oleh guru

2. Siswa diminta untuk

memberikan pendapaatnya tentang cerita yang diberikan oleh guru

3. Siswa diminta

mengerjakan soal

yang diberikan

oleh guru

(27)

kearifan lokal daerah

Mojokerto berbasis IT Vidio Scribe dengan

2. PKN Kompetensi Dasar 3.4 Mengidentifikasi

berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

4.4 Menyajikan berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

Indikator

3.4.1 Menjelaskan keragaman suku bangsa dan sosial budaya pada daerah Mojokerto.

3.4.2 Memberikan contoh keragaman suku bangsa dan sosial budaya pada daerah Mojokerto.

4.4.1 Merangkum hasil identifikasi terkait keragaman suku bangsa dan sosial budaya pada daerah Mojokerto.

4.4.2 Memprsentasikan hasil rangkuman terkaiat

keragaman suku bangsa dan sosial budaya pada daerah Mojokerto.

Tampilan Awal Modul

Isi

4. Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok secara heterogen.

5. Siswa secara berkelompok diminta untuk membuat sebuah cerita terkait

tema yang

dipelajari.

6. Perwakilan dari kelompok

menampilkan hasil kerja kelompoknya terkait cerita nonfiksi.

JUDUL

LOGO

Kata Pengantar

Pendahuluan

Petunjuk

Daftar Isi

Kompetensi Inti &

Kompetensi Dasar

Materi

Soal dan Tugas

Evaluasi

(28)

3. SBdP Kompetensi Dasar 3.3 Mengetahui gerak

tari kreasi daerah.

4.3 Memperagakan gerak tari kreasi daerah.

Indikator

3.3.1 Menjelaskan pengertian gerak tari kreasi.

3.3.2 Memberikan contoh gerak tari kreasi dengan tema hewan atau

tumbuhan

4.3.1 Membuat gerakan tari kreasi dengan tema hewaan atau tumbuhan

4.3.2 Memeragakan gerakan tari kreasi dengan tema hewaan atau tumbuhan.

.

7. Siswa diminta mengamati teks dan vidio terkait keragaman sosial budaya dan agama pada daerah Mojokerto.

8. Siswa diminta untuk

memberikan pendapatnya terkait teks dan vidio yang diberikan oleh guru.

9. Guru meminta siswa untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui tentang keragaman sosial budaya dan agama pada daerah Mojokerto.

4. IPS Kompetensi Dasar 3.2 Mengidentifikasi

keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;

serta hubungannya

Penutup

10. Selanjutnya Guru membagi siswa menjadi 2-3 kelompok secara heterogen.

11. Setiap kelompok diminta untuk memberikan contoh keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto 12. Setiap anggota

klompok diminta untuk saling memberikan pendapatnya 13. Selanjutnya setiap

siswa atau anggota kelompok diminta

Glosarium Kunci Jawaban Biografi Penulis Daftar Pustaka

R angkum an

Glosarium

(29)

dengan karakteristik ruang.

Indikator

3.2.1 Menjelaskan keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto.

3.2.2 Memberikan contoh keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto.

4.2.1 Merangkum hasil identifikasi terkait keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto.

4.2.2 Memprsentasikan hasil rangkuman terkaiat

keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto.

diminta untuk merangkum hasil diskusi

kelompoknya terkait contoh keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama pada daerah Mojokerto.

14. Salah satu siswa dari perwakilan kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

15. Kelompok

bergantian ntuk mempresentasikan hasil diskusinya

5. IPA Kompetensi Dasar 3.3 Mengidentifikasi

macam macam gaya, antara lain:

gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari- hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya

16. Siswa diminta untuk megamati vidio teks terkait jenis-jenis gaya yang ada pada kehidupan

sehari-hari.

17. Guru membeagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen.

18. Siswa secara berkelompok diminta untuk melakukan

Kunci Jawaban

Biografi Penulis

Daftar Pustaka

(30)

gravitasi, dan gaya gesekan

Indikator

3.3.1 Menjelaskan pengertian gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesek.

3.3.2 Memberikan contoh penerapan gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya

gesek pada

kehidupan sehari- hari

4.3.1 Membuktikan sifat-sifat gaya magnet pada kehidupan sehari- hari

4.3.2 Menampilkan hasil pembuktian terkait sifat-sifat gaya magnet pada kehidupan sehari- hari.

pembuktian terkait sifat gaya magnet.

19. Perwakilan dari kelompok

diminta untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok terkait sifat-sifat gaya magnet.

20. Guru membagi siswa menjadi 2-3 kelompok secara heterogen.

21. Siswa secara berkelompok diminta untuk membuat sebuah gerakan tarian sederhana

22. Selanjutnya

siswa secara

berkelompok

diminta

menampilkan

hasil gerakan

tarian sederhana

yang sudah

dibuat

(31)

b. Kerangka Pikir

Hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan pada kelas IV serta guru dan kepala sekolah SD Negrei Kranggan 4 Kota Mojokerto, didapatkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kelas IV sudah cukup baik karena sudah menggunakan sebuah media pembelajaran berupa layar proyektor untuk membangkitkan minat belajar siswa. Akan tetapi dalam proses pembelajaran guru belm pernah mengunakan bahan ajar atau modul yang berbasis kearifan lokal daerah Mojokerto.

Berdasarkan permasalahn tersebut, maka dalam proses pembelajaran diperlukan sebuah bahan ajara atau modul berbasis kearifan lokal daerah Mojokerto. Modul ini dikembangkan sesuai dengan memasukkan nilai-nilai kearifan lokal daerah Mojokerto. Pengembangan modul ini disusun berdasarkan SK dan KD kelas IV SD. Modul ini dikembangkan dengan menggunakan perpaduan IT berbasis vidio Scribe. Penggunan modul ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam belajar secara mandiri dan menambah sebuah pengetahuan tentang kearifan lokal daerah Mojokerto.

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(32)

BAB II

Analisis Kebutuhan

Perlunya sebuah inovasi pengembangan bahan ajar berupa modul kearifan lokal brbasis IT

Revisi Modul kearifan lokal daerah Mojokerto berbasis IT Vidio Scribe

Kondisi Awal

Pembelajaran sudah cukup baik akan tetapi masih ada suatu kekuranagan. Hal ini disebabkan karena belum adanya buku pendamping siswa secara tematik dengan materi yang berkaitan langsung dengan lingkungan rumah dan sekolah, serta mengenalkan kearifan lokal Daerah Mojokerto. Guru hanya menyediakan sebuah LKS yang hanya berisi soal-soal.

Kondisi Ideal

Proses pembelajaran yang baik merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah komponen pendukung dalam proses pembelajaran. Komponen pendukung yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah penggunaan modul dan media pembelajaran. Modul merupakan bahan ajar yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu materi. Selain modul penggunaan media juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media dimaksudkan untuk meningkatkan dan membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran.

Model Pengembangan ADDIE

Analysis Design Development Implement

Evaluation

Validasi 1. Ahli Bahan Ajar 2. Ahli Desain

Produk Akhir

Modul kearifan lokal daerah Mojokerto

berbasis IT Vidio Scribe

Referensi

Dokumen terkait

menghimpun data tentang karakteristik petani, kelayakan usahatani padi dan kesediaan membayar (Willingness to Pay, WTP). Data dan informasi usahatani padi

 Konsumsi semen yang merupakan bahan dari beton pada tahun 2012 di Indonesia mencapai 50 juta ton dan terus mengalami kenaikan permintaan terutama di luar Pulau Jawa.. 

Kesejahteraan psikologis menumbuhkan kemampuan individu untuk semakin mampu menerima diri, memiliki relasi yang positif dengan orang lain, otonomi, kemampuan dalam menguasai

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kota Administrasi menyelenggarakan fungsi: penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran kota

Varietas, Waktu Tanam, Cara Tanam, serta Pemupukan Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai (PJK) Sulawesi Tenggara Tahun 2015.. Dengan selesainya penyusunan rekomendasi ini kami

- Indikator fenolftalein (pp) 1%... Panaskan hingga mendidih lebih kurang 30 menit. Buka kaca arloji penutup, biarkan kelebihan uap asam menguap dan dinginkan. f) Tepatkan

Media Rugasi digunakan untuk membantu siswa dalam memahami petunjuk proses daur hidup hewan yang memiliki proses tahapan berbeda-beda antara hewan satu dengan

Tingkat kerusakan yang lebih tinggi karena hama yang lebih melimpah pada perlakuan tanpa insektisida tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi.. Hal ini diduga