PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIKIH MELALUI METODE DISKUSI MAKANAN HALAL DAN HARAM KELAS VI MI ASY-
SYARIFAH
Miftahul Janah
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar fikih melalui metode diskusi kelompok pada materi makanan halal dan haram siswa kelas VI di MI Asy-Syarifah Kendaldoyong kabupaten Pemalang. Tempat penelitian ini di MI Asy-Syarifah Kendaldoyong tempatnya di Jl. Raya Kendaldoyong Rt 001 Rw 001 Desa Kendaldoyong kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Waktu penelitian pembelajaran ini dilakukan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I pada tanggal 5-9 Desember 2022, siklus II pada tanggal 12-16 Desember 2022 dan sesuai dengan jadwal kegiatan. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran dengan Diskusi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Fikih tentang makanan halal dan haram kelas VI MI Asy-Syarifah Kabupaten Pemalang. Hal ini dapat dilihat pada siklus I, dari 13 siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (46,16%) dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (53,84%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (84,62%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (15,38%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 38,42%.
Kata kunci : Hasil Belajar, metode Diskusi, Fikih, Makanan halal dan Haram.
PENDAHULUAN
Pembelajaran fikih sudah sangat melekat sekali pada kehidupan sehari- hari. Bahkan tingkah laku kita dari anak kecil sampai dewasa sudah menerapkan pembelajaran fikih. Fikih sebagai salah satu mata pelajaran di MI perlu mendapatkan perhatian khusus sebab fikih dapat mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pembiasaan kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu. Fikih perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari MI untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Proses pembelajaran Fikih di MI Asy-Syarifah Kendaldoyong Kabupaten Pemalang mempunyai sifat deduktif dan objek kajiannya abstrak. Berdasarkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan guru yaitu 75. Dari jumlah 13 siswa kelas VI MI Asy-Syarifah Kendaldoyong Kabupaten Pemalang, yang memperoleh nilai antara 20- 74 sebanyak 8 siswa atau sebesar 61,5% dan dinyatakan belum tuntas karena nilainya di bawah KKM. Sedangkan, yang memperoleh nilai antara 70-100 sebanyak 5 siswa atau sebesar 39,5% dan dinyatakan tuntas karena nilainya di atas KKM. Namun, karena siswa yang tuntas di bawah 80%, maka secara klasikal dinyatakan belum tuntas.
Metode diskusi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik mempunyai jiwa aktif dalam belajar dan kalau bisa diusahakan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi dalam belajar. Metode diskusi kelompok adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa di hadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk di bahas dan di pecahkan Bersama (Djamarah, 2002:87).
Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang akan lebih baik menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Kelebihan dari penerapan metode diskusi yaitu:
1. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir kritis dan sikap ilmiah
2. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para murid akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri; dan
3. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa (Suryobroto, 2002:185)
Analisis tingkat pemahaman konsep pembelajaran mata pelajaran fikih siswa untuk mengetahui keberhasilan dan kontribusi terhadap pembelajaran fikih dengan penerapan metode diskusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini dilakukan analisis hasil pemahaman siswa dari materi makanan halal dan haram yang dipelajari untuk tiap siklusnya serta analisis hasil observasi kegiatan awal dan hasil tes tiap siklusnya. Penerapan motodel ini sudah dibuktikan dengan pendapat dari sebagian tokoh pendidikan yaitu metode diskusi juga mengembangkan pemikiran pada tingkat yang lebih tinggi, artinya tidak hanya terbatas pada meningkatkan pengetahuan melainkan juga mengembangkan kemampuan dan siswa dalam mengatasi pemecahan masalah secara bersama.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskiptif yang menggambarkan mengenai karakteristik dari suatu populasi atau sebuah fenomena yang menjadi objek penelitian. Metode penelitian deskriptif lebih fokus pada menjelaskan objek penelitiannya, sehingga penelitian ini akan menghasilkan jawaban dari sebuah peristiwa yang terjadi.
Tempat penelitian ini di MI Asy-Syarifah Kendaldoyong tempatnya di Jl.
Raya Kendaldoyong Rt 001 Rw 001 Desa Kendaldoyong kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
Waktu penelitian pembelajaran ini dilakukan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I pada tanggal 5-9 Desember 2022, siklus II pada tanggal 12-16 Desember 2022 dan sesuai dengan jadwal kegiatan. Pelaku tindakan kelas adalah guru kelas VI, dan pihak yang membantu yaitu kepala madrasah (supervisor 1) dan teman sejawat (supervisor 2) selama melaksanakan penelitian di sekolah. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa instrument diantaranya: 1. Lembar observasi (pengamatan). Lembar yang dibuat oleh guru apa saja yang akan dinilai dalam pembelajaran fikih agar bisa mengukur tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran menggunakan metode diskusi. 2. Lembar kerja siswa. Dilakukan selama proses pembelajaran agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik. 3. Tes/Soal Ujian. Dilakukan setelah Kompetensi Dasar selesai atau setiap BAB pada mata pelajaran fikih untuk menguji kemampuan atau pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan observasi melalui lembar observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kerja siswa (Suharsimi Arikunto,2006:76). Penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat dipresentasekan dengan rumus sebagai berikut :
Penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa menggunakan kriteria sebagai berikut :
4 : Sangat Baik 3 : Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
Nilai rata-rata = Jumlah skor x 100%
Skor total
Untuk penilaian tes hasil kerja siswa dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Oleh karenanya, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika nilai yang didapatkan siswa lebih dari atau sama dengan 70.
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut :
Penilaian rata-rata kelas
Penilaian ketuntasan belajar menggunakan rumus :
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Secara umum penelitian Tindakan meliputi 4 langkah yaitu:
(Sumber : Kemmis dan Taggart, 1988: 87)
Setiap metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian halnya dengan metode diskusi ini. Berikut keunggulan metode diskusi:
1. Metode diskusi melibatkan semua murid secara langsung dalam proses belajar yang diinginkan;
2. Setiap murid dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing;
3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir kritis dan sikap ilmiah;
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para murid akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri; dan
5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa (Suryobroto, 2002:185)
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Revisi tersebut antara lain:
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan metode diskusi dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 – 16 Desember 2022 di Kelas VI dengan jumlah 13 anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada siklus I dan siklus II, secara keseluruhan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Fikih dengan menggunakan metode diskusi di kelas VI MI Asy- Syarifah Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan. Berikut pemaparan hasil penelitian pada data awal, siklus I dan siklus II.
Setelah dilakukan tindakan I dan II, Siswa diberikan soal evaluasi disetiap akhir tindakan. Berdasarkan hasil test dapat disajikan data :
Tabel 1. Hasil Test pada Siklus I Tindakan Pertama
No Nama Nilai
Siklus
Keterangan Tuntas Belum
Tuntas 1 Antasari Saputra 80
2 Asna Siffana Zulfa
65
3 Ikhwan Setia Darmawan
55
4 Kaputra 45
5 Kaputri 49
6 Haydar Mahya Sabilillah
62
7 Khoerul Azam 72 8 Muhamad Dwi
Saputra
40
9 Sakti Wicaksono 84 10 Shila Umi Latifa 80 11 Syafira Mar’atus
Solikha
83
12 Tiara Syafa Kamila
40
13 Wildan Rizki Pratama
85
Jumlah 840 6 7
Rata-rata 64,61
Prosentase 46,16% 53,84
Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil test pada siklus I tindakan pertama hanya ada 6 peserta didik yang nilainya mencapai KKM atau 46,16% dan 7 peserta didik yang belum mencapai KKM atau 53,84
Setelah dilakukan tindakan II, Siswa diberikan soal evaluasi disetiap akhir tindakan. Berdasarkan hasil test dapat disajikan data :
Tabel 2. Hasil Test pada Siklus II Tindakan Kedua
No Nama Keterangan
Nilai Siklus
Tuntas Belum Tuntas 1 Antasari Saputra 85
2 Asna Siffana Zulfa 83 3 Ikhwan Setia
Darmawan
85
4 Kaputra 75
5 Kaputri 80
6 Haydar Mahya Sabilillah
80
7 Khoerul Azam 82 8 Muhamad Dwi
Saputra
56
9 Sakti Wicaksono 90 10 Shila Umi Latifa 84 11 Syafira Mar’atus
Solikha
85
12 Tiara Syafa Kamila
65
13 Wildan Rizki Pratama
90
Jumlah 1040 11 2
Rata-rata 80
Prosentase 84,62% 15,38
Sementara pada Tindakan kedua hasil test menunjukkan bahwa ada 11 peserta didik yang mencapai KKM atau 84,62% dan 2 peserta didik yang belum mencapai KKM atau 15.38 Berdasarkan data tersebut maka tidak perlu diadakan tindakan kembali pada siklus II.
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Adapun hasil tes pada tiap siklus dan tingkat pemahaman siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Fikih Siklus I dan II
Kategori Siklus I Prosentase Siklus II Prosentase
Tuntas 6 siswa 46 % 11 siswa 84 %
Belum Tuntas 7 siswa 54 % 2 siswa 16
KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran dengan metode diskusi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Fikih tentang Makanan halal dan haram pada Siswa Kelas VI MI Asy-Syarifah Kendaldoyong Kabupaten Pemalang. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 13 siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (46,15%) dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (53,84%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (84.61%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (15,38%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 38,46%.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suryobroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Musliatin Asiyah, (2021), Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Pada Siswa Kelas VI MI Bahrul Ulum Turirejo Kedamean Gresik
Suharsimi Arikunto, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara Ni Ketut Mirniati (2015), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi
Pada Mata Pelajaran PKn Tentang Menghargai Dan Menaati Keputusan Bersama Kelas V SDN Inpres 3 Tolai