• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA MTsN 3 TABALONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA MTsN 3 TABALONG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1877

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MEMBACA PADA SISWA MTsN 3 TABALONG

RABIATUL HASANAH

Email rabiatulhasanah11@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas VIII MTsN 3 Tabalong adalah rendahnya keterampilan membaca siswa dalam pelajaran bahasa Arab. Hal ini disebabkan dalam proses belajar mengajar metode yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional yakni hanya berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: ”Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada keterampilan membaca siswa kelas VIII MTsN 3 Tabalong?” dan “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas VIII MTsN 3 Tabalong?”

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dari penelitian ini adalah subjek dan objek penelitian, dimana subjek penelitian ini adalah guru bidang studi bahasa Arab dan objek penelitian adalah siswa kelas VIII MTsN 3 Tabalong. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes, observasi, dan dokumen. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan persentasi dan hasilnya sebagai berikut, setelah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat diketahui peningkatan pada keterampilan membaca siswa terbukti mencapai KKM dan peningkatan dalam keterampilan membaca siswa pada siklus I yaitu 62,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,5%. Maka dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa,

”Terdapat peningkatan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.”

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1878

Kata Kunci : Keterampilan membaca, kooperatif, tipe jigsaw

PENDAHULUAN

Belakangan ini masyarakat banyak menekuni bahasa Arab untuk dipelajari dan ditelaah, baik yang berorientasi pada pendekatan normatif dan spiritualis maupun melalui pendekatan edukatif. Pendekatan normatif dan spiritualis berkeyakinan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa agama karena Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Sedangkan melalui pendekatan edukatif, beranggapan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang patut dikaji secara mendalam untuk mengetahui kajian historis dan estitakanya (Taufik, dalam Dian, 2021:22).

Dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu: 1) keterampilan menyimak (mahaaratul istima’), 2) keterampilan berbicara (mahaaratul kalam), 3) keterampilan membaca (mahaaratul qira’ah), 4) keterampilan menulis (mahaaratul kitaabah) (Acep, dalam Dian Jurnal, 2021: 22). Setiap keterampilan memiliki fungsinya masing-masing dalam pembelajaran, begitu juga dengan keterampilan membaca. Untuk mengetahui cara bagaimana membaca aksara Arab dan untuk memahami teks bacaan berbahasa Arab, maka diperlukan keterampilan membaca. Keterampilan ini menjadi salah satu fokus dalam orientasi pembelajaran bahasa Arab.

Malibary (dalam Nuha, 2012 : 109) menyatakan bahwa, kemahiran membaca mencakup dua hal, yaitu mengenali simbol-simbol yang tertulis dan memahami isinya. Oleh karena itu, keterampilan membaca menjadi salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik dengan tujuan untuk memahami bacaan dan mengembangkan kemampuan berbahasa Arab. Peserta didik yang belum bisa membaca akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran.

Maka pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius. Dalam hal ini, tugas guru adalah meyakinkan proses pembelajaran membaca menjadi pengalaman menyenangkan bagi peserta didik.

Beberapa kenyataan yang terjadi di sekolah tampak bahwa masih banyak peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong yang belum bisa membaca pada mata pelajaran bahasa Arab. Dalam pengamatan peneliti selama ini, masih ditemukan peserta didik yang belum bisa membaca bahasa Arab dengan benar. Saat

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1879

membaca bahasa Arab pelafalannya belum tepat, intonasi yang tidak sesuai makhraj, dan membaca yang masih terbata-bata. Hal ini dimungkinkan terjadi karena peserta didik tidak lancar membaca Al Qur’an dan latar belakang peserta didik yang sebagian besar berasal dari lulusan Sekolah Dasar (SD). Di samping itu, penggunaan metode pembelajaran konvensional oleh guru, menjadikan peserta didik objek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi satu arah dan menyebabkan rendahnya keterampilan membaca peserta didik.

Dari uraian diatas, maka tugas guru adalah bagaimana menciptakan model pembelajaran yang variatif, menyenangkan, dan bermakna sehingga peserta didik dapat mandiri dan mencapai ketuntasan dalam belajar. Salah satu model pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik melakukan interaksi dan komunikasi aktif dengan sesama teman, sehingga diharapkan peserta didik dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penelitian ini akan memfokuskan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keterampilan membaca pada peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Raeny Sugiati, 2022: 3) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1880

Disini peneliti bekerjasama dengan observator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII MTsN 3 Tabalong. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini , peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Pendekatan kualitatif disini merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada aspek pemahaman terhadap suatu masalah secara mendalam, tidak melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi (Salma, 2021. Menulis karya ilmiah)

Creswell mengartikan pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (Rukin, 2021:21). Rochiati (dalam Raeny Sugiati, 2022: 4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif, sebab uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata. Peneliti adalah instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentinnya dengan produk.

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 3 Tabalong dan objek penelitian adalah peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong, yang berjumlah 16 orang terdiri dari 5 laki-laki dan 11 perempuan.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dengan menggunakan lembar observasi. Data secara kualitatif berupa deskripsi proses dan hasil pembelajaran yang tersusun secara sistematis. Sedangkan data secara kuantitatif dilakukan melalui tes untuk mengetahui perbedaan nilai antara kemampuan awal, siklus I, dan siklus II dalam aspek ketepatan bacaan, intonasi, dan kelacaran.

Untuk menganalisis tingkat ketuntasan belajar peserta didik setelah proses pembelajaran, dilakukan tes yang diberikan saat akhir siklus. Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara individu/perorangan dan secara klasikal. Seorang peserta didik telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65%

atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85%

yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Siswa yang tuntas belajar

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1881

P = x100%

Siswa

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan. Sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis dalam Raeny Sugiati, 2022: 6).

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap selesai satu siklus diadakan tes untuk mengetahui keterampilan membaca peserta didik pada materi yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru observator untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Berbagai bagan model penelitian tindakan dikemukakan oleh para ahli, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

Model penelitian disini menggunakan model Kurt Lewis. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) (Parjono dalam Raeny Sugiati, 2022: 7). Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Perencanaan

Pengamatan SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1882

Putaran Siklus Model Kurt Lewis Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan keterampilan membaca peserta didik serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Racangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

?

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1883

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keterampilan membaca peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok peserta didik dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Lie (dalam Nurdyansyah dan Eni, 2016: 71) bahwa “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan peserta didik bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

Untuk mengetahui gambaran umum kemampuan membaca peserta didik, peneliti memberikan pre test. Dari hasil pengamatan kondisi awal melalui pre test, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa kemampuan membaca bahasa Arab peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong masih rendah. Hal ini terlihat dari tes kemampuan membaca yang masih tidak tepat dan tidak lancar serta intonasi yang tidak sesuai makhraj. Pada pre test didapatkan hanya 37,5%

peserta didik yang dapat mencapai standar nilai ketuntasan yang ditetapkan yaitu 65.

Siklus I

Berdasarkan kondisi awal di atas, maka disusunlah pelaksanaan tindakan yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi sekaligus dengan evaluasi. Penelitian tindakan diarahkan pada peningkatan keterampilan membaca teks qira’ah bahasa Arab melalui teknik jigsaw.

Setelah seluruh kegiatan tindakan pada siklus I dilaksanakan, maka diadakan post test. Dari penghitungan terlihat perbedaan antara pre test dan post test. Pada pre test persentasi ketuntasan peserta didik hanya 37,5% atau 6 dari 16 peserta didik yang berhasil mencapai nilai ketuntasan. Sedangkan pada post test siklus pertama diperoleh persentasi ketuntasan 62,5% atau 10 dari 16 peserta didik berhasil mencapai nilai ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca peserta didik setelah mendapat tindakan.

Namun secara klasikal masih belum mencapai yang diharapkan yaitu 85%

peserta didik tuntas mencapai nilai 65 atau lebih. Oleh karena itu, penelitian ini akan berlanjut ke tahap siklus II.

Siklu II

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1884

Setelah mengadakan diskusi bersama kolaborator, pada siklus kedua peneliti akan memaksimalkan penggunaan media, penerapan teknik, dan pengkondisian peserta didik agar peserta didik lebih fokus mengikuti pembelajaran.

Pengkondisian peserta didik sejak awal pembelajaran dilakukan berkala saat sebelum masuk ke apersepsi, saat pemberian materi, dan sebelum melaksanakan evaluasi dan refleksi. Dari hasil observasi selama proses pembelajaran dan post test siklus kedua dapat disimpulkan bahwa peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran, lebih aktif dalam merespon, dan kemampuan membaca lebih baik. Pada hasil post test kedua terjadi peningkatan keberhasilan peserta didik. Secara klasikal persentasi ketuntasan menjadi 87,5%

atau 14 dari 16 peserta didik berhasil mencapai nilai ketuntasan.

Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Individu Pra siklus, Siklus I dan siklus II

No Pertemuan Tuntas Belum tuntas

1 Pra siklus 6 orang 10 orang

2 Siklus I 10 orang 6 orang

3 Siklus II 14 orang 2 orang

Tabel diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik berikut ini

6

10

14

10

6

2 0

2 4 6 8 10 12 14 16

pertemuan pra siklus pertemuan siklus I pertemuan siklus II tuntas belum tuntas

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1885

Tabel 5. Perbandingan Ketuntasan Klasikal Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

No Pertemuan Ketuntasan klasikal

1 Pra siklus 37,5%

2 Siklus I 62,5%

3 Siklus II 87,5%

Grafik 2

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan membaca peserta didik diperlukan adanya bimbingan dari guru,

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

pertemuan pra siklus pertemuan siklus I pertemuan siklus II 37.50%

62.50%

87.50%

ketuntasan klasikal

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1886

dan salah satu metode yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki dampak positif terhadap proses pembelajaran sebab dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam hal keterampilan membaca serta dapat mengubah pola belajar lebih representatif dan positif.

2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan membaca pada peserta didik kelas VIII MTsN 3 Tabalong. Hal ini ditunjukkan pada hasil keterampilan membaca peserta didik mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Febrianingsih, Dian. 2021. Keterampilan Membaca Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam: Salimiya

Hidayah, Miftakhul. 2013. Pengoptimalan Keterampilan Membaca Bahasa Arab Dengan Model Pembelajaran Tutur Sebaya Di Kelas VII H MTs Negeri Kendal Tahun 2012/2013. Skripsi. Semarang: UNNES

https://raharja.ac.id/2020/11/18/model-pembelajaran-cooperative-learning https://serupa.id/2021/model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning Nurdyansyah dan Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia

Learning Center

Sugiati, Raeny. 2022. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Memahami Materi Qur’an Surah Al Kafirun Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas VI SDN 1 Sikan Kecamatan Monttalat Kabupaten Barito Utara. Artikel. Palangka Raya: IAIN Palangka Raya

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1887 Salma. 2021. Menulis Karya Ilmiah. Tersedia di

(https://penerbitdeepublish.com/pendekatan-penelitian)

Rukin. 2021. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Surabaya: Jakad Media Publishing

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut maka peneliti berinisiatif untuk merancang software yang berfungsi untuk mendeteksi anak ADHD ( attention deficit and hyperactive disorder ) berbasis

Konflik merupakan salah satu bentuk proses sosial antara dua orang atau dua kelompok yang masing-masing berusaha menyingkirkan lawannya atau membuatnya

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ), h.. Angket, angket digunakan untuk mengetahui persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru kelas 6 Madrasah

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING KELASKITA TERHAD AP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA D IDIK PAD A MATA PELAJARAN TIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA.. Noble House

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan

[r]

Hal ini diartikan dengan menuangkan ( infussion ) materi pendidikan lingkungan ke dalam berbagai mata pelajaran, sehingga pendidikan di sekolah bernuansa lingkungan,