• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DI BUKIT OLLON DESA BUAKAYU KECAMATAN BONGGAKARADENG KABUPATEN TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DI BUKIT OLLON DESA BUAKAYU KECAMATAN BONGGAKARADENG KABUPATEN TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DI BUKIT OLLON DESA BUAKAYU KECAMATAN BONGGAKARADENG KABUPATEN TANA

TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI Oleh Hesti Gustiana

NIM 4516042052

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2021

(2)

ii PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA ALAM DI BUKIT OLLON

DESA BUAKAYU KECAMATAN BOGGAKARADENG KABUPATEN TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Oleh Hesti Gustiana NIM 45 16 042 052

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)

Hesti Gustiana pengembangan wisata Bukit Ollon sebagai wisata alam di Kecamatan Bonggakaradeng Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan Dibimbing oleh Ir. Hj. Rahmawati Rahman, M.Si dan Jufriadi, ST, M.Sp . Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wisata Bukit Ollon serta merumuskan konsep dan strategi pengembangannya.

Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif (analisis skoring) dan analisis deskriptif kualitatif (analisis SWOT). Analisis skoring digunakan untuk menganalisis data terkait dengan atraksi dan objek wisata, sarana dan prasarana, aksesbilitas, sumberdaya manusia, kelembagaan dan promosi. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan konsep dan strategi pegembangan wisata Bukit Ollon.

Hasil analisis yang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wisata Bukit Ollon sebagai wisata alam adalah objek wisata, sarana dan prasarana, aksesbilitas, sumberdaya manusia, kelembagaan dan promosi.

Terdapat lima strategi pengembangan wisata Bukit Ollon yaitu; Mengembangkan sarana dan prasarana, melibatkan swasta, meningkatkan daya saing dengan

objek wisata lain dan pengembangan wisata berwawasan lingkungan.

(6)

Yang bertandatangan dibawah ini : Mahasiswa : Hesti Gustiana Stambuk : 45 16 042 052

Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah hasil karya saya sendiri, bukan merupakan penggandaan tulisan atau hasil pikiran orang lain. Bila di kemudian hari terjadi atau ditemukan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, saya bersediah menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar,Desember 2020 Penulis

Hesti Gustiana

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Kawasan Wisata Alam di Bukit Ollon Desa Buakayu Kecamatan Bonggakaradeng Kabupaten Tanah Toraja Provinsi Sulawesi Selatan” tugas akhir merupakan salah satu syarat wajib di penuhi untuk memperoleh gelar sarjana STARATA SATU (S1) pada jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar dan merupakan salah satu proses akhir dari kegiatan pembelajaran di Universitas pada umumnya dan jurusan perencanaan W ilayah dan Kota pada Khususnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan suatu karya ilmiah tidaklah mudah, oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritikan yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur, pengumpulan data sampai pada pengolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril.

Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

(8)

1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air mata, untaian doa serta pengorbanan tiada henti, yang hingga kapanpun penulis takkan bisa membalasnya. Maafkan jika ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta melukai perasaan ibunda dan ayahanda. Keselamatan dunia akhirat semoga selalu untukmu.

Doa ku semoga Allah selalu menyapamu dengan Cinta-Nya.

2. Bapak Dr. Ridwan. ST, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak Dr. Ir. Rudi Latief. M.Si. selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

4. Ibu Ir. Hj. Rahmawati Rachman. M.Si dan bapak Jufriadi ST.,MSI selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu saya dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asistennya, staf pegawai di lingkup Fakultas Teknik dan Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Bosowa Makassar. Atas segala bimbingan dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di bangku perkuliahan sejak awal hingga selesai.

6. Teman-Teman Keluarga Mahasiswa Program Studi Perencanaan W ilayah Dan Kota. Terima kasih untuk proses yang telah kita lalui bersama.

(9)

7. Teman–teman terima kasaih atas bantuannya, selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga, rekan, sahabat yang semuanya tak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian studi penulis, terutama yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini, terima kasih.

Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki pertama kali di Universitas Bosowa hingga selesainya studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Adapun mengenai kebaikan-kebaikan penulis, itu semata-mata datangnya dari Allah SWT, karena segala kesempurnaan hanyalah milik-Nya.

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga kesemuanya ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin!

Sekian dan terimakasih.

Makassar, Januari 2020

Penulis

(10)

DAFTAR ISI SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKIPSI HALAMAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Pembahasan ... 4

F. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Pariwisata ... 7

B. Objek Wisata ... 8

C. Pengembangan Pariwisata ... 10

D. Indrustri Pariwisata ... 13

E. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kab.TanaToraja ... 16

iv

(11)

F. Teori Pengembangan Pariwisata Pariwisata ... 18

1. Pengertian Pariwisata... 18

2. Teori Pengembangan Pariwisata ... 20

G. Potensi Pengembangan dan daya Tarik W isata ... 26

1. Potensi Pengembangan Wisata ... 26

2. Daya Tarik Wisata ... 31

H. Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 34

1. Sarana Kepariwisataan... ... 34

2. Prasarana Kepariwisataan ... 35

I. Manfaat Pengembangan W isata ... 36

1. Aspek Ekonomi ... 38

2. Aspek Sosial Budaya ... 40

3. Aspek Ekologi ... 41

J. Jenis – Jenis Pariwisata ... 41

1. Wisata Budaya ... 41

2. Wisata Kesehatan ... 42

3. Wisata Olahraga ... 42

4. Wisata Komersial ... 43

5. Wisata Industri ... 43

6. Wisata Politik... 44

7. Wisata Konvensi ... 44

8. Wisata Sosial ... 44

9. Wisata Pertanian ... 45

(12)

10. Wisata Cagar Alam ... 45

11. Wisata Buru... 45

12. Wisata Religi ... 45

13. Wisata Bulan Madu ... 46

K. Kerangka Fikir ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Jenis Penelitian ... 47

B. Lokasi dan W aktu Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Variabel Penelitian ... 50

E. Jenis dan Sumber Data... 58

F. Teknik Pengumpulan Data ... 60

G. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Gambaran Umum Lokasi Studi ... 63

1. Letak Geografis Kabupaten Tana Toraja ... 63

2. Kondisi Topografi ... 66

3. Kondisi Hidrologi ... 66

4. Kondisi Iklim ... 67

5. Kondisi Geologi ... 68

B. Gambaran Khusus Lokasi Studi ... 69

1. Letak Geografis Kec.Bonggakaradeng ... 69

2. Kondisi Topografi ... 71

(13)

3. Kondisi Klimatologi ... 75

C. Aspek Demografi ... 75

1. Pertumbuhan Penduduk ... 75

2. Mata Pencaharian Penduduk ... 77

D. Ketersediaan Sarana dan Prasarana ... ... 78

1. Ketersediaan Sarana ... 79

2. Ketersediaan Prasarana ... 84

E. F. Kunjungan W isatawan ... Faktor-faktor yang menyebabkan belum berkembangnya kawasan wisata bukit Ollon Sebagai W isata alam ... 87 88 1. Faktor Atraksi dan Objek Wisata ... 88

2. Faktor Sarana dan Prasarana... 89

3. Aksesbilitas (Accessibility) ... 90

4. Faktor Sumber Daya Manusia ... 90

5. Faktor Kelembagaan ... 91

G. 6. Faktor Promosi ... Pengembangan Kawasan wisata bukit Ollon Sebagai W isata alam ... 1. Faktor Atraksi dan Obyek Wisata... ... 91 92 92 2. Pengembangan Sarana dan Prasarana ... 93

3. Aksesbilitas (Accessibility) ... 95

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 96

5. Pengembangan Kelembagaan ... 98

(14)

6. Kelembagaan Promosi ... 99

H. Kebutuhan Prasarana dan Sarana dalam pengembangan W isata Bukit Ollon Sebagai W isata Alam... 100

BAB V PENUTUP ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Teknik Analisis Data ... 61 Tabel 3.2 Standar Bobot Kuantitatif dan Kualitatif Berdasarkan

Parameter Potensi Obyek Wisata Bukit Ollon ... 62 Tabel 3.3 Parameter Potensi Obyek Wisata Bukit Ollon ... 62 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kab. Tana Toraja Th. 2018 64 Tabel 4.2 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut bulan di

Kab. Tana Toraja, Th. 2018 ... 68 Tabel 4.3 Kondisi Topografi Kecamatan Bonggakaradeng Th.

2018 ... 71 Tabel 4.4 Luas, Jarak dan Ketinggian dari Permukaan air Laut

Kec. Bonggaradeng Th. 2018 ... 72 Tabel 4.5 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di

Kec. Bonggakaradeng, tahun 2018 ... 75 Tabel 4.6 Banyaknya rumah tangga, populasi dan Kepadatan

penduduk di Kec. Bonggakaradeng Th 2018 ... 76 Tabel 4.7 Rata-rata jumlah tangga di tiap rumah tangga

Kec.Bonggakaradeng Th 2018 ... 77 Tabel 4.8 Jumlah Tenaga Kerja dirinci Menurut lapangan usaha

dan Jenis kelamin di Kecamatan Bonggakaradeng Th.

2018 ... 78 Tabel 4.9 Banyak sekolah, Guru dan Murid di Kecamatan

bonggakaradeng Th. 2018 ... 80

ix

(16)

Tabel 4.10 Jumlah fasilitas kesehatan di Kec. Bonggakaradeng ... 81 Tabel 4.11 Banyak tempat ibadah dirinci per k59elurahan di

Kec.Bonggakaradeng, Th 2018 ... 82 Tabel 4.12 Banyaknya fasilitas lapangan olahraga per kelurahan di

Kecamatan Bonggakaradeng, Th 2018 ... 83

x

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 46

Gambar 3.1 Keindahan alam wisata Bukit Ollon Desa Bua Kayu ... 52

Gambar 3.2 Berkeliling menikmati pemandangan alam dengan kuda ... 52

Gambar 3.3 Berkemah di kawasan wisata Bukit Ollon Desa Bua Kayu ... 53

Gambar 3.4 Mandi di sungai menikamati kesegaran air di kawasan wisata Bukit Ollon Desa Buakayu ... 54

Gambar 3.5 Kondisi jalan dan moda angkutan yang digunakan pengunjung untuk berkunjung ke Bukit Ollon ... 57

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Tanah Toraja ... 65

Gambar 4.2 Peta Administrasi Kecamatan Bonggakaradeng ... 70

Gambar 4.3 Peta Topografi Kecamatan Bonggakaradeng... 73 Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Bonggakaradeng 74

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia karena di perlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, darah industri, daerah permukiman, jalan untuk transportasi, daerah–daerah yang di pelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah dan daerah rekreasi/pariwisata. (siswanto, 2006). Potensi sumberdaya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Sektor pariwisata mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung dan mendorong perkembangan suatu daerah. Fakta ini menjadikan sektor kepariwisataan belakangan begitu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tana Toraja adalah salah satu kawasan wisata di Nusantara yang kaya dengan keaslian dan keunikan budaya, sejarah, seni dan wisata alam, dengan kekayaan dan keragaman wisata yang dimiliki Tana Toraja perna dinobatkan sebagai tentative world heritage site.

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata bahwa kunjungan wisatawan Kabupaten Tana Toraja mengalami peningkatan dari tahun 2017–2019 dengan rincian jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2017 sebanyak 82 673 orang, pada tahun 2018 sebanyak 1056

(19)

592 orang sedangkan pada tahun 2019 meningkat 1173 183 orang.

(Dinas Pariwisata Kabupaten Tana Toraja tahun 2019). Pengembangan pariwisata di Tana Toraja menjadi salah satu sumber PAD hal ini dapat dilihat dari akhir tahun 2016 sebesar Rp36 miliar dan untuk kontribusi dari sektor pariwisata hampir mencapai 250 juta dari target 200 juta dan di penghujung tahun 2018 meningkat mencapai 336 itu artinya sumbangsi dari kunjungan wisatawansangat menjanjikan. Jika dilihat jumlah kunjungan yang semakin meningkat tiap tahunnya ini menunjukan potensi wisata yang ada di Tana Toraja sangat menarik perhatian banyak untuk dikunjungi.

Pengelolaan pariwisataan harus total dan menyeluruh sehingga dapat memberikan manfaat kepada semua kalangan utamannya masyarakat yang bermuki disekitar kawasan wisata. Wisata Bukit Ollon merupakan wisata alam yang terletak di Kecamatan Bonggakaradeng yaitu tepatnya di Desa Buakayu dan kondisi lingkungan masih alami.

Jarak dari pusat ibukota Kabupaten ke lokasi wisata ± 40 km dengan waktu tempuh ± 2 jam setengah dengan menggunakan kendaraan roda dua. Kondisi wisata Bukit Ollon saat ini masih sangat memperihatinkan karena belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai pada wisata ini sehingga membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat dan pihak lain karena dengan dikembangkannya Bukit Ollon sebagai wisata dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat setempat dan pemerintah daerah.

(20)

Desa buakayu merupakan daerah agraris sehingga membutuhkan sarana dan prasana pendukung agar bisa menjangkau keseluruh pelosok, sehingga dapat memberi ruang dan akses kepada wisatawan untuk berkunjung ke wisata Bukit Ollon karena kondisi sarana dan prasarana yang ada belum cukup memadai terutama kondisi jalan yang masih buruk. Merupakan salah satu faktor yang menyebapkan belum berkembangnya wisata ini. Selain itu masyarakat yang bermukim disekitar kawasan wisata ini tidak tahu cara mengelolah pariwisata secara provesional karena masyarakat setempat hanya terbiasa dengan pekerjaannya sebagai petani dan beternak yang merupakan sumber penghasilan utamanya. Sekalipun memiliki keterbatasan sarana dan prasarana, wisata ini selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal setiap hari minggu dan Hari–hari libur haampir ratusan orang yang berkunjung untuk menikmati keindahan alam wisata Bukit Ollon.

(Camat Bonggakaradeng Zeth Padaoan). Dengan memperhatikan potensi dan isu – isu permasalahn di atas sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang pengembangan wisata yang berkaitan dengan

“Pengembangan Kawasan Wisata Bukit Ollon Sebagai Wisata Alam di Desa Buakayu Kecamatan Bonggakaradeng Kabupaten Tanah Toraja Provinsi Sulawesi Selatan” Dengan adanya penelitian ini diharapkan wisata bukit Ollon kedepannya dapat di kembangkan seabagi wisata alam oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Faktor–faktor apakah yang menyebabkan belum berkembangnya kawasan wisata Bukit Ollon sebagai Wisata Alam.?

2. Bagaimana pengembangan kawasan wisata Bukit Ollon sebagai wisata alam.?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Faktor–faktor yang menyebabkan belum berkembangnya kawasan wisata Bukit Ollon sebagai Wisata Alam 2. Untuk mengidentifikasi pengembangan Kawasan Wisata Bukit Ollon

sebagai W isata Alam D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam bidang kepariwisataan pada umumnya dan khususnya memberikan masukan kepada masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengembangkan Bukit Ollon sebagai wisata alam.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai kepariwisataan, khususnya dalam pengembangan wisata Bukit Ollon terkait dengan kondisi sarana dan prasarana, aksesbilitas, dan social masyarakat.

E. Ruang Lingkup Pembahasan 1. Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitan ini secara makroa dalah Kecamatan Bonggakaradeng dan seca ramikro adalah Desa Buakayu yang

(22)

meliputi segala aspekfisik dasar wilayah penelitian, diantaranya;

kondisi topografi, kodisi geohidrologi, kondisi geologi, jenistanah dan kondisi klimatologi.

2. Lingkup Materi

Lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Faktor - faktor yang menyebabkan belum berkembangnya kawasan wisata Bukit Ollon dan bagaimana pengembangan kawasan wisata Bukit Ollon sebagai wisata alam. Dengan mengacu pada Indikator – indikator yang diteliti; sarana dan prasarana, aksesbilitas, atraksi dan obyekwisata, sumberdaya manusia (SDM), kelembagaan dan promosi.

F. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang melandasi dan berkaitan dengan kepentinganan alisisis studi, terutama yang berisikan tentang pembangunan pariwisata, dan kerang kapikir.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang metodolgi penelitian, yang terdiri dari lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,

(23)

metode analisis data, dan definisi oprasional.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian mengenai pengembangan wisata Bukit Ollon terkait dengan sarana dan prasarana, aksesbilitas, atraksi dan obyek wisata, sumberdaya manusia (SDM), kelembagaan dan promosi.

Bab V Penutup

BAB ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian terkait dengan Faktor–faktor apakah yang menyebapkan belum berkembangnya wisata Bukit Ollon dan pengembangan wisata Bukit Ollon.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan uraian tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan masalah penelitian sekaligus juga menjadi landasan teori dalam penelitian.

A. Pariwisata

Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan Wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berputar-putar,berulang-ulang atau berkali-kali.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Pariwisata adalah suatu kegiatan kemanusiaan berupa hubungan antar orang baik dari negara yang sama atau antar negara atau hanya dari daerah geografis yang terbatas. Di dalamnya termasuk tinggal untuk sementara waktu di daerah lain atau negara lain atau benua lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan kecuali kegiatan untuk memperoleh penghasilan, meskipun pada perkembangan selanjutnya batasan

“memperoleh penghasilan” masih kabur.

7

(25)

Menurut Kurt Morgenroth, pariwisata dalam arti sempit adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat diambil suatu pengertian pariwisata yaitu suatu kegiatan yang melibatkan orang-orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu dalam kurun waktu tertentu dan bukan mencari nafkah. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata jika memenuhi 3 persyaratan yang diperlukan,yaitu:

1. Harus bersifat sementara.

2. Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi paksaan.

3. Tidak bekerja yang menghasilkan upah atau bayaran.

B. Objek Wisata

Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena mempunyai sumberdaya, baik alamiah maupun buatan manusia, seperti keindahan alam atau pegunungan, pantai flora dan fauna, kebun binatang, bangunan kuno bersejarah, monumen-monumen, candi-candi, tari-tarian, atraksi dan kebudayaan khas lainnya. Objek wisata dipahami sebagai gejala kepergian orang-orang di dalam

(26)

negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Selanjutnya proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan, saling pengertian insani, perasaan, persepsi, motivasi, tekanan, kepuasan, kenikmatan antar sesama pribadi atau antar kelompok.

Menurut Fandeli, objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

Undang-Undang Repulik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan Pasal 1 mengatakan bahwa : “Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”. Unsur yang terkandung dalam pengertian di atas dapat disimpulkan, yaitu:

1. Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan.

2. Daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia yang berseni tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk.

3. Yang menjadi sasaran utama adalah wisatawan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa objek wisata yaitu suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena mempunyai sumberdaya dimana sumberdaya yang dimaksud adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan sehingga terjadi interkasi antara sesama manusia.

(27)

C. Pengembangan Pariwisata

Menurut Cooper, Fletcher, Gilberth, Shepherd and W anhill (1998) bahwa kerangka pengembangan destinasi pariwisata paling tidak harus mencakup komponen-komponen utama sebagai berikut yaitu:

1. Objek dan daya tarik (Attractions) yang mencakup: daya tarik yang bias berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan/artificial, seperti event atau yang sering disebut minat khusus.

2. Aksebilitas (Accessibility) yang mencakup dukungan sistem transportasi yang meliputi: rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi yang lain.

3. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan, retail, toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, bis perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.

4. Fasilitas Pendukung (Ancillary Services) yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan, seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya.

5. Kelembagaan (Institutions) yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan rumah.

Menurut Sowantoro manfaat pengembangan pariwisata, yaitu :

(28)

1. Bidang ekonomi, yaitu (a) dapat meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha, baik secara langsung maupun tidak langsung; (b) meningkatkan devisa, mempunyai peluang besar untuk mendapatkan devisa dan dapat mendukung kelanjutan pembangunan di sektor lain; (c) meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat, dengan belanja wisatawan akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung; (d) meningkatkan penjualan barang-barang lokal keluar; dan (e) menunjang pembangunan daerah, karena kunjungan wisatawan cenderung tidak terpusat di kota melainkan pesisir, dengan demikian sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah.

2. Bidang sosial budaya, dengan keanekaragaman sosial budaya merupakan modal dasar bagi pengembangan pariwisata. Oleh karena itu harus mampu melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada.

3. Bidang lingkungan hidup, karena pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk pariwisata pada dasarnya adalah lingkungan yang menarik, maka penhembangan wisata alam dan lingkungan senantiasa menghindari dampak kerusakan lingkungan hidup, melalui perencanaan yang teratur dan terarah.

(29)

Dalam pengembangannya tentu harus diperhatikan hal-hal yang berpengaruh dalam pelaksanaan pariwisata ini, Yoeti mengatakan bahwa prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam. Prasarana tersebut antara lain :

1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.

2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos, dan lain-lain.

4. Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit.

5. Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata.

6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor pemandu wisata.

7. Pom bensin.

Dari beberapa pernyataan diatas dapat kemudian disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata harus memperhatikan beberapa aspek yaitu objek dan daya tarik dalam hal ini objek wisata yang dituju apakah mempunyai daya tarik atau tidak, tentu objek wisata yang akan dituju ini harus didukung beberapa hal diantaranya akses menuju objek wisata

(30)

apakah layak atau tidak kemudian fasilitas penunjang seperti akomodasi, rumah makan, fasilitas biro perjalanan di sekitar objek wisata apakah tersedia atau tidak kemudian fasilitas pendukung seperti bank, dan rumah sakit apakah memadai atau tidak dan tentunya dipengaruhi oleh keadaan masyarakat setempat. Kemudian apabila hal ini telah tersedia dan dikembangkan dengan baik maka dapat dipastikan manfaat pariwisata di bidang ekonomi, sosial budaya serta lingkungan hidup dapat tercapai dengan baik.

D. Industri Pariwisata

Gambaran suatu industri adalah suatu bangunan pabrik yang mempunyai cerobong dan mengunakan mesin-mesin tetapi Industri pariwisata merupakan suatu industri yang terdiri dari dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lain. Produk Industri Pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh macam-macam perusahaan, perseorangan ataupun kelompok usaha tertentu semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannnya, sampai di tempat tujuan, hingga ketempat asalnya.

Sedangkan produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam. Sejak calon wisatawan memilih-milih destinasi yang akan dikunjungi dan merencanakan meninjau objek dan melakukan berbagai kegiatan di

(31)

daerah tujuan, mulailah industri informasi memasuki lahan kepariwisataan.

Selanjutnya, sepanjang perjalanan dari rumah sampai di destinasi dan kembali ke rumah , berbagai macam produk industri menjadi bagian pariwisata. Pengangkutan, perhotelan, perbankan, rumah makan, pertokoan, produk seni-budaya, komunikasi, pakaian dan lain-lain.

Sujali mengemukakan bahwa bahan dasar yang perlu dimiliki oleh industri pariwisata dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :

1. Objek wisata alam (natural resources): bentuk dari objek ini berupa pemandangan alam seperti pegunungan, pantai, flora dan fauna atau bentuk yang lain. Contohnya adalah pantai Kuta, Tangkuban perahu, dan lain-lain.

2. Objek wisata budaya atau manusia (human resources): objek ini lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan/kehidupan manusia seperti museum, candi, kesenian, upacara keagamaan, upacara adat, upacara pemakaman atau bentuk yang lain. Contohnya adalah candi Borobudurdan upacara Rambu Solo.

3. Objek wisata buatan manusia (man made resources): objek ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia sehingga bentuknya tergantung pada kreativitas manusianya seperti tempat ibadah, alat musik, museum, kawasan wisata yang dibangun seperti Taman Mini Indonesia Indah dan kebun binatang.

Leiper mengemukakan tujuh klasifikasi sektor utama dalam industri pariwisata yaitu :

(32)

1. Sektor Pemasaran (The Marketing Sector)

Mencangkup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata, misalnya kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi daerah tujuan wisata tertentu, dan sebagainya

2. Sektor Perhubungan (The Carrier Sector)

Mencangkup semua bentuk dan macam transportasi publik, khususnya yang beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal wiatawan (traveller generating region) dengan tempat tujan wisatawan (tourist destinantion region).

3. Sektor Akomodasi (The Accommodation Sector)

Sebagai penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan yang berhubungan dengan hal itu, seperti penyediaan makanan dan minuman (food and beverage).

4. Sektor Daya Tari/atraksi Wisata (The Attraction Sector)

Sektor ini berfokus pada penyediaan daya tarik atau atraksi wisata bagi wisatawan.Lokasi utamanya berada pada daerah tujuan wisatawan di daerah transit. Misalnya taman budaya, hiburan, even olah raga, dan peninggalan budaya.

5. Sektor Tour Operator (The Tour Operator Sector)

Mencangkup perusahaan penyelanggara dan penyedia paket wisata. Perusahaan ini membuat adan mendesain paket pejalanan dengan memilih dua atau lebih komponen (baik tempat,paket, atraksi wisata).

(33)

6. Sektor Pendukung/rupa-rupa (The Miscellaneous Sector)

Sektor ini mencangkup pendukung terselenggaranya kegiatan wisata baik di negara/tempat asal wisatawan, sepanjang rute transit, maupun di negara/tempat tujuan wisata.Misalnya toko oleh- oleh (Souvenir).

7. Sektor Pengkoordinasi/regulator (The Coordinating sector)

Mencangkup peran pemerintah selaku regulator dan asosiasi di bidang pariwisata selaku penyelenggara pariwisata, baik ditingkat lokal,regional, maupun internasional. Sektor ini biasanya menangani perencanaan dan fungsi manajerial untuk membuat sistem koordinasi antara seluruh sektor dalam industri pariwisata.

E. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kabupaten Tanah Toraja

Dalam pengembangan sektor pariwisata di kabupaten Tana Toraja ada beberapa strategi yang disusun diantaranya tercantum dalam Peraturan Daerah Kab.Tana Toraja No.12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tana Toraja Tahun 2011 2031 Pasal ayat 5 ayat 6 : Strategi pengembangan potensi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f, terdiri atas :

1. Pengembangan industri pariwisata budaya dan alam yang ramah lingkungan untuk mendukung fungsi Kabupaten Tana Toraja sebagai Kawasan Strategis Nasional kepentingan Sosial Budaya.

(34)

2. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap nilai budaya lokal yang mencerminkan jati diri komunitas lokal yang berbudi luhur;

3. Mengembangkan penerapan ragam nilai budaya lokal dalam kehidupan masyarakat;

4. Melestarikan situs warisan budaya komunitas lokal masyarakat Tana Toraja;

5. Mempertahankan kawasan situs budaya dan mengembangkan obyek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata yang ada;

6. Mengembangkan jalur jalan lingkar wisata yang menghubungkan obyek-obyek wisata di wilayah Kabupaten Tana Toraja dan terpadu juga dengan obyek-obyek wisata di Kabupaten Toraja Utara;dan

7. Mengembangkan promosi dan jaringan industri pariwisata secara global dan berkelanjutan

Berbeda dalam Laporan Akhir Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Tana Toraja Tahun 2011-2016 ada beberapa langkah strategi yang telah disusun secara terpadu dan berkelanjutan yang kemudian dijadikan acuan oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata adapun strategi yang diterapkan yaitu :

1. Strategi dasar yang bersifat multipler

2. Strategi terkait dengan pengelolahan interest pariwisata

(35)

3. Strategi keterkaitan dan pengembangan produk 4. Strategi pemantapan pemasaran

5. Strategi pengembangan sumber daya manusia 6. Strategi spasial pengembangan wisata

7. Strategi pengembangan pariwisata bidang distribusi

F. Teori pengembangan Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan (Sutrisno dalam Yuliani, 2013: 453). Menurut Soekadijo (2000) pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.

Menurut Karyono (1997), Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. Sedangkan Menurut Suwantoro (2004), istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata yaitu sebagai sesuatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alas an dan bukan untuk melakukan kegiatan untuk menghasilkan upah dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan

(36)

yang dilakukan seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu

Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan terdapat beberapa pengertian yang berhubungan dengan pariwisata, yaitu antara lain :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tari kwisata.

Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

b. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha usaha yang terkait bidang tersebut.

c. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

d. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

e. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

f. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

(37)

Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang di maksud dengan :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

b. Pariwisata adalah berbagaimacam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

c. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

2. Teori pengembangan Pariwisata

a. Menurut Murphy (1985), mendefinisikan sector pariwisata sebagai keseluruhan dari elemen yang terkait dengan wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industry dan lain- lain, yang merupakan akibat dari perjalanan wisatawan kedaerah tujuan wisata sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen. Pengertian senada diberikan oleh Fennell (1999),

(38)

yang menyatakan bahwa pariwisata adalah sebagai suatu sistem yang memasukkan wisatawan dan pelayanan yang disediakan (berupa fasilitas, atraksi, transportasi, dan akomodasi) untuk memuaskan dan mendukung perjalanan mereka. Lebih lanjut Marpaung (2002), mendefinisikan pariwisata tersebut, Soekadijo (2000) mengatakan bahwa sektor pariwisata adalah segala kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Karena pariwisata terdiri atas berbagai kegiatan organisasi yang menyediakan barang dan jasa untuk wisatawan, seperti angkutan wisata, akomodasi, atraksi manusia dan daya tarik alam, jasa perseorangan dan jasa pemerintah, perantara seperti pedagang serta agen perjalanan, maka sector pariwisata sering disebut industry pariwisata (Bull,1991).

b. Menurut Cooper et al. (1995) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu:

Atraksi wisata baik berupa alam, buatan (hasil karya manusia), atau peristiwa (kegiatan) yang merupakan alasan utama kunjungan.

Fasilitas-fasilitas dan pelayanan dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan wisata.

Akomodasi, makanan dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk fisiktapi juga harus dapat menciptakan

(39)

perasaan hangat dan memberikan kenangan pada lingkungan dan makanan setempat.

Aksesibilitas (jalan dan transportasi) merupakan salah satufaktor kesuksesan daerah tujuan wisata.

Faktor–faktor pendukung seperti kegiatan pemasaran pengembangan dan koordinasi

c. Menurut Cooper (1998) daya tarik wisata harus mempunyai empat komponen yaitu Atraksi (attraction), Aksesibilitas (accessibilities), Amenitas atau fasilitas (amenities), dan pendukung pariwisata (ancillary). Menurut berikut penjelasannya:

Atraksi (attraction)

Atraksi merupakan sesuatu yang mampu menarik minat berkunjung wisatawan kesuatu destinasi yang memiliki keunikan dan membedakan antara satu destinasi dengan destinasi yang lain.

Amenitas (amenities)

Amenitas merupakan fasilitas yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sector pariwisata yang dimaksudkan untuk membantu atau memudahkan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisatanya pada saat sebelum kedatangan, saat tinggal, serta saat kembali ketempat asal

wisatawan berasal.

(40)

 Aksesibilitas (accessibilities) Aksesibilitas Pariwisata adalah prasarana transportasi yang wisatawan dari wilayah asal

semua jenis sarana dan mendukung pergerakan wisatawan ke Destinasi Pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah Destinasi Pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.

Lembaga Pendukung (ancillary)

Adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan (protection of tourism) dan terlindungi.

d. Menurut Sujali (1989: 41) komponen penting yang perlu dipersiapkan untuk mendapatkan gambaran kualitas potensi objek wisata,yaitu :

Tersedianya objek wisata yang dapat dinikmati atau adanya atraksi yang dapat dilihat.

Tersedianya sarana transportasi dan perhubungan.

Komponen penunjang yang berupa akomodasi dan sarana Infrastruktur.

Menurut Sujali (1989: 34) pengembangan pariwisata mendasarkan pada sifat, kemampuan, ruang jangkauan yang akan dicapai sedangkan menurut Oka A. Yoeti (2002: 21) pengembangan suatu kawasan pariwisata meliputi:

(41)

Sebagian besar sumberdaya fisik atau komponen produk wisata.

Analisis pengunjung potensial, kebijakan harga, dan destinasi saingan.

Aspek lingkungan, budaya, dan social

Menurut Suswantoro (1997: 19) faktor-faktor lokasional yang mempengaruhi pengembangan potensi obyek wisata adalah kondisifisik, aksesbilitas, pemilikan dan penggunaan lahan, hambatan dan dukungan serta faktor-faktor lain seperti upah tenaga kerja dan stabilitas politik. Selain itu unsur-unsur pokok yang harus di perhatikan meliputi obyek dan daya Tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, infrastruktur dan masyarakat/lingkungan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi potensi wisata tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kondisi Fisik

Aspek fisik yang berpengaruh terhadap wisata berupa iklim, tanah, batuan dan morfologi, hidrosfer, flora dan fauna.

2) Atraksi dan ObyekWisata

Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya Tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, missal adalah tari-tarian, nyanyian, kesenian daerah, upacara adat dan lain-lain (Yoeti,1996:172)

(42)

3) Aksesbilitas

Aksesbilitas berkaitan dengan usaha pencapaian tempat wisata. Semakin mudah tempat tersebut dicapai maka akan menambah minat wisatawan untuk berkunjung.

4) Pemilikan dan Penggunaan lahan

Variasi dalam pemilikan dan penguasaan lahan dapat mempengaruhi lokasi tempat wisata, bentuk pengembangannya serta juga bias mempengaruhi arah pengembangannya. Bentuk penguasaan lahan antara lain lahan negara atau pemerintah, lahan masyarakat dan lahan pribadi.

5) Sarana dan prasarana wisata

Sarana wisata adalah perusahan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung. Sarana wisata ini berupa transportasi, biro perjalanan wisata, hotel atau penginapan dan rumah makan. Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan yang beranekaragam. Prasarana ini berupa prasarana perhubungan, komunikasi, instalasi, listrik, persediaan air minum, system irigasi, system perbankan dan pelayanan Kesehatan (Yoeti,1996:194).

(43)

6) Masyarakat

Pemerintah melalui instasi-instansi terkait telah menyeenggarakan penyuluhan kepada masyarakat dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata (Suwanto,1997:23)

G. Potensi Pengembangan dan Daya Tarik Wisata 1. Potensi Pengembangan Wisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, potensi merupakan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;

kekuatan; kesanggupan; daya. Potensi dalam konteks pariwisata, dapat diartikan sebagai segala hal sumber daya yang bias dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa potensi alam, potensi budaya, potensi wisata buatan hasil manusia. Daya tarik wisata (Potensi W isata) adalah potensi alamiah atau binaan atau hasil rekayasa akal budi yang menjadi focus pariwisata. Suwardjoko (2007).

Menurut Suwardjoko (2007) pengembangan obyek wisata harus memenuhi dua hal yaitu penampilan eksotis suatu obyek pariwisata dan pemenuhan kebutuhan manusia sebagai hiburan waktu senggang/leissure. Dengan kata lain pengangkatan suatu potensi wisata bias dikatakan berhasil jika penampilannya unik, khas dan menarik dan waktu pelaksanaannya sesuai dengan waktu

(44)

luang yang dimiliki calon wisatawan. Daya tarik wisata digolongkan menjadi 3, yaitu:

a. Potensi Alam Bentang alam, flora, dan fauna adalah daya tarik wisata yang sangat menarik. Alam menawarkan jenis pariwisata aktif maupun pasif disamping sebagai objek penelitian/studi atau wisia wisata. Soekadijo (2000) mengelompokkannya dalam lima golongan, yakni

1) Melakukan kegiatan-kegiatan di alam terbuka, misalnya:

berjemur di pantai, menyelam, berburu, panjat tebing.

2) Menikmati suasana alam, seperti: menikmati keindahan alam, kesegaran iklim pegunungan, ketenangan alam pedesaan

3) Mencari ketenangan, melepaskan diri dari kesibukan rutin sehari hari, beristirahat, tetirah.

4) Menikmati “rumah kedua”, menikmati tempat tertentu, tinggal di pesanggrahan (bungalow, villa) miliknya atau sewaan, atau mendirikan tempat berteduh sementara berupa tenda, atau menggunakan caravan.

5) Melakukan widia wisata; alam menjadi objek studi, mempelajari flora dan fauna tertentu.

b. Potensi Budaya Kekayaan budaya daerah, upacara adat, busana daerah (yang juga menjadi bagian busana nasional), dan kesenian daerah adalah potensi-potensi yang dapat

(45)

menjadi daya tarik wisata biladik emas dan disajikan secara professional tanpa merusak nilai-nilai dan norma-norma budaya aslinya

c. Potensi Manusia harus ditempatkan sebagai objek sekaligus subjek pariwisata. Manusia dapat menjadi atraksi pariwisata dan menarik kunjungan wisatawan bukanhal yang luarbiasa. Sudah tentu, manusia sebagai atraksi pariwisata tidak boleh direndahkan kedudukannya hingga kehilangan martabatnya sebagai manusia.

Menurut Soemanto (2017: 35) pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang merupakan penggerak utama sector kepariwisataan membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta. Sesuai dengan tugas dan kewenangannya, pemerintah merupakan pihak fasilitator yang memiliki peran dan fungsinya dalam pembuatan dan penentu seluruh kebijakan terkait pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Daya tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam upaya peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena faktoru tama yang membuat pengunjung

(46)

atau wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya tarik yang dimiliki obyek wisata tersebut.

Menurut Pratiwi (2015: 1074) pengembangan kepariwisataan membawa banyak manfaat dan keuntungan. Oleh karena itu pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sector andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi termasuk kegiatan sektor lain yang terkait.

Sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan Negara serta penerimaan devisa meningkat melalui usaha pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu obyek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjunginya. Menurut Yoeti dalam Farrah (2017) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata adalah

a. Wisatawan (Tourism)

Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang, usia, hobi, status sosial, mata pencaharian, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Kunjungan wisata sendiridi pengaruhi oleh beberapa motif wisata, seperti motif fisik, budaya, interpersonal, dan motif prestise.

(47)

b. Transportasi

Transportasi merupakan salah satu factor untuk kemudahan bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada penghalang, serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata harus menyediakan fasilitas- fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan kepa dawisatawan.

c. Atraksi/Obyek wisata

Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan dating berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum dan peninggalan sejarah dan sebagainya.

d. Fasilitas pelayanan

Fasilitas yang mendukung keberadaan suatu obyek wisata adalah ketersediaan akomodasi (hotel), restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, perbankan, petugas penerangan, dan jaminan keselamatan.Selain syarat fasilitas dan pelayanan fasilitas, hotel akan berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi menuntu lingkungan yang dapat mendukung citra hotel, demikian juga dengan syarat aksesibilitas yang menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.

(48)

Potensi wisata merupakan segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana kejadian, benda,maupun jasa (Nyoman S. Pendit,1994: 108).

Potensi wisata juga dapat berupa sumber daya alam yang beraneka ragam daria spekfisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangakan untuk pariwisata. Sedangkan sumber daya pariwisata diartikan sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001: 48-57).

2. Daya Tarik Wisata

Menurut Soemanto (2017: 35) daya tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam upaya peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena factor utama yang membuat pengunjung atau wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan dayatarik yang dimiliki obyek wisata tersebut.

Menurut Marpaung (2002) obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan atau Aktivitas dan Fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang pada suatu daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang

(49)

tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu.

Misalnya penyediaan aksebilitas atau fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Jenis obyek dan daya tarikwisata dibagi kedalam dua kategori yaitu:

a. Obyek dan daya tarik wisata alam.

b. Obyek dan daya tarik wisata social budaya.

Daya tarik wisata menurut Kodhyat (1996) adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan wisata yang bersangkutan. Soekadijo (2000) juga menyatakan bahwa wisatawan hanyaakan berkunjung ketempat tertentu kalau di tempat itu terdapat kondisi yang sesuai dengan motif wisatawan. Kondisi yang sesuai dengan motif wisatawan akan merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut.

Unsur-unsur paling penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan eko wisata menurut Sudarto (1999) adalah kondisi alamnya, kondisi flora dan fauna yang unik, langka dan endemik, kondisi fenomena alamnya, kondisi adat dan budaya. Ko (2001) menyebutkan bahwa obyek wisata alam bias berupa gunung, lembah, sungai, pesisir, laut, pulau, air terjun, danau,

(50)

lembah sempit (canyon), rimba, gua dan sebagainya. Keberadaan suatu obyek wisata dapat dinilai memiliki daya tarik jika kunjungan kelokasi tersebut memenuhi harapan (expectation) pengunjung.

Untuk itu perlu dianalisis terlebih dahulu apa yang menjadi harapan konsumen memilih obyek wisata tersebut sebagai tujuan kunjungan.

Menurut Oka A. Yoeti (1993: 167) atraksi wisata adalah sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati dan termasuk dalam hal ini ialah: tari-tarian, nyanyian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain.

Karyono (1997: 28) membagi atraksi wisata menjadi atraksi wisata seni, budaya, warisansejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan, jasa,dan lainlain yang merupakan daya tarik wisata di daerah tujuan wisata.

Objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata (Nyoman S. Pendit, 2002: 14) sedangkan menurut Gamal Suwantoro (2004: 19) objek wisatawan adalah potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata. Menurut Oka A. Yoeti (1993: 167) bila melihat objek wisata itu tidak ada persiapan terlebih dahulu seperti pemandangan, gunung, sungai, danau, lembah, candi, bangunan, monument, gereja, masjid, tugu peringatan, dan lain-lain.

(51)

H. Sarana dan Prasarana Kepariwisataan 1. Sarana Kepariwisataan

Menurut Gamal Suwantoro (2004: 22), sarana wisata adalah kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya sedangkan menurut Oka A. Yoeti (1993: 184) sarana wisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung.

Gamal Suwantoro (2004: 22) membagi sarana wisata menjadi tiga, yaitu:

Sarana pokok pariwisata (Main Tourism Superstructures) Sarana pokok pariwisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan pariwisata. Misalnya; travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, restoran, objek wisata/atraksi wisata.

Sarana pelengkap pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures) Sarana pelengkap pariwisata adalah perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok pariwisata, tetapi juga yang penting adalah membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).

(52)

Sarana penunjang pariwisata (Supporting Tourism Superstructures) Sarana penunjang pariwisata adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok berfungsi tidakhanya membuat wisatawan tinggal lebih lama pada daerah tujuan wisata. Tetapi fungsi lebih penting adalah agar wisatawan baik domestic maupun manca Negara lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya, misalnya kios- kios.

2. Prasarana Kepariwisataan

Menurut Oka A. Yoeti (1993: 170), prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Salah W ahab (2003: 178, 179) membagi prasarana wisata menjadi tiga, Yaitu :

a. Receptive Tourist Plant

Yaitu segala badan usaha atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan. Yang termasuk dalam hal ini adalah:

Perusahaan yang kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan bagi wisatawan, misalnya travel agent dan tour operator.

Badan atau organisasi yang melakukan promosi daerah tujuan wisata, misalnya Tourist Information Centre.

(53)

b. Residental Tourist Plant

Yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan wisatawan untuk menginap dan tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata. Misalnya: rumah makan,restoran, hotel, wisma, dan sebagainya.

c. Recreative and Sportive Plant

Yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olahraga. Misalnya: kolam renang, fasilitas bermain golf, dan sebagainya

I. Manfaat Pengembangan Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab II Pasal 3 menyebut kanbahwa:

kepariwisataan berfungsi memnuhi kebutuhan jasmani, rohani dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab II Pasal 4 menyebutkan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk : (a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (b) Meningkatkan kesejahteraan rakyat, (c) Menghapus kemiskinan, (d) Mengatasi pengangguran, (e) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, (f) Memajukan kebudayaan, (g) Mengangkat citra bangsa, (h) Memupuk rasa cinta tanah air, (i)

(54)

Memperkukuh jatidiri dan kesatuan bangsa, dan (j) Mempererat persahabatan antar bangsa.

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu Negara. Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang lebih luas yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dalam pengembangan pariwisata suat udaerah, perlu memperhatikan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Makin banyak potensi yang ada dalam suatu daerah, makin layak daerah itu dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata.

Dari aspek sosial, masyarakat yang ada di daerah bersangkutan memiliki karakter sosial yang adiluhung berupa keramah-tamahan dan mudah menerima siapa saja yang memasuki daerah mereka. Potensi soaial ini akan memudahkan untuk membentuk interaksisosial yang lebih familiar dan dapat membangun hubungan kemanusaian yang lebih harmonis, disamping memiliki berbagai tradisi unik yang bias dikemas menjadi produk wisata untuk dipromosikan. Dari aspek budaya, di daerah yang bersangkutan memiliki berbagai karya seni dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai seni tinggi yang juga bisadi kemas menjadi produk wisata. Dari aspek alam, daerah yang bersangkutan memiliki potensi alam dengan keunikan dan keunggulan

(55)

tersendiri. Keanekaragaman satwa endemik yang ada di daerah juga merupakan potensi yang bias dibangun untuk dijadikan produk wisata.

Potensi alam tersebut merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri.

Dalam pengembangan objek dan kawasan pariwisata perlu dianalis dampak yang ditimbulkan baik dari segi positif dan negatifnya, sehingga kita dapat melihat manfaat dan resiko yang ditimbulkan yang bias digunakan sebagai bahan pertimbangan. Secara teori dampak yang ditimbulkan dengan pengembangan pariwisata dapat dilihat dari pengaruh perkembangan pariwisata terhadap daerah tujuan wisata yang dapat dilihat dari tiga aspek.

1. Aspek Ekonomi

a. Menambah kesempatan kerja, sehinga dapat mengurangi masalah pengangguran Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang, sehingga banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya.

b. Meningkatkan pendapatan Nasional, yang berarti pendapatan per kapita bertambah. Pendapatan nasional merupakan akumulasi dari pendapatan masyarakat, dimana dengan adanya perkembangan pariwisata, maka pendapatan masyarakat akan bertambah dengan menjual barang dan jasa wisata, misal:

restoran, hotel, biro perjalanan, pramuwisata, dan barang- barang souvenir

(56)

c. Meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak Dengan bertambahnya pendapatan masyarakat, baik secara personal maupun melakukan kegiatan bisnis pariwisata akan dapat meningkatkan pajak yang dipungut oleh pemerintah

d. Memperkuat posisi Neraca Pembayaran Luar Negeri atau neraca pembayaran internasional. Pariwisata merupakan ekspor yang tidak kentara, sehingga dengan adanya perkembangan pariwisata akan dapat meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan yang jelas akan memperbaiki neraca pembayaran internasional.

e. Meningkatkan penghasilan devisa bagi negara berkembang.

Dengan semakin banyaknya wisatawan asing yang dating ke Indonesia, maka akan semakin banyak devisa yang diterima.

f. Merupakan basis pertumbuhan bagi korporasi trans nasional.

g. Injeksi pendapatan keperekonomian local melalui efek multiplier h. Membantu eksistensi bisnis lokal

i. Mendorong peningkatan investasi dari sector industry pariwisata dan sector lainnya.

j. Mendorong pembanguan daerah dan pedesaan, memperbaiki daerah perkotaan, dan mendiversifikasi perekonomian lokal.

k. Menjamin produk pariwisata dibayar dengan harga pantas.

l. Meningkatkan produk hasil kebudayaan, karena meningkatnya konsumsi oleh para wisatawan.

(57)

m. Menyebarkan pemerataan pendapatan penduduk dunia dan nasional

n. Memperluas pasaran barang-barang yang dihasilkan dalam negeri

o. Dapat berakibat ganda terhadap sektorlain, seperti sektor pertanian dan sektor industry

2. Aspek Sosial Budaya

a. Menggairahkan perkembangan kebudayaan asli dan menghidupkan kembali unsure kebudayaan yang sudah hamper terlupakan.

b. Meningkatkan kreaktivitas seni budaya masyarakat daerah tujuan wisata.

c. Meningkatkan kualitas warisan budaya.

d. Meningkatkan usaha pelestarian bahasa tradisional e. Berkembangnya pasar kerajinan tradisional.

f. Berkembangnya bentuk dan desain kerajinan tradisional.

g. Meningkatnya pemahanan tentang gaya hidup bangsa-bangsa lain di dunia.

h. Adopsi nilai dan prilaku positif dari wisatawan (perlakuan terhadap binatang).

i. Pariwisata dapat meningkatkan kesehatan masyarakat

j. Pengalaman bergaul dan bekerja dengan orang dari masyarakat luar.

(58)

k. Pariwisata dapat menghilangkan prasangka dan kepicikan dan membantu terciptanya saling pengertian antara penduduk yang dating dengan penduduk yang dikunjung

3. Aspek Ekologi

a. Meningkatkan usaha pemerintah melakukan konservasi terhadap lingkungan alam, margasatwa dan lingkungan pertanian.

b. Meningkatkan restorasi terhadap situs dan bangunan bersejarah.

c. Perbaikan manajemen lingkungan daerah pariwiwsata.

d. Meningkatkan penyediaan infrastruktur baru dan perbaikan infrastruktur yang telah ada.

e. Perubahan karakter areal bangunan melalui perluasan dan penataan kota.

f. Perubahan struktur atau tata ruang perkotaan dan pedesaan.

g. Meningkatkan perhatian pemerintan dan masyarakat terhadap usaha kebersihan lingkungan

J. Jenis – jenis Pariwisata 1. Wisata Budaya

Dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat

(59)

istiadat, cara hidup, budaya dan seni pada masyarakat daerah yang bersangkutan. Seringnya perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

2. Wisata Kesehatan

Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara yang mneyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas- fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga

Ini dimasudkan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas danUber Cup, Wimbeldon, Tour de Fance, F1, World Cup dan jenis olah raga lainnya. Macam cabang olahraga yang termasuk dalam jenis wisata olah raga yang bukan tergolong dalam pesta olah raga atau games,

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Data yang di peroleh melalui studi pustaka dan studi lapangan di nalisis dan diidentifikasi untuk di jadikan sebagai acuan dalam menciptakan karya seni berupa batik dan

running dari 4 penelitian model fisik baik data dari nilai koefisien kekasaran hasil eksperimen maupun hasil estimasi menunjukkan jika nilai Fr>1 pada kondisi aliran

pihak yang terlibat mengetahuinya.. 1) Prinsip berbagi keuntungan diantara pihak-pihak yang melakukan akad mudharabah. Laba bersih yang telah diperoleh harus dibagi antara

Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area pembangunan sehingga terbentuk konsep perencanaan pembangunan daerah, keduanya menyatakan bahwa perencanaan

CATATAN: Jika partisi telah tersedia dengan ukuran yang sesuai pada perangkat penyimpanan USB yang dipilih (misalnya, partisi yang telah digunakan sebagai partisi pencadangan),

Implikasi dari uji hipotesis tersebut adalah secara simultan jumlah uang bereedar (M1) dan kredit investasi (KI) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

Pendeta dengan model preoccupied attachment to God, saat menghadapi kesulitan ketika menjalani tanggung jawabnya ia akan berusaha untuk terus menjalin hubungan yang

Encik Mustaza Ahmad Pengarah Pusat Sukan Encik Mohd Fisol Hj.Saud. Timbalan Pengarah Pusat Sukan