• Tidak ada hasil yang ditemukan

DION MOCHAMMAD LIBRIANTO F.3109026

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DION MOCHAMMAD LIBRIANTO F.3109026"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGANAN BEHANDLE PETI KEMAS DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III

Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DION MOCHAMMAD LIBRIANTO

F3109026

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Manusia yang paling berhak untuk mendapatkan tambahan nikmat adalah mereka yang paling banyak bersyukur. Sedangkan mereka

yang layak mendapatkan cinta adalah orang yang mengeluarkan seluruh kebaikannya, mengekang keinginan jahatnya, dan

membuat wajahnya selalu berseri.

Jangan hidup dalam idealisme-idealisme, tapi hiduplah sesuai dengan realita. Sebab, Anda menginginkan dari orang lain sesuatu

yang Anda tidak mampu. Karena itu, jadilah obyektif.

I decide along ago never to walk in anyone shadows, If I fail If I success at least I life as I believe no matter what they take from me,

they can’t take away my dignity, because the greatest love of all.

Apa yang saya ingin lakukan dan kerjakan tidak ada yang bisa mengintervensinya kecuali Tuhan.

Setiap pilihan terdapat konsekuensinya, namun yang menjadi masalah bukan p[ilihan itu sendiri tapi bagaimana cara menyikapi

(6)

PERSEMBAHAN

1. Bapak dan Ibu Tersayang, terima kasih atas

kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan.

2. Adik-adikku Tersayang.

3. (Almh) Nenekku yang telah memberi doa,

dukungan, serta motivasi.

4. Semua teman-teman Bisnis Internasional UNS

angkatan 2009.

5. Calon Ibu dari anakku kelak.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

karunia dan hidayah-Nya dan yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan judul

“PENANGANAN BEHANDLE PETIKEMAS DI TERMINAL PETI KEMAS

SEMARANG”. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan

dalam yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa D III dan guna memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya(A.Md) bidang Manajemen

Perdagangan.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Mulyadi, SE selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, saran, ilmu, dan dukungannya, hingga tersusunnya tugas akhir

ini.

2. Ketua Program Studi Manajemen Perdagangan Bapak Drs. Hari Murti,

M.si yang telah banyak membantu selama studi di Fakultas Ekonomi.

3. Seluruh Dosen Pengajar dan Pengelola Program Diploma III Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat dan memberikan bantuan selama penulis mengikuti

(8)

4. Ibu Lina Ratnasari, Ssi selaku Supervisor Pemasaran Terminal Peti Kemas

Semarang di Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

praktek magang kerja selama dua bulan serta memberikan pengarahan,

saran, dan ilmunya kepada penulis.

5. Mas Ruri, Mbak Dwi, Mbak Resti, dan Mbak Dias selaku staf Terminal

Peti Kemas Semarang di Semarang, yang telah memberikan pengarahan,

saran, dan ilmunya kepada penulis.

6. Semua teman-teman Manajemen Perdagangan yang selama ini telah mau

berbagi senyum, canda, dan tawa bersama.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan magang ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak agar dapat menyempurnakan laporan magang ini.

Surakarta, 5 Juli 2012

(9)

DAFTAR ISI

C. Istilah-istilah Penanganan petikemas di TPKS ... 14

D. Dokumen Terkait dengan Proses Behandle ... 19

(10)

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ... 26

B. Laporan Magang Kerja ... 32

C. Pembahasan ... 33

1. Proses Penanganan petikemas behandle

di TPKS ... 33

2. Dokumen dan biaya apa saja yang ada dalam proses

pelayanan behandle di Terminal Peti Kemas Semarang ... 41

3. Kendala yang dihadapi dalam penaganan

behandle di TPKS ... 44

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Laporan Magang Kerja ... 32

3.2 Tabel Biaya Stripping dan Stuffing ... 42

(12)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar General Cargo ... 22

2.2 Gambar Open Side Container ... 22

2.3 Gambar Open Top Container ... 23

2.4 Gambar Thermal Container ... 23

2.5 Gambar Tank Container ... 24

2.6 Gambar Dry Bulk Container ... 24

2.7 Gambar Platform Container ... 25

2.8 Gambar Platform Based Container... 25

3.1 Gambar Struktur Organisasi Terminal Peti Kemas Semarang ... 31

3.2 Gambar Pelayanan Pemeriksaan Barang (Behandle) ... 34

(13)

LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Job Order Behandle 4. DO (Delivery Order)

5. SPJM (Surat Perintah Jalur Merah) 6. Warkat dana

(14)

ABSTRAKSI

PENANGANAN BEHANDLE PETI KEMAS DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

DION MOCHAMMAD LIBRIANTO F3109026

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses penanganan behandle peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan sebuah masalah dengan menggunakan data-data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara, studi pustaka dan observasi secara langsung di obyek penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan kegiatan behandle petikemas.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa poses penanganan behandle yang dilakukan oleh Terminal Peti Kemas Semarang terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, mulai dari pembuatan Job Order Behandle sampai dengan pemindahan petikemas yang sudah selesai diperiksa ke Container Yard 6.

Dalam proses behandle petikemas, dokumen utama yang harus disertakan dalam kegiatan tersebut adalah SPJM (Surat Perintah Jalur Merah), Warkat dana, Surat Permohonan Behandle, dan Foto copy DO (Delivery Order).

Saran yang bisa diberikan dalam proses penanganan behandle peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang adalah pihak Terminal Peti Kemas Semarang sebaiknya melakukan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Bea Cukai dalam proses penanganan behandle.

(15)

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perkembangan suatu negara tidak diciptakan oleh banyaknya

jumlah penduduk, melainkan kemampuan yang dimiliki oleh manusia dan rasa

tanggung jawab terhadap bangsa dan negara untuk memanfaatkan serta

mengelola kekayaan alam yang dimiliki suatu negara baik yang sudah tergali

maupun yang belum tergali di daratan atau di lautan, sehingga bisa digunakan

untuk memenuhi kebutuhan. Akan tetapi kekayaan alam yang dimiliki setiap

negara terbatas dan memerlukan kekayaan alam yang di miliki negara lain

untuk memenuhi kebutuhan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya

hubungan perdagangan internasional.

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada suatu wilayah

Negara tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan

maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha

dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara

lain, tidak terkecuali Indonesia.

Perdangangan Internasional adalah transaksi jual beli yang dilakukan

antara pedagang dengan pedagang yang berasal dari negara lain. Transaksi

perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor,

pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari

membeli dan menujual barang antara pengusaha yang bertempat tinggal atau

(16)

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean

suatu negara ke daerah pabean negara lain. Sedangkan impor merupakan

kegiatan memasukkan barang dari pabean negara lain ke dalam pabean suatu

negara. Adapun pengertian ekspor dan impor adalah kegiatan perdagangan baik

itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain

melalui prosedur dan persyaratan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

(PPEI, 2011 : 2).

Indonesia merupakan negara yang memiliki keadaan geofrafis berupa

kepulauan, sehingga dalam melakukan kegiatan ekspor impor biasanya para

eksportir dan importir dari Indonesia memilih sarana transportasi melalui jalur

laut untuk mendistribusikan barangnya. Untuk menunjang kegiatan ekspor dan

impor di Indonesia yang biasanya dilakukan melalui jalur laut, maka tentunya

Indonesia harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk

mendukung kegiatan ekspor impor tersebut.

Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan salah satu sarana dan

prasarana yang dibangun untuk mendukung kelancaran proses transportasi

barang yang akan di ekspor maupun transportasi barang yang di impor dari dan

ke Indonesia, khususnya untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Terminal

Peti Kemas Semarang sendiri merupakan penyedia jasa penumpukan dan

handling peti kemas baik peti kemas yang akan di ekspor maupun peti kemas

yang telah di impor.

Dalam penanganan peti kemas yang dilakukan oleh Terminal Peti Kemas

(17)

dilakukan antara peti kemas yang akan di ekspor dan peti kemas yang di impor

serta peti kemas yang harus di behandle. Akan tetapi penanganan behandle

sendiri merupakan salah satu bagian dari penanganan peti kemas impor yang

dilakukan sebelum peti kemas dapat keluar dari daerah kepabeanan. Behandle

memiliki pengertian pelayanan pemeriksaan barang. Pelayanan behandle

sendiri hampir pasti selalu dilakukan dalam kegiatan impor barang,

dikarenakan biasanya sebuah peti kemas yang masuk ke Indonesia di tetapkan

pada jalur merah atau harus diperiksa fisik barang dengan kesesuaian dokumen

yang diajukan. Penanganan behandle yang dilakukan oleh TPKS bekerja sama

dengan Bea Cukai, TPKS sebagai penyedia pelayanan behandle sedangkan Bea

Cukai sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan barang.

Pentingnya kegiatan behandle adalah untuk melakukan pengawasan terhadap

barang yang masuk ke wilayah pabean Indonesia.

Untuk mengetahui bagaimana penanganan behandle serta kendala apa saja

yang dihadapi dalam penanganan behandle di TPKS, maka dalam hal ini

penulis akan membahas tentang “PENANGANAN BEHANDLE PETI KEMAS

(18)

B. Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya maka penulis

merumuskan permasalahan tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Bagaimana proses penanganan peti kemas behandle di TPKS sebelum

tahun 2012 dan perubahan proses penanganan behandle setelah tahun

2012 yang sekarang diterapkan di TPKS?

2. Dokumen dan biaya apa saja yang ada dalam proses pelayanan Behandle

di Terminal Peti Kemas Semarang ?

3. Apakah kendala yang dihadapi dalam penanganan behandle di TPKS ?

C. Tujuan Penelitian

Di lihat dari latar belakang masalah dan perumusan masalah maka tujuan

dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses penanganan peti kemas behandle di TPKS sebelum

tahun 2012 dan perubahan proses penanganan behandle setelah tahun

2012 yang sekarang diterapkan di TPKS.

2. Mengetahui dokumen dan biaya yang ada dalam proses pelayanan

behandle di Terminal Peti Kemas Semarang.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam penanganan behandle di

(19)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademik

Memberikan pengetahuan dan juga gambaran tentang tata laksana

penanganan behandle serta sebagai referensi bacaan dan tambahan materi

tentang kegiatan kepabeanan.

2. Bagi Terminal Peti Kemas Semarang

Hasil penelitian yang dilakukan di harapkan dapat memberi gambaran

yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk masalah terkait dengan

penanganan behandle di Terminal Peti Kemas Semarang.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu

penelitian. Metode ini terdiri dari :

1. Ruang Lingkup dan Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah

studi kasus mengenai penanganan pelayanan behandle peti kemas di

Terminal Peti Kemas Semarang.

Cara pembahasan masalah pada tugas akhir ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan sebuah masalah dengan

(20)

2. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data ini diperoleh dengan cara praktek kerja dan wawancara

langsung sesuai dengan kegiatan penelitian yang dilakukan, di

Terminal Peti Kemas Semarang.

Data primer yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini antara

lain : data tentang alur proses behandle, data mengenai tarif

behandle, serta kendala yang dihadapi dalam proses behandle.

b. Data Sekunder

Merupakan data pendukung yang diperoleh dari sumber lain

dengan cara mempelajari atau membaca buku referensi, serta sumber

lain yang berkaitan dengan pembahasan materi, yang akan penulis

bahas tentang penanganan behandle peti kemas di Terminal Peti

Kemas Semarang. Data yang diambil antara lain melalui buku 10

Tahun Terminal Peti Kemas Semarang, Sistem dan Prosedur

Pelayanan Peti Kemas data yang didapat misalnya : biaya-biaya

proses handling container di TPKS, struktur organisasi perusahaan,

sistem prosedur penanganan behandle, dan fasilitas-fasilitas yang

(21)

3. Alat Pengumpul Data

a. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab secara langsung, yaitu dengan menggunakan pedoman

wawancara yang nanti dilampirkan pada lampiran tanpa disertai

alternatif jawaban. Pengumpulan data dilaksanakan dengan tatap

muka dengan pihak Terminal Peti Kemas Semarang pada divisi

operasi, pertanyaan yang penulis ajukan antara lain : tentang proses

penanganan behandle, kendala dalam penanganan behandle, serta

biaya-biaya dalam proses penanganan behandle.

b. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan arsip-arsip, data

dari buku, reverensi tugas akhir lain yang tersedia di Universitas

Sebelas Maret Surakarta, serta data online yang tersedia di internet,

sehingga bisa dilakukan pembandingan dengan data yang telah didapat

penulis.

c. Observasi

Penulis secara langsung praktek di kantor maupun mengamati di

lapangan mengenai proses penanganan behandle dilakukan sehingga

penulis mengerti dan tahu secara langsung mengenai proses

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Behandle

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 11 tahun 2007

tentang pedoman penetapan tarif pelayanan jasa bongkar muat peti kemas

(Container) di dermaga konvensional di pelabuhan yang diselenggarakan oleh

badan usaha pelabuhan Pasal 1 behandle memiliki pengertian :

Behandle adalah kegiatan penanganan petikemas dan barang dalam peti

kemas sesuai permintaan pemilik barang atau yang menguasai terkait dengan

pemeriksaan instansi yang berwenang.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa behandle

merupakan kegiatan pemeriksaan barang.

Adapun pengertian ekspor dan impor adalah kegiatan perdagangan baik itu

barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain

melalui prosedur dan persyaratan yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak. (PPEI, 2011 : 2).

Daerah Pabean menurut buku (PPEI, 2011:3) adalah wilayah Republik

Indonesia yang meliputi daratan, perairan, dan ruang udara diatasnya serta

tempat-tempat tertentu di Zone Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen

(23)

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekspor

merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean suatu negara ke

daerah pabean negara lain. Sedangkan impor merupakan kegiatan

memasukkan barang dari pabean negara lain ke dalam pabean suatu negara.

Dalam kegiatan ekspor impor seorang ekportir sebelum mengirimkan atau

menerima barangnya, barang itu akan melewati terminal peti kemas sebelum

barangnya dapat diterima oleh pemiliknya.

Terminal peti kemas adalah Terminal Peti Kemas Semarang yang

ditetapkan sesuai Keputusan Direksi PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia III

Nomor : KEP. 46/RP.1.08/P.III-2001 tentang Pembentukan Unit terminal peti

kemas Semarang dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland

ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan

ataupun terminal petikemas yang lebih besar lagi.

Unit Terminal Peti Kemas adalah terminal di pelabuhan khusus yang

melayani petikemas dengan sebuah lapangan (yard) yang luas dan diperkeras

untuk bongkar atau muat dan menumpuk peti kemas yang dibongkar atau

yang akan dimuat ke kapal. (Suyono:2007:283)

Terminal peti kemas sendiri bisa dibilang merupakan tempat

pemberhentian terakhir sebelum sebuah barang akan di ekspor atau barang

yang akan di impor masuk ke dalam daerah pabean suatu negara. Khusus

(24)

disebut dengan behandle oleh Bea Cukai agar dapat dilakukan pengawasan

terhadap barang yang akan masuk ke wilayah Indonesia.

B. Jalur Masuk Barang Impor

Khusus untuk barang-barang impor memerlukan penanganan jalur masuk

yang dibagi menjadi beberapa jalur masuk yakni:

1. Jalur Hijau

Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi

dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan

Pengeluaran Barang (SPPB). (Ahmad Dimyati:2011:11)

Seorang importir ditetapkan melalui jalur hijau ini karena menurut

pejabat bea cukai, seorang importir sudah mengikuti semua peraturan

yang berlaku.Penentuan jalur hijau ini berdasarkan beberapa hal :

a. Importir termasuk dalam kategori resiko rendah.

b. Komiditi-komoditi yang beresiko rendah.

2. Jalur Merah

Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik dan

penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB. (Ahmad

(25)

Barang dan dokumen harus dilakukan pemeriksaan secara

menyeluruh. Beberapa hal yang menyebabkan sebuah peti kemas

terkena behandle atau jalur merah adalah :

a. Ketidak sesuaian antara dokumen dengan barang.

b. NHI yang diterbitkan Bea Cukai karena ada laporan dari intelegen

Bea Cukai bahwa barang yag di muat dicurigai.

c. Importir yang termasuk dalam kategori resiko tinggi.

d. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

e. Terkena pemeriksaaan acak.

f. Importir baru

g. Barang re-impor

Untuk jalur merah dilakukan pemeriksaan dokumen dan fisik

barang.Dalam kasus NHI (Nota Hasil Intelegen) dilakukan pemeriksaan

barang dan dokumen secara menyeluruh. Dikarenakan suatu barang

terkena jalur merah maka importir akan diberikan SPJM (Surat

Pemberitahuan Jalur Merah) sehingga barangnya tidak bisa keluar

sebelum dilakukan proses behandle .

3. Jalur Kuning

Jalur Kuning adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan

pengeluaran barang impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik,

(26)

Seorang importir yang termasuk ke dalam jalur kuning ini fisik

barangnya tidak akan diperiksa, namun atas penetapan jalur kuning ini

dapat dilakukan pemeriksaan fisik barang melalui mekanisme penerbitan

NHI (Nota Hasil Intelejen) berdasarkan informasi dari pejabat pemeriksa

dokumen.

Beberapa hal yang menyebabkan seorang importir termasuk dalam

jalur kuning :

a. Importir yang termasuk dalam kategori resiko tinggi yang

mengimpor barang bersesiko rendah,

b. Importir jalur MITA yang mengimpor barang beresiko tinggi.

4. Jalur Mitra Utama (MITA)

Berbeda dengan penetapan jalur yang telah diuraikan diatas, terhadap

importer dengan reputasi sangat baik diperlakukan khusus tidak dilakukan

pemeriksaan pabean.Penetapan jalur atas importer tersebut dikenal dengan

jalur MITA.Jalur MITA ini dikategorikan menjadi dua yaitu :

a. Jalur MITA Prioritas

Jalur MITA Prioritas adalah mekanisme pelayanan dan

pengawasan pengeluaran barang impor oleh importir Jalur

Prioritas, dengan langsung diterbitkan SPPB tanpa dilakukan

pemeriksaan fisik dan Penelitian dokumen. (Ahmad

(27)

b. Jalur MITA Non Prioritas

Jalur MITA Non Prioritas adalah mekanisme pelayanan dan

pengawasan pengeluaran barang impor oleh importir Jalur

Prioritas, dengan langsung diterbitkan SPPB tanpa dilakukan

pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen, kecuali dalam hal :

impor sementara, re-impor, terkena random. (Ahmad

Dimyati:2011:14)

Perbedaan antara jalur MITA Prioritas dengan MITA Non Prioritas adalah

Jalur MITA Non Prioritas masih dimungkinkan ditetapkan jalur kuning

maupun pemeriksaan fisik.

Untuk dapat dikategorikan sebagai importir jalur MITA (Mitra Utama),

importir harus memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai berikut :

1) Mempunyai pola bisnis yang jelas.

2) Memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk menjamin

keakuratan data yang disajikan.

3) Memiliki track record (rekam jejak) keakuratan pemberitahuan

pabean/cukai yang baik.

4) Selalu dapat memenuhi ketentuan perizinan dan persyaratan impor dan

ekspor dari instansi terkait.

5) Dapat berhubungan dengan sistem jaringan elektronik Bea Cukai

(28)

C. Istilah-istilah Penanganan Peti Kemas di Terminal Peti Kemas Semarang

Untuk memberikan pedoman tentang proses pelayanan peti kemas maka

penulis menuliskan istilah-istilah dalam penanganan peti kemas di Terminal

Peti Kemas Semarang yang didasarkan pada buku Sistem dan Prosedur

Pelayanan Petikemas yang diterbitkan oleh Termninal Peti Kemas Semarang.

Petikemas adalah peti berbentuk empat persegi panjang yang dirancang

khusus dengan ukuran tertentu terbuat dari besi maupun alumunium serta

memiliki pintu disalah satu sisinya serta dapat digunakan berulang kali juga

digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sekaligus mengangkut muatan

yang ada didalamnya dan telah ditetapkan berdasarkan standar International

for Standarization Container Organisation.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kapal adalah kendaraan

pengangkut penumpang dan barang dilaut di laut (Sungai dan sebagainya).

Sedangkan menurut Terminal Peti Kemas Semarang, kapal memiliki

pengertian, Kapal adalah alat angkut yang mampu berolah gerak di atas air

dan khusus digunakan untuk mengangkut petikemas. Maka dari pengertian

diatas dapat ditarik kesimpulan kapal merupakan kendaraan pengangkut

barang namun dalam hal kegiatan handling containeryang dilakukan oleh

Terminal Peti Kemas Semarang, barang yang dimaksud adalah peti kemas.

Gantry Crane / Container Crane adalah alat khusus bongkar muat peti

kemas dari atau ke kapal di dermaga Terminal Peti Kemas dengan kapasitas

(29)

Bongkar adalah kegiatan membongkar petikemasisi maupun kosong dari

atas kapal ke atas chassis untuk dilakukan penumpukan di Container Yard.

Haulage adalah kegiatan pengangkutan petikemas baik isi maupun kosong

dengan menggunakan trailer dari dermaga ke lapangan penumpukan atau

sebaliknya.

Muat adalah kegiatan memuat petikemas isi maupun kosong ke kapal.Pada

Terminal Peti Kemas Semarang yang dinamakan kegiatan muat adalahmemuat

petikemas isi maupun kosong yang dilakukan dari Container Yard ke atas

Kapal.

Tally adalah petugas pencatat nomor, posisi, jenis, kondisi, berat, dan

segala informasi yang berhubungan dengan gerakan petikemas baik secara

manual maupun yang menggunakan Sistem Aplikasi Komputer.

Foreman adalah pelaksana dan pengendali kegiatan operasional bongkar

muat dari dan ke kapal sampai ketempat penumpukan petikemas atau

sebaliknya, dan membuat laporan periodic.

Receiving adalah kegiatan penerimaan petikemas dari eksportir atau yang

ditunjuk dan diterima oleh terminal petikemas Semarang.Kegiatan

receivingmerupakan kegiatan serah terima petikemas dari eksportir atau yanfg

(30)

Delivery adalah kegiatan kepenyerahan petikemas dari Terminal Peti

Kemas Semarang kepada importir atau yang dikuasakan kepada EMKL atau

perusahaan pelayaran yang ditunjuk.

Remain On Board adalah suatu keadaan dimana petikemas tidak dilakukan

kegiatan handling atau tetap dibiarkan diposisi semula diatas kapal sesuai

permintaan perusahaan pelayaran atau agen.

Restowage/Shifting bay to bay adalah gerakan pemindahan petikemas dari

kapal turun ke chasisdi dermaga, selanjutnya dimuat ke bay lain pada kapal

yang sama.

Restowage/Shifting bay to CY adalah gerakan pemindahan petikemas dari

kapal turun ke chasis di dermaga, selanjutnya dibawa ke lapangan

penumpukan selanjutnya dimuat keatas kapal pada kapal yang sama.

Movement adalah gerakan pemindahan petikemas dari satu lokasi ke lokasi

lainnya dalam terminal yang sama terjadi gerakan lift On/lift Off dan

menggunakan alat angkut (haulage).

Uncontainerized adalah barang-barang yang tidak dikemas dalam

container dan dimuat kapal petikemas dan dibongkar dengan tambahan alat

khusu di terminal petikemas, satuannya dihitung berdasarkan Tonage/Unit.

Transhipment adalah suatu keadaan petikemas yang dibongkar dari satu

(31)

ke kapal lainnya, dibatasi dengan kurun waktu tertentu dan diinformasikan

sebelum kapal tiba.

Stock Opname adalah kegiatan pencatatan ulang kondisi terakhir tentang

jumlah, jenis dan posisi di lokasi lapangan penumpukan pada suatu waktu

guna pencocokan kondisi di lapangan dengan sistem aplikasi.

Gerakan extra adalah gerakan pemindahan peti kemas atas permintaan

pemilik barang atau kuasanya yang ditunjuk dan selanjutnya dilakukan

pemeriksaan barang oleh instansi terkait.

Rubber Tyred Grant adalah alat angkat khusus peti kemas dengan terdapat

roda karet dan kapasitas angkat maksimal 35 ton yang digunakan untuk

kegiatan lift on/off peti kemas di Container Yard.

Top Loader/Reach Stacker adalah alat angkat peti kemas full dengan

kapasitas angkat maksimal 35 ton yang digunakan untuk kegiatan lift on/off

peti kemas di ContainerYard.

Side Loader adalah alat angkut khusus peti kemas empty dengan kapasitas

angkat 7,5 ton yang digunakan untuk kegiatan lift on/off di Container Yard.

Lift On / Lift Off adalah kegiatan menaikkan atau menurunkan peti kemas

dari atas chassis ke lapangan penumpukan atau sebaliknya.

Full Container Load / FCL adalah suatu kondisi pengiriman barang

(32)

pembongkaran dari atas kapal sampai dengan dilakukan stacking di Container

Yard.

Less than Container Load / LCL adalah suatu kondisi pengiriman barang

dimana dalam satu peti kemas terdapat lebih dari satu pemilik barang dan

dilakukan kegiatan stripping kemudian disusun di dalam gudang CFS serta

memindahkan peti kemas kosong ke dalam lapangan peti kemas kosong.

Container Yard adalah lapangan penumpukan untuk peti kemas yang

terdiri dari Block, Slot, Row, Tier.Container Yardadalah sebuah fasilitas yang

dimiliki pelabuhan dimana sebuah peti kemas ditumpuk untuk dimuat ke atas

kapal atau tempat penumpukan peti kemas yang telah dibongkar dari atas

kapal untuk dikirimkan kepada pemilik barang.

Stripping adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam peti

kemas.dalam pengertian lain Stripping bisa diartikan membongkar barang dari

dalam peti kemas sampai dengan menyusun di tempat yang ditentukan.

Stuffing adalah kegiatan memasukkan dan menata barang dalam peti

kemas.

Job Order adalah surat perintah kerja yang diterbitkan oleh Petugas Loket

dan digunakan sesuai dengan perintah kerja yang tertera di Surat Perintah

tersebut.Job Order menjadi dasar utuk melakukan kegiatan handling

(33)

D. Dokumen yang Terkait dengan Proses Behandle

Dalam proses behandle terdapat beberapa dokumen yang harus dilengkapi

oleh pengguna jasa yang nantinya akan digunakan sebagai syarat penanganan

untuk kegiatan behandle di Terminal Peti Kemas Semarang, beberapa

dokumen tersebut antara lain :

1. Foto Copy D/O (Delivery Order)

Delivery Order adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh

pihak yang berkuasa menyimpan barang.Untuk mengeluarkan barang

itu dari tempat penyimpanannya terdapat catatan “Fiat Keluar”, artinya

yang empunya barang sudah menyelesaikan kewajibannya terhadap

yang dikuasakan atas barang itu. (Suyono:2007:233)

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Delivery

Order adalah surat yang digunakan untuk mengeluarkan barang dari

tempat penyimpanan.

2. Warkat Dana

Dalam hal ini warkat dana merupakan jaminanbukti pembayaran

yang dibayarkan pengguna jasa yang diterbitkan oleh bank, atas

biaya-biaya yang telah dibayarkanoleh pengguna jasa ke bank, dalam proses

penggunaan jasa handling container di TPKS karena perincian actual

belum selesai.Semua biaya kegiatan handling container di TPKS

(34)

3. Surat Permohonan Behandle

Surat Permohonan Behandle merupakan surat yang dibuat pemilik

barang, sebagai permohonan untuk melakukan behandle kepada

Terminal Peti Kemas Semarang.

4. SPJM (Surat Perintah Jalur Merah)

SPJM merupakan surat perintah penetapan jalur merah yang

diberikan kepada importir supaya melakukan pemeriksaan barang atau

behandle , yang diterbitkan oleh Bea cukai.

5. Job OrderBehandle

Job OrderBehandle adalah surat perintah kerja yang diterbitkan

oleh petugas loket untuk melakukan kegiatan behandle .

6. Job Slip Movement

Job Slip Movement adalah surat perintah kerja yang diterbitkan oleh

Petugas Loket untuk melaksanakan pemindahan peti kemas atas

permintaan pemilik untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang oleh

instansi terkait.

7. Job Slip Ex Movement

Job SlipEx Movement adalah surat perintah kerja yang diterbitkan

oleh Petugas Loket untuk melaksanakan pemindahan peti kemas yang

(35)

E. Jenis-jenis Peti Kemas

Peti kemas (Container) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus

dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk

menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di

dalamnya.(Suyono:2007:275)

Peti kemas adalah peti berbentuk empat persegi panjang yang dirancang

khusus dengan ukuran tertentu terbuat dari besi maupun alumunium serta

memiliki pintu disalah satu sisinya serta dapat digunakan berulang kali juga

digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sekaligus mengangkut muatan

yang ada didalamnya dan telah ditetapkan berdasarkan standar International

for Standarization Container Organisation (ISCO). (TPKS:2010:1)

Untuk mengirimkan barangnya seorang ekspotir biasanya menggunakan

peti kemas sebagai media untuk mengangkut dan menyimpan

barangnya.Namun peti kemas memiliki ukuran dan bentuk berbeda sesuai

kebutuhan pemilik barang.

Ukuran peti kemas dibedakan dalam tiga ukuran, yaitu 20 Feet, 40 Feet,40

Feet High Cube Dry. Dalam perhitungan pengukuran pemuatan atau

pembongkaran petikemas dinyatakan dalam TEU (Twenty Foot Equivalent

Unit). Oleh karena ukuran standar peti kemas adalah 20 Feet, maka satu peti

kemas 20 Feetdinyatakan sebagai 1 TEU dan peti kemas 40 Feet dinyatakan

(36)

Unit). Sedangkan jenis peti kemas sendiri memiliki beberapa kelompok

berbeda yang dibagi ke dalam enam kelompok, yaitu:

1. General Cargo

General cargo adalah peti kemas yang dipakai untuk mengangkut

muatan umum. Peti kemas yang termasuk dalam general cargoadalah :

a. General purpose container : peti kemas inilah yang biasa

digunakan untuk mengangkut muatan umum.

Gambar 2.1

Sumber :(www.container-transportation/container-types.html, 13/5/2012, 18.30)

b. Open side container : peti kemas bagian sampingnya dapat

dibuka untuk memasukkan dan mengeluarkan barang yang

karena ukuran atau beratnya lebih mudah dimasukkan atau

dikeluarkan dari samping.

Gambar 2.2

(37)

c. Open topcontainer: peti kemas yang bagian atasnya dapat

dibuka agar barang dapat dimasukkan atau dikeluarkan dari

atas.Tipe peti kemas ini diperlukan untuk mengangkut barang

berat yang hanya dapat dimasukkan lewat atas dengan

menggunakan derek.

Gambar 2. 3

Sumber : (www.shipping-worldwide.com/container-sales/type.html, 13/5/2012, 18.45)

2. Thermal

Thermal container adalah peti kemas yang dilengkapi dengan

pengatur suhu untuk muatan tertentu. Peti kemas yang termasuk

kelompok thermal adalah Reefer container : peti kemas yang dilengkapi

dengan mesin pendingin untuk mendinginkan udara dalam peti kemas

sesuai dengan suhu yang diperlukan bagi barang yang mudah busuk

seperti sayuran, daging, atau buah-buahan.Peti kemas thermal jenis ini

yang paling sering digunakan di TPKS untuk mengirim barang yang

membutuhkan suhu tertentu.

(38)

Sumber :(www.container-transportation/container-types.html, 13/5/2012, 18.30)

3. Tank

Tank adalah tangki yang ditempatkan dalam kerangkan peti kemas

yang dipergunakan untuk muatan cair maupun gas.

Gambar 2.5

Sumber :(

www.shippingcontainers24.com/general/tank-containers-vs-drums/, 13/5/2012, 18.30)

4. Dry Bulk

Dry Bulkcontaineradalah general purpose containeryang

digunakan khusus untuk mengangkut muatan curah.

Untuk memasukkan atau mengeluarkan muatan tidak melalui pintu

depan seperti biasanya, tetapi melalui lubang di bagian atas untuk

memasukkan muatan dan lubang atau pintu di bagian bawah untuk

mengeluarkan muatan. Lubang atas dapat juga digunakan untuk

membongkar muatan dengan cara dihisap.

Gambar 2.6

Sumber : (

(39)

5. Platform

Platform container adalah peti kemas yang terdiri dari lantai

dasar. Peti kemas yang termasuk jenis ini adalah:

a. Flat rack container adalah peti kemas yang terdiri dari lantai

dasar dengan dinding pada ujungnya.

Gambar 2.7

Sumber :(www.shipping-worldwide.com/container-sales/type.html, 13/5/2012, 18.45)

b. platform based container atau disebut juga artificial tween deck

adalah petikemas yang hanya terdiri dari lantai dasar saja dan

apabila diperlukan dapat dipasang dinding.

Gambar 2.8

Sumber :(www.container-transportation/container-types.html, 13/5/2012, 18.30)

Platform based atau flat rack biasanya digunakan untuk muatan

yang mempunyai lebar atau tinggi melebihi ukuran peti kemas yang

(40)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS)

Terminal Peti Kemas Semarang adalah Pelabuhan Kelas satu di

lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang terletak di pantai

utara Jawa Tengah di ibu kota Provinsi Jawa Tengah Semarang, yang

beralamat di Jl. Coaster No. 10A, Semarang 50116.

Sejarah Terminal Peti Kemas Semarang erat kaitannya dengan sejarah

Pelabuhan Semarang.Karena sebelum berdiri unit Terminal Peti Kemas

adalah divisi Pelabuhan Tanjung Emas.

Pada tahun 1982 sampai 1985 dilakukan pembangunan tahap satu yang

memfokuskan pada pembangunan berbagai fasilitas, diantaranya dermaga

samudra, penahan gelombang, lapangan penumpukan serta pengadaan

alat-alat bongkar muat (crane dan forklift).

Sebelum berubah nama menjadi pelabuhan Tanjung Emas, pelabuhan

Tanjung Emas memiliki nama Pelabuhan Semarang namun pada tanggal

23 November 1985 Presiden Soeharto meresmikan pengembangan tahap

satu, sekaligus mengganti nama Pelabuhan Semarang menjadi pelabuhan

(41)

Pada tahun 1995, dimulai pengembangan tahap dua di Pelabuhan

Tanjung Emas yang selesai tahun 1997, meliputi pembangunan yang

terkait dengan pekerjaan sipil antara lain : pembangunan dermaga peti

kemas dan bangunan-bangunan penunjang administrasi seperti kantor

administrasi seluas 1200m2, lapangan penumpukan 70.000 m2, dan

Utilitas (Instansi air dan listrik) serta fasilitas-fasilitas lain seperti

pemasangan alat bongkar muat peti kemas.

Pada tahun 1997 Menteri Perhubungan pada masa itu, Ir. Giri Suseno

meresmikan pembangunan tahap dua.Sejak saat itu Pelabuhan Tanjung

Emas memasuki era Containerisasi.

Pelabuhan Tanjung Emas sebagai salah satu pelabuhan besar yang ada

di lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III, dimana di dalamnya

terdapat pengelolaan Terminal Peti Kemas Semarang yang telah

diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Perhubungan saat itu yaitu

Bapak Agum Gumelar pada awal tahun 1999.

Akhirnya Dirut PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) saat itu, yaitu

Ferdinand Nainggolan menerbitkan Surat Keputusan No.

Kep.46/PP.1.08/P.III. 2001 tanggal 1 Juli 2001 yang menetapkan Terminal

Petikemas Semarang sebagai unit usaha sendiri, terpisah dari manajemen

Cabang Pelabuhan Tanjung Emas. Terhitung sejak tanggal 1 Juli 2001

Terminal Peti Kemas Semarang sudah merupakan cabang sendiri terpisah

(42)

handlingpetikemas sepenuhnya dilkukan sendiri oleh manajemen Terminal

Peti Kemas Semarang.

2. Visi dan Misi Terminal Peti Kemas Semarang.

a. Visi Terminal Peti Kemas Semarang

Menjadi pelaku penyedia jasa kepelabuhan yang prima, berkomitmen

memacu integrasi logistic nasional.

b. Misi Terminal Peti Kemas Semarang

1) Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melalui standar yang

berlaku secara konsisten.

2) Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya

logistik yang kompetitif

3) Memenuhi harapan semua stake holders melalui prisnsip kesetaraan

dan taat kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

4) Menjadikan SDM yang berkomitmen, berkinerja, handal, dan berbudi

pekerti luhur.

5) Mendukung perolehan devisa Negara dengan memperlancar arus

perdagangan

3. Struktur Organisasi Terminal Peti Kemas Semarang

Pada sebuah perusahaan atau organisasi, sturktur organisasi sangat penting

karena mempermudah dalam pembagian tugas. Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai struktur organisasi Terminal Peti Kemas Semarang maka dapat

(43)
(44)

4. Pembagian Tugas

a. Tugas Manager Operasi

1) Menyelenggarakan pengusahaan jasa pelayanan kapal dan bongkar

muat peti kemas di dermaga, gudang (CFS) dan lapangan (CY)

2) Menyelenggarakan pengendalian kelancaran kegiatan operasi

kapal, lapangan dan gudang, sarana dan prasana serta sumber daya

manusianya.

3) Menyelenggarakan pengamanan, keselamatan dan kesehatan kerja

di lingkungan TPKS.

b. Tugas Asisten Manager Operasi Terminal

1) Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pengusahaan jasa

pelayanan peti kemas di dermaga, gudang (CFS), dan lapangan

(CY).

2) Mengkoordinir pelaksanaan pengendalian kelancaran kegiatann

operasi kapal, operasi lapangan dan gudang, sarana dan prasarana

serta sumber daya manusianya.

c. Tugas Supervisor Operasi Kapal

1) Melaksanakan kegiatan pengusahaan jasa pelayanan kapal yang

meliputi jasa tambat, dermaga yang sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengatur kelancaran dan ketertiban

(45)

d. Tugas Supervisor Lapangan, Gate, dan CFS

Melaksanakan dan mengatur pengendalian kelancaran, ketertiban

kegiatan operasi gerakan, pengangkutan dan penumpukan peti kemas

di lapangan, pengisian, dan pengopersian peti kemas serta operasi

penumpukan barang di gudang (CFS).

e. Tugas Asisten Manager Perencanaan dan Pemasaran

1) Mengkoordinasi pelayanan permintaan fasilitas penyandaran kapal

dan kegitan bongkar muat peti kemas.

2) Mengkoordinasi dukungan administrasi kepegawaian, kerumah

tanggaan dan ketatausahaan di lingkungan divisi operasi.

f. Tugas Supervisor Perencanaan

1) Merencanakan pelayanan terhadap permintaan fasilitas

penyandaran kapal dan kegiatan bongkar muat container.

2) Menyusun rencana penetapan alokasi tambatan dan waktu tambat

berdasarkan atas skala prioritas dan target produktivitas.

g. Tugas Supervisor Pemasaran

1) Melaksanakan pembuatan realisasi produksi, pendapatan dan biaya

jasa operasi kapal, lapangan dan gudang secara periodik.

2) Melaksanakan pemasaran jasa terminal petikemas Semarang.

3) Melaksanakan pembuatan dokumen pranota pendapatan jasa,

(46)

h. Tugas Supervisor Administrasi Operasi

1) Melaksanakan dukungan administrasi kepegawaian, kerumah

tanggaanb dan ketatausahaan di divisi operasi.

2) Melaksanakan penyiapan tenaga kerja sesuai permintaan sub dinas

yang membutuhkan.

B. Laporan Magang Kerja

Kegiatan magang kerja dilakukan oleh penulis di kantorTerminal Peti

Kemas Semarang. Kegiatan magang kerja dilakukan mulai tanggal 24 Januari

2012 s/d 29 Februari 2012. Berikut ini laporan kegiatan magang penulis per

minggu:

Tabel 3.1

Laporan Magang Kerja

Minggu Tanggal Divisi Aktivitas

(47)

C. Pembahasan

1. Proses penanganan peti kemas behandle di TPKS

Pada pembahasan yang pertama ini penulis akan membahas mengenai

proses penanganan peti kemas behandle di TPKS sebelum tahun 2012 dan

perubahan proses penanganan behandle setelah tahun 2012 yang sekarang

diterapkan di TPKS. Berikut pembahasannya :

Dalam proses penanganan behandle maupun kegiatan handling peti

kemas yang lain, pihak TPKS menggunakan jasa PT BES (Bandar Emas

Semarang) sebagai Tally dan PT Kuda Inti sebagai bagian kesiapan alat

untuk membantu kegiatan operasional handling peti kemas yang dilakukan

pihak TPKS.

(48)

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

n

s.

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

Gambar 3.3

(49)

Keterangan gambar :

1) Pengguna jasa mengajukan permohonan Behandle ke TPKS dengan syarat –

syarat sebagai berikut :

a) Foto copyDelivery Order(DO)

b) Permohonan Behandle

c) Warkat Dana

d) SPJM ( Surat Perintah Jalur Merah ) yang di endorse Bea Cukai.

2) Pengguna jasa menyerahkan persyaratan – persyaratan behandle ke Dinas

Perencanaan dan Administrasi Operasi pada loket Impor di TPKS untuk

mendapatkan Job Order. Job OrderBehandle terdiri dari 4 lembar :

a) Putih

b) Kuning Arsip TPKS

c) Hijau

d) Merah : dasar pembuatan Job Slip Movement

Job Order yang sudah dicetak diserahkan ke pengguna jasa untuk di proses

guna mendapatkan Job Slip. Job slipdicetak berdasarkan atas dokumen Job

Order warna merah.

3) Pengguna jasa menyerahkan Job Order warna merah yang telah dicetak ke

Dinas Operasi dan Pengendalian di TPKS untuk dibuatkan Job Slip

Movement oleh Subdin Operasi Lapangan.Job Slip Movement terdiri 4 lembar:

a) Merah : diserahkan pada lapangan

b) Putih : diserahkan pada BES

(50)

d) Hijau : diserahkan pada pengguna jasa untuk ditanda tangani setelah

dilakukan pengecekan isi container oleh Bea Cukai.

4) Pergerakan ContainerBehandle:

a) Containerimporyang selesai di bongkar dari atas kapal di letakkan di CY

1, setelah mendapatkan pemberitahuan behandle maka Container

dipindahkan ke CY 3.

b) Container dari CY 1 dipindahkan ke CY 3 menggunakan truk milik TPKS,

tidak menggunakan truk dari luar TPKS. Area CY 3 merupakan area steril

dari orang-orang selain pegawai TPKS, Bea Cukai, Tenaga Kerja Bongkar

Muat (TKBM), dan pemilik barang. Pemilik barang ijinkan masuk ke CY

3 disebabkan karena pemilik barang menjadi saksi dalam pemeriksaan

fisik barang oleh Bea Cukai. Dikarenakan area CY 3 merupakan area

pembongkaran / stripping barang – barang dari container untuk diperiksa

oleh bea cukai, maka area ini harus steril (tidak dibuka untuk umum).

c) Setelah proses pengecekan barang dari Bea Cukai selesai, pengguna jasa

atau pemilik barang menandatangani Job Slip Movement warna hijau yang

didapat dari Subdin Operasi Lapangan. Setelah itu Job Slip Movement

warna hijau dibawa lagi ke loket pelayanan behandle untuk dicetakkan job

slip ex movement atau biasa disebut relokasi. Job slip ex movement atau

relokasi ini berguna sebagai dasar memindahkan container yang sudah di

(51)

5) Setelah barang diperiksa di CY 3 maka container di pindahkan lagi untuk

ditumpuk di CY6 dengan menggunakan truk dari TPKS. Gerakan container

dari CY 1 ke CY 3 lalu ke CY 6 inilah yang disebut dengan gerakan

ekstra.Container yang diletakan di CY 6 adalah container ex behandle, di CY

6 ini container baru bisa diambil oleh truk dari luar TPKS. Untuk dikeluarkan

dari wilayah pabean.

Prosedur behandle diatas merupakan sistem prosedur behandle yang

digunakan Terminal Peti Kemas Semarang sebelum tahun 2012.Guna

meningkatkan pelayanan handling peti kemas terutama kegiatan behandle di

Terminal Peti Kemas Semarang, maka pihak TPKS melakukan perubahan

sistem behandlepada pertengahan bulan Februari 2012.Berikut ini adalah

perubahan sistem penanganan behandle di Terminal Peti Kemas Semarang.

(52)
(53)

Keterangan gambar :

1) Pengguna jasa mengajukan permohonan behandle ke TPKS dengan syarat –

syarat sebagai berikut :

a) Foto copyDelivery Order(DO)

b) Permohonan behandle

c) Warkat Dana

d) SPJM ( Surat Perintah Jalur Merah ) yang di endorse Bea Cukai.

2) Pengguna jasa menyerahkan persyaratan – persyaratan behandle ke Dinas

Pemasaran pada loket ImporTPKS. Kemudian Subdin pelayanan di loket

Impor memberikan Stiker Ex Behandle kepada Pengguna jasa, sesuai dengan

jumlah container yang diajukan untuk di behandle, yang nantinya ditempelkan

ke container setelah proses pengecekan selesai. Subdin pelayanan di loket

impor juga mencetakkan Job Order Behandle. Job Order Behandle terdiri dari

empat lembar :

a) Putih

b) Kuning Arsip TPKS

c) Hijau

d) Merah : dasar pembuatan Job Slip Movement

Job Order Behandle yang sudah dicetak diserahkan ke Subdin Pelayanan yang

bertugas mencetak Job Slip Movement dan Job Slip Ex Movement. Setelah Job

Order Behandle diterima oleh Subdin Pelayanan yang bertugas mencetak Job

(54)

Job Slip Movement dan Job Slip Ex Movement yang nantinya akan diserahkan

ke bagian lapangan.

Job Slip Movement terdiri dari 4 lembar :

e) Merah : diserahkan pada lapangan

f) Putih : diserahkan pada BES

g) Hijau : diserahkan pada Pengguna jasa

h) Kuning : diserahkan pada Kuda Inti

Sedangkan Job Slip Ex Movement terdiri dari 4 lembar :

a. Merah : diserahkan pada BES

b. Putih : arsip TPKS

c. Hijau : diserahkan pada lapangan untuk laporan container yang sudah

dipindahkan.

d. Kuning : diserahkan pada Kuda Inti

3) Setelah Job slip movement dan Job slip ex movement diserahkan ke petugas

lapangan, maka petugas lapangan akan memindahkan container sesuai jop slip

yang telah tercetak dari CY 1 ke CY 3, untuk dilakukan pengecekan oleh Bea

Cukai.

4) Di CY 3 dilakukan proses Stripping dan pengecekan container oleh Bea

Cukai. Setelah Bea Cukai selesai melakukan pengecekan, stiker ex behandle

yang telah dipegang oleh pengguna jasa ditempelkan di container, dan

(55)

Pada prosedur behandle sebelum tahun 2012, pengguna jasa masih harus

direpotkan dengan ketidak praktisan dalam pengurusan behandle, pengguna

jasa harus menyerahkan kembali job order warna hijau yang telah

ditandatangani ke TPKS sebagai bukti bahwa proses behandle telah dilakukan.

Sedangkan proses yang baru, begitu pengguna jasa mengajukan behandle,

pengguna jasa langsung mendapat stiker ex behandle yang bisa langsung

ditempel di container setelah proses pemeriksaan bea cukai dilakukan.

Sehingga pengguna jasa tidak perlu direpotkan lagi dengan proses

administrasi yang berbelit-belit.

2. Dokumen dan biaya apa saja yang ada dalam proses pelayanan behandle di Terminal Peti Kemas Semarang

Dalam pengurusan behandle, seorang pengguna jasa harus melengkapi

beberapa dokumen sebagai persyaratan untuk dapat melakukanbehandle di

Terminal Peti Kemas Semarang. Berikut dokumen yang dibutuhkan :

a. Foto copy Delivery Order(DO)

Dalam hal ini berfungsi sebagai tanda bukti kepemilikan

containeryang akan di behandle.

b. Warkat dana

Berfungsi sebagai bukti bahwa pengguna jasa telah melakukan

pembayaran biaya jasa handling container di Terminal Peti Kemas

(56)

c. Surat Perintah Jalur Merah

Berfungsi sebagai bukti pemberitahuan bahwa container yang

disebut dalam surat tersebut diharuskan untuk melakukan

pemerikasaan isi container.

d. Surat Permohonan Behandle

Berfungsi sebagai surat permohonan izin untuk melakukan

kegiatan behandle di wilayah Terminal Peti Kemas Semarang.

Dokumen-dokumen yang disebutkan di atas harus disertakan dalam

pengurusan behandle, sebab jika salah satu dokumen tersebut tidak disertakan

maka pengguna jasa tidak bisa melakukan behandle di Terminal Peti Kemas

Semarang, dan harus melengkapinya dahulu untuk bisa melakukan behandle

di TPKS. Sedangkan dokumen yang diperlukan untuk melakukan pergerakan

peti kemas di TPKS antara lain :

a. Job Order Behandle

Berfungsi sebagai surat perintah kerja yang diterbitkan oleh

petugas loket untuk melakukan kegiatan behandle.

b. Job Slip Movement

Berfungsi sebagai surat perintah kerja yang diterbitkan oleh

petugas loket untuk melaksanakan pemindahan peti kemas dari CY 1

ke CY 3 untuk dilakukan kegiatan behandle.

c. Job Slip Ex Movement

Berfungsi sebagai surat perintah kerja yang diterbitkan oleh

(57)

ke CY 6 setelah dilakukan kegiatan behandle agar petikemas dapat

diambil oleh pengguna jasa.

Dalam melakukan proses behandle di Terminal Peti Kemas Semarang,

terdapat biaya yang dibayarkan pengguna jasa melalui bank, sehingga

pengguna jasa mendapatkan warkat dana. Biaya untuk proses pelayanan

behandle di terminal Peti Kemas Semarang adalah sebagai berikut:

a. Stripping dan stuffing

Tabel 3.2

Biaya Stripping dan Stuffing

Sumber : Terminal Peti Kemas Semarang sesuai SK. DIREKSI NO.KEP.30/PU.04/P.III-2005 Tanggal 16 Desember 2005

b. Gerakan Extra

Tabel 3.3

Biaya Gerakan Extra

Sumber : Terminal Peti Kemas Semarang sesuai SK. DIREKSI NO.KEP.30/PU.04/P.III-2005 Tanggal 16 Desember 2005

Striping&stuffing 20 feet 40 feet 45 feet

Biaya Rp. 47.450/ box Rp. 70.750/ box Rp. 88.450/ box

Gerakan extra 20 feet 40 feet 45 feet

(58)

3. Kendala yang dihadapi dalam penanganan behandle di TPKS.

TPKS per harinya rata-rata menerima pengajuan behandle sebanyak 120

box untuk dilakukan pengecekan oleh Bea Cukai. Padahal Bea Cukai per

harinya hanya menerbitkan SPJM untuk 70 container.Sehingga menyebabkan

terjadinya penumpukan container di CY 3. Mengingat kapasitas CY 3 yang

terbatas hanya 900 TEUS ( 1 teus = 1 container 20 feet ),maka hal tersebut

menjadi faktor yang menyebabkan penuhnya CY 3.

Selain itu, pola pengecekan oleh Bea Cukai dilakukan dengan cara

pengecekan langsung sesuai pengajuan permohonan behandle dari pengguna

jasa, dengan syarat container yang akan diperiksa harus sudah dipindahkan

dan berada di CY 3 seluruhnya atau sesuai dengan jumlah container yang

tercatat dalam Delivery Order. Apabila jumlah container lebih dari 1 box

maka akan diberlakukan sistem partai.

Sistem partai yaitu 1 Delivery Order dapat mewakili beberapa container.

Apabila container yang masuk CY 3 belum sesuai dengan jumlah

containeryang tercatat dalam DO maka tidak akan dilakukan pengecekan oleh

Bea Cukai. Metode ini diberlakukan utuk pengguna jasa yang mengajukan

proses behandle dalam jumlah partai.

Metode partai inilah yang menyebabkan penuhnya CY 3 dan pernah

menyebabkan pelayanan behandle di TPKS dihentikan sementara waktu

karena tidak ada ruang kosong di CY 3 yang disebabkan karena

(59)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai penanganan

behandle peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pada proses penanganan peti kemas behandle di TPKS sebelum tahun

2012 pengguna jasa masih harus direpotkan dengan urusan proses

administrasi yang berbelit-belit, seperti pengguna jasa harus

bolak-balik ke TPKS untuk menyerahkan job order yang telah ditanda

tangani setelah proses behandle, untuk memberitahu pihak TPKS

bahwa container milik pengguna jasa telah selesai diperiksa oleh Bea

Cukai sehingga pengguna jasa harus mengerjakan kegiatan pengurusan

dokumen yang seharusnya adalah kewajiban dari petugas TPKS,

namun pada proses penanganan behandle setelah tahun 2012 yang

sekarang diterapkan di TPKS telah terjadi perubahan proses

administrasi behandle yang lebih memudahkan pengguna jasa dalam

pengurusan behandle, karena sekarang begitu pengguna jasa mengurus

proses behandle pengguna jasa langsung mendapatkan stiker ex

behandle sebagai bukti yang nantinya ditempelkan di container setelah

(60)

2. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pengurusan behandle

adalah Foto copy Delivery Order(DO), Warkat dana, Surat Perintah

Jalur Merah, Surat Permohonan Behandle, Job Order behandle, Job

Slip Movement, Job Ex Movement. Dokumen-dokumen tersebut

merupakan syarat untuk melakukan kegiatan behandle di TPKS.

Biaya yang dikeluarkan dalam proses behandle di TPKS lebih

terjangkau dari pada harus melakukan behandle di tempat pemilik

barang dimana pemilik barang harus menyiapkan tempat khusus untuk

proses behandle.

3. Kurangnya komunikasi antara pihak TPKS dengan pihak Bea Cukai

terkait masalah kapasitas container yard (CY) dengan besarnya jumlah

peti kemas yang diperiksa oleh pihak Bea Cukai, sehingga

menyebabkan penuhnya area CY 3 di TPKS.

B. Saran

Dalam hal ini peniulis memberikan sedikit pemikiran ataupun saran yang

nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Terminal Peti Kemas

Semarang terkait masalah behandle.

1. Apabila terjadi perubahan sistem prosedur pengananan behandle

sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu kepada pengguna jasa bisa

melalui pembuatan x-banner, spanduk, atau penggantian sistem lama

yang dimuat pada neon box dengan sistem yang baru agar pengguna

jasa tidak bingung dengan sistem prosedur behandle yang baru yang

(61)

2. Pihak TPKS sebaiknya membuat check list dokumen persyaratan

behandle untuk mengurangi kesalahan atau menghindari kurangnya

dokumen yang diajukan oleh pengguna jasa dalam proses pengurusan

behandle, sehingga bisa menambah ketelian dalam pengecekan

dokumen oleh pihak TPKS.

Pengguna jasa sebaiknya melakukan pengurusan behandle di TPKS

karena biaya yang dikeluarkan lebih murah dan lebih efisien dari pada

melakukan behandle di tempat pengguna jasa sendiri.

3. Sebaiknya pihak TPKS melakukan komunikasi yang lebih intensif

dengan pihak Bea Cukai terkait dengan masalah kapasitas CY 3 yang

terbatas untuk dilakukannya proses behandle, agar tidak terjadi

penumpukan peti kemas yang terlalu banyak (over capacity) sehingga

Gambar

Sumber :(Gambar 2.1 www.container-transportation/container-types.html,
Gambar 2.4
  Gambar 2.6 Sumber : (www.shippingcontainers24.com/general/tank-
Sumber :(Gambar 2.7 www.shipping-worldwide.com/container-sales/type.html,
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, akhirnya disimpulkan bahwa koridor yang berpotensi untuk dioperasikannya kereta api peti kemas dan kapal peti kemas

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, akhirnya disimpulkan bahwa koridor yang berpotensi untuk dioperasikannya kereta api peti kemas dan kapal peti kemas

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, akhirnya disimpulkan bahwa koridor yang berpotensi untuk dioperasikannya kereta api peti kemas dan kapal peti kemas

Usaha untuk menunjang kelancaran yang sudah dilakukan di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) adalah membangun dermaga baru sepanjang 105 m, namun dalam upaya

Penurunan konsolidasi akibat beban bangunan pada geoteknik Operational Room Terminal Peti Kemas Semarang adalah 8,71 cm dalam 17 Bulan 16 hari, untuk itu harus

Ruber tyred Gantry (RTG) adalah suatu alat berat yang terdapat di semua tempat terminal peti kemas yang berguna untuk mengangkat Container (peti kemas) dari

Penurunan konsolidasi akibat beban bangunan pada geoteknik Operational Room Terminal Peti Kemas Semarang adalah 8,71 cm dalam 17 Bulan 16 hari, untuk itu harus

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan pembatasan ketinggian penumpukan peti kemas dilakukan untuk meminimalkan peti kemas jatuh akibat angin