• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Valley.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Valley."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perhotelan merupakan industri jasa yang menarik karena berhubungan dengan bidang kepariwisataan. Pariwisata semakin penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu penerimaan devisa maupun kesempatan kerja, serta kesempatan berusaha. Keunggulan sebuah hotel tidak hanya ditentukan oleh jumlah kamar dan kelas hotelnya saja karena hanya hotel yang mempunyai ciri-ciri yang istimewa yang akan menarik perhatian pelanggan, baik berupa ciri fisik seperti desain, bangunan maupun interior, tetapi mungkin juga berupa keistimewaan dalam hal pelayanan yang begitu penting artinya dalam pariwisata.

Yang menentukan kualitas pelayanan adalah pelanggan, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat loyalitas pelanggan serta apa yang dapat dilakukan melalui survey secara periodik dan sistimatis, sehingga dapat mengetahui jumlah pelanggan yang tidak puas dan dalam hal apa ketidak puasan pelanggan tesebut.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Valley”.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan survey, informasi yang diperoleh yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada para responden. Jenis penelitian adalah deskriftif analisis yang memaparkan secara terstuktural, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta, serta korelasi antara variabel yang diteliti. Sedangkan sifat penelitiannya bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis.

Hipotesis yang diambil dari penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan akan berpengaruh terhadap Loyalitas Konsumen atau Pelanggannya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mengolah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden sebagai sample, serta menggunakan uji statistik Koefisien Korelasi Rank Spearman.

(2)

ABSTRACT

Hospitality business is interesting service industry because it related to tourism. Tourism has more important role in Indonesia economic, as a source of devisa, work place, also business change advantage of a Hotel not only reffer to the rooms members, and class of the hotel, because only hotel which has specifies feature which can invite customer, that’s are.physical feature like building design and interior design, but maybe also as a specific service an important aspect in tourism.

Who decides quality of service are customers, by this reason this company must understand how far the degree of loyality of its customers, and what can be done from periodically and systematic survey, Which can ditect how many of customers which unpleasant and in what therm the un-pleasant condition excise

Research method which used in this research was survey approach method, information which could collected by gived quesionair to respondents. This research is descriptive analysis which descripts structured, factually and properly. Abouth facts, also correlation between variable which has been analyzed. The objective of this research is to test a reliability of a hypotesis.

Hypotesis used in the research was service quality will effected the degree of customer loyality. The hypotesis test done by manage data which were collected from quisionair to100 respondents as sample, also used Rank Spearman coeficient correlation statistic test.

(3)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ………... 12

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………..….. 12

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ……… 14

2.1.1 Pengertian Pemasaran ……… 14

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran ……… 14

2.1.3 Produk ……… 15

2.1.3.1 Pengertian Produk ……… 15

2.1.4 Jasa ……… 16

2.1.4.1 Pengertian Jasa ……… 16

2.1.4.2 Karakteristik Jasa ……… 17

2.1.4.3 Klasifikasi Penawaran Jasa ……… 19

2.1.5 Ruang Lingkup Loyalitas ……… 20

(4)

2.1.5.2 Karakteristik Loyalitas ………... 22

2.1.5.3 Meningkatkan Loyalitas Konsumen ………... 22

2.1.6 Fakta Pentingnya Loyalitas ………. 25

2.1.7 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan 26 2.2 Kerangka Pikiran ……… 27

2.3 Hipotesis ………. 34

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……… 35

3.2 Metode Penelitian ……… 35

3.2.1 Data yang di perlukan ……… 36

3.2.1.1 Variabel Bebas ………. 36

3.2.1.2 Variabel tak Bebas …….………... 36

3.2.1.3 Operasional Variabel ……… 36

3.2.2 Sumber data dan Cara Menentukannya (sampling) …... 39

3.2.2.1 Jenis dan Sumber Data ………. 39

3.2.2.2 Cara Menentukannya ………. 39

3.2.2.3 Jumlah Tamu dalam suatu Jangka Waktu …… 39

3.2.2.4 Penentuan Banyaknya Sampel ……… 40

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.2.3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer ……… 41

3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ... 41

(5)

3.2.3.3.2 Reliabilitas (reliability) …………... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….. 49

4.1.1 Profil Perusahaan ………..……. 49

4.2 Pembahasan ……… 62

4.2.1 Tanggapan Responden thp Kualitas Pelayanan di Hotel Valley 62 4.2.1.1 Dimensi Berwujud (Tangible) ………..… 65

(6)

4.2.3.1 Analisa Kuantitatif ……… 91

4.2.3.2 Koefisien Korelasi Rank Spearman ……… 91

4.3 Koefisien Determinasi ………. 97

4.4 Uji Hipotesis ………... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 100

5.2 Saran ………. 101

Daftar Pustaka ………

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur PDB Indonesia atas harga berlaku menurut lapangan usaha,

1998-2001(%) ..……… 1

Tabel 1.2 Room occupancy rate of classified hotel in ten main province destination ……….... 6

Tabel 3.1 Operational variable ………..……….… 37

Tabel 4.1 Jenis dan jumlah kamar………...…… 50

Tabel 4.2 Tarif kamar/malam yang dikenakan hotel Valley ……….. 50

Tabel 4.3 Jenis kelamin responden………..… 58

Tabel 4.4 Usia responden ………...…..…… 59

Tabel 4.5 Pekerjaan responden……….. 59

Tabel 4.6 Daerah asal responden ………...60

Tabel 4.7 Jumlah penghasilan responden ………. 61

Tabel 4.8 Tujuan responden datang ke hotel ……… 61

Tabel 4.9 Pertama kali responden mengenal hotel Valley……… 62

Tabel 4.10 Tanggapan harapan responden mengenai peralatan yang dimiliki hotel Valley ……… 65

Tabel 4.11 Tanggapan harapan respond mengenai daya tarik fasilitas fisik. 66 Tabel 4.12 Tanggapan responden mengenai harapan kesesuiaan fasilitas fisik Dengan jasa yang disediakan ……… 66

Tabel 4.13 Tanggapan harapan responden mengenai janji yang diberikan 67

(8)

Tabel 4.15 Tanggapan responden mengenai harapan penerimaan jasa yang sesuai

dengan waktu yang dijanjikan ………. 68

Tabel 4.16 Tanggapan responden mengenai harapan keakuratan pembuatan catatan

oleh manajemen ……… 68

Tabel 4.17 Tanggapan responden mengenai harapan kesiapan karyawan dalam

memberikan pelayanan ………. 69

Tabel 4.18 Tanggapan harapan respionden mengenai kecepatan pemberian jasa oleh

karyawan ……… 70

Tabel 4.19 Tanggapan responden mengenai harapan kesediaan karyawan membantu

pelangggan ………. 70

Tabel 4.20 Tanggapan harapan responden mengenai jaminan kepercayaan dari

karyawan ………. 71

Tabel 4.21 Tanggapan harapan responden mengenai jaminan rasa aman dalam

berhubungan dengan karyawan ……… 71

Tabel 4.22 Tanggapan harapan responden mengenai kinerja kesopanan karyawan

………..… 72

Tabel 4.23 Tanggapan Harapan responden mengenai kinerja karyawan yang

mendapat dukungan yang memadai dari lembaga atau institusi

………73

Tabel 4.24 Tanggapan harapan responden mengenai kinerja perhatian personal dari

karyawan ………... 73

Tabel 4.25 Tanggapan harapan responden mengenai kinerja pemahaman karyawan

(9)

Tabel 4.26 Tanggapan Harapan Responden mengenai perhatian karyawan akan

kepentingan pelanggan ……… 74

Tabel 4.27 Tanggapan harapan responden mengenai kinerja kemudahan pelanggan

untuk menghubungi karya ……… 75

Tabel 4.28 Tanggapan loyalitas responden mengenai peralatan yang telah dimiliki

hotel Valley ……….. 79

Tabel 4.29 Tanggapan Loyalitas responden mengenai daya tarik fasilitas fisik

……….… 79

Tabel 4.30 Tanggapan loyalitas responden mengenai kesesuaian fasilitas fisik dengan

jasa yang disediakan ……… 80

Tabel 4.31 Tanggapan loyalitas responden mengenai janji yang diberikan

……… 81

Tabel 4.32 Tanggapan loyalitas responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap

pihak hotel ……… 81

Tabel 4.33 Tanggapan responden mengenai loyalitas penerimaan jasa yang sesuai

dengan waktu yang dijanjikan ……….. 82

Tabel 4.34 Tanggapan loyalitas responden mengenai keakuratan pembuatan catatan

oleh manajemen ……….. 82

Tabel 4.35 Tanggapan loyalitas responden mengenai kesiapan karyawan dalam

memberikan pelayanan ………. 83

Tabel 4.36 Tanggapan loyalitas responden mengenai kecepatan pemberian jasa oleh

(10)

Tabel 4.37 Tanggapan loyalitas responden mengenai kesediaan karyawan membantu

pelanggan ………..……… 84

Tabel 4.38 Tanggapan loyalitas responden mengenai jaminan kepercayaan dari

karyawan ………... 85

Tabel 4.39 Tanggapan loyalitas responden mengenai jaminan rasa aman dalam

berhubungan dengan karyawan ……… 85

Tabel 4.40 Tanggapan loyalitas responden mengenai kinerja kesopanan karyawan

………... 86

Tabel 4.41 Tanggapan loyalitas respopnden mengenai kinerja karyawan yang

mendapat dukungan yang memadai dari lembaga atau institusi

………... 86

Tabel 4.42 Tanggapan loyalitas responden mengenai kinerja perhatian personal dari

karyawan ………..……... 87

Tabel 4.43 Tanggapan Loyalitas Responden mengenai kinerja pemahaman

karyawan akan kebutuhan akan kebutuhan pelanggan …. 88

Tabel 4.44 Tanggapan Loyalitas Responden mengenai perhatian karyawan akan

kepentingan pelanggan ………. 88

Tabel 4.45 Tanggapan Loyalitas responden mengenai kinerja kemudahan pelanggan

untuk menghubungi karyawan ………….. 89

Tabel 4.46 Perbandingan Korelasi Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas

Konsumen………. 91

Tabel 4.47 Angka Kembar dari kualitas pelayanan (variable x)…… 95

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 The Loyalty Pyramid ………... 26

Gambar 2.2 Hubungan Kualitas Jasa dengan Loyalitas Konsumen…….. 27

Gambar 2.3 Profit Generator System ……… 32

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Penelitian

Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, hal ini terlihat dari sumbangan sektor jasa(tersier) yang mencapai 37,3% PDB (Produk Domestik Bruto) pada tahun 2001. Meskipun sektor ini mengalami

penurunan sebesar 0,5% disbanding PDB tahun 1998 lalu (37,8%), sumbangan sektor jasa ini masih lebih besar bila dibandingkan dengan sektor primer (29,4) dan sektor sekunder (33,3%) PDB pada tahun 2001 (BPS, 2004: p3).

Tabel 1.1

Struktur PDB Indonesia atas Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha, 1998-2001 (%)

Lapangan Usaha 1998 2001

Primer 30,7 29,4

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, periklanan 18,1 16,4

(13)

Perhotelan merupakan industri jasa yang menarik karena berhubungan dengan bidang kepariwisataan. Pariwisata semakin penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu penerimaan devisa maupun kesempatan kerja, serta kesempatan berusaha, sedangkan besar kecilnya sumbangan sektor pariwisata terhadap penerimaan devisa sangat tergantung pada besar kecilnya sarana dan prasarana yang tersedia, untuk perhotelan diantaranya jumlah hotel, kamar dan tempat tidur.

Jumlah Wisata Mancanegara (Wisman) yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu

masuk pada bulan Juli 2004 mencapai 424,8 ribu orang, atau naik 4,14 persen dibanding

jumlah Wisman bulan Juni 2004 sebanyak 407,9 ribu orang (BPS : 2004).

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) pada bulan Juni 2004 mencapai 47,44 persen, naik 1,51 poin dibanding TPK bulan Mei 2004 sebesar 45,93 persen. Di Bali, TPK bulan Juni 2004 juga naik dari 51,01 persen menjadi 52,41 persen.

• Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang

selama bulan Juni 2004 mengalami penurunan jika dibanding bulan Mei 2004, yaitu dari 2,08 hari menjadi 2,05 hari.

Pada Bulan April 2004 jumlah Wisman yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu

masuk mencapai 322,1 ribu orang, jumlah penumpang kereta api 11,74 juta orang,

Pelayaran dalam negeri mencapai 1,15 juta orang, angkutan udara tujuan luar negeri

(14)

• Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang

selama bulan Maret 2004 mencapai 2,18 hari, yang berarti naik 0,09 hari dibanding rata-rata bulan Februari 2004 sebesar 2,09 hari

Jumlah (Wisman) yang datang ke Indonesia Melalui 13 pintu masuk pada bulan

Desember 2005 mencapai 312,2 ribu orang (BPS : 2005),

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) pada bulan Nopember 2005 mencapai rata-rata 43,75 persen, mengalami kenaikan 1,91 poin dibanding TPK bulan Oktober 2005 sebesar 41,84 persen.

• TPK hotel berbintang di Bali bulan Nopember 2005 juga turun dari 41,11

persen menjadi 38,25 persen, seirama dengan turunnya jumlah wisman ke Bali pada bulan Nopember.

• Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang

selama bulan Nopember 2005 mengalami penurunan 0,19 hari jika dibanding bulan Oktober 2005, yaitu dari 2,29 hari menjadi 2,10 hari.

Pada November 2005 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 261,1 ribu orang.

(15)

• TPK hotel berbintang di Bali bulan Oktober 2005 juga turun tajam dari

53,16 persen menjadi 41,11 persen. Seirama dengan turunnya jumlah wisman ke Bali

• Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang

selama bulan Oktober 2005 mengalami kenaikan 0,26 hari jika dibanding bulan September 2005, yaitu dari 2,03 hari menjadi 2,29 hari.

Pada Bulan Januari 2006 jumlah Wisman mencapai 295,2 ribu orang, penumpang

kereta api 11,83 juta orang, penumpang angkutan laut dalam negeri 1,39 juta orang,

penumpang angkutan udara domestik 2,47 juta orang (BPS : 2006). Tingkat penghunian

kamar (TPK) hotel berbintang di 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) pada bulan Desember 2005 mencapai rata-rata 45,31 persen, mengalami kenaikan 1,56 poin dibanding TPK bulan Nopember 2005 sebesar 43,75 persen.

• TPK hotel berbintang di Bali bulan Desember 2005 naik dari 38,25 persen

menjadi 39,88 persen, seirama dengan naiknya jumlah wisman ke Bali pada bulan Desember.

• Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang

selama bulan Desember 2005 mengalami penurunan 0,12 hari jika dibanding bulan Nopember 2005, yaitu dari 2,10 hari menjadi 1,98 hari. (www.bps.go.id)

(16)

Masing-masing hotel bersaing untuk melakukan inovasi agar dapat menarik perhatian konsumen, caranya pun sangat beraneka ragam dari yang positif sampai cara yang negative. Cara yang positif dapat di lihat dari perbaikan sarana hotel, kualitas pelayanan yang diberikan, kebersihan, kenyamanan, dan dari segi keamanan hotel pun terus di tingkatkan. Tetapi banyak juga hotel-hotel yang menggunakan cara yang negative untuk menarik perhatian konsumennya, diantaranya menyediakan jasa PSK (pekerja seks komersial) untuk melayani konsumennya, dan ternyata cara ini memang dianggap sukses untuk dapat menarik perhatian konsumen. Selain itu, Industri jasa perhotelan mengalami peningkatan saat ini karena adanya usaha dari pemerintah dalam membangun dan menciptakan fasilitas-fasilitas yang mendukung perkembangan sektor ini untuk dapat menarik wisatawan-wisatawan lokal maupun asing untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuaan wisatanya.

Tabel 1.2

(17)

Home Back to: Tourism Statistics

Selected Tables:

Room Occupancy Rate of Classified Hotel in Ten Main Tourism Province Destination, 2005

Year 2005

(18)

Industri jasa perhotelan di Jawa Barat adalah salah satu industri yang dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah, penyebabnya kontribusi ini kemungkinan karena masih banyaknya tempat-tempat yang masih bernuansakan alam, udara yang baik untuk penyembuhan beberapa penyakit.

Dengan banyaknya jumlah hotel di Jawa Barat akan mengakibatkan timbulnya persaingan antar hotel, khususnya hotel-hotel yang berbintang. Karena mereka sama-sama memiliki tempat yang megah, teknologi yang lebih modern dibandingkan dengan hotel lainnya yang tidak memiliki predikat hotel berbintang. (Oka.A.Yoety, 2004 : 72)

Sulastitono (2004 : 17), mengatakan bahwa pengklasifikasikan hotel di Indonesia dari mulai bintang 1 hingga bintang 5 secara garis besar di dasar atas:

• Besar / kecil atau banyaknya jumlah kamar

• Lokasi hotel

• Fasilitas yang dimiliki

• Kelengkapan peralatan

• Spesialisasi dan tingkat pendidikan karyawan

• Kualitas bangunan

• Tata letak ruang

(19)

• Persyaratan fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan

• Bentuk kualitas pelayanan yang diberikan

• Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan dan kesejahteraan karyawan

• Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti lapangan basket,

kolam renang, billiard.

• Jumlah kamar yang tersedia. (BPS, 2004 : 2)

Salah satu hotel berbintang yang tedapat di kota Bandung yang tercatat di BPS pada tahun 2005 adalah Hotel Valley yang memiliki jumlah hunian sebesar 40 kamar.

Hotel Valley adalah salah satu tempat yang di kunjungi para wisatawan lokal maupun asing sebagai tempat menginap (maupun untuk tujuan-tujuan lainnya) sebagai pilihan tujuan wisatanya karena bercirikan dan bernuansakan alam Dago yang sejuk dan

indah (resort) dan memiliki fasilitas-fasilitas yang mungkin sama dimiliki oleh para

pesaingnya di daerah Dago, dari fungsi utamanya (menyediakan kamar untuk beristirahat), diantaranya yaitu tersedianya fasilitas olah raga (kolam renang, lapangan basket, fitness, billiard), Steam, Children Play Ground. Fasilitas untuk acara penting

(ruangan pertemuan (meeting room), ruangan untuk pernikahan, ulang tahun). Menurut

(20)

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, terdapat kesenjangan yang terjadi antara teori dan fakta. Kemungkinan karena disebabkan oleh jumlah karyawan yang dirasa kurang memadai, kurangnya promosi yang dilakukan, kebersihan dan kenyamanan yang kurang diperhatikan, maka terjadi tingkat loyalitas pelanggan yang menurun dan berakibat pada penurunan tingkat hunian, tingkat perolehan laba, dan banyaknya komplain yang dilakukan oleh pelanggan dalam hal kualitas pelayanan yang ditawarkan. Dan tentunya, ini menyebabkan penurunan tingkat loyalitas pelanggan.

Keunggulan sebuah hotel tidak hanya ditentukan oleh jumlah kamar dan kelas hotelnya saja karena hanya hotel yang mempunyai ciri-ciri yang istimewa yang akan menarik perhatian pelanggan, baik berupa ciri fisik seperti desain, bangunan maupun interior, tetapi mungkin juga berupa keistimewaan dalam hal pelayanan yang begitu penting artinya dalam pariwisata.

Tedapat 3 (tiga) kunci dalam pemberian pelayanan yang unggul terhadap konsumen menurut A. Payne seperti yang dikutip dalam buku Fandy Tjiptono (1997 : 123), dimana ketiga kunci tersebut adalah :

1. Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dan memahami

tipe-tipe pelanggan.

2. Perkembangan data yang lebih akurat / tepat dari pada pesaing (mencakup data

kebutuhan dan keinginan dari setiap segmen pelanggan).

3. Pemanfaatan informasi-informasi yang di peroleh dari riset pasar dalam kerangka

(21)

Kualitas pelayanan menurut Wyckof dalam Tjiptono (1996 : 59) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan dengan kata lain ada 2 faktor utama yang mempengaruhi

kualitas pelayanan yang di harapkan (expected) dan kualitas pelayanan yang di terima

(perceived).

Kotler (2000 : 504), mengatakan bahwa dengan kualitas pelayanan yang baik akan berdampak pada loyalitas pelanggan yang di artikan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya, atau dengan kata lain:

Loyalitas pelanggan = Kinerja – Harapan Asumsi :

• Jika Kinerja < Harapan, maka pelayanan yang di berikan jelek

• Jika Kinerja = Harapan, maka pelayanan yang di berikan biasa –biasa

• Jika Kinerja > Harapan, maka pelayanan yang diberikan sangat baik

Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten layanan yang bermutu tunggi di bandingkan para pesaingnya dan yang lebih tinggi dari pada harapan pelanggan.

Menurut Philip Kotler (1995 : 46) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Dan hasil dari loyalitas tersebut konsumen dapat :

1. Membeli lebih banyak dan menjadi setia lebih lama

(22)

3. Memuji-muji perusahaan dan produknya pada orang lain

4. Kurang memperhatikan merk dan iklan dari produk saingan, serta kurang

memperhatikan harga

5. Menawarkan gagasan barang dan jasa kepada perusahaan

6. lebih murah biaya pelayanannya dari pada pelanggan baru, karena transaksinya

sudah rutin.

Yang menentukan kualitas pelayanan adalah pelanggan, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat loyalitas pelanggan serta apa yang dapat dilakukan melalui survey secara periodik dan sistimatis, sehingga dapat mengetahui jumlah pelanggan yang tidak puas dan dalam hal apa ketidak puasan pelanggan tesebut.

Dari uraian diatas dapat di katakan bahwa kualitas pelayanan dapat mempengaruhi tingkat loyalitas yang dirasakan oleh pelanggan. Apakah hal tersebut berlaku juga untuk hotel, dan seberapa besar pengaruhnya ?

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Loyalitas Pelanggan Pada Hotel Valley”.

(23)

Sehubungan dengan hal diatas dan berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka, maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kualitas pelayanan di Hotel Valley ?

2. Bagaimana loyalitas pelanggan Hotel Valley ?

3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di Hotel

Valley ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Maranatha.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan di Hotel Valley.

2. Untuk mengetahui Loyalitas Pelanggan Hotel Valley.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa besar hubungan Kualitas Pelayanan terhadap

Loyalitas Pelanggan di Hotel Valley.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan.

(24)

Pengembangan ilmu Ekonomi, khususnya Manajemen, lebih utama adalah Manajemen Pemasaran, lebih khususnya lagi tentang “Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan”.

• Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi pihak hotel yaitu Hotel Valley dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel kepada tamu-tamunya. Dengan demikian loyalitas pelanggan bisa terwujud dan tingkat hunian yang diharapkan oleh pihak hotel dapat meningkat atau tercapai.

• Untuk Peneliti selanjutnya

(25)

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisis yang telah dibahas

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengaruh kualitas

pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di Hotel Valley.

Sebagai berikut:

™ Persentase tingkat hunian ( Occupancy rate ) di Hotel Valley sejak tahun 2004 hingga

tahun 2005 berturut turut sebesar ± 63,699 % ( tahun 2004 ), ± 65,967 % ( tahun

2005 ) dan tidak mencapai 100 % ( seluruh kamar hotel terisi penuh ) tetapi

mengalami peningkatan ± 2,268 % ( tahun 2005 – tahun 2003 ).

™ Hubungan antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen ditunjukan dengan

adanya korelasi yang cukup tinggi, yaitu sebesar ± 0,988989369. Besarnya pengaruh

Kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen di Hotel Valley adalah sebesar ±

97,8099972%, dengan tingkat signifikan 0,05. Dari uji hipotesis, terlihat bahwa H1

diterima maka berarti ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas

konsumen di Hotel Valley.

Lainnya yang mempengaruhi Loyalitas Konsumen diluar Kualitas Pelayanan adalah

Strategi Bauran Pemasaran yang terdiri dari 4 P, yaitu Produk ( product), harga ( price ),

tempat ( place ) dan promosi ( promotion ) dan strategi Bauran Pemasaran Jasa yang

membutuhkan 3 P tambahan yaitu orang ( people ), proses ( process ) dan bukti fisik (

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Bateson, John E.G., 1991, Managing Service Marketing , Second Edition,

Orlando:Dryden Press.

Cowell, Donald W, 1985, The Marketing of Service, First Edition.

Djaslim , Saladin , 1996, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran,.

Griffin Jill, 1995, Consumer Loyality: How To Keep It, How To Earn It, New York:

Lexington Books.

Jennie, Siat, 1997, Relationship Marketing, No 03/XXVI/Juli, Jakarta: Majalah

SwaSembada.

Kotler, Philip, 2000, Marketing Manajement, Millenium Edition.

Kotler, Philip & Gary Armstrong, Principles of Marketing, 1999, Fifth Edition

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Int. Inc.

Lovelock, Christofer H, 1991, Managing Service: Marketing , Operating and Human

Resources, New Jersey: Prentice Hall Int. Inc.

Parasurahman A, V.A. Zeithaml & L.L. Berry, 1995, A Conceptual Model of Service

Quality and its Implications for Future Research, Journal of Marketing.

Rambat, Lupiyoadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktis, Edisi Pertama,

Jakarta: Salemba Empat.

Stanton, Wiliam J & Charles Futrell, 1994, Fundamental of Marketing, 8th Edition,

(27)

Vincent, Gasperz, 1997, Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Edisi Pertama,

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 8, pengujian deteksi gerakan manusia dilakukan dengan tubuh berdiri di depan sensor ultrasonik atau ben- da-benda yang dapat menghalangi sensor

[r]

namun memiliki motivasi kuat juga akan terdorong untuk belajar dengan baik. Mereka sangat terkesan pada kelompok ahli yang mampu menyampaikan materi dengan

dari hasil wawancara dari 25 remaja mendapat kesimpulan bahwa media promosi dalam bentuk animasi interaktif tersebut meningkatkan daya tarik remaja untuk mengunjungi Desa

Hasil pengukuran pembawa muatan diperoleh tegangan hall yang bergantung pada arus listrik dan kerapatan fluks magnetik, semakin besar arus dan kerapatan fluks

Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai DPM rata-rata yang paling kecil pada sebagian besar luar penampang melintang dimiliki oleh elbow dengan injeksi air assisted

berminat membuat aplikasi software yang digunakan untuk mengenali obyek foto alat – alat stasioneri yang diambil melalui webcam menggunakan rumus pengukuran fungsi

KEPADA PESERTA PELELANGAN YANG KEBERATAN, DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MENYAMPAIKAN SANGGAHAN KHUSUSNYA MENGENAI KETENTUAN DAN PROSEDUR YANG TELAH DITENTUKAN DALAM