• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Pengenalan alat-alat stasioneri secara realtime menggunakan ekstraksi ciri DST - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Pengenalan alat-alat stasioneri secara realtime menggunakan ekstraksi ciri DST - USD Repository"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Pengenalan Alat

alat Stasioneri secara

RealTime

Menggunakan

Ekstrasi Ciri DST

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (S1) Program Studi Teknik Elektro

Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Disusun oleh:

Febriyanto

NIM

095114024

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

(2)

ii

FINAL PROJECT

REALTIME STATIONERY EQUIPMENT RECOGNITION USING DST

FEATURE EXTRACTION

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain

Sarjana Teknik

Degree in Electrical Engineering Study Program

By:

FEBRIYANTO

095114024

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Yang Utama Dari Segalanya...

Jesus Christ Tuhan Sang pemilik nyawaku. Terimakasih untuk semua kesempatan yang

terbaik dalam hidupku, terimakasih Tuhan yang selalu mau membimbing, memberkati,

menuntun dan mengantarkanku pada tempat terbaik di bumi ciptaanMu ini, terimakasih

pula telah memberikanku manusia–manusia yang luar biasa seperti mereka semua. Terima kasih Tuhan, biarkan aku terus mencintai, mengimani_Mu hingga akhir nafasku dibumi

ini. Taburan cinta dan kasih sayang yang kuterima dari_Mu yang begitu besar telah

memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan

cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan hingga akhirnya Tugas Akhir

dengan judul Pengenalan Alat–alat Stasioneri Secara RealTime Menggunakan

Ekstrasi Ciri DST ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kupersembahkan Tugas Akhir sederhana ini kepada orang yang sangat

kukasihi dan kusayangi...

Almarhumah Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Tiada kata–kata spesial yang dapat ku berikan kepada kalian, namun sebagai tanda bakti, hormat, rasa cinta dan terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan Tugas Akhir ini

kepada almarhumah Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan semangat,

kasih sayang, segala dukungan, waktu serta pengorbanan, kebersamaan, kecerian dan cinta

kasih yang tiada terhingga yang tak mungkin dapat kubalas semua ketulusanmu itu dari ku

lahir hingga ku sedewasa ini, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan ini. Semoga ini bisa membuat almarhumah Ibu dan Ayah bahagia dan sedikit

melegakan, kusadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih lagi untuk membahagiakan

kalian dan mungkin ini bukan hasil terbaik yang kalian harapkan. Untuk almahumah Ibu

dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan bersemangat, yang selalu menyirami

jiwaku dengan kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku dengan kata–kata indah agar menjadi yang lebih baik, kalian inspirasi, semangat, motivator, dan kekuatanku

dalam menjalani kehidupan yang penuh akan rintangan..

Terima kasih almarhumah Ibunda Tri Lestari.. Terima kasih Ayahanda drg. Richardus

Bambang Budiyanto atas segala keringat, air mata, canda tawa, kebersamaan dan cinta

(7)

vii

my heart and you will never be replaced. Membahagiakan dan membalas apa yang telah

diberikan orang tua kepada kita adalah kewajiban setiap anak…

My Brother’s dan Sister

kakakku, Mas Angga dan Mbak Maya makasih atas supportnya selama ini, tiada yang

paling mengharukan saat kita kumpul bersama, walaupun sering ada percecokan diantara

kita tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan dan ini hal terindah

dalam keluarga, terima kasih atas segala doa, bantuan kalian selama ini, hanya karya ini

yang dapat ku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan

selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

Almamaterku

Untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya program studi

Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi terimakasih untuk kebersamaannya.

your dreams today, can be your future tomorrow

(8)

viii

LEMBAR MOTTO.

Pray, Love, Dream, Believe, Spirit and Never Give Up.

“Tanpa adanya perjuangan, kemajuan takkan terjadi” (Amaray Ferderick Douglas)

Jadikanlah sabar dan doa sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan saat ini dan

yang akan datang senang maupun susah.

Jadikan sabar N doa sbg pedoman dlm jalani kehidupan saat ni N yg kan dtang snang maupun susah krna kekuatan doa dpt mngubah sgala sesuatu

Hidup perlu cinta,

Maka laluilah hari-harimu dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Hidup juga perlu kejujuran, ketekunan, dan keuletan,

Kehidupan tanpa kejujuran akan membawa kita dalam jurang kehancuran.

Jangan pantang menyerah dalam hidup.

Gapailah semua keinginan dan cita-citamu walaupun itu terasa berat.

Tumbuhkan rasa saling percaya diantara sesama

Karena dengan percaya puji TUHAN kita akan hidup bahagia.

Aku memandang sisi kehidupan yang cerah dan merenungi kesulitan dengan keyakinan

bahwa tantangan dapat diatasi dan segala sesuatu dapat berubah menanda baik, karena aku

beriman pada Tuhan, percaya pada diriku dan sesama..

(Carmen 1992)

“Tuhan membuat semuanya indah pada waktunya, tidak terlalu cepat, dan tidak pernah terlalu terlambat, tetapi selalu tepat pada waktunya Percaya pada pengaturan waktu

Tuhan..”

Hadapilah tantangan hidup ini setiap hari, dan apabila merasa tawar, lalu mendekatlah

kepada Tuhan, kekuatannya dapat membuatmu penuh kekuatan dan keindahan.

(9)
(10)

x

Intisari

Stasioneri merupakan peralatan yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari– hari khususnya dunia pendidikan dan kerja. Alat–alat stasioneri yang digunakan dalam proses pengenalan antara lain peralatan tulis menulis dan peralatan kerja. Alat stasioneri memiliki tingkat kesulitan dalam proses pengenalan karena bentuknya yang hampir mirip satu dengan yang lain.

Mengenali suatu objek dibutuhkan proses percobaan yang panjang, yang didapatkan berdasarkan ciri–ciri dan pengalaman yang didapatnya melalui pengalaman pengamatan objek yang mirip. Penerapan dalam bidang komputasi, disebut dengan pengenalan pola. Metode yang digunakan dalam proses mendapatkan ciri–ciri dari citra maka digunakan ekstrasi ciri discrete sine transform.

Discrete Sine Transform yang digunakan adalah tipe dua dimensi. Discrete Sine Transform dua dimensi merupakan satu dimensi transformasi yang dihitung dalam setiap baris dan kolom. Discrete Sine Transform ini digunakan untuk menentukan ciri dari gambar yang akan dikenali. Setelah didapat ciri kemudian gambar tersebut akan dihitung selisihnya dengan database. Untuk menghitung selisih nilai masukan yang didapat dengan nilai database digunakanlah suatu metode perhitungan jarak Euclidean. Dengan jarak Euclidean ini nilai jarak yang paling kecil antara nilai masukan dengan database akan di golongkan dengan gambar yang sama dengan database.

(11)

xi

Abstract

Stationery is equipment that is often used in everyday life especially education and employment. Stationery tools used in the process of introducing, among others, writing equipment and tooling. Stationery tools have difficulties in the recognition process because its shape is almost similar to each other.

Recognize an object takes a long process of trial, which is obtained based on the characteristics and experiences acquired through observation of objects similar experience. Implementation in the field of computing, called pattern recognition. The method used in the process to acquire the features of the used extraction of image characteristic of discrete sine transform.

Discrete Sine Transform used is a two-dimensional type. Two-dimensional Discrete Sine Transform is a one-dimensional transformation calculated in each row and column. Discrete Sine Transform is used to determine the characteristics of the image to be recognized. Having obtained the image characteristics would then calculated the difference in the data base. To calculate the difference in obtained value of the input with the value of data base is used a Euclidean distance calculation method. With Euclidean distance is the smallest distance value the input between to the data base will be classified in the same picture with the data base.

Key word: stationery, Discrete Sine Transform, Webcam, Euclidean distance, Matlab

(12)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, bimbingan dan

lindungan_Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas

Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini dengan judul Tugas Akhir Pengenalan Alatalat

Stasioneri Secara RealTime Menggunakan Ekstraksi Ciri DST yang disusun dan

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Strata Satu

(S1) Teknik Elektro Fakultas Teknik Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis merasa banyak mendapat saran, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak

selama menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Teristimewa untuk Almarhumah Ibunda Tri Lestari dan Ayahanda drg Richardus

Bambang Budiyanto tercinta yang telah memberikan dukungan baik itu moril

maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

baik, maaf mungkin ini bukan yang terbaik yang diinginkan dan maaf menunggu

terlalu lama.

2. Kakaku Mas Angga, Mbak Maya, makasih dukungannya sehingga Tugas Akhir

dapat terselesaikan.

3. Bapak Drs Johanes Eka Priyatma,M.Sc.,Ph.d, selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Dr. M. Linggo Sumarno, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang

telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, petunjuk serta motivasi dan

mencurahkan segala waktu yang sangat berguna dalam penyelesaian dan

penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala

kebaikan yang telah diberikan.

6. Bapak Pius dan Ibu Prima selaku penguji Tugas Akhir yang telah memberikan

kritik, saran serta masukan yang sangat membangun.

7. Bapak Petrus Setyo Prabowo, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademika

angkatan 2009 dan kaprodi Teknik Elektro terimakasih atas masukan dan

(13)

xiii

8. Ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., selaku wakil kaprodi Teknik Elektro yang telah

banyak membantu penulis.

9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan perhatian dan ilmu yang tak ternilai harganya,

laboran Teknik Elektro dan semua staff sekretariat (akademika) Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terimakasih bantuannya.

10.Pakde dan bude Marsono makasih atas rumah yang saya tempati selama di

Yogyakarta.

11.Mas surya, diego, mas anang, mas wahyu, dan mas danang atas kebersamaan

selama ini di jombor.

12.Untuk teman–temanku se-angkatan dan semua teman–teman Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terimakasih atas bantuan dan kebersamaan

kita selama belajar di bangku kuliah terutama di Fakultas Sains dan Teknologi

Prodi Teknik Elektro.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas Akhir ini yang

tak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

sangat menghargai kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan dari laporan ini.

Akhirnya penulis berharap laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Yogyakarta, 06 Maret 2014

Febriyanto

(14)

xiv

HALAMAN PENGESAHAN... ... iv

LEMBAR KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN... vi

LEMBAR MOTTO... ... viii

(15)

xv

2.8 Two DimensionDiscrete Sine Transform ( DST ) ... .. .. 9

2.9 Zig–zag Scanning... .. 10

2.10 MatLab ... 10

2.9.1 Karakteristik MatLab... 11

BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Sistem... .... 12

3.1.1 Alat Stasioneri... .. .. 12

3.1.2 Webcam... .. .. 13

3.1.3 Proses pengenalan alat–alat stasioneri... .. .. 13

3.2 Perancangan Database Citra Alat–alat stasioneri... …. 15

3.3 Gambar Uji... …. 16

3.4 Perancangan tampilan GUI Matlab... …. 17

3.5 Perancangan Alur Program... …. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian program pengenalan alat–alat stasioneri secara RealTime menggunakan ekstraksi ciri DST... …. 23

4.2 Penentuan nilai parameter………..……… 26

4.3 pengujian nilai parameter... ….. 29

4.4 Pengujian saat objek salah... ... 29

4.5 Analisis program pengenalan... ... 30

4.6 Keterbatasan Metodologi………...…. 32

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... …... 33

B. Saran... 33

Daftar Pustaka

Lampiran

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Alat–alat stasioneri yang digunakan... 5

Gambar 2.2 Gambar Webcam... 5

Gambar 2.3 Intensitas grayscale... 7

Gambar 2.4 Citra grayscale yang diubah menjadi nilai matriks... 7

Gambar 2.5 Proses pemotongan citra ... 8

Gambar 2.6 Citra grayscal sebelum resizing dan hasil resizing…... 8

Gambar 2.7 Transformasi spasial... ... 9

Gambar 2.8 Path zig-zag scanning... 10

Gambar 3.1 Blok diagram keseluruhan sistem pengenalan alat stasioneri... 12

Gambar 3.2 Blok diagram proses pengenalan alat stasioneri…………...…... 13

Gambar 4.10 Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan……….. 27

Gambar 4.10 (Lanjutan) Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan……… 28

Gambar 4.10 (Lanjutan) Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan……… 28

(17)

xvii

Gambar 4.12 sub program Preprocessing……… 31 Gambar 4.13 sub program ekstraksi cirri………. 31 Gambar 4.14 sub program jarak Euclidean……….. 32

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Jenis–jenis transformasi affine…... 9

Tabel 3.1 Spesifikasi webcam Logitech c 270.………... 13

Tabel 3.2 Keterangan tampian utama program………... 18

Tabel 4.1 pengujian alat stasioneri koefisien DST 36……….. 27

Tabel 4.2 Pengaruh Koefisien DST terhadap tingkat pengenalan... 29

Tabel 4.3 pengujian saat alat stasioneri posisi tidak tepat atau digeser……….. 30

Tabel 4.4 pengujian saat alat stasioneri posisi dibalik………. 30

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mata merupakan indera terbaik yang dimiliki manusia, citra memegang peranan

yang sangat penting dalam perspektif manusia. Mata manusia memiliki keterbatasan dalam

menangkap sinyal elektromagnetik. Komputer atau mesin pencitraan dapat menangkap

keseluruhan sinyal elektromagnetik mulai dari gamma hingga gelombang radio. Mesin

pencitraan dapat bekerja dengan citra dari sumber yang tidak sesuai, tidak cocok atau tidak

dapat ditangkap dengan penglihatan manusia. Hal ini yang menyebabkan pengolahan citra

digital memiliki kegunaan dan spektrum aplikasi yang sangat luas [1].

Indera penglihatan manusia memiliki kemampuan mengidentifikasi bentuk atau

obyek yang memiliki kemiripan sangat sempurna bahkan hampir sama sekalipun, mata

manusia akan mengumpulkan benda atau obyek yang dilihatnya sesuai dengan kategori

yang telah ditentukan oleh manusia ke dalam kelompok sejenis. Contoh kemampuan indera

penglihatan manusia dalam membedakan atau mengklasifikasikan bentuk atau obyek yang

dilihatnya misalkan meja. Melihat dari fungsi, ciri dan karakterisktik meja yang pernah

dilihat akan disimpan dalam otak manusia. Meskipun indera penglihatan manusia tidak

melihat segala jenis dan bentuk meja yang ada, namun indera penglihatan manusia dapat

mengidentifikasi suatu obyek yang sejenis.

Indera penglihatan manusia yang mampu mengidentifikasi suatu obyek telah

mengembangkan akal dan pikiran manusia dalam menciptakan penemuan–penemuan yang sangat penting dan dapat diterima secara luas oleh masyarakat umum dari berbagai lapisan

untuk mengurangi ketertinggalan dalam proses kehidupan bermasyarakat. Salah satu

penemuan hebat manusia adalah terciptanya suatu alat yang dapat membantu aktifitas

manusia seperti komputer. Komputer dari tahun ke tahun selalu berkembang, mulai dari

kegunaan maupun bentuknya. Dulu komputer hanya berfungi untuk alat bantu menghitung

saja, namun seiring perkembangan zaman yang semakin maju, berkembang pesat, serba

modern dan praktis yang disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sangat pesat telah mendatangkan banyak manfaat bagi peningkatan taraf hidup, peradaban,

serta martabat manusia. Kini komputer tidak hanya digunakan untuk alat bantu hitung

semata namun telah membantu manusia dalam bekerja. Kini komputer telah dapat

digunakan untuk mengidentifikasi pola golongan darah, pengenalan jenis ikan,

(20)

tulisan/abjad, angka, alat, tanda tangan seseorang, sidik jari, iris mata, bahkan wajah

manusia sekalipun. Dalam mengidentifikasi pengenalan pola–pola seperti yang telah disebutkan diatas banyak metode yang dapat digunakan seperti menggunakan Fast Fourier

Transform (FFT)[2], Metode Hidden Markov[3], Discrete Cosine Transform (DCT)[4],

Transformasi wavelet diskrit[5], Transformasi walsh[6], Metode Korelasi[7], Jaringan

Syarat Tiruan (JST)[8], dan masih banyak lainnya.

Saat sekarang perkembangan ilmu dan teknologi bidang otomatisasi yang cenderung

meningkat adalah kebutuhan akan software pengenalan atau pengolahan citra, sebagai

salah satu sarana pengidentifikasian suatu alat dalam rupa gambar alat–alat stasioneri yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar sehari–hari dan bekerja. Alat yang digunakan itu berupa peralatan tulis–menulis maupun peralatan kantor atau kerja.

Banyak penelitian–penelitian yang telah dilakukan tentang pengenalan obyek. Contoh pengenalan obyek yang pernah dilakukan antara lain: pengenalan pola sidik jari

menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan metode pembelajaran Backpropogation[9],

pengenalan pola golongan darah menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST)

backpropogation[10], Pengenalan Wajah Menggunakan AlihRagam Wavelet Haar dan

Jarak Euclidean[11], pengenalan rumput laut menggunakan Euclidean distance berbasis

ekstraksi fitur[12], pengenalan sidik jari manusia dengan matriks kookurensi aras keabuan

(Gray Level Co-ocurrence Matrix)[13], pengenalan jenis–jenis ikan menggunakan metode analisis komponen utama[14].

Berdasarkan uraian permasalahan yang ada dan telah dijelaskan diatas, penulis

berminat membuat aplikasi software yang digunakan untuk mengenali obyek foto alat–alat stasioneri yang diambil melalui webcam menggunakan rumus pengukuran fungsi jarak

Euclidean dan metode ekstrasi ciri Discrete Sine Transform (DST). Fungsi jarak Euclidean

merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan suatu tingkat kemiripan data,

dengan mengukur jarak berdasarkan rumus tertentu, sedangkan untuk mendapatkan suatu

ciri pada data obyek gambar alat stasioneri menggunakan metode ekstari ciri Discrete Sine

Transform(DST).

1.2 Tujuan dan manfaat.

Tujuan dari penulisan penelitian tugas akhir adalah untuk menghasilkan suatu sistem

(21)

3

digunakan pada penelitian tugas akhir seperti: ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper

klip, steples, buku kecil (note), cutter, dan pelubang kertas. Apabila menyebut judul tugas

akhir mengenai pengenalan alat–alat stasioneri masih ada masyarakat yang kurang familiar dengan nama ini, sehingga diambil judul tugas akhir Pengenalan Alat–alat Stasioneri Secara RealTime Menggunakan Ekstrasi Ciri Descrete Sine Transform (DST).

1.3 Batasan masalah.

Sistem otomatisasi yang dilakukan tentang pengenalan gambar seperti alat stasioneri

terdiri dari hardware dan software (komputer). Hardware berfungsi untuk memasukkan

gambar, sedangkan software pada komputer berfungsi untuk mengatur semua proses

pengenalan gambar yang diperoleh dari hasil pemotretan melalui webcam.

Pada perancangan sistem ini, penulis memfokuskan pembuatan software komputer untuk

memproses pengenalan gambar, sedangkan untuk hardware berupa webcam. Beberapa

batasan masalah yang dianggap perlu pada perancangan tugas akhir, yaitu sebagai berikut:

1. Alat- alat stasioneri yang digunakan berupa: ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper

klip, staples, buku kecil(note), cutter, dan pelubang kertas.

2. Hasil pengenalan secara real time.

3. Menggunakan perangkat lunak komputasi Matlab dalam pembuatan program

pengenalan gambar.

4. Menggunakan ekstrasi ciri DST.

5. Menggunakan evaluasi fungsi jarak Euclidean.

6. Menggunakan webcam sebagai hardware.

7. Webcam akan ditempatkan pada dudukan atau tempat yang telah disediakan atau dibuat

sebelumnya.

8. Tinggi atau jarak yang digunakan antara webcam dan obyek berkisar ± 50 cm karena

dengan jarak tersebut merupakan jarak minimun dengan obyek yang akan di capture

dapat terlihat jelas.

9. Pencahayaan yang digunakan berdasarkan pencahayaan dari lampu Laboratorium TA.

1.4 Metodologi Penelitian

1.4.1. Metode Studi Pustaka

Dalam penyusunan Tugas Akhir, Peneliti mempelajari banyak dari buku–buku yang relevan dengan judul penelitian yang diambil melalui Internet dan berbagai literatur– literatur dari Internet mengenai pengertian stasioneri, pengertian webcam, pengolahan

citra, fungsi jarak Euclidean, transformasi sinus diskrit, dan tentang Matlab.

(22)

1.4.2 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam pengerjaan tugas akhir:

a. Pengumpulan bahan–bahan referensi berupa buku–buku dan jurnal–jurnal yang di ambil melalui Internet.

b. Perancangan subsistem software.

Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari sistem yang akan

dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor–faktor permasalahan. c. Pembuatan subsistem software.

Sistem akan bekerja apabila user memberikan interupsi melalui PC dengan media

push button yang sudah disediakan dalam software. Sistem akan mengolah interupsi

yang diterima dan memulai proses capture picture sampai user memberikan interupsi

kembali untuk menghentikan proses capture. Setelah itu, user memberikan interupsi

untuk memulai proses pengenalan gambar. Komputer akan mengolah gambar dan

menyajikannya sebagai sebuah informasi.

d. Analisa data dilakukan dengan menyelidiki pengaruh variasi jumlah koefisien DST

Dengan 54 kali percobaan (9 gambar stasioneri x 6) terhadap tingkat pengenalan.

Penyimpulan hasil dilakukan dengan mencari jumlah koefisien DST yang

(23)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Stasioneri

Stasioneri berasal dari Bahasa Inggris yaitu stationery[15]. Stasioneri merupakan

kata benda yang memiliki arti peralatan tulis–menulis. Contoh alat stasioneri meliputi

peralatan tulis (pensil, penggaris, ballpoint, tipe_x dan lainnya), souvenir, dan peralatan

kerja (papper klip, spidol, kertas hvs, pelubang kertas, gunting, ballpoint, cutter, stabilo

dan lainnya). Gambar alat stasioneri yang digunakan dapat dilihat pada gambar II.1

Gambar II.1 Alat stasioneri yang digunakan

Dalam Tugas Akhir alat stasioneri yang dipakai meliputi: ballpoint, gunting,

stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku kecil(note), cutter, dan pelubang kertas.

2.2 Webcam

Webcam singkatan dari Web Camera yang berasal dari bahasa Inggris, digunakan

secara RealTime [16]. Banyak merk webcam yang tersedia, misalnya Logitech,

SunFlowwer, dan lainnya. Resolusi dari webcam biasanya sama berkisar antara 352×288 /

640×480 piksel atau bahkan lebih besar, ada yang kualitasnya hingga 5 Megapiksel.

Webcam sebuah kamera video digital berukuran kecil dihubungkan ke komputer melalui

port USB atau port COM. Gambar webcam yang digunakan dapat dilihat pada gambar II.2

Gambar II.2. webcam[17]

(24)

2.3 Pengolahan Citra

2.3.1 Definisi

Citra (image) merupakan istilah lain untuk gambar, salah satu komponen

multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra

mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks. Citra kaya dengan informasi.

Secara harafiah, citra dapat diartikan sebagai gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi).

Bila ditinjau dari sudut pandang matematis, maka citra merupakan fungsi menerus

(continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya yang menerangi

suatu obyek dan obyek akan memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya yang

menerangi obyek tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat–alat optik, misalnya

mata pada manusia, kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya, sehingga bayangan

obyek yang disebut citra tersebut terekam[18].

Citra dibedakan menjadi dua:

a. Citra diam (still images)

Citra diam adalah citra tunggal yang tidak bergerak, sering di sebut citra saja.

b. Citra bergerak (moving images)

Citra bergerak ialah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara beruntun yang

memberi kesan pada mata sebagai gambar bergerak. Setiap citra dalam rangkaian

disebut frame.

Digitalisasi citra merupakan suatu representasi citra secara numerik dengan nilai–

nilai diskrit. Digitalisasi adalah representasi citra dari fungsi malar (kontinu) menjadi

nilai–nilai diskrit, sehingga citra yangdihasilkan dari proses ini disebut citra digital (digital

image)[19].

Derau (noise) merupakan suatu masalah yang terjadi pada proses pengolahan citra.

Derau adalah gambar atau piksel yang mengganggu kualitas citra. Derau dapat disebabkan

oleh gangguan fisis (optik) pada alat akuisisi maupun secara disengaja akibat proses

pengolahan yang tidak sesuai. Contoh terdapat bintik hitam atau putih yang muncul secara

acak yang tidak diinginkan dalam citra, bintik acak ini disebut derau salt and pepper[20].

Salah satu proses awal pengolahan citra yaitu memperbaiki kualitas citra yang

mengalami masalah atau gangguan. Perbaikan kualitas citra sangat diperlukan karena citra

yang dijadikan obyek pembahasan, mempunyai kualitas yang buruk, misal citra mengalami

derau pada saat pengiriman melalui saluran transmisi, citra terlalu terang atau gelap,

(25)

7

diperbaiki sehingga citra dapat digunakan untuk aplikasi lebih lanjut, misal untuk aplikasi

pengenalan obyek di dalam citra[21].

2.3.2 Citra grayscale

Citra dikatakan sebagai citra grayscale apabila sebuah citra tidak memiliki warna

RGB atau dapat dikatakan sebuah citra yang memiliki nilai dari putih yang memiliki

intensitas paling besar sampai hitam yang memiliki intensitas paling rendah seperti yang

dapat dilihat pada gambar II.3. Citra Grayscale terdiri dari x dan y dalam spasial koordinat

dan memiliki nilai intensitasnya masing–masing. Pada citra grayscale setiap gambar

memiliki intensitas antara 0 (hitam) hingga 255 (putih) dalam citra 8 bitnya[22].

Gambar II.3. Intensitas grayscale [23]

Gambar II.4. citra grayscale yang diubah menjadi nilai matriks[1].

Dengan algoritma perhitungan tingkat keabuan, piksel dari suatu citra yang

mengandung warna–warna RGB (red, green and blue) diubah menjadi warna dalam

berbagai tingkat keabuan (I) dengan menjumlahkan nilai warna red, green, and blue

kemudian dibagi tiga sehingga didapatkan nilai rata–rata dari ketiga warna[22].

(2.1)

2.4 Cropping

Cropping adalah proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada area

citra[24]. Untuk memotong bagian dari citra digunakan dua koordinat, yaitu koordinat

awal yang merupakan awal koordinat bagi citra hasil pemotongan dan koordinat akhir yang

merupakan titik koordinat akhir dari citra hasil pemotongan. Sehingga akan membentuk

bangun segi empat yang mana tiap-tiap pixel yang ada pada area koordinat tertentu akan

disimpan dalam citra yang baru.

(26)

Citra asli Hasil Cropping

Gambar II.5 Gambar Proses Pemotongan Citra

Dari gambar II.5 dijelaskan bahwa terjadi proses pemotongan citra. Ukuran pixel

awal citra asli adalah 5×5pixel, setelah dilakukan proses pemotongan koordinat awal (1,1)

dan koordinat akhir (3,3) dengan lebar 3 pixel dan tinggi 3 pixel akan terbentuk citra baru

dengan ukuran 3×3 pixel. Citra baru berisi nilai pixel dari koordinat (1,1) sampai koordinat

(3,3).

2.5 Resizing

Resizing adalah suatu proses mengubah besarnya ukuran suatu citra dalam piksel.

Proses yang dilakukan pada resizing ini dengan cara mengurangi atau menambah jumlah

piksel yang menyusun dalam suatu citra. Contoh hasil Resizing yang dilakukan dapat

dilihat pada gambar II.6.

(a) (b)

Gambar II.6 (a) Citra Grayscale sebelum di rezising (b) Citra hasil rezising

2.6 Transformasi Geometris Spasial

Citra f didefinisikan sebagai sistem koordinat a(w,z), yang mengalami distorsi

geometris yang menghasilkan citra g dengan sistem koordinat (x,y) maka transformasi

dapat dinyatakan dengan (x,y) = T{(w,z)}[25]. Contoh dalam trasnformasi spasial sebagai

(27)

9

Jika (x,y) =T{(w,z)} = (w/2, z/2), distrosi adalah penyusutan f dengan setengah

dimensi spasial seperti ditunjukkan pada gambar II.7.

Gambar II.7 Transformasi Spasial

Bentuk umum yang digunakan pada transformasi spasial adalah affine transform (Wolberg

[1990] ). Transformasi affine dapat ditulis dalam bentuk matrik.

(2.2)

Transformasi ini dapat menskalakan , men-translate, atau menggunting sejumlah

titik, tergantung pada pilihan nilai T. Jenis-jenis transformasi affine terdapat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jenis-jenis Transformasi Affine

2.7 Fungsi Jarak

Euclidean

Konteks matematika, jarak euclidean merupakan jarak antara dua titik yang dapat

diukur dan dihasilkan oleh formula teorema pytagoras. Misal jarak antara titik P(x1,x2) dan

titik O(0,0) adalah:

Fungsi jarak Euclidean mempunyai sikap cukup sederhana dan setiap titik dianggap

mempunyai kontribusi yang sama [26].

2.8

Two Dimension

Discrete Sine Transform

(2D DST)

Fungsi DST mengimplementasikan persamaan berikut:

(28)

y = dst (x) menghitung transformasi sinus diskrit dari kolom x. Untuk kecepatan performa

terbaik, jumlah baris dalam x harus 2 m - 1, untuk beberapa m bilangan bulat.

y = dst (x, n) memotong vektor x dengan panjang n sebelum transformasi.

Jika x adalah matriks, operasi dst diterapkan untuk setiap kolom.

Fungsi lDST mengimplementasikan persamaan berikut:

x=lDST (y) menghitung transformasi sinus diskrit dari kolom y. Untuk kecepatan performa

terbaik, jumlah baris dalam y harus 2 m - 1, untuk beberapa m bilangan bulat.

x=lDST (y, n) memotong y vektor dengan panjang n sebelum transformasi.

Jika y adalah matriks, operasi lDST diterapkan untuk setiap kolom[27].

Two dimension Discrete Sine Transform adalah suatu proses dalam pengambilan

ciri pada citra yang dapat dihitung dengan menerapkan transformasi 1-D secara terpisah

pada baris dan kolomnya, sehingga rumus dua dimensi DST sebagai berikut:

[28]

(2.7)

2.9 Zig Zag Scanning

Zig-zag scanning yaitu proses yang merubah matriks 8 x 8 hasil proses kuantisasi

kedalam vektor 1 x 28

, dengan pembacaan secara zig-zag scanning. Pada proses zig-zag

scanning ini nilai nol pada frekuensi tinggi cenderung terbaca secara berurutan[29].

Gambar II.8. Path zig-zag scanning

Contoh hasil proses zig-zag scanning yang merubah matrks 8 x 8 hasil proses

kuantisasi ke dalam vector 1 x 64.

-68 4-18 2 -2 -1 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2.10 MATLAB

Matlab (MATrix LABoratory) bahasa pemrograman yang dikembangkan The

Mathwork Inc. dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman

(29)

11

kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti komputasi matematik,

analisis data, pengembangan algoritma, simulasi pemodelan dan grafik perhitungan.

Dalam lingkungan perguruan tinggi teknik, Matlab perangkat standar untuk

memperkenalkan dan mengembangkan penyajian materi matematika, rekayasa dan

keimuan. Di industri, MatLab perangkat pilihan untuk penelitian dengan produktifitas yang

tinggi, pengembangan dan analisanya.

Kegunaan MatLab secara umum adalah sebagai berikut:

a) Matematika dan komputasi,

b) Perkembangan algoritma,

c) Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototype,

d) Analisa data, eksplorasi dan visualisasi

e) Pembuatan aplikasi, termasuk pembuatan antaramuka grafis.

2.10.1 Karakteristik MATLAB

Bahasa pemrogramannya didasarkan pada matriks (baris dan kolom). Matlab lebih

lambat (dibandingkan dengan Fortran atau C) karena bahasanya langsung diartikan namun

pengembangannya lebih cepat. Automatic memory management, pada Matlab tidak harus

mendeklarasikan arrays terlebih dahulu dan tersusun rapi. Dapat diubah ke bahasa C lewat

MATLAB Compiler. Tersedia banyak toolbox untuk aplikasi-aplikasi khusus.

Beberapa kelebihan Matlab jika dibandingkan dengan program lain adalah :

a) Mudah memanipulasi struktur dan perhitungan berbagai operasi matriks meliputi

penjumlahan, pengurangan, perkalian, invers dan fungsi matriks lainnya.

b) Menyediakan fasilitas plot struktur gambar (kekuatan fasilitas grafik tiga dimensi

yang sangat memadai).

c) Script program yang dapat diubah sesuai dengan keinginan user.

d) Jumlah routine-routine powerful yang berlimpah yang terus berkembang.

e) Kemampuan interface (misal dengan bahasa C, word dan mathematica).

f) Dilengkapi toolbox, simulink, stateflow dan sebagainya, serta mulai melimpahnya

source code di internet yang dibuat dalam matlab (contoh toolbox misalnya: signal

processing, control system, neural networks dan sebagainya).

MATLAB diciptakan akhir tahun 1970-an oleh Cleve Moler. MATLAB pertama kali

diadopsi oleh insinyur rancangan kontrol, menyebar secara cepat ke bidang lain dan

digunakan di bidang pendidikan, khususnya dalam pengajaran aljabar linear dan analisis

numerik, serta populer di kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengolahan citra.

(30)

12

BAB III

PERANCANGAN

3.1

Gambaran sistem

Gambaran sistem secara keseluruhan yang akan dirancang pada proses pengenalan

alat–alat stasioneri ditunjukan pada gambar III.1.

Gambar III.1. Blok diagram keseluruhan sistem pengenalan alat stasioneri

Proses sistem pengenalan gambar atau objek alat stasioneri yang akan dikenali terdiri

atas software yang berfungsi sebagai user interface. Software tersebut akan dibuat

menggunakan program Matlab yang berfungsi sebagai pusat pengaturan semua proses

pengenalan alat stasioneri, baik mulai dari proses pengambilan gambar hingga mengenali

gambar yang diambil menggunakan webcam.

3.1.1Alat Stasioneri

Alat stasioneri yang akan dipergunakan dalam proses pengenalan ini adalah alat

stasioneri yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari–hari. Alat–alat stasioneri yang

digunakan hanya sebanyak 9 buah jenis alat stasioneri dari jumlah alat stasioneri yang ada

meliputi: ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku kecil(note), cutter, dan

pelubang kertas, untuk gambar dan penjelasan telah dijelaskan lebih awal pada bab II pada

dasar teori tentang stasioneri gambar II.1.

(31)

13

Ekstrasi ciri

3.1.2 Webcam

Webcam yang digunakan dalam proses pengenalan alat–alat stasioneri adalah webcam

dengan merk Logitech seri c 270. Gambar terdapat pada bab II subbab webcam gambar II.2.

Webcam yang digunakan merk dan seri ini sudah mempunyai dudukan sendiri, webcam ini

juga memiliki software pendukung yang biasa terdapat pada webcam seperti zoom in dan

zoom out sehingga dapat mempermudah pengguna dalam melakukan pengaturan melalui PC.

Pada proses pengambilan citra alat stasioneri menggunakan resolusi 640x480 piksel.

Spesifikasi webcam dapat dilihat pada tabel III.1.

Tabel III.1. Spesifikasi dari Webcam Logitech c 270

High definition video (HD) HD 270p

Photo Quality 3 Megapixel

Video Quality Good

Focus Type Always Focused

Auto Light Correction Standart

3.1.3 Proses pengenalan alat

alat stasioneri

Proses pengenalan alat–alat stasioneri ini adalah proses alat stasioneri yang diambil

atau capture untuk dikenali bentuknya. Proses yang akan dilakukan dalam tahap ini terdiri

preprocessing, citra terkoreksi, ekstraksi ciri Discrete Sine Transform (DST), fungsi jarak dan

penentuan keluaran dapat dilihat pada gambar III.2.

Gambar III.2 Blok diagram proses pengenalan alat stasioneri

a. Citra alat–alat stasioneri

Tahap Proses citra ini akan diambil menggunakan webcam, gambar yang dicapture

oleh webcam akan disimpan dalam format jpeg. Proses pengambilan gambar menggunakan

(32)

yang fokus. Untuk fokus yang digunakan pada webcam menggunakan fokus normal artinya

pengaturan default yang sudah terpasang pada webcam.

Sebelum dilakukannya proses pengambilan citra alat stasioneri menggunakan webcam,

maka webcam harus dikomunikasikan dan diinisialisasi terlebih dahulu kedalam program

matlab yang dibuat. Dalam menginisialisasikan dan mengkomunikasikan webcam

menggunakan fungsi imaqhwinfo untuk mengetahui nama adaptor dalam webcam tersebut.

Setelah dilakukan inisialisasi sesuai nama adaptornya yaitu „winvideo‟ dengan resolusi kamera

yang digunakan yaitu 640 x 480, maka setelah komunikasi dan inisialisai pada webcam

berhasil.Kemudian untuk perintah capture gambar menggunakan „getsnapshot‟. Berikut

adalah contoh program inisialisasi webcam pada matlab:

imaqhwinfo;

ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan citra yang akan dilakukan ekstraksi ciri agar

selanjutnya dapat dilakukan proses berikutnya.

Grayscale dilakukan agar citra alat stasioneri yang telah diambil menggunakan

webcam menjadi keabuan. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah pengolahan citra

dalam proses ekstraksi ciri. Berikut ini adalah contoh program grayscale pada matlab:

I2=imread('pelubang kertas.jpg'); kar=rgb2gray(I2);

Cropping merupakan suatu proses pemotongan bagian–bagian dari citra yang tidak

diperlukan dalam suatu proses pengenalan citra alat stasioneri, seperti background template

dan dari beberapa hasil percobaan yang dilakukan maka akan didapatkan nilai–nilai koordinat

yang sesuai untuk dapat dilakukan proses cropping. Berikut ini adalah contoh program

cropping pada matlab:

I2=imread('pelubang kertas.jpg'); C=imcrop(I2,[205 68 175 351]));

Resizing merupakan suatu tahap yang dilakukan untuk suatu citra yang akan dilakukan

(33)

15

yang akan diubah sesuai dengan ukuran piksel yang sama dengan ekstraksi ciri yang

digunakan yaitu Discrete Sine Transform (DST), dengan melakukan beberapa percobaan

didapat yaitu 256x128 piksel. Berikut ini adalah contoh program resizing pada matlab:

I2=imread('pelubang kertas.jpg'); L=imresize(I2, [256 128]);

c. Ekstraksi Ciri

Ekstraksi ciri yang digunakan dalam proses pengenalan alat–alat stasioneri adalah

Discrete Sine Transform Two Dimesion (DST 2-D) bertujuan untuk membagi citra kedalam

blok-blok kecil dengan ukuran tetap yang kemudian dikonveriskan dari domain spasial ke

domain DST. Tahap ekstrasi ciri dilakukan dengan mengevaluasi variasi jumlah koefisien

DST mulai dari 36, 55, 78, 105, 136, dan 171 yang telah disesuaikan dengan koefisien DST

yang digunakan.

d. Fungsi jarak

Proses fungsi jarak bertujuan untuk membandingkan alat–alat stasioneri yang diambil

melalui webcam dengan database yang telah dibuat sebelumnya. Hasil dari proses

membandingkan ini adalah jarak yang akan digunakan dalam proses selanjutnya. Dalam

sistem proses pengenalan ini fungsi jarak yang digunakan adalah fungsi jarak Euclideanlihat

persamaan (2.3-2.5).

e. Penentuan Keluaran

Penentuan keluaran merupakan proses terakhir yang dilakukan dari proses pengenalan

alat–alat stasioneri. Pada tahap ini hasil dari proses pengenalan alat stasioneri akanditentukan

berdasarkan jarak minimum yang diperoleh setelah proses penghitungan fungsi jarak.

3.2

Perancangan

Database

Citra Alat

alat stasioneri

Dalam penentuan proses pengenalan alat–alat stasioneri, bahwa dibutuhkan citra yang

akan menjadi suatu acuan yang sering disebut dengan database. Database ini biasanya

memiliki suatu ciri yang sudah diketahui oleh sistem yang telah dibuat. Dalam proses

memperoleh database setiap alat stasioneri yang akan dikenali pada sistem pengenalan alat–

alat stasioneri, dari semua yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis memilih 9 jenis dari alat–

alat stasioneri yang ada (ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku

kecil(note), cutter, dan pelubang kertas). Proses yang harus dilakukan dalam pengambilan

database alat–alat stasioneri melalui proses citra dari alat–alat stasioneri, preprocessing dan

(34)

Ekstrasi ciri

Discrete Sine Transform

(DST)

ekstraksi ciri yang digunakan adalah Discrete Sine Transform (DST), proses dalam pembuatan

database dapat dilihat pada gambar III.3

Citra alat

Gambar III.3 Blok diagram Perancangan database citra alat–alat stasioneri

Pada tahap ini proses yang dilakukan dalam pengambilan citra alat–alat stasioneri

terdiri dari 9 alat–alat stasioneri yang digunakan dalam kehidupan sehari–hari yakni: ballpoint,

gunting, stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku kecil(note), cutter, dan pelubang kertas. Jarak

atau ketinggian dalam proses pengambilan gambar antara webcam dengan alat–alat stasioneri

berkisar 50 cm pada jarak ini merupakan jarak terpendek dan terfokus. Intensitas cahaya

yang dipakai sudah mengalami pengaturan terlebih dulu dengan menggunakan bantuan lampu.

Fokus webcam yang digunakan pada proses ini menggunakan fokus normal yang artinya

bahwa pengaturan default yang sudah terpasang pada webcam.

Sampel dari alat–alat stasioneri yang telah didapat akan disimpan dalam suatu fungsi

yang ada dalam sistem pengenalan alat–alat stasioneri. Sehingga kapanpun database alat–alat

stasioneri yang telah dilakukan dapat dipanggil dalam proses fungsi jarak yang ada dalam

sistem pengenalan alat–alat stasioneri.

3.3 Gambar Uji

Gambar uji ini akan dilakukan proses setelah user menekan tombol “Capture”. Hasil

capture diambil dengan posisi alat stasioneri yang sudah diatur secara fix dan cahaya yang

juga sudah diatur tingkat intensitasnya. Proses yang berlangsung meliputi sample alat

stasioneri, preprocessing dan Discrete Sine Transform. Hasil proses tersebut disimpan dan

kemudan diproses kembali untuk mendapatkan hasil pengenalan alat–alat stasioneri secara

real time.

Citra alat stasioneri

Preprocessing Database alat–

(35)

17

3.4 Perancangan tampilan GUI Matlab

proses pengenalan alat–alat stasioneri yang dilakukan akan menggunakan GUI pada

MatLab, berikut ini adalah tampilan utama program pada GUI Matlab yang akan digunakan

dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar III.4.

Gambar III.4 Gambaran tampilan utama program pengenalan alat–alat stasioneri

Pada tampilan GUI dibuat dengan tujuan agar user dengan mudah dapat

mengoperasikan program serta dapat mengetahui hasil dari sistem pengenalan alat–alat

stasioneri. Beberapa keterangan dari tampilan program dijelaskan pada tabel III.2.

(36)

Tabel III.2 Keterangan Tampilan Utama Program

Nama Bagian Deskripsi

Tombol ON Digunakan untuk memulai perekaman citra dari webcam

Tombol Ok Digunakan untuk capture citra alat–alat stasioneri hasil rekaman webcam yang telah mengalami grayscale

Tombol Prepro Digunakan untuk proses preprocessing seperti crop, resizing citra alat–alat stasioneri.

Tombol DST Digunakan untuk melakukan proses ekstraksi ciri pada citra alat–alat stasioneri.

Tombol Tahap Pengenalan Digunakan untuk memulai pengenalan citra alat–alat Stasioneri

Tombol END Digunakan untuk keluar dari sistem pengenalan.

Plot Camera Untuk menampilkan rekaman dan hasil capture citra alat– alat stasioneri pada webcam

Plot preprocessing Untuk menampilkan hasil dari preprocessing citra alat–alat stasioneri

Plot DST Untuk menampilkan hasil ekstraksi ciri citra alat–alat stasioneri

Hasil Pengenalan Untuk menampilkan hasil pengenalan citra setelah di ekstraksi ciri.

3.5 Perancangan Alur Program

Tahap perancangan program pengenalan alat–alat stasioneri dilakukan secara realtime

yang akan dieksekusi pada saat user menjalankan program ini. Saat tampilan utama sudah

terlihat, maka proses pengenalan dapat dilakukan. Pertama kali user menekan tombol “On

maka program akan mulai melakukan proses perekaman dari webcam. Jika citra alat–alat

stasioneri telah terekam oleh webcam, maka proses pengenalan alat–alat stasioneri bisa

dilakukan dengan menekan tombol „Ok‟, “Prepro”, “DST”, “Pengenalan Alat”. Saat user

menekan tombol “End” maka semua proses pengenalan yang dilakukan akan berhenti. Alur keseluruhan pengenalan alat–alat stasioneri secara realtime dapat dilihat pada gambar 3.5.

Alur pembuatan program secara keseluruhan meliputi perekaman dan pengambilan citra

alat–alat stasioneri menggunakan webcam. Setelah proses capture citra selesai dilakukan,

(37)

19

dan citra tersebut akan diekstraksi ciri menggunakan ekstraksi ciri Discrete Sine Transform.

Kemudian citra uji tersebut akan dibandingkan dengan citra database dengan menggunakan

fungsi jarak Euclidean. Setelah dibandingkan dengan menggunakan fungsi jarak Euclidean

maka akan didapat hasil yang mendekati. Setelah hasil dari proses pengenalan alat–alat

stasioneri diperoleh maka user bisa mengakhiri proses dengan menekan tombol “End”.

Masukan (citra alat stasioneri)

Gambar III.5 Alur program keseluruhan

(38)

Alur program perekaman dan pengambilan citra alat–alat stasioneri dapat dilihat

pada gambar III.6. Saat user menekan tombol on maka webcam secara otomatis akan berstatus

hidup atau sudah terkoneksi(terhubung) dengan program. Setelah camera hidup maka alat–alat

stasioneri yang digunakan disiapkan pada tempat yang telah disediakan sebelumnya untuk

proses pengambilan citra. Untuk dapat mengambil citra alat–alat stasioneri user dapat

menekan tombol ok.

Masukan (citra alat stasioneri)

Camera hidup

Capture citra

keluaran

Gambar III.6 Diagram blog perekaman dan pengambilan citra

Semua tahap dalam melakukan proses pengambilan citra (capture) terlaksana, lalu

citra yang didapat pada proses pengambilan gambaran memasuki tahap pemrosesan citra

(preprocessing). Tahap preprocessing yang dilakukan meliputi proses grayscale, cropping dan

resizing. Proses resizing dilakukan dengan ukuran matrik 256x128. Diagram blok pemrosesan

citra dapat dilihat pada gambar III.7.

Keluaran capture citra

grayscale

cropping

Masukan (hasil) Resizing citra

(39)

21

User selesai melakukan proses pemrosesan citra (preprocessing), langkah selanjutnya

dalam proses pengenalan yang dilakukan adalah proses ekstraksi ciri dengan menggunakan

Discrete Sine Transform two dimesion (DST 2-D) dengan tujuan untuk membagi citra matrik

256x128 ke dalam blok-blok kecil dengan ukuran tetap yang kemudian dikonveriskan dari

domain spasial ke domain DST dan membentuk lapisan DST. Untuk mengetahui nilai dari

lapisan DST tersebut, maka proses yang dilakukan adalah zigzag scan dengan melakukan

evaluasi dari tiap lapisan DST dengan nilai koefisien 36, 55, 78, 105, 136, dan 171. Hasil dari

nilai koefisien yang terbaik adalah nilai ekstraksi ciri yang diperloeh. Diagram blok ekstraksi

ciri dapat dilihat pada gambar III.8.

Masukan (hasil)

Citra input

DST

Hitung nilai absolut DST

Keluaran (ekstrasi ciri) Zigzag scanning

Gambar III.8 Diagram blok ekstraksi ciri

Untuk perhitungan DST yang terdapat pada diagram blok menggunakan persamaan 2.6

terdapat pada Bab II.

Nilai ekstraksi ciri yang telah dilakukan akan diperoleh dari data citra masukkan

kemudian akan dibandingkan dengan nilai ekstraksi ciri pada database menggunakan fungsi

jarak Euclidean. Jarak Euclidean proses mencari selisih data yang akan dibandingkan dengan

data dari database dengan mencari nilai yang paling minimum. Database terdiri dari 9 citra

alat–alat stasioneriseperti ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku

kecil(note), cutter, dan pelubang kertas. Diagram blok fungsi jarak euclidean dapat dilihat

pada gambar III.9.

(40)

Masukan (ekstrak ciri)

Database Hitung jarak J1..J9 Nilai ekstrasi

ciri citra masukan

Keluaran (jarak)

Gambar III.9 Diagram blok fungsi jarak

Untuk perhitungan fungsi jarak Euclidean yang terdapat pada diagram blok menggunakan

persamaan jarak Euclidean menggunakan persamaan 2.5 pada Bab II.

Maka nilai jarak minimun antara nilai ekstraksi ciri citra input dengan nilai ekstraksi

ciri pada database diperoleh. Lalu hasil dari nilai jarak minimum tersebut akan ditampilkan

berupa teks (ballpoint, gunting, stabilo, tipe_x, paper klip, steples, buku kecil(note), cutter,

dan pelubang kertas). Alur program penentuan hasil pengenalan dapat dilihat pada gambar

III.10.

Masukan (hitung jarak)

Keluaran Keluaran citra =

jarak minimum

(41)

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab empat, progran yang telah dibuat akan dilakukan proses pengujian agar

dapat diketahui apa program bekerja dengan baik dan sesuai dengan perancangan. Hasil

yang diperoleh pada pengujian dalam rupa data–data yang memperlihatkan bahwa program

yang telah dirancang berjalan dengan baik. Analisa terhadap proses kerja dapat digunakan

untuk menarik kesimpulan dari apa yang disajikan dalam penyelesaian tugas akhir.

4.1 Pengujian Program Pengenalan Alat–alat Stasioneri Secara RealTime

Menggunakan Ekstraksi Ciri DST.

Tahap pengujian program bertujuan untuk mengetahui program yang telah dibuat

dapat bekerja sesuai dengan harapan yang telah di rancang sebelumnya. Pada proses

pengujian program ini menggunakan computer dengan spesifikasi berikut:

Prosesor : Intel (R) Core(TM) i5-2430M CPU@2.40GHz (4CPUs) ,~2.4 GHz.

RAM :4 GBDDR3 // Hdd 500 GB // DVDRW multi

Langkah–langkah untuk menjalankan program pengenalan alat stasioneri sebagai berikut:

1. Click dua kali icon matlab seperti gambar 4.1 berikutini:

Gambar 4.1 Gambar Icon Matlab

2. Setelah menekan dua kali gambar 4.1 sebelum masuk halaman utama matlab maka

akan terlihat seperti gambar 4.2.

Gambar4.2 Gambar sebelum masuk halaman utama matlab

3. Jika gambar 4.2 muncul tunggu sesaat, lalu user akan masuk pada Command

Window sebelum masuk pada halaman utama program seperti gambar 4.3.

(42)

Gambar 4.3 Gambar command window matlab

4. Setelah masuk halaman Command window matlab current directory harus

disesuaikan dengan directory tempat program disimpan, ketik guiq pada command

window, user akan masuk ke halaman utama pengenalan seperti gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan utama guiq proses pengenalan

5. Setelah melakukan tahap ke empat user melakukan proses pengenalan dengan

menekan tombol ON untuk menampilkan proses video pada webcam, jika video

sudah muncul user dapat menekan tombol Ok untuk melakukan proses pencuplikan

gambar video untuk dilakukan proses berikutnya lihat gambar 4.5 dan 4.6 berikut

(43)

25

Gambar 4.5 Proses tampilan ketika tombol ON ditekan

Gambar 4.6 proses tampikan ketika tombol Ok ditekan

6. Hasil mencuplik didapat, selanjutnya dengan menekan tombol “Prepro” didapat

hasil preprocessing seperti cropping dengan memotong bagian dari citra, resizing

dari citra alat stasioneri yang di capture sebelumnya dan yang ditampilkan hasil

cropping yang terlihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.7 Proses tampilan ketika tombol “Prepro” ditekan

7. Preprocessing sudah dilakukan user menekan tombol “DST” untuk dapat

mengetahui hasil ektraksi ciri seperti pada gambar 4.7.

(44)

Gambar 4.8 Tampilan setelah tombol “DST” ditekan

8. Proses terakhir untuk mengetahui hasil pengenalan user akan menekan tombol

“tahap pengenalan” dan hasilnya akan muncul dalam bentuk teks seperti gambar 4.9,

tombol “end” ditekan apabila user akan keluar dari program.

Gambar 4.9 Tampilan setelah tombol “TahapPengenalan” ditekan

Hasil pengujiangui proses pengenalan alat stasioneri dilakukan secara realtime, bisa

dilihat bahwa hasil pengujian tampilan program yang dilakukan mengindikasikan sistem

beker`ja sesuai dengan perancangan sehingga dapat digunakan untuk mencari dan

menentukan nilai parameter yang terbaik untuk digunakan dalam proses pengenalan alat

stasioneri secara realtime. Keseluruhan program terlampir pada lampiran L1–L4.

4.2

PenentuanNilai Parameter

Proses dilakukan setelah pengujian serta tampilan program bekerja dengan baik.

Dalam menentukan nilai parameter yang digunakan dilakukan proses percobaan jumlah

variasi koefisien DST sesuai dengan perancangan adalah 36, 55, 78, 105, 136, dan 171.

Tiap koefisien DST dilakukan percobaan sebanyak 5 kali setiap alat stasioneri, koefisien

DST yang memiliki tingkat pengenalan paling baik100% digunakan dalam proses yaitu

171, percobaan dapat dilihat pada tabel 4.1 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

(45)

27

Tabel 4.1 pengujian alat stasioneri koefisien DST 36

Alat Stasioneri Database Jarak Minimum Hasil Pengenalan

Ballpoint Stabilo 1.8520 Dikenali sebagai Ballpoint

Cutter 1.6565

Pelubang kertas 2.7778

Tipe_x 2.3144

Ballpoint 1.1410

Steples Stabilo 1.5741 Dikenali sebagai Stabilo

Cutter 1.8765

Pelubang kertas 2.6787

Tipe_x 1.8626

Data percobaan lampiran L5 bisa dilihat pengaruh jumlah koefisien DST terhadap

tingkat pengenalan, semakin besar nilai koefisien DST yang digunakan dalam melakukan

pengenalan, semakin baik pula tingkat pengenalannya. Hal ini diperlihatkan pada gambar

4.9. Nilai koefisien DST yang semakin besar, menyebabkan makin banyaknya koefisien

DST yang digunakan untuk membedakan antara citra alat stasioneri yang satu dengan yang

lainnya. Ini akan makin mudah dibedakan antara citra alat stasioneri yang satu dengan

lainnya. Kejadian inilah yang menyebabkan makin naiknya tingkat pengenalan.

Koefisien DST 36

Gambar 4.10 Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan

(46)

Koefisien DST 55

Gambar 4.10 (Lanjutan) Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan

Koefisien DST 78

Gambar 4.10 (Lanjutan) Pengaruh Koefisien DST terhadap Hasil pengenalan

Dari gambar 4.9 untuk membedakan citra alat stasioneri yang satu dengan lainnya

dilakukan dengan mencari nilai fungsi jarak antara citra alat stasioneri yang satu dengan

citra lainnya, semakin besar nilai fungsi jarak semakin besar pula tingkat diskriminasinya,

sehingga makin mudah dalam membedakan citra alat stasioneri yang satu dengan citra

lainnya. Dari gambar 4.9 nilai fungsi jarak dicari dengan cara data matrik hasil ekstraksi

ciri tipe_x dikurangi data matrik hasil ekstraksi ciri stabilo, hasilpengurangan dikuadratkan

agar data matrik yang bernilai negatif menjadi positif, dan hasil dari kuadrat tersebut

dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut adalah nilai fungsi jarak dari citra tipe_x

(47)

29

gambar 4.9 untuk koefisien DST 36= 1.6755x103, koefisien DST 55= 1.7537x103,

koefisien DST 78=1.8083x103. Dapat disimpulkan makin besar koefisien yang digunakan

makin besar nilai fungsi jarak antara citra alat stasioneri satu dengan citra lainnya.

Data hasil percobaan (Tabel percobaan pada lampiran L5) dapat digunakan untuk

mencari persen pengenalan melalui perhitungan dari setiap koefisien DST tabel data hasil

percobaan (lampiran L5) dan grafik dari pengaruh koefisien DST terhadap tingkat

pengenalan. Untuk mendapat tingkat persen pengenalan digunakan rumus:

Tingkat pengenalan = (4.1)

Ket : = jumlah alat stasioneri yang dikenali dan benar.

n = banyaknya percobaan

Berdasarkan rumus diatas tingkat pengenalan alat stasioneri dapat diketahui dalam

tabel 4.2.

Tabel 4.2.Pengaruh Koefisien DST terhadap tingkat pengenalan Koefisien DST Tingkat pengenalan (%)

36 86,67

Hasil perhitungan dan tabel 4.2 dapat disimpulkan nilai parameter yang terbaik

dalam melakukan proses pengenalan alat stasioneri secara realtime, yaitu koefisien DST

171 karena mampu mengenali alat stasioneri dengan tingkat pengenalan sebesar 100%.

4.3

PengujianNilai Parameter

Pengujian dilakukan setelah nilai parameter ditentukan dan nilai parameter

koefisien DST yang digunakan adalah koefisien DST 171 sesuai dari hasil penentuan nilai

parameter. Pengujian bertujuan untuk mengetahui nilai parameter yang ditentukan dapat

bekerja dengan baik dalam pengenalan alat stasioneri secara realtime, pengujian parameter

dilakukan dengan melakukan pengujian sebanyak 5 kali setiap alat stasioneri, data

pengujian parameter terdapat pada tabel pengujian parameter lampiran L8.

Tabel hasil pengujian (lampiran L8) diketahui nilai parameter yang sudah

ditentukan mampu mengenali alat stasioneri dengan benar dengan tingkat pengenalan

100% pada pengujian nilai parameter, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien DST

171 baik digunakan dalam melakukan pengenalan alat stasioneri secara realtime.

(48)

4.4

Pengujian Saat Objek Salah

Pengujian dilakukan untuk mengetahui saat objek alat stasioneri yang digunakan

dalam pembuatan Tugas akhir ini di tempatkan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan

misalnya saat alat stasioneri mengalami pergeseran, dibalik dan diganti dengan ukuran

yang berbeda. Saat alat stasioneri yang digunakan dalam proses pengenalan mengalami

pergeseran terdapat lima (5) alat stasioneri yang dikenali namun hasilnya salah. Pada saat

alat stasioneri dibalik posisinya tidak sama saat pembuatan database terdapat satu (1) alat

stasioneri yang dikenali namun salah hasilnya. Saat keadaan alat stasioneri diganti dengan

ukuran yang berbeda dengan database maka terdapat dua (2) alat yang dikenali namun

hasilnya salah.

Tabel 4.3 pengujian saat alat stasioneri posisi tidak tepat atau digeser

Alat Stasioneri Database Jarak Minimum Hasil Pengenalan

Tipe_x Stabilo 1.2306 Dikenali sebagai Stabilo

Cutter 1.4820

Pelubang kertas 2.2331

Tipe_x 1.7516

Tabel 4.4 pengujian saat alat stasioneri posisi dibalik

Alat Stasioneri Database Jarak Minimum Hasil Pengenalan

Ballpoint Stabilo 1.4520 Dikenali sebagai Ballpoint

Cutter 1.6232

Pelubang kertas 2.5040

Tipe_x 2.2781

Ballpoint 1.2935

Tabel 4.5 pengujian saat alat stasioneri diganti dengan ukuran yang berbeda

Alat Stasioneri Database Jarak Minimum Hasil Pengenalan

Tipe_x Stabilo 1.2306 Dikenali sebagai Stabilo

digunakan yaitu fungsi jarak Euclidean dengan mencari nilai paling minimum antara nilai

citra masukan yang akan dibandingkan dengan database dan diperoleh nilai paling

minimum. Data lengkap dapat dilihat pada lampiran L9-L13.

4.5 Analisis program

4.5.1 Proses perekaman citra dan capture citra.

Citra yang akan diproses untuk pengambilan menggunakan webcam dan webcam

harus diinisialisasikan dahulu dengan fungsi imaqhwinfo untuk mengetahui nama adaptor

webcam yaitu Winvideo dengan resolusi 640x480, untuk capture menggunakan „getdata‟

(49)

31

Gambar 4.11 sub program perekaman dan Capture 4.5.2 Tahap Preprocessing.

Tahap ini terdiri atas proses cropping dan resizing. Cropping dilakukan untuk

memotong bagian citra yang tidak diperlukan dengan cara memotong bagian citra.

Resizing digunakan untuk mengubah citra dari resolusi awal 640x480 menjadi citra

256x128 seperti gambar 4.12.

Gambar 4.12 sub program Preprocessing 4.5.3 Proses ekstraksi ciri

Tahap ini digunakan untuk memperoleh ciri dari citra yang di akan dikenali.

Ekstraksi ciri yang digunakan adalah ekstraksi ciri Two Dimension Discrete Sine

Transform seperti gambar 4.13.

Gambar 4.13 sub program ekstraksi ciri

(50)

4.5.4 Proses perhitungan jarak Euclidean.

Dalam tahap ini bahwa data masukan dalam rupa citra alat stasioneri dengan data

base yang telah dibuat akan dilakukan proses pencocokan. Proses akan dilakukan dengan

melakukan perhitungan jarak dengan menggunakan fungsi jarak euclidean dengan mencari

nilai paling minimum dari semua database yang telah dibuat sebelumnya seperti gambar

4.14.

Gambar 4.14 sub program jarak Euclidean

4.6

Keterbatasan Metodologi

Pembuatan tugas akhir pengenalan secara realtime terdapat keterbatasan

metodologi diantaranya adalah:

1. Jarak webcam dengan alat stasioneri dan posisi alat stasioneri dibuat fix dengan

jarak berkisar 50cm, jika tidak fix maka akan mempengaruhi proses cropping.

2. Intensitas cahaya dalam proses pengenalan alat stasioneri dilakukan secara

realtime sama pada waktu pembuatan database yaitu Laboratorium Teknik

Tenaga Listrik. Cahaya yang lebih atau kurang terang akan mempengaruhi citra

hasil proses grayscaling yang digunakan untuk proses pengenalan.

3. Cropping tidak dilakukan secara otomatis karena keterbatasan metodologi,

cropping dilakukan secara manual dengan memotong bagian citra, yaitu

koordinat awal yang merupakan awal koordinat bagi citra hasil pemotongan dan

koordinat akhir yang merupakan titik koordinat akhir dari citra hasil

pemotongan citra alat stasioneri yang akan di crop. Apabila cropping tidak

Gambar

gambar yang akan dikenali. Setelah didapat ciri kemudian gambar tersebut akan dihitung
Gambar 4.14 sub program jarak Euclidean…………………………………………..        32
Tabel 2.1 Jenis–jenis transformasi affine….....................................................
Gambar II.2. webcam[17]
+7

Referensi

Dokumen terkait

SiMaYang Tipe II memiliki keefek- tivan yang tinggi yang dilihat dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, respon siswa serta data efikasi diri dan

Bahan untuk pengujian sifat fisis dan mekanis harus dipilih dengan mempertimbangkan tujuan penggunaan (penentuan kualitas tegakan, pohon model, banyaknya kayu gergajian,

Setelah mengetahui BESARAN MASALAH ISPA BALITA DI INDONESIA dan mampu menjelaskan beda DEFINISI penyakit ISPA dan Pneumonia, maka tenaga kesehatan akan mempelajari

Seperti atribut kejelasan jaminan halal yang dinilai responden sebagai atribut paling penting, memiliki rata-rata tingkat kinerja yang juga tinggi, bahkan menempati urutan

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (

PLP2K-BK, pengisian kuesioner dan pelengkapan data pendukung. Melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen usulan yang disampaikan oleh pemerintah Kota/Kabupaten di wilayahnya

Penawaran umum saham ditawarkan kepada para investor secara keseluruhan, sedangkan pada penawaran umum terbatas saham yang ditawarkan perusahaan kepada pemegang

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di