• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL TATALAKSANA

STANDAR PNEUMONIA

616.241

Ind

m

(2)

Katalog dalam terbitan. kementerian Kesehatan RI 616.241

Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat

m Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan.

Modul tatalaksana standar Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010. ISBN : 978-602-235-066-8

1. Judul I. PNEUMONIAL II. INFANT III. CHILD

IV. RESPIRATORY TRACT INFECTIONS CETAKAN EDISI 2012

(3)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan HidayahNya maka Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita ini dapat direvisi sesuai dengan perkembangan situasi.

Pneumonia merupakan penyakit paling serius dan paling membahayakan jiwa anak-anak dibandingkan dengan infeksi saluran pernapasan lainnya terutama pada bayi dan anak berusia di bawah lima tahun. Dari tahun ke tahun Pneumonia selalu menduduki peringkat atas dalam hal penyebab kematian bayi dan anak Balita Indonesia. Strategi dalam penanggulangan pneumonia adalah penemuan dini dan tatalaksana anak batuk dan atau kesukaran bernapas yang tepat.

Sejak tahun 1990 Departemen Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebar-luaskan pedoman tatalaksana pneumonia Balita yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian Balita karena pneumonia. Dengan adanya pedoman ini diharapkan cakupan penemuan dini dan tatalaksana pneumonia Balita akan lebih dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya perkembangan situasi utamanya dalam hal pemberian pengobatan, pedoman telah mengalami beberapa kali revisi dan ini merupakan revisi ketiga. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk tenaga kesehatan baik untuk dokter maupun untuk bidan, perawat dalam melaksanakan tatalaksana pneumonia pada Balita di pelayanan kesehatan dasar.

Semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat kita.

Jakarta, April 2010 DIREKTUR JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama NIP. 1955090301980121001

(4)

KATA PENGANTAR

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

(5)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK ... v

DAFTAR ISTILAH ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Besaran Masalah ISPA Balita di Indonesia ... 3

1.2. Definisi ... 4

1.3. Cara Penggunaan Bagan Tatalaksana Anak Batuk dan atau Kesukaran Bernapas ... 5

BAB II. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS ... 7

2.1. Menanyakan Kepada Ibu Tentang Keluhan Utama Batuk dan atau Kesukaran Bernapas ... 9

2.2. Menilai Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas ... 10

LATIHAN A ... 17

BAB III. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN ... 21

3.1. Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Anak Berumur 2 bulan - <5 tahun ... 24

3.2. Menentukan Klasifikasi dan Tindakan ... 25

LATIHAN B ... 32

BAB IV. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK BAYI BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR < 2 BULAN ... 37

4.1. Perbedaan Penting ... 39

4.2. Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Bayi Berumur <2 Bulan ... 41

4.3. Menentukan Klasifikasi dan Tindakan ... 42

LATIHAN C ... 47

BAB V. PENGOBATAN DAN RUJUKAN ... 51

5.1. Pengobatan ... 53

5.1.1. Pemberian Antibiotik Oral ... 53

5.1.2. Pengobatan Demam ... 54

5.1.3. Pengobatan Wheezing ... 55

5.2. Rujukan ... 59

5.2.1. Pengobatan Pra Rujukan (Antibiotik Dosis Pertama) ... 59

5.2.2. Merujuk Anak ... 60

5.2.3. Jika Rujukan Tidak Memungkinkan ... 61

(6)

DAFTAR ISI

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

iv

BAB VI. KONSELING BAGI IBU ... 71

6.1. Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah ... 73

6.1.1. Ibu Memberi Dosis Pertama pada Anak ... 73

6.1.2. Menjelaskan Bahwa Antibiotik yang Diberikan Harus Diminum Sampai Habis Sesuai Jadwal Pengobatan Walaupun Keadaan Anak Sudah Membaik ... 74

6.1.3. Cek Pemahaman Ibu Sebelum Meninggalkan Puskesmas ... 74

6.2. Menggunakan Buku KIA untuk Petunjuk Pemberian Makanan, Cairan/ASI serta Tanda-tanda untuk Kembali Segera ... 74

6.2.1. Nasihat Pemberian Makanan ... 75

6.2.2. Nasihat Pemberian Cairan ... 75

6.2.3. Kembali Segera ... 76

6.3. Mengajari Ibu Menggunakan Bahan yang Aman untuk Meredakan Batuk di Rumah ... 76

LATIHAN E ... 77

BAB VII. TINDAK LANJUT ... 81

7.1. Kunjungan Ulang untuk Pneumonia ... 83

7.2. Kunjungan Rumah untuk Pneumonia ... 84

LATIHAN F ... 86

BAB VIII. PENERAPAN DI PUSKESMAS ... 89

8.1. Persiapan Penerapan di Puskesmas ... 91

8.1.1. Diseminasi Informasi Kepada Seluruh Petugas Puskesmas ... 91

8.1.2. Persiapan Logistik ... 91

8.2. Penerapan di Puskesmas ... 92

8.2.1. Perhitungan Perkiraan Kejadian Pneumonia Balita Pertahun ... 92

8.2.2. Pencatatan dan Pelaporan Hasil ... 93

8.3. Pemantauan dan Evaluasi ... 94

LATIHAN G ... 98

LAMPIRAN ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(7)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

DAFTAR GRAFIK, TABEL, BAGAN,

GAMBAR DAN LAMPIRAN

Halaman

DAFTAR GRAFIK

1.1. Penyebab Kematian Balita (Survei Mortalitas 2005) ... 3

1.2. Angka Kesakitan Pneumonia Balita Tahun 1991-2004 ... 3

8.1. Target Nasional 2005-2009 ... 97

DAFTAR TABEL 2.1. Batas Napas Cepat Sesuai Golongan Umur ... 9

5.1. Pemberian Antibiotik Oral ... 53

5.2. Pemberian Parasetamol ... 54

5.3. Dosis Parasetamol ... 54

5.4. Wheezing Episode Pertama ... 56

5.5. Wheezing Berulang (Asma) ... 57

5.6. Salbutamol Nebulisasi ... 57

5.7. Adrenalin Subkutan ... 58

5.8. Salbutamol Oral ... 58

5.9. Antibiotik Oral Pra-Rujukan untuk Kelompok Umur <2 Bulan ... 59

5.10. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun ... 59

5.11. Antibiotik Intramuskular untuk Kelompok Umur 2 Bulan - <5 Tahun ... 62

5.12. Antibiotik Intramuskular untuk Kelompok Umur <2 Bulan ... 62

5.13. Pemberian Oksigen ... 64

DAFTAR BAGAN 2.1. Menghitung Frekuensi Napas Bayi Umur <2 Bulan ... 13

3.1. Klasifikasi & Tindakan Anak Batuk Dan Atau Sukar Bernapas Untuk Kelompok Umur 2 Bulan - <5 Tahun ... 31

4.1. Klasifikasi & Tindakan Anak Batuk Dan Atau Sukar Bernapas Untuk Kelompok Umur <2 Bulan ... 44

5.1. Wheezing Pada Kelompok Umur 2 bulan - <5 tahun ... 55

6.1. Pereda Batuk Yang Aman ... 76

7.1. Kunjungan Ulang ... 84

DAFTAR GAMBAR 1.1. Anatomi Saluran Pernapasan ... 4

2.1. Tarikan Dinding Dada Bagian Bawah ke Dalam ... 14

2.2. Marasmus ... 16

2.3. Kwashiorkor ... 16

3.1. Stempel Program P2 ISPA ... 28

5.1. Alat Spacer Dan Sungkup Wajah ... 58

5.2. Contoh Surat Rujukan ... 61

(8)

DAFTAR GRAFIK, TABEL, BAGAN, GAMBAR DAN LAMPIRAN MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir 2B

Formulir Supervisi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Kabupaten/Kota ... 99 2. Formulir 2C

Formulir Supervisi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Puskesmas ... 101 3. Formulir 2D

Formulir Kunjungan Rumah Penderita Pneumonia Balita Dalam Rangka Care

Seeking Program P2 ISPA ... 103 4. Formulir 2E

Formulir Rekapitulasi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Puskesmas ... 105 5. Formulir Laporan Bulanan Program P2 ISPA ... 106 6. Formulir Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pneumonia

di tingkat Puskesmas ... 107 7. Bagan Tatalaksana Penderita Batuk dan atau Kesukaran Bernapas pada Balita ... 109 8. Bagan Pengobatan dan Rujukan ... 113

(9)

MOdUl tatalaKsaNa staNdar PNEUMONia

DAFTAR ISTILAH

Akut : Kejadian baru yang berlangsung <14 hari.

Anak Balita : Usia <5 tahun.

Angka Kematian Pneumonia : Jumlah anak di bawah 5 tahun yang meninggal dengan tanda pneumonia per 1000 anak dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun).

Alat pengukur waktu(Timer) : Alat sederhana yang memungkinkan pengukuran jarak waktu tertentu, seperti 60 detik.

Antibiotik : Obat yang membunuh bakteri atau menghentikan

pertumbuhannya. Obat ini tidak membunuh virus (juga disebut sebagai antimikroba).

Asma : Suatu keadaan yang ditandai oleh serangan wheezing yang

berulang-ulang dimana saluran napas menyempit karena bronkhospasme (kontraksi otot-otot di sekeliling bronkhos). Angka Kematian Bayi : Jumlah bayi yang meninggal per 1000 kelahiran hidup per

tahun.

Bakteri : Mikroorganisme atau kuman yang mati dengan antibiotik.

Batuk kronis : Batuk yang berlanjut lebih dari 3 minggu.

Batuk pilek : Infeksi virus yang akut pada saluran pernapasan bagian atas (juga disebut common cold).

Bayi (infant) : Usia kurang dari 1 tahun.

Bronkhi : Saluran udara besar dari paru-paru.

Bronkhiolus : Saluran-saluran udara yang terkecil dari paru-paru. Bronkhodilator : Obat untuk membuka saluran napas yang menyempit. Bronkhospasme : Kontraksi otot disekitar saluran napas, yang mempersempit

saluran napas itu dan menyebabkan wheezing.

Campak (measles) : Infeksi virus dengan gejala demam, ruam yang khas pada kulit, radang selaput lendir kelopak mata dan bola mata (conjuctivitis).

Croup : Penyempitan laring, trakea atau epiglotis yang mengganggu

masuknya udara ke paru-paru. Bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri.

Distress pernapasan : Gangguan karena kurangnya udara masuk ke paru-paru sehingga menimbulkan gejala gelisah.

Epinefrin (adrenalin) : Obat bronkodilator kerja cepat yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan) untuk mengobati bronkospasme.

Hipoksia : Tidak cukup/kekurangan oksigen dalam tubuh.

Influenza : Gejala serupa batuk pilek biasa; diagnosis dibuat hanya bila virus penyebabnya dapat ditemukan (diisolasi).

Nebulizer : Alat untuk mengubah cairan menjadi uap.

Sianosis : Warna kulit kebiruan atau ungu yang disebabkan hipoksia (kekurangan oksigen).

(10)

daftar istilah

MOdUl tatalaKsaNa staNdar PNEUMONia

(11)

BAB I

PendAhuluAn

RInGKASAn

Setelah mengetahui BESARAN MASALAH ISPA BALITA DI INDONESIA dan mampu menjelaskan beda DEFINISI penyakit ISPA dan Pneumonia, maka tenaga kesehatan akan mempelajari lebih lanjut tentang CARA PENGGUNAAN BUKU BIMBINGAN KETERAMPILAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA dimana penggunaan buku ini hanya untuk anak kelompok umur Balita yang menderita batuk dan atau kesukaran bernapas. Langkah-langkah penggunaan buku adalah sebagai berikut:

 Menilai anak batuk dan atau kesukaran bernapas

Membuat klasifikasi dan menentukan

tindakan sesuai untuk 2 (dua) kelompok

umur Balita

Menentukan pengobatan yang tepat

Memberi konseling bagi ibu

Memberi pelayanan tindak lanjut

Penerapan di Puskesmas

(12)
(13)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB I

BAB I

PendAhuluAn

1.1. BESARAN MASALAH ISPA BALITA DI INDONESIA

1.1.1. ANGKA KEMATIAN PNEUMONIA BALITA

Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita (berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar disebabkan karena pneumonia 23,6%.

Grafik 1.1. Penyebab Kematian Balita (Survei Mortalitas 2005)

1.1.2. ANGKA KESAKITAN ISPA BALITA

Selama ini digunakan estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur Balita di Indonesia sekitar 10-20%.

Angka Kesakitan Pneumonia menurut SDKI 1991-2003 dan Survei Morbiditas ISPA 2004 melaporkan data persentase anak yang menderita batuk dengan napas cepat dalam dua minggu sebelum survei, sebagai berikut:

(14)

PENDAHULUAN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

4

1.2. DEFINISI

Untuk menghindari kerancuan istilah ISPA dan pneumonia maka cermatilah definisi berikut ini:

1.2.1. INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).

1.2.2. PNEUMONIA

Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Gambar 1.1. Anatomi Saluran Pernapasan

Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan demam.

Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak batuk yang datang ke Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya menderita infeksi saluran pernapasan yang ringan.

Petugas kesehatan perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk atau sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, yaitu pneumonia (infeksi paru) yang ditandai dengan napas cepat dan mungkin juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

Paru-paru terdiri dari ribuan bronkhi yang masing-masing terbagi lagi menjadi bronkhioli, yang tiap-tiap ujungnya berakhir pada alveoli. Di dalam alveoli terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ketika seseorang menderita pneumonia, nanah (pus) dan cairan mengisi alveoli tersebut dan menyebabkan kesulitan penyerapan oksigen sehingga terjadi kesukaran bernapas.

Anak yang menderita pneumonia, kemampuan paru-paru untuk mengembang berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen).

(15)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB I

Apabila pneumonia bertambah parah, paru akan bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Anak dengan pneumonia dapat meninggal karena hipoksia atau sepsis (infeksi menyeluruh).

1.3. CARA MENGGUNAKAN BAGAN TATALAKSANA ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN

BERNAPAS

Pedoman ini digunakan untuk tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, pengelola Program P2 ISPA) dalam tatalaksana anak dengan batuk dan atau kesukaran bernapas. Dalam pedoman ini proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah cara pelaksanaannya.

Lima langkah penggunaan bagan tatalaksana anak batuk dan atau kesukaran bernapas adalah sebagai berikut:

1.3.1. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS

Menilai berarti memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan anamnesis (mengajukan pertanyaan kepada ibu) dan pemeriksaan fisik Balita dengan cara melihat dan mendengarkan pernapasan. Cara pemeriksaan fisik yang digunakan adalah dengan mencari beberapa tanda klinik tertentu yang mudah dimengerti dan diajarkan tanpa penggunaan alat-alat kedokteran seperti stetoskop, pemeriksaan penunjang baik laboratorium, radiologi ataupun pemeriksaan lainnya. Tanda klinik tersebut adalah: napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan suara napas tambahan (wheezing dan stridor).

1.3.2. MEMBUAT KLASIFIKASI & MENENTUKAN TINDAKAN SESUAI UNTUK 2 KELOMPOK UMUR BALITA

Membuat klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan tingkat keparahannya. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan yang akan diambil oleh tenaga kesehatan dan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit. Klasifikasi ini memungkinkan seseorang dengan cepat menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah suatu penyakit serius atau bukan, apakah perlu dirujuk segera atau tidak. Dalam membuat klasifikasi harus dibedakan menjadi 2 (dua):

- Kelompok umur <2 bulan

- Kelompok umur 2 bulan - <5 tahun.

Menentukan tindakan berarti mengambil tindakan pengobatan terhadap infeksi bakteri yang secara garis besar dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:

- Rujuk segera ke rumah sakit - Beri antibiotik di rumah - Beri perawatan di rumah

Pemilihan pengobatan dengan antibiotik disini lebih bersifat empiris, bukan berdasarkan diagnosis etiologis.

(16)

PENDAHULUAN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

6

1.3.3. MENENTUKAN PENGOBATAN DAN RUJUKAN

Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki ketrampilan untuk pemberian antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan di rumah bagi ibu/pengasuh, pengobatan demam dan wheezing.

1.3.4. MEMBERI KONSELING BAGI IBU

Memberi konseling bagi ibu berarti juga termasuk menilai cara pemberian makan Balita termasuk pemberian ASI, memberi anjuran pemberian makan yang baik serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.

1.3.5. MEMBERI PELAYANAN TINDAK LANJUT

Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.

1.3.6. PENERAPAN DI PUSKESMAS

Menjelaskan tentang persiapan yang harus dilakukan, proses pelaksanaan dan pencatatan pelaporan di Puskesmas.

(17)

BAB II

MenIlAI AnAk BAtuk

dAn AtAu

kesukArAn BernApAs

rInGkAsAn

Bab ini menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada Saudara untuk mempraktekkan langkah pertama pada Bagan Tatalaksana Anak Batuk dan Kesukaran Bernapas. Dengan menggunakan TEKNIK KOMUNIKASI YANG BAIK terhadap ibu/pengasuh, pemeriksaan dilakukan mengikuti langkah yang tercantum pada kotak yang berjudul: TANYAKAN serta LIHAT & DENGARKAN.

tAnYAkAn

1. Berapa umur anak?

2. Apakah anak menderita batuk dan atau sukar

bernapas? Berapa Lama?

3. Apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bisa minum atau menetek?

Apakah bayi <2 bulan kurang bisa minum atau menetek?

4. Apakah anak demam? Berapa lama? 5. Apakah anak kejang?

lIHAt dan denGArkAn

Anak harus dalam kondisi tenang 1. Adakah napas cepat?

2. Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)?

3. Apakah terdengar stridor? 4. Apakah terdengar wheezing?

Apakah berulang?

5. Apakah terlihat kesadarannya menurun? 6. Apakah teraba demam/ terlalu dingin? 7. Adakah tanda gizi buruk?

(18)
(19)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

BAB II

Menilai anak batuk dan atau

kesukaran bernapas

Anak yang menderita batuk dan atau kesukaran bernapas mungkin menderita pneumonia, suatu penyakit yang parah dan bisa mengakibatkan kematian. Tetapi batuk atau kesukaran bernapas juga bisa disebabkan oleh batuk-pilek biasa, hidung tersumbat, lingkungan berdebu, pertusis, tuberkulosis, campak, croup/stridor atau wheezing. Pemeriksaan yang teliti dapat mencegah kematian anak dari pneumonia atau penyakit berat yang lain.

Di bawah ini adalah bagian bagan yang harus diikuti:

tanYakan

1. Berapa umur anak?

2. Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas? Berapa Lama? 3. Apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bisa minum atau menetek?

Apakah bayi < 2 bulan kurang bisa minum atau menetek? 4. Apakah anak demam? Berapa lama?

5. Apakah anak kejang?

liHat dan denGarkan

Anak harus dalam kondisi tenang 1. Adakah napas cepat?

2. Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)? 3. Apakah terdengar stridor?

4. Apakah terdengar wheezing? Apakah berulang? 5. Apakah terlihat kesadarannya menurun?

6. Apakah teraba demam/terlalu dingin? 7. Adakah tanda gizi buruk?

2.1.

MenanYakan kepada ibu

TENTANG KELUHAN UTAMA BATUK DAN ATAU

KESUKARAN BERNAPAS

Apabila Saudara bertemu dengan ibu dan anaknya, maka:

Sambutlah ibu dengan baik dan persilakan duduk bersama anaknya.

Tanyakan kepada ibu mengenai masalah anaknya

(20)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

10

Langkah-langkah menjalin hubungan yang komunikatif:

- Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. Ini akan menyakinkan ibu bahwa saudara sungguh-sungguh menanggapi permasalahannya.

- Gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika ibu tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, Saudara tidak akan mendapatkan jawaban yang dibutuhkan untuk menilai dan mengklasifikasikan anak itu dengan tepat.

- Beri ibu waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan

- Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya

Tentukan apakah ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang - Jika anak datang untuk pertama kali karena penyakit ISPA saat ini maka disebut

kunjungan pertama.

- Jika anak sudah diperiksa beberapa hari yang lalu untuk penyakit yang sama maka disebut kunjungan ulang.

2.2.

Menilai

ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS

Penting sekali menjaga ketenangan anak selama pemeriksaan, sebab anak yang menangis atau gelisah bisa mengaburkan tanda-tanda penyakitnya. Sebelum memeriksa mintalah kepada ibu agar:

- Tidak perlu membangunkan anak bila sedang tidur - Tidak perlu membuka pakaian atau mengganggu anak

Lihatlah BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA. Kemudian mulailah pemeriksaan sesuai dengan kotak PENILAIAN yang terdiri dari:

- TANYAKAN (5 langkah) serta

- LIHAT dan DENGARKAN (7 langkah)

Satu demi satu tulislah hasil pemeriksaan yang diperoleh dari langkah-langkah berikut ini.

2.2.1. TANYAKAN PERTANYAAN DI BAWAH INI KEPADA IBU

2.2.1.1.

tanYa: Berapa umur anak?

Umur anak menentukan pilihan bagan yang akan digunakan sesuai dengan dua kelompoK umur Balita.

Tanyakan umur anaknya, jika:

- Umur anak 2 bulan - <5 tahun gunakan:

Bagan Penilaian, Penentuan Tanda Bahaya & Klasifikasi Umur 2 bulan - <5 tahun - Umur anak <2 bulan gunakan:

(21)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

2.2.1.2.

tanYa: Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas?

“Sukar bernapas” adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakan bahwa anaknya bernapas “cepat” atau “berbunyi” atau “terputus-putus”.

Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Saudara anak itu batuk atau sukar bernapas. Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas. Jika jawabannya YA, ajukan pertanyaan berikut ini:

TANYA: Sudah berapa lama?

Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita batuk kronik. Kemungkinan ini adalah tanda TB, Asma, Batuk Rejan atau penyakit lain.

2.2.1.3.

tAnYA

: Apakah anak BISA minum atau menetek?

(jika anak berusia 2 bulan-< 5 tahun)

Anak menunjukkan tanda “ tidak bisa minum atau menetek” jika anak terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap atau menelan apabila diberi minum atau diteteki.

Jika Saudara bertanya kepada ibu, apakah anaknya bisa minum, pastikan bahwa ibu mengerti pertanyaan itu. Apakah anak dapat menerima cairan dalam mulutnya dan menelannya. Jika Saudara ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi anak tersebut minum air matang atau menetekinya. Perhatikan apakah anak bisa menelan atau menetek.

Anak yang menetek, sulit mengisap jika hidungnya tersumbat. Apabila anak dapat menetek setelah hidungnya dibersihkan, berarti anak tidak mempunyai tanda “tidak bisa minum atau menetek”

TANYA: Apakah anak KURANG BISA minum atau menetek?

(jika anak berusia <2 bulan)

Pertanyaan ini mirip dengan pertanyaan di atas. Bedanya, pada anak yang lebih tua adalah tidak bisa minum sama sekali, sedangkan pada usia di bawah 2 bulan, kemampuan minumnya paling banyak hanya setengah dari kebiasaannya menyusu/minum susu buatan. Ibu dapat memperkirakan jumlah ASI yang dihisap anaknya berdasarkan lamanya menyusu.

Anak yang tidak bisa minum mungkin menderita pneumonia berat, bronkiolitis, sepsis/ septikemia, infeksi otak (meningitis atau malaria cerebral) dan abses tenggorok.

2.2.1.4. TANYA:

Apakah anak

demam? Berapa lama?

Jika ibu mengatakan anak demam maka riwayat demam sudah cukup untuk menilai sebagai anak demam walaupun saat ini anak tidak demam.

(22)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

12

2.2.1.5.

tanYa: Apakah anak kejang?

Tanyakan kepada ibu apakah anaknya kejang selama sakit ini. Gunakan kata-kata yang dimengerti oleh ibu. Mungkin ibu menggungkapkan istilah kejang sebagai “step” atau “kaku” dan lain sebagainya.

Pada saat kejang, lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi. Tanda dan gejala klinis kejang pada bayi muda sangat bervariasi bahkan kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Meskipun demikian, jika saudara menjumpai gejala/ gerakan yang tidak biasa, terjadi secara berulang-ulang dan periodik, Saudara harus memikirkan kemungkinan bayi kejang. Kejang dapat berupa gerakan tidak terkendali berulang-ulang pada mulut seperti menguap, mengunyah atau mengisap.

Anak menderita pneumonia yang mengalami kejang-kejang, kesadaran menurun ataupun sukar dibangunkan dapat diakibatkan oleh kekurangan oksigen, sepsis, cerebral malaria (pada daerah endemis malaria falciparum) dan meningitis.

2.2.2. LIHAT dan DENGARKAN

Penting diingat bahwa untuk “melihat dan mendengar” usahakan hanya pada saat anak diam atau tenang. Sulit untuk menghitung napas dengan tepat atau menentukan tanda lain dari kesukaran bernapas apabila anak ketakutan, menangis atau marah. Untuk menenangkan anak bisa dilakukan berbagai cara misalnya memberi anak mainan, minta ibunya untuk menggendong, menyusui atau diminta menunggu di ruang lain sampai anak tenang.

2.2.2.1.

liHat : Adakah napas cepat?

Hitung frekuensi napas anak dalam satu menit untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Saudara akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap tenang. Jika anak takut, menangis atau marah, saudara sulit menghitung napas anak dengan tepat.

Untuk menghitung napas dalam 1 (satu) menit:

Terdapat 3 (tiga) cara yang benar dalam menghitung frekuensi napas: 1) Gunakan timer untuk menghitung frekuensi napas.

Caranya:

 Tentukan titik dimana Saudara akan melihat gerakan napas anak.  Tekanlah timer dan mulailah menghitung.

 Bunyi pertama menunjukkan 30 detik pertama.

 Setelah terdengar bunyi panjang (bunyi kedua) yang menunjukkan waktu 1 menit

(60 detik) penghitungan napas anak selesai.

2) Menggunakan jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa minta bantuan orang lain untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Saudara bisa sepenuhnya mengamati pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lain yang bisa membantu, buatlah posisi jam sedemikian sehingga Saudara bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak pernapasan anak.

3) Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai ke batas napas cepat (60, 50 atau 40 sesuai umur anak), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan anak normal, maka Saudara akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit.

(23)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

Batas napas cepat tergantung umur anak

Tabel 2.1. Batas Napas Cepat Sesuai Golongan Umur

Jika Umur Anak Anak Dikatakan Bernapas Cepat Jika

< 2 bulan Frekuensi napas: 60 kali per menit atau lebih 2 sampai <12 bulan Frekuensi napas: 50 kali per menit atau lebih 12 bulan sampai <5 tahun Frekuensi napas: 40 kali per menit atau lebih Bagan 2.1. Menghitung Frekuensi Napas Bayi Umur <2 Bulan

Penghitungan frekuensi napas harus dilakukan selama 1 menit (60 detik) penuh. Frekuensi napas bayi umur <2 bulan tidak menentu. Kadang-kadang napasnya berhenti beberapa detik, diikuti periode napas cepat.

Untuk menyatakan bayi umur kurang dari 2 bulan bernapas cepat perhatikanlah bahwa:  Apabila hasilnya kurang dari 60 kali per menit, anak tersebut tidak mengalami napas

cepat.

 Apabila hasilnya 60 kali per menit atau lebih, tunggulah beberapa menit dan ulangi penghitungan

- Kalau hasil penghitungan kedua masih juga 60 kali per menit atau lebih berarti napas cepat.

- Kalau hasil penghitungan kedua < 60 kali per menit, berarti tidak ada napas cepat.

Sebelum mencari tanda selanjutnya: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, stridor

dan wheezing, perhatikan anak itu untuk menentukan saat menarik dan mengeluarkan

napas.

2.2.2.2.

liHat : Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (tddk)?

Jika Saudara tidak membuka baju anak pada saat Saudara menghitung napas, mintalah ibu untuk membukanya sekarang. Lihatlah apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu menarik napas. Perhatikan dada bagian bawah (tulang rusuk terbawah). Pada pernapasan normal, seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak keluar ketika anak menarik napas.

(24)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

14

Anak MENGELUARKAN napas Anak MENARIK napas dan Tampak TDDK

Gambar 2.1. Tarikan Dinding Dada Bagian Bawah Ke Dalam

Perhatikan!

 Jika Saudara melihat dada anak itu tertarik ke dalam hanya pada saat anak menangis

atau diberi makan, berarti tidak terdapat TDDK.

 Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk saat anak menarik

napas (yang juga disebut tarikan/retraksi interkostal), berarti tidak terdapat TDDK.

 Jika Saudara tidak yakin ada TDDK, periksalah lagi dengan meminta ibu mengganti

posisi anaknya sehingga posisi anak tidak tertekuk di pinggangnya. Sebaiknya anak dibaringkan di atas pangkuan ibunya. Bila tak tampak pada posisi itu berarti tidak ada TDDK.

Berhati-hatilah melihat TDDK pada bayi umur kurang dari 2 bulan, tarikan dinding dada yang ringan biasa terjadi karena tulang rusuknya relatif masih lunak. Tetapi jika tarikan dinding dada tersebut kuat (sangat dalam dan mudah terlihat), hal ini merupakan tanda adanya pneumonia.

Anak dengan TDDK umumnya menderita pneumonia berat. TDDK terjadi bila kemampuan paru-paru mengembang berkurang dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik napas. Anak dengan TDDK tidak selalu disertai pernapasan cepat. Kalau anak menjadi letih bernapas, akhirnya anak akan bernapas lambat. Karena itu TDDK mempunyai risiko mati yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya menderita napas cepat tanpa disertai TDDK.

2.2.2.3.

denGar: Apakah terdengar stridor?

Stridor adalah bunyi khas yang terdengar pada saat anak MENARIK napas. Stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakhea atau epiglottis, sehingga menyebabkan sumbatan yang menghalangi masuknya udara ke dalam paru dan dapat mengancam jiwa anak. Anak yang menderita stridor pada saat tenang menunjukkan suatu keadaan yang berbahaya.

Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak menarik napas. Dekatkan telinga Saudara ke mulut anak untuk lebih jelas mendengarkan stridor.

Kadang-kadang terdengar suara jika hidung anak tersumbat, bersihkan lubang hidung dan dengarkan lagi. Seringkali anak yang sakitnya tidak parah timbul stridor pada waktu menangis dan marah, oleh karena itu pastikan untuk mendengarkan stridor saat anak tenang.

(25)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

2.2.2.4.

denGar: Apakah terdengar

wheezing

? Apakah berulang?

Lihatlah untuk mengetahui kapan anak mengeluarkan napas. Wheezing adalah suara bising seperti siulan atau tanda kesulitan waktu anak MENGELUARKAN napas.

Hal ini disebabkan penyempitan saluran napas. Untuk mendengarkan wheezing, bahkan pada kasus ringan, dekatkan telinga Saudara ke mulut anak untuk lebih jelas mendengarkan

wheezing.

Pada usia dua tahun pertama, wheezing pada umumnya disebabkan oleh infeksi respiratorik akut akibat virus, seperti bronkiolitis atau batuk dan pilek. Setelah usia dua tahun, hampir semua wheezing disebabkan oleh asma. Kadang-kadang anak dengan pneumonia disertai dengan wheezing. Diagnosis pneumonia harus selalu dipertimbangkan terutama pada usia dua tahun pertama.

Dengarkan wheezing dengan cara memegang telinga Saudara dekat mulut anak, sebab seringkali kurang terdengar. Wheezing disebabkan karena penyempitan jalan napas di paru-paru. Fase pengeluaran napas menjadi lebih lama dari normal dan memerlukan tenaga.

Kadang-kadang tidak terdengar bising apapun karena jumlah udara hanya sedikit. Amatilah apakah saat mengeluarkan napas perlu tenaga dan lebih lama dari normal.

Bila anak wheezing, tanyakan apakah tanda seperti itu pernah terjadi sebelum anak sakit pada periode yang ini. Bila pernah, berarti anak dianggap mengalami wheezing berulang.

2.2.2.5

liHat : Apakah terlihat kesadarannya menurun?

Anak yang kesadarannya turun akan sulit dibangunkan sebagaimana seharusnya. Anak tampak mengantuk dan tidak punya perhatian akan apa yang terjadi di sekelilingnya (letargis). Seringkali anak yang letargis tidak melihat kepada ibu atau memperhatikan wajah Saudara pada waktu Saudara bicara. Anak mungkin menatap hampa (pandangan yang kosong) dan terlihat bahwa ia tidak memperhatikan keadaan sekitarnya.

Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan, tidak bereaksi ketika disentuh, digoyang atau diajak bicara. Tanyakan kepada ibu apakah anaknya mengantuk tidak seperti biasanya atau tidak dapat dibangunkan. Perhatikan apakah anak itu terbangun jika diajak bicara atau digoyang jika Saudara bertepuk tangan.

Mengantuk/letargis atau tidak sadar merupakan salah satu tanda adanya infeksi berat pada bayi muda.

Catatan:

Jika anak sedang tidur, hitunglah dulu frekuensi napasnya sebelum Saudara mencoba membangunkannya.

2.2.2.6.

raba: Apakah teraba demam/terlalu dingin?

Periksa untuk mengetahui apakah anak demam (suhu badannya lebih dari 37,50C) atau hipotermia (suhu di bawah normal/ kurang dari 35,50C).

(26)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

16

tentukan apakah anak demam atau dingin. Kadang-kadang tangan dan kaki anak teraba dingin karena selimutnya kurang menutup. Bagaimanapun, bila kaki/betis dan ketiak yang teraba dingin menunjukkan anak hipotermia (sangat dingin).

Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam. Gunakan istilah untuk “demam” yang dimengerti oleh ibu.

Di daerah endemis malaria falciparum: anak yang datang dengan batuk atau kesukaran bernapas disertai demam >380C (atau menurut keterangan pernah demam di atas 380C) mungkin menderita Malaria. Jika demikian obat malaria bisa diberikan untuk mengatasi kemungkinan malaria falciparum.

Bila demam pada anak lebih dari lima hari, rujuklah untuk pemeriksaan lebih lanjut.

2.2.2.7.

liHat : Adakah tanda gizi buruk?

Memeriksa tanda kekurangan gizi berat dilakukan secara klinis dengan melihat kondisi anak. Metode lain dapat digunakan untuk menetapkan anak yang kurang gizi, ukur berat dan tinggi badan, atau ukur lingkar lengan. Ikutilah petunjuk program gizi yang ada. Tanda klinis gizi buruk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Marasmus: adalah keadaan dimana anak Kwashiorkor: adalah keadaan dimana badan anak

kehilangan lemak dan otot sehingga kelihatan membengkak karena penimbunan cairan, disertai

tinggal kulit dan tulang gambaran rambut yang tipis

Gambar 2.2. Marasmus Gambar 2.3. Kwashiorkor

Anak dengan gizi buruk mempunyai risiko yang besar untuk menderita pneumonia dan bisa tanpa disertai tanda-tanda khas pneumonia.

(27)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

lAtIHAn A

Bagian I: Mengenal Tanda-tanda Penyakit ISPA

Pada latihan ini Saudara akan belajar memeriksa anak yang sakit batuk dan atau sukar bernapas dengan bantuan video. Disini Saudara akan belajar memeriksa beberapa gejala yang penting yaitu :

- Menghitung napas dalam 1 menit

- Melihat & menentukan apakah ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam - Melihat & mendengar wheezing dan stridor

- Menentukan apakah anak mempunyai gizi buruk dan atau anak sukar dibangunkan karena kesadarannya menurun.

Pada latihan ini Saudara tidak perlu menggunakan jam untuk menghitung napas dalam satu menit karena akan diberitahu kapan mulai menghitung dan kapan berhenti menghitung. Tayangan video ini terdiri dari 3 bagian:

1. Bagian I

Pengenalan tanda–tanda penyakit ISPA seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, stridor, wheezing.

2. Bagian II

Menilai pernapasan anak. Disini Saudara diminta untuk mengisi langsung jawaban Saudara pada tempat yang tersedia.

3. Bagian III

Latihan tambahan. Disini Saudara diminta juga untuk mengisi langsung jawaban Saudara pada tempat yang tersedia.

Jawablah pertanyaan yang muncul selama video ini diputar pada tempat yang tersedia di bawah ini. Setelah video ini selesai diputar, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

(28)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

18

Bagian II: Menilai Pernapasan Anak.

Abimanyu berumur 4 bulan Frekuensi napasnya: __________________ Anak kedua berumur 8 bulan Frekuensi napasnya: __________________

Beri tanda “

” pada jawaban yang Saudara anggap benar:

adakah tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam? ada tidak

Anak ke 1 – umur 2 tahun Anak ke 2 – umur 10 bulan Anak ke 3 – umur 12 bulan Anak ke 4 – umur 8 bulan

Tulislah “Ya” atau “Tidak” jika terdapat tanda ini :

stridor? Wheezing? Hidung tersumbat

Anak ke 1 Anak ke 2 Anak ke 3

Bayi usia kurang 2 bulan: Abdi

Frekuensi napasnya: _________x/menit

(29)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB II

Bagan III: Latihan Tambahan.

Beri tanda “

” pada jawaban yang Saudara anggap paling benar. 1. Purwanto – umur 2 tahun. 2. Warni – umur 6 bulan

Frekuensi napas : ______________ Frekuensi napas : ______________

Ya tidak Ya tidak

Tarikan dinding dada bagian bawah Tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam? ke dalam?

Stridor? Stridor?

Wheezing? Wheezing?

Kesadaran menurun/sukar dibangunkan Kesadaran menurun/sukar dibangunkan

Gizi Buruk Gizi Buruk

3. Duafi – umur 6 bulan 4. Alfian – umur 4 bulan

Frekuensi napas : _______________ Frekuensi napas : _________

Ya tidak Ya tidak

Tarikan dinding dada bagian bawah Tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam? ke dalam?

Stridor? Stridor?

Wheezing? Wheezing?

Kesadaran menurun/sukar dibangunkan Kesadaran menurun/sukar dibangunkan

(30)

MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

20

(31)

BAB III

KlAsIfIKAsI & TIndAKAn

unTuK AnAK BATuK

dAn ATAu

suKAr BernApAs

umur 2 BulAn - <5 TAhun

rInGKAsAn

Bab ini menjelaskan dan memberikan

kesempatan kepada Saudara bagaimana

menafsirkan tanda dan gejala yang ditemukan

pada anak BATUK DAN ATAU SUKAR

BERNAPAS UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN

dan kemudian MENENTUKAN KLASIFIKASI

dan TINDAKAN untuk:

PENYAKIT SANGAT BERAT

KLASIFIKASI ISPA:

1. PNEUMONIA BERAT 2. PNEUMONIA

3. BATUK BUKAN PNEUMONIA

(32)
(33)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

BAB III

KlasifiKasi & TindaKan unTuK

anaK BaTuK dan aTau

suKar Bernapas

umur 2 Bulan - <5 Tahun

Dalam menentukan klasifikasi dan tindakan maka langkah pertama adalah memastikan bahwa anak yang batuk dan atau sukar bernapas berumur antara 2 bulan - <5 tahun. Umur anak ditanyakan pertama karena bayi berumur di bawah 2 bulan menggunakan bagan yang berbeda dengan kelompok umur 2 bulan - <5 tahun ini.

Tabel klasifikasi mempunyai 3 (tiga) kolom: merah, kuning, hijau. Warna kolom menunjukkan derajat keparahan penyakit serta tindakan maupun pengobatan yang diperlukan.

Setiap penyakit berkaitan dengan tindakan pengobatan yang harus diberikan setelah klasifikasi ditentukan. Secara garis besar ada tiga macam tindakan walaupun ada sedikit perbedaan tergantung pada umur anak, adanya wheezing atau demam, serta mungkin tidaknya rujukan dilaksanakan.

- Merah

: PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT

Berarti : RUJUK SEGERA KE RUMAH SAKIT

- Kuning : PNEUMONIA

Berarti : BERI ANTIBIOTIK DENGAN PERAWATAN DI RUMAH

- Hijau

: BATUK BUKAN PNEUMONIA

Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH

Untuk menentukan PENYAKIT SANGAT BERAT atau salah satu dari 3 klasifikasi yaitu PNEUMONIA BERAT, PNEUMONIA dan BATUK BUKAN PNEUMONIA maka Saudara harus mengikuti langkah-langkah pada BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA khususnya di kotak yang berjudul:

TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN dan

(34)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

24

3.1. MENENTUKAN

penYaKiT sanGaT BeraT

PADA ANAK

Berumur

2 Bulan - <5 Tahun

Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun menderita Penyakit Sangat Berat apabila dari pemeriksaan ditemukan salah satu “tanda bahaya” yaitu:

 Tidak bisa minum  Kejang

 Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan  Stridor pada waktu anak tenang

 Gizi buruk

Tanda-tanda ini disebabkan oleh banyak kemungkinan. Walaupun begitu dalam buku ini hanya mengenalkan tanda-tanda bahaya tersebut untuk mengetahui bahwa anak sedang menderita penyakit yang sangat berat tanpa menjelaskan penyakit penyebabnya.

TINDAKAN

Anak yang mempunyai salah satu “tanda bahaya” harus dirujuk segera ke rumah sakit. - Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi

pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.

- Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak dirujuk (bila memungkinkan). - Kalau tidak dapat dirujuk, lihat petunjuk BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN.

Tanda

Ada tanda bahaya:

šš

š

Tidak bisa minum

Kejang

šš

š

Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan

šš

š

Stridor pada waktu anak tenang

š

š

Gizi buruk

KlasifiKasi

PENYAKIT SANGAT BERAT

TindaKan

Kirim segera ke rumah sakit

š

Beri satu dosis antibiotik

Obati demam, jika ada

Obati

wheezing

, jika ada

(35)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

3.2. MENENTUKAN

KlasifiKasi & TindaKan

3.2.1.

pneumOnia BeraT

PADA ANAK

Berumur 2 Bulan - <5 Tahun

Hanya apabila tidak ada tanda bahaya maka Saudara dapat meneruskan langkah berikutnya untuk menentukan klasifikasi pneumonia berat.

KLASIFIKASI

Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia berat apabila dari pemeriksaan ditemukan:

 Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)

TINDAKAN

Anak yang diklasifikasikan menderita pneumonia berat harus dirujuk segera ke rumah sakit.

- Berikan satu kali dosis antibiotik (bila mungkin).

- Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.

- Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan, lihat BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN

Tanda

Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)

KlasifiKasi

PNEUMONIA BERAT

TindaKan

Rujuk segera ke rumah sakit

Beri satu dosis antibiotik

Obati demam, jika ada

š

Obati wheezing, jika ada

(36)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

26

3.2.1.

pneumOnia

PADA ANAK

Berumur 2 Bulan - <5 Tahun

Sebagian besar anak yang menderita pneumonia tidak akan menderita pneumonia berat kalau cepat diberi pengobatan yang tepat.

KLASIFIKASI

Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia apabila dari pemeriksaan:

 Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam  Adanya napas cepat:

- 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan - 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun

TINDAKAN

Penderita pneumonia cukup diberikan pengobatan antibiotik di rumah.

- Nasihati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran petugas kesehatan dan membawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta jelaskan cara pemberian antibiotik. - Anjurkan untuk kembali kontrol dalam 2 hari (48 jam) atau lebih cepat bila keadaan

anak:

- Pernapasan menjadi cepat atau sesak - Tidak dapat minum

- Sakitnya bertambah parah

Tanda

Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK).

Adanya napas cepat:

50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan

40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun

KlasifiKasi

PNEUMONIA

TindaKan

 Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah.  Beri antibiotik selama 3 hari.

 Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat bila keadaan

anak memburuk.

 Obati demam, jika ada.

(37)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

3.2.3.

BaTuK BuKan pneumOnia

PADA ANAK

Berumur 2 Bulan - <5 Tahun

Sebagian besar penderita batuk-pilek tidak disertai tanda-tanda bahaya atau tanda-tanda pneumonia (TDDK dan napas cepat). Hal ini berarti anak ini hanya menderita batuk-pilek dan diklasifikasikan sebagai “batuk bukan pneumonia”

KLASIFIKASI

Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita batuk bukan pneumonia apabila dari pemeriksaan:

 Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam  Tidak ada napas cepat, frekuensi napas:

- Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan - Kurang dari 40 x/menit pada umur 12 bulan - <5 tahun

TINDAKAN

Pengobatan anak yang menderita “batuk bukan pneumonia” bisa dirawat di rumah tanpa antibiotik.

- Jangan berikan antibiotik kepada anak dengan batuk atau pilek tanpa tanda-tanda pneumonia.

- Meskipun anak dengan batuk atau pilek tidak membutuhkan antibiotik, hargailah usaha ibu yang telah membawa anaknya berobat. Anjurkan untuk memberikan tindakan penunjang/perawatan di rumah (lihat bab VI. Konseling Bagi ibu) dan mengamati kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia. Anak dengan batuk dianjurkan juga untuk kembali kalau keadaannya memburuk.

Sebagian anak dengan batuk pilek bisa juga mempunyai masalah lain seperti:

- Anak dengan batuk akan sembuh sesudah satu atau dua minggu, tetapi anak dengan batuk kronis (batuk lebih dari 3 minggu) mungkin menderita TB, asma, batuk rejan atau yang lain–lain. Rujuklah ke rumah sakit/Puskesmas bila anak batuk lebih 3 minggu.

Tanda

 Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam  Tidak ada napas cepat

 Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan

š

š

 Kurang dari 40 x/menit pada anak umur 12 bln -<5thn

KlasifiKasi

BATUK BUKAN PNEUMONIA

TindaKan

 Bila batuk > 3 minggu, rujuk

 Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah  Obati demam, jika ada

(38)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

28

Bab ini telah menguraikan 3 (tiga) klasifikasi penyakit dan 3 macam tindakan yang harus dilakukan untuk anak batuk dan sukar bernapas yang berumur 2 bulan - <5 tahun.

CONTOH KASUS

Pada contoh kasus berikut Saudara dapat berlatih menentukan klasifikasi dan tindakan pengobatan dengan menggunakan Bagan Tatalaksana Umur 2 bulan - <5 tahun.

Cermatilah cara pencatatannya dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA di kartu berobat milik masing-masing anak.

Pada tempat yang tersedia:

- isilah data/informasi yang ditemukan

- berilah tanda  pada kotak pilihan yang sesuai - lingkari pilihan yang sesuai

Gambar 3.1. Stempel Program P2 ISPA

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

1. Karina berumur 2 tahun. Ibunya membawa berobat ke Puskesmas karena dia batuk-pilek selama 4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan bahwa Karina menderita demam dengan suhu 38,50C, serta frekuensi nafasnya (32 x/menit) tetapi tidak ada tanda-tanda lainnya.

Petugas kesehatan melihat “BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA” untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN.  Mula-mula petugas kesehatan mencoba mencari adanya tanda bahaya untuk menentukan

adanya penyakit sangat berat, ternyata tidak ada sehingga harus meneruskan langkah berikutnya. Ingatlah bahwa meskipun ada demam (38,50C) tetapi itu bukanlah salah satu kriteria tanda bahaya untuk anak berumur 2 bulan - <5 tahun.

 Petugas kesehatan mencari ada/tidaknya pneumonia berat pada kolom merah dilanjutkan mencari ada/tidaknya pneumonia dengan melihat ke kolom kuning. Karina tidak mempunyai TDDK maupun napas cepat, oleh karena itu Karina diklasifikasikan sebagai batuk bukan pneumonia (batuk-pilek biasa) sesuai dengan kolom hijau.  Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda

penyakit di kartu berobat milik Karina dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA.

(39)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

2 4

32

Parasetamol 500mg, Kecap, jeruk nipis

 

Waspada tanda pneumonia 4 x 1/4 tablet (Buku KIA)

Teruskan pemberian makanan

2. Mahmud berumur 6 bulan dan dibawa ke Puskesmas karena batuk 2 hari. Setelah diperiksa petugas mendapati adanya demam dan napas cepat (58 kali per menit). Petugas kesehatan melihat “BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA” untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN.  Mula-mula petugas kesehatan mencoba mencari adanya tanda bahaya untuk

menentukan adanya penyakit sangat berat, ternyata tidak ada sehingga harus meneruskan langkah berikutnya.

 Petugas kesehatan mencari ada/tidaknya pneumonia berat pada kolom merah dilanjutkan mencari ada/tidaknya pneumonia dengan melihat ke kolom kuning. Mahmud tidak mempunyai TDDK tetapi ada napas cepat, oleh karena itu Mahmud diklasifikasikan sebagai pneumonia sesuai dengan kolom kuning.

 Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda penyakit di kartu berobat milik Mahmud dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA.

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman : 6 2 58  Parasetamol      Kontrimoksazol 2

(40)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

30

3. Ibu si Badu membawa anaknya ke Puskesmas karena Badu tampak sukar bernapas. Setelah diperiksa, diketahui umurnya 18 bulan, Badu tidak bisa minum, terdengar stridor pada waktu tenang, ada tarikan dinding dada ke dalam tetapi tidak ada napas cepat (35 kali permenit), klasifikasi penyakit sangat berat

Petugas kesehatan melihat “BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA” untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN.  Mula-mula mencari apakah Badu mempunyai tanda bahaya yang menunjukkan

penyakit sangat berat. Karena Badu mempunyai 2 tanda bahaya yaitu tidak dapat minum dan stridor waktu tenang maka petugas menentukan adanya penyakit sangat berat.

 Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda penyakit di kartu berobat milik Badu dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA.

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman : 6 3 35    Rumah sakit 1 3 

(41)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

Bagan 3.1. Klasifikasi dan Tindakan Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas untuk kelompok umur 2 bulan - <5 tahun.

PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA (PENYAKIT SANGAT BERAT)

TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN

TIDAK BISA MINUM, KEJANG, KESADARAN MENURUN, STRIDOR, GIZI BURUK,

ANAK YANG MEMPUNYAI SALAH SATU TANDA BAHAYA HARUS SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT

KlasifiKasi penYaKiT

umur 2 Bulan - <5 Tahun

* Tarikan diding dada bagian * Tidak ada tarikan dinding dada * Tidak ada tarikan dinding dada

bawah ke dalam (TDDK) bagian bawah ke dalam (TDDK) bagian bawah ke dalam (TDDK)

Tanda * Ada napas cepat : * Tidak ada napas cepat :

2 bl - <12 bl : 50 x/menit 2 bl - <12 bl : <50 x/menit

12 bl - <5 th : 40 x/menit 12 bl - <5 th : <40 x/menit

KlasifiKasi PNEUMONIA BERAT PNEUMONIA BATUK BUKAN PNEUMONIA

* Rujuk segera ke rumah sakit * Nasihati ibunya untuk tindakan * Bila batuk >3 minggu, rujuk

* Beri 1 dosis antibiotik perawatan di rumah * Nasihati ibunya untuk tindakan

* Obati demam, jika ada * Beri antibiotik selama 3 hari perawatan di rumah

TindaKan * Obati wheezing, jika ada * Anjurkan ibu untuk kontrol * Obati demam, jika ada

2 hari atau lebih cepat bila * Obati wheezing, jika ada

keadaan anak memburuk

* Obati demam, jika ada

(42)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

32

lATIhAn B

Pada latihan berikut ini kita menentukan klasifikasi penyakit, serta rencana pengobatannya untuk 5 anak yang berumur 2 bulan - <5 tahun. Anggaplah Saudara seorang petugas kesehatan di Puskesmas pembantu.

Bersiaplah untuk membahas rencana/ jawaban Saudara dengan peserta lain.

Kasus pertama : Adi.

1. Bacalah keterangan berikut ini :

Ibu Adi membawa anaknya umur 1 tahun ke Puskesmas pembantu, karena menderita batuk sudah satu minggu dan sekarang mengalami kesulitan bernapas. Adi tidak mau makan tetapi masih mau menyusu. Adi tidak mengalami kejang atau demam. Waktu diperiksa adi bernapas 63x per menit, dada bagian bawah tertarik ke dalam ketika menarik napas. Tidak ada suara berisik ketika bernapas. Adi nampak lesu, tetapi masih bereaksi terhadap suara sekitarnya, berat badannya sesuai umurnya.

2. Catatlah seluruh tanda – tanda penyakit di bawah ini :

3. Isilah stempel di bawah ini

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

4. Lihat bagan, klasifikasi mana yang lebih dipilih dan terangkan pengobatan yang perlu.

(43)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

Untuk 4 latihan kasus berikut ini, gunakanlah bagan penatalaksanaan kasus yang ada. Tulislah apa saja yang tertera pada ruang yang tersedia.

Kasus Kedua : Jesi.

1. Bacalah Kasus berikut :

Ibu Jesi membawa anaknya ke Puskesmas karena anaknya mengalami gangguan pernapasan dan keadaannya sangat lemah. Umur Jesi 5 bulan, batuknya sudah 5 hari. Ibunya mengatakan bahwa anaknya tidak dapat minum, tidak panas dan tidak menderita kejang. Pada pemeriksaan ditemukan suara keras waktu menarik nafas. Ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, pernapasan 42x per menit, tidak ada demam, gizinya cukup. Badannya kelihatan lemah, Jesi tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

2. Catatlah tanda – tanda penyakit Jesi di bawah ini :

3. Lihat cara pengobatannya dan catat tindakan – tindakan apa yang dilakukan:

4. Isilah stempel di bawah ini:

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

(44)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

34

Kasus Ketiga : Midah

1. Bacalah kasus berikut :

Ibu membawa Midah kepada petugas kesehatan dan mengatakan bahwa anaknya batuk sudah beberapa hari. Umur Midah 18 bulan, ibunya mengatakan bahwa Midah tidak mengalami kejang tapi ada panas sedikit.

Midah tertidur tenang di pangkuan ibunya, tidak terdengar suara napas berisik namun tampak tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pernapasan 35x per menit, tidak teraba demam. Ketika digoyang Midah terbangun.

2. Catatlah tanda –tanda penyakit Midah di bawah ini:

3. Isilah stempel di bawah ini:

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

(45)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB III

Kasus Keempat: Ahmad.

1. Bacalah kasus berikut.

Ahmad berumur 3 tahun, untuk kedua kalinya Ahamad di bawa ke Puskesmas. Dua minggu yang lalu, petugas kesehatan memeriksa Ahmad dengan demam, ingusan, tubuhnya ada bintik–bintik merah, lalu timbul batuk. Ibunya menerangkan bahwa Ahmad mau makan nasi dan sup, walaupun muntah 2 kali. Dalam dua hari ini ada demam, namun tidak ada kejang.

Ketika diperiksa pernapasan Ahmad 55x per menit, tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada suara berisik waktu bernapas, suhu tubuh 39,20C. Berat badannya sedikit kurang dari berat badan normal. Tubuhnya lebih kecil dibanding dengan umurnya, tetapi kelihatannya bukan menderita gizi buruk.

2. Catat tanda – tanda penyakit Ahmad :

3. Tulislah termasuk klasifikasi mana penyakit Ahmad dan catat tanda –tanda penyakit yang ditemukan :

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

4. Lihat rencana tindakan untuk kasus Ahmad dan catat apa yang akan Saudara laksanakan.

(46)

KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

36

Kasus Kelima : Yanti.

1. Bacalah kasus berikut ini :

Seorang ibu membawa anaknya Yanti umur 8 bulan, ke Puskesmas. Yanti batuk sudah 8 hari, menyusu seperti biasa. Ketika petugas kesehatan menanyakan ibunya, Yanti sedang tidur tenang di pangkuan ibunya, kelihatannya bajunya ikut bergerak ketika bernapas. Dia bernapas tenang, tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pernapasannya 40x per menit.

Berat badan normal, Yanti terbangun ketika ibunya menggerakkannya. Temperatur 380C.

2. Catat seluruh tanda – tanda penyakit Yanti

3. Tulis masuk klasifikasi mana penyakit Yanti dan catat tanda – tanda yang Saudara temukan.

Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari

Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang

YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor

Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk

Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK

 Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

 Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke :  Obat yang : Antibiotika :

berikan Obat lain :

 Nasihat : Kontrol ulang : Hari

Cara minum obat :

Pemberian makanan-minuman :

4. Lihat rencana tindakan penyakit Yanti dan jelaskan di bawah ini.

Bila saudara telah menyelesaikan latihan ini,

bahaslah jawaban saudara dengan fasilitator

(47)

BAB IV

KlAsIfIKAsI & TIndAKAn

unTuK BAyI BATuK

dAn ATAu

suKAr BernApAs

umur <2 BulAn

rInGKAsAn

Bab ini menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada Saudara bahwa bayi berumur kurang 2 bulan mempunyai beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam menangani penyakitnya. Mereka lebih rentan terhadap infeksi dan dapat jatuh sakit bahkan meninggal dalam jangka waktu yang singkat. Oleh karena itu terdapat PERBEDAAN DALAM PENENTUAN TANDA BAHAYA, BATASAN NAPAS CEPAT & TDDK, KLASIFIKASI serta TINDAKAN yang harus dilakukan

Bab ini menjelaskan dan memberikan kesempatan kepada Saudara bagaimana menilai tanda dan gejala yang ditemukan pada BAYI BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR KURANG 2 BULAN dan kemudian MENENTUKAN KLASIFIKASI dan TINDAKAN untuk:

PENYAKIT SANGAT BERAT

KLASIFIKASI ISPA:

1. PNEUMONIA BERAT

2. BATUK BUKAN PNEUMONIA

Setiap bayi hanya memerlukan 1 (satu) klasifikasi.

(48)
(49)

MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

BAB IV

BAB IV

KlasifiKasi & TindaKan unTuK Bayi

BaTuK dan aTau suKar Bernapas

umur <2 Bulan

Pada bab ini Saudara akan menggunakan tanda-tanda dalam menilai dan mengklasifikasikan penyakit batuk dan atau kesukaran bernapas pada bayi kurang dari 2 bulan. Prosesnya serupa dengan apa yang telah kita pelajari pada bab 3 untuk anak umur 2 bulan – <5 tahun.

Bayi muda yang menderita pneumonia tidak selalu disertai batuk, seringkali hanya timbul tanda-tanda non-spesifik seperti: kurang mau minum, demam ataupun hipotermi (suhu tubuh turun di bawah normal). Karena itu tanda dan gejala yang digunakan dalam klasifikasi dan tindakan pada bayi muda berbeda dengan bayi/anak yang lebih besar.

4.1. PERBEDAAN PENTING

Pada kelompok umur <2 bulan terdapat perbedaan penting dalam penentuan:

4.1.1. TANDA BAHAYA

Pada bayi umur kurang 2 bulan ditambahkan beberapa tanda bahaya lain seperti: kurang mau minum, demam, teraba dingin dan wheezing. Tanda gizi buruk tidak dimasukkan dalam kelompok umur ini.

4.1.2. BATASAN NAPAS CEPAT

Batasan napas cepat pada bayi kurang 2 bulan ialah bila frekuensi napasnya 60 kali/menit atau lebih.

4.1.3. TARIKAN DINDING DADA BAGIAN BAWAH KE DALAM

Bayi berumur kurang 2 bulan tergolong menderita pneumonia berat bila mempunyai TDDK kuat. Pada kelompok umur 2 bulan - <5 tahun, setiap adanya TDDK (walaupun tidak kuat) sudah bisa digolongkan sebagai pneumonia berat.

4.1.4. KLASIFIKASI & TINDAKAN

Semua pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2 bulan diklasifikasikan sebagai pneumonia berat, tidak boleh diobati di rumah, harus dirujuk ke rumah sakit.

Gambar

Grafik 1.2. Angka Kesakitan Pneumonia Balita tahun 1991-2004
Gambar 1.1. Anatomi Saluran Pernapasan
Tabel 2.1. Batas Napas Cepat Sesuai Golongan Umur Jika Umur Anak  Anak Dikatakan Bernapas Cepat Jika
Gambar 2.1. Tarikan Dinding Dada Bagian Bawah Ke Dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang: Pneumonia adalah penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian pada anak dibawah 5 tahun dan merupakan salah satu masalah kesehatan global yang sangat penting

Menjelaskan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat, terkait pencegahan penyakit dan pertahanan tubuh, serta manajemen terpadu balita