Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL HERBA JOMBANG (Taraxacum officinale Weber et Wiggers)
TERHADAP MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster
R. Suci Indra Purnama, 2007 Pembimbing I : Diana K Jasaputra, dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt
Nyeri merupakan respon protektif tubuh terhadap stimulus yang berpotensi merusak jaringan. Salah satu terapi untuk mengatasi nyeri yaitu dengan menggunakan tanaman obat, diantaranya adalah Jombang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek analgesik Ekstrak Etanol Herba Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers). Desain penelitian adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pengujian efek analgesik dilaksanakan dengan metode induksi nyeri cara termik. Hewan coba 25 ekor mencit betina galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20-25 gram, dibagi menjadi lima kelompok (n=5). Kelompok I, II, dan III masing-masing diberi Ektrak Etanol Herba Jombang (EEHJ) dosis 23.4 mg/kgBB, 46.8 mg/kgBB, dan 93.6 mg/kgBB. Kelompok IV (kontrol) diberi CMC 1% sedangkan kelompok V (pembanding) diberi asetosal 0.42 g/kgBB. Data yang diukur adalah waktu reaksi respon nyeri yang pertama kali, berupa mengangkat atau menjilat kaki depan, atau meloncat, setelah mencit diletakkan pada plat panas. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji beda rerata Tukey HSD, =0.05. Hasil penelitian diperoleh waktu reaksi kelompok EEHJ dosis 93.6 mg/kgBB yaitu 5.66 detik, yang berbeda signifikan (p<0.05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu 4.22 detik, sementara bila dibandingkan dengan kelompok pembanding yaitu 6.86 detik tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0.05). Kesimpulan, Ekstrak Etanol Herba Jombang memiliki efek analgesik.
Universitas Kristen Maranatha v
ABSTRACT
THE ANALGESIC EFFECT OF THE ETHANOL EXTRACT OF DANDELION HERB
(Taraxacum officinale Weber et Wiggers) TO THE FEMALE MICE STRAIN Swiss Webster
R. Suci Indra Purnama, 2007 Tutor I : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M. Kes Tutor II : Rosnaeni, Dra., Apt
Pain is a protective response of body to any stimulation that possible causing tissue injury. One of the therapies that have been used to alleviate the pain is herbal medicines, such as Dandelion. The objective of this research is to discover the analgesic effect of the Ethanol Extract of Dandelion Herb (Taraxacum officinale Weber et Wiggers). The research was true prospective experimental with Complete Randomize Trial Design that has comparative characteristic. The trial of analgesic effect was accomplished with thermal method as a pain inducement. The 25 female mice strain Swiss Webster, that were eight weeks old with 20-25 grams of weight, were divided into five groups (n=5). The group I, II, and III were given the Ethanol Extract of Dandelion Herb (EEHJ) which each dose is 23.4 mg/kgBB; 46.8 mg/kgBB; and 93.6 mg/kgBB each. The group IV (control) was given 1% of CMC, while the group V (comparative) was given asetosal 0.42 g/kgBB. The measured data is the reaction time of the first pain responses, such as lift or lick the forefoot, or jump, after the mice had been putted against the hot plate. Data is analyzed by using one way ANOVA, then followed by Tukey HSD mean different test, =0.05. The result of research, the reaction time of group EEHJ dose 93.6 mg/kgBB is 5.66 seconds, that significantly different (p<0.05) if it is compared to the control group that is 4.22 seconds, meanwhile if it is compared to the comparative group, that is 6,86 seconds there is no significant different (p>0.05). Conclusion, the Ethanol Extract of Dandelion Herb has an analgesic effect.
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan... 3
1.4 Kegunaan Penelitian... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1. 5. 1 Kerangka Pemikiran... 3
1. 5. 2 Hipotesis... 4
1.6 Metode Penelitian... 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Nyeri 2. 1. 1 Definisi Nyeri... 6
2. 1. 2 Reseptor Nyeri dan Stimulasinya... 6
2. 1. 3 Patofisiologi Nyeri ... 8
Universitas Kristen Maranatha ix
2. 1. 5 Penjalaran Sinyal Nyeri ke dalam Sistem Saraf Pusat ... 11
2. 1. 5. 1 Nyeri tajam yang cepat... 12
2. 1. 5. 2 Nyeri lambat yang kronik... 13
2. 1. 6 Klasifikasi Nyeri ... 14
2. 1. 7 Sistem Penekanan Rasa Nyeri (Analgesia) dalam Otak dan Medulla Spinalis... 16
2. 1. 8 Sensasi Nyeri dengan Stimulus Suhu... 18
2. 2 Penatalaksanaan Nyeri ... 18
2. 2. 1 Analgetik Antiinflamasi NonSteroid (AINS)... 19
2. 2. 1. 1 Mekanisme Kerja Obat AINS ... 19
2. 2. 1. 2 Farmakokinetika Obat AINS... 20
2. 2. 1. 3 Farmakodinamika Obat AINS... 20
2. 2. 2 Aspirin... 21
2. 2. 2. 1 Farmakokinetika Aspirin... 21
2. 2. 2. 2 Farmakodinamika Aspirin... 21
2. 2. 2. 3 Efek Samping Aspirin ... 22
2. 2. 3 Analgetik opioid... 23
2. 2. 4 Tumbuhan Obat yang Berefek Analgetik ... 24
2. 3 Herba Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers) ... 25
2. 3. 1 Taksonomi... 25
2. 3. 2 Morfologi ... 26
2. 3. 3 Kandungan Kimia Herba Jombang ... 27
2. 3. 4 Efek Farmakologis Herba Jombang ... 28
2. 3. 5 Efek Analgetik Herba Jombang ... 28
2. 3. 6 Efek Samping ... 30
2. 3. 7 Toksisitas ... 30
Universitas Kristen Maranatha x
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan
3. 1. 1 Alat yang Digunakan... 31
3. 1. 2 Bahan yang Digunakan ... 31
3. 2 Persiapan Penelitian ... 31
3. 2. 1 Hewan Coba ... 31
3. 2. 2 Persiapan Bahan Uji... 32
3. 3. Metode Penelitian 3. 3. 1 Desain Penelitian... 32
3. 3. 2 Variabel Penelitian ... 33
3. 3. 3 Metode Penarikan Sampel... 33
3. 3. 4 Prosedur Kerja... 34
3. 3. 5 Data yang Diukur ... 35
3. 3. 6 Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.2 Pembahasan... 38
4.3 Uji Hipotesis ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan ... 45
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN
Lampiran 1. Konversi Dosis ... 50 Lampiran 2. Prosedur Ekstraksi Jombang Pelarut Etanol ... 51 Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan ... 52 Lampiran 4. Tabel Statistik
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan... 37
Tabel 4.2 Rerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan Selama 90 Menit ... 38
Tabel 4.3 Hasil ANAVA Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan... 39
Tabel 4.4 Hasil ANAVA Rerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan... 40
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Saraf-saraf Afferen Primer ... 7
Gambar 2.2 Skema Biosintesis Prostaglandin ... 10
Gambar 2.3 Struktur Prostaglandin... 11
Gambar 2.4 Struktur Substansi P ... 11
Gambar 2.5 Sinaps Kedua Saraf Aferen Primer Nyeri Pada Medula Spinalis ... 12
Gambar 2.6 Sistem Analgesia Dalam batang Otak dan Medula spinalis... 17
Gambar 2.7 Struktur Aspirin... 21
Gambar 2.8 Taraxacum officinale Weber et Wiggers (a) Seluruh bagian tumbuhan... 26
(b) Bunga matang yang tersusun oleh filamen halus (Dandelion Clock)... 26
Gambar 2.9 (a) Struktur Apigenin ... 28
(b) Struktur Luteolin ... 28
Gambar 2.10 Bagan Penghambatan Biosintesis Prostaglandin oleh Luteolin dan Apigenin ... 29
Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Rerata Waktu Reaksi Sebelum dan Setelah Perlakuan ... 40
Universitas Kristen Maranatha xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Konversi Dosis ... 50 Lampiran 2. Prosedur Ekstraksi Jombang Pelarut Etanol ... 51 Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan ... 52 Lampiran 4. Tabel Statistik
50
Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 1
KONVERSI DOSIS
Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram.
A. Dosis Asetosal
Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989)
Konversi dari tikus 200 g untuk mencit 20 g = 0.14
Dosis tikus 200 g = 200 gr/100 gr x 30 mg = 60 mg
Dosis mencit 20 g = 60 mg x 0.14 = 8.4 mg
Dosis mencit 22 g = 22 gr/20 g x 8.4 mg = 9.24 mg / 22 grBB
= 9.24 mg x 1000 g / 22g
= 420 mg/kgBB
= 0.42 g/kgBB
B. Dosis Ektrak Etanol Herba Jombang
Dosis infusa Jombang untuk manusia = 3 g/70 kgBB (Bisset, 1994)
Konversi dari manusia 70 kg untuk mencit 20 g = 0.0026
Dosis infusa Jombang untuk mencit 20 g = 3 g/70 kg x 0.0026
= 0.0078 g.
Dosis infusa Jombang untuk mencit 22 g = 22/20 x 0.0078 g = 0.0086 g
1 Kg herba kering menghasilkan Ekstrak Etanol Herba Jombang (EEHJ) 60g
Dosis EEHJ untuk mencit 22 g = 60 gr/1000g x 0.0086 g
= 0,000516 g/22 g
= 0,516 mg/22 g
= 0,516 mg x 1000g/22 g
= 23.4 mg/kgBB
Dosis EEHJ-1 = 23.4 mg/kgBB
Dosis EEHJ-2 = 2 x EEHJ-1 = 2 x 23.4 mg/kgBB = 46.8 mg/kgBB
51
Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2
Prosedur Ekstraksi Jombang Pelarut Etanol
Ekstrak Etanol Herba Jombang (EEHJ) diperoleh dari Usaha Jasa dan Industri
Ekstrak Tanaman Obat Departemen Farmasi – ITB, dengan prosedur pembuatan
sebagai berikut :
1. Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah digiling) di timbang untuk
mendapatkan berat bersih. (Berat bersih Jombang 1050 gram).
2. Serbuk simplisia tersebut di masukkan ke dalam wadah simplisia pada alat
ekstraksi sejenis ekstraktor dengan perbandingan 1 : 5. Prosesnya dilakukan
secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara
merata/sempurna selama 4 jam dengan setting suhu maksimal 50°C.
3. Ekstrak cair tersebut dipekatkan menggunakan alat evaporator.
4. Ekstrak pekat dikeringkan hingga diperoleh ekstrak kering dengan menggunakan
oven/lemari pengering selama 20 jam dengan suhu 60°C.
5. Ekstrak kering dikemas dalam wadah yang kering (dalam botol segel).
Satu Kg herba kering menghasilkan 60 gram Ekstrak Etanol Herba Jombang
52
Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 3
TABEL HASIL PENGAMATAN
Waktu Reaksi 10 menit Sebelum Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1 5,18 3,82 5,34 5,02 4,32
2 3,98 3,7 3,99 3,02 3,25
3 3,43 4,03 5,65 4,63 4,03
4 3,53 5,2 5,23 5,16 3,79
5 3,14 5,49 3,12 5,16 3,1
Rerata 3,85 4,45 4,67 4,60 3,70
Waktu Reaksi 5 menit Sebelum Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1 4,28 4,21 5,18 4,37 4,07
2 3,48 5,94 3,02 4,28 5,38
3 3,73 5,93 3,67 4,66 4,8
4 3,09 4,75 3,53 3,99 5,85
5 4,22 5,24 4,3 6 3,21
Rerata 3,76 5,21 3,94 4,66 4,66
Waktu Reaksi Rerata Sebelum Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1 4,73 4,02 5,26 4,70 4,20
2 3,73 4,82 3,51 3,65 4,32
3 3,58 4,98 4,66 4,65 4,42
4 3,31 4,98 4,38 4,58 4,82
5 3,68 5,37 3,71 5,58 3,16
53
Universitas Kristen Maranatha Waktu Reaksi 10 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 3,54 5,61 7,24 6,15 8,85
2 3,98 4,4 3,7 6,17 7,13
3 3,49 5,59 3,56 5,68 5,85
4 3,65 3,39 3,68 4,09 9,91
5 4,43 4,41 4,83 3,58 6,63
Rerata 3,82 4,68 4,60 5,13 7,67
Waktu Reaksi 20 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 3,78 5,08 7,9 4,1 4,2
2 2,98 4,09 4,93 4,55 9,53
3 4,34 4,79 7,19 4,77 7,19
4 3,66 4,96 4,87 4,63 6,47
5 6,08 5,74 3,93 4,14 10,13
Rerata 4,17 4,93 5,76 4,44 7,50
Waktu Reaksi 30 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 6,79 6,24 4,55 4,81 6,27
2 5,1 4,8 11,57 3,26 7,27
3 2,54 6 7,14 4,97 9
4 3,07 5,36 6,33 5,29 7,9
5 4,68 6,69 4,67 4,64 5,72
54
Universitas Kristen Maranatha Waktu Reaksi 45 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 5,52 4,02 13,02 3,00 8,38
2 4,20 3,83 5,83 4,37 6,59
3 4,03 4,80 4,42 4,37 5,4
4 4,71 3,98 5,76 3,00 5,62
5 5,67 5,43 9,91 4,49 5,28
Rerata 4,83 4,41 7,79 3,85 6,25
Waktu Reaksi 60 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 4,91 4,43 8,56 4,31 8,94
2 3,89 3,54 5,03 3,49 6,24
3 4,34 4,8 4,34 4,15 6,53
4 3,36 3,95 3,75 4,33 5,36
5 4,54 4,01 5,19 4,62 5,55
Rerata 4,21 4,15 5,37 4,18 6,52
Waktu Reaksi 75 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 3,00 3,14 6,05 3,83 4,88
2 5,46 4,5 4,46 2,08 5,14
3 3,11 6,88 4,06 3,68 5,47
4 3,62 5,08 4,62 4,12 4,94
5 3,08 4,14 4,75 3,44 5,36
55
Universitas Kristen Maranatha Waktu Reaksi 90 menit Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Mencit
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding
1 5,11 5,07 7,83 3,54 7,04
2 7,30 4,02 3,39 4,15 6,62
3 6,47 4,83 3,45 3,69 11,42
4 4,04 4,36 3,99 3,97 5,29
5 6,20 5,72 3,61 4,31 7,98
Rerata 5,82 4,80 4,45 3,93 7,67
Waktu Reaksi Rerata Total Setelah Perlakuan
Waktu Reaksi (detik) Waktu
Pengamatan (menit)
EEHJ-1
23,4 mg/kgbb
EEHJ-2
46,8 mg/kgbb
EEHJ-3
93,6 mg/kgbb
Kontrol
CMC 1%
Pembanding
Asetosal 0,42 g/kgbb
10 3,82 4,68 4,60 5,13 7,67
20 4,17 4,93 5,76 4,44 7,50
30 4,44 5,73 6,85 4,59 7,23
45 4,83 4,41 7,79 3,72 6,25
60 4,21 4,15 5,37 4,18 6,52
75 3,65 4,75 4,79 3,43 5,16
90 5,82 4,80 4,45 3,93 7,67
56
Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 4
TABEL STATISTIK
Hasil ANAVA Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan
Descriptives Rerata waktu reaksi sebelum perlakuan
5 3,8060 ,54141 ,24213 3,1337 4,4783 3,31 4,73 5 4,8310 ,49852 ,22294 4,2120 5,4500 4,01 5,37 5 4,3030 ,71374 ,31919 3,4168 5,1892 3,51 5,26 5 4,6290 ,68381 ,30581 3,7799 5,4781 3,65 5,58
5 4,1800 ,61925 ,27694 3,4111 4,9489 3,16 4,82
25 4,3498 ,67050 ,13410 4,0730 4,6266 3,16 5,58 EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding Total
N Mean
Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances Rerata waktu reaksi sebelum perlakuan
,233 4 20 ,917
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA Rerata waktu reaksi sebelum perlakuan
3,181 4 ,795 2,091 ,120
7,609 20 ,380
10,790 24 Between Groups
Within Groups Total
Sum of
57
Universitas Kristen Maranatha
Multiple Comparisons Dependent Variable: rerata waktu reaksi sebelum perlakuan Tukey HSD
-1,0250 ,39009 ,103 -2,1923 ,1423 -,4970 ,39009 ,709 -1,6643 ,6703 -,8230 ,39009 ,255 -1,9903 ,3443 -,3740 ,39009 ,870 -1,5413 ,7933 1,0250 ,39009 ,103 -,1423 2,1923 ,5280 ,39009 ,663 -,6393 1,6953 ,2020 ,39009 ,985 -,9653 1,3693 ,6510 ,39009 ,474 -,5163 1,8183 ,4970 ,39009 ,709 -,6703 1,6643 -,5280 ,39009 ,663 -1,6953 ,6393 -,3260 ,39009 ,916 -1,4933 ,8413 ,1230 ,39009 ,998 -1,0443 1,2903 ,8230 ,39009 ,255 -,3443 1,9903 -,2020 ,39009 ,985 -1,3693 ,9653 ,3260 ,39009 ,916 -,8413 1,4933 ,4490 ,39009 ,778 -,7183 1,6163 ,3740 ,39009 ,870 -,7933 1,5413 -,6510 ,39009 ,474 -1,8183 ,5163 -,1230 ,39009 ,998 -1,2903 1,0443 -,4490 ,39009 ,778 -1,6163 ,7183 (J) kelompok perlakuan
EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding EEHJ-1 EEHJ-3 Kontrol Pembanding EEHJ-1 EEHJ-2 Kontrol Pembanding EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Pembanding EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol (I) kelompok perlakuan
EEHJ-1 EEHJ-2 EEHJ-3 Kontrol Pembanding Mean Difference
(I-J) Error Std. Sig. Bound Lower Bound Upper 95% Confidence
Interval
Rerata waktu reaksi sebelum perlakuan Tukey HSD a
5 3,8060
5 4,1800
5 4,3030
5 4,6290
5 4,8310
,103 kelompok perlakuan EEHJ-1 Pembanding EEHJ-3 Kontrol EEHJ-2 Sig.
N 1
Subset for alpha
= .05
58
Universitas Kristen Maranatha Hasil ANAVARerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan
Descriptives Rerata waktu reaksi total setelah perlakuan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std. Deviation
Std.
Error Bound Lower Bound Upper Minimum Maximum
EEHJ-1 5 4.4197 .51043 .22827 3.7859 5.0535 3.73 4.95 EEHJ-2 5 4.7909 .50024 .22371 4.1697 5.4120 4.17 5.38 EEHJ-3 5 5.6603 1.28328 .57390 4.0669 7.2537 4.71 7.88 Kontrol 5 4.2220 .16671 .07456 4.0150 4.4290 4.01 4.47 Pembanding 5 6.8594 .29351 .13126 6.4950 7.2239 6.50 7.27 Total 25 5.1905 1.16503 .23301 4.7096 5.6714 3.73 7.88
Test of Homogeneity of Variances Rerata waktu reaksi total setelah perlakuan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.778 4 20 .055
ANOVA Rerata waktu reaksi total setelah perlakuan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 23.489 4 5.872 12.926 .000
Within Groups 9.086 20 .454
59
Universitas Kristen Maranatha
Multiple Comparisons Dependent Variable: rerata waktu reaksi total setelah perlakuan Tukey HSD
(I) kelompok perlakuan (J) kelompok perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
EEHJ-1 EEHJ-2 -.37114 .42629 .904 -1.6468 .9045
EEHJ-3 -1.24057 .42629 .059 -2.5162 .0350
Kontrol .19771 .42629 .990 -1.0779 1.4733
Pembanding -2.43971(*) .42629 .000 -3.7153 -1.1641
EEHJ-2 EEHJ-1 .37114 .42629 .904 -.9045 1.6468
EEHJ-3 -.86943 .42629 .284 -2.1450 .4062
Kontrol .56886 .42629 .674 -.7068 1.8445
Pembanding -2.06857(*) .42629 .001 -3.3442 -.7930
EEHJ-3 EEHJ-1 1.24057 .42629 .059 -.0350 2.5162
EEHJ-2 .86943 .42629 .284 -.4062 2.1450
Kontrol 1.43829(*) .42629 .022 .1627 2.7139
Pembanding -1.19914 .42629 .072 -2.4748 .0765
Kontrol EEHJ-1 -.19771 .42629 .990 -1.4733 1.0779
EEHJ-2 -.56886 .42629 .674 -1.8445 .7068
EEHJ-3 -1.43829(*) .42629 .022 -2.7139 -.1627
Pembanding -2.63743(*) .42629 .000 -3.9130 -1.3618
Pembanding EEHJ-1 2.43971(*) .42629 .000 1.1641 3.7153
EEHJ-2 2.06857(*) .42629 .001 .7930 3.3442
EEHJ-3 1.19914 .42629 .072 -.0765 2.4748
Kontrol 2.63743(*) .42629 .000 1.3618 3.9130
* The mean difference is significant at the .05 level.
Rerata waktu reaksi total setelah perlakuan
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
kelompok perlakuan N 1 2 3
Kontrol 5 4.2220
EEHJ-1 5 4.4197 4.4197
EEHJ-2 5 4.7909 4.7909
EEHJ-3 5 5.6603 5.6603
Pembanding 5 6.8594
60
Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP
Nama : Raden Suci Indra Purnama
NRP : 0310101
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 19 Mei 1985
Alamat : Komp. Setiabudi Regensi G 123 A
Bandung
Riwayat pendidikan :
1. 1991, lulus TK DELIMA Bandung
2. 1997, lulus SD NILEM Bandung
3. 2000, lulus SLTP Negeri 5 Bandung
4. 2003, lulus SMU Negeri 3 Bandung
5. 2003, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan
menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan
(Hartwig&Wilson, 2006). Rasa nyeri seringkali timbul apabila suatu jaringan
mengalami gangguan atau kerusakan. Persepsi nyeri ini merupakan suatu sinyal yang
berfungsi untuk mempertahankan tubuh agar pencetus nyeri ini segera diatasi
(Guyton&Hall, 1997).
Rasa nyeri akan disertai respon stres yang antara lain berupa meningkatnya rasa
cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau
tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stres yang berkepanjangan, yang akan
menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat
kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga
akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan (Hartwig&Wilson, 2006). Oleh
karena itu, penatalaksaan nyeri yang tepat dibutuhkan untuk menekan rasa nyeri dan
mencegah berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya.
Obat-obatan yang terutama digunakan sebagai analgesik atau penghilang nyeri
adalah golongan analgesik opioid dan golongan analgesik nonopioid, seperti Aspirin
dan obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS). Obat-obatan AINS bekerja dengan cara
menghambat sintesis mediator kimia yang berperan dalam mekanisme terjadinya
nyeri dan inflamasi melalui inhibisi salah satu enzim yang diperlukan dalam
pembentukkan mediator kimia tersebut, yaitu enzim cyclooksigenase (COX) (P.
Freddy Wilmana, 1995). Penggunaan obat-obat analgesik terutama dalam jangka
panjang seringkali memberikan banyak efek samping, beberapa diantaranya yaitu
Universitas Kristen Maranatha
2
menyebabkan agranulositosis dan anemia aplastik (P. Freddy Wilmana, 1995).
Karena itu, penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengobatan yang lebih aman terus
dikembangkan, salah satunya dengan mengembangkan pemanfaatan tanaman obat.
Masyarakat sudah sejak lama secara empiris menggunakan tanaman obat untuk
terapi berbagai macam penyakit, antara lain untuk menghilangkan rasa nyeri. Lebih
dari 80% populasi dunia mempercayai kualitas dari tanaman obat untuk mengobati
penyakit. Tanaman obat aman apabila digunakan dengan tepat dan dalam dosis yang
sesuai, karena selain bersifat alamiah, setiap ekstrak tanaman juga mengandung
sejumlah zat yang spesifik, dalam keseimbangan dengan zat aktifnya, yang bertindak
sebagai buffer untuk mengurangi efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh senyawa
aktif yang diisolasi (Templeton, 2006).
Salah satu tanaman obat yang telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit
yaitu Taraxacum officinale Weber et Wiggers, yang dikenal dengan Jombang atau
Dandelion. Herba Jombang termasuk salah satu herba yang biasa digunakan untuk
mengatasi peradangan dan rasa nyeri yang menyertai, termasuk reumatik, gout dan
artritis, karena salah satu efeknya adalah sebagai antiinflamasi (Chang&But, 1985).
Mekanisme terjadinya nyeri tidak terlepas dari sintesis mediator kimia yang
bertanggung jawab dalam proses inflamasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menguji efek analgesik dari herba Jombang, sehingga diharapkan dapat memperkaya
pemanfaatan tanaman obat untuk terapi nyeri.
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah
Universitas Kristen Maranatha
3
1. 3 Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengobatan tradisional
yang bermanfaat sebagai analgesik.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik Ekstrak Etanol
Herba Jombang.
1. 4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan Akademis
Untuk menambah cakrawala farmakologi dan sebagai bahan pengembangan
dalam memanfaatkan tumbuhan obat khususnya herba Jombang sebagai
analgesik.
Kegunaan Praktis
Memberikan informasi bagi masyarakat untuk menggunakan herba Jombang
sebagai analgesik.
1. 5 Kerangka pemikiran dan Hipotesis
1. 5. 1 Kerangka Pemikiran
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul apabila ada
jaringan yang rusak. Hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri. Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis
rangsangan. Semua ini dikelompokkan sebagai rangsang nyeri mekanis, nyeri
kimiawi dan nyeri suhu (Guyton&Hall, 1997). Suhu yang melebihi ambang batas
Universitas Kristen Maranatha
4
reseptor nyeri antara lain dengan mekanisme pembentukan prostaglandin dari
prekursor asam arakidonat dengan bantuan enzim COX-2. Prostaglandin
menyebabkan sensitasi reseptor nyeri dan menimbulkan keadaan hiperlgesia. Oleh
karena itu, sebagian besar efek terapi obat analgesik berdasarkan atas penghambatan
biosintesis prostaglandin (PG), dengan cara menghambat enzim siklooksigenase
sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu (P. Freddy Wilmana,
1995). Atau dengan kata lain, zat-zat yang berperan menghambat COX-2, akan
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri.
Herba Jombang mengandung senyawa-senyawa bioaktif dalam tiap-tiap bagian
tanamannya dan merupakan sumber flavonoid. Flavonoid yang dijumpai dalam
tanaman ini antara lain adalah luteolin, luteolin-7-glucoside, dan apigenin (Bisset,
1994). Flavonoid-flavonoid ini berperan dalam menekan produksi dari prostaglandin,
dengan cara menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) (Brunetton, 1999).
Dengan demikian, herba jombang memiliki kandungan yang diduga dapat
menghambat sensitasi reseptor nyeri.
1. 5. 2 Hipotesis
Ekstrak Etanol Herba Jombang memiliki efek analgesik
1. 6 Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah prospektif eksperimental sungguhan bersifat
komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Uji analgesik
penelitian ini menggunakan metode induksi cara panas (termik) menggunakan plat
panas dengan suhu 55o C. Data yang diukur adalah waktu reaksi (dalam detik) respon
Universitas Kristen Maranatha
5
perlakuan, yaitu menjilat kaki depan atau meloncat atau mengangkat kaki setelah
mencit diletakkan pada plat panas dengan suhu 55°C.
Analisis data menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah yang
dilanjutkan dengan uji beda rerata Tukey HSD dengan =0.05, menggunakan
program SPSS 14.0. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0.05.
1. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen
Maranatha.
Universitas Kristen Maranatha
45
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Ekstrak Etanol Herba Jombang memiliki efek analgesik.
5. 2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis EEHJ yang lebih
efektif sebagai analgesik, sehingga dapat menghasilkan onset yang lebih cepat
dan durasi yang maksimal,
Dilakukan penelitian untuk menguji toksisitas subkronik dan kronik dari
herba Jombang,
Menguji efek herba Jombang dengan menggunakan hewan coba lain, dan
lebih jauh lagi, dilakukan penelitian klinik, sehingga dapat diketahui efeknya
terhadap manusia,
Mengembangkan penelitian mengenai herba Jombang dengan menggunakan
bentuk sediaan yang lain atau dengan metode induksi yang lain.
Dilakukan penelitian untuk menguji berbagai efek lain dari herba Jombang
46
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Bisset, N.G. 1994. Herbal Drug and Phytopharmaceuticals. Stuttgart : Medpharm Scientific Publishers. p 486-489.
Bruneton J. 1999. Pharmacognosy : Phytochemistry Medical Plants. 2nd ed. Paris : Intercept Ldt. p 86, 324.
Chang & But. 1985. Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medika. Vol 2. Beijing : World Scientific Publishing Co Pte Ltd. p 1192-1195
Day, Shelley. 2002. Dandelion – Our Herb of The Month. http://www.alternative-healthzine.com/html/0201_2.html. 18 Juli 2006
Dharmady Agus & Triyanto. 2004. Manajemen Nyeri Dalam Suatu Tatanan Tim Medis Multidisiplin. Majalah Kedokteran Atmajaya, 1(3) : 1-5.
Fields H.L., Martin J.B. 2005. Pain : Pathophisiology and Management. In : Dennis K, Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds.
Harrison’s Principles of Internal Medicine. Vol 1. 16th ed. USA : Mc Graw-Hill co. Inc. p 71-76
Furst, Danile E., Munster, Tino. 2002. obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-Obat-obat untuk Pirai. Dalam :Katzung B.G., editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. p 449-460.
G. Dewanto. 2003. Patofisiologi Nyeri. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3(2) : 203-11.
Ganong, William F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. p 134-140.
Grieve, M. 2006. Dandelion.
http://www.botanical.com/botanical/mgmh/d/dandel08.html. 28 Mei 2006
Universitas Kristen Maranatha
47
Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., eds. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. p 1063-1069
Hu, C., Kitts, DD. 2004. Luteolin and luteolin-7-glukoside from dandelion flower suppress iNOS and COX-2 in RAW 264.7 cells.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Retrieve&do pt=Abstract&list_uids=15543940&itool=iconabstr&query_hl=2&itool=pubmed _docsum. 11 Juli 2006
---. 2005. Dandelion (Taraxacum officinale) flower ekstrak suppresses both reactive oxygen species and nitric oxide and prevents lipid oxidation in vitro.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Retrieve&do pt=Abstract&list_uids=16121519&itool=iconabstr&query_hl=2&itool=pubmed _docsum. 11 Juli 2006.
Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Midian Sirait. 1993. Penampisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam . p 4-5
Mycek, Mary J., Harvey, Richard A., Champe, C., Pamela. 2000. Lippincott’s Illustrated Reviews Pharmacology. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
P. Freddy Wilmana.1995. Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK UI. p 207-212.
Pubchem. 2006. Prostaglandin.
http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary.cgi?sid=173986.
Universitas Kristen Maranatha
48
Pudjiastuti, Ning Hendarti. 1999. Penelusuran Beberapa Tanaman Obat Berkhasiat sebagai analgetik. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. No. 3, Vol. IX. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. p.18-22.
Samekto Wibowo & Abdul Gofir. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Jakarta : Salemba Medika. p 113-115, 137-140.
Sardjono O. Santoso & Hedi R. Dewoto. 1995. Analgesik Opioid dan Antagonis. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK UI. p. 189-195.
Schutz, K., Kammerer, DR., Carle, R., Schieber, A. 2005. Characterization of phenolic acid and flavonoids in dandelion (Taraxacum officinale WEB. ex. WIGG.) root and herb by high performance liquid.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Retrieve&do pt=Abstract&list_uids=15593267&itool=iconabstr&query_hl=2&itool=pubmed _docsum. 11 Juli 2006.
Setiawan Dalimartha. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta : Trubus Agriwidya. p 96-102.
Templeton, Helen. 2006. Herbal Medicine.
http://www.helentempleton.co.uk/whatmakes.html. 11 Juli 2006
Tong., Dross., Van, R.T., Yousif, Abu., Morrison, A.R., Pelling, J.C. 2006. Apigenin Prevent UVB-induced Cyclooksigenase-2 Expression : Coupled mRNA Stabilization and Translational Inhibition.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=pubmed&cmd=Retrieve&do pt=AbstractPlus&list_uids=17074806&query_hl=21&itool=pubmed_docsum. 26 November 2006.
Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek antipiretik ekstrak etanol daun Johor (Coassia sianea Lamk.) pada tikus putih. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 : 34-38.
Universitas Kristen Maranatha
49
Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Dandelion
http://en.wikipedia.org/wiki/Dandelion. 24 November 2006
Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Pain.
http://en.wikipedia.org/wiki/Physiological_pain. 24 November 2006.
Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Substance P.
http://en.wikipedia.org/wiki/Substance_P. 24 November 2006.
Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Flavonoid.
http://en.wikipedia.org/wiki/Flavonoid. 5 Januari 2007.
Wiley, John. 2006. Aspirin.